Anda di halaman 1dari 73

MODUL

p
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN
SOLID

Oleh :
Team Teknologi Sediaan Solid

NAMA PRAKTIKAN/NIM

...........................................................
.................

LABORATORIUM FARMASETIKA
PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019

1 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
karuniaNya maka Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid dapat disusun sesuai
dengan yang diharapkan. Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid disusun sebagai
pedoman bagi mahasiswa D3 semester IV Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang yang
mengambil mata kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Solid.

Dalam Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid ini disajikan teori tentang
CPOB, kapsul dan tablet. Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid ini semoga
bermanfaat bagi para mahasiswa D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang dan semua
pihak yang berminat mempelajari Praktikum Teknologi Sediaan Solid.

Kupang, Februari 2020

Penyusun

2 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


TEAM PENYUSUN :

Yorida F. Maakh, S.Si.,Apt.,M.Sc

Maria I.M. Indrawati, S.Pd.,Apt.,M.Sc

Muhamad S. Pua Upa, S.Farm,Apt,M.Si

Dominus Mbunga,S.Farm,Apt,M.Si

Emanuel R.A. Rahmat,S.Farm.,Apt

Ivonne Y. Laning,S.Farm.,Apt

Mengetahui
Kaprodi Farmasi Koordinator Praktikum

(Maria Hilaria, S.Si.,S.Farm.,Apt.,M.Si) (Yorida F. Maakh, S.Si,Apt,M.Sc)

3 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

TEAM PENYUSUN .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

KEGIATAN PRAKTIKUM 1
ASISTENSI UMUM............................................................................................... 5
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
STUDI PUSTAKA................................................................................................ 15
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
LABEL................................................................................................................. 16
KEGIATAN PRAKTIKUM 4 & 5
HITUNGAN KAPSUL & TABLET........................................................................ 20
KEGIATAN PRAKTIKUM 6 & 7
CPOB................................................................................................................... 23
KEGIATAN PRAKTIKUM 9, 10, 11 & 12
PREFORMULASI & FORMULASI KAPSUL & TABLET.................................... 47
KEGIATAN PRAKTIKUM 13
EVALUASI GRANUL........................................................................................... 62
KEGIATAN PRAKTIKUM 14
EVALUASI KAPSUL............................................................................................ 65
KEGIATAN PRAKTIKUM 15
EVALUASI TABLET............................................................................................ 67

4 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 1
ASISTENSI UMUM

Modul ini akan menuntun anda untuk melakukan praktikum Teknologi Sediaan Solid.
Pada teknologi Sediaan Solid akan dipraktikkan dua jenis sediaan yaitu Kapsul dan tablet.
Kapsul menurut FI Ed IV (1995) adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat  dari gelatin tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, Hal 4).
Modul ini akan menuntun anda untuk mengikuti Praktikum Teknologi Sediaan Solid,
yang berisi :
1. Mahasiswa mampu memahami bahan aktif serta eksipein yang dgunakan dalam
sediaan solid
2. Mahasiswa mampu menganalisis hitungan Farmasi Sediaan Solid (Kapsul dan tablet)
3. Mahasiswa mampu menerapkan CPOB sediaan solid
4. Mahasiswa mampu mempraktekkan preformulasi sediaan solid
5. Mahasiswa mampu mempraktekkan formulasi sediaan solid
6. Mahasiswa mampu mempraktekkan evaluasi mutu sediaan solid

Sebagai persiapan sebelum praktik sebaiknya anda mempelajari teknologi pembuatan


sediaan kapsul dan Tablet dari diktat kuliah maupun referensi lainnya. Praktikum pertama
akan membahas tentang persiapan praktikum meliputi tata tertib praktikum, dosen
pembimbing, penilaian, pembagian kelompok mahasiswa, jadwal praktikum, peralatan yang
wajib dibawa, format jurnal laporan dan format cover.

A. TATA TERTIB
1. Praktikan harus hadir paling lambat 15 menit sebelum kegiatan praktikum dimulai.
2. Praktikan yang terlambat datang setelah absen hanya diperkenankan mengikuti
praktikum setelah mendapat izin dari dosen pembimbing
3. Praktikan yang berhalangan hadir pada saat kegiatan praktikum diwajibkan
memberikan informasi terlebih dahulu kepada dosen (sakit: surat keterangan
dokter; ijin : Mahasiswa yang berhalangan hadir pada saat kegiatan parktikum atau
pada saat ujian diwajibkan memberikan informasi terlebih dahulu kepada dosen
(sakit: surat keterangan dokter; ijin : melaporkan pada kajur)
4. Praktikan wajib menggunakan jas praktikum/lab, masker, sarung tangan, penutup
kepala dan sepatu tertutup

5 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


5. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan menggunakan handphone
selama kegiatan praktikum
6. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan laboratorium tanpa izin dosen
pembimbing.
7. Presentasi kehadiran 100%, mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 100%
wajib mengikuti Inhal, jika tidak mengikuti inhal maka praktikan tidak diperkenankan
mengikuti UAS
8. Praktikan wajib mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum.
9. Praktikan wajib mengembalikan bahan dan alat yang digunakan setelah digunakan
10. Praktikan dilarang menggeser dan memindahkan timbangan dari tempatnya serta
mencantumkan nama di timbangan masing-masing.
11. Praktikan wajib meng acc setiap penimbangan bahan pada dosen
pembimbing/pengawas Lab.
12. Jika ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan praktikum, praktikan wajib melapor
pada dosen pengawas praktikum.
13. Setiap kelompok wajib melaksanakan tugas sesuai jadwal piket.
14. Jurnal praktikum dibuat perkelompok, ditulis pada kertas folio bergaris, wajib di acc
dosen pembimbing praktikum sebelum kegiatan praktikum di Labaratorium
berlangsung.
15. Laporan praktikum dibuat perkelompok dan diketik pada kertas HVS A4,
16. Laporan tiap praktikum yang telah di acc oleh pembimbing di kumpulkan, dijilid
cover biru (kls A), hijau (kelas B) dan kuning (kelas C) . Wajib dikumpulkan pada
waktu ujian akhir semester (UAS) sebagai syarat masuk ujian.
17. Mahasiswa diwajibkan membawa KTM dan KRS pada saat ujian. Bagi yang tidak
membawa KTM dan KRS tidak diperkenankan mengikuti ujian.
18. Mahasiswa yang ketahuan menyontek atau bekerjasama pada saat UTS atau UAS
dinyatakan gagal dengan nilai E.
19. Mahasiswa mengulang wajib melaporkan diri pada dosen mata kuliah

B. CARA KERJA YANG BAIK DI LABORATORIUM


Cara - Cara Kerja Yang Baik Dengan Memperhatikan Keselamatan dan Keamanan
1.  Dalam kondisi sehat fisik dan mental.
2.  Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin dalam keseluruhan kegiatan praktikum.
3.  Menjaga kebersihan baik ruang maupun alat - alat selama praktikum.
4.  Meneliti jumlah dan kondisi alat-alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum
selesai

