Anda di halaman 1dari 74

PRODI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENUNTUN PRAKTIKUM
FARMASI PRAKTIS

TIM PENYUSUN :
apt. Yardi, Ph.D
apt. Vidia Arlaini Anwar, M.Farm
Yuni Anggraeni, M.Farm, Apt
PENUNTUN PRAKTIKUM
FARMASI PRAKTIS

NAMA :
NIM :
KELAS :

PRODI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2021
DAFTAR KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Responsi
2. Kajian Administrasi Resep, Kopi Resep Dan Etiket
3. Kajian Farmaseutika Dan Dosis
4. Pelayanan Kefarmasian Pada Resep Obat Penyakit Degeneratif : Anti Diabetes,
Anti Hipertensi, Dislipidemia (Kajian Klinis)
5. Penerimaan Obat, Penyimpanan, Pemusnahan Dan Penarikan
6. Pelayanan Kefarmasian Pada Resep Obat Anak-Anak (Compounding Sediaan
Puyer)
7. Pelayanan Kefarmasian Pada Resep Obat Penyakit Degeneratif : Anti Diabetes,
Anti Hipertensi, Dislipidemia (Konseling 1)
8. Ujian Tengan Semester
9. Pelayanan Kefarmasian Pada Resep Obat Penyakit Degeneratif : Anti Diabetes,
Anti Hipertensi, Dislipidemia (Konseling 2)
10. Pelayanan Kefarmasian Pada Resep Obat Dengan Pemakaian Khusus :Tetes Mata,
Salep, Krim, Asma, Dll (Konseling 3)
11. Swamedikasi & Minor Ailment 1
12. Swamedikasi & Minor Ailment 2
13. Penyiapan Materi Pelayanan Informasi Obat
14. Pelayanan Informasi Obat Kepada Masyarakat
15. Ujian Semester
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan bagian yang mendasar yang memiliki peranan sangat besar
dalam menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera bagi semua orang. Beberapa barrier
yang dapat menyebabkan tidak tercapainya kesehatan yang baik adalah sebagai berikut :
1. Buruknya akses terhadap produk medis yang berkualitas
2. Kurangnya akses terhadap layanan professional kesehatan yang terlatih
3. Biaya pelayanan kesehatan yang tinggi
4. Standar pendidikan profesional kesehatan yang kurang baik
Obat merupakan bagian yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Obat adalah
komponen esensial dalam penanganan penyakit baik dalam tahap pencegahan maupun
pengobatannya. Manfaat pengobatan sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Terdapat
gap antara khasiat obat yang terlihat dalam pengujian klinis dengan keefektifannya saat
digunakan di dalam praktek klinis. Gap ini terjadi akibat beberapa faktor berikut :

1. Masalah dalam pemilihan obat dan dosisnya


2. Cara pemberian/penggunaan obat yang tidak tepat
3. Kurangnya kepatuhan pasien dalam menggunakan obat
4. Terjadinya interaksi obat-obat serta obat-makanan
5. Terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction)
Faktor-faktor tersebut diatas berimplikasi terhadap biaya kesehatan.

Farmasis/apoteker sebagai professional kesehatan yang terlatih, memiliki peranan


yang penting dalam mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan obat. Farmasis berperan
dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dan memperkecil gap yang terjadi
antara khasiat obat pada pengujian klinis dan khasiatnya dalam praktek klinis. Federasi
farmasis internasional/ FIP dan organisasi kesehatan dunia/ WHO telah mengeluarkan suatu
panduan bagi farmasi dalam melaksanakan praktek profesinya dalam bentuk Good Pharmacy
Practice (GPP). GPP merupakan praktek farmasi yang mampu merespon kebutuhan
masyarakat pengguna jasa farmasis dengan memberikan pelayanan yang terbaik yang tujuan
akhirnya adalah agar masyarakat mendapatkan manfaat/khasiat terbaik dari obat yang mereka
gunakan. GPP ini semakin memantapkan peran farmasis yang lebih berorientasi kepada pasien
(patient oriented).
Apoteker/ Farmasis Indonesia sebagai bagian dari farmasis dunia tentunya juga harus
memberikan konstribusi yang maksimal dalam melaksanakan praktek profesinya. Ikatan
Apoteker Indonesai telah mengeluarkan sembilan kompetensi apoteker Indonesia sebagai
berikut :
1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional dan etik
2. Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi
3. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai
standar yang berlaku
5. Mempunyai keterampilan dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan
6. Mampu berkonstribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
7. Mempu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan standar yang
berlaku
8. Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu membangun hubungan
interpersonal dalam melaukan praktik kefarmasian
9. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berhubungan dengan kefarmasian
Dengan memiliki Sembilan kompetensi tersebut diharapkan apoteker Indonesai dapat
memberikan konstribusi terbaiknya terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.

Kementrian kesehatan Republik Indonesia sebagai regulator tenaga kesehatan di


Indonesia termasuk apoteker, telah mengeluarkan beberapa standar pelayanan kefarmasian
melalui peraturan menteri kesehatan (PERMENKES) yang menjadi acuan bagi apoteker untuk
melaksanakan praktek profesinya pada sarana pelayanan kefarmasian. Standar pelayanan
kefarmasian yang dimaksud adalah :
1. PERMENKES RI nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah sakit
2. PERMENKES RI nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
3. PERMENKES RI nomor 74tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
Kegiatan praktikum farmasi praktis ini bertujuan untuk melatih mahasiswa farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
menjalankan pelayanan kefarmasian pada sarana pelayanan kefarmasian. Pelayanan
Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian meliputi:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Pelayanan farmasi klinik.
Praktium farmasi praktis lebih menitikberatkan pada pelayanan farmasi klinis dengan sedikit
menyentuh kegiatan pengelolaan. Mahasiswa akan mempraktekkan bagaimana seorang
farmasis di apotek, puskesmas, klinik atau instalasi farmasi rumah sakit seharusnya menangani
seorang pasien yang datang untuk menebus resep. Secara umum langkah-langah pelayanan
resep di sarana pelayanan kefarmasian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Setelah mengikuti kegiatan praktikum farmasi praktis ini, mahasiswa diharapkan lebih
siap dan mampu dalam melaksanakan praktek profesinya kelak ditengah masyarakat setelah
mereka lulus.

Ciputat, Februari 2021

Tim Penyusun
TATA TERTIB SELAMA KEGIATAN PRAKTIKUM

Selama melaksanakan kegiatan praktikum, seluruh mahasiswa wajib :


1. Hadir paling lambat 10 menit sebelum melaksanakan praktikum.
2. Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin pengawas praktikum.
3. Praktikan harus menggunakan seragam laboratorium (jas laboratorium) selama praktikum
berlangsung.
4. Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum.
5. Praktikan harus siap dengan topik yang akan dipraktikumkan
6. Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
7. Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktikum.
8. Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman ke dalam
laboratorium.
9. Hanya boleh menggunakan meja praktiikum sesuai dengan tempat yang telah ditentukan
untuk setiap praktikan.
10. Dilarang memindahkan peralatan praktikum dari tempat semula.
11. Setelah selesai digunakan, semua bahan praktikum harus dikembalikan pada tempatnya
semula dalam keadaan rapi dan bersih.
12. Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan diperlakukan dengan baik dan
penuh tanggung jawab.
13. Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin pengawas setelah semua
bahan dan peralatan praktikum dibersihkan / dibereskan sebagaimana mestinya.
14. Setiap kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk memelihara kebersihan
laboratorium.
15. Pelanggaran tat tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh mengikuti praktikum.

