Anda di halaman 1dari 54

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

Formulasi dan Teknologi


Sediaan (FTS) PADAT

Tim Penyusun :

apt. Reni Ariastuti, M.Sc.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi


Program Studi S1 FARMASI
Fakultas Sains, Teknologi, dan Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
2023
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM


Formulasi dan Teknologi Sediaan
(FTS) PADAT

Nama : ....................................................
NIM : ....................................................
Kelas : .....................................................

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Program Studdi S1 FARMASI
Fakultas Sains, Teknologi, dan Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
2023
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

LEMBAR PENGESAHAN

Modul praktikum ini digunakan untuk membantu proses


pembelajaran praktikum mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas
Sains, Teknologi dan Kesehatan Universitas Sahid Surakarta dan dapat
digunakan sebaik-baiknya.

Surakarta, Februari 2023


Menyetujui,
Kaprodi Farmasi
Universitas Sahid Surakarta

Apt. Khotimatul Khusna, M.Sc

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillaah segalaa puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
buku petunjuk praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS.
Padat) dengan lancar. Buku ini merupakan panduan pelaksanaan praktikum
Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS. Padat) bagi mahasiswa
program studi S1 Farmasi Fakultas Sains, Teknologi, Kesehatan Universitas
Sahid Surakarta. Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS.
Padat) merupakan bagian dari mata kuliah Formulasi dan Teknologi Sediaan
Padat (FTS. Padat).
Materi yang disajikan dalam buku petunjuk ini meliputi : Materi dalam
buku petunjuk ini meliputi: Laju Pengerinan, fluiditas / Sifat alir, Granulasi
Kering, Peristiwa Migrasi Obat Selama Pengeringan, Pembuaatan Tablet,
Pembuatan Serbuk Effervescent.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku ini. Kami
menyadari bahwa buku petunjuk ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
buku petunjuk pada masa mendatang.

Surakarta, Februai 2023

Tim Penyusun

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

TATA TERTIB PRAKTIKUM FTS PADAT ................................................... iv

DESAIN PRAKTIKUM ...................................................................................... vi

PRAKTIKUM I GRANULASI BASAH dan KERING .................................... 1

PRAKTIKUM II KURVA LAJU PENGERINGAN ......................................... 5

PRAKTIKUM III SIFAT ALIR/FLUIDITAS................................................. 11

PRAKTIKUM IV MIXING / PENCAMPURAN............................................ 20

PRAKTIKUM V FORMULASI SEDIAAN TABLET ................................... 23

PRAKTIKUM VI FORMULASI SEDIAAN TABLET SALUT GULA......... 30

PRAKTIKUM VII SERBUK EFERVECENT................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41


LAMPIRAN .................................................................................................39

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

TATA TERTIB PRAKTIKUM FTS PADAT

1. Sebelum mulai bekerja, praktikan harus mempelajari dan memahami


terlebih dahulu petunjuk dan prosedur percobaan.

2. Sebelum masuk ke dalam laboratorium praktikan wajib mengenakan


jas praktikum, dan alat pelindung lain jika diperlukan seperti sarung
tangan, masker, dll.

3. Praktikan harus datang 5 menit sebelum praktikum dimulai. Bagi


yang berhalangan hadir, wajib memberikan keterangan yang jelas.

4. Tidak ada praktikum ulang (inhal). Bila 2 kali berturut-turut


praktikan tidak datang untuk menjalankan praktikum tanpa ada
keterangan yang syah, maka dinyatakan batal mengambil praktikum

5. Setiap kali praktikum, praktikan wajib membuat prosedur


percobaan secara skematis.

6. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan hendaknya


men”setting” HP dengan mode diam, tidak diperbolehkan makan,
minum, dan meninggalkan laboratorium, kecuali izin khusus dari
pembimbing praktikum.

7. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap peralatan yang


digunakan dan percobaan yang dilakukan, kerusakan alat-alat
praktikum menjadi tanggung jawab praktikan

8. Laporan praktikum dikumpulkan pada saat praktikum berikutnya


(2 minggu setelah praktikum selesai).

9. Responsi/ujian praktikum dilaksanakan secara tertulis, setelah


seluruh mata acara praktikum berakhir. Tidak ada responsi ulang.

10. Hal-hal yang belum tercantum pada tata tertib ini akan diatur
kemudian.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PENGANTAR PRAKTIKUM

A. LUARAN PEMBELAJAAN
Mahasiswa mampu melakukan Formulasi dan Evaluasi Sediaan Farmasi
Padat.

B. RUANG LINGKUP PAKTIKUM


Praktikum ini meliputi kegiatan praktikum yang mendukung teori
mata kuliah Formulasi Teknologi Sediaan Padat, di mana materi yang
disajikan dalam buku petunjuk ini meliputi : Materi dalam buku petunjuk ini
meliputi: Laju Pengerinan, fluiditas / Sifat alir, Granulasi Kering, Peristiwa
Migrasi Obat Selama Pengeringan, Pembuaatan Tablet, Pembuatan Serbuk
Effervescent

C. DESAIN PAKTIKUM

KONSULTASI
Konsultasi besifat WAJIB, dilakukan satu minggu sebelum praktikum
atau sesuai dengan kesepakatan dengan dosen pengampu praktikum.
Tujuannya adalah untuk mendiskusikan laporan sementara pada loogbook
(per-individu). Setelah konsultasi, mahasiswa berhak mendapat
PENGESAHAN laporan sementara.

PRETEST
Pretest dilakukan secara tertulis selama 5 menit pada awal acara sebelum
praktikum di mulai dan tidak diberlakukan inhal.

PRAKTIKUM
Praktikum FTS. Padat dilakukan selama 4 jam, meliputi pretest,
pengantar praktikum, acara praktikum, pengisian hasil praktikum dan diskusi.
Tidak ada perpanjangan waktu praktikum atau pengulangan praktikum.
Apapun hasil yang didapat pada praktikum hari tersebut digunakan sebagai

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
bahan pembahasan pada laporan resmi. Hasil praktikum yang telah disahkan
oleh dosen jaga WAJIB dilampirkan pada laporan resmi.

D. DISKUSI
Mendiskusikan proses serta hasil praktikum dan hal-hal yang berkaitan
dengan praktikum yang dilaksanakan pada hari itu.

E. LAPORAN
➢ Laporan Sementara
▪ Format : Judul, tujuan, alat dan bahan, cara kerja skematis
▪ Laporan sementara dibuat secara individu
▪ Laporan sementara ditulis tangan pada buku tulis kecil dan diberi
sampul dengan warna seragam serta diberi nama
➢ Laporan Resmi
▪ Format Laporan Resmi;
I. Cover Laporan Resmi 5
II. Judul dan Tujuan 5
III. Review materi 10
IV. Alat dan Bahan 5
V. Cara Kerja Skematis 10
VI. Hasil Percobaan 10
VII. Perhitungan 15
VIII. Pembahasan 25
IX. Kesimpulan 5
X. Daftar pustaka 10
XI. Lampiran hasil praktikum yang telah disahkan oleh dosen
jaga (syarat laporan dikoreksi)
▪ Laporan resmi dibuat tiap kelompok, ditulis tangan pada lembar
HVS, dijilid rapi, diberi sampul mika, disertai lampiran dokumentasi
dan hasil praktikum yang sudah disyahkan oleh dosen jaga.
▪ Laporan resmi dikumpulkan 2 minggu setelah praktikum (pada
praktikum berikutnya)
▪ Laporan resmi dikoreksi apa adanya berdasarkan laporan yang telah
dibuat dan tidak ada perbaikan (nilai seadanya)
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

F. RESPONSI
Responsi diadakan setelah semua praktikum selesai dilakukan.
Mahasiswa diperkenankan mengikuti responsi jika prosentase kehadiran pada
acara praktikum minimal 75%.

