Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN UMUM

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


(PKPA)

SEMESTER GENAP 2014 – 2015

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
SURABAYA 2015
Angkatan XLIX
DAFTAR ISI

1. Pengantar......................................................................................................... ii

2. Standard Kompetensi.........................................................................................1

3. Struktur Kegiatan PKP....................................................................................... 8

4. Tata Tertib PKP.................................................................................................. 9

5. Sasaran pelatihan selama PKP apotek.............................................................. 10

6. Portofolio Pembelajaran...................................................................................13

7. Laporan PKP...................................................................................................14

8. Pustaka Rujukan.............................................................................................. 15

9. Sistem Evaluasi................................................................................................ 16

10. Direktori PKP...................................................................................................17

i
Pengantar

Panduan Umum Pelaksanaan PKP Apotek ini disusun untuk memfasilitasi

semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran di Program Studi Profesi

Apoteker Universitas Surabaya (PSPA Ubaya) dengan sasaran akhir menghasilkan

Apoteker baru yang tanggap terhadap perkembangan kefarmasian di tingkat _issa

maupun global dengan tetap bercirikan Seven Stars plus pharmacist.

Isi panduan ini disusun dengan mengacu kepada Standar Kompetensi


Apoteker Indonesia, Surat Keputusan Bersama antara Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia (ISFI), Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), dengan
keterkaitan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Demi pencapaian hasil yang optimal, maka pada Praktik Kerja Profesi (PKP)
kali ini, PSPA Universitas Surabaya melakukan sedikit perbaikan terutama dalam
proses belajar para Apoteker Muda dan _issal evaluasi hasil pelatihan. Selama
masa PKP, diharapkan para Apoteker Muda menggunakan metode Self-Directed
Learning dengan bantuan Portofolio Pribadi sehingga terjadi perubahan perilaku
profesional (professional behaviour) seperti yang diharapkan.
Demi mencapai sasaran yang diharapkan, maka para Apoteker Muda sangat
memerlukan pendampingan dari pembimbing dilapangan (Preceptor) dari
berbagai tempat Praktik Kerja Profesi (PKP).
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya Kepada Rumah Sakit, Apotek serta para Apoteker
Pembimbing PKP (Preceptor) yang selama ini telah mendukung penyelenggaraan
PSPA Ubaya terutama bidang kelompok minat Komunitas.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan berkat dan


rahmatNya kepada kita semua.
Surabaya, Februari 2015

Koordinator PSPA,
Ketua Bidang Minat Komunitas,
Tim Penyusun Panduan PKP

ii
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
Sasaran utama dari program PKP ini adalah para Apoteker Muda dapat
membuktikan (show how) bahwa pada akhir masa pelatihan (PKP), mereka telah
mampu memenuhi tuntutan kompetensi sebagai seorang Apoteker untuk
melakukan praktik kefarmasian di Apotek.
Berikut ini adalah standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh Apoteker Muda
(Lulus S1 Farmasi dan menempuh profesi apoteker) di Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya:

A. STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA (058/SK/PP


IAI/IV/2011

Terdapat 9 komponen kompetensi yang harus dipenuhi oleh Apoteker


yang hendak melakukan praktik kefarmasian di Indonesia.
1.Mampu melakukan praktek keFarmasian secara profesional dan etis.
2. Mampu menyelesaikan masalah terkait dengan penggunaan sediaan farmasi.
3.Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan.
4.Mampu memformulasi dan memproduksi sediaan farmasi dan alat
kesehatan sesuai standar yang berlaku.
5.Mempunyai ketrampilan dalam pemberian informasi sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
6.Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat.
7.Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan
standar yang berlaku
8.Mempunyai ketrampilan organisasi dan mampu membangun hubungan
interpersonal dalam melakukan praktek kefarmasian.
9.Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang
berhubungan dengan kefarmasian

1
KOMPETENSI APOTEKER PADA PRAKTEK KEFARMASIAN di APOTEK
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

I. PENGEMBANGAN PROFESIONALISME DALAM PRAKTEK


KEFARMASIAN. Indikator :

1. Mampu berkomunikasi secara efektif dan tepat dalam praktek

kefarmasian .

