Tim Penyusun :
Nama : ....................................................
NIM : ....................................................
Kelas : .....................................................
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillaah segalaa puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
buku petunjuk praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS.
Padat) dengan lancar. Buku ini merupakan panduan pelaksanaan praktikum
Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS. Padat) bagi mahasiswa
program studi S1 Farmasi Fakultas Sains, Teknologi, Kesehatan Universitas
Sahid Surakarta. Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat (FTS.
Padat) merupakan bagian dari mata kuliah Formulasi dan Teknologi Sediaan
Padat (FTS. Padat).
Materi yang disajikan dalam buku petunjuk ini meliputi : Materi dalam
buku petunjuk ini meliputi: Laju Pengerinan, fluiditas / Sifat alir, Granulasi
Kering, Peristiwa Migrasi Obat Selama Pengeringan, Pembuaatan Tablet,
Pembuatan Serbuk Effervescent.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku ini. Kami
menyadari bahwa buku petunjuk ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
buku petunjuk pada masa mendatang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
10. Hal-hal yang belum tercantum pada tata tertib ini akan diatur
kemudian.
PENGANTAR PRAKTIKUM
A. LUARAN PEMBELAJAAN
Mahasiswa mampu melakukan Formulasi dan Evaluasi Sediaan Farmasi
Padat.
C. DESAIN PAKTIKUM
KONSULTASI
Konsultasi besifat WAJIB, dilakukan satu minggu sebelum praktikum
atau sesuai dengan kesepakatan dengan dosen pengampu praktikum.
Tujuannya adalah untuk mendiskusikan laporan sementara pada loogbook
(per-individu). Setelah konsultasi, mahasiswa berhak mendapat
PENGESAHAN laporan sementara.
PRETEST
Pretest dilakukan secara tertulis selama 5 menit pada awal acara sebelum
praktikum di mulai dan tidak diberlakukan inhal.
PRAKTIKUM
Praktikum FTS. Padat dilakukan selama 4 jam, meliputi pretest,
pengantar praktikum, acara praktikum, pengisian hasil praktikum dan diskusi.
Tidak ada perpanjangan waktu praktikum atau pengulangan praktikum.
Apapun hasil yang didapat pada praktikum hari tersebut digunakan sebagai
D. DISKUSI
Mendiskusikan proses serta hasil praktikum dan hal-hal yang berkaitan
dengan praktikum yang dilaksanakan pada hari itu.
E. LAPORAN
➢ Laporan Sementara
▪ Format : Judul, tujuan, alat dan bahan, cara kerja skematis
▪ Laporan sementara dibuat secara individu
▪ Laporan sementara ditulis tangan pada buku tulis kecil dan diberi
sampul dengan warna seragam serta diberi nama
➢ Laporan Resmi
▪ Format Laporan Resmi;
I. Cover Laporan Resmi 5
II. Judul dan Tujuan 5
III. Review materi 10
IV. Alat dan Bahan 5
V. Cara Kerja Skematis 10
VI. Hasil Percobaan 10
VII. Perhitungan 15
VIII. Pembahasan 25
IX. Kesimpulan 5
X. Daftar pustaka 10
XI. Lampiran hasil praktikum yang telah disahkan oleh dosen
jaga (syarat laporan dikoreksi)
▪ Laporan resmi dibuat tiap kelompok, ditulis tangan pada lembar
HVS, dijilid rapi, diberi sampul mika, disertai lampiran dokumentasi
dan hasil praktikum yang sudah disyahkan oleh dosen jaga.
▪ Laporan resmi dikumpulkan 2 minggu setelah praktikum (pada
praktikum berikutnya)
▪ Laporan resmi dikoreksi apa adanya berdasarkan laporan yang telah
dibuat dan tidak ada perbaikan (nilai seadanya)
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
F. RESPONSI
Responsi diadakan setelah semua praktikum selesai dilakukan.
Mahasiswa diperkenankan mengikuti responsi jika prosentase kehadiran pada
acara praktikum minimal 75%.