G. PENILAIAN
➢ Nilai Praktikum (NP) =
Laporan sementara (10%)
Pretes (15%)
Nilai kerja (30%)
Nilai laporan resmi (25%)
Nilai diskusi (20%)
➢ Nilai Total (NT) =
NP (60%)
Responsi (40%)

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
PRAKTIKUM I
GRANULASI BASAH dan KERING

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses
pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi basah dan
kering.

B. TEORI
Metode pembuatan tablet dapat dilakukan menggunakan teknik
granulasi kering, granulasi basah, dan kempa langsung. Perry’s
Chemical Engineer’s Handbook mendefinisikan proses granulasi
sebagai setiap proses di mana partikel halus secara bersama-sama
membentuk partikel lebih besar berupa massa permanen di mana
partikel asli (original) masih dapat diidentifikasikan. Metode Graulasi
Basah dilakukan dengan mencampurkan terlebih dahulu zat aktif
dengan bahan pengisi. Kemudian ditambahdengan bahan pengikat,
dan dicampur sampai homogen sehingga terbentuk massa yang
kempal dan disebut dengan granul. Setelah itu diayak dengan
ayakan yang sesuai. Nomer ayakan dinyatakan antara lain dengan
patokan MESH.
Granulasi kering merupakan salah satu metode pembuatan tablet
dengan cara mencampur semua bahan termasu fase dalam (yang terdiri
dari komponen obat, pengikat, dan penghancur) serta fase luar (yang
terdiri pelicin) dalam keadaan kering untuk dikempa dengan tekanan
tinggi menjadi slug baru kemudian dihancurkan untuk mendapatkan
granul-granul.
Proses granulasi bertujuan untuk :
1. Menghasilkan bentuk struktural yang diperlukan
2. Mempersiapkan kuantitas tertentu dari bahan untuk diolah dengan
peningkatan sifat aliran untuk penakaran (ke dalam alu kempa) dan
pengempaan menjadi tablet.
3. Meningkatkan tampilan produk
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
4. Mengurangi kemungkinan terjadinya “caking”
5. Meningkatkan bobot jenis ruahan untuk penyimpanan dan bahan
untuk dikempa
6. Membentuk dan menyediakan campuran yang memisah
(nonsegregation) di mana idealnya terbentuk distribusi komponen
kunci (bahan aktif) secara uniform
7. Mengendalikan kelarutan dan profil disolusi
8. Mengontrol porositas, kekerasan, rasio luas permukaan terhadap
volume dan ukuran partikel

Table 1. Hubungan Nomor ayakan dengan ukuran lubang ayakan


No ayakan Ukuran besar lubang ayakan
18 (micron)
10
25 00
7
35 15
40 40
50 20
• Granul dengan ukuran 18/25mesh 90 artinya mempunyai diameter
7
lebih besar dari 710um lebih kecil dari 1000 um
• Granul dengan ukuran 25/35 mesh artinya mempunyai diameter
labih besar dari 500um lebih kecil dari 710 um
• Granul dengan ukuran 40/50 mesh artinya mempunyai diameter
lebih besar dari 297um lebih kecil dari 420 um.
Pada umumnya, semakin besar ukuran granul sifat alir semakin
baik. Pengukuran sifat alir dapat dilakukan dengan dua macam cara,
yaitu:
1. Metode langsung, misal dengan metode corong
2. Metode tidak langsung, yaitu dengan :
a. mengukur sudut diam
b. metode pengetapan

C. ALAT dan BAHAN


1. Bahan

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
a. Bahan untuk granulasi basah
Formula 1 Formula 1I
Saccarum lactis 100 g GOM Akasia 3g
Amilum Manihot 100 g Amilum manihot 26,5 g
Mucilago amili (10%) 100 mL

b. Bahan untuk granulasi kering


Formula 1
(Pengikat Kering Avicel)
Fase Dalam (92%)
Asam Mefenamat
Amprotab
Avicel

Fase Luar (8%)


Mg Stearat
Talk
Amprotab

2. Alat
a. Ayakan d. Statif
b. Mortir e. Gelas Ukur
c. Corong f. Mixer
g. Loyang

D. CARA KERJA
Granulasi Basah Formula I
1. Timbang petri kosong ( wadah dan tutupnya)
2. Timbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat
100 gram campur sampai homogen
3. Buat muchilago amili 10% sebanyak 100 mL dan tambahkan
pada campuran (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL,

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
campur sampai homogen dan terbentuk granul, kemudian
ayak dengan ayakan no.12

Granulasi Basah Formula I


1. Mengayak Amilum dengan pengayak 80 mesh.
2. Amilum didispersikan hingga diperoleh suspensi 40% b/b.
3. GOM didispersikan dengan Aquadest dengan perbandingan 2:3
4. (2) dan (3) di campur dengan perbandingan 92,5 : 7,5 dan
aduk selama 10 menit.
5. (4) dipanaskan pada suhu 55 0C selama 15 menit.
6. (5) Dikeringkan selama 48 jam pada suhu 60 0C.
7. Kemudian hasil diayak dengan ayakan 20 mesh.

Granulasi Kering Formula I


1. Jika ada bahan menggumpal agar dihaluskan dahulu,
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan
2. Fase dalam dan setengah bagian fase luar (lubrikan dan
glidant) dicampur sampai homogen
3. Campuran bahan dibuat menjadi slug menggunakan
punch yang berdiameter 13-20mm pada tekanan mesin
tablet yang tinggi atau dapat juga menggunakan roller
compactor dengan mengatur tekanan yang diberikan
4. Slug yang sudah jadi digiling kasar dan diayak menggunakan
ayakan no 20 sehingga dihasilkan granul kasar
5. Lakukan evaluasi terhadap granul yang dihasilkan, bila
belum memenuhi syarat maka slugging dapat diulangi
hingga diperoleh granul yang memenuhi syarat. Slugging
maksimal dilakukan sebanyak 3x

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM II
KURVA LAJU PENGERINGAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pengaruh lama waktu pengeringan terhadap akan
kadungan air (MC) dalam granul selama proses pengeringan (drying).

B. TEORI
Pembuatan tablet dapat dikerjakkan dengan 3 metode: granulasi
basah, granulasi kering, dan cetak langsung. Metode granulasi basah
dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur bahan obat dengan bahan
pengisi, kemudian ditambah bahan pengikat sampai terbentuk massa
granul yang baik. Massa kemudian dikeringkan dalam almari pengering
dengan maksud untuk menghilangkan air yang terkandung dalam
granul dengan cara pemanasan.
Pada saat pengeringan berlangsung terjadi perpindahan panas dan
perpindahan massa. Panas berasal dari ruangan almari pengering dan
masuk kedalam partikel granul. Sedangkan perpindahan massa berupa
difusi air dari dalam granul ke permukaan, untuk kemudian berubah
menjadi uap dan lepas mengikuti aliran udara kering.
Laju penguapan air dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan
berikut ini:
𝑑𝑊 𝑞
=
𝑑Ɵ 𝜏
Keterangan :
𝑑𝑊
= laju penguapan air (g/waktu)
𝑑Ɵ
𝑞 = laju perpindahan panas (BTU/waktu)
τ = panas laten penguapan air (BTU/g)
Dilain pihak, laju difusi air dari permukaan granul diungkapkan
dalam pemanasan sebagai berikut :

𝑑𝑊
= k’ A(Hs-Hg)
𝑑Ɵ
Keterangan :
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