A. Mampu berkomunikasi secara verbal, non-verbal

B. Mampu memahami kebutuhan pasien .

C. Mampu memberikan respek dan empati

2. Mampu memberikan tindakan profesi selama praktek kefarmasian


a. Berpenampilan dan berlaku _issal_a_nal setiap saat
b. Menjaga kerahasiaan pasien dan tempat praktek
c. Menunjukkan etika dalam membantu pasien dan keluarganya
d. Menunjukkan sikap positif dalam praktek kefarmasian
e. Mempraktekkan manajemen waktu, manajemen _issal dan
kemampuan beradaptasi
f. Menunjukkan kemampuan berpikir kritis, analisis dan tindakan
yang didasarkan pada prinsip-prinsip etis dan peraturan perundang-
undangan serta sumpah apoteker
g. Menjaga ikatan profesional sesuai etika profesi

3. Mampu melakukan refleksi, penilaian dan pengembangan diri


a. Mengenali kemampuan dan keterbatasan profesional (dalam diri

sendiri).

b. Menerima tanggung jawab untuk bertindak dan pengambilan

keputusan
c. Selalu memperbaiki kinerja dan pengetahuan professional secara

berkesinambungan.

d. Memperbaiki perilaku sesuai dengan umpan balik yang diberikan


(open minded for feedback)
2
4. Mampu memotivasi dan memberikan inisiatif

a. Mampu menciptakan kesempatan untuk memaksimalkan


pembelajaran
b. Mampu memberikan saran untuk perbaikan layanan umum
maupun layanan yang berorientasi kepada pasien
c. Mampu bekerja mandiri

II. REGULASI TERKAIT PRAKTEK


KEFARMASIAN
Indikator :
1. Mengenali kontroversi dan dilema etis, moral dan sosial dalam
praktek

2. Mengumpulkan fakta-fakta yang menjadi dilema

3. Melakukan prinsip etika yang sesuai pada setiap situasi

4. Mengusulkan pilihan yang sesuai dalam situasi yang tepat

5. Menganalisa permasalahan dan berdiskusi dengan preceptor

6. Menginisiasi penyelesaian dilema secara tepat

III. PENDIRIAN, PERIJINAN DAN


PENGELOLAAN APOTEK. Indikator :
1. Mampu melakukan studi kelayakan pendirian apotek dan lokasi

yang strategis

2. Mampu menganalisis modal yang digunakan: BEP (Break Even


Point), PBP (Pay Back Periode), dan ROI (Return of Investment)
3. Mengisi formulir pendirian apotek beserta menyiapkan
kelengkapannya berdasarkan Permenkes No.922/MenKes/Per/X/1993
dan KepMenKes No.1332/MenKes/SK/X/2002
4. Mampu melakukan manajemen kefarmasian (Perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penataan, distribusi, dan monitoring serta
evaluasi)
3
IV. KEGIATAN INTI PELAYANAN KEFARMASIAN (Menurut PMK.RI no.35
2014)

1. PEMERIKSAAN RESEP

1. Apoteker melakukan pemeriksaan kelengkapan resep


2. Pemeriksaan keabsahan resep
3. Pertimbangan klinik yang dilakukan meliputi
- Jumlah obat
- Aturan pakai
- Dosis terapi
- Medikasi rangkap
- Interaksi obat
- Reaksi alergi
- Efek samping
4. Pemeriksaan obat
- Memeriksa obat yang tersedia di apotek dengan
permintaan pd resep
- Memeriksa kualitas fisik obat
- Memeriksa tanggal kadaluarsa obat
5. Konsultasi dengan dokter apabila ada hal-hal dalam resep
yang meragukan
2. DISPENSING
1. Dispensing dilakukan oleh:
- Apoteker
- Apoteker + Tenaga Teknis Kefarmasian
2. Mampu membuat etiket berisi informasi sesuai dengan
permintaan dokter
3. Tulisan pada etiket jelas dan mudah dibaca
4. Obat yang akan diserahkan diperiksa ulang oleh Apoteker
4
3. PENYERAHAN OBAT

1. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker


2. Informasi obat yang diberikan kepada pasien:
 Frekuensi pemakaian obat

 Lama pengobatan

 Cara pemakaian
 Efek samping

 Interaksi obat (obat, makan)

 Cara penyimpanan obat , dll

3. Apoteker melakukan konseling kepada pasien


4. Pelayanan konseling terdokumentasi
5. Melakukan Home Care pada pasien penyakit kronis?
6. Pelayanan Home Care terdokumentasi (Patient Medication
Report)

4. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKALAN


KESEHATAN
1. Pembelian obat dari sumber resmi
2. Penyimpanan obat sesuai FIFO/ FEFO, Stabilitas, kelas
terapi, Generik , dll
3. Penyimpanan narkotika sesuai ketentuan
4. Penyimpanan psikotropika terpisah dari obat lain

B. ADMINISTRASI
1. Pencatatan pengobatan data pasien (Patient Medication Record):
- Seluruh pasien
- Penyakit kronis tertentu

2. Pencatatan pengobatan data pasien (Patient Medication Record)


meliputi:
a. Data dasar pasien
b. Nama dan jumlah obat yang diberikan , Keluhan/ gejala
penyakit pasien
c. Penyakit yang pernah diderita dan obat yang pernah
digunakan sebelumnya
d. Riwayat alergi obat
5
3. Pencatatan pemakaian obat meliputi:

a. Narkotika
b. Psikotropika
4. Pengarsipan resep pemakaian obat meliputi:
a. Narkotika
b. Psikotropika
5. Pelaporan obat dilakukan secara rutin
Pemakaian Narkotika dan Psikotropika (per bulan)

21 EVALUASI MUTU PELAYANAN


1. Tersedianya SOP tertulis untuk setiap proses

- Pemeriksaan resep
- Dispensing
- Penyerahan obat
- Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan

2.Melaksanakan evaluasi terhadap tingkat kepuasan konsumen melalui:

- Survey
- Kotak saran
3. Menyediakan informasi obat secara aktif berupa leaflet, brosur,
komputerisasi, dll
6
V. AREA KOMPETENSI KLINIS
Indikator:
1. Mampu menegakkan diagnosis penyakit ringan , memberikan terapi
dan konsultasi yang rasional
a. Kulit
Jerawat, Eksim, Scabies, Tinea versicolor, Ketombe, Kebotakan
b. Saluran Cerna
Sariawan, dyspepsia, mual muntah, mabuk perjalanan, sembelit, diare, wasir
c. Saluran Napas
Batuk, pilek, radang tenggorokan, rhinitis alergi
d. Mata dan telinga
Konjungtivitis allergi dan iritasi, wax, otitis media dan externa
e. Saraf dan Otot-rangka
Sakit kepala (migrain dan tension headache), demam, kram ringan, terkilir,
pengobatan topical pada masalah otot-rangka
f. Kesehatan wanita
Dysmenorrhea, cystitis, vaginal thrush, keluhan pada kehamilan
g. Kesehatan anak
Colic, napkin rash, oral thrush, infeksi cacing, penggunaan topikal pada anak
h. Pencegahan primer PJK (penyakit jantung koroner) à Smoking
cessation
i. Peningkatan kesehatan à Vitamin dan suplemen
j. Kosmetika à Pemeliharaan badan

2. Mampu melakukan pelayanan obat memakai resep yang


rasional (tepat pasien, dosis, obat, frekuensi ,lama pengobatan.
Indikator:
Rational drug therapy pada penyakit:
g
a. kulit, . otot dan rangka,
b. saluran cerna, h. sistem endokrin,
c. saluran napas, i. jantung dan pembuluh darah,
d. mata, j. renal dan genitourinaria,
e. THT, k. hepar,

f. saraf, l. Psikiatri
7
STRUKTUR KEGIATAN PKP
1) Praktik Kerja Profesi di Apotek dilakukan selama 6 minggu, sesuai dengan
Sasaran Pelatihan minggu I s/d VI.
2) Dalam setiap minggu dilakukan diskusi bersama di apotek sesuai dengan
Sasaran Pelatihan pada setiap minggunya.

3) Diskusi dengan dosen pembimbing dilakukan pada setiap minggu ke: I, II,
IV, dan V.
4) Ada penilaian hasil PKP di Apotek dilakukan pada akhir minggu ke III dan
VI.
Bahan penilaian minggu ke III :
Mengenai manajemen apotek: Misal : Bentuk sediaan obat,
Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dll
Bahan penilaian minggu ke VI : System OSCE secara holistik
a. Pengetahuan mengenai penyakit ringan dan
kronis.
b. Melakukan rujukan secara tepat.
c. Analisis DRP dan monitoringnya.
d. Komunikasi dengan pasien dan dokter.
e. Peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Metode diskusi minggu ke III