6 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


5.  Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus sistematis, cermat
danteliti
6.  Jujur dalam semua tindakan, mulai dari pembuatan sampai penyerahan hasil
praktikum.
7.  Kreatif, misalnya sebelum memulai praktikum telah mempersiapkan komponen
pelengkap seperti menyiapkan wadah, tutup botol, dll.
8.  Selama praktek bicara seperlunya agar suasana tenang.
9.  Tunjukkan sikap dan penampilan percaya diri, tidak bingung dan tidak ragu-ragu
sehingga mampu bekerja dengan tenang.
10. Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium, sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja seperti: ketumpahan air panas atau memecahkan alat laboratorium.
11. Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal di bawah ini:
a Wadah apakah wadah sudah bersih, sesuai (obat suntik dalam
ampul/vial, salep dalam tube, dll)
b Etiket berwarna putih untuk obat dalam dan biru untuk obat obat
. luar. Pada etiket harus tercantum nomor resep, tanggal
penyerahan resep, nama pasien, cara pemakaian obat,
paraf si pembuat resep.
c. Label Tidak boleh diulang tanpa resep dokter (untuk obat keras,
narkotika dan psikotropik), Obat Luar, Kocok dahulu, dll.
d Brosur Apa saja yang harus ada dalam brosur
.
e Kemasan primer Disesuaikan dengan berat/volume produk
.
f. Kemasan Disesuaikan dengan wadah primer
sekunder

C. DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM

NO NAMA DOSEN
1 Yorida F. Maakh, S.Si.,Apt.,M.Sc
2 Maria I.M.Indrawati,S.Pd.,M.Sc
3 Muhamad S. Pua Upa,S.Farm,Apt,M.Si
4 Emanuel G.A. Rahmat,S.Farm.,Apt
5 Dominus Mbunga,S.Farm,Apt,M.Si
6 Ivonne Y. Laning,S.Farm.,Apt

D. PENILAIAN
Unsur Penilaian Persentase (%)
Harian 30%
Jurnal/Laporan 15 %
Pre/post test 10 %
Diskusi 10 %
Ketrampilan 40 %
Hasil 25 %
UTS 30%

7 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


UAS 40 %
Jumlah 100%

E. PEMBAGIAN KELOMPOK
PEMBAGIAN KELOMPOK PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
TK II REGULER A TAHUN AJARAN 2019/2020

NO KELOMPOK I KELOMPOK II
1 Anastasia Uran Anggi Puspa Lestari
2 Dalena Chyntia Dael Ewaltrudis T Heli
3 Fina Sintia Manulede Juvelon E. Sonlay
4 Febi Nurlince Tanehe Julia Angelica Tallo
5 Kristina Noo Jaklin Korfalia Nifu
6 Kurniati Deran Sonda Karola Victoria Novita Lake
7 Marta Lelu Lewar Maria Yosefina Ursula Bataona
8 Mateus Sabu Milensiano Aryandi Kofi
9 Marlina S. Tonmo Rina Maria Mowata
10 Tarisha W.A Bahagia Stefanie Inesarias N Sabalele

NO KELOMPOK III KELOMPOK IV


1 Aprida Penina Liu Baleta Hagar Duka
2 Deri A. L Mese Elisabeth N.A.P Sari
3 Edgar L Neno Dea Hersi Radja
4 Frederia Y P Petu GST Ayuina Shania R
5 Maria Droste Seriman Riki J Oly Bunga
6 Pande M.A Darmayanti Rutmiyanti Lay Kanny
7 Prihardini Widyasari Julia Sannya Cantika Siar
8 Theresia Bai Yohanes Naben
9 Yetero Nufus Yuliana Bano Lewar

TK II REGULER B TAHUN AJARAN 2019/2020

NO KELOMPOK I KELOMPOK II
1 Ainun Fajriyati Jafar Alfa F.D. L Tenggo
2 Cornelia A Putri Ari Dewi Saekoko
3 Coterlino Carli Lim Dorkas Hoke Liba
4 Georgia L.S.P Nahak Irwan J Bilistolen
5 Gracelda Lidya Ghunda Lero Lely Krisna Boymau
6 Maria Marselina Dominika Kellen Maria Anastasia Pada
7 Maria P.L Sanga Maria Yunita Helci
8 Priska E Ratu Tende Priska Mirna Leoanak
9 Reati R. Lawa Susana N.Surat Ruing
10 Ronaldi Melkianus Fredi Kote

NO KELOMPOK III KELOMPOK IV

1 Chandra Rosalia Dju Chintana D.A Rangga


2 Danial S.R Saranga Faldy M.K Pellokila

8 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


3 Delsiana N.R Weetede Fanensia Derang
4 Kristo S. Wanerig Floresti E. Ndona
5 Maria Hersiani Seran Tae Maria H. S. Ia
6 Marsiana Yulita Sabi Natasia N Maunin
7 Martina Meliana Asna Nikytha C.R Wodji
8 Sonia M.A Taena Sabina V. Ngodus
9 Shavira W. Rosnah Theo Edwardly Soge
10 Veronika Yuni Boruk

TK II REGULER C TAHUN AJARAN 2019/2020

NO KELOMPOK I KELOMPOK II
1 Adetya Pristiningrum Alfani E Mooy
2 Desy E. Talenalain
Dertiwi Puay Zacharias
3 F. J Nurhayati Fiki Elsafera Keo
4 Firgilia J. Seong Gulielmus Geri Kelen
5 G ratiana M J Namin Helene Lenia Jawan
6 Jelita Filomena Sarmento Kristina D Funan
7 Marchelina S.B Rea Ludmila E. Dangku
8 Maria G. G Duli Maria Ndena
9 Muhammad D.Saleh Viktorius N Pati
10 Nindya Sampelimbong Yeventia A. Uskenat

NO KELOMPOK III KELOMPOK IV


1 Angela Delfiana A.
Janggur Claudia Ryang Toby
2 Elfarida Lapekoli Evi E Mau Sali
3 Ina Nenabu Irma Suryanti Pah
4 Januarti Rosalinda Teju
Irene M Djara Lulu Hinga
5 Jenriana Matelda Limau Jurdilnalia Hoinbala
6 Juniarthi Gorangmau Kasper Iman Atto
7 Marchelino P Jalni Martino D. Nasur
8 Yohana M V B Wahang Masna Palan Bolen
9 Novi Wasti Astuti Ledoh Sherly Adelia Lende
10 Martha L.Nesimnasi

9 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


F. JADWAL PRAKTIKUM TK II A dan B

P’TE-
KEGIATAN
MUA TANGGAL
PRAKTIKUM
N
A: Selasa, 25-3-20 Yorida
Asistensi Umum
1 B: Jumat, 28-3-20 Muhamad S. Pua Upa
C: Kamis,27-3-20
2 A: Selasa, Kapsul Granul
Cari Formula : Study
B: Jumat, Kel I : Yorida
literatur
C: Kamis, Kel II : Maria I.M.Indawati/
3 A: Selasa, Label Muhamad S. Pua Upa
B: Jumat, Kel III : Dominus
C: Kamis, Kel IV : Emanuel

Tablet Granulasi Basah


Kel I : Emanuel
Kel II : Yorida
Kel III : Maria I.M.Indawati/
Muhamad S. Pua Upa
Kel IV : Dominus

Tablet cetak langsung


Kel I : Dominus
Kel II : Emanuel
Kel III : Yorida
Kel IV : Maria I.M.Indawati/
Muhamad S. Pua Upa

4 A: Selasa, Ivonne Y. Laning,S.Farm.,Apt


B: Jumat, Hitungan Kapsul
C: Kamis,
5 A: Selasa, Ivonne Y. Laning,S.Farm.,Apt
B: Jumat, Hitungan Tablet
C: Kamis,
6 A: Selasa, Kapsul Granul
B: Jumat, Protap CPOB Kel I : Yorida
C: Kamis, Kel II : Maria I.M.Indawati/
7 A: Selasa, Protap CPOTB & Muhamad S. Pua Upa
B: Jumat, Wadah Kel III : Dominus
C: Kamis, Kel IV : Emanuel

