Anda di halaman 1dari 86

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMASETIKA

OLEH:

TIM LABORATORIUM FARMASETIKA

LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTA
KEDIRI
2023

i
Petunjuk Praktikum Farmasetika

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya penyusunan Buku
Petunjuk Praktikum Farmasetika untuk mahasiswa S1 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakta.
Buku petunjuk praktikum ini dipersiapkan dalam rangka membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam Praktikum Farmasetika. Praktikum Farmasetika secara garis besar
bertujuan untuk membantu mahasiswa agar dapat lebih memahami proses, mulai dari
perhitungan dosis dan peracikan obat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu setelah mengikuti dan menyelesaikan materi praktikum ini,
mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam menjalankan peracikan dan pencampuran bahan
obat berdasarkan formula standart dan resep menjadi bentuk sediaan serbuk (pulveres, kapsul
dan pulvis adspersorius), sediaan likuida (larutan, emulsi dan suspensi), sediaan semisolida
dan suppositoria.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu
saran dan kritik dari sejawat maupun mahasiswa peserta praktikum akan sangat bermanfaat
untuk perbaikan pada edisi berikutnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam membantu memperdalam pemahaman
tentang ilmu meracik obat atau farmasetika.

Kediri, Januari 2023

Tim Penyusun

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | ii


Petunjuk Praktikum Farmasetika

DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………...….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………..…………. ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………… iii
Peraturan dan Tata Tertib Praktikum Farmasetika…………………...……………. 1
Tujuan Praktikum Farmasetika…………………………………………………….. 3
Buku Acuan dan Perlengkapan Praktikum………………………………………… 4
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Praktikum……………………….………. 6
Resep dan Salinan Resep…………………………………………………………... 11
Penggolongan Obat………………………………………………………………… 14
Praktikum
I. Pengenalan Alat, Menimbang, Membagi dan Membungkus Serbuk serta Menara
Cangkang Kapsul……………………..……………………………………….. 18
II. Pulveres dengan Pengenceran Biasa, Pengenceran Bertingkat dan Pulvis
Adspersorius……...…………………………………………………………… 29
III. Kapsul dengan Bahan Obat Tablet yang Mempunyai Dosis Maksimum dan Pulvis
Adspersorius……………………………………………………………...……. 33
IV. Pulveres dan Kapsul dengan Pengenceran dari Bahan Tablet/Kapsul yang mempunyai
Dosis Maksimum…………………………………..…………..…………….. 36
V. Pulveres dengan Dosis Lazim dan Dosis Sinergis……………………….……. 38
VI. Sediaan Likuida Larutan ….…………………………………………….…….. 41
VII. Larutan Obat Luar………………………………………………………….. 41
VIII. Suspensi ………………………………………………………..………... 41
IX. Emulsi……………………..………………………………………..…………. 41
X. Sediaan Semisolida Salep………...…………………………………………… 43
XI. Cream, Gel dan Pasta………………….………………………...…………….. 43
XII. Balsam dan Suppositoria…..……………………………………...………….. 50
Daftar Pustaka…………………………………………………..………………….. 53
Daftar Lampiran……………………………………………..……………………... 54

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | iii


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASETIKA

A. PERATURAN UMUM
1. Waktu Praktikum dilakukan sekali dalam seminggu dengan alokasi waktu
sebagai berikut:
a. 10 menit inventaris alat
b. 135 menit praktikum 3 sediaan
c. 55 menit diskusi dan pretest/posttest
2. Peserta Praktikum adalah mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah
Farmasetika.
3. Praktikan wajib mengikuti seluruh materi praktikum selama semester
berlangsung (kehadiran harus 100%). Praktikan yang tidak mengikuti praktikum
diwajibkan mengganti praktikum (inhal).
4. Praktikan yang berhalangan mengikuti praktikum harus meminta ijin dan
diwajibkan memberi keterangan tertulis. Surat keterangan tersebut harus sudah
diserahkan kepada koordinator praktikum selambat-lambatnya 3 hari sesudah
hari praktikum.
5. Evaluasi Praktikum dilakukan melalui hasil:
a. Pretest/Postest
b. Praktikum Harian
c. Ujian Akhir Praktikum
Penilaian hasil praktikum dan ujian Akhir praktikum:
a. Nilai Pretest/posttest dan Tugas 20%
b. Nilai Jurnal 10%
c. Nilai Ujian Akhir 70%

B. TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Praktikan harus berada di laboratorium 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan yang terlambat 10 menit setelah praktikum dimulai tidak
diperkenankan mengikuti praktikum, kecuali ada alasan yang jelas dan dapat
diterima.
3. Praktikan harus berpakaian rapi (tidak diperkenankan menggunakan rok/celana
jeans) dan harus memakai jas praktikum. Praktikan yang tidak memakai pakaian
rapi dan jas praktikum tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
4. Praktikan harus bekerja dengan jujur, praktikan yang memperoleh nilai pretest
kurang dari 65 sebanyak tiga kali berturut-turut akan mendapat sanksi atau
tugas.
5. Pada saat praktikum, rambut harus diatur sedemikian rupa agar rapi (bagi yang
berambut panjang harus dikuncir), kuku harus dipotong pendek dan tidak
diperkenankan memakai cat kuku.
6. Praktikan yang meninggalkan laboratorium sebelum praktikum berakhir, harus
meminta ijin kepada laboran yang bertugas.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 1


Petunjuk Praktikum Farmasetika

7. Praktikan harus menyediakan peralatan praktikum yang tidak tersedia di


laboratorium, jika tidak membawa peralatan praktikum maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
8. Praktikan wajib memelihara peralatan laboratorium dan menghemat bahan.
9. Sebelum memulai praktikum, praktikan wajib melakukan inventaris alat sesuai
dengan daftar yang tersedia. Apabila terdapat ketidakcocokan (kotor, retak/
gumpil, pecah dan hilang) segera melapor ke laboran yang bertugas.
10. Praktikan harus bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bercakap-cakap dengan
sesama praktikan. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada laboran
yang bertugas.
11. Pada waktu menimbang bahan, praktikan hanya diperkenankan mengambil satu
wadah/botol bahan obat dan setelah selesai menimbang harus mengembalikan
wadah/botol tersebut ke rak/almari bahan obat.
12. Bahan yang telah ditimbang harus segera dikerjakan, tidak diperkenankan
menyimpan lebih dari dua macam bahan hasil penimbangan di meja praktikum.
13. Praktikan tidak diperkenankan mengerjakan sediaan berikutnya sebelum sediaan
yang dikerjakan selesai sempurna, kecuali dalam hal ini telah mendapat
persetujuan dari laboran yang bertugas. Jurnal beserta sediaan yang telah selesai
dikerjakan segera diserahkan/dikumpulkan.
14. Sampah berupa kotoran padat dan berlemak (serbuk, salep, suspensi, emulsi dan
lain-lain) harus dibuang dalam bak sampah, tidak diperkenankan membuang
sampah dalam bak pencuci (wastafel).
15. Praktikan wajib mengganti alat-alat yang retak/gumpil, pecah, hilang dan kotor
selama praktikum.
16. Praktikan dilarang menggunakan handphone selama praktikum berlangsung.
17. Praktikan bertanggungjawab terhadap kebersihan meja dan semua peralatan
yang digunakan.
18. Praktikan yang tidak mematuhi peraturan dan tata tertib akan dikenakan sanksi.
Sanksi yang diberikan dapat berupa peringatan, penghentian praktikum,
penundaan masa praktikum atau tindakan administratif lain.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 2


Petunjuk Praktikum Farmasetika

TUJUAN PRAKTIKUM FARMASETIKA

1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan tepat dan benar.


2. Mahasiswa dapat membaca dan memahami resep
3. Mahasiswa dapat menghitung dosis obat dalam resep
4. Mahasiswa dapat memahami istilah/sinonim dan bahasa latin dalam resep
5. Mahasiswa dapat menganalisis permasalahan dalam resep
6. Mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan tepat dan benar
7. Mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk terbagi/pulveres, kapsul dan serbuk
tidak terbagi/pulvis adspersorius dan kapsul
8. Mahasiswa dapat meracik sediaan likuida/cair baik oral maupun topikal
9. Mahasiswa dapat meracik sediaan semisolida/setengah padat (salep, krim, gel dan
pasta) serta membuat sediaan suppositoria/ovula
10. Mahasiswa dapat membuat salinan resep dan melakukan komunikasi, informasi
dan edukasi mengenai obat dalam resep

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 3


Petunjuk Praktikum Farmasetika

BUKU ACUAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

A. BUKU ACUAN
1. Ilmu Meracik Obat (IMO)
2. Informasi Spesialite Obat (ISO) & MIMS edisi terbaru
3. Formularium Medicamentorum Selectum (FMS)
4. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori by DR. C.F.VANDUIN
5. Pharmacopee Netherland (Ph Ned.V)
6. Codex Medicamentorum Netherlandicum (CMN)
7. Formularium Nasional (FN)
8. ARS PRESCRIBENDI RESEP YANG RASIONAL Jilid 1, 2 dan 3
9. Farmakope Indonesia Edisi III, IV, V dan VI

B. PERLENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Jas Praktikum berwarna putih
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Anak timbangan milligram
a. Penara timbangan: gotri, kelereng, peluru senapan angin/mimis, isi staples,
pemberat lainnya.
b. Sudip dari film rontgen/mika/plastik
5. Plastik klip dengan berbagai ukuran
6. Etiket putih untuk obat dalam, dan etiket biru untuk obat luar, ukuran P = 5,7
cm dan L = 3,7 cm
Contoh :
APOTEK BHAKTI WIYATA
JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

No. 01 Tgl. 03/01/2023

Samantha
3 x sehari 1 bungkus
SESUDAH / SEBELUM MAKAN Y

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

No. 02 Tgl. 03/01/2023

Samantha
Untuk Pemakaian Luar
(OBAT LUAR) Y

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 4


Petunjuk Praktikum Farmasetika

7. Label NI (Ne iteratur = tidak boleh diulang). Ukuran P = 4,5cm dan L = 1,5cm
Contoh:
Obat ini tidak boleh
diulang tanpa resep dokter

8. Blanko Copy resep


9. Pot salep ukuran : 10 g, 20 g, 30 g, 40 g, 50 g & 60 g.
10. Tube gel ukuran: 10 ml, 20 ml, 30 ml, 50 ml & 100 ml
11. Botol coklat ukuran : 30 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 250 ml dan 300 ml.
12. Botol dropper coklat ukuran: 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, 30 ml dan 50 ml.
13. Sendok takar & tutup takar dari plastik, pipet dan doos bedak
14. Label kocok dahulu dengan ukuran P = 3,5 dan L = 1,0 cm
Contoh:
KOCOK DAHULU

15. Ballpoint/pena bolpoin dengan tinta merah dan biru


16. Kalkulator Scientific
17. Gunting kecil, stapless, lem, kain lap/serbet (3 lembar), tissue basah dan kering
18. Kantong kresek untuk sampah saat praktikum

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 5


Petunjuk Praktikum Farmasetika

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTIKUM


FARMASETIKA

A. SEBELUM PRAKTIKUM
1. Praktikan wajib melakukan inventaris awal untuk alat-alat praktikum sesuai
dengan daftar yang tersedia pada almari.
2. Susunlah peralatan praktikum dengan susunan seperti pada gambar:

b
c a

Keterangan:
a. Seperangkat sendok, pengaduk, spatula tersusun rapi diatas kertas
perkamen bersih, disebelah kanan dari letak timbangan (b)
b. Timbangan
c. Kotak anak timbangan diletakkan disebelah kiri timbangan
d. Alat-alat gelas yang akan segera diperlukan diletakkan di depan susunan
sendok.
3. Pastikan semua peralatan seperti mortir, stamper, cawan, timbangan, gelas ukur,
gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya serta meja praktikum
harus bersih.