𝑑𝑊
= laju penguapan air (g/waktu)
𝑑Ɵ
k’ = koefisien perpindahan massa
A = luas permukaan serbuk
Hs = Kelembaban mutlak
Hg = Kelembaban mutlak pada daerah aliran udara
k’ bukan suatu tetapan yang konstan, melainkan harganya bervariasi
tergantung pada kecepatan aliran udara dalam almari pengering. Besarnya
harga tetapan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
n
k’ = c. G
Keterangan :
c = tetapan proporsional
G = laju aliran udara
2
n = pangkat fraksi yang umumnya berharga sekitar 0,8
Proses pengeringan berlangsung dalam lima tahap. Tahap pertama
disebut tahap awal, tahap kedua disebut tahap konstan, tahap ketiga
disebut tahap laju penurunan pertama, tahap keempat disebut tahap laju
penurunan kedua dan tahap kelima disebut tahap kandungan lembab
seimbang. Pada tahap laju konstan, laju penguapan sama dengan laju
perpindahan panas. Dengan demikian, persamaan berubah menjadi :
𝑑𝑊 𝑞
= = k’ A(Hs-Hg)
𝑑Ɵ 𝜏

Laju perpindahan panas q, merupakan harga jumlah dari laju


perpindahan panas pancaran (pc), panas radiasi (qr), dan panas rambatan
(qk). Dengan demikian, persamaan berubah menjadi
𝑑𝑊 𝑞𝑐+𝑞𝑟+𝑞𝑟
= = k’ A(Hs-Hg)
𝑑Ɵ 𝜏
Laju perpindahan panas pancaran (qc) meningkat dengan naiknya
laju aliran udara yang masuk, atau semakin tingginya temperatur udara
yang masuk dan laju perpindahan panas radiasi (qr) bertambah besar
dengan semakin tingginya radiasi panas pada almari pengering. Dilain
pihak harga (qk) meningkat dengan menipiskan serbuk/granul yang

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

dikeringkan. Harga (Hs-Hg) akan bertambah besar apabila ruangan


dalam almari pengering diberi sistem dehumidifikasi.
Laju pengeringan suatu serbuk/granul dapat diketahui dengan
meletakan bahan yang dikeringkan diatas neraca dalam almari pengering,
kemudian diamati perubahan berat serbuk/granul yang terjadi selama
proses pengeringan berlangsung. Gambaran laju pengeringan dapat
diperoleh dengan membuat kurva kandungan lembab MC (Moisture
Content) sebagai fungsi waktu pengeringan. Harga MC dihitung dengan
menghitung jumlah air dalam cuplikan serbuk setiap berat cuplikan kering
dikalikan 100%.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛
MC = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑢𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Secara teoritis gambaran laju pengeringan tampak dalam kurva gambar
1 berikut :

Gambar 1. Kurva Laju Pengeringan

Kurva laju pengeringan dapat dibagi dalam 5 bagian sesuai dengan


tahapan proses yang terjadi selama pengeringan yaitu:
1. Tahap mula
2. Tahap laju konstan
3. Tahap laju penurunan tahap 1
4. Tahap laju penurunan II
5. Tahap kandungan lembab seimbang
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

C. ALAT DAN BAHAN


1. Bahan:
Granul Pada Percobaan Sebelumnya

2. Alat
a. Cawan petri 6 (enam pasang)
b. Almari pengering
c. Ayakan dan neraca
Batas kondisi percobaan
➢ Diameter cawan petri sama besar
➢ Berat granul yang dimasukkan kedalam setiap petri sama berat
➢ Berat granul kering diperoleh dengan mengeringkan granul
selama 1 minggu
➢ Tebal granul pada setiap petri harus sama

D. CARA KERJA
1. Timbang pring petri kosong
2. Timbang sacharum laktis dan amilum manihot masing-masing
seberat 100 g, masukkan kedalam mikser dan campur sampai
homogen (5 menit)
3. Buat musilago amili 10% sebanyak 100 mL, dan tambahkan pada
campuran (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL, campur
homogen sampai terbentuk granul, kemudian ayak dengan ayakan
no. 12.
4. Timbang granul basah sebanyak 25 g, sebanyak enam kali dan
masukkan masing-masing ke dalam cawan petri. (setiap cawan
petri mengandung 25 granul)
5. Masukkan ke enam cawan petri dengan hati-hati kedalam almari
pengering dan keringkan pada suhu 60 0C. Selama pengeringan
cawan petri dalam keadaan terbuka.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

6. Setelah waktu tertentu keluarkan sebuah cawan petri dari almari


dalam keadaan tertutup, dinginkan dan timbang. Waktu pengeringan:
15, 30, 90, 120 menit
7. Biarkan satu cawan petri dalam almari pengering dan lanjutkan
pengeringan satu sampai tujuh hari.
8. Timbang berat granul setelah pengeringan selama 7 hari (bobot
konstan) dan catat berat granul sebagai berat granul kering

E. EVALUASI
1. Pada setiap waktu pengamatan, hitung :
a. Berat piring petri kosong
b. Berat piring petri dan granul mula-mula
c. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama waktu
tertentu
d. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama satu
minggu
2. Hitung kandungan lembab (MC) untuk setiap waktu pengeringan
3. Buat kurva laju pengeringan, dengan mem-plot-kan MC sebagai
fungsi waktu pengeringan.
Contoh perhitungan kandungan lembab setelah waktu pengeringan selama
30 menit (MC ) :
30

a. Sebelum pengeringan :
(t=0 menit) Berat petri + granul basah ...... = 225,000
Berat petri ............................... = 200,000
Berat granul basah .................. = 25,000
b. Setelah pengeringan 30 menit pengeringan :
(t=30 menit) Berat petri + granul basah ...... = 223,650
Berat petri ............................... = 200,000
Berat granul basah .................. = 23,650

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

c. Setelah pengeringan 7 hari pengeringan :


(t=7 hari) Berat petri + granul basah ...... = 217,750
Berat petri ............................... = 200,000
Berat granul basah .................. = 17,750

Jadi kandungan lembab granul setelah pengeringan 30 menit :


MC 30 = Berat granul (t30) – berat granul (t7 hari) x 100%
Berat granul (t7 hari)
= (23,650 g – 17,750 g) x 100%
17,75 g
= 33, 24

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM III
SIFAT ALIR/FLUIDITAS

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Unuk mengetahui pengaruh kandunggaan lembab granul (MC)
granul terhadap fluiditasya
2. Untuk mengetahui ukuran partikel erhadap fluiditasnya

B. TEORI
Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan
tablet. Apabila granul mudah mengalir, maka tablet yang dihasilkan
mempunyai keseragaman bobot yang baik.
Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah :
kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, kondisi percobaan, dan
kandungan lembab. Dalam keadaan normal ikatan antar partikel dapat
terjdi karena adanya gaya elektrostatika. Pada kondisi kandungan
lembab yang tinggi ikatan antar partikel akan lebih kuat, karena luas
kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya tarik antar partikel
serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.
Selain itu, gaya tarik antar partikel dapat pula terjadi karena
pembentukan jembatan cair, sebagai akibat dari :
a. Tegangan interfarsial pada permukaan partikel padat yang terbasahi
cairan.
b. Tegangan interfarsial cairan di dalam partikel.
c. Tegangan kapiler antar partikel
Contohnya : pada saat proses penambahan bahan pengikat di waktu
granulasi berlangsung.
Pemeriksaan terhadap sifat serbuk/granul yang akan dikempa
perlu dilakukan, hal ini akan menjamin bahwa serbuk/granul tersebut
telah memenuhi kualitas/persyaratan seperti yang ditetapkan, Hal ini
tentunya secara langsung akan mempengaruhi proses pengempaan dan
tablet yang akan dihasilkan. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan
meliputi :

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

1. Sifat alir
2. Kompaktibilitas dan kompresibilitas
3. Ukuran dan distribusi ukuran partikel/granul
4. Luas permukaan
5. Daya serap air
6. Kerengasan granul
7. LOD dan MC

Catatan : dalam prakteknya tidak semua jenis pemeriksaan yang


disebutkan di atas dilakukan, tergantung pada kepentingan/kebutuhan.