Tablet Granulasi Basah


Kel I : Emanuel

10 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


Kel II : Yorida
Kel III : Maria I.M.Indawati/
Muhamad S. Pua Upa
Kel IV : Dominus

Tablet cetak langsung


Kel I : Dominus
Kel II : Emanuel
Kel III : Yorida
Kel IV : Maria I.M.Indawati

P’TM
TANGGAL KEGIATAN
UAN
8 A: Selasa, UTS Kel I : Yorida
B: Jumat, Kel II : Maria I.M.Indawati/
C: Kamis, Muhamad S. Pua Upa
Kel III : Dominus
Kel IV : Emanuel
9 A: Selasa, Preformulasi sediaan Kapsul Granul
B: Jumat, Kapsul (Granul Basah) Kel I : Yorida
C: Kamis, Kel II : Maria I.M.Indawati /
10 A: Selasa, Preformulasi Tablet Muhamad S. Pua Upa
B: Jumat, Granulasi Basah Kel III : Dominus
C: Kamis, Preformulasi Tablet Kel IV : Emanuel
kempa langsung
11 A: Selasa,
Formulasi Sediaan Tablet Granulasi Basah
B: Jumat,
kapsul Kel I : Emanuel
C: Kamis,
12 A: Selasa, Formulasi Tablet Kel II : Yorida
B: Jumat, Granulasi Basah Kel III : Maria I.M.Indawati/
C: Kamis, Formulasi Tablet Muhamad S. Pua Upa
kempa langsung Kel IV : Dominus
13 A: Selasa, Evaluasi Granul Kapsul
B: Jumat, Evaluasi Granul Tablet Tablet cetak langsung
C: Kamis, Kel I : Dominus
14 A: Selasa, Evaluasi Kapsul Kel II : Emanuel
B: Jumat, Kel III : Yorida
C: Kamis, Kel IV : Maria I.M.Indawati/
15 A: Selasa, Evaluasi Tablet Granul Muhamad S. Pua Upa
B: Jumat, Basah
C: Kamis, Evaluasi Tablet cetak
Langsung
INHAL
16 A: Selasa, UAS Kel I : Maria I.M.Indawati/
B: Jumat, Muhamad S. Pua Upa
C: Kamis, Kel I : Dominus
Kel III : Emanuel
Kel VI : Yorida

11 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


G. FORMAT JURNAL
I. Formula Induk
II. Formula Standar
III. Preformulasi
A. Rancangan Formula
B. Data Preformulasi
C. Identifikasi Organoleptis
D. Identifikasi Kualitatif
IV. Permasalahan dan Penyelesaian Masalah
V. Formulasi
A. Master Formula
B. Penimbangan
C. Dosis
D. Persiapan Alat Dan Bahan
E. Cara Kerja
VI. Pengemasan
A. Wadah Sekunder
B. Brosur
C. Etiket
VII. Evaluasi
VIII.Hasil & Pembahasan
A. Preformulasi : Bahas
B. Identifikasi Organoleptis & Kualitatif
C. Produksi
D. Evaluasi
IX. Dapus
(ditulis tangan menggunakan kertas Folio bergaris, 3 jurnal perkelompok )

H. FORMAT LAPORAN
Bab I Pendahuluan
A. Tujuan Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
Bab II ISI : IKUTI JURNAL
A. Preformulasi
1. Rancangan Formula
2. Data Praformulasi (Spesifikasi Bahan Awal)
3. Identifikasi Organoleptis
4. Identifikasi Kualitatif
B. Permasalahan dan Penyelesaian
C. Formulasi
1. Master Formula
2. Penimbangan
3. Dosis
4. Persiapan Alat dan Bahan
5. Cara Kerja
D. Pengemasan
1. Wadah Sekunder
2. Brosur
3. Etiket

12 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


D. Evaluasi
Bab IV Hasil & Pembahasan
A. Preformulasi
B. Identifikasi Organoleptis & Kualitatif
C. Produksi
D. Evaluasi
Bab V Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran ( Label & Protap yang sudah diisi dan di tandatangani, Foto Kegiatan)

Catatan :
a. Penulisan Judul menggunakan huruf capital dan di bold
b. Penulisan Sub Judul setiap huruf pada awal kalimat menggunakan huruf
capital serta di bold.
c. Penulisan Anak Sub Judul awal kalimat saja yang menggunakan huruf
kapital.
d. Jarak antara Bab dan Judul adalah spasi 1
e. Jarak antara Judul dan Sub Judul Spasi 3
f. Jarak antara Sub Judul dengan anak sub judul spasi 2
g. Tabel spasi 1
h. Huruf Times New Roman, font 12, Spasi, margin 3-3-2-2)
i. Kertas HVS A4
j. Cover : Kls A : Biru, Kls: B Hijau, Kelas C; Kuning

I. Bentuk Sediaan Yang Akan dibuat

Kapsul Tablet Granulasi Tablet Kempa


KELOMPOK
Granulasi Basah Basah Langsung
I Aminofilin Paracetamol Hexamin
2 Aminofilin Asam Mefenamat KCl
3 Teofilin Antalgin Asetosal Granul
4 Teofilin CTM Asetosal Granul

13 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


J. Contoh Halaman Depan untuk Laporan Akhir

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
(Besar Huruf 16, Bold)

7 cm

Diameter 5 cm

Oleh :
(Besar Huruf 12, Bold)
TINGKAT ….. REGULER ….. KELOMPOK …..

(Besar Huruf 14, Bold)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI FARMASI KUPANG
TAHUN
(Besar Huruf 16, Bold )

14 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


K. Contoh Lembar Persetujuan
LEMBAR PERSETUJUAN
(Besar Huruf 14, Bold)

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
(Besar Huruf 16, Bold )
Oleh :
(Besar Huruf 12, Bold)
Nama Mahasiswa (NIM)

(Besar Huruf 12, Bold)

Telah disetujui untuk mengikuti ujian


(Besar Huruf 12, Bold)

Kupang, ...........................
Koordinator Praktikum Pembimbing Praktikum
1. Nama
NIP
2. Nama
NIP
Nama 3. Nama
NIP NIP
4. Nama
NIP

L. Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupakan daftar dari buku-buku atau ferensi yang dipakai untuk
menyusun laporan magang. Buku yang dicantumkan harus ada hubungan secara langsung
dengan laporan magang, misal diambil beberapa paragraf. Tetapi bila tidak ada beberapa
bagian yang dimasukkan dalam laporan maka referensi tersebut tidak perlu dimasukkan
dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka disusun kebawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Daftar
pustaka dapat diambil dari buku, majalah,internet,dll. Tata cara penulisan daftar pustaka
mengikuti gaya Harvard (Harvard style) adalah sebagai berikut:

15 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


a. tuliskan semua butir publikasi dengan urutan abjad nama pengarang dan tahun. Bila
terdapat nama pengarang dan tahun yang sama, maka setelah tahun diberi akhiran (a),
(b), (c), dst. Publikasi yang tanpa nama pengarang ditulis diawal dan diurutkan berdasar
tahun dan urutan judul buku;
b. bila panjang acuan atau referensi melebihi 1 baris, maka kalimat dibaris berikutnya
diketik masuk ke dalam sejauh 1,15 cm (hanging).
c. jarak antar 1 acuan atau referensi dengan acuan atau referensi lainnya berjarak 1,5
spasi;
d. acuan atau referensi harus mempunyai tahun terbit 5- 10 tahun terakhir dari tahun
dibuatnya KTI kecuali text book yang belum ada terbitan baru;
e. jika sumber referensi diambil dari internet, harus langsung dari pengembang atau
provider utama; yang berakhiran ....co.id atau ....gov atau ....edu
f. bila acuan atau referensi dari buku:
a) 1 pengarang.
Hartono, J., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Edisi I. hal.89. Andi. Jakarta.
b) 2 pengarang.
Munir, A., dan Ubad B., 2003. Statistik Itu Mudah. Volume II. Grasindo. Jakarta.
c) Lebih dari 2 pengarang semua nama pengarang ditulis.
d) Tanpa pengarang.
Anonim. 2002. Linux di Perusahaan Alat Berat. Pustaka Indo. Yogyakarta.
7)   Bila acuan/referensi dari penerbitan pemerintah;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003. Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia. Jakarta.
8) Bila acuan atau referensi dari artikel di dalam buku, maka format penulisan sebagai
berikut: nama pengarang dan editor. Tahun terbit. Judul artikel. Penerbit. Kota.
Contoh:
Widiastono, Tony D., (Ed.). 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Penerbit Buku
Kompas. Jakarta.
9) Bila acuan atau referensi dari Jurnal, Majalah, Buletin dan Penerbitan Berkala.
Anonim. 2010. Membandingkan Intel Core 15 diberbagai Merk. Dalam Chips.
(Agustus, VIII). Jakarta.

16 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 2
CARI LITERATUR FORMULA

Pada Praktikum ini adalah mencari Literatur tentang Formula Kapsul granul, Tablet granulasi
basah dan tablet kempa langsung.
A. Kapsul Granulasi Basah
Persyaratan
NO Formula + Pustaka Keterangan
Konsentrasi + Pustaka
1
2
3
4
5

B. Tablet Granulasi Basah


Persyaratan
NO Formula + Pustaka Keterangan
Konsentrasi + Pustaka
1
2
3
4
5

C. Tablet Kempa Langsung


Persyaratan
NO Formula + Pustaka Keterangan
Konsentrasi + Pustaka
1
2
3
4
5

17 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 3
LABEL

Pada praktikum ini praktikan akan dipandu untuk membuat Label yang akan digunakan
selama proses preformulasi, formulasi dan evaluasi sediaan solid Kapsul dan tablet.

1. Contoh daftar Pemasok

2. Contoh Label Karantina Bahan Awal

3. Contoh Label Karantina Produk Jadi

18 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


a. Label diluluskan

b. Label diluluskan turunan

4. Contoh label di tolak

5. LABEL SAMPEL TELAH DIAMBIL

19 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


6. LABEL PENIMBANGAN BAHAN AWAL

7. LABEL PRODUK ANTARA/RUAHAN

8. LABEL STATUS KEBERSIHAN RUANGAN/MESIN/ALAT

a. Label Bersih Ruangan/Mesin/Alat

20 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


b. Label Kotor Ruangan/Mesin/Alat

9. LABEL KEGIATAN RUANGAN / JALUR PRODUKSI

21 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 4 & 5
HITUNGAN KAPSUL & TABLET

Pada praktikum ini, Praktikan akan dipandu untuk melakukan perhitungan sediaan
Kapsul dan Tablet

A. Tablet atau Kapsul Granulasi Basah


Zat aktif paracetamol 500 mg, direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet
       Formula     : Fase Dalam (92%)
Paracetamol                                      500  g
                                Amilum 10% dari bobot tablet          70  g
                                Musilago amili 10% (1/3 FD)    21,5  g
                                Laktosa                                            52,5 g
                                                                                    644    g
 
                                Fase Luar (8%)
                                Mg stearat                                         1%
                                Talk                                                   2%
                                Amilum kering                                  5%
 
      Cara menghitung :
      - Musilago amili            =  1/3 x 644 g  = 215 g
         setelah dikeringkan    =  10% x 215 g  =  21,5 g
      - Laktosa  =  644 – (500 + 70 + 21,5)  =  52,5 g
 
Misalnya :   Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk
kadar air 0%, bobot granulnya  =  0,98 x 600  =  588 g. Jumlah tablet yang diperoleh 
=  588/644 x 1000 tablet  =  913,04 tablet.

Fase luar yang ditambahkan :


 Mg stearat                    1%      =  1/92 x 600 g  =    6,52  g
Talk                             2%       =  2/92 x 600 g  =  13,04  g
Amilum kering   5%       =  5/92 x 600 g  =  32,60  g

22 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


 
600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g
Bobot tablet yang diperoleh =
                     913,04
                                                   =  714,27 g
 B. Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
  Fase Dalam (97%)
Zat aktif A                    sesuai dosis
     Amilum kering   10%
     Laktosa                        q.s
      Fase Luar (3%)
     Mg stearat                    1%
     Talk                              2%
Pembuatan slug : FD + ½ FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan dihancurkan
(slug) hingga kecepatan aliran ≥4 gram/detik. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan
sisa ½ FL (1,5%).
Contoh  :
Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet
Formula           :  Fase dalam (97%)
Zat A                                                400      g
Amilum 10% bobot tablet                 60      g
Laktosa                                             122     g
582       g
Fase Luar (3%)
 Mg stearat     1%                                  6      g
 Talk              2%                                 12     g
 
Slug (98,5%)      Zat A                                             400      g
                                 Amilum                                           60      g
                                 Laktosa                                         122      g
                                 Mg stearat                                         3      g
                                 Talk                                                   6      g
                                                                                          591      g
Misalnya : slug yang diperoleh = 500 mg, maka sisa FL yang ditambahkan :
        Mg stearat           =  500/591 x 3             =      2,538    g
        Talk                     =  500/591 x 6             =      5,076    g
       Slug + sisa FL      =  500 g + 7,614 g       =  507,614    g
      Jumlah tablet yang diperoleh      =  500/591 x 1000       =  846,024    g
      Bobot tablet                              =  507,614/846,024     ≈             0,6 g

C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil.
Formulasi KL  dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran
(seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 30%.
Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50% agar keseragaman
kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat

23 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


aktif untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif,
kompresibilitas.
1) Zat aktif A                                sesuai dosis
       Laktosa spray dried                  q.s
       Mg stearat                                1%
      Talk                                          2%
         Amilum kering                5%
2) Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik,
tetapi alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka digunakan
eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
             Zat aktif A                                sesuai dosis
            Avicel : Eksplotab (3:7)            q.s
            Mg stearat                                1%
            Talk                                         2%
3) Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai
”running powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang
baik. Tapi daya hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan
penghancur luar seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A                                sesuai dosis
 Avicel : Starch 1500 (3:1)         q.s
Mg stearat                                1%
Talk                                          2%
Amilum kering              5% atau
            Eksplotab                                 5% atau
            Ac-di-sol                                  3%

Contoh :
Formula            :  Zat A                                        25    g
Pengisi q.s                                         217,5   g
Mg stearat (1%)                                    2,5   g
Talk (2%)                                              5      g
                                                                                            250      g

24 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 6 & 7
CPOB

Pada praktikum ini, Mahasisa akan dipandu untuk melakukan pembuatan Protap CPOB.
Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPOB, adalah cara
pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaan

A. SPESIFIKASI BAHAN AWAL

25 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


B. CONTOH PROTAP PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN AWAL DAN
BAHAN PENGEMAS (CPOB 2012, Jilid 1)

26 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


27 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
28 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
C. PROTAP PENANDAAN

29 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


30 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
31 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
32 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
33 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
34 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
D.