B. SAAT PRAKTIKUM
1. Pengambilan bahan
a. Bahan diambil dari rak/almari, pastikan bahwa bahan yang diambil benar
dengan membaca etiket pada botol/wadah.
b. Gunakan sendok bersih untuk mengambil bahan dari botol/wadah, agar
menghindari kontaminasi.
c. Segera setelah digunakan, sendok dibersihkan dan diletakkan kembali pada
tempatnya.
d. Bahan diletakkan kembali pada rak/almari bahan obat sambil diperiksa
kembali etiketnya.
e. Hanya diperbolehkan paling banyak dua bahan hasil penimbangan yang
belum diproses terdapat pada meja.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 6


Petunjuk Praktikum Farmasetika

2. Penimbangan
a. Setiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dahulu apakah timbangan
dalam keadaan setimbang (balance) dan dalam posisi horizontal. Bila tidak
setimbang, maka harus disetimbangkan dengan cara memutar sekrup
pengatur kesetimbangan dengan menggeser-geserkan kearah dalam
(mengurangi beban) maupun keluar (menambah beban). Apabila dengan
menggeser sekrup pengatur kesetimbangan tidak bisa karena diluar
kepekaan timbangan maka dapat menggunakan peluru senapan
angin/mimis, kelereng kecil atau pemberat lainnya.
b. Sebelum menimbang, piring timbangan dibersihkan terlebih dahulu
kemudian dialasi dengan perkamen. Anak timbangan milligram (kurang
dari 1gram) dipegang menggunakan pinset/penjepit untuk menghindari
menempelnya lemak atau kotoran dari tangan yang dapat mempengaruhi
berat, sedangkan anak timbangan gram boleh diambil tanpa menggunakan
pinset. Apabila telah selesai digunakan, pinset maupun anak timbangan
segera dikembalikan ke tempatnya.
c. Untuk bahan obat yang beratnya sama dengan atau lebih dari 50 mg sampai
dengan 1000 mg ditimbang pada timbangan milligram. Untuk bahan obat
yang beratnya lebih dari 1000 mg dan kurang dari 1 kg ditimbang pada
timbangan gram.
d. Penimbangan bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus dilakukan
pengenceran dengan zat tambahan/pembawa yang cocok (laktosa dll.)
e. Jika bahan berupa tablet/kapsul maka pengambilannya dengan membawa
kertas perkamen dan sendok tanduk ke almari obat, tanpa harus membawa
wadah bahan ke meja praktikum.
f. Cangkang kapsul diambil dengan cara membawa kertas perkamen dan
sendok tanduk ke rak penyimpanan. Wadah penyimpanan cangkang kapsul
harus ditutup rapat.
g. Alas untuk menimbang bahan obat antara lain:
1) Bahan padat atau serbuk: ditimbang menggunakan kertas perkamen
2) Bahan semipadat: ditimbang menggunakan kertas perkamen
3) Bahan cair/ekstrak kental: ditimbang menggunakan kaca arloji atau
cawan porselen yang sebelumnya telah ditara
4) Bahan oksidator (kalii pemanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang
pada botol timbang atau gelas arloji setangkup.
h. Cara menara wadah, misalnya botol, cawan, kaca arloji: wadah diletakkan
pada salah satu piring timbangan sebelah kiri/kanan lalu diatur
kesetimbangannya dengan menambahkan penara pada piring timbangan
yang lain sampai setimbang.
i. Kalibrasi dipakai untuk mengukur dalam satuan volume (mililiter),
misalnya akan membuat potio (obat minum) dengan volume 100 ml.
Pertama kali harus mempersiapkan botol yang volumenya lebih besar dari
100 ml (jangan terlalu penuh diberi ruang udara untuk mengocok obat),
kemudian ambil gelas ukur 100 ml dan masukkan air ke dalam gelas ukur
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 7
Petunjuk Praktikum Farmasetika

tsb sampai skala 100 ml lalu air di dalam gelas ukur dituangkan ke dalam
botol dan batas volume tersebut ditandai (bisa dengan spidol/tip-ex atau
ditempelkan selotif /label).

C. SETELAH PRAKTIKUM
1. Pastikan semua peralatan yang digunakan seperti mortir, stamper, cawan,
timbangan, gelas ukur, gelas piala (beaker glass), spatel, sudip dan alat lainnya
sudah dibersihkan dan disimpan dalam kondisi kering pada almari praktikum.
2. Praktikan wajib melakukan inventaris akhir untuk alat-alat praktikum sesuai
dengan daftar yang tersedia pada almari praktikum.
3. Meja praktikum harus bersih dan rapi.

D. CARA MENGGUNAKAN MORTIR DAN STAMPER


1. Mulut mortir senantiasa mengarah ke kiri, maksudnya agar ketika stamper
dibersihkan stamper senantiasa tetap pada mulut mortir.
2. Mortir diletakkan di atas meja praktikum dialasi dengan kain lap/serbet pada
waktu menggerus bahan-bahan obat.
3. Bila akan meletakkan stamper, letakkanlah selalu disebelah kanan dan dialasi
dengan kertas perkamen, kepala stamper harus mengarah kepada praktikan.
4. Stamper dipegang seperti memegang ballpoint/pena bolpoin/pulpen.
5. Pada saat menggerus, putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam.
6. Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamper dibersihkan dengan
menggunakan sudip.
7. Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya, sementara sudip tetap
berada di kepala stamper. Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.

E. CARA MEMBUAT JURNAL PRAKTIKUM


Jurnal praktikum dikerjakan dengan urutan sebagai berikut:
1. Tempelkan resep/copy resep pada kolom resep
2. Kelengkapan resep
Periksalah apakah resep yang diberikan, sudah lengkap atau belum, jika ada
yang belum lengkap, tanyakan dengan menulis pada kolom ini.
Kelengkapan resep meliputi:
a. Nama dokter, alamat dokter, nomer ijin praktek dokter, dll
b. Tempat dan tanggal resep ditulis
c. Tanda R/ pada blanko resep sebelah kiri
d. Nama dan kekuatan obat serta banyaknya obat yang diminta
e. Bentuk sediaan yang dikehendaki
f. Signatura/aturan pakai
g. Paraf atau tanda tangan dokter
h. Nama pasien
i. Umur pasien atau berat badan pasien, apabila dalam resep terdapat bahan
obat yang mempunyai takaran/dosis maksimum
j. Alamat pasien
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 8
Petunjuk Praktikum Farmasetika

k. Tanda seru atau tanda tangan dokter jika takaran/dosis obat lebih dari
takaran maksimumnya (> 100%)
Untuk copy resep/apograph, periksalah kelengkapan meliputi:
a. Nama apotek dan alamat apotek
b. Nama apoteker, SIK (Surat Izin Kerja) dan SIA (Surat Izin Apotek)
c. Nama dokter yang menulis resep dan tanggal penulisan resep
d. Nomor resep
e. Nama pasien, umur dan berat badan pasien serta alamat pasien
f. Nama dan kekuatan obat serta banyaknya obat yang diminta
g. Bentuk sediaan yang dikehendaki
h. Signatura/aturan pakai
i. Tanda copy resep; det (sudah diserahkan) atau ndet (belum diserahkan)
j. Tanggal pembuatan copy resep/peracikan obat
k. Tanda PCC (pro copie conform/sesuai dengan aslinya)
l. Paraf atau tanda tangan apoteker
m. Stempel/cap apotek
3. Formula baku/ Resep standar
Jika dalam resep terdapat formula baku, tuliskan komposisi resep/formula
standar tersebut dengan lengkap disertai pustaka/acuan.
4. Monografi
Tulis nama bahan obat, pemerian, kelarutan, khasiat beserta pustaka.
5. Permasalahan dan Penyelesaian
Jika dalam resep terdapat permasalahan, seperti obat tak tercampurkan (OTT)
baik secara fisik atau kimia, tuliskan secara singkat dan jelas, setelah itu tuliskan
cara penyelesaiannya dengan singkat dan jelas (tulis pustakanya)
6. Perhitungan dosis
a. Tuliskan nama obat dan dosis maksimum bahan obat yang terdapat dalam
resep (Dosis maksimum yang tercantum dalam Farmakope Indonesia
berlaku untuk orang dewasa)
b. Jika pasien anak-anak, hitung dosis maksimum untuk anak
c. Hitung Dosis Pemakaian (DP) bahan obat untuk satu kali minum dan satu
harinya.
d. Hitung persentase (%) bahan obat untuk satu kali minum dan satu
harinya. Jika ≥ 100 % tanyakan apakah dosis tersebut diturunkan atau
dikehendaki. Bila ada bahan obat yang bekerja searah (sinergis) dalam
resep, maka hitung dosis sinergisnya.
7. Tabel penimbangan bahan
Tuliskan nama bahan obat yang sesuai dalam resep dan perhitungan
penimbangan bahan. Pada pengambilan bahan disesuaikan dengan nama bahan
yang tertera pada botol/wadah. Pada cek fisik bahan obat (Expire Date/ED),
tuliskan bulan serta tahun ED bahan obat seperti yang tertera pada botol/wadah.
Golongan obat disesuai dengan obat yang tertera pada resep dan pada

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 9


Petunjuk Praktikum Farmasetika

keterangan dengan memberi simbol check list/centang (√) sebagai penanda


bahwa bahan obat telah diambil/ditimbang.
8. Prosedur kerja
Tuliskan cara kerja/tahap peracikan sediaan secara berurutan, lengkap dan jelas
menggunakan kalimat baku dan tidak boleh menggunakan simbol.
9. Etiket dan label
Tempelkan etiket dan label yang sesuai dengan sediaan yang dibuat. Sesuaikan
ukuran etiket dan label dengan wadah yang digunakan.
10. Bahasa latin
Tuliskan bahasa latin yang terdapat dalam resep secara lengkap dan benar
beserta artinya
11. Sinonim
Tuliskan sinonim bahan-bahan obat yang terdapat dalam resep.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 10


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RESEP DAN SALINAN RESEP

A. RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan kepada penderita.
Resep ditulis dengan bahasa latin diatas suatu kertas resep. Idealnya ukuran kertas
resep adalah lebar 10-12 cm dan panjang 15-18 cm (Joenoes, 2014). Resep selalu
dimulai dengan tanda R/ yaitu recipe yang berarti ambilah.
Kelengkapan administrasi suatu resep harus ditulis dengan lengkap, supaya
dapat memenuhi syarat untuk bisa dilayani di Apotek. Resep yang lengkap terdiri
atas:
1. Nama, alamat, no.SIP/SIK dokter dan dapat pula dilengkapi dengan nomor
telepon dokter, jam dan hari praktek.
2. Nama kota dan tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ (invocatio)
Point 1 - 3 disebut Inscriptio
4. Nama bahan obat serta jumlah bahan obat
5. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki (ordinatio)
Point 4 - 5 disebut Praescriptio
6. Aturan pemakaian obat (signatura)
7. Identitas penderita (nama, umur dan alamat pasien)
8. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio)
Contoh resep:
dr. Tuna
SIP 443/789/421.23/2017
Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri
Jam praktek: 16.00-21.00 WIB
Hp: 081335123456

Kediri, 03-01-2023

R/ Clindamycin 125 mg
Lactosum qs
M.f.pulv dtd No.XII
S b dd I Pulv pc

Ht’at
Pro : Anggun
Umur : 6 tahun y
Alamat : Jl. Penanggungan No.19 Kediri

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 11


Petunjuk Praktikum Farmasetika

B. SALINAN RESEP (APOGRAPH/COPY RESEP)


Salinan resep diperlakukan sama dengan kertas resep asli dari dokter dan
diharuskan untuk disimpan. Suatu salinan resep dibuat oleh apotek atas:
1. Permintaan dokter, kalau ada tanda iteratur pada kertas resep original.
2. Permintaan penderita, dalam hal ini ulangan pembuatan obat dengan
apograph dan hanya dapat bila resep original (asli) dari dokter tidak
mengandung bahan obat narkotika atau obat golongan psikotropika atau
obat daftar G.
Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep
asli harus memuat pula:
1. Nama dan alamat Apotek
2. Nama dan nomor surat ijin praktek Apoteker Pengelola Apotek
3. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
4. Tanda copy resep seperti: det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan
atau tanda ndet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan/peracikan obat
6. Diberi tanda PCC (pro copie conform/sesuai dengan aslinya)
7. Terdapat cap/stempel Apotek
Contoh salinan resep:

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL.KH. WAHID HASYIM NO. 65 KEDIRI
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559
COPY
Resep dari : dr. Tuna Tanggal : 25/11/22
Dibuat tgl : 03/01/23 No resep : 99
Untuk : Tasya Umur/BB : 11th/27kg
Iter 2x
R/ Erysanbe chew 180 mg

Cetinal 1/5 tab

Ventolin 2 mg

Mf la pulv dtd No XX
S 3 dd Pulv I
-det orig+10-

Kediri, 03-01-2023
Pcc
Yani
Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 12


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Penandaan pada salinan resep yaitu:


Pada penulisan suatu resep adakalanya dokter menuliskan perintah
pengulangan resep dalam bahasa latin yaitu Iter (iteratur) yang berarti diulang.
Dalam hal ini, setelah pembuatan satu resep di Apotek, farmasis berkewajiban
membuat salinan resep yang kemudian diberi tanda pada bagian bawah resep
banyaknya obat yang telah diambil. Di bawah ini beberapa cara penulisan
tanda det berdasarkan contoh salinan resep diatas yaitu :

Ndet Belum diserahkan

Det orig Sudah diserahkan dari resep aslinya

Det 1x Sudah diserahkan sebanyak 1 x resep


Det orig+10 Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan 10
bungkus puyer.

Det orig+20 Sudah diserahkan sebanyak 1x resep dan


20 bungkus puyer
Det iter 1x Sudah diserahkan pengulangan pertama

Det 2x Sudah diserahkan sebanyak 2 x resep


Det Sudah diserahkan
Sudah diserahkan sebanyak 3x resep
Resep sudah tidak dapat diulang

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 13


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PENGGOLONGAN OBAT

Menurut Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat


Jadi, golongan obat adalah: penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari: obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek (OWA), narkotika dan
psikotropika.

A. GOLONGAN OBAT BEBAS


Obat bebas adalah: obat dengan tingkat keamanan yang luas, yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter. Penandaan khusus pada kemasannya untuk golongan
obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis hitam ditepinya.

Gambar Logo Obat Bebas


B. GOLONGAN OBAT BEBAS TERBATAS (DAFTAR W: WAARSCHUWING)
Obat bebas terbatas adalah: obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat
diserahkan tanpa resep dokter. Pada kemasan obatnya selain terdapat tanda khusus
lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya.