G. PENILAIAN
➢ Nilai Praktikum (NP) =
Laporan sementara (10%)
Pretes (15%)
Nilai kerja (30%)
Nilai laporan resmi (25%)
Nilai diskusi (20%)
➢ Nilai Total (NT) =
NP (60%)
Responsi (40%)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses
pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi basah dan
kering.
B. TEORI
Metode pembuatan tablet dapat dilakukan menggunakan teknik
granulasi kering, granulasi basah, dan kempa langsung. Perry’s
Chemical Engineer’s Handbook mendefinisikan proses granulasi
sebagai setiap proses di mana partikel halus secara bersama-sama
membentuk partikel lebih besar berupa massa permanen di mana
partikel asli (original) masih dapat diidentifikasikan. Metode Graulasi
Basah dilakukan dengan mencampurkan terlebih dahulu zat aktif
dengan bahan pengisi. Kemudian ditambahdengan bahan pengikat,
dan dicampur sampai homogen sehingga terbentuk massa yang
kempal dan disebut dengan granul. Setelah itu diayak dengan
ayakan yang sesuai. Nomer ayakan dinyatakan antara lain dengan
patokan MESH.
Granulasi kering merupakan salah satu metode pembuatan tablet
dengan cara mencampur semua bahan termasu fase dalam (yang terdiri
dari komponen obat, pengikat, dan penghancur) serta fase luar (yang
terdiri pelicin) dalam keadaan kering untuk dikempa dengan tekanan
tinggi menjadi slug baru kemudian dihancurkan untuk mendapatkan
granul-granul.
Proses granulasi bertujuan untuk :
1. Menghasilkan bentuk struktural yang diperlukan
2. Mempersiapkan kuantitas tertentu dari bahan untuk diolah dengan
peningkatan sifat aliran untuk penakaran (ke dalam alu kempa) dan
pengempaan menjadi tablet.
3. Meningkatkan tampilan produk
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
4. Mengurangi kemungkinan terjadinya “caking”
5. Meningkatkan bobot jenis ruahan untuk penyimpanan dan bahan
untuk dikempa
6. Membentuk dan menyediakan campuran yang memisah
(nonsegregation) di mana idealnya terbentuk distribusi komponen
kunci (bahan aktif) secara uniform
7. Mengendalikan kelarutan dan profil disolusi
8. Mengontrol porositas, kekerasan, rasio luas permukaan terhadap
volume dan ukuran partikel
2. Alat
a. Ayakan d. Statif
b. Mortir e. Gelas Ukur
c. Corong f. Mixer
g. Loyang
D. CARA KERJA
Granulasi Basah Formula I
1. Timbang petri kosong ( wadah dan tutupnya)
2. Timbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat
100 gram campur sampai homogen
3. Buat muchilago amili 10% sebanyak 100 mL dan tambahkan
pada campuran (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL,
PRAKTIKUM II
KURVA LAJU PENGERINGAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pengaruh lama waktu pengeringan terhadap akan
kadungan air (MC) dalam granul selama proses pengeringan (drying).
B. TEORI
Pembuatan tablet dapat dikerjakkan dengan 3 metode: granulasi
basah, granulasi kering, dan cetak langsung. Metode granulasi basah
dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur bahan obat dengan bahan
pengisi, kemudian ditambah bahan pengikat sampai terbentuk massa
granul yang baik. Massa kemudian dikeringkan dalam almari pengering
dengan maksud untuk menghilangkan air yang terkandung dalam
granul dengan cara pemanasan.
Pada saat pengeringan berlangsung terjadi perpindahan panas dan
perpindahan massa. Panas berasal dari ruangan almari pengering dan
masuk kedalam partikel granul. Sedangkan perpindahan massa berupa
difusi air dari dalam granul ke permukaan, untuk kemudian berubah
menjadi uap dan lepas mengikuti aliran udara kering.