Sifat alir dari material yang akan dikempa sangat penting karena
berhubungan dengan keseragaman pengisian ruang cetakan (die) yang
akan mempengaruhi keseragaman bobot tablet dan akhirnya akan
mempengaruhi keseragaman zat aktif.
Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara :
1. Metode langsung
Yaitu dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah
serbuk. Misalnya, metode corong dan metode timbang
2. Metode tidak langsung
Yaitu dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan
metode pengetapan. Pengukuran sifat alir granul dengan metode
corong dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan seperti :
❖ Berat granul
❖ Diameter corong (bagian atas dan bawah)
❖ Ukuran partikel granul
❖ Panjang tangkai corong
❖ Cara penuangan sampel
❖ Pengaruh getaran luar
❖ Untuk sejumlah berat granul yang sama, makin cepat waktu alirnya
maka sifat alir serbuk semakin baik

C. ALAT dan BAHAN


1. Alat

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

a. Alat Pengukur sd diam


b. Corong pengukur sifat alir
c. Volumenometer
d. Jangka sorong
2. Bahan
a. Granul yang dipakai pada perobaan sbelemunnya
b. Lima macam granulatum simplek dengan ukuran yang berbeda
: 12/16, 16/20; 20/40; 40/60; dan 60/80 mesh atau sesuai yang
diinginkan

D. CARA KERJA
1. Untuk Mengetahui pengaruh kandungan lembab yang terdapat
dalam granul terhadap waktu alirnya :
a. Timbang 20 gram granul basah dalam percobaan sebelumnya
yang sudah diayak dengan ayakan mesh 12. Tuangkan secara
perlahan-lahan ke dalam corong pengukur. (Penuangan leat tepi
corong, dan jangan langsung ke bagian tengah corong)
b. Buka Penutup corong secara perlahan-lahan, biarkan granul
mengalir keluar. Gunakan stopwatch untuk mengukur berapa
lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar melalui
mulut corong.
c. Kerjakan dengan cara yang sama (butir 1-2), untuk granul yang
telah dikeringkan selama 30, 60, 90, 120, 150, 180 menit, sehari,
dan 3 hari
Catatan mengerjakan :
Pengamatan waktu alir dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali
replikasi, dan hindarkan dari adanya getaran selama pengukuran

2. Untuk menegtahui pengeruh ukuran partikel pada fluiditas granul


❖ Pengamatan kecepatan alir
a. Timbang masing-masing granul 100 g granul sesuai ukuran
(ayak granul sendiri)

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

b. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur.


(Penuangan leat tepi corong, dan jangan langsung ke bagian
tengah corong)
c. Buka Penutup corong secara perlahan-lahan, biarkan granul
mengalir keluar. Gunakan stopwatch untuk mengukur
berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul
keluar melalui mulut corong

❖ Pengamatan sudut diam


a. Percobaan ini sama dengan percobaan pengamatan
kecepatanalir di atas
b. Ukur tinggi kerucut (h) yang terbentuk
c. Ukur diameter serbuk yang terbentuk dengan jangka sorong
(minimal 2 arah pengukuran)
d. Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali
Catatan :
• Selama percobaan alat dijepit dengan klem, dan dihindarkan
dari pengaruh getaran.
• Pengamatan waktu alir setiap granul dilakukan tiga kali
• Apabila granul tidak mengalir, catat dengan kode negatif (-)

❖ Uji Pengetapan
a. Volumenometer kosong ditimbang/ditara, kemudian tuangkan
granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume
100 mL. Catat sebagai Vo.
b. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor. Catat
perubahan Volume setelah pengetapan (V ) pada tap = 5; 10; 20;
t)

50; 80; 110; 130. Teruskan pengetapan sampai permukaan


serbuk tidak turun lagi (volume sudah konstan, dan catat sebagai
Vk)
c. Catat sebagai berat granul (Sebagai harga M)

E. EVALUASI

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

1. Untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab (MC) yang


terdapat dalam granul terhadap waktu alirnya
a. Catat waktu alir untuk setiap granul yang diamati (dalam satuan
detik)
b. Hitung kecepatan alirnya (g/dt)
Contoh :
Berat granul G15 = 20
Waktu Alir G 15 = 2
Kecepatan alir G 15 = 20/2 g/dt -
= 10 g/dt
Keterangan :
G adalah granul yang telah dikeringkan selama 15 menit.
15

Pada umumnya serbuk dikatakan mempunyai sifat alir


yang baik jika 100 gram serbuk diuji mempunyai sifat alir
10g/detik (Fudholi, 1983).
c. Buat kurva hubungan antara kandungan lembab (MC) granul
dengan kecepatan alirnya.
Kecepatan alir (g/detik)

MC
Gambar 2. Grafik hubungan antara MC vs kecepatan alir

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Gambar 3. Alat Uji Fluiditas Serbuk

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul


a. Buat grafik antara ukuran granul vs kecepatan alir
b. Buat grafik hubungan antara ukuran granul dengan sudut diam
Sudut diam (β) dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut
yang terbentuk, biasanya tg β.

tg β =
𝑟

Pada umumnya serbuk/granul dikatakan mengalir baik (free


flowing), apabila sudut diamnya seperti yang tercantum pada
tabel 1.

Tabel 1. Indeks sudut diam hubungannya dengan sifat alir


Sudut Diam (β) Sifat alir
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Sedang
> 40 Sangat Jelek
c. Hitung berapa harga tap T (%) untuk masing-masing fraksi dari
data pengetapan

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Hasil pengukuran metode pengetapan dapat dinyatakan dengan


harga Tap T (%).
(𝑉 0−𝑉𝑡)
T (%) = 𝑥 100 %
𝑉0

Keterangan :

Vo : Volume awal granul

Vt : Volume setelah pengetapan

Semakin besar harga T (%), maka sifat alirnya semakin jelek dan
sebaliknya. Serbuk dikatakan memilik sifat alir baik jika indeks
pemempatannya kurang dari 20%. Data dari pengetapan juga dapat
digunakan untuk menghitung Housner Ratio, yang juga dapat
digunakan untuk evaluasi sifat alir. Ratio Housner dihitung dengan
persamaan :
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Ratio Housner = 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

Tabel 2. Indeks rasio Housner vs Sifat alir


Rasio Housner Sifat Alir
< 1.25 Baik
1.25 - 1.50 Sedang
> 1.50 Jelek
Selain itu data pengetapan juga dapat digunakan untuk
menghitung Indeks Carr’s (atau yang menyebutkan %
kompresibilitas).
𝑟𝑘 − 𝑟0
C= x 100 %
𝑟𝑘

𝑀
rk = 𝑉
𝑘

𝑀
ro = 𝑉
𝑜

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Keterangan :
M = Berta granul
Vo = Volume granul mula-mula
Vk = Volume setelah konstan

Indeks Carr’s (%) Sifat Alir


5 – 15 Sangat baik
12 – 16 Baik
18 – 21 Sedang
23 – 28 Jelek
28 – 35 Lebih Jelek
35 – 38 Sangat Jelek
>40 Ekstrim Jelek
𝑉𝑜
d. Buat kurva log Vs banyaknya pengetapan
𝑉𝑡

e. Hitung nilai kompresibilitasnya C (%)