Gambar Logo Obat Bebas Terbatas


Selain penandaan khusus lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya, juga terdapat
tanda peringatan P. No. 1 hingga P. No.6, sebagai berikut:
P. No.1 Awas ! obat keras. Bacalah aturan memakainya

Penandaan ini terdapat pada kemasan sediaan tablet dan obat minum (potio)
Contoh: Decolgen tablet, Benadryl DMP sirup, Combantrin tablet.
P. No.2 Awas ! obat keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan

Penandaan ini terdapat pada kemasan obat kumur Contoh : Obat kumur dan pencuci
mulut yang mengandung Povidon Iodida 1% (Neo Iodine Gargle).
P. No.3 Awas ! obat keras. Hanya untuk bagian luar badan

Contoh: Canesten cream, Neo iodine (larutan antiseptik untuk obat luar yang
mengandung Povidone Iodide 10%).
P. No.4 Awas ! obat keras. Hanya untuk dibakar

P. No.5 Awas ! obat keras. Tidak boleh ditelan

Tanda peringatan P. No.4 dan No. 5 saat ini bentuk sediaan tidak ada lagi.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 14


Petunjuk Praktikum Farmasetika

P. No.6 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan

Contoh : Anusol suppositoria, Anusup suppositoria.


Istilah lain untuk obat bebas dan bebas terbatas dikenal dengan istilah obat OTC
(Over the counter adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter).

C. GOLONGAN OBAT KERAS


Definisi Obat Keras ada empat:
1. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter (antibiotika, obat hipertensi,
obat jantung, hormon, obat kanker, antihistamin untuk obat dalam dll.)
2. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobekan
rangkaian asli dari jaringan seperti sediaan obat dalam bentuk injeksi, larutan
infus, sedian implan (sediaan yang mengandung hormon untuk KB).
3. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai kode
registrasi dari Depkes/Badan POM).
4. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam daftar
obat keras (keadaan subtansi = bahan baku obat).
Penandaan khusus untuk obat jadi golongan obat keras : Lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam, didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh
lingkaran hitam.

Gambar Logo Obat Keras


Obat keras: bila dilihat pada buku Informasi Spesialite Obat (ISO) ada tulisan K
disebelah kanan nama obatnya.
Di lapangan, obat golongan obat keras dikenal dengan sebutan obat Ethical
(Ethical drug yaitu obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter) atau Obat
daftar G yang berasal dari kata G: Gevaarlijk menurut Undang-undang Tentang
Obat Keras Nomor St.1937 No.541

D. OBAT WAJIB APOTEK (OWA)


Obat Wajib Apotek adalah Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter oleh Apoteker di Apotek. Pada umumnya golongan obat ini sudah dikenal
oleh masyarakat, karena sudah pernah mendapatkan obat ini berdasarkan resep
dokter, obat ini efektif dan aman (cocok) untuk mengatasi penyakitnya. Sehingga
untuk selanjutnya bila dibutuhkan dan obat tersebut tersedia dalam daftar wajib
apotek, maka apoteker dapat melayaninya di apotek. Tujuan ditetapkannya
keputusan ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 15


Petunjuk Praktikum Farmasetika

2. Bahwa pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang
sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional.
3. Untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE
(komunikasi, informasi dan edukasi), serta pelayanan obat kepada masyarakat.

E. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA


Definisi Narkotika menurut undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibeda-bedakan kedalam golongan-
golongan sebagaimana yang terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian
ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan. Penandaan khusus pada kemasan
sediaan jadi narkotika adalah palang medali merah.

Gambar Logo Obat Narkotika


Narkotika yang diizinkan digunakan dalam pelayanan kefarmasian adalah Narkotika
Golongan II dan Golongan III. Sedangkan yang banyak digunakan dalam peracikan
resep adalah Narkotika golongan III seperti Codein dan Doveri tablet. Instansi yang
mendapat izin untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan baku/sediaan jadi
narkotika di Indonesia: PT Kimia Farma.

F. OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA


Definisi Psikotropika menurut undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1997
tentang Psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Obat golongan Psikotropika yang banyak digunakan dalam peracikan obat
adalah Psikotropika golongan IV. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika
yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.

G. PREKURSOR
Definisi Prekursor Menurut Permekes No.3 tahun 2015 prekursor adalah zat
atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan narkotika dan
psikotropika. Prekursor tersebut berguna untuk industri farmasi, pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayan kesehatan.
Menurut Peraturan Kepala Badan POM No.40 tahun 2013 tentang Pedoman
Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi,

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 16


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan proses produksi
Industri Farmasi atau produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang
mengandung efedrin, pseudoefedrin, norefedrin, fenilpropanolamin, ergotamin,
ergometrin atau potassium permanganat. Jadi prekursor farmasi adalah zat atau
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagi bahan baku atau
penolong untuk keperluan proses produksi industri dan apabila disimpangkan dapat
digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan psikotropika.

H. REGISTRASI OBAT
Obat jadi yang akan diedarkan di Indonesia harus sudah didaftarkan/
teregistrasi di Badan POM, obat yang sudah terdaftar akan memperoleh nomor
registrasi dengan kode registrasi sebagai berikut: Obat yang telah teregistrasi di
Badan POM akan memperoleh izin edar, contoh nama produk obat: Velcade, bentuk
sediaan serbuk injeksi 1 mg, mengandung Bortezomib, bentuk kemasan dus, 1 vial
@ 1 mg, diproduksi oleh Janssen Pharmaceutical Belgia, yang mendaftarkan obat
tersebut Soho Industri Farmasi Jakarta Timur, terdaftar di Badan POM RI dengan
tanggal terbit nomor registrasi 19 September 2015.
Izin edar Velcade dicantumkan dalam bentuk Nomor Registrasi DKL
1555202444B1
D: obat dengan nama dagang
K: golongan obat keras
L: Obat jadi produk lokal
15: Obat ini disetujui pada waktu daftar tahun 2015
552: nomor pabrik yang ke-552 yang terdaftar di Indonesia
024: nomor urut obat ke-24 yang disetujui dari pabrik tersebut.
44: macam bentuk sediaan dari pabrik tersebut (44 = Injeksi Suspensi Kering)
B: menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang kedua disetujui.
1: kemasan utama

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 17


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT, MENIMBANG, MEMBAGI DAN MEMBUNGKUS SERBUK
SERTA MENARA CANGKANG KAPSUL

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu mengenal alat-alat yang digunakan pada Praktikum Farmasetika
dan penimbangan dasar

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu mengenal dan menggunakan alat dengan tepat dan benar
2. Mahasiswa mampu melakukan penimbangan dasar
3. Mahasiswa mampu membagi dan membungkus serbuk
4. Mahasiswa mampu menara cangkang kapsul

C. TEORI
1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika meliputi:

No. Nama Alat & Gambar Fungsi


1. Mortir & Stamper Menghaluskan zat yang masih
bersifat padat/kristal, serta
digunakan untuk mencampur/
menghomogenkan sediaan baik
padat maupun cair.
Terdapat berbagai variasi ukuran

2. Gelas Ukur/Maat Glass Untuk mengukur volume suatu


zat cair kecuali: cairan
panas/kental/minyak-minyak.
Terdapat berbagai variasi ukuran

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 18


Petunjuk Praktikum Farmasetika

3. Gelas Piala/Beaker Glass Tempat untuk menimbang,


melarutkan serta memanaskan zat
padat maupun cairan yang tidak
mudah menguap.
Terdapat berbagai variasi ukuran

4. Erlenmeyer Tempat untuk menimbang,


melarutkan serta memanaskan zat
padat maupun cairan baik yang
mudah menguap ataupun tidak.
Terdapat berbagai variasi ukuran

5. Gelas Arloji Tempat untuk menimbang


bahan/sediaan cair ataupun kental
yang jumlahnya sedikit baik
bersifat oksidator maupun tidak.
Terdapat berbagai variasi ukuran

6. Cawan Porselen Tempat untuk menimbang,


melarutkan, menguapkan,
meleburkan serta memanaskan zat
padat maupun cairan.
Terdapat berbagai variasi ukuran

7. Batang Pengaduk Digunakan untuk mengaduk,


mengambil dan membantu
menuangkan zat cair ke dalam
wadah atau botol

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 19


Petunjuk Praktikum Farmasetika

8. Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil zat


cair dalam jumlah kecil.

9 Corong Digunakan untuk membantu


menuangkan zat cair ke dalam
botol atau wadah lain serta
digunakan untuk membantu
dalam menyaring sediaan cair.
Terdapat berbagai variasi ukuran

9. Sendok Tanduk Digunakan untuk mengambil


bahan/sediaan padat yang tidak
bereaksi dengan bahan dari
tanduk.

10. Spatula Tanduk Digunakan untuk mengambil


bahan/sediaan semipadat yang
tidak bereaksi dengan bahan dari
tanduk.

11. Nampan Digunakan untuk membantu


memindahkan alat dari satu
tempat ke tempat lain serta
digunakan untuk alas dalam
menampung hasil ayakan bahan-
bahan serbuk. Seperti talcum,
ZnO, bedak, dll.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 20


Petunjuk Praktikum Farmasetika

12. Ayakan Plastik Digunakan untuk mengayak


sediaan-sediaan serbuk.

13. Ayakan Mesh Terbuat dari besi yang memiliki


berbagai macam ukuran.
Digunakan untuk mengayak
sediaan-sediaan serbuk.

14. Anak Timbangan Digunakan sebagai pemberat


dalam menimbang. Satu set anak
timbangan terdiri dari beberapa
buah anak timbangan dengan
berbagai ukuran dan 1 buah pinset
untuk mengambil anak timbangan
dengan ukuran kecil.

15. Sendok Porselin Terbuat dari kaca porselen yang


digunakan untuk mengambil
sediaan semipadat baik bersifat
oksidator ataupun tidak.

16. Termometer Digunakan untuk mengukur suhu


pada pembuatan sediaan yang
memerlukan kontrol suhu.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 21


Petunjuk Praktikum Farmasetika

17. Pemanas air (Heater) Terbuat dari besi stainless yang


digunakan untuk memanaskan air
menggunakan tenaga listrik

18. Waterbath/Penangas Air Kotak yang diletakkan di atas


kompor. Terdiri dari beberapa
lubang pada bagian atas yang
biasa digunakan untuk
memanaskan, meleburkan serta
menguapkan sediaan dengan
bantuan cawan yang diletakkan di
atas lubang penangas.

19. Timbangan Gram Digunakan untuk menimbang


bahan-bahan dengan tingkat
sensitivitas minimal 1 gram.

20. Timbangan Miligram Digunakan untuk menimbang


bahan-bahan dengan tingkat
sensitivitas minimal 50 miligram.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 22


Petunjuk Praktikum Farmasetika

21. Timbangan Analitik Digunakan untuk menimbang


bahan-bahan dengan tingkat
sensitivitas lebih tinggi yaitu 0,01
gram hingga 1000 gram.

22. Kertas Perkamen Digunakan untuk membungkus


serbuk, sebagai alas untuk
menimbang bahan, sebagai kap
botol dan untuk melapisi dinding
luar pot salep.

23. Cetakan Suppositoria Digunakan untuk mencetak


sediaan suppositoria.

24. Sudip Terbuat dari mika atau film


rontgen yang digunakan untuk
mengambil sediaan padat maupun
semipadat.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 23


Petunjuk Praktikum Farmasetika

2. Penimbangan Dasar
Timbangan yang lazim digunakan dalam laboratorium ada 3 jenis yaitu
timbangan gram (timbangan kasar), timbangan milligram (timbangan halus) dan
timbangan analitik. Dalam Praktikum Farmasetika hanya digunakan timbangan
gram dan timbangan milligram. Timbangan gram mempunyai daya beban antara
250 gram hingga 1000 gram dengan kepekaan sebesar 200 mg. Timbangan
milligram mempunyai daya beban antara 25 mg hingga 50 gram dengan
kepekaan sebesar 5 mg. Untuk menghindari kesalahan akibat penimbangan yang
terlalu besar, maka bobot yang boleh ditimbang untuk timbangan gram adalah 1
g – 500 g dan timbangan milligram adalah 50 mg - < 1 g

12 11
10 9

8
7
6
5
4
3
2
1

Gambar Timbangan gram

Keterangan :
1. Sekrup pengatur tegak berdirinya timbangan
2. Tuas
3. Papan landasan timbangan
4. Pinggan (Piring) timbangan
5. Skala
6. Bandul penunjuk posisi horizontal
7. Jarum penunjuk kesetimbangan
8. Tangkai timbangan
9. Sekrup pengatur kesetimbangan (anting-anting)
10. Pisau tangan
11. Tangan timbangan
12. Pisau tengah/pisau pusat

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 24


Petunjuk Praktikum Farmasetika

3. Tata Cara Menimbang


a. Periksa semua komponen timbangan/neraca apakah sudah sesuai pada
tempatnya, dengan mencocokkan nomor-nomor yang terdapat pada
komponen-komponen tersebut (lihat gambar).
b. Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi
anting dengan alas anting harus tepat. Bila belum tepat, putar sekrup
pengatur tegak berdirinya timbangan (1)
c. Periksa apakah posisi pisau (12) dan (10) sudah pada tempatnya. Jika sudah
maka tuas (2) diangkat menggunakan tangan kiri sehingga timbangan akan
terangkat dan akan terlihat apakah piringnya seimbang atau berat sebelah.
Bila tidak seimbang, dapat memutar sekrup pengatur (9) kiri atau kanan
sesuai dengan keseimbangan (menambah beban diputar keluar, mengurangi
beban diputar ke dalam) sampai setimbang.
d. Letakkan kertas perkamen yang bersih di atas kedua piring timbangan,
angkat tuas (2) untuk memeriksa apakah timbangan sudah setimbang. Anak
timbangan diletakkan pada piring timbangan sebelah kiri sedangkan bahan
yang akan ditimbang disebelah kanan (kecuali bagi yang kidal, posisi
tersebut dibalik).
e. Setiap akan menambah atau mengurangi bahan obat yang ditimbang, tuas
harus diturunkan terlebih dahulu. Proses penimbangan selesai jika jarum
penunjuk kesetimbangan sudah menunjukkan setimbang pada saat tuas
dinaikkan.
f. Janganlah sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi
pakailah selalu alat penara dari logam seperti peluru senapan angin/gotri/
kelereng atau lempengan timah yang mudah digunting/dipotong-potong
kecil.
g. Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dsb
maka timbanglah bahan obat itu segera sewaktu akan dicampur. Janganlah
menimbang seluruh bahan obat sekaligus kemudian dibiarkan di atas meja
praktikum. Menimbang bahan obat harus langsung dari botol/wadah
sediaan.
h. Bahan-bahan yang akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari
tangan.
i. Bila akan menimbang bahan obat lain, maka kertas perkamen harus diganti
yang baru dan timbangan disetarakan kembali.

