Anda di halaman 1dari 68

Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

MODUL

MODUL PRAKTIKA KEPERAWATAN


PERIOPERATIF

DISUSUN OLEH :
Rodhi Hartono, SKp., Ns., M.Biomed
Syamsul Arif, SKp., Ns., M.Biomed
Shobirun, MN
Supriyadi, MN

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
Prodi D IV Keperawatan Semarang SEMARANG Page 1
Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

BIODATA MAHASISWA

1. NAMA MAHASISWA : ____________________________


2. NIM. : ____________________________
3. TINGKAT/SEMESTER : ____________________________
4. PROGRAM STUDI : ____________________________

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 2


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
kami sehingga Modul praktikum Mata Ajar Keperawatan Perioperatif bagi mahasiswa
Program Studi Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ini
dapat kami susun. Modul berisi lima belas kegiatan belajar tentang konsep dasar
keperawatan periperatif.

Kami menyadari bahwa modul praktika Mata Ajar Keperawatan Perioperatif ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran
demi sempurnanya modul ini,serta kesesuaian isi modul dengan perkembangan praktek
ilmu Keperawatan Perioperatif.

Semoga modul praktikum Keperawatan Perioperatif ini dapat bermanfaat bagi


mahasiswa untuk bekal sebagai perawat sehingga mampu melaksanakan tindakan-
tindakan yang menunjang perawatan perioperatif.

Semarang, Januari 2017


Penyusun.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 3


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

DAFTAR ISI
BIODATA MAHASISWA ........................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KEPERAWATAN ................. 5
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 7
KEGIATAN BELAJAR 1 : Teknik cuci tangan scrubing ........................................... 9
KEGIATAN BELAJAR 2 : Pengajaran Pra Bedah Leg exercise, batuk efektif, teknik
kontrol nyeri ................................................................... 13
KEGIATAN BELAJAR 3 : Timbang terima pasien di kamar bedah dan
chek list alkes .................................................................. 17
KEGIATAN BELAJAR 4 : Pemakaian baju, tutup kepala, masker & alas kaki kamar
bedah ............................................................................... 21
KEGIATAN BELAJAR 5 : Persiapan basic instrumens dan instrumens set ............... 25
KEGIATAN BELAJAR 6 : Posisi posisi pasien dalam kamar operasi ....................... 29
KEGIATAN BELAJAR 7 : Pengelolaan sampah kamar operasi ................................ 36
KEGIATAN BELAJAR 8 : Identifikasi kamar bedah ................................................. 38
KEGIATAN BELAJAR 9 : Pengkajian Aldrete score, steward dan
bromage score ................................................................. 45
KEGIATAN BELAJAR 10: Sign in-time out-sign out kamar bedah .......................... 49
KEGIATAN BELAJAR 11: Teknik gowning dan gloving ......................................... 53
KEGIATAN BELAJAR 12: Identifikasi jenis benang dan jarum jahit ....................... 57
KEGIATAN BELAJAR 13: Teknik & jenis jahit luka/ wound closer ........................ 62
KEGIATAN BELAJAR 14: Persiapan linen dan teknik drapping .............................. 67
PENUTUP ................................................................................................................... 73

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 4


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM KEPERAWATAN


A. Sebelum Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Membawa Modul Praktika Mata Ajar.
b. Berpakaian seragam dan memakai jas laboratorium sesuai dengan ketentuan
dari Prodi Keperawatan Semarang.
2. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, praktikan yang
terlambat lebih dari 5 menit, tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada
hari tersebut. Sehari sebelumkegiatan praktikum laboratorium, mahasiswa
diwajibkan meminjam alat dan bahan kepada petugas laboratorium dan wajib
menjaga kelengkapan alat sampai kegiatan praktikum selesai.
3. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apa bila :
a. Tidak membawa modul praktikum, apabila modul praktikumnya hilang,
praktikan harus melaporkannya ke penanggung jawab mata ajar 30 menit
sebelum praktikum dimulai dan hanya diberikan kesempatan satu kali untuk
mengganti dengan yang baru, disertakan sangsi membayar biaya cetak.
4. Ketika memasuki laboratorium, praktikan :
a. Harus tenang, tertib dan sopan.
b. Dilarang membawa makanan, minuman, dan barang lain yang tidak
diperlukan.

B. Selama Praktikum
1. Praktikan dapat memulai praktikum setelah luluslatihan unjuk kerja sesuai
standard nilai yang ditetapkan untuk prosedur yang akan dilakukan dan
mendapat petunjuk serta ijin dari tutor yang bersangkutan untuk
menyiapkanpelaksanaan prosedur.
2. Selama praktikum berlangsung, praktikan :
a. Dilarang meninggalkan ruangan tanpa seijin tutor atau penanggung jawab
hari tersebut.
b. Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium,
dan ketertiban.

C. Selesai Praktikum
1. Setelah praktikum selesai dan disetujui tutor, praktikan :

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 5


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

c. Melaporkan kelengkapan dan merapikan peralatan yang digunakan kepada


piket/staf penanggung jawab laboratorium.
d. Harus meminta tanda tangan / paraf tutor pada lembar kompetensi di dalam
modul.

PENDAHULUAN
Deskripsi Modul, Relevansi, dan Petunjuk Belajar

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 6


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Selamat berjumpa, selamat mempelajari Modul Praktika Mata Kuliah (MK)


keperawatan Perioperatif. Modul praktika ini terdiri dari empat belas (14) kegiatan
belajar praktikum laboratorium.
Modul yang sedang Anda pelajari ini merupakan modul pertama Praktika Mata
Kuliah (MK) keperawatan Perioperatif. Modul praktika ini berisi keterampilan-
keterampilan yang berhubungan dengan prosedur-prosedur keperawatan pre operasi,
intra operasi dan post operasi.
Modul ini berisi empat belas kegiatan belajar. Setelah selesai mempelajari
setiap kegiatan belajar Anda diminta untuk mendemonstrasikan prosedur pada kegiatan
belajar tersebut serta menilainya berdasarkan lembar unjuk kerja yang dilampirkan.Jika
Anda berhasil mendapatkan nilai batas lulus (75) maka Anda dapat melanjutkan pada
kegiatan belajar berikutnya. Setelah menyelesaikan 14 kegiatan belajar pada modul ini
Anda diperbolehkan mengikuti evaluasi sumatif Ujian Praktikum Tengah Semester
untuk mengetahui sejauh mana Anda terampil dalam melaksanakan prosedur-prosedur
keperawatan pre operasi, intra operasi dan post operasi.
14 kegiatan belajar praktika yang akan Anda pelajari pada modul 1 ini adalah
sebagai berikut:
Kegiatan belajar 1: teknik cuci tangan scrubing
Kegiatan belajar 2: Pengajaran Pra Bedah Leg exercise, batuk efektif, teknik kontro nyeri
Kegiatan belajar 3 : timbang terima pasien di kamar bedah dan chek list alkes
Kegiatan belajar 4 : pemakaian baju, tutup kepala, masker & alas kaki kamar bedah
Kegiatan belajar 5 : persiapan basic instrumens dan instrumens set
Kegiatan belajar 6 : posisi posisi pasien dalam kamar operasi
Kegiatan belajar 7 : pengelolaan sampah kamar operasi
Kegiatan belajar 8 : identifikasi kamar bedah
Kegiatan belajar 9 : pengkajian Aldrete score, steward dan bromage score
Kegiatan belajar 10: sign in-time out-sign out kamar bedah
Kegiatan belajar 11: teknik gowning dan gloving
Kegiatan belajar 12: identifikasi jenis benang dan jarum jahit
Kegiatan belajar 13: teknik & jenis jahit luka/ wound closer
Kegiatan belajar 14: persiapan linen dan teknik drapping
Modul ini akan Anda selesaikan dalam waktu 14 x 170 menit pembelajaran
praktika di laboratorium. Semoga Anda dapat mempelajari modul ini dengan baik. Bila
Anda sudah selesai membaca modul ini dan telah mencoba mempraktekkan prosedur

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 7


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

pada setiap kegiatan belajar, silahkan Anda menilai kemampuan keterampilan Anda.
Selamat belajar, jangan pernah ragu untuk mencoba dan tetap berlatih.

Kegiatan Belajar 1
TEKNIK CUCI TANGAN SCRUBBING

 170 Menit

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 8


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
( K O G N I T I F, AF E K T I F, D A N
P S I K O M O TO R )
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 1, selama 1 x 120 menit
praktika di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan tujuan cuci tanga scrubbing
2. Mendemonstrasikan prosedur cuci tangan scrubbing

B. POKOK-POKOK MATERI

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Tujuan cuci tangan scrubbing
2. Prosedur mencuci tangan scrubbing
RI
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
C.
1. Definisi mencuci tangan scrubbing
Cuci tangan scrubbing atau cuci tangan bedah adalah membersihkan tangan
dengan menggunakan sikat halus dan sabun antiseptik dibawah air mengalir untuk
mengangkat debu, kotoran, minyak atau lotion maupun microorganisme dari
tangan dan lengan pada anggota tim bedah yang akan melakukan prosedur
pembedahan.
2. Tujuan cuci tangan scrubbing
a Menghilangkan kotoran, minyak, lotion maupun microorganisme dari tangan
dan lengan selama pembedahan atau selama mungkin.
b Menurunkan jumlah microorganisme dengan menggunakan antiseptik yang
memberikan efek residual selama mungkin.
c Mempertahankan kondisi aseptik pada tangan selama proses operasi.