Gambar 4. Voluminometer

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM IV
MIXING / PENCAMPURAN

A. TUJUAN
Untuk mengetahui salah satu tehnik mencampur serbuk dan cara
evaluasinya.

B. TEORI
Pencampuran (mixing) didefinisikan sebagai proses di amna dua
atau lebih bahan (ingredien) yang terpisah atau berada dalam kondisi
tercampur secara kasar, diperlukan sedimikian rupa sehingga setiap
partikel tiap-tiap bahan berada dalam keadaan sedekat mungkin dengan
partikel masing-masing (Perry and Clinton, 1999).
Pencampuran dapat berupa :
Pencampuran antar partikel padat:
1. Misalnya antara bahan obat dengan bahan pengisi; granul dengan
bahan pelicin; eksipien dengan eksipien lainnya.
2. Pencampuran padatan-cairan: yaitu pada penambahan bahan
pengikat pada campuran serbuk (metode granulasi basah).
3. Pencampuran antar cairan: untuk sediaan cair (emulsi, larutan,
sirup, dll)
Pencampuran partikel padat berlangsung menurut 3 prinsip
mekanisme :
1. Difusi : redistribusi partikel melalui gerakan relatif partikel secara
acak satu terhadap yang lainnya.
2. Konfeksi : gerakan kelompok partikel yang berdekatan dari satu
tempat ke tempat lainnya dalam campuran.
3. Penggeseran (shear) : perubahan konfigurasi bahan (partikel)
melalui pembentukan bidang linciran dalam campuran.
Tiap campuran pada 2 komponen/lebih ada 2 (dua) mekanisme:

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

1. Random mixing : pencampuran 2 atau lebih non-cohesive (non-


interactive, free flowing) powder.
2. Interactive mixing (ordered mixture) : pencampuran (interactive)
powder .
Faktor yang mempengaruhi homogenitas campuran serbuk
diantaranya adalah :
• Bobot jenis
• Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel
• Bentuk partikel
• Perbandingan jumlah komponen penyusun
• Macam dan ukuran mikser (mixer)
• RH
• Lama pencampuran dan kecepatan perputaran mikser
• Muatan elektrostatika pd permukaan partikel
Stabilitasnya Pembentukan campuran interaktif dipengaruhi
oleh:
• Sifat partikel pembawa (host): permukaan, ukuran
• Ukuran partikel adherent: ukuran kecil, adhesi naik, namun
memungkinkan terjadi aglomerasi
• Kadar obat
• Komponen ketiga: (pada sistem ternary interactive mixture)
• RH (relative humidity): makin tinggi RH semakin stabil karena
gaya kapiler naik, namun berpengaruh pada penabletan
• Gaya adhesi
Pengamatan homogenitas campuran dapat dilakukan dengan
menggunakan parameter:
1. Simpangan baku (SD) kadar komponen penyusun
2. Koefisien variasi (CV) yang besarnya:
𝑺𝑫
CV = | | X 100 %
𝑿

Keterangan:
X adalah harga purata kadar komponen penyusun
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Kelemahan dalam menggunakan simpangan baku (SD) sebagai


parameter homogenitas adalah:
1. SD tergantung pada besarnya kuantitas cuplikan yang diambil
2. SD tidak bisa untuk membandingkan homogenitas campuran yang
berbeda konsentrasinya.
Reliabilitas hasil pengamatan homogenitas tergantung dari
banyaknya cuplikan yang digunakan. Semakin banyak jumlah cuplikan
maka estimasinya semakin baik.

C. ALAT dan BAHAN


1. Alat :
a. Mixer (berbentuk kubus atau V)
b. Pengambil cuplikan
c. Neraca timbang
d. Stopwatch
e. Pipet tetes

2. Bahan :
a. Na Diklofenak
b. Laktosa

D. CARA KERJA
1. Timbang Na Diklofenak dan Laktosa dengan perbandingan 1 : 9
sebanyak 200 gram
2. Masukkan kedua bahan tersebut ke dalam mikser
3. Atur kemiringan alat sampai semua granul dapat berputar dengan baik
4. Putar alat dengan teratur selama pencampuran 3, 10, 15 dan 30 menit
5. Setiap waktu putar, ambil 5 cuplikan secara acak dari dalam alat mixer
6. Cuplikan ditimbang masing – masing seberat 1 gram
7. Setiap cuplikan dilarutkan dengan + 5 tetes Etanol ditambah aquadest
ad 10 mL, kemudian baca absorbansinya

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM V
FORMULASI SEDIAAN TABLET

A. TUJUAN
Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang formulasi
sediaan tablet dan kontrol kualitasnya
B. TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Pada umumnya tablet dibuat dengan penambahan bahan
yang meliputi: bahan pengisi, pengikat, penghancur dan pewarna.
Untuk memperoleh tablet yang baik dan memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia, bahan baku yang akan dibuat tablet harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mudah mengalir
2. Mudah dikempa
3. Mudah lepas dari cetakan
4. Mudah melepaskan bahan obatnya
Kebanyakan bahan baku tidak memiliki sifat-sifat seperti tersebut
diatas. Agar dapat dikempa maka perlu granulasi terlebih dahulu. Granul
yang baik mempunyai sifat- sifat sebagai berikut :
1. Berbentuk sferis
2. Ukurannya terdistribusi normal
3. Bahan penyusun tablet tercampur dengan homogen
4. Mudah dikempa
Macam-macam bahan tambahan tablet antara lain :
1. Pengisi : laktosa, sukrosa, kaolin, amilum, glukosa, kalsium
sulfat, kalsium dihidrogen fosfat.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

2. Pengikat : musilago p.g.a (10-20%), solutio gelatin (10-20%),


larutan gula (50-76%), musilago amili (10-15%).
3. Penghancur : amilum kering (5-15%), pektin & agar, as.alginat
(5-10%), Na alginat (5%).
4. Pelicin : talk (1-5%), Mg stearat (<1%), asam stearat (1-5%
Beberapa problema yang sering muncul pada saat pembuatan tablet antara
lain :
1. Capping, yaitu keadaan dimana lapisan atas atau bawah tablet terbelah
sebagian atau seluruhnya. Hal ini dapat terjadi segera setelah tablet
keluar dari cetakan atau setelah beberapa waktu kemudian (dalam
penyimpanan),
Penyebab capping antara lain :
a. Adanya udara yang ikut terkempa, sehingga setelah tablet keluar
dari cetakan, udara beraksi ikut mendesak keluar. Hal ini sering
terjadi apabila bahan baku sangat halus (fines).
b. Pengeringan granul kurang sempurna.
c. Penggunaan stempel (punch) yang baru. Gesekan yang belum
lancar antara stempel dan matris (die) dapat mamcu terjadinya
capping.
2. Laminating, yaitu keadaan dimana terbaginya tablet menjadi dua atau
lebih dalam bentuk lapis-lapis dikarenakan ada udara antara granul-
granul sehingga pada waktu ditablet udara berusaha keluar.
Penyebabnya antara lain : Granul terlalu kering; matris sudah usang,;
kerja lubrikan terlalu banyak.
3. Sticking, keadaan di mana dimana ada sebagian massa tablet yang
melekat pada stempel. Penyebabnya antara lain:
a. Granul kurang kering
b. Stempel sudah usang
c. Kerja lubrikan kurang baik
4. Mottling, yaitu keadaan dimana terjadi warna yang tidak merata pada
permukaan tablet. Penyebabnya antara lain :
a. Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang berbeda
dengan bahan tambahan dan tidak tercampur homogen.
b. Terjadi peristiwa migrasi selama pengeringan.
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
c. Penggunaan zat warna, dan pencampuran tidak homogen.