4. Cara Mencampur Serbuk


Guna memperoleh campuran serbuk yang homogen, perlu dilakukan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Lapisi mortir dengan sedikit bahan inert/netral terlebih dahulu
b. Dimulai dari bahan obat yang jumlahnya lebih sedikit
c. Bahan-bahan obat yang berwarna diaduk diantara dua lapisan zat inert/
netral
d. Bahan obat yang kasar dihaluskan terlebih dahulu
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 25
Petunjuk Praktikum Farmasetika

e. Bahan obat yang berbobot ringan dimasukan terakhir, begitu juga dengan
bahan-bahan obat yang mudah menguap

5. Cara Membagi Serbuk


a. Setelah serbuk digerus halus, keluarkan serbuk dari mortir menggunakan
sudip dan diletakkan pada kertas perkamen
b. Bagilah serbuk tersebut di atas kertas perkamen yang telah disusun rapi
tumpang tindih.
c. Apabila serbuk dibagi dalam jumlah 10 bungkus atau kurang, serbuk dapat
langsung dibagi dengan mata biasa atau secara visual.
d. Apabila serbuk dibagi menjadi lebih dari 10 bungkus:
1) Jumlah genap (12, 14, .....dst): sediaan obat yang sudah ditimbang,
dibagi menjadi 2 bagian sama banyak terlebih dahulu di atas
timbangan. Kemudian masing-masing bagian dibagi sama rata secara
visual.
2) 24 bungkus: sediaan obat yang sudah ditimbang, dibagi menjadi 2
bagian sama banyak terlebih dahulu di atas timbangan. Kemudian
dibagi lagi menjadi 2 bagian sama banyak di atas timbangan kemudian
dari masing-masing bagian akhir ini dibagi menjadi 6 bungkus sama
rata secara visual.
3) Jumlah ganjil 11 bungkus: sediaan obat yang sudah tercampur
homogen ditimbang untuk mengetahui berat total. Jika berat total
sediaan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka tambahkan bahan
tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai homogen. Berat
total sediaan obat yang didapat dibagi 11 sehingga diperoleh berat
untuk 1 bungkus kemudian ditimbang 1 bagian untuk 1 bungkus lalu
dibungkus yang rapi. Sisanya 10 bungkus langsung dibagi secara
visual.
4) Jumlah ganjil (13, 15,......dst): sediaan obat yang sudah tercampur
homogen ditimbang untuk mengetahui berat total sediaan obat. Jika
berat total bahan obat dalam jumlah yang tidak bulat, maka tambahkan
bahan tambahan sampai bobot yang bulat dan gerus sampai homogen.
Berat total sediaan obat yang didapat dibagi sesuai jumlah bungkus
sehingga diperoleh berat untuk 1 bungkus. Kemudian ditimbang 1
bagian untuk 1 bungkus lalu dibungkus yang rapi. Sisanya dibagi 2
sama banyak di atas timbangan, kemudian masing-masing bagian
dibagi secara visual.
e. Bagilah serbuk mulai dari kertas perkamen yang berada pada barisan paling
atas kiri, dilanjutkan kearah kanan dan menyusul pada barisan berikutnya
juga dimulai dari bagian paling kiri.
f. Perhatikan dengan cermat agar pembagian serbuk sama rata. Usahakan
serbuk yang dibagi di atas kertas perkamen membentuk kerucut untuk
memudahkan membandingkan volume serbuk pada masing-masing kertas
perkamen. Jika pembagian telah selesai namun ada bagian yang tidak sama
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 26
Petunjuk Praktikum Farmasetika

volume kerucutnya, ambil bagian yang terlalu besar/banyak dengan ujung


kertas perkamen yang digunakan sebagai wadah sebelum dibagi dan
pindahkan kebagian yang kurang.
g. Mulailah membungkus serbuk dari posisi yang paling bawah kanan,
dilanjutkan kearah kiri dan menyusul pada baris atasnya juga dimulai dari
bagian paling kanan.
h. Setelah semua serbuk terbungkus, susunlah bungkusan yang rapi, sama
tinggi dan menghadap arah yang sama.

6. Cara Membungkus Serbuk


a. Ambil kertas perkamen yang bersih dan jumlahnya sesuai dengan jumlah
serbuk yang akan dibagi.
b. Lipatlah bagian atas kertas perkamen ± 0,5cm-1cm. Aturlah kertas
perkamen berjajar ke kanan (maksimal 7 lembar), sebagian kertas tumpang
tindih di atas kertas lain.
c. Bagilah serbuk sesuai dengan cara pembagian serbuk di atas.
d. Lipatlah bagian ujung kertas perkamen hingga ujung bagian kertas
perkamen tersebut tepat berada dibagian dalam lipatan pertama.
e. Lipatlah sekali lagi bagian lipatan atas ke dalam, kemudian ujung-ujung
samping kertas perkamen dilipat ke dalam sehingga ujung kertas yang satu
masuk kebagian ujung yang lain. Setiap kali akan melipat kertas, harus
dipastikan bahwa tidak ada bagian serbuk yang ikut terlipat sehingga berada
di luar area lipatan. Lipatan bagian kanan masuk ke lipatan bagian kiri.
f. Usahakan besar bungkusan proporsional/sama (tidak memberikan kesan
terlalu kecil atau terlalu besar) agar terlihat rapi.

7. Menara dan Mengisi Cangkang Kapsul


a. Menara Cangkang Kapsul
1) Ambil 5 cangkang kapsul
2) Buka cangkang kapsul, badan kapsul diisi dengan saccharum lactis
sampai penuh dan kepala kapsul diisi saccharum lactis sebanyak 1/3
dari tinggi kepala kapsul. Kemudian gabungkan antara badan dan
kepala, tutup rapat.
3) Keluarkan isinya dan ditimbang (misal = X mg maka X mg dibagi 5 =
Y mg → Y mg adalah kapasitas cangkang kapsul tersebut.
4) Kapasitas cangkang kapsul :
i. Nomor 000 : ± 1200 mg
ii. Nomor 00 : ± 800 mg
iii. Nomor 0 : ± 600 mg
iv. Nomor 1 : ± 450 mg
v. Nomor 2 : ± 350 mg
vi. Nomor 3 : ± 250 mg
vii. Nomor 4 : ± 200 mg
viii. Nomor 5 : ± 150 mg
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 27
Petunjuk Praktikum Farmasetika

b. Mengisi Cangkang Kapsul


1) Kertas perkamen ditata sebanyak jumlah yang diinginkan
2) Sediaan obat dibagi seperti membagi serbuk.
3) Kemudian masing-masing bagian dimasukkan ke dalam cangkang
kapsul, badan kapsul terisi penuh sedangkan kepala kapsul terisi 1/3
bagian.
4) Satukan badan dan kepala kapsul sampai tertutup rapat lalu bersihkan
dengan tisu.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 28


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM II
PULVERES DENGAN PENGENCERAN BIASA, PENGENCERAN BERTINGKAT
DAN PULVIS ADSPERSORIUS

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan farmasetika dalam bentuk sediaan
serbuk terbagi (pulveres), kapsul dan serbuk tidak terbagi/serbuk tabur (pulvis
adspersorius)

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu meracik, membungkus, mewadahi dan memberikan etiket
3. Mahasiswa mampu membedakan serbuk terbagi dan serbuk tidak terbagi

C. TEORI
Serbuk secara umum digambarkan sebagai partikel-partikel halus yang
merupakan hasil suatu proses pengecilan ukuran partikel dari suatu bahan kering.
Secara kimia fisika yang dimaksud dengan serbuk adalah partikel bahan padat yang
mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 µm. sedangkan dalam farmasi, umumnya
partikel sediaan serbuk berukuran antara 10-0,1 µm. Menurut Farmakope Indonesia
Edisi IV yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah campuran kering bahan obat
atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar. Jadi secara singkat, yang dimaksud dengan sediaan serbuk adalah
suatu sediaan farmasi berbentuk padat dan kering yang merupakan campuran
homogen dari dua atau lebih bahan obat dengan atau tanpa pengisi atau pembawa
serta mempunyai derajat kehalusan tertentu.
1. Pulveres/Serbuk Terbagi
Serbuk terbagi atau pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama, dimana masing-masing bagian serbuk dibungkus dengan
menggunakan bahan pembungkus atau pengemas lain yang cocok dan
digunakan untuk sekali minum.
Cara pembuatan serbuk terbagi:
a. Secara umum
1) Mulai dari yang kasar, jika bahan yang kasar tersebut keras, harus
digerus terlebih dahulu sampai halus kemudian digerus dengan bahan
yang lain. Jika semua bahan halus, digerus dari jumlah bahan yang
paling sedikit.
2) Bahan yang sangat sedikit digerus dalam mortir yang dialasi terlebih
dahulu dengan bahan inert seperti Saccharum Lactis (SL) untuk obat
dalam. Hal tersebut untuk mencegah obat yang berkhasiat masuk
kedalam pori-pori mortir.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 29


Petunjuk Praktikum Farmasetika

b. Secara khusus
1) Camphora, menthol, thymol, acidum salicylicum: ditetesi spiritus
fortior kemudian dikeringkan dengan SL
Catatan: campuran eutektik (campuran camphora dan menthol) tidak
perlu ditetesi spiritus fortior sebab jika kedua bahan tersebut digerus
bersama/dicampur akan larut/mencair kemudian dikeringkan dengan
bahan inert.
2) Bahan eflorescen yang mengandung air kristal diganti dengan bentuk
anhidrat/eksikatus/kering.
3) Serbuk sangat halus dan berwarna seperti: Stibii pentasulfida dan
Rifampisin, dapat masuk ke dalam pori-pori mortir dan warnanya sulit
hilang maka mortir harus dilapisi zat tambahan/bahan inert (SL).
4) Bila dalam resep mengandung tablet: tablet digerus halus kemudian
dicampur dengan bahan lain
5) Dosis maksimum (DM) lebih dari 80% sampai dengan 100% (tepat
dosis): ditanyakan dikehendaki (ditimbang satu persatu) atau izin
diturunkan dosisnya.
6) Bila mengandung tablet salut: tabletnya ditumbuk halus kemudian
diayak yang halus dicampur bahan yang lainnya.
2. Pulvis/ Serbuk Tidak Terbagi/ Serbuk Tabur
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Cara pembuatannya :
a. Secara umum
1) Seperti pembuatan pulveres
2) Seluruh serbuk harus terayak, yang masih tertinggal pada pengayak
dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak/tidak bersisa.
b. Secara khusus
1) Camphora, menthol, acidum salicylicum, acidum benzoicum: ditetesi
spiritus fortior, dikeringkan dengan talk/amylum dll.
2) Bahan obat setengah padat seperti adeps lanae dan vaselin: bila dalam
jumlah kecil/sedikit ditetesi aseton, jika dalam jumlah besar/banyak
dilebur di atas waterbath lalu dikeringkan dengan talk/amylum dll.
3) Cera: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan talcum.
4) Balsam peru: ditetesi eter atau aseton lalu dikeringkan dengan talcum.
5) Ichtyol: ditetesi dengan spiritus fortior lalu dikeringkan dengan talcum.
6) Minyak atsiri: tidak diayak, dimasukkan terakhir.
3. Pengenceran Serbuk
a. Ketentuan pengenceran
1) Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10
2) Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50
b. Pengenceran serbuk dilakukan jika jumlah bahan obat dalam suatu resep
kurang dari 50 mg.
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 30
Petunjuk Praktikum Farmasetika

c. Pengenceran serbuk perlu penambahan saccharum lactis sampai 500 mg


untuk memudahkan perhitungan.
d. Penambahan saccharum lactis diawali dengan menimbang 50 mg bahan
obat kemudian menambahkan saccharum lactis sampai 500 mg di atas
timbangan
e. Rumus pengenceran serbuk:
x 500 mg = Hasil

Keterangan: jumlah SL yang ditambahkan tidak harus sampai 500 mg


tergantung yang dibutuhkan
Sisa Pengenceran = 500 mg – hasil pengenceran

f. Hasil pengenceran dimasukkan ke dalam mortir kemudian dicampur dengan


bahan lain, sedangkan sisa pengenceran dibungkus dengan perkamen dan
ditandai sisa pengenceran obat X (nama obat). Sisa pengenceran
dimasukkan dalam plastik klip tersendiri.
Contoh pengenceran:

R/ Acetaminophen 20 mg

Laktosa qs

Mf. pulv No X

S 3dd I Pulv. pc

Pro : Bima
Umur : 6th

Perhitungan: x 200 mg = 80 mg

Penimbangan: Acetaminophen = 50mg


Laktosa = (200 mg berat Acetaminophen yang ditimbang)
200 mg – 50 mg = 150 mg
Cara kerja :
1) Ditimbang Acetaminophen sebanyak 50 mg dimasukkan mortir
2) Ditimbang Laktosa sebanyak 150 mg dimasukkan mortir gerus sampai
homogen
3) Timbang campuran sebanyak 80 mg sisanya dibungkus, diberi tanda
sisa pengenceran
g. Pengenceran bertingkat
Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 31


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Contoh :

R/ Digoksin 1 mg

Laktosa qs

Mf.pulv. no X

S 3dd I Pulv.