3. Persiapan
a) Petugas
1) Kuku jari harus pendek
2) Menyingsingkan lengan baju seragam sampai diatas siku

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 9


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

3) Tidak menggunakan cincin dan jam tangan


b) Peralatan
1) Sarana Non Medis
(a) Bak cuci tangan dengan keran mengalir (Wastafel), handle kran
panjang (buka/tutup) atau kran putar 1 buah.
(b) Sikat steril dan nail cleaner steril
(c) Handuk/ kain steril.
(d) Tempat sampah medis 1 buah
2) Sarana Medis
(a) Tutup kepala
(b) Sepatu boot atau penutup kaki.
(c) Skort plastik 1 buah
(d) Sabun Chlorhexidine gluconate

D. PROSEDUR SCRUBBING

Langkah-langkah tindakan mencuci tangan scrubbing adalah sebagai berikut:


NO LANGKAH PROSEDUR YA/TIDAK
1 Buka sikat, spon, dan pembersih kuku dari tempatnya.
2 Buka kran air dengan tangan / siku / menggunakan lutut atau kaki
3 Basahi tangan dan lengan sampai dengan 5 cm diatas siku dibawah
air mengalir.
4 Membersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku dibawah
air mengalir.
5 Ambil sikat, spon yang mengandung Clorhexidin Gluchonat 4%.
6 Peras spon dan sikat sampai keluar busa Clorhexidin Gluchonat 4%.
7 Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan dan lengan kanan
dari ujung jari sampai 5cm diatas siku dengan clorhexidin 4%
menggunakan telapak tangan kiri secara memutar.
8 Lumuri dan menggosok seluruh permukaan tangan dan lengan kiri
dari ujung jari sampai 5cm diatas siku dengan clorhexidin 4%
menggunakan telapak tangan kanan secara memutar.
9 Sikat kukujari tangan kanan dan kiri secara bergantian pada masing-
masing tangan selama satu menit lalu sikat dibuang, spon tetap
dipertahankan.
10 Bilas tangan dengan air mengalir dari ujung jari kelengan sampai

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 10


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

5cm diatas siku hingga bersih, bila diulang tetap dari ujung jari ke
lengan tidak boleh bolak balik.
11 Peras spon dan lumuri kembali tangan sampai 3/4lengan dengan
menggunakan clorhexidin 4%.
12 Gunakan spon untuk membersihkan tangan kanan, mulailah
menggosok telapak tangan selama 15 detik, punggung tangan 15
detik, kemudian seluruh jari secara berurutan selama 30 detik. Setiap
jari digosok seolah mempunyai 4 sisi.
13 Gunakan spon untuk membersihkan tangan kiri, mulailah menggosok
telapak tangan selama 15 detik, punggung tangan 15 detik, kemudian
seluruh jari secara berurutan selama 30 detik. Setiap jari digosok
seolah mempunyai 4 sisi.
14 Buang spon, kemudian bilas tangan dibawah air mengalir dari ujung
jari hingga 5cm diatas siku sampai bersih.
15 Ambil clorhexidin 4% dan lumuri kembali sampai pergelangan
tangan, gosok tangan selama satu menit untuk kedua tangan dengan
tehnik cuci tangan prosedural, kemudian bilas dibawah air mengalir
sampai bersih.
16 Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai kesiku, untuk
mencegah kontaminasi.
17 Matikan kran dengan siku atau kaki jika tidak menggunakan kran
otomatis.
18 Pertahankan posisi tangan saat menuju kamar operasi.
19 Gunakan punggung anda untuk membuka kamar bedah, jika tidak
tersedia pintu otomatis

E. LATIHAN/TRIGGER CASE/TUGAS
C.
Setelah Anda selesai membaca prosedur menggosok tangan dengan cairan
berbasis alcohol dan menggunakan air dan sabun pada kegiatan belajar 1, buatlah
rangkuman pada buku catatan urutan prosedur cuci tangan scrubbing di atas untuk
memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan kembali. Diskusikan
rangkuman Anda dengan anggota kelompok yang lain.

F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 11


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
F
Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc
Luckman and Sorensen (1993). Medical Surgical Nursing: A Psychophysiology
approach. Tokyo : WB Sounder Co

Kegiatan Belajar 2

PENGAJARAN PRA BEDAH LEG EXERCISE,


BATUK EFEKTIF, TEKNIK KONTROL NYERI

 170 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
( K O G N I T I F, A F E K T I F, D A N P S I K O M O TO R )

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 12


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 2, selama 1 x 170 menit praktika


di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Tujuan dilakukan pengajaran pra bedah leg exercise, batuk efektif, teknik
kontrol nyeri
2. Mendemonstrasikan latihan leg exercise, cara batuk efektif, cara teknik
kontrol nyeri

I
R
E
T
A
M
K
O
K
O
P
-
K
O
K
O
P
B.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-
pokok materi sebagai berikut:
1. Tujuan leg exercise, batuk efektif, teknik kontrol nyeri
2. Prosedur leg exercise, batuk efektif, teknik kontrol nyeri
I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C
1. Definisi leg exercise, nafas dalam batuk efektif, teknik kontrol nyeri
Leg exercise adalah suatu latihan persiapan fisik yang di ajarkan kepada pasien
sebelum operasi (pra operatif)
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan
diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh (Parsudi, dkk., 2002). Napas dalam merupakan bagian dari
melakukan batuk efektif yang memiliki suatu metode batuk dengan benar, dimana
klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak
secara maksimal.
2. Tujuan dilakukan latihan pra bedah
a Leg excercise Memperlancar peredaran darah, Mencegah vena statis,
Mempertahankan tonus otot
b Batuk efektif Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret,
Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboratMengurangi sesak
nafas karena akumulasi secret
c Nafas dalam Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.

3. Persiapan alat dan bahan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 13


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

a. Peralatan dan bahan yang harus Anda siapkan untuk batuk efektif adalah:
1) Kertas tissue
2) Bengkok
3) Perlak dan pengalas
4) Handuk
5) Sputum pot berisi desinfektan / lisol 2-3%

Langkah-langkah tindakan leg exercise adalah sebagai berikut:


NO LANGKAH PROSEDUR YA/TIDAK
E
S
I
C
R
E
X
E

G
E
L

R
U
D
E
S
O
R
P

.
D
1. Menjaga privacy
2. Mengajak pasien berdo`a (membaca basmalah)
3. Ajarkan pada pasien tiga bentuk latihan yang berisi tentang

kontraksi dan relaksasi otot kuadrisep (vastus intermedius, vastus

lateralis, rectus vemoralis, dan vastus medialis) dan otot

gastroknemius.
4. Lakukan dorsofleksi dan plantar fleksi pada kaki. Latihan

kadang-kadang di berikan seperti dalam keadaan memompa.

Gerakan ini akan menghasilkan kontraksi dan relaksasi pada

betis
5. Fleksi dan ekstensikan lutut serta penekanan kembali lutut ke

tempat tidur
6. Naikkan dan turunkan dari permukaan tempat tidur. Ekstensikan

lutut untuk menggerakkan kaki, latihan ini menimbulkan

kontraksi dan relaksasi dari otot kuadrisep.

Langkah-langkah tindakan batuk efektif adalah sebagai berikut:


NO LANGKAH PROSEDUR YA/TIDAK
I
T
K
E
F
E

K
U
T
A
B

R
U
D
E
S
O
R
P

.
E

1. Mempersiapkan pasien
2. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 14


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

3. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam


melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
4. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
5. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
6. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup)
7. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari otot
8 Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
9 Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3:
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
10 Menampung lender dalam sputum pot
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.
G
Setelah Anda selesai membaca prosedur latihan pra bedah leg exercise, batuk
efektif, teknik kontrol nyeri pada kegiatan belajar 2, buatlah rangkuman pada buku
catatan urutan prosedur latihan pra bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat
dan mendemonstrasikan kembali.
N
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
H

Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur latihan pra bedah secara
mandiri?Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah, mintalah penilaian pada
tutor sesuai dengan jadual pada RPS.Anda akan dinyatakan lulus atau kompeten bila
telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk kerja.
A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
I

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 15


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc
Luckman and Sorensen (1993). Medical Surgical Nursing: A Psychophysiology
approach. Tokyo : WB Sounder Co

Kegiatan Belajar 3
H
A
D
E
B
R
A
M
A
K
A
M
RI
E
T
G
N
A
B
M
TI
t
i
n
e
M

0
7
1


,
F
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 3, selama 1 x 170 menit praktika di


laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan tujuan timbang terima di kamar bedah
2. Mendemonstrasikan timbang terima pasien.
N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 16


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Tujuan timbang terima di kamar bedah
2. Prosedur timbang terima pasien.

I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C
1. Definisi Timbang Terima Pasien di Kamar Bedah
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima pasien di kamar bedah
adalah tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/
bangsal dan staf kamar operasi.

2. Tujuan
a Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas ruangan dan
kamar operasi agar pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien.
b Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi tersebut.

3. Persiapan
Dalam hal ini, petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab
atas persiapan pasien calon operasi. Petugas ruangan dan petugas kamar harus
memperhatikan hal-hal berikut dalam timbang pasien, antara lain:
a Identitas pasien
b Validasi data pasien
c Telaah catatan medis pasien
d Check list pra operasi
e Persiapan yang di lakukan sebelum dilakukan pembedahan :
1) Pasien di anjurkan puasa 6-8 jam sebelum di lakukan tindakan operaasi
2) Pasien mandi steril dan sebelumnya pasien di beikan informasi mengenai
daerah pembedahannya agar pada daerah tersebut di bersihkan
3) Pasien di pantau TTV
4) Pasien di lakukan pemeriksaan fungsi ginjal
5) Pasien di lakukan pembersihan pada bagian lambung dan kolon
6) Pasien menggunakan pakaian khusus sebelum memasukan ruang operasi.
M
I
R
E
T

G
N
A
B
M
I
T

R
U
D
E
S
O
R
P

.
D

No Prosedur Timbang Terima Pasien Di Kamar Bedah Ya/Tidak

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 17


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

1 Petugas ruangan mengetahui jadwal toperasi


2 Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur yang
berlaku.
3 Petugas ruangan mengisi berita acara.
4 Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien termasuk
surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke ruang operasi.
5 Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi: nama,
umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis, rencana jenis operasi
pasien pada pergelangan tangan kanan pasien atau bila tidak
memungkinkan pada pergelangan tangan kiri, kemudian pergelangan
kaki kanan, kemudian kiri, kemudian leher.
6 Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi misalnya
: persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat
operasi dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke kamar operasi.
7 Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan dari
petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi dengan
memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.
8 Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
9 Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah terima
yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas kamar operasi
dan ditulis dalam buku register kamar operasi.
10 Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara,
kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien,
surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-
obatan dan persediaan darah.
11 Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat
dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.
12 Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik
pasien.
13 Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.

Setelah Anda selesai membaca prosedur timbang terima di kamar bedah


E

pada kegiatan belajar 3, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan prosedur timbang
terima di kamar bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan
mendemonstrasikan kembali.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 18


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

T
U
NJ
A
L
K
A
D
N
TI
N
A
D
K
LI
A
B
N
PA
M
U
.
F
Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur timbang terima di kamar
bedah secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah, mintalah
penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau
kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk
kerja. Apabila anda dinyatakan belum kompeten maka Anda diberi kesempatan untuk
mengikuti penilaian kembali pada prosedur keperawatan dimaksud.
A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
G
Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking in
client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc
L u c k m a n a n d S o r e n s e n ( 1 9 9 3 ) . M e d i c a l S u rg i c a l N u r s i n g : A
P s y c h o p h y s i o l o g y a p p ro a c h . To k y o : W B S o u n d e r C o

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 19


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 4
AH
BED
R
MA
KA
I
KAK
S
ALA

DAN
KER
MAS
,
ALA
KEP
UP
TUT
U,
BAJ
IAN
AKA
PEM
A
CAR
t
i
n
e
M

0
7
1


,
F
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 4, selama 1 x 170 menit praktika di
laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan tujuan pemakaian baju, tutup kepala, masker dan alas kaki kamar
bedah.
2. Mendemonstrasikan cara pemakaian baju, tutup kepala, masker dan alas kaki
kamar bedah

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-pokok


N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B

materi sebagai berikut:


1. Tujuan pemakaian baju, tutup
kepala, masker dan alas kaki kamar bedah
2. Prosedur pemakaian baju, tutup
kepala, masker dan alas kaki kamar bedah.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 20


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C
1. Definisi Pemakaian Baju, Tutup Kepala, Masker Dan Alas Kaki Kamar Bedah
Memakai baju
operasi, tutup kepala, masker dan alas kaki kamar bedah adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seorang dokter, perawat, atau bidan sebelum melakukan kegiatan
operasi.