C. ALAT dan BAHAN


1. Alat
a. Mikser
b. Mesin tablet
c. Ayakan
d. Timbangan
2. Bahan
a. Theopyllin
b. Laktosa
c. Starch 1500
d. Amilum
e. Talk
f. Magnesium stearat
Formula
Formula tablet theophyllin per tablet :
R/ Theophyllin 50 mg
Starch 1500 45 mg
Laktosa 298.75 mg
Mucilago amili 10% q.s (sampai terbentuk massa granul yang baik)
Mg Stearat 1.125 mg
Talk 10.125
Berat teoritis per tablet 450 mg
Timbang bahan formula untuk 200 tablet

D. CARA KERJA
1. Pembuatan Tablet Theophyllin
a. Buat Mucilago amili 10% sebanyak 100 mL
b. Timbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti
tercantum dalam formula
c. Campur theophyllin, laktosa, starch 1500 di dalam mikser
sampai homogen (lama pencampuran 5 menit)

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
d. Tambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit, buat massa
granul yang baik lalu diayak (No 12). Catata volume/jumlah
bahan pengikat yang digunakan.
e. Granul basah kemudian dikeringkan dalam almari pengering
selama 3 hari.
f. Setelah kering diayak lagi dan tambahkan bahan pelicin (Mg.
Stearat + Talk), campur sampai homogen (dalam mikser
selama 5 menit)
g. Masukkan campuran tersebut ke dalam hopper (corong
alimentasi) dan buat tablet. Berat satu tablet kurang lebih
500mg dengan kekerasan 6-8 kg.

2. Kontrol Kualitas
• Tampilan fisik tablet
a. Diameter d. Berat
b. Ketebalan e. Organoleptis
c. Bentuk f. Kecacatan tablet

• Uji sifat fisik tablet :


Uji sifat fisik tablet mencakup empat macam yang
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur,
serta uji daya serap tablet (tambahan).
a. Keseragaman bobot tablet
❖ Statistik
Dua puluh tablet ditimbang satu per satu pada
neraca analitik dan kemudian dihitung harga purata (X)
dan koefisien variasinya.

𝑆𝐷
CV = X 100 %
𝑋
CV = Koefisien variasi
SD = Simpangan baku
X = Harga purata
Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman
bobot yang ditetapkan sebagai berikut :
Timbang 20 tablet satu per satu, hitung bobot rata-ratanya
dan penyimpangan bobot setiap tablet terhadap bobot rata-
ratanya. Persyaratan keseragaman bobot terpenuhi jika tidak
lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada
kolom A, dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom B.
Tabel 5. Persyaratan penyimpangan bobot menurut Farmkope
Indonesia
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
< 25 mg 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
151 mg – 300 mg 7.5 % 15%
> 300 mg 5% 10%

b. Kontrol kekerasan tablet


Alat yang digunakan adalah Stokes-Monsanto Hardness
Tester. Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi
vertikal. Putar sekrup pada ujung yang lain, sehingga tablet
tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan
tablet dibaca pada skala. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali,
dan hitung harga putarannya.
Pada umunya tablet dikatakan baik mempunyai kekerasan
antara 4 -10 kg (Hal ini tidak mutlak). Kekerasan tablet di bawah
4 kg masih bisa diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi
batas yang ditetapkan. Dan lebih dari 10 kg masih dapat diterima
asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur tablet.
Chewable tablet kekerasan 3 kg dan sustained release kekerasan
10 – 20 kg.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

c. Kontrol kerapuhan tablet


Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dengan aspirator.
Timbang seksama dalam neraca analitik, kemudian
dimasukan kedalam alat friabilator. Pengujian dilakukan
selama 4 menit atau sebanyak 100 putaran. Keluarkan
tablet dari alat, bebasdebukan lagi dan timbang. Kerapuhan
tablet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan
sesudah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100 %.
Catatan : tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari
1%
d. Uji Waktu Hancur
Lima buah tablet dimasukkan kedalam tabung
disintegration tester, setiap tabung diisi 1 tablet, kemudian
masukkan dalam penangas air pada temperatur 37oC.
Catatan :
Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi
lubang ayakan pada bagian bawah alat pada saat tabung naik
dalam kedudukan tertinggi. Jalankan alat sampai semua
obat terlarut, kemudian catat waktu yang ditunjukkan
sebagai waktu hancur tablet.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut
adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut
non enteric tidak boelh hancur dalam waktu 60 menit dalam
medium asam.

• Uji disolusi (pelepasan) tablet Theopyllin :


Uji disolusi tablet theophyllin dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Dimasukkan 900 mL air kedalam labu disolusi, kemudian
sebagian labu masukkan kedalam penangas air. Kemudian
atur suhu sampai 37o± 0,5oC.
b. Masukkan tablet theophyllin kedalam labu disolusi dan
dibiarkan tenggelam dalam medium aquadest hingga ke
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
dasar labu. Suhu percobaan dipertahankan dalam kisaran
37o± 0,5oC kemudian pasang apparatus sampai jarak 2,5 ±
0,2 cm dari dasar labu.
c. Atur kecepatan pengadukan 100 rpm
d. Uji disolusi dilakukan selama 60 menit dengan
pengambilan sampel pada menit ke 5, 10, 15, 25, 30, dan
60 menit sebanyak 5,0 mL dengan spuit injeksi yang
dilengkapi dengan filter holder. Setiap pengambilan sampel,
masukkan aquades sejumlah yang diambil pada
pengambilan sebelumnya (5,0 mL), dengan suhu 37oC,
sehingga volume medium disolusi tetap.
e. Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer dengan
lamda maksimal 272 nm
f. Evaluasi
• Buat profil pelepasan theopyllin selama waktu disolusi
• Hitung harga DE60

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM VI
FORMULASI SEDIAAN TABLET SALUT GULA

A. TUJUAN
Untuk memberi penegtahuan dan ketrampilan teknik pembuatan
tablet salut gula (dragee)

B. TEORI
Penyalutan tablet mempunyai tujuan :
1. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
2. Melindungi zat berkhasiat terhadap pengaruh luar dan benturan
mekanik
3. Memperindah bentuk luar
4. Mempermudah identifikasi dan tujuan khusus lain
5. Memperlama kerja obat dalam badan
Dilihat dari proses, peralatan dan bahan yang digunakan,
penyalutan tablet dibedakan sebagai berikut:
1. Penyalutan dengan gula (Sugar Coating)
2. Penyalutan lapis tipis (Film Coating)
3. Penyalutan secara kompresi (Compression Coating)
4. Penyalutan cara lain (Air Suspension Coanting)
Masing – masing cara memiliki ciri tersendiri, keunggulan,
kerugian dan kesulitan teknis yang berbeda-beda.
Tablet salut gula adalah tablet inti yang dilapisi dengan lapisan gula.
Tablet inti harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Permukaannya halus
2. Bentuk secembung mungkin
3. Harus keras supaya tahan terhadap benturan mekanik
selama proses penyalutan berlangsung
4. Kerapuan serendah mugkin
5. Bebas debu
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Proses pembuatan tablet salut dapat dikerjakan secara bertahap,


yaitu meliputi tahap sealing, subcoating, smoothing, coloring, finishing,
dan polishing.
Tahap 1 :Sealing
Tahap ini bertujuan untuk menutupi tablet inti dari pengaruh
air yang dipakai untuk proses penyalutan. Bahan yang dipakai adalah
shellac bebes arsen dan C.A.P
Tahap 2: Subcoating
Fungsinya adalah untuk menutup bagian tepi tablet sehingga
membentuk tablet salut. Selain itu dapat pula berguna meningkatkan
ikatan antara sealcoat dengan sugarcoat. Bahan subcoating terdiri
dari subcoating solution dan subcoating powder. Larutan subcoating
(subcoating solution), merupakan campuran dari larutan gelatin, PGA,
sirup gula dan aquadest dengan variasi berat sesuai dengan formula yang
dikehendaki. Serbuk subcoating (subcoating powder), terdiri
campuran kaolin, kalsium karbonat, serbuk gula, gom amilum dan talk
dengan komposisi sesuai dengan formula yang dipilih.
Penambahan larutan subcoating dan serbuk subcoting dapat
dipisah atau ditambahkan keduanya dalam bentuk campuran
Tahap 3 :Smoothing
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan permukaan tablet yang telah
selesai disubcoat. Bahan yang dipakai adalah sirup gula
Tahap 4 :Coloring
Tahap ini bertujuan untuk memberi warna tablet salut sesuai
dengan warna yang dikehendaki. Perwarnaan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan menggunakan 1 macam kadar zat
warna dalam cairan pembawa, atau dangan berbagai kadar zat
warna. Caranya adalah dengan menambahkan terlebih dahulu
larutan pewarna dengan kadar rendah lalu dinaikkan dengan kadar
tertentu untuk kemudian kembali ditambahkan larutan dengan kadar
rendah. Macam zat warna yang digunakan dibagi dalam dua golongan
yaitu: yang larut dan yang tidak larut dalam air. Pewarnaan dengan