RUBRIK PENILAIAN
No Nama Mahasiswa Penilaian Laporan UTS UAS Nilai
tiap (15%) (30%) (40%) Total
kegiatan Range: 60 Range: 0 Range: 0 Range: 0
praktikum - 100 - 100 - 100 - 100
(15%)
Range: 60
- 100
Ciputat, .............................2021

Dosen

FORMAT LAPORAN
Laporan praktikum disusun mengikuti format berikut :

1. BAB I. PENDAHULUAN
 tujuan
 kajian teoritis
2. BAB II. ISI UTAMA LAPORAN
 Prosedur kerja
 Hasil & pembahasan
3. KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
 Saran
PRAKTIKUM I
RESPONSI

Responsi merupakan kegiatan awal praktikum. Dalam kegiatan ini dosen akan
memberikan gambaran secara singkat tentang pelaksanaan praktikum selama satu semester.
Dalam rensponsi ini akan disampaikan pula hal-hal sebagai berikut :
1. Kontrak pembelajaran
2. Tata tertib mahasiswa selama mengikuti kegiatan praktikum
3. Pembagian kelompok
4. Tata cara penilaian
5. Format laporan praktikum
6. Dan hal-hal lain yang dianggap perlu
PRAKTIKUM I
RESPONSI

Responsi merupakan kegiatan awal praktikum. Dalam kegiatan ini dosen akan
memberikan gambaran secara singkat tentang pelaksanaan praktikum selama satu semester.
Dalam rensponsi ini akan disampaikan pula hal-hal sebagai berikut :
1. Kontrak pembelajaran
2. Tata tertib mahasiswa selama mengikuti kegiatan praktikum
3. Pembagian kelompok
4. Tata cara penilaian
5. Format laporan praktikum
6. Dan hal-hal lain yang dianggap perlu

1
PRAKTIKUM II
KAJIAN ADMINISTRASI RESEP, KOPI RESEP DAN ETIKET

Persyaratan administratif pada sebuah resep perlu diperhatikan oleh tenaga kefarmasian
(apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dibawah pengawasan apoteker). Informasi-informasi
yang harus ada dalam sebuah resep terkait kelengkapan administratif ini penting dan akan
memudahkan pekerjaan apoteker. Contoh yang menggambarkan pentingnya informasi tersebut
adalah sebagai berikut :
 Identitas dokter penulis resep (nama, alamat, nomor telpon) akan mempermudah
apoteker untuk melakukan komunikasi pada saat diperlukan. Misalnya ketika ada
hal yang peerlu dikonfirmasi terkait nama obat, kekuatan sediaan dan lain-lain.
 Informasi terkait umur dan berat bedan akan sangat bermanfaat bagi pasien anak-
anak dimana diperlukan dalam melakukan pengecekan dosis.
Poin-poin administrasi yang perlu ditelaah dapat mengacu kepada ketiga standar pelayanan
kefarmasian yang telah diterbitkan oleh pemerintah ataupun cara penuliusan resep yang baik
yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia (World Healt Organization).
Yang dimaksud dengan salinan resep menurut Kepmenkes no. 280 th 1981 adalah
salinan yang dibuat apoteker, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli
harus memuat pula: nama dan alamat apotek, nama dan SIA, tanda tangan atau paraf APA, det/
detur untuk obat yang sudah diserahkan atau ne detur untuk obat yang belum diserahkan, nomor
resep, dan tanggal pembuatan. Bagian-bagian salinan resep adalah sebagai beriku :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan APA dan nomor SIA
3. Nama, umur, pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal penulisan resep
6. Tanggal dan nomor urut pembuatan
7. Tanda R/
8. Tanda “det” atau “deteur” untuk obat yang sudah diserahkan “ne det” atau “ne deteur”
untuk obat yang belum diserahkan
9. Tuliskan p.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan resep telah ditulis
sesuai dengan aslinya.

2
Etiket atau label obat (penandaan obat) adalah penandaan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kefarmasian (Rumah Sakit, Puskesmas, apotek) yang biasanya ditempel di depan
obat atau alat kesehatan yang berguna untuk memberikan informasi penggunaan kepada para
pemakai obat atau alat kesehatan tersebut. Etiket berdasarkan fungsinya terdiri dari 2 :
1. Etiket Putih adalah etiket yang digunakan untuk obat yang dikonsumsi melalui saluran
pencernaan
2. Etiket Biru adalah etiket yang digunakan untuk obat yang tidak dikonsumsi melalui
saluran pencernaan

Tujuan praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar pelayanan kefarmasian yang ada yaitu :
1. Membaca resep
2. Mengkaji resep secara administrasi
3. Membuat kopi resep dan etiket

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep yang terdapat pada penuntun
praktikum ini!
2. Lakukan pengkajian terhadap kelengkapan
administrasi resep, dan Catatlah masalah yang
terdapat pada resep jika ada. Lakukan langkah
yang perlu diambil sebagai seorang apoteker
terhadap masalah yang ada!
3. Buatlah kopi resep terhadap resep yang ada
sesuai dengan instruksi pada masing-masing
resep!
4. Buatlah etiket terhadap obat yang terdapat pada
resep dengan menganggap bahwa obat tersebut
diserahkan kepada pasien
5. Membuat laporan

3
Resep 1 Resep 2

Pasien minta dibuatkan kopi resep untuk


keperluan klaim asuransi kesehatannya

Resep 3

Alat & bahan yang perlu dibawa


1. Kertas folio
2. Alat tulis
3. Kopi resep (template terlampir)
4. Etiket obat(template terlampir)

Pasien mendapatkan semua obat yang tertulis


pada resep. Buatlah kopi resep atas resep di atas

4
PRAKTIKUM III
KAJIAN FARMASEUTIKA DAN DOSIS

Kajian farmasetika merupakan salah satu peran klinis yang perlu dilakukan oleh apoteker yang
dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian terhadap resep pasien. Poin-poin kajian farmasetika dapat
dilihat pada pedoman penulisan resep yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia/WHO maupun dari
standar pelayanan kefarmasian yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang
terdiri dari :
 Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan;
 Dosis dan jumlah obat
 stabilitas
 Aturan dan cara penggunaan
 kompatibilitas (ketercampuran Obat)
Dosis Obat dapat didefinisikan sebagai jumlah obat yang diberikan kepada penderita
dalam satuan berat (gram,miligram, microgram) atau satuan isi (mililiter, liter) atau Unit –unit
lainnya (Unit Internasional). Dosis obat adalah jumlah obat yang cukup tapi tidak terlalu
banyak, dengan maksud menghasilkan efek terapi optimum pada pasien yang diberikan dengan
dosis yang serendah mungkin. Terdapat beberapa cara untuk menentukan jumlah dosis yang
diberikan kepada pasien yakni sebagai berikut :
a) Berdasarkan usia
b) Berdasarkan berat badan
c) Berdasarkan luas permukaan tubuh

Tujuan praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar pelayanan kefarmasian pada sarana pelayanan kefarmasian, yaitu :
1. Mahasiswa dapat melakukan kajian farmaseutika pada resep dan menindaklanjuti resep
tersebut
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis

5
Resep 1 Resep 2

Soal 3 Prosedur kerja :


1. Lakukanlah pengkajian farmasetika
terhadap semua resep yang ada!
2. Lakukanlah perhitungan dosis pada
resep nomor 2 dan 3!
3. Buatlah laporan atas kegiatan yang
dilakukan!

Alat & bahan yang perlu dibawa


1. Kertas folio
2. Alat tulis

6
PRAKTIKUM IV
Pelayanan kefarmasian pada resep Obat penyakit degeneratif : anti
diabetes, anti hipertensi, dislipidemia (kajian klinis)

Kajian klinis merupakan bagian dari skrining resep yang perlu dilakukan oleh apoteker
sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian dari kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Kajian klinis ini perlu dilakukan guna mencegah terjadinya kesalahan pengobatan yang dapat
merugikan pasien karena akan mengganggu penjapaian tujuan terapi pasien.

