Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MAGANG DAN DASAR HUKUM

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam

membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok dan atau masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu

tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melaksanakan

pekerjaan kefarmasian (Anonim, 2001).

Magang merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang

dilaksanakan di lingkungan kmapus atau luar kampus untuk mendapatkan

pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang peminatnya melalui

metode observasi dan partisipasi. Selain itu magang juga mempunyai

tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan ketrampilan kerja praktis,

penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa di lepas untuk

bekerja sendiri.

Page 1
B. TUJUAN KEGIATAN MAGANG

Tujuan Magang di Apotek Panican bagi mahasiswa adalah:

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang

membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal sesuai dengan

kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan

masyarakat serta menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi,

teknis, maupun social budaya.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan

pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam

melaksanakan kegiatan Pelayanan kesehatan farmasi.

4. Memahami dan mengerti ruang lingkup Apotek yang meliputi

manajemen, pengelolaan obat, dispensing perbekalan farmasi di

Apotek, pelayanan informasi obat.

C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN MAGANG

Tujuan penulisan laporan magang ini adalah :

1. Mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangangkan

pelajaran yang diperoleh dari perkuliahan dan diterapkan di lapangan

kerja.

2. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kefarmasian

sesuai dengan program pendidikan yang diterapkan secara lebih luas dan

mendalam yang terungkap dari laporan yang tersusun.

Page 2
3. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah untuk menunjang

peninggakatan pengetahuan mahasiswa angkatan selanjutnya.

D. Manfaat Magang

1. Menambah pengetahuan kami tentang pelayanan perbekalan farmasi

kepada masyarakat secara langsung.

2. Menambah wawasan kami mengenai nama, jenis obat yang beredar

dimasyarakat.

Page 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN LOKASI APOTEK PANICAN

Apotek Panican terletak di Jalan Raya Panican Rt 12 / 04 Kemangkon,

Purbalingga. Apoteker penanggung jawab Prihatin Wikaning Astuti,

S.Si.,Apt. Apotek Panican di dirikan pada tahun 2008, teletak dekat dengan

Pasar Panican dan dekat dengan jalan raya. Apotek Panican buka setiap hari

mulai pukul 07.30 – 21.00 .

B. STRUKTUR ORGANISASI PERSONALIA

Struktur Organisasi Apotek Panican

Apoteker Pengelola Apotek: Prihatin Wikaning Astuti, S.Si.Apt

Teknis Pekerja Kefarmasian: Gustin Anggraeni

Luthfi Latifah

Rahayu Sintia Asih

Sefri Dwi Pangesti

Siyam Purwanti

Eka Yuni Kristiyanti

C. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pelayanan kefarmasian, Apoteker

Pengelola Apotek (APA) dibantu oleh 2 orang Asisten Apoteker, 3 orang

karyawan, dan 1 orang bagian Administrasi.

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Page 4
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia

sebagai Apoteker. Sebagai pengelola apotek seorang APA memiliki tugas,

tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:

a) Memimpin seluruh kegiatan di apotek sesuai dengan ketentuan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

b) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan apotek meliputi :

1) Pelayanan kefarmasian.

2) Administrasi dan keuangan.

3) Sumber daya manusia atau personalia.

4) Bidang lainnya yang berkaitan dengan fungsi apotek.

c) Melakukan kegiatan manajemen (perencanaan, pengaturan,

pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi) apotek temasuk didalamnya :

1) Membuat rencana program kerja bulanan dan tahunan.

2) Membuat rencana pengembangan apotek.

3) Membuat Standar Operating Prosedur (SOP) seluruh kegiatan

apotek.

d) Bertanggung jawab terhadap implementasi pendidikan di Apotek.

e) Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas

apotek.

f) Bertanggungjawab dalam menjaga kelancaran pada segala bidang

kegiatan apotek dan kelangsungan hidup apotek yang dikelolanya.

Page 5
2. Asisten apoteker

Asisten apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian

sebagai asisten apoteker (PerMenKes Nomor 1332 Tahun 2002 ).

D. Kefarmasian di apotek

a) Sarana dan Perlengkapan Apotek

Apotek Panican mempunyai bangunan yang terdiri atas ruang tunggu

pasien, ruang peracikan obat, ruang penyimpanan (gudang), ruang

pelayanan . Dalam meningkatkan pelayanan kefarmasian, praktek farmasi

dan pengelolaan apotek diperlukan perlengkapan apotek yang lain yang

dapat menunjang kelancaran pelayanan.