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat daripada apabila
digunakan zat warna yang larut.
Tahap 5 :Finishing
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin
setelah selasai pewarnaan.
Tahap 6 :Polishing
Tahap ini adalah tahap akhir yang bertujuan menjadikan
permukaan tablet salut menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang
dipakai adalah cera carnauba atau PEG dalam pelarut kloroform.
Beberapa problema yang sering muncul selama proses penyalutan
tablet terjadi pada tahap:
a. Sealing
Bahwa penambahan seal coat tidak boleh terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Apabila jumlah seal coat terlalu sedikit akan berpengaruh
pada stabilitas bahan aktif. Akan tetapi penambahan yang berlebihan
akan berakibat menghambat hancurnya tablet dan memperlama
kecepatan pelarutan tablet. Selain itu apabila selama proses sealing
dilakukan penambahan talk (dengan maksud untuk mencegah
pelekatan tablet) dapat berdampak mejadikan permukaan tablet
menjadi kasa.
b. Subcoating
Masalah yang sering muncul adalah permukaan tablet menjadi
kasar. Hal ini disebabkan karena:
➢ Penambahan serbuk subcoating yang berlebihan
➢ Peambahan larutan subcoating terlalu sedikit
➢ Pengeringan suspensi subcosting terlalu cepat. Akibatnya
kristalisasi gula berlangsung cepat den terbentuk kristal gula
yang kasar dipermukaan tablet.
c. Coloring
Merupakan tahap kritis karena kesalahan sedikit saja selama proses
ini akan berdampak warna tablet tidak merata dan tablet salut terlihat
tidak baik

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

C. Bahan dan Alat


1. Alat :
a. Panci penyalut (coating pan)
b. Neraca
c. Penghisap debu (aspirator)
d. Alat – alat gelas
e. Peniup udara (panas dan dingin)
2. Bahan
a. Tablet inti (core) f. Talk
b. Kalsium karbonat g. PGA
c. Chloroform h. Gelatin
d. Alkohol i. Gula
e. Shellac bebas arsen j. PEG 6000, dan
k. Aquadest

Tabel 6. Formula Bahan-bahan dalam tahap penyalutan


1 Sealing : Serbuk penabur
R/ Schelalac 6g R/ Kalsium karbonat 65
Alkohol Talk 35

2 Subcoating : Serbuk subcoating


Larutan subcoating R/ Kalsium karbon 120
R/ Gula 400 g Talk 120
PGA 20 g
Gelatin 8g
Aquadest 300 g

3 Smooting :
R/ Gula 100 g
Aquadest 50 g

4 Coloring : Atau jika menggunakan zat


R/ Gula 180 g warna OPALUC : buat dahulu
Gelatin 2g sirupus simplek, baru campur
Zat warna q.s (± 100 mg) dengan zat warna
Aquadest 110 g
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Sirupus simplek :
R/ Gula 70 g
Aquadest 30 g
Cairan pewarna :
R/ Opaluc 1g
Sir. Simplek 18 g

5 Polishing :
R/ PEG 6000 10 g
Chloroform 100 g

D. CARA KERJA :
1. Timbang sebanyak 350 g tablet inti, bebaskan dari debu
2. Sisihkan lebih kurang 100 tablet inti,untuk dilakukan uji persyaratan
sifat fisis tablet
3. Tahap sealing
a. Buatlah larutan sealing
b. Lapisi panci penyalut dengan larutan sealing, keringkan dengan
mengaliri udara panas sampai panci kering. Masukkan tablet inti
ke dalam panci dan putar. Aliri udara panas ke dalam panci
sampai suhu sekitar 300C
c. Tuangkan 15 mLlarutan sealing, keringkan dangan udara panas
250C- 300C, tunggu sampai kering
d. Penyalutan dilanjutkan dengan 10 mL larutan sealing, sampai
rata sebanyak 2-4 lapis. Apabila tablet kelihatan lengket satu sama
lain, taburi dengan serbuk penabur
e. Keringkan dalam almari pengering selama satu hari

4. Tahap subcoating
a. Timbang bahan-bahan untuk larutan subcoating dan serbuk
subcoating sebanyak separo formula
b. Buatlah suspensi subcoating dengan bahan-bahan tersebut diatas
c. Lapisi panci penyalut dengan sedikit suspensi coating dengan jalan
meratakannya dalam panci penyalut, kemudian dikeringkan
dengan udara panas
d. Tuangkan tablet ke dalam panci, dan putar panci dalam posisi
kemiringan yang telah diatur secara tepat
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

e. Tuangkan suspensisubcoating, dan putar selama 3-5 menit,


baru keringkan dengan udara panas. Untuk penuangan yang ke-
1 dan ke-2 digunakan suspensi coating sebanyak 50 mL,
sedangkan pada penuangan berikutnya digunakan 30 mL suspensi
subcoating
f. Tahap subcoating selesai apabila tablet inti telah terlapisi
dengan sempurna secara merata (tepi tablet inti sudah tidak
kelihatan lagi)
g. Kemudian dikeringkan sampai kering (1 jam) kemudian dilakukan
tahap berikutnya

5. Tahap smoothing
a. Buatlah larutan smoothing sebanyak 1/3 formula
b. Panci penyalut yang telah bersih dilapisi terlebih dahulu dengan
larutan
c. smoothing secara merata dan dikeringkan
d. Tablet yang sudah disubcoat dimasukkan kedalam panci
tersebut dan diputar. Tuangi dengan larutan smooting sebanyak
10 mL dan biarkan kering dengan sendirinya, tanpa pengaliran
udara.
e. Teruskan pelapisan dengan tiap kali menggunakan 10 mL
larutan
f. smoothing sampai permukaan tablet betul-betul licin (sekitar
3-4 kali pelapisan)
g. Keringkan dalam almari pengeringan selama satu hari

6. Tahap coloring
a. Buatlah larutan atau suspensi zat warna
b. Panci penyalut dilapisi dengan sirup yang akan dipakai untuk
melarutkan atau memsuspensikan zat warna dan keringkan dengan
mengaliri udara panas
c. Tablet yang permukaannya sudah licin dimasukkan kedalam
panci penyalut dan putar. Panaskan dulu dengan udara panas
sampai suhu 35 0C - 400C.
d. Tuangkan 15 mL larutan untuk pewarnaan, tiap kali, sebanyak
1-4 kali dengan dialiri udara panas. Debu yang keluar selama
pemutaran dihisap dengan penghisap debu
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

e. Penyalutan berikutnya ( yang ke-5 dan ke-6 digunakan tiap


kali penuangan sejumlah 10 mL. aliri udara panas dan debu
yang keluar dihisap
f. Lapis ke-7 dan ke-8 menggunakkan 5 mL larutan untuk setiap
kali penuangan, aliri udara dingin dan debu yang keluar dihisap
dengan penghisap debu
g. Lapis ke-9 dan ke-10 menggunakan setiap kali 5 mL larutan, aliri
udara dingin, debu yang keluar dihisap
h. Jika warna belum rata teruskan pewarnaan sampai rata dengan
menggunakan tata kerja yang sama seperti diatas. Apabila warna
sudah rata maka : Lapis 11 dan 12 masing-masing menggunakan
larutan sebanyak 3 mL, tanpa dialiri udara.
i. Lapisan ke 13 sampai ke 15 menggunakan 2 mL, tanpa pengairan
udara
j. Lapisan ke 16 dan ke 17 menggunakan 2 mL sirup simplex
tanpa zat warna, dan tanpa pengaliran udara.
k. Keringkan dalam almari pengering selama 1 hari.
Catatan : zat warna OPALUX diencerkan terlebih dahulu dengan
sirup simplex 1 : 8 sebelum dicampurkan dengan bahan lain.