35 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


36 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
37 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
38 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
F. SISTEM PENOMORAN BETS/LOT

39 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


G. SPESIFIKASI BAHAN PENGEMAS

40 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


M. KESIAPAN RUANG CETAK

41 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


N. DOKUMEN INDUK

42 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


43 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
44 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
45 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
46 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
47 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
48 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
O. SPESIFIKASI TABLET

Tugas:

Buatlah dalam kertas A4 dan dikumpulkan ke masing-masing pembimbing :

49 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 9, 10, 11 & 12
PREFORMULASI & FORMULASI KAPSUL & TABLET

Pada modul praktikum ini, Praktikan akan dipandu untuk dapat membuat kapsul.
Modul ini mempelajari Praformulasi untuk merancang formulasi sediaan solid dan menguji
hasil sediaan yang dibuat sesuai persyaratan. Kapsul digunakan karena kepraktisannya
untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen obat. Obat yang memiliki rasa tidak enak
seperti pahit, anyir, manis, dan bau dapat ditutupi jika dibuat dalam bentuk kapsul. Selain itu
cangkang kapsul juga berfungsi untuk menjaga bahan aktif dari pengaruh lingkungan
sehingga bisa menjaga stabilitasnya. Cangkang kapsul dapat mewadahi berbagai bentuk
obat mulai dari serbuk, granula, cair, dan semi padat.

I. KAPSUL

Kapsul menurut FI Ed IV (1995) adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat  dari gelatin tetapi
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Kelebihan kapsul adalah keindahan, kemudahan pemakaian dan kemudahan dibawa,
kapsul telah menjadi bentuk takaran obat yang popular karena memberikan penyalutan obat
yang halus, licin, mudah ditelan dan tidak memiliki rasa, terutama menguntungkan untuk
obat-obat yang mempunyai rasa dan bau yang tidak enak. Kapsul secara ekonomis
diproduksi dalam jumlah besar dengan aneka warna, dan biasanya memudahkan penyiapan
obat didalamnya, karena hanya sedikit bahan pengisi dan tekanan yang diperlukan untuk
pemampatan bahan, seperti pada tablet (Lachman, dkk., 1994).

Gambar 1. Kapsul gelatin keras standar (Stegeman, 2002).

Penentuan bahan tambahan yang akan digunakan, sebagai berikut :


a. Pengisi : laktosa, pati, dikalsium fosfat, MCC
b. Penghancur (disintegrant) : pregelatinized pati, SSG, crosscarmellose
c. Pelincir (glidant) : talk, magnesium stearate
d. Pelican (lubricant) : magnesium stearate dan asam stearate
e. Pembasah (wetting agent) : surfaktan (Na lauril sulfat)

50 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


Tabel 1. Perbedaan Kapsul Keras dan Kapsul Lunak
Kriteria Kapsul keras Kapsul lunak

Diplastisisasi (gliserol,
Cangkang Tidak diplastisisasi
propilen, glikol, sorbitol)

Umumnya bahan padat Umumnya bahan cair


(bahan cair dan semi (bahan padat
Kandungan
solida memungkinkan memungkinkan)
untuk digunakan)

Cangkang dibentuk Pembentukan cangkang


dengan proses yang sekaligus proses
Pembuatan
berbeda dengan proses pengisian
pengisian

Traditional friction-fit,
Penutupan mechanical interlock, liquid Kedap suara
liquid sealing

Ukuran dan
Terbatas Banyak
bentuk

Teknologi
Solida Likuida
formulasi

Keakuratan 2-5 (dengan mesin modern


1-3%
pengisian otomatis)

Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor
paling besar (000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya ukuran (00) adalah
ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien ( Ditjen POM, 1995).
Pemilihan dari ukuran paling baik ketika formulasi dikembangkan, karena jumlah
bahan inert yang digunakan tergantung pada ukuran atau kapasitas kapsul yang dipilih.
Apabila formulasi dari bahan obat tidak memerlukan pengisi untuk menambah jumlah
serbuknya, maka ukuran kapsul boleh ditetapkan setelah pengembangan dan persiapan
formulasi. sebagaimana telah diketahui untuk obat-obat dengan dosis besar, jumlah obat
dalam kapsul mungkin tidak perlu sama dengan obat dosis obat tersebut sepenuhnya.
Kapsul lebih kecil mungkin dibutuhkan dalam keadaan-keadaan tertentu dimana obat akan
dipakai oleh pasien yang sangat muda atau orang tua sekali dan mungkin diperlukan lebih
dari satu kapsul untuk memberikan dosis dari obat. kejadian dimana diperlukan kekhususan
untuk kapsul kecil, mula-mula ukuran kapsul ditetapkan dan formulasi dapat berdasarkan
atas ukuran kapsul. Tergantung pada keadaan dan kebutuhan pasien, ukuran kapsul
ditentukan berdasarkan formulasi atau formulasi terpaksa diubah oleh karena ukuran kapsul.
Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan kapsul yang diisi oleh campuran obat dan

51 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


bagian tutupnya diselubungkan serapat-rapatnya. Bagian tutup bukan saja berfungsi
sebagai penutup tapi juga menekan dan menahan, oleh karena itu ukuran kapsul harus
dipilih sesuai kebutuhan (Ansel, 1989).
Pengujian kapsil terutama berhubungan dengan penyimpangan massa (keseragaman
dari berat) dan kehancurannya. Pengujian kehancuran, dapat dibandingkan dengan
pengujian kehancuran tablet, pada umumnya berlangsung dalam air atau juga dalam suatu
(pepsin) larutan asam klorida dari 37ºC (pada kapsul-kapsul untuk penggunaan rektal atau
vaginal dalam air). Waktu hancur yang dituntut berbeda dalam farmakope-farmakope,
umumnya 15 atau 30 menit.
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk atau granul. Pada
formulasi massa kapsul, bila dosis obat atau jumlah obat yang akan dimasukkan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahanbahan pengisi
yang cocok dalam jumlah yang tepat. Bila jumlah obat yang akan diberikan dalam satu
kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahanpengisi tidak dibutuhkan (Ansel,
1989).
Kebanyakan kapsul-kapsul yang diedarkan dipasaran adalah kapsul yang dapat
ditelan oleh pasien untuk keuntungan pengobatan. (Ansel, 1989). Berdasarkan
konsistensinya kapsul dibagi menjadi kapsul keras dan kapsul lunak. Kapsul gelatin keras
yang diisi dipabrik dapat ditutup secara sempurna dengan cara dilekatkan. Kapsul cangkang
keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran atau granul, butiran gula inert dapat dilapisi
dengan komposisi bahan aktif danpenyalut yang dapat memberikan profil lepas
lambat (Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 1995).