2. Tujuan
a. Memakai baju operasi bertujuan mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat,
Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan).
b. Memakai tutup kepala mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut
dan kulit kepala petugas terhadap alat –alat daerah steril
c. Memakai masker bedah bertujuan mencegah membran mukosa petugas terkena
kontak dgn percikan darah dan cairan tubuh, mencegah kontak droplet dari
mulut dan hidung yang mengandung mikroorganisme

3. Persiapan
Dalam hal ini, petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab
atas persiapan. Petugas ruangan dan petugas kamar harus memperhatikan hal-hal
berikut dalam memakai baju operasi, tutup kepala, masker dan alas kaki kamar
bedah, antara lain:
a. Memakai baju bedah
1) Waktu Memakai Baju Bedah
Memakai baju operasi dilakukan pada saat perawat ataupun tim
kesehatan lainnya akan melakukan operasi kepada pasien.
b. Memakai topi bedah
1) Mengenal macam-macam bentuk topi bedah
P
U
T
U
T
,
H
A
D
E
B

U
J
A
B
I
A
K
A
M
E
M

R
U
D
E
S
O
R
P
.
D

1. Prosedur Pemakaian Topi


Bedah

No Prosedur memakai topi bedah Ya/Tidak


1 Topi dipasang bersamaan pada waktu mengganti pakaian dengan baju
khusus
2 Topi harus menutupi seluruh rambut kepala
3 Topi diikatkan cukup kuat

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 21


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

2. Prosedur memakai masker bedah

No Prosedur Memakai Masker Bedah Ya/Tidak


1 Memasang masker harus bercermin sehingga terpasang dengan tepat di
tengah danmenutupi bagian hidung dan mulut. Bila ada
jambang/jenggot harus tertutup bila perlu harus memakai topi khusus.
2 Satu masker untuk satu kali pemakaian
3 Bagian berwarna masker menghadap keluar ,dengan strip logam
dibagian atas
4 Tali atau pita elastic ditempatkan dengan benar untuk menjaga masker
tetap ditempatnya
5 Masker harus benar-benar menutup mulut ,hidung dan dagu
6 Strip logam menempel pada batang hidung dan masker harus menutup
wajah
7 Hindari menyentuh masker setelah dipasang pada wajah anda karna
ketika terlalu sering menyentuh maka masker akan berkurang
perlindungannya.Jika anda harus melakukannya maka cuci tangan
sebelum dan setelah menyentuh masker
8 Saat melepas masker ,hindari menyentuh bagian luar ini karena
mungkin dipenuhi kuman
9 Setelah melepaskan masker maka masukkan masker kedalam kantung
plastic atau dibungkus kertas sebelum memasukkan ke dalam sampah
yang memiliki tutup
10 Segera ganti masker jika masker rusak ataupun kotor

3. Prosedur memakai alas kaki bedah

No Prosedur Memakai Alas Kaki Bedah Ya/Tidak


1 Gunakan Sepatu karet / plastik yg menutupi seluruh ujung dan telapak
kaki .
2 Sepatu pelindung hrs digunakan selama didlm ruang operasi dan tidak
boleh dipakai ke luar
3 Sandal , sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.

Setelah Anda selesai membaca prosedur cara pemakaian baju, tutup kepala,
E

masker dan alas kaki kamar bedah pada kegiatan belajar 4, buatlah rangkuman pada
buku catatan urutan prosedur cara pemakaian baju, tutup kepala, masker dan alas kaki

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 22


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

kamar bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan


kembali.
T
U
NJ
A
L
K
A
D
N
TI
N
A
D
K
LI
A
B
N
PA
M
U
.
Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur cara pemakaian baju, tutup

F
kepala, masker dan alas kaki kamar bedah secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan
dengan benar setiap langkah, mintalah penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada
RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau kompeten bila telah mampu melakukan prosedur
sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk kerja.
A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
G
Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking
in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 23


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 5
N
E
M
U
R
T
S
N
I

C
I
S
A
B

N
A
P
A
I
S
R
E
P
t
i
n
e
M

0
7
1


N
RA
AJ A
EL
MB
PE
N
UA
TU J
A.
D

,
F
I
T
K
E
F
A

,
F
I
T
I
N
G
O
K
(
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 5, selama 1 x 170 menit praktika
di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
a. Melakukan persiapan basic instrumens dan instrumens set kamar bedah

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B
pokok materi sebagai berikut:
a. Basic instrumens dan instrumens set kamar bedah

1. Definisi
I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk pembedahan.
Instrumen dasar/basic instrument merupakan dasar atau persiapan dasar dari
alat-alat bedah umum.
Instrumen khusus yaitu alat yang khusus dipergunakan untuk operasi tertentu
Instrumentasi teknik (instek) merupakan metode atau cara praktis dalam
menyiapkan, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan memantau instrumen atau
bahan yang dipergunakan sesuai dengan jenis operasi.
S
N
E
M
U
R
T
S
N
I

C
I
S
A
B

.
D

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 24


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

NO INSTRUMENT JUMLAH
1 desifektan klem 1 buah
2 Duk klem/ Tenaculum Forces 12 buah
3 Handvat mes no 4/ tangkai pisau/ Scapel 1 buah
4 Handvat mes no 3 1 buah
5 Pincet anatomi 2 buah
6 Pincet chirugie 2 buah
7 Arteri klem van pean lurus 6 buah
8 Arteri klem van pean bengkok 6 buah
9 Arteri klem van kocher lurus 6 buah
10 Arteri klem van koche bengkok 6 buah
11 Gunting preparasi (besar bengkok) 1buah
12 Gunting metzemboum ( kecil bengkok) 1 buah
13 Gunting benang 1 buah
14 Nald Voerder/ Pemegang jarum 2 buah
15 Woundhaag/ pengait luka bergigi 4 tajam 1 pasang
T
E
S

S
N
E
M
U
R
T
S
N
I

.
E
1. Set bedah minor
NO INSTRUMENTS
1 Nald vooder/Needle
2 Holder/Nald Heacting
3 Gunting
4 Pisau Bedah
5 Klem (Clamp)
6 Retraktor (Wound Hook)
7 Pinset
8 Deschamps Aneurysm Needle
9 Wound Curet
10 Sonde (Probe
11 Korentang
2. Set Bedah Mayor
NO INSTRUMENTS
1 Scalpel dan Scalpel Handle
2 Gunting
3 Forceps
4 Tang
5 Needle Holders
6 Probes
7 Instrument tray
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 25


F
Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Setelah Anda selesai membaca basic instruments dan instruments set


kamar bedah pada kegiatan belajar 5, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan
basic instruments dan instruments set kamar bedah diatas untuk memudahkan Anda
mengingat dan mendemonstrasikan kembali.
N
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
G
Apakah Anda sudah melakukan penilaian basic instruments dan instruments set
kamar bedah secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah,
mintalah penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan
lulus atau kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik
lembar unjuk kerja.

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
thinking in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 26


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 6

.
ASI
ER
OP
R
MA
KA
M
LA
DA
IEN
PAS
I
SIS
PO
t
i
n
e
M

0
7
1


Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 6 , selama 1 x 170 menit
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T
praktika di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Mengatur posisi pasien dalam kamar bedah

B . P O K O K - P O K O K M AT E R I

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Macam-macam posisi pasien dalam kamar bedah
RI
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
C.
C.
1. Definisi posisi pasien dalam kamar bedah
Posisi pasien dalam kamar bedah adalah suatu posisi pasien yang aman
dan nyaman tanpa menimbulkan resiko pasca bedah
2. Persiapan mengatur posisi klien dalam kamar bedah
a PETUGAS
1) Lihat kembali posisi yang dianjurkan
2) Yakinkan pada ahli anestesi, mengenai posisi berhubungan dengan
sirkulasi dan pernapasan
3) Konsultasikan segera kepada ahli bedah bila merasa tidak yakin
4) Susun alat yang diperlukan
5) Harus yakin terhadap cara kerja meja operasi
b PERALATAN
1) Safety belt (Sabuk pengaman)
2) Anesthetic Screen
3) Wrist of Arm Board Strap
4) Armboard
5) Lateral armboard

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 27


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

6) Elbow pads protector


7) Shoulder bridge
8) Kidney Rest
9) Body restraint strap
10) Elevating pad
11) Hemorrhoid Strap
12) Body restraint braces
c KRITERIA YANG HARUS DIPENUHI
1) Keamanan dan kenyamanan
2) Tidak terjadi gangguan respirasi
3) Tidak terjadi gangguan sirkulasi
4) Tidak terjadi penekanan syaraf

1. Posisi Dorsal/ Supine


N
E
I
S
A
P

I
S
I
S
O
P

M
A
C
A
M

M
A
C
A
M

.
D
Pasien berbaring terlentang dan kepala disokong dengan bantal. Lengan
diletakkan disamping tubuh atau diregangkan pada papan lengan. Tumpuan
berat badan berada pada oksiput, pundak dan scapula, sacrum, betis, dan tumit.
Pada posisi ini lordosis lumbal yang normal dapat hilang, yang bisa
mengakibatkan nyeri punggung post operasi. Insidens terjadinya keluhan nyeri
post op ini dihubungkan dengan lamanya operasi.
Posisi Supine biasanya digunakan pada operasi otak, operasi jantung,
operasi Ekstrimitas, Abdomen, dll.
a. Variasi Posisi Supine
1) Posisi supine dengan kontur / Lawn Chair
Panggul dan lutut sedikit fleksi mirip dalam posisi anatomi alami
sendi yang diasumsikan sama dengan posisi istirahat pada kursi malas.
Posisi ini termasuk pada posisi yang lebih alami, khususnya pada
prosedur operasi yang lama, karena sendi ekstremitas bawah tidak terlalu
terekstensi, tidak sama halnya dengan posisi supine tradisional. Dengan
bantal dibawah bahu, kepala dinaikkan diatas posisi atrium, sehingga
dapat mengurangi tekanan vena serebri.
Keuntungan dari posisi ini terletak pada kenyamanan baik pasien
sadar maupun tersedasi karena berat badan lebih terdistribusikan, dan
mengurangi tegangan pada panggul dan sendi lutut.
2) Posisi supine frogleg (kaki kodok)
Dilakukan dengan fleksi yang bersamaan dari panggul dan lutut,
dimana panggul berotasi keluar, menjadikan tumit berada pada posisi
midline. Posisi paha selanjutnya dirotasi eksterna dari panggul. Bantalan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 28