Metode : Presentasi.
A. Soal diberikan pada saat Diskusi.
B. Satu dosen membimbing 8 sampai 10 Mahasiswa. Dimana 10 mhs
dibagi 2 kelompok.
C. Satu soal didiskusikan 15 menit oleh mahasiswa. Setelah itu
dipresentasikan dan didiskusikan selama 45 menit.Dipandu dan dinilai
oleh dosen ybs.
D. Setelah selesai soal pertama, soal berikutnya dengan cara yang
sama. Sampai berakhir 4 soal . jadi waktu yang dibutuhkan total 4 jam.
E. Persiapan mahasiswa, yang harus dibawa antara lain; buku
perundang-undangan dan buku2 lainnya.Antara lain ISO,MIMS,DIH,BNF
dan OWA
F. Nilai kelulusan : minimal 66 atau B ( 66 -73) Bila nilai dibawah B
maka tidak lulus sehingga tidak diperbolehkan mengikuti ujian sidang

Metode Diskusi minggu ke VI.

Bahannya mengenai klinis yaitu:

1. Obat2 an yang termasuk obat Bebas, obat bebas


terbatas dan OWA (non resep) mengenai penyakitnya lihat
di Modul.
2. Obat2an yang berdasarkan resep dokter.
( penyakitnya lihat di Modul)
Metode : OSCE (Holistik), Secara individu dan dipandu oleh 2 dosen.
Sebagai pasien : bukan dari Apoteker muda
Sebagai dokter : dosen yang bertugas.
Penilaian dilakukan oleh dosen yang bertugas.
Tehnis : mahasiswa masuk keruangan sesuai yang dipanggil, kemudian
mengerjakan soal dalam waktu 15 menit. Kemudian berkas
dikumpulkan,lalu menuju keruangan konseling, waktu
konseling 20-30 menit
Nilai kelulusan : minimal B ( 66 -73 )
Bila nilai dibawah B maka tidak lulus sehingga tidak
diperbolehkan mengikuti ujian sidang .

Metode ujian membaca resep (200 resep)

1. 1 Slide show. : waktu 4 menit. Untuk satu lembar resep


2. Pertanyaannya:
 Tulislah dikertas bergaris masing-masing nama obat beserta
indikasinya terapi yang terkait secara singkat .
 Tulislah signanya.
 Kesimpulan dari indikasi resep secara keseluruhan.
3. Soal ujiannya ada 33 resep.
4. Mahasiswa membawa alat tulis, ISO,MIMS, BNF.dan buku per
undang-undangan
5. Mahasiswa dilarang mengunakan alat elektronik apapun
6. Nilai kelulusan : minimal B ( 66 -73 )
Bila nilai dibawah B maka tidak lulus sehingga tidak
diperbolehkan mengikuti ujian sidang .

9
TATA TERTIB PKP
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di tempat PKP dan Universitas
Surabaya.
2. Menjaga kerahasiaan yang terdapat di dalam tempat PKP.
3. Menjaga sikap dan perilaku _issal_a_nal dan tidak melakukan
tindakan yang tidak terpuji.
4. Menjaga kebersihan (diri sendiri dan lingkungan sekitar)
5. Penggunaan alat elektronik (kamera, handphone, music
player, dsb) mengikuti peraturan di tempat PKP.
6. Menggunakan pakaian yang sopan pada saat di tempat PKP:
a. Mengenakan jas apoteker
b. Mengenakan tanda identitas
c. Mengenakan busana professional-look (baju tidak ketat/
terlalu pendek/ tipis; celana dan rok kain, bukan bahan jeans;
bukan rok mini; tidak mengenakan topi; tidak berkacamata
hitam).
d. Menggunakan sepatu tertutup, bukan sepatu sports.
e. Berpenampilan rapi
7. Kehadiran:
a. Hadir setiap hari kerja di tempat PKP sebelum waktu
yang ditetapkan.
b. Dipersyaratkan hadir 100% selama masa PKP di
Apotek.
c. Bila terpaksa berhalangan, harap menghubungi
Ketua Bidang Minat Komunitas dan tempat PKP serta
kemudian membuat surat ijin tidak masuk PKP. (Lihat
Bagian Direktori)
d. Halangan kehadiran yang akan diberi ijin adalah:
sakit rawat inap (disertai surat keterangan sakit dari
dokter/ rumah sakit), halangan lainnya (_issal: keluarga
inti ada yang meninggal atau mengalami hal serius
lainnya).
e. Jumlah hari selama berhalangan harus diganti
sesuai persetujuan tempat PKP dan Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Surabaya.
f. Kehadiran kurang dari 100% tidak diperkenankan
mengikuti ujian sidang PKP Apotek.
g. Bila tidak lulus ditempat PKP, maka tidak
diperkenankan mengikuti ujian sidang PKP apotek