A. Membuat Sediaan Kapsul


1. Menimbang bahan aktif dan tambahan
Timbanglah bahan aktif dan bahan tambahan sesuai dengan bobot yang diinginkan
mengikuti protap penimbangan bahan untuk produksi yaitu
a. Mahasiswa yang terlibat dalam penimbangan harus memakai sarung tangan dan
masker yang bersih
b. Alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering
c. Pindahkan semua bahan yang akan ditimbang ke dalam ruang timbang
d. Pastikan dalam area penimbangan tidak boleh terdapat bahan selain yang
ditimbang, dan hanya ada satu wadah bahan yang terbuka untuk mencegah
kontaminasi
e. Ditimbang bahan tambahan terlebih dahulu kemudian bahan aktif (Baca Protap
Penimbangan CPOB, 2012)
2. Mencampur bahan aktif dan tambahan

52 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


a. Masing-masing bahan dihaluskan sebelum ditimbang dan digerus, serbuk diolah
dengan memakai spatula dengan cara triturasi, dengan cara mengayak,
mengguling-gulingkan (tumbling) atau dengan mikser secara mekanik
b. Triturasi menggunakan lumping porselin yang permukaan dalamnya kasar.
c. Bahan aktif ditempatkan diatas sebagian bahan tambahan dalam lumpang,
kemudian campuran diaduk merata dengan triturasi, lalu sisa bahan tambahan
ditambahkan dan triturasi dilakukan kembali sampai bahan tambahan bersatu dan
rata.
10. Mengisi dan menutup cangkang kapsul dan membersihkannya
Pengisian kapsul dalam jumlah kecil digunakan metode punch, sebagai berikut :
a. Gunakan sarung tangan operasi atau dari karet agar kapsul tidak tersentuh jari
yang telanjang
b. Mengambil sejumlah kapsul dari wadah persediaan kapsul
c. Serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul diletakkan di atas selembar kertas
bersih atau lempeng gelas atau lempeng porselen dan dengan sudip dijadikan

1 1
seperti barang yang tingginya − dari tinggi bagian badan kapsul.
4 3
d. Bagian badan kapsul yang kosong dipegang antara jempol dan telunjuk tangan
lalu dipukul-pukulkan/ditekan-tekankan (punch) secara vertical kepada serbuk
dengan bentuk padatan tadi sehingga terisi penuh (penekanan dengan gaya dan
tenaga yang sama)
e. Setelah kapsul ditutup, Kapsul dibersihkan satu per satu dengan kain kassa atau
potongan kain kecil
f. Kapsul ditimbang untuk mengetahui keseragaman dan ketelitian pengisian

B. TABLET
1. Metode Pembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini
biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat
tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain
sebagainya.

A. Granulasi Basah,
yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya

53 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat
aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi
atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran
serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering  ke dalam campuran
serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan
yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan
kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat,
gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal
pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan
sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika
sudah diperoleh massa basah atau lembab maka  massa dilewatkan pada ayakan
dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar
terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan
menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang akan
dibuat.

B. Granulasi Kering disebut juga slugging,


yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan
bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya. Teknik ini yang cukup
baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk
dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug
kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih
baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses
diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada
mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat

54 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya
saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik
pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada
bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling. Metode ini digunakan pada saat
kandungan zat aktif tinggi dalam tablet, zat aktif susah mengalir dan zat aktif sensitif
terhadap panas dan lembab

c. Metode Kempa Langsung,


yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl,
NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak
mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa
untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh),
secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan
adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.

B. Bahan Pembantu Granulasi Basah


1. Pengisi
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat
bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang mengandung zat aktif
dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi
sedikit atau tidak sama sekali. Umumnya berat tablet yang dapat diterima adalah lebih besar
dari 70 mg. Kisaran berat tablet yang lazim 120 – 700 mg.
Contoh :
1) Avicel (mikrokristalin selulosa)
- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume
spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik,
- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan
friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan
penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang
merata.

55 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan
laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna
larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk
2) Laktosa (Lachman Tablet)
- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa,
- Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard
(Lachman Industri)
- Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
- Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard
(dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap
lembab (Handbook of Pharm Excipient).
- Keburukan: laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
- Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh),
granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat.
 Spray-dried Lactose (Lachman Industri)
- Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal
digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa.
- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik
pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa.
- Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang
mengandung furaldehid
- Gunakan lubrikan netral atau asam
3) Sukrosa
- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
- Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan
tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak
dikombinasi dengan pengisi insoluble lain
- Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air
atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan.
Campuran air dan alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking

56 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


- Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan
mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat
pada penyimpanan dan higroskopis.
- Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
Sugartab     : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
Di Pac        : 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
Nu Tab      : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
4) Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)
b. Pengikat
-  Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
-  Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
-  Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
-   Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan (Lachman
Tablet halaman 161)
- Beberapa bahan pengikat antara lain :
1) Starch (amylum) (Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
- Dalam bentuk musilago amili 5-10%
- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih
dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang
dapat diencerkan
- Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan
- Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat
(hal 161)
- Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak terhidrolisis,
dan tidak mengarang
- Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan
penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.
- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang
rapuh dan sukar dikeringkan
- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika
digunakan dalam jumlah besar
2) Starch 1500 (Lachman Tablet)
- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai
pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
57 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk
menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel
yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar. (Lachman Industri)
- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan
lubrikan tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi
dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat
3) Amilum pragelatinasi
- Merupakan pati yang sudah dimasak dan dikeringkan lagi. Dapat digunakan sebagai
pengganti starch paste karena lebih mudah larut dalam air hangat tanpa pemanasan
- Dapat ditambahkan kering ke dalam serbuk kemudian dibasahkan dengan air
membentuk massa lembab
4) Gelatin
- Digunakan pada konsentrasi 5-10% sebanyak 1-5% dari formula
- Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang
keras dan memerlukan disintegran yang aktif
- Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat
- Kelemahan: rentan bakteri dan jamur
- Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin
dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama
beberapa jam/semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin
harus dipertahankan hangat sampai digunakan karena akan menjadi gel pada
pendinginan
5) Larutan akasia
- Digunakan pada konsentrasi 10-25%; untuk mengurangi mephenesin (dosis besar
dan sukar digranulasi)
- Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan
- Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
- Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan
disintegrasi tablet
`6) PVP
- Nama dagang: Kollidon atau Plasdon
- Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis,
tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)
58 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid
- Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan
menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
- Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium
bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
- PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2
7) Selulosa
i. Metil selulosa
- 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang sama dengan
musilago amili
- Dapat digunakan untuk menggranulasi soluble/insoluble powder; pengikat yang
baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula
- Keuntungan: dapat dikompres cepat, tidak mengeras pada penyimpanan
ii. CMC Na
- 5-15%
- Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya
- Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP kecenderungan untuk mengeras;
umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama
c)  Flavour (Lachman Industri)
- Digunakan untuk tablet kunyah
- Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa
luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa
cetak
- Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan ke adsorben
- Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%
d) Disintegran
Berfungi untuk memecah tablet.
Cara pakai : – saat granulasi
                     - sebelum dicetak (paling baik)
1) Starch (amylum)
- Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
- Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan
pecah atau mengembang saat air masuk melalui pori (kapiler)
- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90
°C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.
2) Starch 1500

59 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


- Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering
(dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa
langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)
- Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah.