1) Perlengkapan administrasi

a) Blanko surat pesanan obat

b) Blanko surat pesanan khusus prekusor

c) Blanko nota penjualan

d) Buku defekta

e) Buku catatan faktur pembelian

f) Blanko salinan resep / Copy resep

2) Kartu Buku Standar yang terdapat di apotek, antara lain :

a) FI ( Formularium Indonesia ) edisi ketiga

b) ISO vol 50 tahun 2016

c) MIMS

Page 6
3) Perlengkapan lain

a) Air Tanah

b) Penerangan

c) Alat pemadam kebakaran

d) Ventilasi

e) Papan nama berukuran 100 cm x 50 cm dengan tulisan putih

dasar biru memuat nama apotek dan alamat apotek.

f) Tempat sampah

g) Perlengkapan computer

h) Gudang obat

4) Perbekalan dan alat perbekalan farmasi

a) Lemari pendingin (lemari es)

b) Meja racik dan alat racik (mortir, stemper)

c) Wadah pembungkus

d) Dispenser

E. DRUG CYCLE MANAGEMENT APOTIK

Drug Cycle Management atau siklus manajemen obat merupakan unsur

penting dalam pengelolan managerial secara keseluruhan, dalam sistem

manajemen obat mempunyai fungsi masing-masing yang saling

berkesinambungan satu dengan lainnya yang saling terkait yaitu seleksi dan

perencanaan, pengadaan, distribusi serta penggunanaan (Bogadenta,2012).

Page 7
Sistem pengelolaan barang di apotek merupakan tanggung jawab

penuh seorang apoteker. Pengelolaan barang yang baik sangat diperlukan

untuk menjamin keteraturan distribusi dan mutu perbekalan farmasi.

Pengelolaan barang di Apotek Panican meliputi:

1. Perencanaan

Menurut Keputusan Menkes No. 1197 tahun 2004, bahwa

perencanaan ialah suatu proses pemilihan jenis, jumlah dan harga dari

perbekalan farmasi yang mana perencanaan akan pemilihan suatu

sediaan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk

menghindari kekosongan obat. Dalam menentukan perencanaan akan

kebutuhan suatu apotek dalam pemilihan sediaan farmasi yang di

inginkan maka ada tiga metode perencanaan yang bisa digunakan yaitu

yang pertama adalah metode morbiditas atau epidemiologi,

perencanaan perbekalan farmasi dengan metode ini ialah berdasarkan

penyakit yang ada yang mana obat yang disediakan ialah obat yang

paling sering diminta untuk suatu jenis penyakit yang sering muncul

pada suatu lingkungan masyarakat, maka suatu apotek akan memenuhi

permintaan atau kebutuhan masyarakat dari suatu sediaan farmasi dari

epidemiologi yang paling sering muncul. Yang kedua ialah metode

konsumsi, metode perencanaan obat ini didasarkan pada kebutuhan

obat pada periode sebelumnya, yaitu dengan melihat pola konsumsi

yang umumnya digunakan pada tahun-tahun sebelumnya, metode ini

Page 8
paling mudah dilakukan namun membutuhkan waktu yang lebih

banyak. Metode konsumsi ini umumnya digunakan di apotek ataupun

dirumah sakit karena tidak memerlukan data penyakit dan standar

pengobatan. Yang ketiga metode kombinasi atau gabungan antara

keduanya , metode ini saling mengisi kelengkapan diantara kedua

metode tadi dan meminimalisir kekurangannya. Yang menggunakan

metode ini kombinasi ini umumnya rumah sakit besar yang telah

berjalan cukup lama atau apotek yang telah cukup maju.

(Bogadenta,2012)

Perencanaan dan Pengadaan barang di Apotek Panican dilakukan

berdasarkan metode konsumsi yaitu berdasarkan banyaknya item obat

yang sering keluar dan berdasarkan metode epidemiologi yaitu

berdasarkan pola penyakit yang ada disekitar. Perencanaan dan

pengadaan dilakukan setiap hari kecuali hari minggu.

Untuk obat obatan yang sering keluar seperti obat obatan untuk

pegal linu ( voltadex ), obat batuk pilek pada anak anak ( Hufagrip Flu

sirup ), obat gatal gatal untuk dewasa seperti dexteem plus dan lain

sebagainya.