Laju penguapan air dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan
berikut ini:
𝑑𝑊 𝑞
=
𝑑Ɵ 𝜏
Keterangan :
𝑑𝑊
= laju penguapan air (g/waktu)
𝑑Ɵ
𝑞 = laju perpindahan panas (BTU/waktu)
τ = panas laten penguapan air (BTU/g)
Dilain pihak, laju difusi air dari permukaan granul diungkapkan
dalam pemanasan sebagai berikut :
𝑑𝑊
= k’ A(Hs-Hg)
𝑑Ɵ
Keterangan :
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
𝑑𝑊
= laju penguapan air (g/waktu)
𝑑Ɵ
k’ = koefisien perpindahan massa
A = luas permukaan serbuk
Hs = Kelembaban mutlak
Hg = Kelembaban mutlak pada daerah aliran udara
k’ bukan suatu tetapan yang konstan, melainkan harganya bervariasi
tergantung pada kecepatan aliran udara dalam almari pengering. Besarnya
harga tetapan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
n
k’ = c. G
Keterangan :
c = tetapan proporsional
G = laju aliran udara
2
n = pangkat fraksi yang umumnya berharga sekitar 0,8
Proses pengeringan berlangsung dalam lima tahap. Tahap pertama
disebut tahap awal, tahap kedua disebut tahap konstan, tahap ketiga
disebut tahap laju penurunan pertama, tahap keempat disebut tahap laju
penurunan kedua dan tahap kelima disebut tahap kandungan lembab
seimbang. Pada tahap laju konstan, laju penguapan sama dengan laju
perpindahan panas. Dengan demikian, persamaan berubah menjadi :
𝑑𝑊 𝑞
= = k’ A(Hs-Hg)
𝑑Ɵ 𝜏
2. Alat
a. Cawan petri 6 (enam pasang)
b. Almari pengering
c. Ayakan dan neraca
Batas kondisi percobaan
➢ Diameter cawan petri sama besar
➢ Berat granul yang dimasukkan kedalam setiap petri sama berat
➢ Berat granul kering diperoleh dengan mengeringkan granul
selama 1 minggu
➢ Tebal granul pada setiap petri harus sama
D. CARA KERJA
1. Timbang pring petri kosong
2. Timbang sacharum laktis dan amilum manihot masing-masing
seberat 100 g, masukkan kedalam mikser dan campur sampai
homogen (5 menit)
3. Buat musilago amili 10% sebanyak 100 mL, dan tambahkan pada
campuran (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL, campur
homogen sampai terbentuk granul, kemudian ayak dengan ayakan
no. 12.
4. Timbang granul basah sebanyak 25 g, sebanyak enam kali dan
masukkan masing-masing ke dalam cawan petri. (setiap cawan
petri mengandung 25 granul)
5. Masukkan ke enam cawan petri dengan hati-hati kedalam almari
pengering dan keringkan pada suhu 60 0C. Selama pengeringan
cawan petri dalam keadaan terbuka.
E. EVALUASI
1. Pada setiap waktu pengamatan, hitung :
a. Berat piring petri kosong
b. Berat piring petri dan granul mula-mula
c. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama waktu
tertentu
d. Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan selama satu
minggu
2. Hitung kandungan lembab (MC) untuk setiap waktu pengeringan
3. Buat kurva laju pengeringan, dengan mem-plot-kan MC sebagai
fungsi waktu pengeringan.
Contoh perhitungan kandungan lembab setelah waktu pengeringan selama
30 menit (MC ) :
30
a. Sebelum pengeringan :
(t=0 menit) Berat petri + granul basah ...... = 225,000
Berat petri ............................... = 200,000
Berat granul basah .................. = 25,000
b. Setelah pengeringan 30 menit pengeringan :
(t=30 menit) Berat petri + granul basah ...... = 223,650
Berat petri ............................... = 200,000
Berat granul basah .................. = 23,650
PRAKTIKUM III
SIFAT ALIR/FLUIDITAS
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Unuk mengetahui pengaruh kandunggaan lembab granul (MC)
granul terhadap fluiditasya
2. Untuk mengetahui ukuran partikel erhadap fluiditasnya
B. TEORI
Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan
tablet. Apabila granul mudah mengalir, maka tablet yang dihasilkan
mempunyai keseragaman bobot yang baik.
Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah :
kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, kondisi percobaan, dan
kandungan lembab. Dalam keadaan normal ikatan antar partikel dapat
terjdi karena adanya gaya elektrostatika. Pada kondisi kandungan
lembab yang tinggi ikatan antar partikel akan lebih kuat, karena luas
kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya tarik antar partikel
serbuk semakin kuat, maka serbuk akan semakin sukar mengalir.
Selain itu, gaya tarik antar partikel dapat pula terjadi karena
pembentukan jembatan cair, sebagai akibat dari :
a. Tegangan interfarsial pada permukaan partikel padat yang terbasahi
cairan.
b. Tegangan interfarsial cairan di dalam partikel.
c. Tegangan kapiler antar partikel
Contohnya : pada saat proses penambahan bahan pengikat di waktu
granulasi berlangsung.
Pemeriksaan terhadap sifat serbuk/granul yang akan dikempa
perlu dilakukan, hal ini akan menjamin bahwa serbuk/granul tersebut
telah memenuhi kualitas/persyaratan seperti yang ditetapkan, Hal ini
tentunya secara langsung akan mempengaruhi proses pengempaan dan
tablet yang akan dihasilkan. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan
meliputi :
1. Sifat alir
2. Kompaktibilitas dan kompresibilitas
3. Ukuran dan distribusi ukuran partikel/granul
4. Luas permukaan
5. Daya serap air
6. Kerengasan granul
7. LOD dan MC
Sifat alir dari material yang akan dikempa sangat penting karena
berhubungan dengan keseragaman pengisian ruang cetakan (die) yang
akan mempengaruhi keseragaman bobot tablet dan akhirnya akan
mempengaruhi keseragaman zat aktif.
Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara :
1. Metode langsung
Yaitu dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah
serbuk. Misalnya, metode corong dan metode timbang
2. Metode tidak langsung
Yaitu dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan
metode pengetapan. Pengukuran sifat alir granul dengan metode
corong dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan seperti :
❖ Berat granul
❖ Diameter corong (bagian atas dan bawah)
❖ Ukuran partikel granul
❖ Panjang tangkai corong
❖ Cara penuangan sampel
❖ Pengaruh getaran luar
❖ Untuk sejumlah berat granul yang sama, makin cepat waktu alirnya
maka sifat alir serbuk semakin baik
D. CARA KERJA
1. Untuk Mengetahui pengaruh kandungan lembab yang terdapat
dalam granul terhadap waktu alirnya :
a. Timbang 20 gram granul basah dalam percobaan sebelumnya
yang sudah diayak dengan ayakan mesh 12. Tuangkan secara
perlahan-lahan ke dalam corong pengukur. (Penuangan leat tepi
corong, dan jangan langsung ke bagian tengah corong)
b. Buka Penutup corong secara perlahan-lahan, biarkan granul
mengalir keluar. Gunakan stopwatch untuk mengukur berapa
lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar melalui
mulut corong.
c. Kerjakan dengan cara yang sama (butir 1-2), untuk granul yang
telah dikeringkan selama 30, 60, 90, 120, 150, 180 menit, sehari,
dan 3 hari
Catatan mengerjakan :
Pengamatan waktu alir dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali
replikasi, dan hindarkan dari adanya getaran selama pengukuran
❖ Uji Pengetapan
a. Volumenometer kosong ditimbang/ditara, kemudian tuangkan
granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume
100 mL. Catat sebagai Vo.
b. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor. Catat
perubahan Volume setelah pengetapan (V ) pada tap = 5; 10; 20;
t)
E. EVALUASI
MC
Gambar 2. Grafik hubungan antara MC vs kecepatan alir
Keterangan :
Semakin besar harga T (%), maka sifat alirnya semakin jelek dan
sebaliknya. Serbuk dikatakan memilik sifat alir baik jika indeks
pemempatannya kurang dari 20%. Data dari pengetapan juga dapat
digunakan untuk menghitung Housner Ratio, yang juga dapat
digunakan untuk evaluasi sifat alir. Ratio Housner dihitung dengan
persamaan :
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Ratio Housner = 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑀
rk = 𝑉
𝑘
𝑀
ro = 𝑉
𝑜
Keterangan :
M = Berta granul
Vo = Volume granul mula-mula
Vk = Volume setelah konstan
Gambar 4. Voluminometer
PRAKTIKUM IV
MIXING / PENCAMPURAN
A. TUJUAN
Untuk mengetahui salah satu tehnik mencampur serbuk dan cara
evaluasinya.
B. TEORI
Pencampuran (mixing) didefinisikan sebagai proses di amna dua
atau lebih bahan (ingredien) yang terpisah atau berada dalam kondisi
tercampur secara kasar, diperlukan sedimikian rupa sehingga setiap
partikel tiap-tiap bahan berada dalam keadaan sedekat mungkin dengan
partikel masing-masing (Perry and Clinton, 1999).
Pencampuran dapat berupa :
Pencampuran antar partikel padat:
1. Misalnya antara bahan obat dengan bahan pengisi; granul dengan
bahan pelicin; eksipien dengan eksipien lainnya.
2. Pencampuran padatan-cairan: yaitu pada penambahan bahan
pengikat pada campuran serbuk (metode granulasi basah).
3. Pencampuran antar cairan: untuk sediaan cair (emulsi, larutan,
sirup, dll)
Pencampuran partikel padat berlangsung menurut 3 prinsip
mekanisme :
1. Difusi : redistribusi partikel melalui gerakan relatif partikel secara
acak satu terhadap yang lainnya.
2. Konfeksi : gerakan kelompok partikel yang berdekatan dari satu
tempat ke tempat lainnya dalam campuran.
3. Penggeseran (shear) : perubahan konfigurasi bahan (partikel)
melalui pembentukan bidang linciran dalam campuran.
Tiap campuran pada 2 komponen/lebih ada 2 (dua) mekanisme:
Keterangan:
X adalah harga purata kadar komponen penyusun
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
2. Bahan :
a. Na Diklofenak
b. Laktosa
D. CARA KERJA
1. Timbang Na Diklofenak dan Laktosa dengan perbandingan 1 : 9
sebanyak 200 gram
2. Masukkan kedua bahan tersebut ke dalam mikser
3. Atur kemiringan alat sampai semua granul dapat berputar dengan baik
4. Putar alat dengan teratur selama pencampuran 3, 10, 15 dan 30 menit
5. Setiap waktu putar, ambil 5 cuplikan secara acak dari dalam alat mixer
6. Cuplikan ditimbang masing – masing seberat 1 gram
7. Setiap cuplikan dilarutkan dengan + 5 tetes Etanol ditambah aquadest
ad 10 mL, kemudian baca absorbansinya
PRAKTIKUM V
FORMULASI SEDIAAN TABLET
A. TUJUAN
Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang formulasi
sediaan tablet dan kontrol kualitasnya
B. TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Pada umumnya tablet dibuat dengan penambahan bahan
yang meliputi: bahan pengisi, pengikat, penghancur dan pewarna.
Untuk memperoleh tablet yang baik dan memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia, bahan baku yang akan dibuat tablet harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mudah mengalir
2. Mudah dikempa
3. Mudah lepas dari cetakan
4. Mudah melepaskan bahan obatnya
Kebanyakan bahan baku tidak memiliki sifat-sifat seperti tersebut
diatas. Agar dapat dikempa maka perlu granulasi terlebih dahulu. Granul
yang baik mempunyai sifat- sifat sebagai berikut :
1. Berbentuk sferis
2. Ukurannya terdistribusi normal
3. Bahan penyusun tablet tercampur dengan homogen
4. Mudah dikempa
Macam-macam bahan tambahan tablet antara lain :
1. Pengisi : laktosa, sukrosa, kaolin, amilum, glukosa, kalsium
sulfat, kalsium dihidrogen fosfat.
