Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

Iin Lidia Putama Mursal, S.Si., M.Si


apt. Sudrajat Sugiharta, M.Farm

NAMA : ...............................................................................

NIM/KELAS : …….......................................................................

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Kami
panjatkan puji syukur atas karunia dan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga penyusunan buku panduan/modul praktikum dapat diselesaikan.
Modul praktikum Farmasi Fisika ini berisi pedoman dan tata cara berpraktik mengenai
topik Farmasi Fisika meliputi kelarutan, viskositas dan rheologi, emulsifikasi, dan ukuran
partikelKami menyadari bahwa penuntun praktikum ini masih membutuhkan pengembangan
lebih lanjut, oleh sebab itu diharapkan kritik dan saranya yang membangun untuk membantu
pengembangan panduan praktikum ini agar lebih. Semoga panduan praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua pihak yang berkepentingan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
TATA TERTIB LABORATORIUM FARMASI FISIKA ............................................................. 3
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM ........................................................... 5
MODUL 1 KELARUTAN ........................................................................................................ 7
MODUL 2 VISKOSITAS DAN RHEOLOGI .......................................................................... 13
MODUL 3 TEGANGAN PERMUKAAN ................................................................................ 22
MODUL 4 EMULSIFIKASI .................................................................................................. 28
MODUL 5 UKURAN PARTIKEL .......................................................................................... 36

2
TATA TERTIB LABORATORIUM FARMASI FISIKA

Tata tertib yang harus ditaati selama praktikum di Laboratorium Fisika Dasar :
1. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 5 menit sebelum acara praktikum
berlangsung. Keterlambatan lebih dari 10 menit tidak diperkenankan mengikuti pretest.
Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apabila keterlambatan lebih dari 15
menit.
2. Selama praktikum berlangsung tidak boleh meninggalkan laboratorium kecuali mendapat
izin dari staf pengajar atau asisten yang bertugas.
3. Praktikan harus memakai jas laboratorium, haircup (bagi yang tidak berkerudung),
nametag (berisi nama panggilan dan tiga digit terakhir dari NIM), masker, dan memakai
sepatu kets (tertutup).
4. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan cara kerja sebelum praktek
berlangsung. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengumpulkan laporan awal
yang merupakan prasyarat mengikuti acara praktikum pada hari itu. Praktikan yang tidak
mengumpulkan laporan awal, tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari tersebut.
5. Setiap praktikum dibagi menjadi kelompok kecil oleh staf pengajar atau asisten yang
bertugas. Tiap-tiap kelompok kecil bekerja bersama-sama dalam satu meja untuk tiap acara
praktikum.
6. Praktikan diharuskan bekerja secara terencana, hati-hati dan teliti. Setelah selesai
praktikum, alat-alat maupun bahan yang digunakan harus dikembalikan dalam kondisi
bersih dan utuh.
7. Semua praktikan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan ruang praktikum,
serta alat-alat yang digunakan.
8. Praktikan yang merusak, memecahkan dan atau menghilangkan alat diharuskan melapor ke
dosen/asisten praktikum dan mengganti alat tersebut secepatnya. Praktikan yang merusak,
memecahkan dan atau menghilangkan alat diwajibkan menuliskan pada blangko yang telah
disediakan di lab di bawah pengawasan dosen/asisten praktikum. Blangko penggantian alat
yang telah diisi diserahkan kepada Laboran yang bertugas
9. Praktikan diharuskan menjaga kemurnian bahan-bahan yang dipakai dan menjauhkan
segala macam kontaminan yang dapat mengganggu kevalidan hasil praktikum.
10. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena alasan sakit atau tugas
prodi/fakultas/universitas diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum golongan lainnya
(dengan catatan praktikum golongan lain belum berlangsung). Praktikan terlebih dulu