2. Pengadaan

Pengadaan ialah suatu kegiatan yang merealisasikan apa yang

telah direncanakan, pengadaan yang efektif ialah harus menjamin

ketersediaan jenis dan jumalah yang tepat dengan harga yang

Page 9
ekonomis dan memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan

kemanfaatan (cpfb,2011; WHO,2012).

Pengadaan barang dan pemesanan perbekalan farmasi di Apotek

Panican meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan alat kesehatan

dan kosmetik . Pemesanan perbekalan farmasi dilakukan dengan

mengacu buku defekta, buku defekta adalah buku yang digunakan

untuk mencatat perbekalan farmasi yang sudah mencapai stok

minimum atau habis. Pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar

Farmasi (PBF) tergantung Apoteker dengan Pertimbangan dana yang

tersedia dan kecepatan perputaran barang (Slow movingatau Fast

moving).

Sistem pengadaan barang di Apotek Panican dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain :

1) Pengadaan secara berencana

Apotek Panican sebelumnya sudah merencanakan pembelian

barang atau perbekalan farmasi. Pembelian berencana dapat

mengacu pada buku defekta. Sistem pembelian ini dilakukan

dengan cara pemesanan melalui SP (Surat Pesanan) yang

ditandangani oleh APA kepada PBF. .

2) Konsiniasi

Konsiniasi adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh

Pedagang Besar Farmasi (PBF) dengan cara menitipkan barang

kepada pihak Apotek untuk menjualkan barang tersebut.

Page 10
Pembayaran dari barang tersebut hanya berdasarkan jumlah

barang yang laku terjual.

Pemesanan barang atau obat kepada PBF yang dilakukan di

Apotek Panican adalah sebagai berikut :

1) Cek persediaan barang.

2) Kosong atau menipis dicatat di buku defekta yang di lakukan

oleh tenaga kefarmasian yang di tunjuk untuk mencatat obat

obat yang kosong atau sudah menipis persediaannya.

3) Setelah di tulis di buku defekta, buku di cek oleh Apoteker

untuk di pilih jenis barang yang akan di pesan ke PBF dan

jumlah yang akan di pesan. Apoteker yang menentukan jumlah

pemesanan dan PBF mana yang akan di tuju untuk pesanan

obat obatan.

4) Setelah di pilih pemesanan berdasarkan PBF Apoteker menulis

SP di buku pemesanan, kemudian di tanda tangani dan di

stempel apotek dan SIPA. SP ada 2 macam yaitu untuk

pemesanan obat obatan selain Prekursor dan kusus untuk SP

Pekursor.

5) SP di berikan kepada sales pada saat inkaso .

6) Jika sales tidak datang/kebutuhan obat mendesak, catat obat

yang akan dipesan di SP dan bisa di lakukan pemesanan

melalui telepon ke PBF/ SMS/ WA ke sales.

Page 11
7) Jika hal diatas terjadi,SP asli disimpan dan di serahkan kepada

pihak PBF ketika barang datang.

8) Pemesanan di lakukan oleh APA / harus sepengetahuan APA.

3. Penerimaan

Adapun dalam penerimaan ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu mencocokkan isi faktur dan sediaan farmasi,

diperiksa kondisi fisiknya yang meliputi wadahnya masih tertutup

rapat, kondisi tidak rusak dan tanggal kadaluarsanya masih jauh.

Standar prosedur operasional dari penerimaan menurut pedoman

praktikum apoteker tahun 2013 meliputi , pertama dicocokkan antara

sp dan faktur meliputi nama PBF, jenis sediaan farmasi dan alat

kesehatan yag di pesan, kekuatan sediaan dan bentuk sediaan, jumlah

yang dipesan dan harga, bila tidak sesuai segera konfirmasi dengan

PBF, yang kedua dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi dan

alat kesehatan yang datang meliputi jumlah sediaan, jenis sediaan dan

nomor batch, bila jumlah dan jenis yang di minta tidak sama maka

segera di kembalikan, yang ketiga diperiksa kondisi fisiknya meliputi

wadah, tanggal kadaluarsa dan sediaan yang rusak atau tidak. Bila

pemriksaan sudah selesai, faktur di tanda tangani oleh pihak apotek

dan diberti tanda tangan, yang asli diberikan kepada PBF dan

copiannya disimpan sebagai arsip.

Penerimaan barang di Apotek Panican antara lain :

1) Cek faktur apakah ditujukan untuk Apotek Panican.

Page 12
2) Cocokkan fisik barang dengan faktur.