Pro : Arjuna
Umur : 10th

Pengenceran tingkat I
Perhitungan : x 500mg = 10mg
Penimbangan:
Digoksin = 50 mg
SL = (500 mg - berat digoksin yang ditimbang)
Sisa pengenceran = 500 mg – 50 mg = 450 mg (dibungkus) sisa
pengenceran I
Hasil pengenceran I sebanyak 50 mg dimasukkan mortir untuk dilakukan
pengenceran tingkat II
Pengenceran tingkat II
Perhitungan x 500 mg = 100mg
Penimbangan:
Hasil pengenceran I = 50 mg
SL = (500 mg - berat digoksin pada pengenceran I)
Sisa pengenceran = 500 mg – 100 mg = 400 mg (dibungkus) sisa
pengenceran II
Hasil pengenceran II sebanyak 100 mg dimasukkan dalam mortir untuk
diracik.

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Dilihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 32


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM III
KAPSUL DENGAN BAHAN OBAT TABLET YANG MEMPUNYAI DOSIS
MAKSIMUM SERTA PULVIS ADSPERSORIUS

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada pulveres dan kapsul dengan
pengenceran bertingkat

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengenceran bertingkat pada pulveres dan kapsul
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum

C. TEORI
1. Dosis dan Dosis Maksimum
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, mg atau mcg dll.) atau satuan isi (mL, l atau cc) atau unit-unit lainnya
(unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan
dosis obat ialah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita
dewasa; juga disebut dosis medicinalis atau dosis terapeutik.
Dosis maksimum obat adalah batas dosis yang relatif masih aman diberikan
kepada penderita dewasa (Joenoes, 2014).
Cara menghitung dosis maksimum:
Untuk menghitung dosis obat perlu dihitung dahulu dosis maksimum untuk
anak maupun dewasa untuk dosis sehari dan juga dosis terbagi (dosis sekali
minum)
a. Perhitungan DM dengan Rumus Young (untuk usia 1 sampai 7 tahun)
x Dosis Maksimum Dewasa
b. Perhitungan DM dengan Rumus Dilling (untuk usia 8 sampai 19 tahun)
x Dosis Maksimum Dewasa
c. Perhitungan DM dengan rumus Fried (untuk usia anak dalam bulan)
x Dosis Maksimum Dewasa
d. Perhitungan Dosis Pemakaian (dosis sekali minum) dilihat langsung dari resep
yang diberikan
e. Perhitungan persentase dosis

Jika persentase dosis untuk serbuk terbagi > 80% sampai dengan 100% (tepat
dosis) maka perlu ditanyakan apakah dosis tersebut dikehendaki atau
Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 33
Petunjuk Praktikum Farmasetika

diturunkan. Jika dokter menghendaki dosis tersebut, maka dalam proses


peracikannya farmasis harus menimbang satu persatu sediaan sesuai dosis
yang tertera. Namun, jika dokter menghendaki penurunan dosis maka perlu
dihitung penurunan dosis dengan cara:

f. Untuk dosis obat dengan perhitungan berat badan perlu dicantumkan juga
pada etiket dosis …. mg/Kg BB
g. Untuk mengitung dosis maksimum berdasarkan berat badan yaitu :
DM = BB pasien dalam Kg x Dosis Obat dalam mg/Kg BB
Keterangan :
n : umur pasien
m : umur dalam bulan
Contoh perhitungan dosis:

R/ Teophylin 4,5

SL qs

M.f.pulv no X

S bdd 1 pulv

Pro : Nakula
usia : 8th

Perhitungan dosis

DM Theophyllinum (500 mg/1000 mg)

DM 1 x p = x 500 mg = 200 mg
1xh= x 1000 mg = 400 mg

DP 1 x p = = 0,45 g = 450 mg
1 x h = 2 x 450 mg = 900 mg

% 1xp= x 100% = 225% (OD)

1xh= x 100% = 225% (OD)

Penurunan dosis 75%

x 4,5 g = 1,5 g = 1500 mg

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 34


Petunjuk Praktikum Farmasetika

DP 1 x p = = 0,15 g = 150 mg
1 x h = 2 x 150 mg = 300 mg

% 1xp= x 100% = 75% (TOD)


1xh= x 100% = 75% (TOD)

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Lihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 35


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM IV
PULVERES DAN KAPSUL DENGAN PENGENCERAN DARI BAHAN
TABLET/KAPSUL YANG MEMPUNYAI DOSIS MAKSIMUM

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum pada tablet/kapsul dan melakukan
pengenceran

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu menghitung pengenceran tablet/kapsul
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum

C. TEORI
Contoh pengenceran tablet:

R/ Sanmol 200 mg

SL qs

Mf pulv dtd No XII ( jika ada dtd perhitungan dikalikan nomero)


S sns bdd I

Pro : Sadewa
umur : 10th

Kekuatan tablet Sanmol 500 mg


Perhitungan:
Sanmol = 1 tablet x x 12 = 4,8 tablet

Ambil 5 tablet sanmol = 4 tablet disisihkan, 1 tablet pengenceran

Pengenceran 1 tablet sanmol = x 700 mg = 560 mg


Sisa pengenceran = 700 mg – 560 mg = 140 mg (sisa pengenceran dibungkus
terpisah dan diberi keterangan)

Cara kerja:
a. Ditimbang 1 tablet sanmol dan tambahkan SL sampai 700 mg kemudian
dimasukkan dalam mortir gerus sampai halus dan homogen
b. Ditimbang campuran tersebut sebanyak 140 mg lalu dibungkus (sisa
pengenceran tablet sanmol)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 36


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Contoh dosis maksimum tablet :

R/ Paracetamol 200mg

Codein tab 10mg

Pehaclor ½

GG ¾

Mf.caps dtd no XX

S bdd cap I

Pro : Yudhistira
Umur : 15th

DM Codein (60 mg/300 mg)


DM 1 x p = x 60 mg = 45 mg
1xh= x 300 mg = 225 mg

DP 1 x p = 10 mg
1 x h = 2 x 10 mg = 20 mg

% 1xp= x 100% = 22,2% (TOD)

1xh= x 100% = 8,88% (TOD)

DM Chlorpheniramin maleas (-/40mg)


DM 1 x p = -
1xh= x 40 mg = 30 mg

DP 1 x p = ½ tab x 4 mg = 2 mg
1 x h = 2 x 2 mg = 4 mg

% 1xp= -
1xh= x 100% = 13,3 % (TOD)

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Lihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 37


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM V
PULVERES DENGAN DOSIS LAZIM DAN DOSIS SINERGIS

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim dan dosis sinergis pada pulveres

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mengetahui di dalam resep terdapat dosis lazim dan dosis sinergis
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis lazim pada pulveres
4. Mahasiswa mampu menghitung dosis sinergis pada pulveres

C. TEORI
1. DOSIS LAZIM
Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum
pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya
tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis
minimum obat.
Perhitungan dosis lazim:

R/ Amoxicillin 100 mg
SL qs
Mf Pulv dtd No. X
S t dd I Pulv

Pro : Dave
Umur : 4th/ 18 kg

Amoxicillin golongan antibiotik memiliki dosis lazim


Dosis lazim amoxicillin
Dewasa dan anak BB > 20 kg = 3 x sehari 1 kaplet
Anak BB < 20 kg = 20 mg – 40 mg/kg BB dalam dosis terbagi 3/tiap 8 jam
Dosis lazim sehari = 20 mg/kg BB x 18 kg BB = 360 mg
Dosis lazim sekali = = 120 mg
Dosis pakai sekali = 100 mg
Dosis pakai sehari = 3 x 100 mg = 300 mg
% 1x p = x 100 % = 83 %

% 1x p = x 100 % = 83 %

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 38


Petunjuk Praktikum Farmasetika

2. DOSIS SINERGIS
Dosis sinergis adalah bila dalam satu resep terdapat dua atau lebih bahan
obat yang mempunyai dosis maksimum serta memiliki efek/kerja/khasiat yang
sama maka dihitung DM gabungan yang tidak boleh lebih dari 1
Contoh perhitungan dosis sinergis:
Phenobarbital dan phenytoin yang diberikan bersama dengan aksi
proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari efek masing-
masing obat secara terpisah (sinergis).

R/ Phenobarbital
Phenytoin aa 50 mg
Sanmol ½
Mf Pulv dtd No. X
S bdd I Pulv

Pro : Siva
Umur : 4 th

Perhitungan dosis:
DM Phenobarbitalum (300 mg/600 mg)
DM 1x p =
1x h =
DP 1 x p = 50 mg
1 x h = 2 x 50 mg = 100 mg

DM Phenytoinum (400 mg/800 mg)


DM 1x p =
1x h =
DP 1 x p = 50 mg
1 x h = 2 x 50 mg = 100 mg

Dosis Sinergis
1xp=% Phenobarbital + % Phenhytoin
= 66,67% + 50% = 116,67% (OD)
1xh=% Luminal + % Phenytoin

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 39


Petunjuk Praktikum Farmasetika

= 66,67% + 50% = 116,67 % (OD)

Penurunan dosis 70%


Penurunan Phenobarbital
x 70% = 40%

DP baru Phenobarbital
mg = 30 mg
DP 1 x p = 30 mg
1 x h = 2 x 30 mg = 60 mg

% 1xp= x 100% = 40% (TOD)

1xh= x 100% = 40% (TOD)

Penurunan Phenytoin
x 70% = 30%

DP baru Phenytoin
mg = 30 mg
DP 1 x p = 30 mg
1 x h = 2 x 30 mg = 60 mg

% 1xp= x 100% = 30% (TOD)


1xh= x 100% = 30% (TOD)

Dosis Sinergis Baru


1xp=% Phenobarbital + % Phenytoin
= 40% + 30 % = 70% (TOD)
1xh=% Phenobarbital + % Phenytoin
= 40% + 30 % = 70% (TOD)

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Lihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 40


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM VI, VII, VIII DAN IX


SEDIAAN LIKUIDA (LARUTAN, SUSPENSI DAN EMULSI)

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan likuida/cair (larutan, emulsi dan suspensi) dari
resep dokter.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan cair berupa larutan oral
maupun larutan topikal
3. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan emulsi oral maupun emulsi
topikal
4. Mahasiswa mampu memahami dan meracik sediaan suspensi oral maupun
suspensi topikal
5. Mahasiswa mampu mewadahi dan memberi etiket pada sediaan likuida/cair.
6. Mahasiswa mampu menghitung dosis maksimum dari sediaan likuida/cair.

C. TEORI
Sediaan obat dalam bentuk cairan terdapat dalam beberapa jenis tergantung
pada tujuan penggunaan sediaan cair tersebut. Beberapa istilah obat dalam bentuk
cairan sebagai berikut:
1. Lotio adalah obat cair yang digunakan untuk obat luar dengan cara dioleskan.
Contoh : Caladin lotion, Caladryl lotion.
2. Solutio adalah larutan yang mengandung satu jenis zat terlarut. Solutio dapat
berupa obat dalam maupun obat luar. Contoh: Rivanol solutio, Etanol 70%,
Betadine solutio.
3. Mixtura adalah larutan yang mengandung lebih dari satu jenis zat terlarut.
Mixtura dapat berupa obat dalam maupun obat luar contoh: OBH, Benadryl
sirup dan Kalpanax (obat luar).
4. Potio (obat minum) adalah sediaan obat cair yang digunakan secara oral bentuk
dapat berupa emulsi, solutio, mixtura, suspensi dan elixir.
Perhitungan Dosis untuk sediaan cair
Rumus perhitungan Dosis Pakai
g
Jumlah sendok x volume sendok (ml) x BJ (ml) x berat bahan aktif (gram)

Total sediaan (gram)


Atau
Jumlah sendok x volume sendok (ml) x berat bahan aktif (gram)

Total sediaan (ml)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 41


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Volume takaran
1. C (Cochlear Cibarium/Cibum): sendok makan = 15 ml
2. Cp (Cochlear Pultis): sendok bubur = 8 ml
3. cth (Cochlear theae): sendok teh = 5 ml
Berat Jenis (BJ)
1. Jika dalam resep terdapat syrup dan berat total sediaan dalam satuan gram,
maka dihitung dahulu kadar syrup

Kadar Syrup = x 100%

Jika kadar syrup ≥ 16,67% maka BJ sediaan 1,3 ⁄


Jika kadar syrup < 16,67% maka BJ sediaan 1 ⁄
2. Jika dalam resep terdapat syrup tetapi b e r a t total sediaan dalam satuan
mililiter, maka BJ diabaikan.