D. CARA KERJA
1. Pembuatan Tablet Theophyllin
a. Buat Mucilago amili 10% sebanyak 100 mL
b. Timbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti
tercantum dalam formula
c. Campur theophyllin, laktosa, starch 1500 di dalam mikser
sampai homogen (lama pencampuran 5 menit)
2. Kontrol Kualitas
• Tampilan fisik tablet
a. Diameter d. Berat
b. Ketebalan e. Organoleptis
c. Bentuk f. Kecacatan tablet
𝑆𝐷
CV = X 100 %
𝑋
CV = Koefisien variasi
SD = Simpangan baku
X = Harga purata
Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia
PRAKTIKUM VI
FORMULASI SEDIAAN TABLET SALUT GULA
A. TUJUAN
Untuk memberi penegtahuan dan ketrampilan teknik pembuatan
tablet salut gula (dragee)
B. TEORI
Penyalutan tablet mempunyai tujuan :
1. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
2. Melindungi zat berkhasiat terhadap pengaruh luar dan benturan
mekanik
3. Memperindah bentuk luar
4. Mempermudah identifikasi dan tujuan khusus lain
5. Memperlama kerja obat dalam badan
Dilihat dari proses, peralatan dan bahan yang digunakan,
penyalutan tablet dibedakan sebagai berikut:
1. Penyalutan dengan gula (Sugar Coating)
2. Penyalutan lapis tipis (Film Coating)
3. Penyalutan secara kompresi (Compression Coating)
4. Penyalutan cara lain (Air Suspension Coanting)
Masing – masing cara memiliki ciri tersendiri, keunggulan,
kerugian dan kesulitan teknis yang berbeda-beda.
Tablet salut gula adalah tablet inti yang dilapisi dengan lapisan gula.
Tablet inti harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Permukaannya halus
2. Bentuk secembung mungkin
3. Harus keras supaya tahan terhadap benturan mekanik
selama proses penyalutan berlangsung
4. Kerapuan serendah mugkin
5. Bebas debu
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat daripada apabila
digunakan zat warna yang larut.
Tahap 5 :Finishing
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin
setelah selasai pewarnaan.
Tahap 6 :Polishing
Tahap ini adalah tahap akhir yang bertujuan menjadikan
permukaan tablet salut menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang
dipakai adalah cera carnauba atau PEG dalam pelarut kloroform.
Beberapa problema yang sering muncul selama proses penyalutan
tablet terjadi pada tahap:
a. Sealing
Bahwa penambahan seal coat tidak boleh terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Apabila jumlah seal coat terlalu sedikit akan berpengaruh
pada stabilitas bahan aktif. Akan tetapi penambahan yang berlebihan
akan berakibat menghambat hancurnya tablet dan memperlama
kecepatan pelarutan tablet. Selain itu apabila selama proses sealing
dilakukan penambahan talk (dengan maksud untuk mencegah
pelekatan tablet) dapat berdampak mejadikan permukaan tablet
menjadi kasa.
b. Subcoating
Masalah yang sering muncul adalah permukaan tablet menjadi
kasar. Hal ini disebabkan karena:
➢ Penambahan serbuk subcoating yang berlebihan
➢ Peambahan larutan subcoating terlalu sedikit
➢ Pengeringan suspensi subcosting terlalu cepat. Akibatnya
kristalisasi gula berlangsung cepat den terbentuk kristal gula
yang kasar dipermukaan tablet.