8. Proses diskusi dalam kelompok dan dengan pembimbing


dalam pembuatan laporan.
9. Laporan disetujui oleh kedua pembimbing(pembimbing
Apotek dan Fakultas) dan dikumpulkan sesuai jadual. Bila tidak
disetujui maka tidak diperkenankan untuk ujian sidang Apotek

10
SASARAN PELATIHAN PKP APOTEK

Minggu I:
Aspek Kefarmasian:
Mengenal dan memahami macam-macam bentuk sediaan yang ada di
apotek serta mengenal kandungan bahan aktif dan manfaatnya, kemasan,
strength, dosis obat serta cara pemakaian.
Aspek Manajerial ( Pengelolaan Perbekalan Farmasi)
1. Melakukan/ melaksanakan manajemen kefarmasian: Perencanaan,

pengadaan (Pemesanan), penerimaan, penataan (Penyimpanan), distribusi

(Penjualan), dan monitoring serta evaluasi (Pengelolaan obat rusak dan ED).

SOP

2.Memahami _issal monitoring stok obat (mekanisme, sarana yang


digunakan, pelaksanaannya, pengendaliannya dan penanggung jawab):
a. Dasar-dasar penataan, penyimpanan baik obat tradisional, obat
bebas, obat bebas terbatas, psikotropika , Narkotika, berbagai bentuk
sediaan.
b. Sarana dan pelaksana serta penanggung jawab point a.

Minggu II:
a. Aspek pelayanan kefarmasian:
1) Melakukan pelayanan obat bebas, obat wajib apotek, obat
tradisional, obat resep.
2) Melakukan dan menganalisa secara klinis sebanyak 40
macam (lembar)resep. Resep difoto. Sebelumnya minta ijin dgn APA
nya.
3) Mengamati dan menganalisis pola peresepan dari dokter
sesuai _issal_a penyakit pada Area Kompetensi Klinis (halaman 7).
Sesuai dengan _issal_a terapi yang rasional
b. Aspek Manajerial:
Menyediakan obat, produk pelayanan kesehatan lain, menjamin kualitas.

1) Memonitoring alur barang/ mekanisme pelayanan R/ dan


non R/?
2) Bagaimana pengendalian mutu layanan?
1
Minggu III:
a. Aspek pelayanan kefarmasian:
1)Melakukan pelayanan atas resep, Obat psikotropika dan Narkotika:

2)melaksanakan proses peracikan dan alur pemecahan problem

untuk membuat sediaan.

3)Melakukan Pelayanan KIE


4)Melakukan dan menganalisis sebanyak 40 resep. (idem)
5)Mengamati dan menganalisis pola peresepan dari dokter sesuai
penyakit pada Area Kompetensi Klinis (halaman 7).
b. Aspek Manajerial:
Menjelaskan sistem pengelolaan sumber daya manusia.

Minggu IV:
a. Aspek pelayanan kefarmasian.
1) Melakukan monitoring penggunaan obat yang digunakan oleh pasien.
2)Melakukan dan menganalisis sebanyak 40 resep (idem)
3)Mengamati dan menganalisis pola peresepan dari dokter sesuai
penyakit pada Area Kompetensi Klinis (halaman 7).
b. Aspek Manajerial:
Mengamati, melakukan pembukuan, keuangan, laporan narkotika dan
psikotropika.

Minggu V:
a. Aspek pelayanan kefarmasian.
1) Melakukan monitoring penggunaan obat yang digunakan oleh pasien.
2)Melakukan dan menganalisis sebanyak 40 resep (idem)
3)Mengamati dan menganalisis pola peresepan dari dokter sesuai
kriteria penyakit pada Area Kompetensi Klinis (halaman 7).