3
meminta ijin kepada koordinator praktikum dengan membawa surat keterangan sakit atau
surat tugas dari prodi/fakultas/universitas kemudian koordinator praktikum memberikan
surat ijin mengikuti praktikum golongan lain.
11. Setelah selesai pelaksanaan dan pengamatan praktikum, praktikan wajib membuat data
sementara yang akan dikoreksi oleh asisten pendamping kelompok yang bersangkutan.
Data sementara yang sudah disetujui asisten bisa langsung dibawa pulang untuk dibuat
Laporan Akhir praktikum pada hari itu. Pengamatan dilakukan sesuai kebutuhan dan waktu
yang telah ditentukan.
12. Pengamatan praktikum yang dilakukan di luar jam praktikum harus didampingi oleh
assisten pendamping kelompok yang bersangkutan. Praktikan bisa membuat kesepakatan
dengan assisten pendamping sesuai kebutuhan dan waktu yang diperlukan.
13. Untuk mengikuti praktikum minggu berikutnya diharuskan sudah menyerahkan Laporan
Akhir dari acara praktikum minggu sebelumnya. Bila pada saat itu tidak menyerahkan
laporan, nilai laporan sama dengan NOL.
14. Bila praktikan berhalangan dan tidak dapat mengikuti acara praktikum yang menyebabkan
nilai-nilainya kosong, maka nilai akhir adalah seluruh nilai yang ada dan kemudian
dikonversi berdasar standar nilai yang telah ditetapkan.
15. Tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
16. Bekerja dengan tertib dan mengerjakan sendiri walaupun dalam kelompok.

4
PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan praktikum diketik microsoft word


2. Margin (batas teks) 4 cm untuk batas kiri dan atas dan 3 cm untuk batas kanan dan bawah
(4,4,3,3)
3. Saat memulai praktikum mahasiswa wajib membawa laporan sementara dan form data
pengamatan, dan membuat laporan akhir setelahnya

Format Laporan Sementara


Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Umum
1.4 Tujuan Khusus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori 1 (Tema)
2.2 Teori 2 (Zat aktif)
2.3 Teori 3 (Metode)
2.4 Teori n

BAB 3 ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA


3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur Kerja
3.3 Analisis Data
FORM DATA PENGAMATAN
DAFTAR PUSTAKA

5
Format Laporan Resmi
Laporan Sementara
+
BAB 4 HASIL
BAB 5 PEMBAHASAN
BAB 6 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4. Judul Praktikum ditulis dengan huruf kapital dan diposisikan di tengah contoh :
MODUL 1. LARUTAN DAN KELARUTAN
5. Teori praktikum bisa anda baca pada modul praktikum dan bisa anda tambahkan
dengan referensi lain yang berhubungan dengan materi praktikum pada modul tersebut
6. Penulisan cara kerja pada laporan menggunakan kalimat pasif,
Contoh 1 :
Pada modul tertulis : masukkan asam salisilat sebanyak 0,5 gram ke dalam larutan A
Maka yang anda tulis pada laporan : asam salisilat sebanyak 0,5 gram dimasukkan
ke dalam larutan A
Contoh 2 :
Pada modul tertulis : aduk larutan menggunakan magnetic stirer selama 10 menit
Maka yang anda tulis pada laporan : larutan diaduk menggunakan magnetic stirer
selama 10 menit
7. Jika di dalam laporan anda terdapat gambar, maka harus dituliskan keterangan dari
gambar terebut
8. Contoh penulisan daftar pustaka :
Martin AM. 2006. Physical Pharmacy, 4th Ed., Lea & Febiger, Philadelphia,

6
MODUL 1
KELARUTAN

1.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini praktikan diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian kelarutan
2. Menjelaskan tentang pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
4. Melakukan pengukuran kelarutan zat dalam pelarut

1.2 Dasar Teori


Secara kualitatif kelarutan didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih
zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Sedangkan secara kuantitatif, kelarutan
dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan
tertentu. Kelarutan dapat dinyatakan dalam satuan milliliter pelarut yang dapat melarutkan
suatu gram zat. Kelarutan juga dapat dinyatakan dalam molaritas, molalitas dan persen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat. Antara lain :
1. Pengaruh pH
2. Pengaruh temperatur
3. Pengaruh jenis pelarut
4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel
5. Pengaruh konstanta dielektrik
6. Pengaruh penambahan zat lain

1. Pengaruh pH
Dalam dunia pengobatan zat aktif yang sering digunakan umumnya adalah zat
organik yang bersifat asam lemah dan basa lemah. Hubungan antara pH dengan kelarutan
asam dan basa lemah digambarkan oleh persamaan berikut:
Untuk asam lemah :
𝑆−𝑆0
𝑝𝐻𝑝 = 𝑝𝐾𝑎 + log 𝑆0