c. Coloring
Merupakan tahap kritis karena kesalahan sedikit saja selama proses
ini akan berdampak warna tablet tidak merata dan tablet salut terlihat
tidak baik
3 Smooting :
R/ Gula 100 g
Aquadest 50 g
Sirupus simplek :
R/ Gula 70 g
Aquadest 30 g
Cairan pewarna :
R/ Opaluc 1g
Sir. Simplek 18 g
5 Polishing :
R/ PEG 6000 10 g
Chloroform 100 g
D. CARA KERJA :
1. Timbang sebanyak 350 g tablet inti, bebaskan dari debu
2. Sisihkan lebih kurang 100 tablet inti,untuk dilakukan uji persyaratan
sifat fisis tablet
3. Tahap sealing
a. Buatlah larutan sealing
b. Lapisi panci penyalut dengan larutan sealing, keringkan dengan
mengaliri udara panas sampai panci kering. Masukkan tablet inti
ke dalam panci dan putar. Aliri udara panas ke dalam panci
sampai suhu sekitar 300C
c. Tuangkan 15 mLlarutan sealing, keringkan dangan udara panas
250C- 300C, tunggu sampai kering
d. Penyalutan dilanjutkan dengan 10 mL larutan sealing, sampai
rata sebanyak 2-4 lapis. Apabila tablet kelihatan lengket satu sama
lain, taburi dengan serbuk penabur
e. Keringkan dalam almari pengering selama satu hari
4. Tahap subcoating
a. Timbang bahan-bahan untuk larutan subcoating dan serbuk
subcoating sebanyak separo formula
b. Buatlah suspensi subcoating dengan bahan-bahan tersebut diatas
c. Lapisi panci penyalut dengan sedikit suspensi coating dengan jalan
meratakannya dalam panci penyalut, kemudian dikeringkan
dengan udara panas
d. Tuangkan tablet ke dalam panci, dan putar panci dalam posisi
kemiringan yang telah diatur secara tepat
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
5. Tahap smoothing
a. Buatlah larutan smoothing sebanyak 1/3 formula
b. Panci penyalut yang telah bersih dilapisi terlebih dahulu dengan
larutan
c. smoothing secara merata dan dikeringkan
d. Tablet yang sudah disubcoat dimasukkan kedalam panci
tersebut dan diputar. Tuangi dengan larutan smooting sebanyak
10 mL dan biarkan kering dengan sendirinya, tanpa pengaliran
udara.
e. Teruskan pelapisan dengan tiap kali menggunakan 10 mL
larutan
f. smoothing sampai permukaan tablet betul-betul licin (sekitar
3-4 kali pelapisan)
g. Keringkan dalam almari pengeringan selama satu hari
6. Tahap coloring
a. Buatlah larutan atau suspensi zat warna
b. Panci penyalut dilapisi dengan sirup yang akan dipakai untuk
melarutkan atau memsuspensikan zat warna dan keringkan dengan
mengaliri udara panas
c. Tablet yang permukaannya sudah licin dimasukkan kedalam
panci penyalut dan putar. Panaskan dulu dengan udara panas
sampai suhu 35 0C - 400C.
d. Tuangkan 15 mL larutan untuk pewarnaan, tiap kali, sebanyak
1-4 kali dengan dialiri udara panas. Debu yang keluar selama
pemutaran dihisap dengan penghisap debu
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
7. Tahap polishing
a. Buatlah larutan polishing setengah kali formula
b. Panci penyalut dilapisi terlebih dahulu dengan larutan polishing
sampai rata, tipis dan keringkan dengan pengaliran udara panas.
c. Masukkan tablet salut yang telah berwarna kedalam panci
kemudian panci diputar. Tuang larutann polishing sebanyak 10
mL, kemudian panci ditutup dan biarkan panci berputar beberapa
saat (± 5 menit). Buka tutupnya dan biarkan tablet menjadi kering
dengan sendirinya.
d. Kerjakan dengan cara yang sama sebanyak 3-4 kali, dan biarkan
panci berputar terus dalam keadaan terbuka, sampai diperoleh
tablet salut yang mengkilap
E. EVALUASI
1. Timbang 20 tablet yang telah jadi, catat beratnya. Hitung %
perubahan berat sebelum dan sesudah disalut!