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian di apotek/apote rawat jalan rumah sakit/klinik yang meliputi :
1. Pembacaan dan pelayanan resep pasien
2. Pengkajian klnis resep

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep yang diberikan dengan
dengan baik
2. Lakukan kajian klinis terhadap resep
tersebut dengan mengacu kepada
PERMENKES tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek yang meliputi :
 Ketepatan indikasi
 Ketepatan dosis obat
 Ketepatan aturan, cara dan lama
penggunaan
 Adanya duplikasi dan/atau polifarmasi
 Reaksi obat yang tidak diinginkan
(alergi, efek samping obat, manifestasi
klinis lain
 Kontraindikasi
 Interaksi
3. Buatlah laporan atas kajian linis tersebut
7
Resep 1 Resep 2

Alat & bahan yang perlu dibawa


1. Kertas folio
2. Alat tulis

8
PRAKTIKUM V
PENERIMAAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN
OBAT

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia. Obat merupakan produk khusus yang dalam pengelolaannya
diberlakukan berbagai aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Aturan-aturan ini dikeluarkan
dengan tujuan untuk menjaga mutu dan keamanan obat serta guna menghindari masalah terkait
penyalahgunaan obat.

Tujuan praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang terkait dengan pengelolaan sediaan farmasi, yaitu :
1. Penerimaan obat
2. Penyimpanan obat
3. Berita acara pemusnahan obat kadaluarsa/
rusak
4. Daftar obat yang dimusnahkan
5. Berita acara pemusnahan resep
6. Pelaporan pemakaianan narkotika
7. Pelaporan pemakaianan psikotropia

Prosedur kerja :
Kerjakanlah soal-soal berikut ini!

1. Apotek PRODI FARMASI UIN JKT secara rutin melakukan kegiatan stok opname sediaan
farmasi setiap tiga bulan sekali, yakni pada tanggal terakhir bulan Maret, Juni, September
dan Desember. Kegiatan ini dilakukan untuk memonitor sediaan farmasi guna mencegah
terjadinya kehilangan barang, kerusakan, mengidentifikasi sediaan farmasi yang slow
moving guna mencegah kerugian apotek dan mengefisienkan pengelolaan sediaan farmasi.

9
Pada stok opname yang dilakukan pada tanggal 31 Maret tahun berjalan, didapat data-data
berikut ini :
a. Obat yang mengalami kadaluarsa :
 Amoksisilin kapsul 500 mg = 50 kapsul (Feb tahun berjalan)
 Sefadroksi sirup 250 mg/5 ml = 5 botol ( Januari tahun berjalan)
 Daonil 5 mg = 30 tablet ( Januari tahun berjalan)
 Difloxin 500 mg = 20 tablet(Feb tahun berjalan)
 Liaxon injeksi = 5 vial ( Januari tahun berjalan)
b. Obat yang mengalami kerusakan sebagai berikut :
 Pharflox200 mg = 30 tab
 Proris syrop = 4 botol
 Lexipron 500 mg = 30 kapul
Lakukanlah pemusnahan terhadap obat-obat yang rusak dan kadaluarsa di atas, aturan
pemusnahan obat dapat dilihat pada permenkes tentang standar pelayanan kefarmasian!

2. Apotek PRODI FARMASI UIN JKT melakukan pengelolaan obat berikut ini!
 Clopedin injeksi :
o tanggal 1 januari tahun berjalan : beli 50 ampul setelah sebulan stok kosong
dari PT Kimia Farma dist (PBF)
o tanggal 5 januari, Resep no 100 (andi) 2 ampul
o tanggal 10 januari, resepno 121 (wulan) 5 ampul
o tanggal 25 januari, resep no 222 (yanto) 5 ampul
 Coditam tablet :
o tanggal 1 januari tahun berjalan: beli 200 tablet (2 bok),
untukmengisinkekurangan stok yang tinggal 10 tablet PT Kimia Farma dist
(PBF)
o tanggal 5 januari, Resep no 100 (susan) 10 tablet
o tanggal 8 januari, resep no 212 (wulan) 20 tablet
o tanggal 30 januari, resep 222 (yanto) 25 tablet
 Cefixtar suspensi :
 tanggal 1 januari tahun berjalan : beli 10 botol untukmengisinkekurangan
stok yang tinggal 2 botol PT Dosniroha (PBF)
 tanggal 8 januari, Resep no 100 (susan) 1 botol

10
 tanggal 12 januari, resep no 111 (wulan) 1 botol
 tanggal 28 januari, resep no 119 (yanto) 1 botol
Buatlah laporan pemakaian obat narkotika untuk pemakaian bulan Januari tahun berjalan.
Lakukan identifikasi obat yang masuk golongan narkotika pada daftar di atas sesuai
peraturan yang berlaku!

3. Apotek PRODI FARMASI UIN JKT melakukan pengelolaan obat berikut ini!
 Valisanbe 2 mg tablet :
o tanggal 1 januari tahun berjalan : beli 200 tablet setelah sebulan stok kosong
dari PT rajawali (PBF)
o tanggal 7 januari, Resep no 100 (andi) 5 tablet
o tanggal 10 januari, resep no 200 (wulan) 5 tablet
o tanggal 25 januari, resep no 220 (yanto) 10 tablet
 xanax 0,25 mg tablet :
o tanggal 1 januari tahun berjalan : beli 200 tablet (2 bok), untukmengisi
kekurangan stok yang tinggal 10 tablet PT Otto (PBF)
o tanggal 5 januari, Resep no 100 (susan) 10 tablet
o tanggal 8 januari, resep no 125 (wulan) 20 tablet
o tanggal 30 januari, resep n0 150 (yanto) 25 tablet
 Mesol 4 mg tablet :
 tanggal 1 januari tahun berjalan : beli 10 tablet untukmengisin kekurangan
stok yang tinggal 2 botol PT Dosniroha (PBF)
 tanggal 8 januari, Resep no 100 (susan) 1 tablet
 tanggal 12 januari, resep no 200 (wulan) 1 tablet
 tanggal 28 januari, resep no 300 (yanto) 1 tablet
Buatlah laporan pemakaian obat psikotropika untuk pemakaian bulan Januari 2019!
Lakukan identifikasi obat yang masuk golongan psikotropika pada daftar di atas sesuai
peraturan yang berlaku!

4. Apotek PRODI FARMASI UIN JKT melakukan pesanan obat di bawah ini!
 Clopedin injeksi :
o tanggal 1 januari2019 : beli 50 ampul setelah sebulan stok kosong dari PT
rajawali (PBF)

11
 Coditam tablet :
o tanggal 1 januari 2019 : beli 200 tablet (2 bok), untuk mengisi kekurangan
stok yang tinggal 10 tablet
 Cefixtar suspensi :
 tanggal 1 januari 2019 : beli 10 botol untukmengisinkekurangan stok yang
tinggal 2 botol PT Dosniroha (PBF)
 Valisanbe 2 mg tablet :
 tanggal 3 januari 2019 : beli 200 tablet (2 bok), untuk mengisi kekurangan
stok yang tinggal 20 tablet
 xanax 0,25 mg tablet :
 tanggal 10 januari 2019 : beli 200 tablet (2 bok), untuk mengisi kekurangan
stok yang tinggal 50 tablet
Buatlah pesanan obat berikut ke PT Kimia Farma distributor yang berlamat di Pulo Gadung!

12
PRAKTIKUM VI
Pelayanan kefarmasian pada resep obat anak-anak (compounding sediaan
puyer)

Compounding obat sering kali dianggap sebagai proses menggabungkan, mencampur,


atau mengubah bahan untuk membuat obat yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien.
Peracikan meliputi penggabungan dua atau lebih obat. Obat dapat ditambahkan untuk pasien
yang tidak dapat diobati dengan obat jadi yang sudah disetujui BPOM, seperti pasien yang
memiliki alergi terhadap pewarna tertentu dan membutuhkan obat untuk dibuat tanpanya, atau
pasien lanjut usia atau anak yang tidak dapat melakukannya. menelan tablet atau kapsul dan
membutuhkan obat dalam bentuk sediaan cair. Praktisi di rumah sakit, klinik, dan fasilitas
perawatan kesehatan lainnya terkadang memberikan obat yang digabungkan kepada pasien
ketika obat yang ada tidak sesuai secara medis untuk mengobatinya.