3) Sodium starch glycolate (primogel, explotab)


-     Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%
-     Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam
-     Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi
sehingga mampu menyerap air 200-300%
-     Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan
-     Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperlama waktu
disintegrasi sehingga memperlambat waktu disolusi
4) Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
-    Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan
sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.
-    Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
e).  Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
-   Pemakaian: 1-10%
-   Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang
relatif rendah
 e)   Lubrikan
-   Konsentrasi optimum: 1%
-   Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan
penarikan tablet ke luar cetakan
-    Jenis:
a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk
effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah
-    Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk)
memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk
dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan
granulasi
-   Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat
dikombinasi dengan Mg-stearat
f) Glidan
-  Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni

60 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


-  Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe
1.  Cab-O-Sil     : 5-10%
2.  Corn starch   : 5-10%
3.  Aerosil          : 1-3%
4.  Talk              : 5%
5.  Syloid            : 0,1-0,5%
 Praktik dimulai dengan praformulasi sediaan kapsul,pada umumnya tujuan
praformulasi adalah untuk menetapkan parameter fisika, kimia obat baru, menetapkan profil
kecepatan kinetic, menetapkan ketercampuran dengan bahan tambahan lain yang umum
digunakan, dan memberikan data ilmiah untuk mendukung desain bentuk sediaan dan
evaluasi efikasi, stabilitas serta bioavaibilitas produk obat berikut kristalinitas dan
polimorfisme, konstanta ionisasi (Ka), efek ion senama, kelarutan, koefisien partisi, disolusi,
evaluasi stabilitas, higroskopisitas, pencirian partikel, densitas serbuk, efek termal, sifat alir
serbuk, dan identifikasi senyawa obat. Praformulasi sediaan kloramfenikol kapsul
memerlukan Penentuan polimorfisme bahan aktif, disolusi, higroskopisitas bahan aktif,
Pencirian partikel bahan aktif, Penentuan ketercampuran dengan bahan tambahan lain yang
umum digunakan dan Penentuan ukuran cangkang kapsul. Praformulasi dan Pembuatan
sediaan kapsul diwakilkan melalui pembuatan sediaan kapsul kloramfenikol sesuai
Formularium Nasional edisi II 1978, dan dilakukan praformulasi baik bahan aktif maupun
bahan tambahannya.
Modul ini akan menuntun anda dalam melakukan praktikum praformulasi dan
pembuatan sediaan kapsul yang terdiri dari langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Menuliskan prosedur pembuatan sediaan kapsul & tablet
b. Melengkapi protap
c. Melakukan pembuatan sediaan kapsul & tablet
d. Melakukan evaluasi sediaan kapsul & tablet
Untuk dapat mencapai tujuan praktikum, maka Praktikan disarankan untuk membaca
terlebih dahulu Agar kompetensi di atas dapat dicapai dengan baik, maka materi
dalam praktikum ini dikemas dalam 3 (tiga) kegiatan praktikum .
Praktikan akan dipandu dalam pembuatan sediaan tetapi terlebih dahulu Praktikan harus
membuat jurnal dengan mengacu pada contoh yang ada.

Langkah-langkah praktikum antara lain:


I. FORMULA INDUK : Formula yang dibagikan
II. FORMULA STANDAR
(Cantumkan Sumber dan jika tidak dari buku standar, cantumkan persyaratan
konsentrasi menurut Pustaka)
III. PREFORMULASI

61 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


A. Rancangan Formula
No Bahan Jumlah (satuan Fungsi Bahan Konsentrasi menurut
ditulis) Pustaka

B. Data Preformulasi
1. Bahan Aktif
Kriteria Uraian Pustaka

Sinonim

Struktur kimia

Rumus molekul

Berat molekul

Kemurnian

Pemerian

Kadar bahan aktif

Kelarutan

Identifikasi

Khasiat

Stabilitas

Inkompabilitas

Farmakokinetik

Dosis

Alasan penambahan bhn

C. Identifikasi Organoleptis

Organoleptis berdasarkan
Nama Bahan Kriteria Pustaka
literatur
Bahan Aktif Bentuk
Bau
Rasa
Warna
Bahan Bentuk
Tambahan Bau
Rasa
Warna

D. Identifikasi Kualitatif

62 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


No Nama Bahan Prosedur Uji Pustaka

IV. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN MASALAH (ZAT AKTIF)


Permasalahan Penyelesaian masalah

V. FORMULASI
A. Master Formula
Diproduks Tanggal Tangal Dibuat Oleh Di periksa Oleh
i Oleh Formula Produksi
19 Yorida F.
PT. Farmasi 11 Februari
Februari Farma Sari Maakh,S.Si.,
Poltekkes 2019
2019 Apt.,M.Sc
Kode Bahan Nama Kegunaan Per tablet Per bets
Bahan
PM 01 Parasetamol Analgetik, 0, 5 g 500 g
antipitetik

B. Penimbangan
Nama bahan Jumlah yang ditimbang Jumlah batch yang
(1 dosis) dibuat
1
2
dst

C. Dosis
D. Persiapan Alat, Bahan dan Wadah
No Nama alat Jumlah
1
2
Ds
t
E. PROSEDUR PEMBUATAN
KELAS PROSEDUR
Ruang penimbangan
Ruang Pencampuran
Ruang Penutupan/cetak
Ruang Evaluasi

VI. PENGEMASAN
A. Wadah Sekunder
B. Brosur
C. Etiket

63 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


VII. PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Preformulasi :
2. Identifikasi Organoleptis & Kualitatif
3. Produksi
4. Evaluasi
B. PEMBAHASAN
1. Preformulasi : Bahas
2. Identifikasi Organoleptis & Kualitatif
3. Produksi
4. Evaluasi
Dapus

Menyetujui, Kupang, …………20….


Dosen Pembimbing Praktikan,
1. Nama
NIM tanda tangan
Nama 2. Nama
NIP NIM tanda tangan

64 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 13
EVALUASI GRANUL

Pada kegiatan praktikum ini, praktikan akan melakukan evaluasi sediaan kapsul yang telah
dibuat sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi :
A. Uji homogenitas campuran
1. Tujuan : memastikan bahwa zat aktif terditribusi merata dalam campuran.
2. Prinsip : menetapkan kadar zat aktif cara sampling pada beberapa titik (atas, tengah,
bawah) dalam pencampuran.
3. Hasil penafsiran : Campuran dinyakan homogen jika Warna terdistribusi merata,
dalam campuran kadar zat aktif pada beberapa titik sama.
B. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-
ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak
dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun
pengayak dengan mesh yang makin kecil.
1. Timbang 100 g granul
2. Letakkan granul pada pengayak paling atas
3. Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran
4. Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
5. Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul.
Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat
aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran
granul mengikuti kurva distribusi normal

C. Bobot Jenis
1.  Bobot jenis sejati
Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman

65 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


2. Bobot jenis nyata
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul . Baca volume. Bobot jenis nyata = 
bobot/volume
3. Bobot jenis nyata setelah pemampatan
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatkan 500 x dengan alat
volumeter. Lihat volume setelah pemampatan. Bj nyata setelah pemampatan =
bobot/volume setelah pemampatan
4.  Kadar Pemampatan
          %T =  Vo – V500
                      Vo
     %T  = Kadar pemampatan
     Vo   = Volume sebelum pemampatan
     V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
           %T < 20 atau   ^V<20 ml              granul memiliki aliran yang baik
      Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
 5. Kompresibilitas
     % K= Dapt –Davc   x  100 %
                     Dapt
       Davc  = Berat jenis nyata sebelum pemampatan
       Dapt   = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
        Jika  % K  : 5 – 10 % ——–    aliran sangat baik
                           11 – 20 % ——–   aliran cukup baik
                           21 – 25 % ——–    aliran cukup
                                >26  % ——-    aliran buruk
6. Aliran
Tujuan : menjamin keseragaman pengisian dalam cetakan
Prinsip : menetapkan jumlah granul yang mengalir selama waktu tertentu.
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan
dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :  Penafsiran hasil
:  Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.
 b. Metode sudut istirahat
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)
Tampung granul di atas. Hitung β
 Jika beta =  25- 30           Sangat mudah mengalir
                                 30- 40           Mudah mengalir
                                  40- 45           Mmengalir