PRAKTIKUM VII
SERBUK EFERVECENT
A. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses
pembuatan serbuk effervescent beserta cara ujinya.
B. TEORI
Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari
cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Campuran effervescent telah
diketahui dan digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Larutan
efervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam larutan
dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan
tablet atau kapsul biasa (Siregar, 2010).
Bahan baku dalam sediaan effervescent dibagi menjadi dua bagian
utama: sumber asam dan sumber basa (karbonat). Menurut Mohrle
(1989), keasaman sangat penting dalam proses reaksi effervescent. Ada
tiga sumber asam yaitu:
• Asam bebas
• Asam anhidrat (acid anhydrides)
• Asam garam (acid salts)
Sumber karbonat yang umum digunakan yaitu natrium bikarbonat
dan natrium karbonat.
• Natrium bikarbonat merupakan bagian terbesar sumber karbonat
dengan kelarutan yang sangat baik dalam air, nonhigroskopis serta
tersedia di pasaran mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk garam.
• Natrium bikarbonat menghasilkan 52% karbondioksida (CO ) 2
Formula
Asam askorbat 50 mg
Asam sitrat 104,5 mg
Asam tartrat 201 mg
Natrium bicarbonat 352,5 mg
PEG 30 mg
Aspartam 200 mg
Laktosa 100 mg 100 mg untuk bagian asam
Sorbitol 200 mg
100 mg untuk bagian basa
CARA KERJA
1. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan formulasi 30 sediaan
2. Campurkan komponen asam (As. sitrat, As. tartat, As. askorbat),
lalutambahkan laktosa, sorbitol, dan minyak jeruk
3. Campurkan komponen basa (Na. bikarbonat, PEG,
Aspartam), tambahkansorbitol.
4. Campurkan komponen asam dan basa dalam keadaan kering
5. Ambil 1000 mg serbuk effervescent, larutkan dalam 100 mL aquades
6. Hitung waktu obat / serbuk effervescent larut sempurna dalam
aquades
7. Lakukan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kaning, J.L., 1971, The Teory and
Practice of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger, Philadelpia
York
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Contoh Format Cover Laporan Resmi
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ..... (Diisi Nama Praktikum yang dilakukan, ex: MIXING)
Nama Kelompok :
Ex : KELOMPOK I
Nama A,
Nama B, dst
Korektor : Nama Dosen Korektor sesuai Jadwal
Laboratorium Farmasetika
Program Studdi S1 FARMASI
Fakultas Sains, Teknologi, dan Kesehatan
Universitas Sahid Surakarta
2023
Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Famasi
Podi Famasi Univesitas Sahid Surakarta
Buku Petunjuk Paktikum FTS.Padat
Lampiran 2 :
Daftar Kelompok Praktikum
Kelas A
KELOMPOK I KELOMPOK II
Rafly Muhammad Sya’bani Jenny Megananda
Mutia Ramadhani Selvi Ulvianti
Tania Ardea Putri Inesta Riffaini
Sinta Mei Enjelina Carnegiri Riu
Rizky Anjar
Lampiran 3 :
Jadwal Praktikum FTS. Padat
Hari dan Tanggal Nama Praktikum Dosen Konsultasi
dan Koreksi
Jumat, 12 Mei 2023 ASISTENSI PRAKKTIKUM
Jumat, 19 Mei 2023 Granulasi Basah dan Kering
Jumat, 26 Mei 2023 Pengeringan
Jumat, 2 Juni 2023 Fluiditas dan Sifat Alir Reni Ariastuti,
M.Sc., Apt
Jumat, 9 Juni 2023 Mixing (Kelompok 1-IV)
Jumat, 16 Juni 2023 Formulasi Sediaan Tablet
Jumat, 23 Juni 2023 Formulasi Serbuk Effervescent
Jumat, 7 Juli 2023 Diskusi
Jumat, 14 Juli 2023 Responsi