R/ Amonii Chloridum 2
Syr. Thymi 20
Aquadest ad 100
Mf Potio
S t dd C I

Pro : Darwin
Umur : 17th

Perhitungan dosis:
g
Kadar Syrup = g
maka BJ sediaan = 1,3 ⁄

DM Amonii Chloridum (-/10 g)


DM 1x p =
DM 1x h =

ml
DP 1x p = g
DP 1x h = 3 x 390 mg = 1170 mg

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Lihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 42


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM X DAN XI
SEDIAAN SEMISOLIDA (SALEP, CREAM, GEL DAN PASTA)

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan semisolida dari resep dokter.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
1. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan sediaan semisolida
2. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan
semisolida

C. TEORI
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain
kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras atau narkotika adalah 10%.
Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi:
1. Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak
mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu
tipe yang dapat dicuci dengan air.
3. Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang
diberi.
4. Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin
(waxes) sehingga konsistensinya lebih keras.
5. Gel adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit
atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau
basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik
lebur yang rendah.
Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep:
1. Peraturan Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika
perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan Salep Kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
3. Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air,
harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 43


Petunjuk Praktikum Farmasetika

4. Peraturan Salep Keempat


Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus
sampai dingin.
Cara Pembuatan Salep Ditinjau dari Zat Berkhasiat Utamanya
1. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salep
2. Camphora/kamfer
1) Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan dalam pot salep
tertutup (bila tidak melampaui daya larutnya)
2) Bila dalam resep terdapat minyak-minyak lemak maka kamfer dilarutkan
dalam minyak lemak tersebut.
3) Bila kamfer bersama-sama menthol, salol atau zat lainnya yang dapat
mencair jika dicampur maka kamfer dicampur dengan sesamanya supaya
mencair kemudian baru ditambahkan dasar salep.
4) Jika 1), 2) dan 3) tidak ada maka kamfer diberi etanol 95 % atau eter,
kemudian digerus dengan dasar salep.
Contoh-contoh resep:
R/ Camphora 1
Vaselin Flav. 9
Mf Ungt.
S ungt. camphoratum

R/ Camphora 1
Ol. Cocos 1
Adeps lanae 18
Mf Ungt.
Su e

R/ Camphora
Mentholum aa 0,3
Lanolin 5
Ungt. Acid salicyl 15
Md su e

3. Pellidol
Larut 3% dalam vaselin dan 7% dalam minyak lemak maka Pellidol
dilarutkan bersama-sama dasar salep yang dicairkan. Bila dasar salep
disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan lupa menambahkan
20%. Kalau jumlahnya melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar
salep yang sudah dicairkan.
Contoh-contoh resep:
R/ Pellidol 0,1
Ungt. Zinci oxyd 20
M d s ad. us. ext.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 44


Petunjuk Praktikum Farmasetika

R/ Pellidol 0,5
Zinci oxyd. Liniment oleos 25
M d s ad. us. ext.

4. Iodium
1) Kalau memenuhi kelarutan, dikerjakan seperti pada kamfer
2) Dilarutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (seperti pada unguentum
Iodii dari Farmakope Indonesia)
3) Dilarutkan dalam etanol 95% kemudian tambahkan dasar salep
Contoh resep:

R/ Iodii 2
Kalii Iodida 3
Aquadest 5
Ungt. Simplex 90
Md su e

Caranya: larutkan KI dalam air lalu tambahkan iodium hingga larut, setelah
itu gerus bersama unguentum simplex hingga homogen.
2. Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam air
a. Protargol (argentum proteinatum)
1) Larut dalam air dengan jalan menaburkan diatas air kemudian
didiamkan selama 15 menit ditempat gelap.
2) Bila dalam resep terdapat gliserol, maka Protargol digerus dengan
gliserin baru ditambah air, dan tidak perlu ditunggu 15 menit (gliserol
mempercepat daya larut protargol dalam air)
b. Colargol (argentum colloidale)
Sama dengan Protargol dan air yang dipakai ⅓ kalinya.
c. Argenti Nitras
Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit kerena
terbentuk Ag2O, karena itu pada pembuatan AgNO3 tidak dilarutkan dalam
air walaupun AgNO3 larut. Kecuali pada resep obat wasir.
d. Phenol
Sebenarnya phenol mudah larut dalam air tetapi dalam salep tidak
dilarutkan karena bekerjanya merangsang, juga tidak dapat diganti dengan
phenol liquefactum (campuran fenol dan air 77-81,5 %). Jadi dikerjakan
seperti pada kamfer dalam salep.
e. Bahan obat yang dalam salep tidak boleh dilarutkan ialah Argenti Nitras,
Phenol, Pyrogalol, Chrysarobin, Zinci Sulfas, Antibiotika, Oleum lecoris
Aselli, Hydrargyri Bichloridum dan Stibii et Kalii sulfas.
Contoh-contoh resep:
R/ Kalii iodii 3
Lanolin 16
Ungt. Simplex ad 30
M d s u e

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 45


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Penyelesaian: KI dilarutkan dengan air yang diambil dari lanolin.

R/ Procain HCl 0,1


Aq. Rosae 1
Adeps lanae
ZnO aa 3
Vaselin ad 30
Md su e

Penyelesaian:
1) Procain HCl dilarutkan dengan aqua rosae
2) ZnO diayak dengan pengayak B40
3. Zat berkhasiat bentuk padat tak larut
Umumnya dibuat halus dengan mengayak atau menjadikannya serbuk halus
terlebih dahulu.
a. Belerang, tidak boleh diayak
b. Acidum Boricum, diambil yang pulveratum
c. Zinci Oxydum, harus diayak terlebih dahulu dengan pengayak No.100
4. Zat berkhasiat berupa cairan
a. Air
1) Terjadi reaksi, misalnya aqua calcis dengan minyak lemak akan terjadi
penyabunan. Untuk itu cara pengerjaannya adalah:
a) Diteteskan sedikit-sedikit
b) Dikocok dalam botol bersama minyak lemak kemudian baru
dicampur dengan bahan lainnya.
Contoh resep :
R/ Zinci Oxyd
Oleum Sesami
Aqua Calcis aa 10

Disini akan terjadi penyabunan Aqua Calcis dengan Oleum Sesami.


2) Tidak terjadi reaksi
a) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai
terserap oleh dasar salep.
b) Jumlah banyak, diuapkan atau diambil bahan berkhasiatnya dan
berat airnya diganti dengan dasar salep.
b. Alkohol
1) Jumlah sedikit, diteteskan terakhir sedikit demi sedikit sampai terserap
oleh dasar salep.
2) Jumlah banyak :
a) Tahan panas misalnya Tinc.Ratanhiae dipanaskan diatas tangas air
sampai sekental sirup atau ⅓ bagian, kehilangan beratnya diganti
dengan dasar salep.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 46


Petunjuk Praktikum Farmasetika

b) Tidak tahan panas:


i. Diketahui perbandingannya maka diambil bagian-bagiannya
saja. Contoh: tinctura iodii.
ii. Tidak diketahui perbandingannya, diteteskan terakhir sedikit
demi sedikit.
Perlu diperhatikan bahwa kehilangan berat pelarutnya
hendaknya diganti dengan dasar salep. Bila dasar salep lebih
dari satu macam, maka harus diperhitungkan menurut
perbandingan dasar salep tersebut.
Contoh :
R/ Tinct. Ratanhiae 6
Vaselin 20
Adeps lanae 10
Mf ungt.
Su e

setelah Tinct. Ratanhiae dipanaskan beratnya menjadi 2g, jadi


kehilangan berat sebanyak 4 g diganti dengan dasar salep yaitu
vaselin dan adeps lanae yang jumlahnya sesuai dengan
perbandingan vaselin dan adeps lanae dalam resep.
Vaselin = 20 + 20/30 x 4 = 22,667
Adeps lanae = 10 + 20/30 x 4 = 11,333
c. Cairan kental
Umumya dimasukkan sedikit demi sedikit, contoh : Gliserin, Pix
Lithantracis, Pix Liquida, Oleum Cadini, Balsamum Peruvianum, Ichtyol,
Kreosot.
5. Zat berkhasiat berupa extractum
a. Extractum Siccum
Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air
dikurangi dasar salep.
b. Extractum Liquidum
Dikerjakan seperti pada cairan dengan alkohol
c. Extractum Spissum
Diencerkan terlebih dahulu dengan air atau etanol.
6. Lain-lain
a. Naphtolum
Dapat larut dalam Sapo Kalinus, kalau tidak ada sapo kalinus dikerjakan
seperti kamfer.
b. Bentonit
Berupa serbuk halus yang dengan air membentuk massa seperti salep.
Senyawa Aluminium Silikat yang mengikat air. Cara pembuatan yang
terbaik dengan menambahkan sedikit demi sedikit kedalam air hangat
(direndam dalam air, biarkan kurang lebih 1 jam) salep dengan Bentonit

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 47


Petunjuk Praktikum Farmasetika

dan air tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak agar tidak
memisah airnya.
Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep
1. Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau digerus
terlalu lama dapat terjadi pemisahan.
2. Balsem-balsem dan minyak atsiri, balsem merupakan campuran dari damar dan
minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak
atsiri akan menguap.
3. Air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortir
menjadi licin.
4. Gliserin, harus ditambahkan kedalam dasar salep yang dingin, sebab tidak bisa
campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan
sedikit-sedikit sebab tidak bisa diserap dengan mudah oleh dasar salep.

Pembuatan salep dengan cara meleburkan


Bahan dasar salep berbeda-beda konsistensinya. Dasar salep sering juga
terbuat dari dua bagian atau lebih yang konsistensinya berbeda. Untuk mendapatkan
suatu massa dasar salep yang baik, dicampurkan bahan-bahan sebagai berikut,
misalnya: cera dengan minyak lemak, meskipun titik leburnya berbeda jauh dapat
dilebur dalam perbandingan-perbandingan tertentu sehingga diperoleh massa yang
baik.
Umumnya hampir semua bahan dilebur dalam cawan penguap diatas tangas
air, sebagai pengaduk digunakan pengaduk kaca atau spatel kayu. Banyak juga dari
bahan-bahan yang dilebur tersebut kurang bersih, maka disaring dengan kain kassa
pada saat bahan panas dan tentunya berkurang beratnya sehingga bahan-bahan yang
dilebur dilebihkan penimbangannya sebesar 10-20 %.
Contoh salep yang dibuat dengan peleburan:
1. Unguentum Simplex (Ph. Ned. Ed. V)

R/ Cera Flava 30
Oleum Sesami 70

2. Simple Ointment
R/ Adeps lanae 50
Paraffi Solidum 50
Cetostearyl alcohol 50
Vaselin alba/flava
850
3. Unguentum Lenies (Formularium Nasional 1978)
R/ Cetaceum 12,5
Cera alba 12
Paraffin liquidum 56
Natrii tetraborax 0,5
Aquadest 19 ml

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 48


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Pembuatan:
a. Larutkan natrii tetraborax kedalam air
b. Lebur cetaceum, cera alba dan paraffin liquid aduk hingga dingin
c. Campur keduanya
4. Unguentum lecoris Aselli (Ph.Ned Ed.V)

R/ Oleum Iecoris Aselli 40


Cera Flava 10
Vaselin Flava 50

Pembuatan:
a. Lebur cera dan vaselin
b. Terakhir campur dengan oleum lecoris (oleum lecoris tidak dipanaskan)

D. RESEP YANG DIKERJAKAN


Dilihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 49


Petunjuk Praktikum Farmasetika

PRAKTIKUM XII
BALSAM DAN SUPPOSITORIA

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat sediaan balsam dan suppositoria dari resep dokter.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu membaca dan melengkapi resep.
2. Mahasiswa mampu memahami dan membedakan jenis sediaan suppositoria
3. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan
suppositoria
4. Mahasiswa mampu meracik, mewadahi dan memberi etiket pada sediaan balsam

C. TEORI
Balsam adalah sediaan topikal yang memberi sensasi hangat, sediaan ini
termasuk semisolid yang mampu memberi rasa lembut dan berminyak pada kulit.
Balsam merupakan sediaan seperti salep yang mudah dioleskan sebagai obat gosok
dan digunakan sebagai obat luar. Sediaan balsam yang merupakan sediaan semisolid
memiliki formula acuan yaitu paraffin atau lilin (sebagai pemadat), vaselin album
atau flavum (sebagai pengawet), camphora (sebagai pengawet), mentol (sebagai
pemberi sensasi dingin) dan dapat ditambahkan minyak-minyak mudah menguap
(minyak atsiri).
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan
untuk dimasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh. melalui rektum, vagina,
kadang-kadang melalui saluran urin. Suppositoria setelah dimasukkan ke dalam
lubang tubuh dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek
lokal atau sistemik.
Tujuan pengobatan menggunakan sediaan suppositoria adalah :
1. Untuk pengobatan lokal pada rektum, vagina, urethra, misal wasir, infeksi dan
lain lain.
2. Sebagai alternatif bila oral tidak bisa dilakukan, misal pada bayi, pasien debil
(lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan system pencernaan (mual,
muntah), kerusakan saluran cerna.
3. Agar obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rektal
langsung ke sirkulasi pembuluh darah.
4. Untuk mendapatkan prolonged action (obat tinggal ditempat tersebut untuk
jangka waktu yang dikehendaki).
5. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna.
Bahan dasar suppositoria terdiri dari: basis berlemak yang meleleh pada suhu
tubuh (misalnya : Oleum Cacao), basis yang larut dalam air atau yang bercampur
dengan air (misalnya : Gliserin Gelatin, Polietilenglikol) dan basis campuran,

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 50


Petunjuk Praktikum Farmasetika

(misalnya: polioksil 40 stearat yaitu campuran ester monostearat dan distearat dari
polioksietilendiol dan glikol bebas).

1. Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat


Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang
khas. Jika dipanasi sekitar 30°C mulai mencair dan biasanya meleleh pada suhu
34°-35°C tetapi pada suhu dibawah 30°C merupakan masa semi-padat,
mengandung banyak kristal dari trigliserida padat dan merupakan bagian nyata
dari cairan dan yang cair diikat dengan tenaga tegangan muka.
Untuk menaikkan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan Cera atau
Cetaceum. Penambahan Cera tidak boleh lebih dari 6% sebab akan memperoleh
campuran yang mempunyai titik lebur diatas 37°C, jangan kurang dari 4%
karena akan memperoleh titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur lemak
coklat (< 33°C). Jika obatnya merupakan larutan dalam air, perlu diperhatikan
bahwa lemak coklat hanya akan menyerap sedikit air. Penambahan Cera dapat
menaikkan daya serap lemak coklat terhadap air.
Contoh bahan dasar dengan lemak coklat

R/ Aquae Hamamelid 3
Cera Flava 1,5
Oleum cacao 25,5
Mf suppos. No. X

2. Supositoria dengan bahan dasar P.E.G


P.E.G adalah Polyaethilenglycolum dengan berat molekul antara 300
sampai 6000. Dalam perdagangan terdapat P.E.G. 400 (Carbowax 400), P.E.G.
1000 (Carbowax 1000), P.E.G 1500 (Carbowax 1500), P.E.G 4000 (Carbowax
4000) dan P.E.G 6000 (Carbowax 6000).
Contoh bahan dasar supositoria dengan P.E.G

R/ P.E.G 1500 1 bagian


P.E.G 400 2 bagian

Contoh rumus bahan dasar supositoria dengan P.E.G menurut Hassler dan
Sperandio
R/ P.E.G 4000 33%
P.E.G 400 47%
Aqua 20%

Percobaan Hassler dan Sperandio dengan bermacam-macam garam


barbital yang larut dalam air menunjukkan dengan bahan dasar lemak coklat,
onset of action (mulai memberi efek) lebih cepat, sedangkan dengan bahan
dasar P.E.G menunjukkan duration of action (lama memberi efek) lebih lama.
Ini disebabkan bahwa lemak coklat cepat meleleh dan obat akan terlepas dan

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 51


Petunjuk Praktikum Farmasetika

dapat diabsorbsi, sedangkan dengan P.E.G basis harus larut, baru obatnya dapat
diabsorbsi.

3. Supositoria dengan bahan dasar gelatin


Dalam Farmakope Belanda terdapat formula supositoria dengan bahan
dasar gelatin yaitu: panasi dua bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian
gliserin sampai diperoleh masa yang homogen. Tambahkan air panas sampai
diperoleh 11 bagian. Biarkan masa cukup dingin dan tuangkan kedalam cetakan
sehingga diperoleh supositoria dengan berat 4 g.
Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau
gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada masa yang sudah dingin. Bila
obatnya sedikit dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyak dikurangkan
berat masa bahan dasar.

R/ Zinci Oxyd. 0,100


Ichtammoli 0,250
Mf supp.gelationes dtd No. X
S m. et vesp. 1 supp

D. RESEP YANG DIKERJAKAN

Dilihat pada Lampiran I

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 52


Petunjuk Praktikum Farmasetika

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh., 1990, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Anonim, 1929, Pharmacopee Netherland, Edisi V, Staatsuitgerij’s Graventhg, Brussel.

Anonim, 1978, Formulariun Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sedíaan Farmasi, Edisi IV, UI-Press, Jakarta.

Jenkins, G.L., Francke, D.E., Brecha, E.A., Sperandio, G.J., 1957, Scoville’The Art of
Compounding, 9th Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc., New York Toronto
London

Joenoes, N. Z., 2014, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2, Airlangga University
Press, Surabaya.

Suprapti, Tati, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Praktikum Farmasetika Dasar,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Van Duin, C.F. dan Uffelie O.F., 1947, Receptur; Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori,
Penerjemah: Satiadarma, K., S.P. Nainggolan dan E. Wangsa Putra, PT. Soeroengan,
Jakarta.

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 53


Petunjuk Praktikum Farmasetika

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Resep 1

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Salbutamol 2 mg

Kediri,…….……………… Lactosum Qs
M f Pulv. No. X
R/ Aneurin HCl 300 mg S b dd Pulv. I
Riboflavinum 30 mg
SL Qs
M f Pulv. No. XII
S 1 d d Pulv. I

Pro : Pro :
Umur : 30 tahun Umur : 27 tahun
Alamat : Jl. Sultan 75 Kediri Alamat : Jl. Tjipto 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 20 tahun
Alamat : Jl. Sumatera 99 Kediri

R/ Cetirizine No. X
StddI
-det-
R/ Bedak Salicyl 25 g
S Bedak Gatal
-ndet-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 54


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Camphora

Kediri,…….……………… Menthol aa 0,5


ZnO 3
R/ Digoxin No.I Bolus alba
Furosemidum 20 mg Talcum aa ad 20
M f Pulv. Caps d t d No. XII M f Pulv. adspers
S 0-0-1 Cap I S u e

Pro : Pro :
Umur : tahun Umur : 8 tahun
Alamat : Jl. Patimura 75 Kediri Alamat : Jl. Hasanuddin 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Sumatera 19 Kediri

R/ Metampiron 200 mg
Coffeinum 50 mg
Vitamin Bcomp ½
Elaeosacch. Citri 150 mg
M f Caps. d t d No. X
S p r n Cap. I
-ndet-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 55


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Lameson 40 mg

Kediri,…….……………… Pehaclor No. V


Codikaf 100 mg
R/ Loco Bedak Purol 25 g GG tab 600 mg
S bedak gatal M f Caps No. X
S 3 d d Cap. I pc

Pro : Pro :
Umur : 30 tahun Umur : tahun
Alamat : Jl. Seroja 75 Kediri Alamat : Jl. Teratai 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Sutoyo 99 Kediri

R/ Erysanbe chew 120 mg


GG 10 mg
CTM ½
Diazepam 2 mg
M f Pulv. d t d No. XX
S 3 d d Pulv. I
-det 10-
pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 56


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Plantacid ¾

Kediri,…….……………… Papaverin 20 mg
Domperidon ½
R/ Loco Bedak Herocyn 20 g M f Caps d t d No. X
S Bedak S 3 d d Cap. I ac

Pro : Pro :
Umur : 30 tahun Umur : tahun
Alamat : Jl. TB.Simatupang 75 Kediri Alamat : Jl. Toraja 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Kartini 99 Kediri

R/ Biothicol Syr. Fls No. I


S 3 d d cth I
-det-
R/ Valisanbe 2 mg
Prednison
Salbuven aa ½
M f Pulv. d t d No. XI
S 3 d d Pulv. I
-ndet- pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 57


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Aminophyllin

Kediri,…….……………… Theophyllin aa 80 mg
Vitamin B6 ½
R/ Amoxicillin 125 mg Lactosum QS
DMP ½ M f Pulv. d t d No. X
Sominal 15 mg S t d d Pulv. I
M f Pulv. d t d No. XI
S t d d Pulv. I

Pro : Pro :
Umur : tahun Umur : tahun
Alamat : Jl. Thamrin 75 Kediri Alamat : Jl. Tantular 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Dharmawangsa 99 Kediri

R/ Theobron 100 mg
Tismalin
Ocuson aa ¾
M f Caps d t d No. X
S t d d Cap I s o s

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 58


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Coffein 1
Na Benzoas 1,5
Kediri,…….………………
Ekstr. Beladonnae 0,13
R/ Chlorpheniramini maleas syr. 60 ml Syrup Rhoeados 25
S prn cth I Aqua ad 100
M f Potio
S td dCI

Pro :
Umur : tahun Pro :
Alamat : Jl. Kawi 75 Kediri Umur : tahun
Alamat : Jl. Brawijaya 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Veteran 99 Kediri

R/ OBH rp 100 ml
Adde pds
Codein HCl 20 mg
M f Potio
S Qd dC I

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 59


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Menthol 0,1
Ol. Cajuputi 2 ml
Kediri,…….………………
Ol. Cinnamomi 1,5 ml
R/ Na Carbonas 0,25 Ol. Caryophyli
Glycerin 4,75 Ol. Santali aa 1,2 ml
Aquadest 10 cc Ol. Cocos 4 ml
M d s guttae Auric M f Liniment
S 2 d d gtt II ads S u e

Pro : Pro :
Umur : 18 tahun Umur : 45 tahun
Alamat : Jl. Sartika 75 Kediri Alamat : Jl. Trunojoyo 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 28 tahun
Alamat : Jl. Cut Nyak Dien 99 Kediri

R/ Gargarisma Kan 150


M d s gargle

-ndet-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 60


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Papaverin HCl 1
Kalii Iodida 2
Kediri,…….………………
Syrup Sacchari 20
R/ OBP rp 100 Aquadest ad 100
adde M f Potio
CTM tab No. VIII S t d d cth I
M f Potio
S 4 d d cth I

Pro :
Pro :
Umur : tahun
Umur : tahun
Alamat : Jl. Teuku Umar 98 Kediri
Alamat : Jl. Panglima Polim 75 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 23 tahun
Alamat : Jl. Sriwijaya 99 Kediri
Iter 1x
R/ Lotio Kumerfeldi 100
S Obat jerawat
-det 1x-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 61


Petunjuk Praktikum Farmasetika

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Paraffin 6

Kediri,…….……………… PGS QS
Oleum Anisi gtt I
R/ Oleum Olivae 6 Aquadest ad 60
Camphora 1 M f la Emulsum
Gom Acacciae QS S Vesp. C I
Aqua ad 60 cc
M f Emulsi
Sue
Pro :
Pro : Umur : 21 tahun
Umur : 22 tahun Alamat : Jl. Cik Ditiro 98 Kediri
Alamat : Jl. Sultan Agung 75 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : tahun
Alamat : Jl. Supersemar 99 Kediri

R/ Oleum Ricini 10
Gom Arab Qs
Papaverin HCl 0,8
Syr. Citri 20
Aquadest ad 100
M f Emulsi
Son CI -ndet-
pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 62


Petunjuk Praktikum Farmasetika

10

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Resorcinol 2%

Kediri,…….……………… Lanolin 6
Vaselin Flavum 14
R/ Camphora 0,5 M f Ungt.
Ol. Olivarum 1 S u e
Vaselin ad 15
M f la Ungt.
Sue

Pro :
Pro :
Umur : 24 tahun
Umur : 21 tahun
Alamat : Jl. Mawar 98 Kediri
Alamat : Jl. Melati 75 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 30 tahun
Alamat : Jl. Ambon 99 Kediri

R/ Ungt. Zinc Oxydum Sec. FMS 20 g


Adde
Sulfur Praecipitatum 2
M f la Ungt.
Sue
-ndet-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 63


Petunjuk Praktikum Farmasetika

11

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√……....
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan R/ Na Diclofenac 1%
Kediri,…….……………… CMC Na 1
Glycerin 2
R/ Clindamycin 2% Propilenglikol 1
Emulgide cream 10% 20 Aqua ad 20
M f la cream M f Gel
Sue S b i d applic. loc. dol.