12
B. .Aspek Legal dan Bisnis.

a. Memahami , melaksanakan Aspek Administrasi dan


Perundang-undangan
a. Aspek legal pendirian apotek
b. Studi kelayakan pendirian apotek lokasi yang strategis
c. Modal: BEP (Break Even Point), PBP (Pay Back Periode), dan ROI
(Return Off Investmen).
d. Tata cara pendirian apotek . mengikuti PerMenKes
No.922/MenKes/Per/X/1993 dan KEPMENKES
no.1332/MenKes/SK/X/2002.
b. Mengamati permodalan
c. Menganalisis Keuangan

Minggu VI:
a. Aspek Pelayanan Kefarmasian.
Melakukan dokumentasi Pelayanan Kefarmasian (PMR). Aspek
Bisnis: Mengamati Strategi pengembangan Apotek
b. Mengamati perpajakan

Mengenai Pelayanan kefarmasian sesuai dengan Peraturan Menteri kesehatan


Republik Indonesia no. 35 thn 2014

13
PORTOFOLIO PEMBELAJARAN

Dalam rangka untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan, maka sebagai


apoteker muda perlu mempersiapkan dirinya agar dapat memenuhi kompetensi
tersebut. Oleh karena itu, Apoteker Muda diharapkan secara mandiri meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya tanpa harus tergantung sepenuhnya dari orang
lain (self-directed learning ).Melalui kegiatan PKP sebagai media untuk
mengalami experiential learning, maka Apoteker Muda perlu menyusun portofolio
pembelajaran selama PKP di Apotek hingga mencapai kompetensi yang
diharapkan.

Aktivitas pengisian portofolio dilakukan dengan _issal_a seperti berikut:

1. Mengidentifikasi kekurangan (gap) yang harus diisi demi


memenuhi standar kompetensi ( Need assessment).
2. Mengisi lembar portofolio untuk setiap _issa yang ingin
dipelajari ( pengetahuan/ ketrampilan).
3. Minimum tiga _issa per minggu,selama 6 minggu minimal
18 topik, kemudian proses/ hasilnya didiskusikan dengan preceptor
dan dosen pembimbing.

14
LAPORAN PKP.
Apa saja yang harus dilaporkan?:

Ada 2(dua) laporan

Laporan I.
 Tinjauan tentang Apotek ( Apotek tempat PKP):
Visi, Misi, Moto. Dll.
 Tata cara pendirian apotek baru. Dan studi
kelayakan.
 Portofolio pembelajaran .
 Tugas Utama:
a. Mengamati dan menganalisis 5 buah resep dokter
spesialis anak (harus ada), penyakit dalam, bedah ,
jantung , Syaraf, kandungan dan kebidanan, THT, Kulit
Kelamin, tidak boleh dokter Gigi. Secara Life dan
sampai monitoring (resep berbeda dgn 200 resep)
b. Mengamati, melakukan dan menganalisis 3 macam
pengobatan swamedikasi sampai KIE dan monitoring
 Tugas Khusus ( Jika Ada), misal: Penyuluhan, dll.
 Pustaka.
Laporan II.
 Aspek pelayanan kefarmasian di Apotek :
menganalisis setiap minggunya 40 resep. Total 200
resep.selama 6 minggu

Laporan dibuat:
Laporan I ; dibuat: 3 Examplar
Dua copy untuk dosen penguji.
Satu copy untuk apoteker muda.
LaporanII. Dibuat satu Examplar saja.
Laporan Untuk arsip , Laporan I dan II dimasukkan dalam satu CD ,untuk satu
apotek dan dikumpulkan kepada ketua bidang
komunitas apotek.

Keterangan:

1. Laporan harus sudah diserahkan selambat-lambatnya tgl 29 Juli


2015
2. Ujian sidang : tgl .5 Agustus 2015
3. Ujian perbaikan : tgl 7 Agustus 2015.

15

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI


MAHASISWA PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

ANGKATAN . . .

DI

APOTEK . . . . . . .

Jalan . . . . . . . . . . . . . .

(Tanggal . . . . . . . . s.d. . . . . . . . . . . .)

OLEH :

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa

NRP : . . . . .

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA
2015

16

Lembar Pengesahan

MAHASISWA PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

ANGKATAN XLIX.

DI

APOTEK………..

JALAN; ……………………………………….

TANGGAL…………………S/D………………….

Disusun oleh:

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

APA Dosen Fakultas Farmasi

Universitas Surabaya
17

JADWAL PRAKTEK KERJA PROFESI (PKP) APOTEK

Program Profesi Apoteker Angkatan 49.