Untuk basa lemah :


𝑆0
𝑝𝐻𝑝 = p𝐾𝑤 − 𝑝𝐾𝑏 + 𝑙𝑜𝑔 𝑆−𝑆0

7
keterangan :
𝑝𝐻𝑝 = harga pH terendah atau tertinggi dimana zat yang terbentuk asam atau
basa lemah masih dapat larut. Di bawah/ di atas pH tersebut zat akan
mengendap sebagai asam atau basa lemah yang terdisosiasi.
S = Konsentrasi molar zat dalam gram yang ditambahkan
𝑆0 = kelarutan molar fraksi asam atau basa yang tidak terdisosiasi

2. Pengaruh Temperatur
Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung pada temperatur, titik leleh
zat padat dan panas peleburan zat tersebut. Pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat
dalam larutan ideal diberikan oleh persamaan Van’t Hoff’s berikut :
𝐻𝑓 (𝑇0 − 𝑇)
log 𝑋2𝑖 =
2,303 𝑅(𝑇𝑇0 )
Keterangan :
𝑋2𝑖 = kelarutan zat ideal dalam fraksi mol
𝑇 = temperature absolout larutan
𝑇0 = titik leleh zat dalam temperatur absolout
𝐻𝑓 = panas pelarutan molar

3. Pengaruh jenis pelarut


Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar akan
melarutkan zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebalikanya. Kelarutan zat juga tergantung
pada struktur zat, seperti pada perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu molekul.
Makin panjang rantai gugus non polar dari suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam
air.

4. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel


Kelarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel suatu zat
sesuai dengan persamaan berikut :
𝑆 2𝛾𝑣
log =
𝑆0 2,303 𝑅𝛵𝑟
Di mana :
S = kelarutan dari partikel halus
𝑆0 = kelarutan zat padat yang ukuran partikelnya lebih besar

8
𝛾 = tegangan permukaan partikel zat padat yang dalam hal ini sangat sukar
ditentukan
v = volume partikel dalam cm3 per mol
r = jari-jari akhir partikel dalam cm
R = konstanta gas (8,314 x 107 erg/der mol
T = temperatur asolout

Konfgurasi molekul dan bentuk susunan kristal juga berpengaruh terhadap


kelarutan zat. Partikel yang bentuknya tidak simetris lebih mudah larut bila dibandingkan
dengan partikel yang bentuknya simetris.

5. Pengaruh konstanta dielektrik


Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar
mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat polar, sedangkan
zat-zat nonpolar sukar larut di dalamnya. Begitu pula sebaliknya.

6. Pengaruh penambahan zat lain


Surfaktan adalah zat yang sering digunakan untuk menaikkan kelarutan zat.
Molekul surfaktan terdiri atas dua bagian yaitu bagian polar dan non polar. Apabila
didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah akan berkumpul pada permukaan
dengan mengorietasikan bagian polar ke arah lain dan bagian non polar kearah udara,
membentuk suatu lapisan mono molekuler. Bila permukaan cairan telah jenuh dengan
molekul-molekul surfaktan, maka molekul-molekul yang berada di dalam cairan akan
membentuk suatu agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel mulai
terbentuk disebut konsentrasi kritik misel (CMC).

1.3 Alat dan Bahan


Alat :
- Beaker gelas
- Buret
- Gelas ukur
- Gelas erlenmayer
- Corong gelas
- Hot Plate

9
- Oven
- Timbangan analitik
- Stopwatch
- Spatula
Bahan :
- Aquabides (H2O)
- Alkohol (C2H6O)
- Asam benzoat
- Propilen glikol (C3H8O2)
- Kertas saring
- Kertas timbang
1.4 Cara Kerja
1.4.1 Penentuan Kelarutan Asam Benzoat
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang kertas saring kosong
3. Timbang asam benzoat sebanyak 0,3 gram
4. Masukkan asam benzoat yang telah ditimbang ke dalam 100 ml air (aquades), dan
tambahkan air sebanyak 50 ml.
5. Kemudian diaduk selama 5 menit pada suhu kamar
6. Saring campuran tersebut menggunakan kertas saring.
7. Letakkan kertas saring dalam cawan penguap, dan dikeringkan didalam oven pada
suhu 100° C selama 30 menit
8. Timbang sisa asam benzoat kering yang tertinggal diatas kertas saring
9. Hitung kelarutan asam benzoat
10. Lakukan duplo tiap pengujian