3) Jika fisik barang ada kerusakan atau ED dekat, langsung

di retur harus harus ada bukti retur (pakai tanda terima

barang/ditulis di faktur asli, ditanda tangani pengantar

barang).

4) Dicari copy SP, cocokan dengan faktur, jika tidak cocok

maka barang datang yang tidak sesuai SP diretur.

5) Apabila cocok, faktur ditanda tangani penerima,

dilengkapi tanggal terima, nama terang, No SIK, dan

stempel Apotek, kemudian ambil 1 lembar copy faktur.

6) Jika bayar tunai faktur asli di tandai lunas oleh pembawa

barang, faktur asli diterima.

7) Apabila barang sudah di terima sebelum di beri harga,

cek terlebih dahulu nomor batch dari masing masing obat.

Apabila berbeda dengan yang ada di aslinya maka di

copyan faktur nomor batch di ganti dengan nomor batch

yang benar. Hal ini untuk memudahkan pereturan barang

ke PBF.

4. Penyimpanan

Cara penyimpanan obat di Apotek Panican dapat digolongkan

menjadi empat,yaitu :

1) Berdasarkan golongan obat, yaitu dipisahkan penyimpanan

antara obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras

Page 13
(menggunakan etalase kaca), obat prekursor, di Apotek Panican

tidak terdapat obat Narkotika dan Psikotropika.

2) Berdasarkan bentuk sediaan obat, yaitu antara sediaan tetes

mata, hidung, dan telinga.Sediaan semisolid seperti krim dan

salep, sediaan cair seperti : sirup dan injeksi, sediaan yang di

simpan di dalam lemari pendingin seperti : suppositoria ,alat

kesehatan, kosmetik serta susu masing- masing sediaan saling

dipisahkan.

3) Berdasarkan farmakologi, seperti : multivitamin.

4) Berdasarkan penggolongan obat generik dan paten

5) Setiap kelompok obat disusun secara alfabetis untuk

memudahkan pencarian.Sistem pengeluaran barang

menggunakan sistem FIFO (First in first out) dan FEFO (First

expired first out).

Beberapa Ruang Penyimpanan obat di Apotek Kasih,antara lain :

a. Gudang obat

Didalam gudang terdapat bermacam macam obat yang terdiri

dari obat generik, obat paten, syrup, liniment, cream, salep dan

sebagainya.

b. Lemari pendingin

Ada beberapa obat yang harus disimpan di lemari pendingin,

tetapi di Apotek kasih hanya ada beberapa obat yang harus

disimpan di lemari pendingin, seperti : suppositoria dan

Page 14
5. Distribusi

Perbekalan farmasi yang dijual terdiri dari obat bebas, obat

generik, OWA, alat kesehatan,susu dan kosmetika.Pelayanan meliputi

pembeliaan secara bebas, swamedikasi, resep, dan pemesanan barang

dari para pembeli.

Untuk pembelian obat dengan Resep biasanya hanya Apoteker

yang di perbolehkan untuk memberikan obat dan memberikan

swamedikasi kepada pasien. Semua pengeluaran dan pemasukan Obat

prekursor, dan obat obat keras di catat atau di setok di kartu stok

penjualan. Obat di setok setiap harinya untuk meminimalis kehilangan

obat dan untuk mengetahui jumlah obat yang keluar di hari itu juga.

Sebaliknya pun sama apabila ada barang datang, sesudah di beri harga,

obat di masukan di gudang dan hanya obat keras dan prekursor saja

yang di catat di kartu stok gudang di antaranya pemasukan dan

pengeluaran obat dari gudang.

Untuk penjualan obat masing masing di tulis di buku penjualan

obat dan sudah di kelopokkan masing masing sepeti buku penjualan

obat Keras, obat Prekursor dan obat Bebas maupun Bebas terbatas..

6. Pengendalian Mutu

Untuk menjamin mutu dari sediaan minimal setiap 2 hari sekali di

cek fisik dan sediaan obat. Selain itu untuk mengetahui pengelolaan

penjualan obat di apotek serta mutu dari sediaan farmasi Apotek

Panican setiap tahunnya melakukan STOK OPNAME yang bertujuan

Page 15
untuk menghitung kekayan yang di miliki apotek. Selain untuk

mengetahui hal itu SO di gunakan untuk mengecek kembali barang

barang atau obat obatan yang ada di apotek panican. Di cek kembali

tanggal kadaluarsa untuk meminimalis tertimbunnya atau ketidak

tahuan obat obatan yang hampir mendekati tanggal kadaluarsa.