No Kegiatan Alokasi waktu Waktu Pembimbing


(Jam)
1. Pembekalan Ubaya 25 – 30 Mei 2015 2 Team

Study kelayakan (teori) 25 Mei 2015 2+2 Franciscus C .K Ssi MfarmKlin.Apt

Study kelayakan (Kasus) 26 Mei 2015 2+2 Tentatif

Seminar (Kuliah Tamu) 27 Mei 2015 4 Tentatif


Pengarahan 28 dan 29 Mei 2015 4 Ketua bid minat Kom
2. PKP Tahap 1 01 – 06 Juni 2015 40 APA
3. Diskusi I Jumat 05 Juni 2015 2 Dosen FF Ubaya
waktu disesuaikan sendiri
4 PKP Tahap II 08 – 13 Juni 2015 40 APA
5 Diskusi II 12 Juni 2015 2 Dosen FF Ubaya
waktu disesuaikan sendiri
5. PKP Tahap III 15 – 20 Juni 2015 40 APA

7. Diskusi III 19 Juni 2015 4 Dosen FF Ubaya


8. PKP Tahap IV 22 – 27 Juni 2015 40 APA
9. Diskusi IV 26 Juni 2015 2 Dosen FF Ubaya
waktu disesuaikan sendiri
10. PKP Tahap V 29 Des – 4 Juli 2015 40 APA
11. Diskusi V 03 Juli 2015 2 Dosen FF Ubaya
waktu disesuaikan sendiri
12. PKP Tahap VI 06 – 11 Juli 2015 40 APA
13. Diskusi VI 10 Juli 2015 4 Team
14 Diskusi VI (remidi) 13 at 14 Juli 2015 4 Team
14 Diskusi dan revisi laporan Waktu disesuaikan sendiri 10 Dosen pembimbing
dengan pembimbing
15 Diskusi, baca, seminar dll 1 Juni – 29 Juli 2015 50 Apoteker muda
16. Sharing 27 Juli 2015 4 Semua apoteker muda
dipandu oleh dosen
17 Ujian /evaluasi baca 29 Juli 2015 Team dosen
resep(200 resep) Remidi 31 Juli 2015
18. Penyerahan laporan 29 Juli 2015 T.U
19. Ujian sidang 5 Agustus 2015 Dosen penguji,
pembimbing dan praktisi
20. Ujian perbaikkan 7 Agustus 2015 Dosen penguji,
pembimbing dan praktisi
21. Kuliah Tamu
TOTAL 330
18

DISKUSI PKP APOTEK

PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN 49

NO URAIAN PENANGGUNG JAWAB


1 Diskusi I Dosen Pembimbing dari masing-masing Kelompok
2 Diskusi II Dosen Pembimbing dari masing-masing Kelompok
3 Diskusi III. 1. Dini Kusuma. S Si. Msi.Apt
Materi Majerial 2. Alasen Sembiring Milala,
S.Si.MSi.Apt.
3. Kusuma Hendrajaya,Ssi.Msi.Apt
4. Drs. Harrry S, Msi, Apt
5. Dra. Ririn Sumiyani ,Msi.Apt
6. Dra Emma Msi Apt

4 Diskusi IV Dosen Pembimbing dari masing-masing Kelompok


5 Diskusi V Dosen Pembimbing dari masing-masing Kelompok
6 Diskusi VI 1. Sylvi Irawati. S Farm, M Farm-Klin. Apt
Materi Pelayanan Kefarmasian 2. Bobby Presley. S Farm. , M Farm-Klin. Apt
3. Eko Setiawan. S Farm. , M .Sc. Apt
4. Dian Natasya R, S Farm,M Fa rm-Klin,Apt
5. Aguslina Kirtishanti S Si MKes.Apt
6. Dra. Nani Parfati Msi Apt
7. Ni Luh Dewi Aryani, SSi. MSi.Apt.
8. Anita P Rahman S.Si. M Farm-Klin Apt
9. Fransiscus Cahyo K, S Si, M Farm-Klin. Apt
10. Lisa Aditama . , S Si, M Farm-Klin. Apt
11. Fauna Herawati., S Si, M Farm-Klin. Apt.
12. Dra. Lusiwati T. M.Farm-Klin. Apt.
13. Amelia Lorensia. S Farm., M Farm-Klin. Apt
14. Ike dhiah S Farm.M Farm-Klin Apt

KETERANGAN JADWAL :

1. Diskusi tahap I, II, IV, V : dengan dosen pembimbing masing-masing


kelompok apotek.

2. Ada presensi & tanda tangan dosen pembimbing, bila tidak hadir dalam
diskusi karena berhalangan maka harus cari waktu sebagai penggantinya. Bila
tidak bisa maka tidak diperkenankan mengikuti ujian sidang.

3. Materi :; Diskusi I : Sesuai PKP Tahap I.

Diskusi II : Sesuai PKP Tahap II.