66 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


                                  >  45              Kurang mengalir

β
P
---------------r--------------
tg β = h/r
7.  Kandungan Lembab
a. Tujuan : mengambil kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi
yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab yaitu
menjadi penyebabnya.
b. Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat
seperti Moisture Balance
% KB = W1/W x 100 %                         % KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 %                        % KL = Kandungan lembab
  Wa   = W – W1                                          W  = bobot mula-mula
                                                                                  W1 = bobot setelah pengeringan
 Atau ditentukan dengan menimbang granul pada keadaan basah dan setelah
dikeringkan. Kandungan lembab/ kadar air dinyatakan sebagai MC ( Moisture
Content) atau LOD ( Lost On Drying). Lihat FI Ed III tentang Susut Pengeringan.
% MC = Bobot granul basah ( A) – Bobot granul kering (B) X 100%
Bobot granul kering (B)

% LOD = Bobot Granul basah (A) – Bobot Granul Kering (B) X 100%
Bobot Granul Basah (A)

Hasil Praktikum

No Jenis Alat Bahan Prinsip Jumlah Hasil Syarat


Evaluasi Evaluasi Sampel Pengamatan (cantumkan
pustaka)
1
2
3
4
5
Menyetujui, Kupang, …………20….

67 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


Dosen Pembimbing Kelompok…….,

Nama Nama
NIP NIM tanda tangan

KEGIATAN PRAKTIKUM 14
EVALUASI KAPSUL

Pada praktikum ini, praktikum akan dipandu untuk membuat evaluasi sediaan kapsul.
Kapsul harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan penimbangan 10 kapsul sekaligus (A) secara
saksama dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul (B). Kemudian timbang seluruh
cangkang kosong dari 20 kapsul tersebut (C). Lalu dihitung bobot isi kapsul (D) (D =A-C)
dan bobot rata-rata tiap isi kapsul (E) (E= D/20). Perbedaan bobot isi tiap kapsul (F) (F =
B-E) terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul, (F/E %). Hitung Nilai penerimaan (BACA FI
V Hal 1526-1527)
2. Keseragaman Kandungan
Ambil tidak kurang dari 30 satuan dan lakukan seperti berikut untuk sediaan padat
tetapkan kadar masing-masing 10 satuan menggunakan metode analisis yang sesuai.
Hitung Nilai penerimaan (Baca FI V Hal 1526-1527)
3. Waktu hancur, yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan
atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Waktu hancur setiap tablet atau kapsul dicatat
dan memenuhi persyaratan spesifikasi waktu
Cara kerja dengan alat uji waktu hancur adalah sebagai berikut:
a. Masukkan 6 kapsul ke dalam keranjang
b. Keranjang diturun-naikkan secara teratur sebanyak 30 kali tiap menit
c. Kapsul dinyatakan hancur jika tidak ada bagian kapsul yang tertinggal di atas kasa
d. Jika ada 1 atau 2 yang tidak hancur, ulangii dengan 12 tablet lain : Tidak kurang dari
16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna
4. Waktu Larut

68 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


a. Masukkan sejumlah volume media disolusi hingga suhu 37 °C ± 0,5, keluarkan
termometer dari alat.
b. Masukkan satu unit sediaan pada 6 silinder
c. Jalankan alat, seperti yang tertera pada monografi
d. Dalam selang waktu yang dinyatakan, ambil larutan uji
e. Lakukan penetapan kadar seperti tertera pada masing-masing monografi

HASIL PRAKTIKUM

A. Keseragaman Bobot

Keseragaman Bobot Kapsul


Bobot 10 kapsul (A) ………………………….mg
Bobot isi kapsul satu per satu (mg) (B) Kapsul 1 = Kapsul 6 =
Kapsul 2 = Kapsul 7 =
Kapsul 3 = Kapsul 8 =
Kapsul 4 = Kapsul 9 =
Kapsul 5 = Kapsul 10 =
Bobot 20 cangkang kapsul (C) ……………….. mg
Bobot isi kapsul (D = A-C) ……………….. mg
Bobot rata-rata tiap isi kapsul ……………….. mg
(E = D/20)
Bobot isi tiap kapsul (F = B-E) Kapsul 1 = Kapsul 6 =
Kapsul 2 = Kapsul 7 =
Kapsul 3 = Kapsul 8 =
Kapsul 4 = Kapsul 9 =
Kapsul 5 = Kapsul 10 =
Persen bobot isi tiap kapsul terhadap rata-rata
tiap isi kapsul (F/E ) (%)

Menyetujui, Kupang, …………20….


Dosen Pembimbing Kelompok…….,

Nama Nama
NIP NIM tanda tangan

69 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


KEGIATAN PRAKTIKUM 15
EVALUASI TABLET

1.   Visual /Organoleptik


Bau, rasa dan rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih
jelas  terlihat
 2.   Sifat fisika kimia
      a. Keseragaman ukuran
1)   Keseragaman tebal
2)   Keseragaman diameter
b. Friabilitas
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur
dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah
tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses
pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu
yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.

Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan


seksama. Untuk tablet dengan bobot < 650 mg, timbang sejumlah tablet hingga
beratnya mendekati 6,5 g. Untuk tablet dengan bobot > 650 mg, timbang tablet
sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam friabilator.
Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan
dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama
pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak
boleh lebih dari 1 %.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses
pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak
diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang
hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya
tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. (USP & NF 1994)

      c. Keragaman sediaan


1)   Keragaman bobot

70 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


2)  Keseragaman kandungan
      d. Waktu hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera
dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau
kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan
kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat
dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari
pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal
pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas,
kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
 Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ±
2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing
monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet
atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
e. Uji Kekerasan Tablet
Tujuan : Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses
pengemasan.
Prinsip : Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan
pada saat produksi, pengemasan dan pengangkutan. Pengujian dilakukan dengan
memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah.
Alat : Hardnes Tester
Penafsiran Hasil :
Kekerasan tablet yang baik adalah :
- Tablet sampai bobot 300 mg adalah 4-7Kg/cm3
- Tablet 400-700 mg adalah 7-11 Kg/cm3
- Catatan : 1 Newton = 9,80665 Kg/cm3
      f. Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada
etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.

71 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik

Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ±
0,5º, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat,
hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan
alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam
interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan
pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari
keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah.
Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan
pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.

Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan


dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel
penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian
memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada
etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan
demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.

 Tabel Penerimaan

Taha Jml yang diuji Kriteria Penerimaan


p
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama
    dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu
    unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama
  dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2
unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15% dan
tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q – 25%.

HASIL PRAKTIKUM
No Jenis Alat Bahan Prinsip Jumlah Hasil Syarat
Evaluasi Evaluasi Sampel Pengamatan (cantumkan
pustaka)
1
2
3
4
5
Menyetujui, Kupang, …………20….
Dosen Pembimbing Kelompok…….,

72 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid


Nama Nama
NIP NIM tanda tangan

73 Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid

Anda mungkin juga menyukai