Tujuan praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini
mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan
pelayanan kefarmasian yaitu :
1. Membaca resep
2. Melakukan conpounding terhadap
obat yang ada di dalam resep

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep dengan baik dan benar
2. Lakukan perhitungan terhadap dosis
yang ada di dalam resep
3. Apabila terdapat ketidak tepatan,
usulkan dosis yang menurut saudara
lebih tepat
4. Siapkan obat yang ada di resep
5. Berikan pada pasien
6. Buatlah laporan dari kegiatan praktikum
saudara hari ini

13
Alat & bahan yang perlu dibawa
1. Perlengkapan peracikan
2. Obat
3. Kertas folio
4. Alat tulis
5. Kertas puyer
6. Etiket
7. Pembungkus plastik

14
PRAKTIKUM VII
Pelayanan kefarmasian pada resep Obat penyakit degeneratif : anti
diabetes, anti hipertensi, dislipidemia (konseling 1)

Konseling pengobatan merupakan pendekatan interaktif antara pasien dan apoteker,


yang memperhatikan kebutuhan khusus, keyakinan dan persepsi pasien tentang penggunaan
obat. Konseling pengobatan adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
obat dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif
apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Konseling obat juga dapat
dilakukan pada fasilitas pelayanan farmasi lainnya dimana apoteker sedang melaksanakan
praktek profesionanya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien
dan/atau keluarga terhadap apoteker.
Pemberian konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-
effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien
(patient safety). Secara khusus konseling obat ditujukan untuk:

 meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien;


 menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;
 membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat;
 membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat dengan
penyakitnya;
 meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
 meningkatkan kemampuan pasien
memecahkan masalahnya dalam hal
terapi;
 mengerti permasalahan dalam
pengambilan keputusan; dan i.
membimbing dan mendidik pasien dalam
penggunaan Obat sehingga dapat
mencapaitujuan pengobatan
 meningkatkan mutu pengobatan pasien.

15
16
17
Tujuan praktikum
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian yakni konseling pengobatan di sarana pelayanan kefarmasian seperti apotek,
puskesmas dan rumah sakit.

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep yang diberikan dengan dengan baik
2. Lakuan pencatatan riwayat pengobatan pasien sesuai format yang ada pada lampiran.
Skenarionya adalah pasien tidak meminum obat selain yang diresepkan dan memiliki
riwayat alergi terhadap penisilin. Tetangganya pernah menyarankan untuk menggunakan
obat herbal untuk mengatasi penyakitnya
3. Siapkanlah obat sesuai yang diminta pada resep termasuk etiket, kopi resep jika diperlukan,
dll
4. Buatlah lembar informasi obat sesuai template terlampir
5. Berikanlah obat kepada pasien dengan disertai konseling
6. Konseling dilakukan secara berpasangan
7. Buatlah laporan atas kegiatan praktikum
Resep 1 Resep 2

18
PRAKTIKUM VIII
UJIAN TENGAH
SEMESTER

19
PRAKTIKUM IX
Pelayanan kefarmasian pada resep Obat penyakit degeneratif : anti
diabetes, anti hipertensi, dislipidemia (konseling 2, pasien dengan resep
dan kopi resep)

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian di di apotek/apote rawat jalan rumah sakit/klinik yang meliputi :
1. Membaca resep
2. Pengkajian riwayat pengobatan pasien
3. Pelaksanaan konseling dengan baik

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep yang diberikan dengan
dengan baik
2. Lakukan pencatatan riwayat pengobatan
pasien sesuai format yang ada pada
lampiran. Skenarionya adalah pasien
tidak meminum obat selain yang
diresepkan dan memiliki riwayat alergi
terhadap siprofloksasin. Tetangganya
pernah menyarankan untuk
menggunakan obat herbal untuk
mengatasi penyakitnya
3. Siapkanlah obat sesuai yang diminta
pada resep termasuk etiket, kopi resep Alat & bahan yang perlu dibawa
jika diperlukan, dll 1. Kertas folio
4. Buatlah lembar informasi obat sesuai 2. Alat tulis
template terlampir 3. Etiket
5. Berikanlah obat kepada pasien dengan 4. Pembungkus plastik
disertai konseling
6. Konseling dilakukan secara berpasangan
7. Buatlah laporan atas kegiatan praktikum

20
Resep 1 Resep 2

21
PRAKTIKUM X
Pelayanan kefarmasian pada resep Obat dengan pemakaian khusus :tetes
mata, salep, krim, inhaler, turbohaler, dll (konseling 3)

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa
diharapkan dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian di apotek, rumah sakit dan puskesmas
yang meliputi :
1. Membaca resep
2. Pengkajian riwayat pengobatan pasien
3. Pelaksanaan konseling terhadap obat
dengan pemakaian khusus dengan baik

Prosedur kerja :
1. Bacalah resep yang diberikan dengan baik
2. Lakukan pencatatan riwayat pengobatan
pasien
3. Siapkanlah obat sesuai yang diminta pada
resep
4. Buatlah etiket, kopi resep, dll jika
diperlukan
5. Buatlah lembar informasi obat
6. Berikanlah obat kepada pasien dengan Alat & bahan yang perlu dibawa
disertai konseling
1. Kertas folio
7. Konseling dilakukan secara berpasangan
2. Alat tulis
8. Buatlah laporan atas kegiatan praktikum
3. Etiket
4. Pembungkus plastik

20
Resep 1

21
SUPOSITORIA 1. Cuci Tangan (1).
2. Buka bungkus aluminium foil
dan basahi supositoria dengan
sedikit air(2).
3. pasien dibaringkan dalam posisi
miring
4. dorong bagian ujung supositoria
ke dalam anus dengan ujung jari.
5. cuci tangan untuk
menghilangkan sisa obat pada
tangan.

22
TURBOHALER Turbuhaler adalah salah satu jenis
inhaler berbentuk tabung yang
didalamnya terdapat obat dalam
bentuk bubuk kering. Perangkat ini
digunakan dengan cara menghisap
obat melalui mulut, kemudian
diteruskan ke paru-paru

1. Lepaskan tutup turbuhaler,


pegang turbuhlaer dengan
posisi mouthpiece ke atas dan
bagian grip di bawah. Jangan
memegang bagian mouthpiece
saat memutar grip (figure 2).
2. Untuk mengeluarkan dosis
obat, putar grip ke salah satu
arah dan selanjutnya putar ke
arah sebaliknya sejauh
mungkin (Selama proses ini
akan terdengar bunyi klik)
3. Tahan inhaler menjauh dari
mulut. Buang napas. Jangan
bernapas melewati bagian Catatan :
mouthpiece.
4. Tempatkan mouthpiece  Jangan hembuskan napas melewati mouthpiece. Selalu tutup kembali alat setelah
dengan lembut diantara gigi, digunakan
tutup rapat bibir dan tarih  Karena jumlah serbuk yang dihisap sangat kecil, pasien mungkin tidak merasakan
napasdengan kuat dan dalam apa-apa setelah menggunakan. Tetapi harus diyakini jika langkah ini dilakukan
melalui alat. Jangan isap dan dengan benar, obat sudah masuk ke dalam tubuh.
gigit mouthpiece (figure 3).  Bersihkan bagian luar mouthpiece secara teratur setiap minggu dengan tisu kering.
5. Keluarkan inhaler dari mulut, Jangan gunakan air untuk membersihkannya.
sebelum menghembuskan  Indikator dosis. Jika tanda merah pertama kali terlihat di jendela indikator
napas menandakan bahwa masih tertinggal sekitar 20 dosis di dalam inhaler (figure 4).
6. Jika lebih dari satu dosis, Jika tanda merah telah mencapai ujung bawah jendela indikatot, inhaler tidak bisa
ulangi langkah 2 – 5 di atas. memberikan jumlah dosis yang tepat, sehingga harus dibuang (firure 5). Bunyi yang
7. Tahan napas 5-10 detik, terdengar saat dikocok, bukanlah bunyi yang dihasilkan oleh obat melainkan berasal
kemudian bernafaslah secara dari drying agent.
perlahan

23
8. Tutup kembali Turbuhalaer
dan berkumur dengan air
hangat

TETES MATA 1. Cuci tangan, Tengadahkan


kepala pasien;
2. Dengan jari telunjuk tarik
kelopak mata bagian bawah
untuk membentuk kantong.
3. Tekan botol tetes hingga cairan
masuk dalam kantung mata
bagian bawah.
4. Tutup mata pasien perlahan–
lahan, tekan ujung mata dekat
hidung selama 1-2 menit
5. Setelah obat tetes digunakan,
usap cairan yang menempel
pada kulit di sekitar mata, ujung
wadah dengan tisu bersih, tidak
disarankan untuk mencuci
dengan air hangat.
6. Tutup rapat wadah obat tetes
mata atau salep mata.
7. Cuci tangan untuk
menghilangkan sisa obat pada
tangan.