Diskusi IV : Sesuai PKP Tahap IV.


Diskusi V : Sesuai PKP Tahap V.

4. Kegiatan penyusun laporan dan diskusi yang intensif dibimbing oleh APA
dan Dosen pembimbing dari FF Ubaya.

5. Apabila PKP APOTEK ,dan ujian 200 Resep tidak lulus maka tidak
diperbolehkan mengikuti ujian sidang Apotek.

6. Apabila laporan tidak diserahkan pada waktunya maka tidak


diperbolehkan mengikuti ujian sidang Apotek.

7. Apabila laporan tidak ada lembar pengesahan ,tidak diperkenankan


mengikuti ujian sidang

SISTEM EVALUASI.

Sistem evaluasi kegiatan PKP di Apotek dilakukan melalui beberapa metode yaitu:
1. Penilaian aktivitas Apoteker Muda di tempat PKP, dimana peserta
pelatihan akan dinilai baik dari aspek pengetahuan ( Knowledge) yang
memiliki maupun ketrampilan soft skill-nya
2. Presentasi Kasus dan diskusi yang dilakukan pada minggu III dan
VI (dikampus). Hal-hal yang dijadikan pertimbangan didalam memberikan
penilaian adalah:
a. Kemampuan menjawab.
b. Penggunaan pustaka dan rujukan yang sesuai ( Berdasarkan clinical
evidence)
3. Evaluasi juga dilakukan oleh dosen pembimbing ( penilaian 15%)
4. Bila tidak lulus pada kinerja peserta PKP, maka tidak
diperkenankan mengikuti ujian sidang PKP Apotek

5. Bila tidak ada pengesahan laporan dari dosen pembimbing dan


APA , maka tidak diperkenankan mengikuti ujian sidang PKP Apotek

6. Bila tidak lulus evaluasi 200 resep tidak boleh mengikuti ujian
sidang PKP Apotek

Tambahan:
1. Apabila apoteker muda tidak mendapatkan yang telah di
programkan oleh fakultas ditempat PKP atau tidak memenuhi
kompetensi yang disarankan maka bisa diwadahi di Apotek Ubaya tapi
harus seijin ketua minat PKP Apotek dan APA Apotek Ubaya.
2. Mulai Minggu kedua PKP, setiap apoteker muda harus membaca
resep sebanyak 40 resep perorang ,jadi totalnya selama 6 minggu
sebanyak 200 resep dan menganalisis resep tersebut, tetapi tidak
mendalam seperti 5 resep dokter specialis. Dan didiskusikan dengan
dosen pembimbing setiap minggunya dan diparaf oleh dosen
pembimbing setiap minggunya.
3. Untuk dapat mengetahui kemampuan dari apoteker muda dalam
hal membaca resep maka diadakan ujian sebelum ujian sidang PKP
Apotek

20

PENILAIAN OLEH TIM PENGUJI

UJIAN LISAN/sidang PROFESI APOTEKER BIDANG APOTEK.


Dibagian 2 Aspek:

1. ASPEK MANAJERIAL: sebesar 40 %.

a. Tinjauan tentang apotek, tata cara pendirian Apotek, studi


kelayakan, BEP, Keuangan, permodalan.
b. Manajemen kefarmasian : Perencanaan, pengadaan,
pemesanan, penataan (Penyimpanan), pendistribusian,
pemusnahan (Pengelolaan obat ED, Rusak) dll.
c. Manajemen risiko.
d. Manajemen rantai pasok ( Alur barang dari pabrik sampai
ke end user, distributor, sub distributor.)
e. Pengelolaan sumber daya manusia.
f. Administrasi (Dokumentasi): Pembukuan, laporan
Narkotika-psikotropika. Dll.

2. ASPEK PELAYANAN KEFARMASIAN: sebesar 60 %

a. Aspek Skrining resep ( Keabsahan resep, pengetahuan


farmasetik spt bentuk sedian, dosis, lama penggunaan, stabilitas
serta pengetahuan klinis obat-obatan yang berpotensi
menimbulkan ESO, interaksi obat
b. Aspek compounding & dispensing.
c. Pelayanan obat atas resep ( Obat keras, Psikotropika,
Narkotika).
d. Pelayanan obat bebas, bebas terbatas, OWA, obat
tradisional.
e. Ketrampilan pemberian informasi obat.
f. Sikap professional dalam pengambilan keputusan.

21

Anda mungkin juga menyukai