Apabila terdapat obat obatan yang mendekati tanggal kadaluarsa

bisanya 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa, obat obatan tersebut di

kumpulkan dan di retur kembali ke PBF yang di pesani obat tersebut.

Apabila terdapat obat obatan yang sudah kadaluwarsa dan melewati

tanggal biasanya obat di simpan dalam kardus untuk di musnahkan

menurut pengetahuan Dinas Kesehatan Purbalingga dengan ketentuan

yang sudah di teteapkan dan berlaku.

7. Administrasi dan Pelaporan Apotek

Untuk pelaporan stok penjualan atau pengeluaran obat di apotek

panican untuk obat narkotika dan psikotropika di laporkan setiap

bulannya dan yang membuat laporan narkotika psikotropika adalah

Apoteker sendiri. Di Apotek Panican tidak menyediakan obat

narkotika dan psikotropika sehingga dalam pelaporannya di tulis

NIHIL. Pelaporan di kirimkan melalui SIPNAP stiap bulannya dan

rutin.

Untuk pelaporan prekursor sendiri di lakukan setiap bulannya di

kirim ke Dinas Kehatan Purbalingga dan ke Semarang melalui kantor

POS. Pelaproan di lakukan oleh Asisen Apotker yang di tunjuk untuk

Page 16
mengelola pelaporan dan stok perharinya. Pelaporan meliputi nama

sediian prekursor, jumlah pemasukan setelah keluar dari gudang dan

jumlah pengeluaran ke pasien setiap bulannya di rekap berapa jumlah

yang di keluarkan.

F. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

1. Jam Kerja Apotik

Di Apotek Panican terbagi 2 shift yaitu :

1) Pagi : Dilaksanakan pukul 07.30 - 14.30WIB

2) Siang : Dilaksanakan pukul 14.00 -21.00WIB

Apotek Panican buka di setiap harinya kecuali hari hari tertentu tidak

buka. Apotek Panican mempunyai 6 Tenaga Teknis Kefarmasian dan 1

bukan Tenaga Teknis Kefarmasian. Sistem sift Pagi 2 Tenaga Teknis

Kefarmasian 1 Non Farmasi dan di dampingi oleh Apoteker Penanggung

Jawab . Untuk Apoteker tidak masuk sift melainkan masuk pagi setiap

harinya. Sift siang mulai jam 14.00 – 21.00 oleh 3 Tenaga Teknis

Kefarmasian.

2. Pelayanan Resep

Ada beberapa langkah prosedur pelayanan resep diantaranya :

1) Penerimaan resep

a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep.

1) Nama, alamat, No SIP, tanda tangan, paraf dokter penulis resep.

2) Nama obat, dosis, jumlah, dan aturan pakai.

Page 17
3) Nama pasien, usia, alamat lengkap,dan nomor telepon (jika

ada)..

b. Penetapan harga.

c. Pemeriksaan ketersediaan obat.

2) Perjanjian dan Pembayaran.

a. Pengambilan obat semua atau sebagian.

b. Ada atau tidaknya obat atas persetujuan dokter atau pasien.

c. Pembayaran tunai.

3) Peracikan

a. Penyiapan etiket / penandaan obat dan kemasan.

b. Peracikan obat (menghitung dosis, menimbang bahan, menyampur

sediaan, dan mengemas ).

c. Penyajian hasil akhir peracikan.

4) Pemeriksaan Akhir.

a. Kesesuaian hasil peracikan dengan resep.

a) Nomor resep.

b) Nama obat, bentuk obat, dan jenis sediaan obat, dosis obat,

jumlah obat, dan aturan pakai, nama pasien, usia pasien,

alamat lengkap pasien, serta nomor telepon pasien ( jika ada ).

b. Kesesuaian salinan resep dengan resep asli.

5) Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi.

a. Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi

tentang :

Page 18
a) Nama obat, bentuk obat, jenis sediaan, dosis obat, jumlah obat,

serta aturan pakai.

b) Cara Penyimpanan.

c) Efek samping yang mungkin akan timbul dan cara

mengatasinya.

b. Tanda terima pasien atau penerima obat.

Unuk bagian ini Tenaga Teknis Kefarmasian tidak di

perbolehkan untuk memberikan obat dengan Resep tanpa

sepengetahuan Apoteker. Mulai menerima sampai swamedikasi di

lakukan oleh apoteker. Pada saat peracikan obat biasanya di bantu

oleh salah satu Tenaga Teknis Kefarmasian untuk menyelesaikan

peracikan. Untuk pelayanan resep sendiri di lakukan jam 10.00 –

14.00 atau sesuai dengan ada tidaknya Apoteker.