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

diletakkan dibawah lutut, pada bagian lateral paha dan bagian kaki yang
rendah
3) The Supine-Hanging leg position (Posisi supine dengan kaki tergantung)
Digunakan pada operasi yang melibatkan sendi lutut. Pada posisi
ini pasien ditempatkan pada ujung meja operasi, sehingga lutut
tergantung di ujung meja.
4) Thyroiditis Position
Thyroiditis yaitu posisi supinasi dimana daerah leher pasien sedikit
ekstensi.
Tujuan : Operasi daerah leher (operasi thyroidectomy, operasi
Oessopogus, operasi Larynx, operasi tracheostomia).
b. Komplikasi Posisi Supine
1) Beberapa permukaan kulit beresiko terjadinya trauma dari tekanan
langsung (Gambar 4).
2) Menimbulkan bulla dan nekrosis kulit karena penurunan aliran darah
kulit.
3) Pada bayi kecil dan anak-anak, kepala mereka beresiko selama anestesi
yang memanjang dengan posisi supine. Sebagian besar area oksipital
merupakan tumpuan penuh dari berat kepala, yang berpotensi
menimbulkan iskemik akibat tekanan dan kerontokan rambut.
4) Alopesia (kebotakan sirkular) dapat terjadi dalam beberapa hari atau
minggu setelah operasi. Bahkan tumpuan yang adekuat tidak dapat
mencegah terjadinya trauma selama prosedur operasi yang lama.
Pengangkatan kepala dan pijatan kulit kepala ringan atau menolehkan
kepala dalam interval waktu yang teratur dapat mencegah masalah
tersebut diatas.

2. Posisi Reverse Trendelenburg


a. Pengertian

Yakni suatu posisi dimana pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
Friedrich Trendelenburg mempopulerkan posisi operasi dengan head
down 45o sekitar tahun 1870an dengan tujuan meningkatkan akses menuju pelvis
disebabkan isi abdomen akan bergeser ke arah cephal mengikuti gravitasi.
b. Komplikasi Posisi Reverse Trendelenburg :

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 29


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

1) Regurgutasi atau muntah, dan aspirasi isi lambung.


Merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada
anestesi. Secara umum dapat diterima bahwa sfingter bawah esofagus
merupakan mekanisme proteksi utama dalam pencegahan regurgitasi.
Kecenderungan untuk mengalami regurgitasi dilawan oleh barier tekanan
antara esofagus bagian bawah dan tekanan lambung. Efek head-down 15o dan
30o pada pasien sehat yang berada di bawah pengaruh anestesi umum
menunjukkan peningkatan tekanan lambung dan esofagus bagian bawah
sehingga barier tekanan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Penggunaan posisi Trendelenburg tidak menpredisposisi untuk terjadi
regurgitasi gastroesofageal. Meskipun demikian, pasien dengan riwayar
refluks gastroesofageal memiliki resiko tinggi untuk regurgitasi ketika
diposisikan Trendelenburg. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa babi
dengan tekanan sfingter esofagus bawah yang rendah sebelum induksi
anestesi mengalami regurgitasi jika diposisikan head-down dengan
pneumopeitoneum 15 mmHg.
2) Trauma pleksus brakhialis ( tingkat insidens 0,16% )
Dilaporkan terjadi pada penggunaan penyanggah bahu ketika lengan
pasien diekstensikan 90o. Peregangan atau kompresi bundle neurovaskuler
retrolavikular dipercaya bertanggungjawab terhadap terjadinya defist
neurologis. Sanggahan oleh kaki selama posisi head-down ditambah posisi
litotomi dibuat seadekuat mungkin untuk mencegah penekanan pada nervus
peroneal komunis.
3) Intubasi Bronkhial
Jika posisi ini akan diakhiri, posisi ETT sebaiknya dikonfirmasi untuk
menghindari intubasi bronkhial yang disebabkan oleh pergeseran
mediastinum kearah cephal dan pergeseran carina.
Pada pasien pediatrik biasanya lebih tinggi karena jarak antara korda
vokalis dan carina lebih pendek. Bahkan fleksi dan ekstensi leher sederhana
dapat menyebabkan pergeseran ETT (Endotracheal Tube ) yang berarti, yang
dapat menuju ke intubasi bronkhial atau ekstubasi yang tidak disengaja.

3. Posisi Lateral

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 30


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Posisi Lateral yaitu posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan
sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
a. Kidney Position
Posisi ginjal dengan kidney rest dibagian bawah krista iliaka untuk
meminimalkan interferensi pada pergerakan diafragma bagian bawah.
Kidney rest, penghalang meja yang dielevasikan, digunakan untuk semakin
memisahkan krista iliaka dari tepi lateral kosta. Dapat dilihat pada
penggunaan posisi ginjal, dimana fleksi truncal dapat menyebabkan
penurunan kapasitas vital hingga 15%. Penurunan ini disebabkan
terbatasnya pergerakan dinding dada dan gangguan pergerakan
hemidiafragma bilateral.
B. Knee Chest Position
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Tujuan :
a) Operasi: Vesico/Rektovaginal Fistel
b) Tindakan: Sigmoidescopy, Endoscopy

4. Fowler Position
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
a. Manfaat : Memberikan anestesi kepada pasien yang full stomach (perut penuh)
b. Tujuan : untuk tindakan operasi Craniotomy atau daerah wajah.

5. Posisi prone
Posisi prone yaitu posisi dimana pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring
dengan wajah menghadap ke bantal.
Tujuan : untuk tindakan operasi pada bagian kepala belakang, punggung, lutut
bagian belakang.
Komplikasi yang berhubungan dengan posisi prone dengan kepala yang
dielevasi atau posisi supine dengan kepala yang dielevasi hampir sama dengan posisi
prone dan supine tradisional. Disamping komplikasi yang mungkin muncul sebagai
hasil dari perubahan fisiologis akibat reposisi, pada posisi prone dengan kepala yang
dielevasi ditakutkan terjadinya komplikasi opthalmika berupa kompresi pada mata.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 31


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

6. Posisi Litotomi
Posisi Litotomi adalah posisi dimana pasien berbaring telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut.
Tujuan : untuk tindakan Operasi kebidanan, hemorrhoid, Operasi urologi
(TUR, Cyctoscopy).
Komplikasi Yang Berhubungan Dengan Posisi Litotomi
a. Walaupun beberapa komplikasi telah dilaporkan, termasuk rasa terbakar pada
jari, low back pain (14%) pada pasien post operasi, rhabdomiolisis, dan
peningkatan kreatinin kinase akibat kompresi otot betis dan iskemia, tidak ada
satupun yang ditemukan pada anak-anak.
b. Sindrom compartment, sangat jarang tetapi merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa, terjadi setelah prosedur yang cukup lama pada kelompok usia
pediatrik. Fasciotomi diperlukan untuk pemulihan sindrom compartment,
c. Untuk prosedur yang cukup lama, penggunaan penyangga kaki yang
ditempatkan pada fossa poplitea atau betis sebaiknya dihindari.
d. Hipotensi sistemik sebaiknya dihindari dan resiko pemberian zat-zat
vasokonstriktor yang menurunkan aliran darah perifer sebaiknya harus
diperhatikan.
G
U
T
/
E
S
A
C

R
E
G
G
I
R
T
/
N
A
H
I
T
A
L

.
Setelah Anda selesai membaca macam-macam posisi pasien dalam kamar
E
bedah pada kegiatan belajar 6, buatlah rangkuman pada buku catatan macam-macam
posisi pasien dalam kamar bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan
mendemonstrasikan kembali. Diskusikan rangkuman Anda dengan anggota kelompok
yang lain.

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
G

in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 32


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 7
PENGELOLAAN SAMPAH
KAMAR BEDAH

 170 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
( K O G N I T I F, A F E K T I F, D A N
P S I K O M O TO R )
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 7, selama 1 x 170 menit
praktika di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan langkah – langkah dalam melakukan pengelolaan sampah medik
dan non medik di kamar bedah.

B. POKOK-POKOK MATERI

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Langkah-langkah pengelolaan sampah medik dan non medik di kamar bedah.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 33


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

RI
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
C.
1. Tujuan pengelolaan sampah kamar bedah
a Sebagai acuan langkah – langkah dalam melakukan pengelolaan sampah medik
dan non medik di kamar operasi.
b Mencegah terjadinya penularan penyakit atau infeksi nosokomial.

2. Kebijakan pengelolaan sampah di kamar bedah


Semua sampah medik, non medik anatomi dan patologi harus di kelola
melalui pewadahan sesuai dengan jenis limbah masing- masing setelah samapah
sudah terkumpul semua, kemudian dibawa kebagian incinerator untuk di lakukkan
pembakaran.

3. Unit terkait dalam identifikasi sampah kamar bedah


a Poli Bedah, Instalasi bedah sentral, IGD, unit yang melakukan bedah minor
dan IRNA

D. PROSEDUR PENGELOLAAN SAMPAH KAMAR


BEDAH
Langkah-langkah dalam melakukan identifikasi kamar bedah adalah sebagai berikut:
NO LANGKAH PROSEDUR YA/TIDAK
1 Pastikan ember dan kantong plastik tidak bocor
2 Pasang kantong plastik pada ember dengan cara melipat keluar pada bagian
pinggir ember
3 Masukkan segera limbah atau sampah terdapat pada bak sampah yang
tersedia sesuai dengan jenis limbah masing- masing
4 Untuk bak sampah yang dipasang kantong plastik berwarna kuningtempat
limbah pada medik , limbah anatomi, limbah patologi, dan limbah cair.
5 Untuk bak sampah yang terpasang kantong plastik berwarna hitam, tempat
sampah non medik (sampah kering ).

E. LATIHAN/TRIGGER CASE/TUGAS
D.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 34


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Setelah Anda selesai membaca prosedur pengelolaan sampah kamar bedah


pada kegiatan belajar, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan prosedur
pengelolaan sampah kamar bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan
mendemonstrasikan kembali. Diskusikan rangkuman Anda dengan anggota kelompok
yang lain. Demonstrasikan prosedur pengelolaan sampah kamar bedah dengan anggota
kelompok yang lain, dan lakukan penilaian secara mandiri menggunakan tabel
prosedur pengelolaan sampah kamar bedah di atas. Jika Anda dapat melakukan
prosedur ini dengan benar lanjutkan dengan penilaian dengan tutor Anda sesuai jadual
di RPS.