1.4.2 Pengaruh Suhu pada Kelarutan Asam Benzoat


1. Timbang kertas saring kosong
2. Timbang 0,3 gram asam benzoat
3. Masukkan kedalam gelas kimia 100 ml, kemudian tambahkan 50 ml air aquadest
bersuhu 10° C, kemudian aduk selama 3 menit
4. Saring campuran tersebut menggunakan kertas saring. Letakkan kedalam cawan
penguap. kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100° C selama 30 menit
5. Timbang sisa asam benzoat kering yang tertinggal diatas kertas saring

10
6. Hitung kelarutan asam benzoat
7. Ulangi prosedur tersebut dengan melarutkan azam benzoat pada suhu 50° C
8. Bandingkan kelarutan asam benzoat pada suhu 10° C, suhu kamar, dan 50° C
9. Lakukan duplo tiap penentuan

1.4.3 Pengaruh Pelarut Campur terhadap Kelarutan Suatu Zat


1. Buatlah 100 ml campuran bahan pelarut yang tertera pada tabel berikut ini.
Kelompok Air Etanol 96% Propilenglikol
(% v/v) (% v/v) (% v/v)
Uji 1 70 0 30
Uji 2 70 15 15
Uji 3 70 30 0
Kontrol 100 0 0
2. Ambil 20 ml campuran pelarut, tambahkan asam salisilat sebanyak 100 mg
ke masing-masing campuran pelarut. Aduk campuran selama 10 menit
3. Saring larutan. Ambil sebanyak 5 ml larutan dan tentukan kadar asam
salisilat yang larut dengan cara titrasi asam basa dengan peniter NaOH 0,1
N dan indikator fenoftalein.
4. Bandingkan kelarutan asam salisilat pada masing-masing campuran pelarut
5. Lakukan duplo tiap penentuan

1.4.4 Pengaruh Penambahan Surfaktan terhadap Kelarutan Suatu Zat


1. Buat 100 ml larutan Tween 80 dengan konsentrasi 0 mg/100 ml; 25 mg/100
ml; 50 mg/100 ml; 75 mg/100ml
2. Ambil 10 ml masing-masing larutan dan tambahkan 100 mg asam salisilat
kedalam masing-masing larutan
3. Aduk campuran selama 5 menit
4. Saring dan tentukan kadar asam salisilat yang terlarut dalam masing-
masing larutan dengan cara titrasi asam basa menggunakan peniter NaOH
0,1 N dan indikator fenoftalein
5. Buat kurva antara kelarutan asam salisilat dengan konsentrasi Tween 80
yang digunakan. Bandingkan kelarutan asam salisilat dalam berbagai
larutan tween.

11
FORM DATA PENGAMATAN
Nama Kelompok Praktikum 1 Halaman
1. KELARUTAN 1 dari 2
2.

Paraf/acc

1. Penentuan Kelarutan Asam Benzoat


Pengujian Kelarutan
Uji 1
Uji 2
Rata-rata + SD

2. Pengaruh Suhu pada Kelarutan Asam Benzoat


Pengujian Kelarutan
10° C Suhu kamar 50° C
Uji 1
Uji 2
Rata-rata + SD

3. Pengaruh Pelarut Campur terhadap Kelarutan Suatu Zat


Pengujian Kelarutan
Kel. Uji 1 Kel. Uji 2 Kel. Uji 3 Kel. Kontrol
Uji 1
Uji 2
Rata-rata + SD

4. Pengaruh Penambahan Surfaktan terhadap Kelarutan Suatu Zat


Pengujian Kelarutan
Tween 80 Tween 80 Tween 80 Tween 80
0 mg/100 ml 25 mg/100 ml 50 mg/100 ml 75 mg/100ml
Uji 1
Uji 2
Rata-rata + SD

12

Anda mungkin juga menyukai