Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara


sistematis antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja
untuk mencapai keahlian tertentu (Ridi Aryanto, 2017). Dengan adanya kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem
yang baik antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Tujuan dari kegiatan Praktik
Kerja Lapangan itu sendiri untuk memperkenalkan siswa mengenai penerapan
dalam dunia kerja serta memperluas wawasan dan pengalaman siswa terhadap
suatu pekerjaan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
41 tahun 2015 tentang pembangunan sumber daya industri yang mengatakan
bahwa PKL adalah kegiatan wajib bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan, oleh
karena itu SMK Farmasi Galenium mengadakan Praktik Kerja Lapangan dengan
tujuan menyiapkan tenaga yang terampil yang siap bekerja sama dan profesional.

Praktik Kerja Lapangan merupakan bentuk kegiatan guna untuk


meningkatkan dan mengembangkan kemampuan tenaga kerja melalui sarana dan
prasarana pendukung sehigga menghasilkan lulusan yang berkualitas. Siswa
diharapkan memperoleh wawasan dan pengalaman dan dapat menjadi wujud
aplikasi dari antara keterampilan, sikap dan kemampuan siswa yang diperoleh
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

SMK Farmasi Galenium mengadakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di


apotek yang dilaksanakan sewaktu siswa duduk dibangku kelas XI. Besarnya
peranan apotek sebagai salah satu instalasi penunjang kesehatan masyarakat
menyebabkan apotek perlu dipimpin oleh seorang Apoteker yang memiliki

1
kemampuan profesional dalam bidang farmasi dan non farmasi. Untuk menunjang
kegiatan pelayanan kefarmasian, apoteker juga membutuhkan asisten apoteker.
Oleh karena itu, dengan diadakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas siswa dan siswa dapat menerapkan
ilmu pengetahuan dalam dunia kerja.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan yaitu :
1. Memperkenalkan siswa dalam dunia kerja
2. Memperluas wawasan dan pengalaman mengenai pelayanan kefarmasian
dan manajemen dalam dunia kerja
3. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional dan etos kerja siswa
dalam dunia kerja

C. Ruang Lingkup

1. Tahap I Pengamatan
a. Keadaan Apotek Jasmine
b. Susunan Organisasi
c. Aturan kerja di Apotek Sindang Barang
2. Tahap II Meniru Tindakan
a. Pengelolaan sediaan farmasi
b. Menghitung Harga Jual Apotek
3. Tahap III Kerja Dengan Bantuan dan Pengawasan
a. Penerimaan Resep
b. Pelayanan Resep secara Tunai
4. Tahap IV Bekerja Mandiri
a. Pengelompokan obat- obatan
b. Berkomunikasi dengan pasien
5. Tahap V Aktualisasi dan Eksplorasi

2
a. Membaca resep
b. Melayani pasien
c. Mempelajari administrasi farmasi dan lainnya.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan Praktik Kerja


Lapangan ini meliputi:

1. Mengetahui tata cara melayani pasien dengan baik dan sopan.


2. Menambah pengetahuan tentang pengelolaan sediaan farmasi.
3. Siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan teori dan praktik yang
telah diajarkan
4. Siswa diajarkan untuk terbiasa bersikap cekatan, bertanggungjawab dan
disiplin.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun


2016. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Tenaga Teknis
Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis
Farmasi.

B. Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan


sumpah jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan
farmasi, antara lain obat, bahn baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

4
C. Pengelolaan sediaan farmasi di Apotek

1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, wabah atau
penyakit apa yang banyak diderita oleh masyarakat di daerah tersebut. Pola
konsumsi, direncanakan berdasarkan pengeluaran barang periode
sebelumnya, jadi kita harus memantau obat apa yang sering keluar di periode
sebelumnya sehingga diperlukan pengelompokan barang fast moving dan
slow moving.

2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pengadaan dapat dilakukan secara rutin yaitu pengadaan paling
utama dan wajib dilakukan oleh apotek, yang kedua pengadaan mendesak
yaitu ketika obat yang dibutuhkan tidak ada untuk menghindari hal itu, Anda
bisa bekerja sama dengan apotek lainnya agar tidak ada penolakan resep,
selanjutnya adalah bentuk pengadaan konsinyasi yaitu bentuk kerja sama
apotek dengan perusahaan farmasi yang menitipkan produknya ke apotek,
bila jumlah obat tidak laku maka pihak apotek bisa melakukan pengembalian.