Kegiatan Belajar 8
H
DA
BE
R
MA
KA
ASI
FIK
NTI
IDE
t
i
n
e
M

0
7
1


N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 8, selama 1 x 170 menit
I
T
I
N
G
O
K
(

praktika di laboratorium, diharapkan Anda dapat:


1. Identifikasi kamar bedah

B . P O K O K - P O K O K M AT E R I

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Identifikasi kamar bedah
RI
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
C.
C.

1. Definisi

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 35


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan
keadaan suci hama (steril).

2. Tujuan kamar bedah


a Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah yang lain.
b Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien perioperatif
c Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan
d Mengetahui akibat pembedahan dan pembiusan yang dilakukan terhadap
pasien.

3. Fase pre operatif


Dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhiri
ketika pasien dikirim ke meja operasi
Peran perawat :
penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara
pra operatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan
pembedahan.

Persiapan Status Anastesi


4. Fase intra operatif
Dimulai ketikan pasien masuk/pindah ke instansi bedah dan berakhir dan pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan
Peran perawat :
pemasangan IV cath, pemberian medikasi, intravensi, melakukan pemantauan
kondisi fisiologi yang menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien.

5. Fungsi keperawatan intra operatif


Perawat sirkulasi : berperan mengatur ruang operasi dan melindungi
keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim
bedah dan memeriksa kondisi di dlm ruang operasi.
Scrub Nurse (instrumentator): melakukan desinfeksi lap pembedahan dan
drapping, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan
khusus utk pembedahan dan membantu dokter selama pembedahan.

6. Tim Operasi

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 36


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Steril :
a. Ahli bedah
b. Asisten bedah
c. Perawatan Instrumentator (Scrub Nurse)
a) Setelah pembedahan (Post Operasi)
a) Memfiksasi drain, dan kateter.
b) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada
daerah yang dipasang elektrode.
c) Menggantikan alat tenun, baju pasien dan penutup serta
memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong.
d) Memeriksa dan mneghitung semua instrumen dan menghitung
sebelum dikeluarkan dari kamar operasi.
e) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap.
f) Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara :
g) Pembersihan awal.
h) Merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung
deterjen.
i) Menyikat sela – sela instrumen.
j) Membilas dengan air mengalir.
k) Mengeringkan.
Non Steril :
a. Ahli anastesi
b. Perawat anastesi
c. Circulating nurse
d. Teknisi (operator alat, ahli patologi,dll)
Peran Perawat Sirkuler
1) Definisi Perawat Sirkuler
Tenaga perawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
2) Peran Perawat Sirkuler
1) Sebelum Pembedahan (Pre Operasi)
a) Menerima pasien yang akan dibedah.
b) Memeriksa dengan menggunakan formulir “ check list “ meliputi :
c) Memeriksa pemeriksaan fisik.
d) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian check
list, dengan perawat ruang rawat.
e) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan
tentang :
1. Tindakan pembedahan yang akan dilakukan.
2. Tim bedah yang akan menolong.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 37


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

3. Fasilitas yang ada didalam kamar bedah antara lain lampu operasi
dan mesin pembiusan.
4. Tahap – tahap anestesi.
2) Saat pembedahan
a) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja sama
dengan petugas anestesi.
b) Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptik.
c) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan
penerapan teknik aseptik.
d) Mengikatkan tali jas steril tim bedah.
e) Membantu, mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan,
dengan cara mengetahui : jumlah produksi urine, jumlah perdarahan,
jumlah cairan yang hilang.
f) Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan
perdarahan yang berasal dari kasa, suction, urine dikurangi dengan
pemakaian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan.
g) Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli anestesi.
h) Menghubungi petugas penunjang medis ( petugas radiologi, petugas
laboratorium ) bila diperlukan selama pembedahan.
i) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.
j) Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa, bekerjasama dengan
perawat instrumen.
k) Mengukur dan mencatat tanda – tanda vital.
3) Setelah pembedahan
a) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan
pembedahan.
b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang telah
disediakan.
c) Mengukur dan mencatat tanda – tanda vital :
 Pernafasan.
 Tekanan darah.
 Suhu, nadi.
d) Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama pasien,
memberikan stimulus, memeriksa reaksi pupil.
e) Meneliti, menghitung dan mencatat obat – obatan serta cairan yang
diberikan kepada pasien.
f) Memeriksa kelengkapan dokumen medik antara lain :
 Laporan pembedahan.
 Laporan anestesi.
 Pengisian formulir Patologi Anatomi ( PA ).

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 38


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

g) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan


antara lain :
1. Identitas pasien :
2. Masalah – masalah yang timbul selama pembedahan.
3. Tindakan yang dilakukan.
4. Hasil evaluasi.
h) Membantu perawat instrumen, membersihkan dan menyusun
instrumen yang telah digunakan, kemudian alat tersebut disterilkan.
i) Membersihkan slang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan
operasi.
j) Mensterilkan slang suction yang dipakai langsung ke pasien.
k) Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan
pembedahan selesai.

7. Post Operasi
Dimulai masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery room) dan berakhir
dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik rumah.
Peran perawat : fokus pengkajian efek anestesi, memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi.
Perawatan post operatif meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anestesr
(recovery room/ruang pemulihan)
b Perawatan pasca anestest di ruang pulih (RR)
c Transformasi pasien ke ruang rawat
8. Identifikasi Kamar Bedah

a Area bebas terbatas (unrestricted area)


Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian
khusus kamar operasi.
b Area semi ketat (semi restricted area)

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 39


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.
c Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.
d Daerah Aseptik 0
digunakan untuk meletakkan kasa, kain steril, dan perban dan alat-alat
bedah, jaringan yang dibuang juga diletakkan di tempat itu, orang-orang
yang berhubungan dengan pembedahan yaitu ahli bedah, perawat
instrumentator berada di daerah asepsis 0
e Daerah asepsis 1 & 2
digunakan untuk meletakkan alat-alat anestesi dan alat-alat rontgen bila
ada, orang anestesi juga berada di sini.
S
A
G
U
T
E/
AS
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.
D
Setelah Anda selesai membaca macam-macam posisi pasien dalam kamar
bedah pada kegiatan belajar 8, buatlah rangkuman pada buku catatan Identifikasi
kamar bedah di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan
kembali. Diskusikan rangkuman Anda dengan anggota kelompok yang lain.
Demonstrasikan Identifikasi kamar bedah dengan anggota kelompok yang lain, dan
lakukan penilaian secara mandiri. Jika Anda dapat melakukan prosedur ini dengan
benar lanjutkan dengan penilaian dengan tutor Anda sesuai jadual di RPS.

Apakah Anda sudah melakukan penilaian Identifikasi kamar bedah? Jika


N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
E

sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah, mintalah penilaian pada tutor sesuai
dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau kompeten bila telah mampu
melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk kerja. Apabila anda
dinyatakan belum kompeten maka Anda diberi kesempatan untuk mengikuti penilaian
kembali pada prosedur keperawatan dimaksud. Jika Anda sudah dinyatakan kompeten
melakukan macam-macam posisi pasien dalam kamar beda Identifikasi kamar bedah h
maka Anda berhak mempelajari kegiatan belajar 9 berikutnya. Bagus sekali dan
selamat

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 40


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
F
Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc
Luckman and Sorensen (1993). Medical Surgical Nursing: A Psychophysiology
approach. Tokyo : WB Sounder Co

Kegiatan Belajar 9
,
e
r
o
c
S

e
t
e
r
d
l
A

n
a
i
j
a
k
g
n
e
P
t
i
n
e
M

0
7
1

Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 9, selama 1 x 170 menit


I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

praktika di laboratorium, diharapkan Anda dapat melakukan:


1. Pengkajian Aldrete Score
2. Pengkajian Bromage Score
3. Pengkajian Steward Score
B . P O K O K - P O K O K M AT E R I

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 41


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


pokok materi sebagai berikut:
1. Pengkajian Aldrete Score
2. Pengkajian Bromage Score
3. Pengkajian Steward Score

RI
E
T
A
M
N
A
I
A
R
U
C.
C.
1. Komplikasi Pasa Bedah
a Komplikasi Respirasi
Problem-problem respirasi adalah komplikasi serius yang paling sering
ditemukan di PACU. Kebanyakan berhubungan dengan sumbatan jalan
nafas, hipoventilasi dan hipoksemia. Karena hipoksemia adalah jalan akhir
menuju morbiditas dan mortalitas, monitor rutin oksimetri denyut di PACU
akan mengenali lebih awal komplikasi –komplikasi ini dengan hasil yang
sedikit agak menyimpang.
1) Sumbatan Jalan Nafas
2) Hipoventilasi
3) Hipoksemia
b Komplikasi Kardiovaskuler
Gangguan sirkulasi yang paling umum di PACU adalah hipotensi,
hipertensi dan aritmia. Kemungkinan ketidaknormalan sirkulasi itu adalah
sekunder dari gangguan sirkulasi yang mendasar yang selalu harus
dipertimbangkan sebelum beberapa intervensi yang lain.
1) Hipotensi
2) Hipertensi
3) aritmia
Pengkajian yang dilakukan untuk pasien yang dilakukan spinal anestesi
E
OR
SC
E
ET
DR
AL
N
JIA
KA
NG
PE
UR
ED
OS
PR
D.

GERAKAN SKOR
Dapat menggerakan ke 4 ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah 2
Dapat menggerakkan ke 2 ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah 1
Tidak dapat menggerakkan ekstremitasnya sendiri atau dengan perintah 0
PERNAPASAN
Bernapas dalam dan kuat serta batuk 2
Bernapas berat atau dispnu 1
Apnu atau napas dibantu 0
TEKANAN DARAH SKOR

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 42


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Sama dengan nilai awal + 20% 2


Berbeda lebih dari 20-50% dari nilai awal 1
Berbeda lebih dari 50% dari nilai awal 0
KESADARAN SKOR
Sadar penuh 2
Tidak sadar, ada reaksi terhadap rangsangan 1
Tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan 0
WARNA KULIT SKOR
Merah 2
Pucat , ikterus, dan lain-lain 1
Sianosis 0
Dapat Di pindah ke ruangan apabila score > 8
W
E
T
S

N
A
I
J
A
K
G
N
E
P

R
U
D
E
S
O
R
P

.
E
GERAKAN SKOR
Melakukan Pergerakan bertujuan 2
Melakukan pergerakan tidak bertujuan 1
Tidak dapat menggerakkan ekstremitasnya sendiri 0
PERNAPASAN
Bernapas dalam dan kuat serta batuk/menagis 2
Bernapas berat atau dispnu 1
Apnu atau napas dibantu 0
KESADARAN SKOR
Menagis/ Sadar Penuh 2
Ada reaksi terhadap rangsangan 1
Tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan 0
Dapat Di pindah ke ruangan apabila score > 5
E
OR
SC
E
AG
M
O
BR
N
JIA
KA
NG
PE
UR
ED
OS
PR
F.