Hindari penggunaan obat tetes


mata atau salep mata setelah
dibuka lebih dari 30 hari,
karena obat tidak bebas kuman
lagi

24
Hindari penggunaan obat tetes
mata atau salep mata oleh lebih
dari satu orang, agar tidak
terjadi penulaan infeksi

SALEP MATA 1. Cuci tangan


2. Ujung tube salep jangan
tersentuh apapun.
3. Tengadahkan kepala pasien;
dengan jari telunjuk tarik
kelopak mata bagian bawah
4. Tekan tube salep hingga cairan
atau salep masuk dalam
kantung mata bagian bawah
5. Tutup mata pasien perlahan–
lahan selama 1 sampai 2 menit.
Gerakkan mata ke kiri-kanan,
ke atas dan ke bawah
6. Setelah salep mata digunakan,
usap ujung wadah dengan tisu
bersih, tidak disarankan untuk
mencuci dengan air hangat.
Tutup rapat wadah salep mata
7. Cuci tangan untuk
menghilangkan sisa obat pada
tangan

25
SEDIAAN 1. Cuci tangan.
SALEP 2. Oleskan obat tipis–tipis pada
daerah yang terinfeksi
3. Cuci tangan kembali untuk
membersihkan sisa obat

Beberapa bentuk sediaan obat


untuk penggunaan kulit, yaitu
bentuk bubuk halus (bedak), cairan
(lotion), setengah padat (krim,
salep). Untuk mencegah
kontaminasi (pencemaran),
sesudah dipakai wadah harus tetap
tertutup rapat. Sediaan ini tidak
boleh diberikan pada luka terbuka
dan gunakan sampai sembuh, atau
tidak ada gejala lagi

26
TABLET 1. Minum dan berkumurlah
BUCCAL dengan sedikit air untuk
melembabkan jika mulut
kering.
2. Letakan tablet diantara pipi
dan gusi atau gusi bawah
3. Tutup mulut dan jangan
menelan sampai tablet larut
dengan sempurna
4. Jangan makan minum atau
merokok selama tablet belum
larut
5. Jangan berkumur atau
mencuci mulut selama 15
menit setelah tablet larut
dengan sempurna

Tablet bukal adalah tablet yang


digunakan diantara pipi dan gusi

SALEP 1. Cuci tangan. Mencuci tangan


HIDUNG diperlukan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya
kontaminasi dan infeksi yang
kemungkinan akan terjadi.
2. Buka tube kemasan salep
hidung jangan sentuh bagian
ujung tube dengan tangan
3. Oleskan kira-kira sedikit dari
salep kemudian oleskan ke
dalam 1 lubang hidung dan
sedikit ke lubang hidung
lainnya (biasanya digunakan 2
kali per hari)
4. Setelah diaplikasikan, tutup

27
lubang hidung dengan
menekan bersama dan
melepaskan sisi
hidungberulang-ulang selama
sekitar 1 menit. Ini akan
menyebarkan salep ke seluruh
nares
5. Jangan oleskan salep hidung
bersamaan dengan produk
intranasal lainnya.

28
TETES 1. Cucilah tangan anda dengan air
TELINGA dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol
atau pipet tetes tidak rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar
dengan menggunakan air
hangat atau kain lembab
dengan hati-hati, kemudian
dikeringkan.

4. Hangatkan obat tetes telinga


dengan memegang botolnya
menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol
obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga
telinga yang akan diberikan
obat menghadap ke atas.
a. Untuk dewasa: tarik daun
telinga ke atas dan ke belakang
untuk meluruskan saluran
telinganya.
b. Untuk anak <3 tahun: tarik
daun telinga ke bawah dan ke
belakang untuk meluruskan
saluran telinganya.
6. Teteskan obat sesuai dengan
dosis pemakaian pada lubang
telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara
lembut kulit penutup kecil
telinga atau gunakan kapas
steril untuk menyumbat lubang
telinga agar obat dapat
mencapai dasar saluran telinga.
7. Pasang kembali tutup botol
tetes telinga dengan rapat,

29
jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.
8. Cucilah tangan anda dengan air
dan sabun untuk
membersihkan sisa obat yang
mungkin menempel.

TETES 1. Bersihkan hidung dengan cara


HIDUNG mengeluarkan udara (Bersin)
2. Cuci tangan mengunakan
sabun dan air (Baca Cara
Mencuci tangan Yang Benar)
3. Pastikan alat tetes hidung anda
tidak retak atau rusak.
4. Hindari ujung obat tetes
hidung anda agar tetap bersih.
5. Duduk dan tengadalah atau
berbaring dngan menggunakan
bantal dibawah punggung,
dengan posisi kepala tegak
keatas (sesuai gambar).
6. Teteskan obat sesuai dengan
yang tertera pada etiket.
7. Setelah beberapa saat
duduklah agar obat masuk
kedalam melalui faring, dan
goyangkan kepala ke atas dan
kebawah kemudian ke kanan
dan kiri.
8. Tahan posisi selama beberapa
menit.
9. Bersihkan ujung alat tetes
hidung dengan air hangat. dan
tutup kembali untuk mencegah
kontaminasi.

30
10. Bersihkan tangan dengan
mencuci nya untuk
membersihkan sisa obat.

Enema (contoh : 1. Buka penutup alat


laxative enema) 2. Pencet tubenya sedikit supaya
sejumlah kecil isinya keluar
3. Oleskan pada bagian luar dari
pipa/cannula
4. Masukkan pipa ke dalam anus,
baik pada pasien dewasa
maupun anak-anak
5. Tekan tube supaya seluruh
isinya habis keluar
6. Cabut kembali pipa tersebut
tanpa melepaskan tekanan pada
tube

31
PRAKTIKUM XI
PERAN APOTEKER DALAM SWAMEDIKASI

Swamedikasi merupakan proses


seleksi dan penggunaan obat
oleh individu untuk mengobati
penyakit atau gejala-gejala
penyakit yang dikenali sendiri.
Swamedikasi merupakan
praktek dimana individu
mengobati penyakit/kondisi
mereka sendiri dengan obat
yang ada tanpa resep, dan aman
serta efektif jika digunakan
sesuai anjuran. Dalam
melakukan swamedikasi
terkadang pasien juga
memerlukan nasehat dan saran
dari seorang apoteker untuk
dari seorang apoteker untuk membantu mereka dalam memilih obat yang akan mereka
membantu mereka dalam
gunakan. Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
memilih obatpengobatan
dalam yang akan mereka
sendiri
(swamedikasi) harus mengikuti prinsip penggunaan obat gunakan
secara umum, yaitu penggunaan
obat secara aman dan rasional. Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan
produk obat yang sudah terbukti keamanan, khasiat dan kualitasnya, serta membutuhkan
pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit dan kondisi pasien.
Sebagai seorang profesional kesehatan dalam bidang kefarmasian, Apoteker
mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan, nasehat dan petunjuk
kepada masyarakat yang ingin melakukan swamedikasi, agar dapat melakukannya secara
bertanggung jawab. Apoteker harus dapat menekankan kepada pasien, bahwa walaupun
dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
tetap dapat menimbulkan bahaya dan efek samping yang tidak dikehendaki jika
dipergunakan secara tidak semestinya.
Minor ailments merupakan masalah/keluhan kesehatan, dengan tindakan
sederhana, pasien biasanya dapat menangani dengan cara mereka sendiri atau dengan
saran dari profesional layanan kesehatan. Di negara dimana praktek/pelayanan
kefarmasian sudah sangat berkembang, apoteker memiliki kewenangan untuk
menuliskan resep bagi pasien yang mengalami minor ailment yang masuk ke dalam daftar
penyakit yang telah ditentukan
32
daftar penyakit yang telah ditentukan.