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis


spesifikasi, jumlah, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Apotek akan menerima faktur
yang kemudian di cek oleh Apoteker atau Asisten Apoteker jika sudah
sesuai maka Apoteker atau Asisten Apoteker akan memberikan tanda tangan
dan cap Apotek. Apotek akan menerima faktur warna putih jika sudah

5
melunasi pembayaran.

4. Penyimpanan

Obat atau bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan
dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta
disusun secara alfabetis. Dan Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First
Expire First Out) dan FIFO (First In First Out).

Penataan Perbekalan Farmasi:

a. Harus ditata secara sistematis sehingga tidak mengalami kesulitan


dalam mencari.
b. Bahan baku, dipisahkan dari serbuk, cairan, dan yang setengah padat
kemudian disusun secara alfabetis.
c. Lemari khusus, digunakan untuk Narkotika dan Psikotropika. Obat
generik, antibiotik dan alat kesehatan harus mengulang kembali.

Penyimpanan Perbekalan Farmasi Dapat Digolongkan Berdasarkan:


a. Bentuk sediaan (tablet, sirup, drops, salep, dan bentuk sediaan lainnya)
yang disusun secara alfabetis.
b. Berdasarkan FIFO (First In First Out) yaitu obat-obat yang pertama
masuk dan pertama keluar dan FEFO (First Expired dan First Out)
yaitu obat-obat yang kadaluarsanya cepat, pertama keluar.
c. Berdasarkan sifat obatnya yang meliputi penyimpanan obat
berdasarkan suhu yang telah ditentukan.
d. Berdasarkan golongan obatnya seperti untuk golongan bebas dan
bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan (tidak apa-apa terlihat

6
oleh konsumen) karena golongan obat ini dijual secara bebas ke
pasien.

5. Pemusnahan

Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain
narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan

Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

6. Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah


persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.

7. Pencatatan dan Pelaporan

7
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal


merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal
merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.

8
BAB III

PROFIL APOTEK

A. Profil Apotek

Apotek jasmine didirikan pada tahun 1995 oleh seorang Apoteker yang
bernama Merry Sitorus. Apotek jasmine ini terletak di Jalan Wijaya Kusuma
Raya No 5, Komplek Jasmine Garden, Bogor. Lokasi Apotek yang strategis
sehingga dapat dikunjungi oleh siapapun dan mudah ditemui. Apotek Jamine
memiliki surat izin praktek, dan dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek yang bernama Lolitha Henriette Latuputty dan memiliki beberapa
Tenaga Teknis Kefarmasian.

B. Organisasi Apotek

9
Apoteker
Pengelola Apotek
Lolitha Henriette Latuputty S.
Farm. Apt

Asisten Apoteker
Siska Pratika Sitepu A. A

Tenaga Teknis Tenaga Teknis Tenaga Teknis


Kefarmasian Kefarmasian Kefarmasian
Maslina Marlis V. S Awalia Ramadhanti Ananda Sri Rahayu

C. Sarana dan Prasarana


Sarana yang terdapat pada Apotek Jasmine meliputi:
a. Tempat Parkir, yang terletak di depan Apotek Jasmine yang cukup luas
untuk menampung beberapa kendaraan dari pengunjung yang datang ke
Apotek.
b. Ruang Tunggu, ruangan ini berada pada sisi depan bagian apotek. Di
ruangan ini terdapat beberapa tempat duduk yang disediakan Apotek
untuk pengunjung atau konsumen agar dapat menunggu obat yang dibeli
atau resep yang akan ditebus.
c. Ruang Peracikan, terletak di sebelah kanan lemari Narkotika dan
Psikotropika. Di ruangan ini tersedia meja, kursi, mortir, stemper, plastik
klip, perkamen,dan gunting.
d. Ruang Praktik dokter, ruangan ini terletak di lantai dua dan digunakan
sebagai tempat praktek dokter gigi
e. Toilet

Prasarana
Prasarana yang terdapat pada Apotek Jasmine, meliputi:

10
a. Alat : Peralatan peracikan (Mortir, stemper, beker glass), gunting,
kalkulator, steples, kwitansi, bolpoint, nota pembelian, stempel
b. Bahan : Semua jenis obat, bahan tambahan, bahan pelarut (Air, alkohol,
sirupus), kertas perkamen.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Apotek Jasmine. Praktik Kerja


Lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 13 Januari 2020 sampai tanggal 23 Maret
2020. Teknis pelaksanaannya dilakukan dengan membuat pembagian jadwal
praktik siswa, sehingga Praktik Kerja Lapangan dilakukan secara bergilir, setiap
siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama 14 hari. Waktu Praktik
Kerja Lapangan dilakukan pada pukul 07.30 WIB hingga 16.00 WIB.