GERAKAN SKOR
Dapat Mengangkat Tungkai Bawah 0
Tidak Dapat menekuk Lutut Tapi bisa Mengangkat Kaki 1
Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih dapat menekuk 2
lutut.
Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali 3

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 43


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Dapat di pindah ke ruangan apabila Score kurang dari 2


T
/
E
S
A
C

R
E
G
G
I
R
T
/
N
A
H
I
T
A
L

.
G
Setelah Anda selesai membaca pengkajian aldrete score, steward score dan
bromage score pada kegiatan belajar 9, buatlah rangkuman pada buku catatan
pengkajian aldrete score, steward score dan bromage score di atas untuk memudahkan
Anda mengingat dan mendemonstrasikan kembali. Diskusikan rangkuman Anda
dengan anggota kelompok yang lain.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 44


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 10
H
DA
BE
AR
M
KA
T
OU
GN
SI
T-
OU
E
M
TI
IN-
GN
SI
t
i
n
e
M

0
7
1


Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 10, selama 1 x 170 menit praktika
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

.
A
di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
Mengidentifikasi Fase Sign In- Time Out-Sing Out Kamar Bedah

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-


N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B
pokok materi sebagai berikut:
1. Sign In
2. Time Out
3. Sign Out

1. Surgery Safety Checklist


Konsep keselamatan pasien merupakan konsep dalam memberikan pelayanan
I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C

kesehatan yang aman dan tidak menimbulkan kerugian bagi pasien yang dirawat
(Shojania et al., 2001).
Surgery safety ceklist WHO merupakan penjabaran dari sepuluh hal penting
tersebut yang diterjemahkan dalam bentuk formulir yang diisi dengan melakukan
ceklist. Ceklist tersebut sudah baku dari WHO yang merupakan alat komunikasi
yang praktis dan sederhana dalam memastikan keselamatan pasien pada tahap
preoperative, intraoperatif dan pasca operatif, dilakukan tepat waktu dan
menunjukan manfaat yang lebih baik bagi keselamatan pasien (WHO 2008).

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 45


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Program sasaran keselamatan pasien wajib di komunikasikan dan


diinformasikan untuk tercapainya hal-hal sebagai berikut:1) ketepatan identifikasi
pasien, 2) peningkatan komunikasi yang efektif, 3) peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai, 4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi, 5) pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, 6) pengurangan
risiko pasien jatuh (Kars, 2011, JCI, 2010).

2. Sasaran Safety Surgery


Langkah yang dilakukan tim bedah terhadap pasien yang akan di lakukan
operasi untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur pembedahan,
mencegah terjadi kesalahan lokasi operasi, prosedur operasi serta mengurangi
komplikasi kematian akibat pembedahan sesuai dengan sepuluh sasaran dalam
safety surgery (WHO 2008) yaitu:
a Tim bedah akan melakukan operasi pada pasien dan lokasi tubuh yang benar.
b Tim bedah akan menggunakan metode yang sudah di kenal untuk mencegah
bahaya dari pengaruh anestresia, pada saat melindungi pasien dari rasa nyeri.
c Tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan bantuan hidup dari
adanya bahaya kehilangan atau gangguan pernafasan.
d Tim bedah mengetahui dan secara efektif mempersiapkan adanya resiko
kehilangan darah.
e Tim bedah menghindari adanya reaksi alergi obat dan mengetahui adanya resiko
alergi obat pada pasien.

3. Tahapan Surgical Safety Checklist


Surgical Safety Checklist di kamar operasi digunakan melalui 3 tahap,
masing-masing sesuai dengan alur waktu yaitu sebelum induksi anestesi (Sign In),
sebelum insisi kulit (Time Out) dan sebelum mengeluarkan pasien dari ruang
operasi (Sign Out) (Haynes, et al. 2009).
Fase Sign In sebelum induksi anestesi koordinator secara verbal memeriksa
apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi operasi sudah benar,
sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan untuk operasi telah diberikan,
oksimeter pulse pada pasien berfungsi. Koordinator dengan profesional anestesi
mengkonfirmasi risiko pasien apakah pasien ada risiko kehilangan darah, kesulitan
jalan nafas, reaksi alergi.
Fase Time Out setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan peran
masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang operasi

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 46


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

saling kenal. Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim mengkonfirmasi
dengan suara yang keras mereka melakukan operasi yang benar, pada pasien yang
benar. Mereka juga mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan
dalam 60 menit sebelumnya.

4. Pelaksanaan Checklist
Implementasi Surgical Safety Checklist memerlukan seorang koordinator
untuk bertanggung jawab untuk memeriksa checklist. Koordinator biasanya
seorang perawat atau dokter atau profesional kesehatan lainnya yang terlibat dalam
operasi. Surgical Safety Checklist dibagi tiga tahap yaitu sebelum induksi anestesi
(Sign In), periode setelah induksi dan sebelum bedah sayatan (Time Out), dan
periode selama atau segera setelah penutupan luka tapi sebelum mengeluarkan
pasien dari operasi kamar (Sign Out). Pada setiap fase, koordinator checklist harus
diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah menyelesaikan tugasnya sebelum
melakukan kegiatan lebih lanjut.
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.
G

Setelah Anda selesai membaca Mengidentifikasi Fase Sign In- Time Out-Sing
Out Kamar Bedah pada kegiatan belajar 10, buatlah rangkuman pada buku catatan
urutan Mengidentifikasi Fase Sign In- Time Out-Sing Out Kamar Bedah diatas untuk
memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan kembali.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 47


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif
N
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
H
Apakah Anda sudah melakukan penilaian Mengidentifikasi Fase Sign In- Time
Out-Sing Out Kamar Bedah secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar
setiap langkah, mintalah penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda
akan dinyatakan lulus atau kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai
dengan daftar tilik lembar unjuk kerja.

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking in


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc

I
L u c k m a n a n d S o r e n s e n ( 1 9 9 3 ) . M e d i c a l S u rg i c a l N u r s i n g : A
P s y c h o p h y s i o l o g y a p p ro a c h . To k y o : W B S o u n d e r C o

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 48


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 11

G
N
VI
O
L
G
N
A
D
G
N
NI
W
O
G
K
NI
K
TE
t
i
n
e
M

0
7
1


N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

.
A
I
T
I
N
G
O
K
(

Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 11, selama 1 x 170 menit praktika di
laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Melakukan tindakan gowning
2. Melakukan tindakan Gloving terbuka
3. Melakukan tindakan Gloving tertutup
N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-pokok
materi sebagai berikut:
1. tindakan gowning
2. tindakan Gloving terbuka
3. tindakan Gloving tertutup

A. Pengertian
I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C

1. Pengertian Gowning (Memakai Gaun Bedah)


Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu teknik/ seni dalam
menggunakan gaun steril pada diri sendiri atau orang lain setelah cuci tangan
(scrubing), dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari mikro
organisme.
2. Pengertian Gloving (Memakai Sarung Tangan Steril)
Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau orang lain
yang dicuci dengan prosedur tertentu.
B. Persiapan
1. Persiapan Pemakaian Gaun Bedah :

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 49


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

a. Baju steril dalam bungkusan set steril.


b. Teman kerja (perawat sirkulasi) untuk membantu mengikat tali baju.
2. Persiapan Pemakaian Sarung Tangan Steril :
a Sarung tangan steril pada tempatnya
I
A
K
A
M
E
M
(

G
N
I
N
W
O
G

R
U
D
E
S
O
R
P

.
D
1. Memakai Gaun Bedah Secara Mandiri.
NO PROSEDUR YA/TIDAK
1 Cuci tangan dan pembedahan.
2 Buka bungkusan steril yang berisi baju steril.
3 Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada
garis leher bagian dalam dengan menggunakan tangan kiri
dan posisi tangan kanan tetap setinggi bahu.
4 Buka lipatan baju dengan cara melepaskan again yang
terjepit tangan dan jangan sampai terkontaminasi.
5 Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan
masukkan tangan kanan ke lubang lengan baju kanan,
diikuti dengan tangan kiri dimasukkan ke lengan kiri.
6 Perawat sirkulasi berdiri dibelakangnya untuk membantu
mengikat tali baju dengan menarik bagian belakang leher
baju.
7 Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali
tersebut pada perawat sirkulasi.
8 Dengan korentang tali tersebut terjepit, orang yang
memakai baju memutarkan badannya, kemudian
mengambil tali dari jepitan serta mengikat tali tersebut.
Pada saat memutar tidak boleh terjadi kontaminasi.

2. Memakai Gaun Bedah Secara Asistensi

NO PROSEDUR YA/TIDAK
1 Petugas yang akan memakaikan jas kepada operator
harus sudah melakukan gauning dan gloving.
2 Setelah operator memakai baju dan sarung tangan steril
ambil baju dengan menggunakan bagian luarnya.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 50


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

3 Buka lipatan gaun dengan hati-hati dengan memegang


pada leher.
4 Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap
pada yang akan dipasang, lakukan dengan hati – hati
sehingga tidak menyentuh tangan.
5 Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan
lindungan lengan gaun, hadapkan sisi gaun pada yang
dipasang, dia akan memasukkan tangannya pada gaun
masuk.
6 Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat
kedua lengan dirinetangkan supaya gaun masuk. Perawat
sirkulasi membantu dari sisi dalam dan kemudian
mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu berikan salah
satu padayangdipasang dan disuruh berputar dan berikan
dan diikat.
R
A
S

I
A
K
A
M
E
M
(

G
N
I
V
O
L
G

R
U
D
E
S
O
R
P

.
E
1. Memakai Sarung Tangan Steril Secara Mandiri.
NO PROSEDUR YA/TIDAK
1 Usahakan jari tangan tetap berada di dalam gaun saat
memegang sarung tangan yang terlipat keluar.
2 Pastikan sarung tangan sesuai dengan tangan kanan
(R/right) atau tangan kiri (L/left).
3 Posisikan jempol sarung tangan sejajar dengan jempol jari
dengan jari masih di dalam gaun, dengan bantuan tangan
satunya yang masih tertutup gaun pakai sarung tangan.
4 Seperti tahap sebelumnya lakukan pemakaian sarung
tangan pada tangan satunya dan rapikan.
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.
F

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 51


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Setelah Anda selesai membaca prosedur gowning dan gloving pada


kegiatan belajar 11, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan prosedur gowning dan
gloving di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan kembali.
N
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
G
Apakah Anda sudah melakukan penilaian prosedur gowning dan gloving secara
mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah, mintalah penilaian
pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau kompeten
bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk kerja.
Apabila anda dinyatakan belum kompeten maka Anda diberi kesempatan untuk
mengikuti penilaian kembali pada prosedur keperawatan dimaksud. Jika Anda sudah
dinyatakan kompeten melakukan latihan timbang terima di kamar bedah maka Anda
berhak mempelajari kegiatan belajar 12 berikutnya. Bagus sekali dan selamat.