Pro :
Umur : 23 tahun Pro :
Alamat : Jl. Sentani 75 Kediri Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Kelimutu 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 27 tahun
Alamat : Jl. Sambas 99 Kediri

R/ Zinci Oxydum 5
Calamin 1
Amylum 3
Vaselin album ad 25
M f Pasta
Sue
-ndet-
pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 64


Petunjuk Praktikum Farmasetika

12

RUMAH SAKIT DR. HUSADA DOKTER YUDHISTIRA PANDAWA


Jl. Kenanga No. 1 Telp. 220803 Alamat Praktek : Jl. Anggrek No. 3 Kediri
Kediri Jam Praktek : 16.00 – 21.00 WIB
Telp: (0354)210474 SIP No. 2003
Apotek RS DR.HUSADA IDI No.22/2003
Apotek Luar
Kediri,……………………..
Dokter : dr. Putra
Bagian : ……√………../………√…….... R/ Oleum Caryophylli 0,8
Umum/Pegawai/Mahasiswa/Pend.Ruangan
Oleum Cinnamom 1
Kediri,…….……………… Menthol
Camphora aa 2
R/ Paracetamol 0,5
Cera Alba 3
PEG ad 4
Cetyl Alkohol 5
M f Suppos dtd No. VI
Vaselin Album ad 20
S b d d Supp. I
M f Ungt.
S Balsam

Pro : Pro :
Umur : 25 tahun Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Kenanga 75 Kediri Alamat : Jl. Bakung 98 Kediri

APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA: apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP
Dari : dr. Putra Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : 039
Untuk : ……………. Umur/BB : 32 tahun
Alamat : Jl. Cempaka 99 Kediri

R/ Metronidazol 0,5
Ol. Cacao ad 4
M f Suppos. dtd No. VI
S b d d Supp. I
-ndet-

pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 65


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 2. Tugas

1. Gambarlah alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Farmasetika kemudian


jelaskan fungsi serta ukuran dari alat-alat tersebut.
2. Jelaskan perbedaan obat bebas dan obat bebas terbatas, berikan masing-masing 5
contoh.
3. Jelaskan pengertian obat keras, berikan 5 contoh
4. Jelaskan pengertian obat wajib apotek, berikan 3 contoh.
5. Jelaskan pengertian serta penggolongan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 66


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 3. Contoh Jurnal


JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA

LABORATORIUM FARMASETIKA NAMA : Milea


FAKULTAS FARMASI NIM/ TINGKAT : 1018077/I
IIK BHAKTA PRODI : S1 Farmasi
KEDIRI HARI/TANGGAL : 03/01/2023

1. RESEP 2.KELENGKAPAN RESEP

dr. Tuna 1. Tanggal Penulisan Resep


2. Umur Pasien
SIP 443/789/421.23/2017
Jl. KH. Wachid Hasyim No. 67, Kediri 3. Alamat Pasien
Jam praktek : 08.00-09.00 WIB
4. Tanda Tangan Dokter
5. Kekuatan Codikaf yang
Kediri, ....................
dikehendaki adalah:
R/ Lameson 4 mg ⁄ 10mg,15mg, 20mg
CTM ⁄ 6. Izin Penambahan Lactosum
Codikaf ⁄
GG No. I
M f pulv d t d No.X
S t dd Pulv. I pc

Pro : Dilan
Umur : 10 th

3. RESEP STANDART
Glyseril guaikolat (ISO Hal 449)
R/Glyseril guaikolat 100 mg
CTM (FN Hal 302)
R/Chlorpheniramin maleat 4 mg
Codikaf
R/ Codein hydrocloridum 10 mg,15 mg,20 mg
Lameson
R/ Methylprendnisolone 4mg, 8mg, 16mg

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 67


Petunjuk Praktikum Farmasetika

4. MONOGRAFI

Nama
Pemerian Kelarutan Khasiat Referensi
Bahan Obat
CTM Berbentuk tablet Sukar larut dalam air Antihistaminikum FI III Hal
berwarna kuning, 154
tidak berasa

GG Berbentuk tablet Sukar larut dalam air Ekspektoran ISO Hal


berwarna orange 495
FI III 272

Codikaf Berbentuk tablet Sukar larut dalam air Antitusivum FI III 172
berwarna putih

Lactosum Serbuk hablur, Larut dalam 6 bagian air, Zat tambahan FI III Hal
putih, tidak larut dalam 1 bagian air 338
berbau, rasa agak mendidih, sukar larut
manis dalam etanol (95%)P,
praktis tidak larut dalam
kloroform P dan eter P.

5. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN

PERMASALAHAN PENYELESAIAN

Lameson, CTM , Codikaf dan GG berbentuk Digerus sampai halus terlebih dahulu.
tablet.
Codikaf dan CTM memiliki dosis maksimum Dihitung dosisnya sesuai dengan umur pasien.
Codikaf golongan narkotika Digarisbawahi merah
Tablet lameson yang diminta jumlahnya tidak Dilakukan pengenceran dengan penambahan
utuh/pecahan.
laktosa
Sediaan obat yang dikehendaki adalah puyer dan Maka perlu penambahan lactosum
berat total sediaan perbungkus kurang dari 500 mg

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 68


Petunjuk Praktikum Farmasetika

6. PERHITUNGAN DOSIS

1. Chlorpheniramin maleas ( - / 40 mg )
DM 1 x p = -
1xh = x 40 mg = 20 mg

DP 1 x p = ⁄ tab x 4 mg/tab = 2 mg
1xh = 3 x 2mg = 6 mg

1xp =-
mg
1xh = x 100 % = 30 % (TOD)
mg

2. Codein HCl ( 60 mg/ 300 mg)


DM 1 x p = x 60 mg = 30 mg

1xh = x 300 mg = 150 mg

DP 1 x p = ⁄ tab x 20 mg/tab = 15mg


1xh = 3 x 15 mg = 45 mg
mg
1xp = x 100 % = 50% (TOD)
mg
mg
1xh = x 100 % = 30% (TOD)
mg

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 69


Petunjuk Praktikum Farmasetika

7. PENIMBANGAN

Cek Fisik
Nama Bahan Obat Pengambilan Golongan
Bahan Obat Ket.
(Perhitungan Penimbangan) Bahan Obat
(ED)
Lameson Lameson 16 mg Juli 2022 Keras √

= 1/4 tab x x 10 = 0,625 tab

Pengenceran lameson
Berat 1 tab lameson = 200 mg
Laktosa = 100 mg
= 200 mg + 100mg = 300mg
Laktosa Juli 2022 Excipient √
Pengenceran = x 300mg

= 187,5 mg = 185mg (dibulatkan)


Sisa pengenceran = 300mg – 185mg
= 115 mg (dibungkus)

CTM = ⁄ x 10 = 5 tab CTM Juni 2022 Keras √

Codikaf Codikaf 10 mg Juni 2022 Narkotik √

= ⁄ x x 10 = 15 tab

GG = 1 tab x 10 = 10 tablet GG Juni 2022 Keras √

Diketahui :
Total Sediaan = 3600 mg
Laktosa = (500 mg x 10) – 3600 mg Laktosa Juni 2022 Excipient √

= 1400 mg

8. PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN

a. Menyetarakan timbangan
b. Mengambil 1 tablet lameson kekuatan 16 mg diencerkan dengan cara : menimbang 1 tablet lameson
lalu masukkan dalam mortir digerus sampai halus kemudian menimbang lactosum 100 mg, masukkan
dalam mortir, gerus sampai halus dan homogen, dari campuran tersebut timbang sediaan 185 mg
sebagai hasil pengenceran, sisanya bungkus diberi keterangan sisa pengenceran, sisihkan
c. Mengambil 5 tablet CTM masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan hasil pengenceran
lameson lalu gerus sampai homogen, sisihkan (campuran I).
d. Mengambil 15 tablet Codikaf kekuatan 10mg , masukkan dalam mortir, gerus sampai halus, masukkan
campuran I gerus sampai homogen, sisihkan (campuran II).

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 70


Petunjuk Praktikum Farmasetika

e. Mengambil 10 tablet GG masukkan dalam mortir, gerus sampai halus.


f. Masukkan campuran II ke dalam mortir gerus sampai homogen.
g. Menimbang semua sediaan yang ada dalam mortir, lalu tambahkan laktosum 1400 mg gerus sampai
homogen. Memindahkan sediaan dari mortir ke kertas perkamen.
h. Menata kertas perkamen sebanyak 10 lembar, bagi sediaan secara visual dari arah kiri ke kanan.
i. Membungkus sediaan dari arah kanan ke kiri
j. Masukkan puyer kedalam plastik klip, sertakan etiket putih dan label NI.

9. ETIKET DAN LABEL


a. Etiket b. Label

APOTEK BHAKTI WIYATA Obat ini tidak boleh


JL.K.H. WAHID HASYIM No. 65 KEDIRI diulang tanpa resep dokter
APA : Apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA: 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

No. 01 Tgl. 03/01/2023

Dilan
3 x sehari 1 bungkus
SESUDAH / SEBELUM MAKAN Y

10. SINONIM

CTM : Chloropheniramini maleas , bekachloreat


GG : gliseril guayakolat, guaicol glyceryl ether, glycerpol guaiacolate
Methylprednisolone : Depomedrol, urbason,medrone, medrol, neo medrol
Codikaf : codein hydrocloridum

11. BAHASA LATIN

Singkatan Kepanjangan Arti


R/ Recipe Ambil
Qs Quantum satis Secukupnya
Mf Misce fac Campur buatlah
Pulv Pulveres Serbuk
Dtd da tales dosis berikan sesuai takaran
No Nomero Sejumlah
S Signa Tandai
tdd ter de die Tiga kali sehari
Pc post coenam Sesudah makan

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 71


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 4. Jurnal Praktikum

JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA

LABORATORIUM FARMASETIKA NAMA :


FAKULTAS FARMASI NIM/TINGKAT :
IIK BHAKTA PRODI :
KEDIRI HARI/TANGGAL
:

1. RESEP 2. KELENGKAPAN RESEP

3. RESEP STANDART

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 72


Petunjuk Praktikum Farmasetika

4. MONOGRAFI

Nama Bahan Obat Pemerian Kelarutan Khasiat Referensi

5. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN

PERMASALAHAN PENYELESAIAN

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 73


Petunjuk Praktikum Farmasetika

6. PERHITUNGAN DOSIS

7. PENIMBANGAN

Nama Bahan Obat Pengambilan Cek Fisik Golongan Ket.


(Perhitungan Penimbangan) Bahan Bahan (ED) Obat

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 74


Petunjuk Praktikum Farmasetika

8. PROSEDUR KERJA / TAHAP PERACIKAN

9. ETIKET DAN LABEL


a. Etiket b. Label

10. SINONIM 11. BAHASA LATIN

Singkatan Kepanjangan Arti

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 75


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 5. Etiket Obat Dalam dan Obat Luar


APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA
Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 76


Petunjuk Praktikum Farmasetika

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN SEBELUM / SESUDAH MAKAN

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 77


Petunjuk Praktikum Farmasetika

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri Jl. KH.Wahid Hasyim 65 Kediri
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 78


Petunjuk Praktikum Farmasetika

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA APOTEK RS.DR. HUSADA


Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri Jl. Kenanga No. 1 Kediri
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
No : Tgl : No : Tgl : No : Tgl :

………………………. ………………………. ……………………….


(OBAT LUAR) (OBAT LUAR) (OBAT LUAR)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 79


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 6. Label NI dan Label Kocok Dahulu

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang Obat ini tidak boleh diulang
tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter tanpa resep dokter

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 80


Petunjuk Praktikum Farmasetika

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 81


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 7. Blangko Copy Resep

APOTEK BHAKTI WIYATA APOTEK BHAKTI WIYATA


JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI JL. KH WAHID HASYIM 65 KEDIRI
APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm. APA : apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.
SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559 SIPA : 19921025/SIPA-55.99/2017/11559

COPY RESEP COPY RESEP


Dari :...................... Tanggal : ......................... Dari :...................... Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : ........................ Dibuat tgl : ..................... No. Resep : ........................
Untuk : ..................... Umur/BB : ......................... Untuk : ..................... Umur/BB : .........................
Alamat : ..................... Alamat : .....................

R/ R/

pcc pcc

(apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.) (apt. Yani Maghfiroh, S. Farm.)

APOTEK RS. DR. HUSADA APOTEK RS. DR. HUSADA


JL. KENANGA NO.1 KEDIRI JL. KENANGA NO.1 KEDIRI
APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si APA : apt. Sri Wahyuni N., S. Si
SIPA : 19780920/SIPA-56.98/2016/11559 SIPA : 19780920/SIPA-56.98/2016/11559

COPY RESEP COPY RESEP


Dari :...................... Tanggal : ......................... Dari :...................... Tanggal : .........................
Dibuat tgl : ..................... No. Resep : ........................ Dibuat tgl : ..................... No. Resep : ........................
Untuk : ..................... Umur/BB : ......................... Untuk : ..................... Umur/BB : .........................
Alamat : ..................... Alamat : .....................

R/ R/

pcc pcc

(apt. Sri Wahyuni N., S. Si) (apt. Sri Wahyuni N., S. Si)

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 82


Petunjuk Praktikum Farmasetika

Lampiran 8. Label Peringatan

P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.


P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
ditelan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
ditelan ditelan Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.


P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
ditelan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
ditelan ditelan
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
ditelan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
ditelan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.


Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
ditelan ditelan Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.


P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras. Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
ditelan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
ditelan ditelan
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
ditelan ditelan
P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan
P. No.2 Awas ! obat keras. P. No.2 Awas ! obat keras.
Hanya untuk kumur jangan Hanya untuk kumur jangan
ditelan ditelan P. No.6 Awas ! obat keras. P. No.6 Awas ! obat keras.
Obat wasir jangan ditelan Obat wasir jangan ditelan

Prodi S1 Farmasi IIK Bhakta Kediri | 83

Anda mungkin juga menyukai