B. Pengelolaan Apotek Jasmine

Apotek Jasmine melayani resep dari dokter dan menjual obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek, obat narkotika, dan obat
psikotropika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, alat kesehatan, dan lainnya.

1. Pengelolaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.

11
a. Mencatat Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.
Apotek Jasmine akan menulis obat-obatan apa yang telah terjual pada
setiap harinya, kemudian menuliskan sisa stok akhir. Obat obatan yang
stoknya telah sedikit maka akan ditulis pada buku defekta. Pencatatan
pada buku defekta terdiri dari Nama Sediaan Farmasi dan Perbekalan
Farmasi, jumlah obat, kekuatan sediaan, dan nama PBF. Pencatatan
dilakukan dengan melihat stok yang tercantum pada kartu stok dan perlu
melihat stok fisik.
b. Memesan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Farmasi Pemesanan
dilakukan setelah melakukan pencatatan.

Pemesanan dilakukan dengan melihat buku defekta, kemudian PBF


akan datang membawakan pesanan. Pihak apotek yang melakukan
penerimaan barang akan melakukan pengecekan sediaan kemudian
menandatangani faktur disertai tanggal dan nama jelas.

c. Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan Farmasi


Setelah pesanan datang maka pihak Apotek jasmine akan melakukan
pemeriksaan pada faktur seperti mengecek tanggal faktur, menyesuaikan
isi faktur dengan surat pesanan, menyesuaikan faktur dengan obat-obatan.
Setelah dilakukan pengecekan pihak Apotek Jasmine akan menghitung
harga jual apotek dan menempelkan harga beserta tanggal obat tersebut
diterima pada obat.
d. Menyimpan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Farmasi
Obat-obatan yang telah di-check pun disimpan sesuai dengan
golongan obat, dan jenis obat. Jika obat keras maka akan disimpan pada
lemari khusus obat keras begitupun dengan obat bebas maka akan
disimpan pada lemari obat bebas.

C. Menghitung Harga Obat

12
Setelah menerima obat, pihak Apotek Jasmine akan menghitung harga
dengan cara jumlah harga + PPN (jika tertera pada faktur) + Profit (untuk obat
bebas dan bebas terbatas yaitu sebesar 1,15%) dan (untuk obat keras 1,25%)
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan tablet.

Contoh :

1. Harga obat Dexametason 0,5 mg yaitu Rp.25.000,- penambahan PPN


sebesar 10%. Setiap 1 box Dexametason 0,5 mg berisi 20 strip, dan setiap
strip terdiri dari 10 tablet. Maka harga Dexametason 0,5 mg adalah ....
Jawab :
Dexametason 0,5 mg = Harga obat + PPN 10% + Profit (1,25%)

= Rp.25.000,- +Rp.2.500,- + 1,25%

= Rp.34.375,- : Jumlah tablet dalam 1 box

= Rp.34.375 : 200

= Rp.171,875/tablet.

2. Harga Curcuma Plus sirup Rp.56.000,- penambahan PPN 10%. Berapakah


harga curcuma plus sirup tersebut?
Jawab :
Curcuma Plus sirup = Harga obat + PPN 10% + Profit (1,15%)

= Rp.56.000,- + Rp.5.600,- + 1,15%

= Rp.70.840,- = Rp.71.000,-/pcs

D. Penerimaan Resep

Saat menerima resep dilakukan skrining resep terlebih dahulu yang meliputi
skrining administrasi, farmasetis, dan klinis serta ketersediaan stok obat yang
diminta di apotek. Setelah dilakukan skrining resep maka pihak apotek akan
menghitung harga obat dan kemudian memberitahu kepada pasien mengenai
harga obat.