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking in


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 52


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 12

AH
BED

AR
KAM
ANG
BEN
DAN
UM
JAR
S
JENI
KASI
TIFI
DEN
GIN
MEN
t
i
n
e
M

0
7
1


Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 12, selama 1 x 170 menit praktika
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

.
A
di laboratorium, diharapkan Anda dapat:
1. Melakukan identifikasi jenis jarum dan benang kamar bedah

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-pokok


N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B
materi sebagai berikut:
1. Identifikasi Jenis Jarum Kamar Bedah
2. Identifikasi jenis Benang Kamar Bedah
I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C
1. DASAR TEORI
a Jarum bedah (surgical needles)
merupakan alat yang berfungsi untuk mengantarkan benang pada saat
melakukan penjahitan luka operasi. Pemilihan jarum bedah disesuaikan dengan
prosedu dan kebutuhannya.
1) Karakteristik utama jarum bedah
a) terbuat dari stainless steel
b) cenderung membengkok sebelum putus.
c) Cukup kuat untuk mempenetrasi jaringan tanpa bengkok.
d) elastis untuk menembus jaringan tanpa merusaknya.
e) Cukup tipis sehingga dapat meminimalisir trauma pada jaringan saat
penjahitan.
f) Cukup tajam untuk memudahkan penetrasi ke dalam jaringan.
2) Struktur jarum bedah
a) Ujung jarum ( point of needle)
b) Badan / Batang (body / shat needle)
c) Mata jarum (eye needle)

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 53


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

b Benang bedah (surgical suture)


Benang bedah ( suture ) adalah materi berbentuk benang yang berfungsi
untuk ligasi pembuluh darah maupun aproksimasi (mengikat / menyatukan
jaringan ).
1) Spesifikasi material benang bedah
a) Steril, harus steril sewaktu digunakan.
b) Diketahui kekuatan untuk memegang jaringan ( tensil strength ) yang sesuai
jenis material benang.
c) Diketahui massa penyerapan ( absorption rate ) yaitu lamanya benang habis
diserap tubuh.
d) Simpul aman, diketahui jumlah minimal tali simpul yang aman untuk setiap
jenis benang, artinya tetap tersimpul selama proses penyembuhan luka.
e) Mudah untuk digunakan.
f) Dapat digunakan untuk segala jenis operasi.
g) Reaksi/trauma jaringan yang minimal, diameter benang bedah yang
dianjurkan dipergunakan adalah ukuran terkecil yang paling aman untuk
setiap jenis jaringan yang dijahit, massa material benang dan reaksi jaringan
sekecil mungkin.
H
A
D
E
B

R
A
M
A
K

I
D

M
U
R
A
J

S
I
N
E
J

.
D
1. Bentuk-bentuk Jarum Bedah
a Lurus (straight)
b Curve
c ½ curve
d ¼ circle
e ½ circle
f ⅜ circle
g ⅝ circle
3) Klasifikasi jarum bedah
a) Jarum lepas
(1)Memerlukan waktu penyambungan benang dengan jarum
(2) Memerlukan re–sterilisasi
(3)Memerlukan perawatan ujung jarum
(4)Resiko jarum berkarat
(5)Resiko benang terlepas dari jarum
(6)Pemilihan jarum harus tepat dengan benang
b) Jarum atraumatic
(1)Benang bedah menyatu dengan jarum sekaligus
(2)Penyambungan benang bedah dengan jarum secara channelateau drilled
(3)Benang tunggal, sehingga menimbulkan trauma yang minimal pada
jaringan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 54


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

(4)Dijamin steril dan bebas karat


(5)Sekali pakai dibuang sehingga tidak perlu sterilisasi
D
E
B

R
A
M
A
K

I
D

G
N
A
N
E
B

S
I
N
E
J

.
E
a) Berdasarkan keberadaannya didalam tubuh pasien dibagi atas
(1) Diserap ( absorbable sutures )
Material di dalam tubuh akan diserap yang lamanya bervariasi,
sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam tubuh.
(2) Tidak diserap ( non ansorbable sutures )
Merupakan benang yang dibuat dari material yang tahan terhadap
enzim penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau jaringan tanpa
reaksi penolakan selama bertahun – tahun.
b) Berdasarkan materi atau bahan
(1) Bahan Alami
(a) Dapat diserap : dibuat dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan
serabut collagen tendon flexsor sapi. contoh: surgical catgut plain
dan surgical catgut chromic.
Tidak diserap :terbuat dari linen maupun silk. Contohnya surgical
silk, virgin silk. Ada yang terbuat dari kapas, contoh: surgical
cotton.
(2) Bahan Sintetis
(a) Dapat diserap: Terbuat dari sintetik polimer, sehingga mudah
diserap oleh tubuh secara hidrolisis dan waktu penyerapan oleh
tubuh mudah diprediksi, Contoh : Polyglactin 910
(b) Tidak diserap: Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat
sedemikian rupa sehingga reaksi jaringan yang timbul sangat kecil.
contoh : Polypropamide (Ethilon®)
c) Berdasarkan penampang benang, dibagi atas
(1) Monofilamen ( satu helai )
Terbuat dari satu lembar benang, tidak meneyerap cairan ( non
capilarity ). Contoh: catguy, PDS, dan prolene.
(2) Multifilamen
Terbuat dari bebeapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih
menjadi satu. Contoh: vicryl, silk.
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.

Setelah Anda selesai membaca mengindentifikasi jenis jarum dan benang


F

kamar bedah pada kegiatan belajar 12, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 55


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

mengindentifikasi jenis jarum dan benang kamar bedah diatas untuk memudahkan Anda
mengingat dan mendemonstrasikan kembali.
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
G
Apakah Anda sudah melakukan penilaian mengindentifikasi jenis jarum dan
benang kamar bedah secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap
langkah, mintalah penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan
dinyatakan lulus atau kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan
daftar tilik lembar unjuk kerja.

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 56


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Kegiatan Belajar 13
ER
OS
CL
ND
OU
W
/
KA
LU
T
HI
JA
S
NI
JE
&
IK
KN
TE
t
i
n
e
M

0
7
1


Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 13, selama 1 x 170 menit praktika
I
T
I
N
G
O
K
(

N
A
R
A
J
A
L
E
B
M
E
P

N
A
U
J
U
T

.
A
di laboratorium, diharapkan Anda dapat
1. mengetahui cara menjahit luka.
2. mengetahui cara merawat jahitan luka
3. mengetahui cara mengangkat dan mengambil jahitan

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-pokok


N
A
S
A
H
A
B

K
O
K
O
P

.
B

materi sebagai berikut:


1. cara menjahit luka
2. merawat jahitan luka

1. Cara menjahit luka


I
R
E
T
A
M

N
A
I
A
R
U

.
C

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 57


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Menjahit luka merupakan cara yang dilakukan untuk menutup luka melalui
jahitan. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pendarahan, mencegah
infeksi silang, dan mempercepat proses penyembuhan. (Musrifatul U.)
Persiapan alat dan bahan :
a. Pinset anatomi
b. Pinset cirurghi
c. Gunting steril
d. Naald voerder
e. Benang
f. Larutan betadineTM
g. Alcohol 70%
h. Obat anastesia
i. Spuit
j. Duk steril
k. Pisau steril
l. Gunting verbant
m. Plester
n. Bengkok
o. Kasa steril
p. Mangkok kecil
q. Handschoon steril

2. Tekhnik jahit luka


Teknik penjahitan yang digunakan dalam menjahit luka disesuaikan dengan
keadaan/ kondisi luka dan tujuan penjahitan. Secara umum, teknik penjahitan
dibedakan menjadi :
a. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)
Teknik penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila tidak
ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan. Terbanyak
digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat
dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain, dan cocok untuk daerah yang
banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang satu dengan lain.
Digunakan juga untuk jahitan situasi. Cara jahitan terputus dibuat dengan jarak
kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungan jahitan ini adalah bila benang putus,

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 58


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka
jahitan di tempat yang terinfeksi. Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama
untuk mengerjakannya.
b. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan Jelujur)
Jahitan jelujur menempatkan simpul hanya pada ujung-ujung jahitan,
jadi hanya dua simpul. Bila salah satu simpul terbuka, maka jahitan akan
terbuka seluruhnya. Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur
baju. Biasanya menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan
penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar, dan sebaiknya tidak dipakai
untuk menjahit kulit.
c. Running Locked Suture (Jahitan Pengunci/ Jelujur Terkunci/ Feston)
Jahitan jelujur terkunci merupakan variasi jahitan jelujur biasa, dikenal
sebagai stitch bisbol àkarena penampilan akhir dari garis jahitan berjalan
terkunci. Teknik ini biasa digunakan untuk menutup peritoneum. Teknik jahitan
ini dikunci bukan disimpul, dengan simpul pertama dan terakhir dari jahitan
jelujur terkunci adalah terikat.