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini
mahasiswa diharapkan mampu
melakukan pelayanan swamedikasi
terhadap pasien

Prosedur kerja :
1. Lakukan pelayanan swamedikasi sesuai dengan scenario pasien sebagai berikut :
Pasien datang ke apotek saudara, menyampaikan masalah kesehatan yang tengah
dia hadapi. Pasien mengalami radang tenggorokan sejak 1 hari yang lalu, tidak
demam, tenggorokan bengkak dan rasa sakit saat menelan.
2. Lakukan proses assessment terhadap, berikan solusi atas masalah kesehatan yang
dialami oleh pasien
3. Dokumentasikan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien pada blanko yang
ada

33
Algoritma swamedikasi

Klien meminta bantuan atas masalah kesehatannya

Apoteker melakukan penilaian terhadap masalah pasien

menggunakan SCHOLAR (symptoms, Characteristics,


History, Onset, Location, Aggravating/remitting

Apoteker menanyakan apakah pasien


mengguanakan obat-obat lain (obat
resep, OTC, herbal)?

Apoteker menanyakan penyakit lain


yang mungkin dialami pasien

Apoteker menanyakan riwayat alergi


obat pasien

No
Apoteker menilai apakah kondisi pasien
masuk kategori penyakit yang dapat Rujuk ke dokter
diatasi dengan swamedikasi
yes

Apoteker memberikan obat dan


penanganan nonfarmakologi.
Pemberian obat disertai penjelasan :
 Kegunaan obat
 Waktu yang diperlukan sampai efek
terapi dirasakan
 Cara pemberian/dosis
 Efek yang tidak diinginkan dan
bagaimana mengatasinya
 Follow-Up, apa yang perlu
dilakukan jika efek diperoleh/ tidak
diperoleh

34
SCHOLAR
What questions are What is bothering you? What questions When did the
associated with What is wrong? are associated problem/problems start?
Symptoms? What brings you in today? with Onset How often do the symptoms
What other problems have you occur?
noticed? How did the problems or
What other symptoms have you symptoms start?
noticed? What were you doing when
you first noticed the
symptoms?
How long have you had this
problem?
How long have the
symptoms been present?
What questions are What does the problem feel What questions What makes the problem
associated with like? are associated worse?
Characteristics Describe your with Aggravating  Food
symptoms/problem to me Factors  Activities
Have your symptoms changed  Medications
over time?  Positions
How bothersome are your
symptoms? What else do you feel when
To what extent do your you have this problem?
symptoms interfere with your
activities of daily living?
What questions are Have you had these same What questions What makes the problem
associated with symptoms in the past? are associated better?
History How have these symptoms with Remitting  Food
affected you in the past? Factors  Activities
How do these symptoms  Medications
compare to symptoms you have  Positions
had in the past?
What have you tried this time to What have you done so far to
relieve the symptoms? make the problem better?
What have you tried in the past? Was is successful?
What was the result of past
treatments?

35
36
PRAKTIKUM XII
PERAN APOTEKER DALAM SWAMEDIKASI 2

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu melakukan pelayanan
swamedikasi dan minor ailment terhadap pasien

Prosedur kerja :
1. Lakukan pelayanan swamedikasi sesuai dengan scenario pasien sebagai berikut :
2. Pasien datang ke apotek saudara, menyampaikan masalah kesehatan yang tengah
dia hadapi. Pasien mengalami diare sejak tadi pagi, tidak demam.
3. Lakukan proses assessment terhadap, berikan solusi atas masalah kesehatan yang
dialami oleh pasien
4. Dokumentasikan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien pada blanko yang
ada

37
PRAKTIKUM XIII
PENYIAPAN MATERI PELAYANAN INFORMASI OBAT (BROSUR)

Apoteker komunitas idealnya


ditempatkan sebagai promotor
kesehatan. Pomosi kesehatan memiliki
arti yang luas, memasukkan berbagai
tindakan yang berpotensi
meningkatkan kesehatan. Promosi
kesehatan bertujuan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan yang baik dan mencegah penyakit. Tujuan keseluruhan dari
promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai peningkatan keseimbangan fisik, mental dan
sosial aspek kesehatan positif, digabungkan dengan pencegahan penyakit fisik, mental dan
sosial . Apoteker dan profesional kesehatan lainnya berperan dalam memberikan informasi
untuk mempromosikan dan memelihara kesehatan yang baik, untuk mendukung tindakan dan
perilaku orang yang berkaitan dengan kesehatan, dan untuk berkontribusi meningkatkan
kualitas hidup.
Apoteker dapat memberikan informasi dan advice terkait berbagai isu seperti di bawah
ini :
 Berhendi merokok
 Kesehatan bayi dan anak
 Makan sehat
 Aktivitas fisik
 Penyalahgunaan obat
 Kontrasepsi dan kesehatan seksual
 Stres
 Kesehatan oral
 Hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan obat (contoh: pengobatan untuk
mencegah penyakit jantung, osteoporosis , dan lain sebagainya)
 Pencegahan dan diagnosa awal kanker
Beberapa bentuk keghiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan apoteker adalah
sebagai berikut :
 Menggunakan gedung apotek secara efektif untuk meningkatkan kesehatan
melalui tampilan poster dan leaflet tentang topik kesehatan
 Menyiapkan area konseling
 Menggunakan informasi tertulis untuk melengkapi nasehat verbal (misalnya
menggunakan brosur tentang makan sehat berbarengan dengan menjual obat
pencahar pada pasien yang meminta pertolongan atas masalah kesehatan
konstipasi yang sedang dialaminya)

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat membuat materi pelayanan
informasi obat dalam bentuk brosur/leaflet dengan baik.

Prosedur kerja :
1. Buatlah materi informasi obat dalam bentuk brosur/leaflet
2. Brosur/leaflet mencakup poin-poin berikut :
a. Penjelsan singkat tentang kelompok obat
b. Indikasi Obat dan cara memonitor efek obat
c. Kontraindikasi
d. Penjelasan tentang cara penggunaan dan penyimpanan
e. Peringatan terkait penggunaan obat
f. Gejala efek obat yang tidak diinginkan yang bersifat serius dan sering
timbul serta cara mengatasinya
3. Pembagian topik untuk brosur/leaflet sebagai berikut :
a. Kelompok I : Bijak Menggunakan Obat Antibiotik
b. Kelompok II : Bijak Menggunakan Obat Antidiabetes
c. Kelompok III : Bijak Menggunakan Obat Antikolesterol
d. Kelompok IV : Bijak Menggunakan Obat Diare
e. Kelompok V : Bijak Menggunakan Obat Lambung
f. Kelompok VI : Bijak Menggunakan Obat Penghilang nyeri/sakit
g. Kelompok VII : Bijak Menggunakan Obat Antihipertensi
h. Kelompok VIII : Bijak Menggunakan Obat Asma
4. Diskusikan brosur/leaflet yang dibuat dengan dosen pembimbing untuk
mendapatkan persetujuan
5. Brosur/leaflet yang telah disetujui dapat digunakan untuk melakukan pelayanan
informasi obat kepada masyarakat di sekitar kampus atau rumah tinggal
6. Kumpulkan brosur/leaflet yang telah anda buat

PRAKTIKUM XIV
PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA MASYARAKAT

Tujuan eksperimen
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan pelayanan
informasi obat kepada masyarakat yang ada di sekitar kampus atau di lingkungan tempat
tinggal.