13
E. Penyiapan Obat
1. Penyiapan

Resep yang telah melewati proses skrining administratif , skrining


farmasetik dan skrining klinis, ketersediaan stok obat yang diminta di
apotek, selanjutnya obat-obat dalam resep disiapkan. Obat diambil sesuai
dengan yang diresepkan oleh dokter. Sediaan yang akan diserahkan ke
pasien, diberikan label dan dimasukkan ke dalam plastik klip obat.

2. Penyerahan

Obat yang diserahkan harus telah diberi etiket dan label. Etiket yang
digunakan untuk obat luar adalah etiket berwarna biru dan untuk obat dalam
adalah etiket berwarna putih.

F. Swamedikasi

Dalam penyerahan obat, pihak Apotek akan menyebutkan nama pasien


dengan jelas, kemudian menyerahkan obat yang diminta dalam resep yang telah
ditempelkan etiket kemudian pihak apotek akan menyebutkan nama obat, cara
minum dan cara pakai secara jelas, kemudian menanyakan kepada pasien apakah
penjelasan yang diberikan pihak apotek dapat dimengerti.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktik kerja lapangan SMK Farmasi Galenium dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Jasmine terdiri dari
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan.
2. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi siswa-siswi
karena menambah wawasan dan pengalaman dalam pelayanan dan
manajemen kefarmasian.
3. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan juga dapat menumbuhkan dan
meningkatkan sikap profesional dan etos kerja.
4. Mengetahui bagaimana manajemen di Apotek Jasmine

B. Saran
1. Untuk Apotek Jasmine

15
a. Lebih meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi yang di butuhkan
oleh masyarakat sekitar.
b. Memperluas ruang racikan.
c. Sebaiknya dibuat ruang penyimpanan untuk penyimpanan barang-
barang (gudang) sehingga barang-barang akan terlihat rapih.
d. Pelayanan Apotek Jasmine terhadap masyarakat sudah baik tapi
diharapkan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat yang telah dicapai selama ini dan lebih
meningkatkan hubungan kerja sama antar sesama.

2. Untuk sekolah
a. Pembimbing lebih mengontrol kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan
mengontrol kehadiran para siswa
b. Diharapkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selain di
apotek seperti Klinik, Rumah Sakit, dan lainnya.
c. Pembekalan sebelum memulai Praktik Kerja Lapangan (PKL) lebih
dipersiapkan agar semua siswa bener-benar memahami apa saja yang
harus dilakukan di tempat Praktik kerja Lingkungan (PKL)
3. Untuk pembaca
a. Sebaiknya siswa-siswi yang hendak melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) menguasai materi kefarmasian seperti mengetahui
nama-nama obat, khasiat obat dan lain-lain.
b. Siswa dan siswi displin, dan melakukan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah di tetapkan oleh apoteker di tempat Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

16
LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi Apotek Jasmine

Lampiran 2 Lemari Obat Keras

17
Lampiran 3 Kwitansi

18
Lampiran 4. Copy Resep

Lampiran 5 Etiket

19
Lampiran 6. Lemari Narkotika

20
Lampiran 7. Lemari Psikotropika

21
Lampiran 8 Lemari Obat bebas dan Bebas Terbatas

Lampiran 9 Tempat Meracik Obat

22
Lampiran 10 Lemari Penyimpanan Stok Obat

Lampiran 11 Ruang Tunggu Pasien

23
Lampiran 12 Timbangan

Lampiran 13 Wastafel

24
Lampiran 14 Surat Pesanan

25
Lampiran 15 Surat Pesanan Perkursor

26
Lampiran 16 Surat Pesanan Psikotropika

Lampiran 17 Surat Pesanan Narkotika

27
Lampiran 18 Kartu Stok

Lampiran 19 Nota

28
Lampiran 20 Buku Permintaan

Lampiran 21 Buku
defecta

29
Lampiran 22 Lemari
Pendingin Penyimpanan Obat

Lampiran 23 Contoh
resep

Lampiran 24 Faktur

30
DAFTAR PUSTAKA

31
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasiaan Di Apotek.

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Tugas dan Fungsi Apotek

Bogadenta A, 2013 tugas dan fungsi apotek

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/712/2/BAB%20II.pdf

Anonim. 2014. Tugas dan Fungsi Apotek.


https://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2014/10tugas-dan-
fungsiapotek.html?m=1

Fitra. 2011. Tentang Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

32

Anda mungkin juga menyukai