3. Merawat jahitan luka


Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan. Hal
tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi silang dan mempercepat proses
penyembuhan luka. (A.Azis Alimul H)
Persiapan alat dan bahan :
a. Pinset anatomis
b. Pinset cirughi
c. Gunting steril
d. Kapas sublimat
e. Larutan H2o2
f. Larutan boorwater
g. Nacl 0,9 %
h. Gunting verbant
i. Plester
j. Bengkok

4. Cara mengangkat dan mengambil jahitan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 59


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Mengangkat atau mengambil jahitan pada luka bedah dilakukan dengan


memotong simpul jahitan. Tujuannya untuk mencegah infeksi silang dan
mempercepat proses penyembuhan luka. (Musrifatul U.)
Persiapan alat dan bahan :
a) Pinset anatomis
b) Pinset cilurghi
c) Artheri klem
d) Gunting angkat jahitan steril
e) Lidi kapas
f) Kasa steril
g) Gunting pembalut
h) Plester
i) Alcohol 70 %
j) Larutan H2o2
k) Obat luka
A
J
R
E
K

R
U
D
E
S
O
R
P

.
D
1. Prosedur Cara Menjahit Luka
NO PROSEDUR YA/TIDAK
1 Cuci tangan
2 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3 Gunakan sarung tangan steriL
4 Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan dijahit ( dengan
betadine dan alcohol 70%), kemudian lakukan anastesi pada
daerah yang akan dijahit
5 Lakukan jahitan pada daerah yang akan dikehendaki dengan
menggunakan teknik menjahit yang telah disesuaikan dengan
kondisi luka
6 Berikan obat betadineTM
7 Tutup luka dengan menggunakan kasa steril
8 Lakukan pembalutan
9 Catat perubahan keadaan luka
10 Cuci tangan
2. Prosedur Cara Mengangkat Dan Mengambil Jahitan
NO PROSEDUR YA/TIDAK
1 Cuci tangan

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 60


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

2 Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan


dilaksanakan
3 Gunakan sarung tangan steril
4 Buka plester dan balutan dengan pinset
5 Bersihkan luka dengan kapas sublimat, H2o2, atau bahan lainnya
yang telah disesuaikan dengan keadaan luka. Lakukan hingga
bersih
6 Angkat jahitan dengan menarik simpul jahitan sedikit ke atas,
kemudian gunting benang dan tarik dengan hati-hati. Lalu buang
dibuang pada kasa yang disediakan
7 Tekan daerah sekitar luka hingga pus atau nanah tidak ada
8 Berikan obat luka
9 Tutup luka dengan menggunakan kasa steril
10 Lakukan pembalutan
11 Catat perubahan keadaan luka
12 Cuci tangan
S
A
G
U
T
E/
S
A
C
R
E
G
G
RI
T
N/
A
H
TI
A
L
.
F
Setelah Anda selesai membaca mengindentifikasi teknik dan jenis jahit luka/
wound closer pada kegiatan belajar 13, buatlah rangkuman pada buku catatan urutan
mengindentifikasi teknik dan jenis jahit luka/ wound closer diatas untuk
memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan kembali.
A
L

K
A
D
N
I
T

N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M
U

.
G

Apakah Anda sudah melakukan penilaian mengindentifikasi teknik dan jenis


jahit luka/ wound closer secara mandiri? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap
langkah, mintalah penilaian pada tutor sesuai dengan jadual pada RPS. Anda akan
dinyatakan lulus atau kompeten bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan
daftar tilik lembar unjuk kerja.
A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
H

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 61


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Le Mone, R & Burke,K.M., (2000). Medical surgical nursing critical thinking


in client care .2 Ed.New Jersey: Prentice Hall Inc
L u c k m a n a n d S o r e n s e n ( 1 9 9 3 ) . M e d i c a l S u rg i c a l N u r s i n g : A
P s y c h o p h y s i o l o g y a p p ro a c h . To k y o : W B S o u n d e r C o

Kegiatan Belajar 14
NG
PI
AP
DR
IK
KN
TE
N
DA
N
NE
LI
AN
IAP
RS
PE
t
i
n
e
M

0
7
1


RA N
AJ A
BEL
PE M
UA N
TU J
A.
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan belajar 14 , selama 1 x 170 menit praktika
,
F
I
T
K
E
F
A

,
F
I
T
I
N
G
O
K
(
di laboratorium, diharapkan Anda dapat
1. Persiapan linen dan teknik drapping

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, Anda akan mempelajari pokok-

B
I
R
E
T
A
M

K
O
K
O
P
-
K
O
K
O
P

.
pokok materi sebagai berikut:
1. Persiapan linen dan teknik drapping .
RI
E
T
A
M
N
A
AI
R
U
C.

1. Pengertian Linen
Kamar operasi sebagai salah satu tempat untuk melakukan operasi harus
memiliki perlengkapan atau biasa kita sebut dengan logistik. Istilah logistik di kamar
operasi berbeda dengan istilah logistik yang kita bayangkan. Logistik yang dimaksud
salah satunya adalah linen. Setiap melakukan operasi pasti menggunakan linen. Linen
kamar operasi terdiri dari beberapa macam sesuai dengan fungsi dan tujuan pembuatan
linenya. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai macam-macam linen yang
biasanya digunakan di kamar operasi :
a. Jas operasi
Jas operasi adalah semacam baju yang dipakai oleh tim bedah.Yang memakai jas ini
adalah operator, asisten operator, dan instrumentator. Tetapi terkadang assesor juga
memakai jas operasi pada saat melakukan pembiusan pada kasus operasi tertentu,

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 62


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

misalnya operasi jantung. Setiap operasi biasanya menggunakan jas operasi 3 atau
sesuai dengan kebutuhan.
b. Duk sedang
Duk sedang biasanya berukuran minimal 1,5 meter x 1,5 meter. Jumlah duk ini
biasanya berjumlah minimal 5 buah atau sesuai dengan kebutuhan.
c. Duk kecil
Duk sedang biasanya berukuran minimal 1 meter x 1 meter. Jumlah duk ini biasanya
berjumlah minimal 1 buah atau sesuai dengan kebutuhan.
d. Duk lubang
Duk lubang sesuai dengan namanya, duk ini terdapat lubang yang berada di tengah
duk tersebut. Jenis lubangnya pun bervariasi ada yang melingkar dan kadang ada
yang persegi panjang. Duk ini biasanya berjumlah 1.

2. Set Standart Pembedahan Linen


Merupakan Berstandart adalah instrument dan alat tenun yang digunakan
untuk tindakan pembedahan tertentu. Set standar pembedahan ini bertujuan untuk
tersedianya alat sesuai dengan jumlah dan jenis, kebutuhan untuk memperlancar
pelaksanaan tindakan pembedahan serta menciptakan suasana yang harmonis dan
kepuasan kerja. Linen set terdiri dari :
a. Linen besar 4 Buah
b. Linen kecil 13 Buah
c. Gaun operasi 5 Buah

3. Pengelolaan Linen
a. Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator.
Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.
b. Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor berpenutup.
c. Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk di
lantai.
d. Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.
e. Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang menyerap cairan tubuh
pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat dari parasit
dan atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus diperlakukan
sebagaimana linen.
f. Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan dibiasakan
berserakan dilantai
4. Sterilisasi Linen
a. Menggunakan autoclave
b. Jika linen akan didistribusikan ke ruangan-ruangan, duk disimpan dalam tromol.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 63


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

c. Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan-gulungan sehingga ada ruang


diantara tiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan berjajar,
bukan menumpuk.
d. Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave.
e. Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup.
f. Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril.
g. Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki
sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave.

5. Ruang Penyimpan Alat Steril


a. Lemari linen dan instrumen steril
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat instrumen dan linen sudah steril terbungkus
yang siap pakai disimpan di lemari masing-masing.
b. Lemari linen non steril
Tersedia juga lemari untuk penyimpanan linen biasa, seperti baju petugas instalasi
kamar operasi, stik laken, selimut dan untuk kebutuhan linen lainnya.

6. Teknik Drapping
Drapping adalah istilah yang digunakan di instalasi bedah sebagai suatu
teknik atau seni dalam menutup daerah sayatan pembedahan. Drapping merupakan
prosedur menutup pasien yang sudah berada di atas meja operasi dengan menggunkan
alat tenun steril, dengan tujuan memberi batas yang tegas pada daerah steril
pembedahan. Secara khusus, teknik drapping berbeda pada setiap tempat atau daerah
insisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum, teknik drapping
bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar inisisi operasi.

7. Jenis dan Ukuran Alat Tenun Untuk Drapping


a. Jenis
a) Laken operasi besar rapat
b) Laken operasi besar bolong
c) Pembungkus alat (laken berlobang)
d) Alas meja dorong (trolley)
e) Duk bolong
f) Duk rapat
g) Laken kecil
h) Sarung mayo
i) Baju dan celana operasi
j) Jas operasi
k) Topi operasi
l) Sarung counter

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 64


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

m) Barakshort
n) Mitella (penutup kepala pasien)
o) Kantong sarung tangan
p) Kantong cannula, suction, dan cauter
q) Sarung kaki
r) Sarung tabung O2
s) Lap tangan atau handuk
t) Baju pasien
u) Perlak besar dan kecil
b. Ukuran
1) Sarung tangan mayo 140 cm x 75 cm
2) Sarung mayo dan tray 80 cm x 55 cm
3) Sarung kaki 140 cm x 60 cm
4) Sarung couter 10 cm x 200 cm
5) Duk rapat 100 cm x 75 cm
6) Duk lubang 80 cm x 80 cm

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 65


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

NO TEKNIK DRAPPING YA/TIDAK


G
N
I
P
P
A
R
D

R
U
D
E
S
O
R
P

.
D
1. Letakkan drape di tempat yang kering, lantai di sekitar meja operasi
harus kering
2. Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan
memepertahankan prinsip steril
3. Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril
4. Pegang drape sedikit mungkin
5. Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat
tenun steril tanpa perlindungan gaun operasi.
6. Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi, berdiri membelakangi
daerah yang tidak steril.
7. Jangan melempar drape terlalu tinggi saat memasang drape (hati-hati
menyentuh lampu operasi)
8. Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi. Maka perawat
omloop bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut.
9. Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang
belum tertutup.
10. Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian
kepala meja operasi, jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu.
G
U
T
/
E
S
A
C

R
E
G
G
I
R
T
/
N
A
H
I
T
A
L

.
E

Setelah Anda selesai membaca macam Persiapan linen dan teknik drapping
pada kegiatan belajar 14, buatlah rangkuman pada buku catatan Persiapan linen dan
teknik drapping di atas untuk memudahkan Anda mengingat dan mendemonstrasikan
kembali. Diskusikan rangkuman Anda dengan anggota kelompok yang lain.
N
A
D

K
I
L
A
B

N
A
P
M

.
F

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 66


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Apakah Anda sudah melakukan penilaian Persiapan linen dan teknik


drapping? Jika sudah dan dilakukan dengan benar setiap langkah, mintalah penilaian
pada tutor sesuai dengan jadwal pada RPS. Anda akan dinyatakan lulus atau kompeten
bila telah mampu melakukan prosedur sesuai dengan daftar tilik lembar unjuk kerja.

Medical Education Division, BrooksideAssociates Ltd., (2008), Scrub,, Gown,


A
K
A
T
S
U
P

R
A
T
F
A
D

.
G
and Glove.

PENUTUP

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 67


Modul Praktika Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif

Demikian modul Praktika Mata Kuliah Perioperatif yang telah kami susun.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul ini,
sehingga kami dapat menyelesaikan modul ini dengan baik dan sesuai ketentuan yang
telah disahkan. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen mampu
memberikan perkuliahan Perioperatif sesuai modul. Mahasiswa mampu mendapatkan
ilmu Perioperatif dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditentukan.

Prodi D IV Keperawatan Semarang Page 68

Anda mungkin juga menyukai