Prosedur kerja :
1. Gunakanlah brosur yang telah saudara buat
pada praktikum sebelumnya (yang telah
disetujui dosen pembimbing praktikum)
sebagai bahan untuk melakukan kegiatan
pemberian informasi obat
2. Lakukan pemberian PIO kepada masyarakat
yang ada di sekitar kampus atau rumah
tinggal saudara 5. Tayangkan video pemberian PIO pada

3. Pemberian PIO masing-masing kelompok saat praktikum berikutnya di hadapan

minimal 2 kali pemberian kepada orang atau dosen dan praktikan lainnya

kelompok orang 6. Upload di youtube video yang

4. Dokumentasikan kegian pemberian PIO dinyakatakan baik oleh dosen

dalam bentuk video dengan durasi sekitar 10 pembimbing praktikum. Channel yang

menit digunakan adalah channel prodi farmasi


PRAKTIKUM XV SD XVI
UJIAN SEMESTER

Materi dan ketentuan ujian


1. Materi Ujian adalah konseling (obat resep baru, kopi resep, swamedikasi)
2. Topik konseling adalah :
 Obat yang akan menjadi tipik konseling akan diberiktahun beberapa hari sebelum
ujian
Untuk setiap lembar resep terdiri dari 2 obat ( 1 obat dengan pemakain khusus, 1 obat
lainnya adalah salah satu dari obat yang diumumkan).
3. Penentuan obat yang akan dikonselingkan dilakukan pada sesaat sebelum ujian
dilaksanakan.
4. Tahapannya sebagai berikut :
 Pengambilan soal ujian secara acak
 1 menit untuk mereview apa yang sudah dipelajari/dilatih sebelumnya
 8-10 menit berikutnya adalah pelaksanaan konseling, Waktu maksimum adalah 10
menit. Kelebihan waktu akan menjadi catatan.
5. Pelaksanaan ujian secara berpasangan dan masing-masing mahasiswa akan bergantian
peran sebagai apoteker dan pasien
6. Pemilihan pasangan sesuai dengan urutan absensi (wanita berpasangan dengan wanita, pria
dengan pria)
7. Masing-masing mahasiswa akan melakukan 1 kali konseling yang pemilihannya dilakukan
secara acak pada saat pelaksanaan ujian, sehingga setiap mahasiswa harus siap dengan
keempat topik konseling yang dimaksud
8. Latihan secara berpasangan untuk semua topik akan membantu kesiapan dalam
menghadapi ujian
9. Setiap mahasiswa harap memperhatikan langkah-langkah konseling yang telah
disampaikan pada saat perkuliahan.
10. Mahasiswa dapat membawa lembar informasi obat pada saat konseling. Menyerahkan
materi informasi obat yang dibuat kepada dosen sebelum konseling dilaksanakan.
Informasi yang boleh dibawa saat konseling meliputi : indikasi obat, aturan pemakaian,
efek samping obat, interaksi obat. Catatan lainnya tidak dibenarkan.
11. Obat dalam bentuk yang siap diserahkan ke pasien (ber etiket plastik), sudah tersedia di
ruangan konseling yang disiapkan oleh laboran.
12. Pada saat pelaksanaan konseling, apoteker mengenakan jas laboratorium, sedangkan pasien
berpakaian biasa.
13. Hasil UAS akan diumumkan setelahnya dalam waktu 2-3 hari

Tempat

14. Ujian konseling dilaksanakan di ruang yang memiliki privasi, masing-masing dengan 1
dosen penguji
15. Setting ruang konseling kurang lebih seperti gambar berikut ini (apoteker dan pasien)
16. Pelaksanaan konseling akan direkam dalam format video.
17. Proses perekaman : Pasangan mahasiswa yang sudah selesai melaksanakan ujian, akan
bertugas merekam pasangan mahasiswa setelahnya. Video dikirim ke
yardi.tugas.mahasiswa@gmail.com. dengan format Nama Mahasiswa Nomor absen_kelas
(contoh 01kelas AC) .

Waktu
Ditentukan kemudian
REFERENSI

American Pharmacist Association (2009) Drug Information Handbook. 17th edn. Edited by C. F. Lacy,
L. L. Armstrong, and M. Goldman. Lexi-Comp.
Ghaibi, S., Ipema, H. and Gabay, M. (2015) ‘ASHP guidelines on the pharmacist’s role in providing drug
information’, American Journal of Health-System Pharmacy, 72(7), pp. 573–577. doi:
10.2146/sp150002.
https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker

https://www.drugs.com/drug_interactions.html

https://www.rxlist.com/drug-interaction-checker.htm

Kementrian Kesehatan RI (2016a) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Indonesia: Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 49.
Kementrian Kesehatan RI (2016b) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Indonesia: Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 50.
Kementrian Kesehatan RI (2016c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. indonesia: Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 206.
Lovetianna (no date) Pharmacotherapy: QuEST and SCHOLAR-MAC. Available at:
https://quizlet.com/181482025/pharmacotherapy-quest-and-scholar-mac-flash-cards/ (Accessed: 18
April 2021).
Republik Indonesia (1997) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 Tentang
Psikotropika. Indonesia: Lembaran negara Rebublik Indonesia tahun 1997 nomor 10.
Republik Indonesia (2009) Undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika, Lembaran negara Republik Indonesia.
Tatro, D. S. (2014) Drug Interaction Facts. 5th edn. Edited by D. S. Tatro. Lippincott Williams & Wilkins.
Taylor, K. M. and Harding, G. (eds) (2005) Pharmacy Practice. London: Taylor & Francis Group.
World Health Organization (2000) Guide to Good Prescribing. World Health Organization.

44
Lampiran 1

APOTEK PRODI FARMASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


Kartu Stok Obat

Nama Obat :

Jumlah obat (butir)


tanggal Stok Masuk Keluar Stok
awal akhir Paraf

Lakukan pencatatan stok obat dengan tertib


Lampiran 2

BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUWARSA/RUSAK

Pada hari ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun ..................... sesuai


dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker Pengelola Apotek : ....................................................................


Nomor SIPA :....................................................................
Nama Apotek :...................................................................
Alamat Apotek :....................................................................

Dengan disaksikan oleh :

1. Nama : ....................................................................
NIP : ....................................................................
Jabatan : ....................................................................
2. Nama : ....................................................................
NIP : ....................................................................
Jabatan: : ....................................................................

Telah melakukan pemusnahan Obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.


Tempat dilakukan pemusnahan :................................................................

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4.Arsip di Apotek

............................................. 20 ............

Saksi-saksi Yang membuat berita acara

1. ......................................................... ..........................................................

NIP.

2. ......................................................... ..........................................................
NIP. NO. SIPA
Lampiran 3

DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN

No Nama obat Jumlah Alasan pemusnahan

............................................. 20 ............

Saksi-saksi Yang membuat berita acara

1. ......................................................... ..........................................................

NIP.

2. ......................................................... ..........................................................
NIP. NO. SIPA
Lampiran 4

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA

Nama Satuan Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Penggunaan Saldo


Narkotika Awal Dari Jumlah Untuk Jumlah akhir

............................................. 20 ............

Apoteker
Lampiran 5

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA

Nama Satuan Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Penggu Saldo


Psikotropika Awal Dari Jumlah Untuk naan akhir
Jumlah

............................................. 20 ............

Apoteker
Lampiran 6

SURAT PESANAN
No Nama Barang Jumlah Keterangan

Ciputat,
APOTEKER

( )

No. SIPA
Lampiran 7

SURAT PESANAN NARKOTIKA


Nomor : ............................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ........
Jabatan : ........

Mengajukan pesanan Narkotika kepada :


Nama Distributor : ........
Alamat : ........
Telp : ........

dengan Narkotika yang dipesan adalah:


(Sebutkan nama obat, bentuk sediaan, kekuatan/potensi, jumlah dalam bentuk
angka dan huruf)

Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk :


Nama Sarana : ........
(Industri Farmasi/PBF/Apotek/Puskesmas/Instalasi
Farmasi Rumah Sakit/Instalasi Farmasi Klinik/Instalasi
Farmasi Pemerintah/Lembaga Ilmu Pengetahuan) *

Alamat Sarana : ........

Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun


Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker/Kepala Lembaga Ilmu


Pengetahuan
No. SIKA /SIPA/NIP

*) coret yang tidak

perlu Catt:
- Satu surat pesanan hanya berlaku untuk satu jenis Narkotika
- Surat Pesanan dibuat sekurang-kurangnya 3 (tiga) rangkap
Lampiran 8

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA


Nomor : ............................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ........
Jabatan : ........

Mengajukan pesanan Psikotropika kepada :


Nama Distributor : ........
Alamat : ........
Telp : ........

dengan Psikotropika yang dipesan adalah:


(Sebutkan nama obat, bentuk sediaan, kekuatan/potensi, jumlah dalam bentuk
angka dan huruf)

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk :


Nama Sarana : ........
(Industri
Farmasi/PBF/Apotek/Puskesmas/Instalas
i Farmasi Rumah Sakit/Instalasi Farmasi Klinik/Instalasi
Farmasi Pemerintah/Lembaga Ilmu Pengetahuan) *

Alamat Sarana : ........

Nama Kota, Tanggal, Bulan, Tahun


Pemesan

Tanda tangan dan stempel

Nama Apoteker/Kepala Lembaga Ilmu


Pengetahuan
No. SIKA /SIPA/NIP

*) coret yang tidak

perlu Catt:
Surat Pesanan dibuat sekurang-kurangnya 3 (tiga) rangkap
Lampiran 9

LEMBAR RIWAYAT PENGOBATAN PASIEN

Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat/telp :
Riwayat pengobatan
 Obat lain yang sedang digunakan :
 Penggunaan obat herbal/tradisional :
 Riwayat alergi obat :
 Riwayat alergi makanan :
Lampiran 10

LEMBAR INFORMASI OBAT

No Nama Obat Indikasi Aturan Efek Interaksi Informasi


(kandungan) pakai samping obat lain
Lampiran 11

CATATAN PENGOBATAN PASIEN

Nama Pasien :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

No. Telepon :

No Tanggal Nama Dokter Nama Obat/Dosis/Cara Catatan Pelayanaan


Pemberian Apoteker
Lampiran 12

DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT


Lampiran 13

DOKUMENTASI KONSELING

Nama Pasien

Jenis Kelamin

Tanggal Lahir

Alamat

Tanggal Konseling

Nama Dokter

Diagnosa

Nama Obat, dosis, dan


cara pemakaian

Riwayat alergi

Keluhan

Pasien pernah datang Ya/ tidak


konseling sebelumnya

Tindak lanjut

Pasien Apoteker

.............................................. ................................................
Lampiran 14

DOKUMENTASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH

(HOME PHARMACY CARE)

Nama Pasien :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

No. Telepon :

No Tanggal Kunjungan Catatan Pelayanan Apoteker

............................................. 20 ............

Apoteker
Lampiran 15

DOKUMENTASI PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Nama Pasien :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

No. Telepon :

No Tanggal Catatan Nama Identifikasi Rekomendasi/Tindak


Pengobatan Obat/Dosis/Cara Masalah lanjut
Pasien Pemberian terkait Obat

Riwayat
penyakit

Riwayat
penggunaan
obat

Riwayat
alergi

............................................. 20 ............

Apoteker
Lampiran 16

FORMULIR MONITORINGG EFEK SAMPING OBAT (MESO)


Lampiran 17

RUBRIK PENILAIAN LOMBA KONSELING


Nama Peserta :
Nomor Peserta :

No. Kriteria check list 3 2 1 0 Nilai

Pembukaan Peserta menyampaikan 4 dari aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
melakukan 2-3 melakukan 1 melakukan aspek
Memberi Salam aspek dari aspek dari pembukaan
pembukaan pembukaan
1 Memperkenalkan diri

Meminta waktu untuk konseling mengenai obat

Mempersilahkan duduk

1) Menyampaikan tujuan dari konseling Peserta Peserta Peserta


menyampaikan 3 melakukan 2 melakukan 1
Konfirmasi resep :
aspek dari aspek dari aspek dari
2) Atas nama pasien sendiri atau diwakilkan pendahuluan pendahuluan pendahuluan
2 Pendahuluan
3) Menanyakan riwayat alergi atau penggunaan obat
4) Menanyakan apakah pasien hamil atau menyusui atau
merokok atau menggunakan alkohol
3 prime Peserta menyampaikan 3 aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
question melakukan 2 melakukan 1 menanyakan
Menanyakan apakah yang disampaikan dokter tentang
aspek dari 3 aspek dari 3 satupun dari 3
alasan obat yang diberikan
prime question prime question prime question
3 Menanyakan apakah dokter telah menyampaikan cara
penggunaan obat
Menanyakan apakah dokter telah menyampaikan
harapan setelah penggunaan obat
Obat Obat
1 2
KIE Peserta menyampaikan 4 aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
informasi melakukan 2 -3 melakukan 1 memberitahukan
Nama obat / komposisi
obat aspek dari KIE aspek dari KIE informasi obat
5 Penjelasan disertai dgn mengeluarkan obat dari etiket informasi obat informasi obat
Bentuk sediaan Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2
Indikasi
KIE aturan Peserta menyampaikan seluruh aspek dibawah ini: Peserta Peserta Peserta tidak
& cara pakai melakukan 4-5 melakukan 2 - 3 memberitahukan
Frekuensi
obat aspek dari KIE aspek dari aturan aturan pakai obat
sebelum/bersamaan/setelah makan aturan pakai obat pakai obat
Durasi penggunaan
6 Cara penggunaan obat (diminum/inhaler/dll)
Cara penggunaan 2 obat atau lebih
(bersamaan/dijeda/interaksi obat)
Tindakan jika lupa minum obat
Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2

KIE ESO, Peserta menyampaikan 3 aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
penyimpanan melakukan 2 melakukan 1 memberitahukan
ESO yang terjadi
aspek dari KIE aspek dari KIE KIE ESO,
Cara mencegah atau mengatasi ESO ESO, ESO, penyimpanan dan
penyimpanan, penyimpanan, interaksi
7
dan interaksi dan interaksi
Cara penyimpanan obat (suhu ruang, keadaan Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2 Obat 1 Obat 2
cahaya, jauh dari jangkauan anak2)

KIE terapi Peserta menyampaikan aspek dibawah ini : Peserta Peserta tidak
8 non- melakukan 1 melakukan aspek
Hal-hal yang harus dihindari (makanan, minuman,
farmakologi aspek dari KIE
aktivitas, dll)
Hal-hal yang dianjurkan (olahraga, makanan yang terapi non- KIE terapi non-
dianjurkan, dll) farmakologi farmakologi
KIE Peserta menyampaikan 3 aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
konfirmasi melakukan 2 melakukan 1 melakukan aspek
Konfirmasi akhir konseling dari pasien (meminta
akhir resep aspek dari KIE aspek dari KIE dari KIE
pasien untuk mengulang informasi terkait obat)
konfirmasi akhir konfirmasi akhir konfirmasi akhir
9 Menyampaikan resep dapat diulang atau tidak (dalam resep resep resep
bentuk iter atau tidak)
Memberi nomor kontak yang bisa dihubungi untuk
konsultasi terkait obat
Penutupan Peserta menyampaikan minimal 3 aspek dibawah ini : Peserta Peserta Peserta tidak
melakukan 2 melakukan 1 melakukan aspek
Memberi kesepatan pasien untuk bertanya
aspek dari aspek dari dari penutupan
Menyampaikan terimakasih atas sudah meluwangkan penutupan penutupan
10 waktu untuk konseling
Mengucapkan ‘semoga cepat sembuh’ kepada pasien

Salam
Bahasa dan Bahasa & suara yang digunakan memenuhi semua aspek Bahasa & suara Bahasa & suara Bahasa & suara
sikap yang yang digunakan yang digunakan yang digunakan
Jelas
digunakan memenuhi 3-4 memenuhi 2 tidak satupun
Mudah dimengerti aspek memenuhi aspek

11 Bahasa tubuh yang baik


Menjaga pandangan mata dengan pasien
Luwes

Anda mungkin juga menyukai