7. Tahap polishing
a. Buatlah larutan polishing setengah kali formula
b. Panci penyalut dilapisi terlebih dahulu dengan larutan polishing
sampai rata, tipis dan keringkan dengan pengaliran udara panas.
c. Masukkan tablet salut yang telah berwarna kedalam panci
kemudian panci diputar. Tuang larutann polishing sebanyak 10
mL, kemudian panci ditutup dan biarkan panci berputar beberapa
saat (± 5 menit). Buka tutupnya dan biarkan tablet menjadi kering
dengan sendirinya.
d. Kerjakan dengan cara yang sama sebanyak 3-4 kali, dan biarkan
panci berputar terus dalam keadaan terbuka, sampai diperoleh
tablet salut yang mengkilap

E. EVALUASI
1. Timbang 20 tablet yang telah jadi, catat beratnya. Hitung %
perubahan berat sebelum dan sesudah disalut!

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

2. Lakukan uji persyaratan sifat fisis tablet salut, yaitu mencakup :


▪ keseragaman bobot
▪ Kekerasan
▪ kerapuhan
▪ waktu hancur
3. Bagaimana keadaan tablet salut gula secara visual ?
4. Bandingkan hasil tablet sebelum dengan sesudah disalut !

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

PRAKTIKUM VII
SERBUK EFERVECENT

A. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses
pembuatan serbuk effervescent beserta cara ujinya.

B. TEORI
Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari
cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Campuran effervescent telah
diketahui dan digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Larutan
efervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam larutan
dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan
tablet atau kapsul biasa (Siregar, 2010).
Bahan baku dalam sediaan effervescent dibagi menjadi dua bagian
utama: sumber asam dan sumber basa (karbonat). Menurut Mohrle
(1989), keasaman sangat penting dalam proses reaksi effervescent. Ada
tiga sumber asam yaitu:
• Asam bebas
• Asam anhidrat (acid anhydrides)
• Asam garam (acid salts)
Sumber karbonat yang umum digunakan yaitu natrium bikarbonat
dan natrium karbonat.
• Natrium bikarbonat merupakan bagian terbesar sumber karbonat
dengan kelarutan yang sangat baik dalam air, nonhigroskopis serta
tersedia di pasaran mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk garam.
• Natrium bikarbonat menghasilkan 52% karbondioksida (CO ) 2

Keuntungan sediaan efervescen adalah sebagai berikut :


1. Memberi cita rasa menyenangkan karena karbonasi membantu
menutup rasa zat yang tidak menyenangkan.
2. Nyaman dan merupakan bentuk sediaan mengandung zat aktif yang
telah terukur
3. Dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul.

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

C. ALAT dan BAHAN


1. Alat
a. Gelasukur
b. Batangpengaduk
c. Oven
d. Cawan
2. Bahan
a. Asam askorbat
b. Aspartam
c. Asam sitrat
d. Minyak jeruk
e. Asamtartrat
f. Laktosa
g. Natrium bicarbonate
h. Sorbitol
i. PEG

Formula

Asam askorbat 50 mg
Asam sitrat 104,5 mg
Asam tartrat 201 mg
Natrium bicarbonat 352,5 mg
PEG 30 mg
Aspartam 200 mg
Laktosa 100 mg 100 mg untuk bagian asam
Sorbitol 200 mg
100 mg untuk bagian basa

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

CARA KERJA
1. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan formulasi 30 sediaan
2. Campurkan komponen asam (As. sitrat, As. tartat, As. askorbat),
lalutambahkan laktosa, sorbitol, dan minyak jeruk
3. Campurkan komponen basa (Na. bikarbonat, PEG,
Aspartam), tambahkansorbitol.
4. Campurkan komponen asam dan basa dalam keadaan kering
5. Ambil 1000 mg serbuk effervescent, larutkan dalam 100 mL aquades
6. Hitung waktu obat / serbuk effervescent larut sempurna dalam
aquades
7. Lakukan evaluasi

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Goeswin, 2012, Sediaan Farmasi Padat, ITB Press, Bandung

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen kEsehatan


Republik Indonesia. Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen kEsehatan


Republik Indonesia. Jakarta
th
Banker, G.S., and Rhodes, C.T., 2002, Modern Pharmaceutic, 4 Edition,
Marcel Dekker, Inc, New York.

Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kaning, J.L., 1971, The Teory and
Practice of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger, Philadelpia

Lieberman H.A., Rieger, M.M. dan Banker, 1996, Pharmaceutical Dosage


Forms, Rieger MM (Ed), Vol 1, 1 d Ed, Marcel Dekker Inc, New
n

York

Mollet., H., and Grubermann., A, 2001, Formulation Technology, Payne


H.R (Ed), Wiley-VCH, Weinheim

Siregar, Charless J.P, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Dasar-Dasar


Praktis, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Voight., R, 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh


Soewandhi, S.N., Edisi 2, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Contoh Format Cover Laporan Resmi

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ..... (Diisi Nama Praktikum yang dilakukan, ex: MIXING)

(LOGO UNIVERSITAS ; contoh logo yang benar di bawah ini)

Nama Kelompok :
Ex : KELOMPOK I
Nama A,
Nama B, dst
Korektor : Nama Dosen Korektor sesuai Jadwal

Laboratorium Farmasetika
Program Studdi S1 FARMASI
Fakultas Sains, Teknologi, dan Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
2023
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Lampiran 2 :
Daftar Kelompok Praktikum
Kelas A
KELOMPOK I KELOMPOK II
Rafly Muhammad Sya’bani Jenny Megananda
Mutia Ramadhani Selvi Ulvianti
Tania Ardea Putri Inesta Riffaini
Sinta Mei Enjelina Carnegiri Riu
Rizky Anjar

KELOMPOK III KELOMPOK IV


Bima Perkasa Putra Paulino Mario X
Nisa Aulia Agtri Mustika Inayatul Khasanah
Dwi Buana Rosyadah Hafidz
Apriliyani Dwi Setyaningrum Prasiwi Kartika Sari
Monesia Lintang Avida Hikmatul Malikah

Lampiran 3 :
Jadwal Praktikum FTS. Padat
Hari dan Tanggal Nama Praktikum Dosen Konsultasi
dan Koreksi
Jumat, 12 Mei 2023 ASISTENSI PRAKKTIKUM
Jumat, 19 Mei 2023 Granulasi Basah dan Kering
Jumat, 26 Mei 2023 Pengeringan
Jumat, 2 Juni 2023 Fluiditas dan Sifat Alir Reni Ariastuti,
M.Sc., Apt
Jumat, 9 Juni 2023 Mixing (Kelompok 1-IV)
Jumat, 16 Juni 2023 Formulasi Sediaan Tablet
Jumat, 23 Juni 2023 Formulasi Serbuk Effervescent
Jumat, 7 Juli 2023 Diskusi
Jumat, 14 Juli 2023 Responsi

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat

Create your dream in here


Lembar kosong ini, sengaja disediakan untuk menulis apa yang
menjadi uneg-uneg ataupun mimpi besar kalian

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi


Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta

Anda mungkin juga menyukai