Untuk pelayanan resep sendiri, Apotek Panican tidak cukup

banyak menerima pembelian obat dengan menggunakan resep.

Resep yang biasa di terima kebanyakan obat jadi dan tidak melalui

proses percikan. Seperti, salep Scabimite, Lacto B, dan lain

sebagainya.

3. Pelayanan Non Resep (Swamedikasi)

Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan

dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat seperti demam,

nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit

Page 19
dan lain. Pelayanan Non resep dapat di lakukan oleh Asisten Apoteker

maupun karyawan biasa tanpa pendampingan dari Apoteker.

G. PEMBAHASAN SWAMEDIKASI

1. Diare

A. Pengertian Diare

Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang

abnormal.Frekuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan antar

individu.Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari,

sedangkan lainnya hanya dua atau tiga kali seminggu (Sukandar, 2009).

Definisi lain dari Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air

besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja

dan frekuensinya lebih sering (biasanyatiga kali atau lebih) dalam satu hari

(Aditama, 2011). Definisi lain diare adalah buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan

air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g atau 200ml/24 jam dan

feses cair (Smeltzer, 2001).Definisi dengan memakai kriteria frekuensi,

yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.Buang air besar encer

tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Zein, 2004).

B. Epidemologi Diare

Diare akut merupakan masalah umum ditentukan diseluruh

dunia. Di Amerika serikat keluhan diare menempati peringkat

Page 20
ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,

sementara dibeberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukan

diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama sampai dengan

ke empat pasien dewasa yang datang berobat kerumah sakit (Zein,

2004) Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5–2

episode/orang/tahun sedangkan di negara berkembang lebih dari

satu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99

juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.Ada

sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4

juta pertahun. Bila angka itu terapkan di indonesia, setiap tahun

sekitar 400 juta episode diare pada orang dewasa per tahun

(Adyanastri, 2012)

C.Etiologi Diare

Diare muncul karena banyak penyebab, antara lain bakteri,

virus atau parasit, obat-obat tertentu, alergi makanan, dan penyakit

yang mempengaruhi lambung, usus kecil atau usus besar.Dalam

banyak kasus penyebabnya tidak dapat diketahui secara

pasti.Bakteri dan parasit dapat menjadi penyebab diare melalui

makanan yang terkontaminasi.Obat-obatan yang dapat menjadi

penyebab diare adalah golongan antibiotik.Penyebab diare secara

klinis dalam 6 golongan besar yaitu infeksi (disebabkan oleh

bakteri, virus, atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,

keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya (Depkes RI,

Page 21
2011).Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara

klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan

(Fauziah, 2013). Penyebab diare infeksi dapat dikelompokkan

menjadi :

1. Virus : Golongan Enterovirus – echoviruses yaitu

Entero cytopathogenic, Poliomyelitis, dan Coxackle

(Widjaja, 2012). Adenovirus, Human retrovirus,

Rotavirus, Astrovirus, Trichuris, Oxyuris.

2. Bakteri : Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio

cholera,Salmonella, compylobacter, Yersinia

enterocolitica, aeromonas (Shetty et all, 2009).

3. Protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,

Cryptosporidium, Trichomonas hominis

(Widoyono, 2008). empedu intralumen mengurang.

D. Patofisiologi Diare

Diare adalah kondisi ketidak seimbangan absorpsi, sekresi

air dan elektrolit. Terdapat 3 mekanisme patofisiologis yang

mengganggu keseimbangan air dan elektrolit yang

mengakibatkan terjadinya diare (Sukandar et al, 2009) yaitu:

a) Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh

penurunan absorpsi natrium atau peningkatan sekresi

klorida.

Page 22
b) Perubahan motilitas usus.

c) Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.

E. Pengatasan Diare Sebagai Pertolongan Pertama Dirumah

Cairan oralit diberikan sebagai pengganti cairan yang hilang,

ditambah dengan makanan-makanan yang berkuah seperti sop, sayur

bening, atau air tajin. Hindari dulu makanan yang terlalu manis karena

dapat meningkatkan keparahan diare. Oralit dapat dibeli di apotek, dan

sebaiknya disediakan di rumah.Jika tidak ada oralit, bisa digantikan

dulu dengan larutan gula-garam.Cara membuatnya, setengah liter air

matang ditambah dengan sejimpit garam dan satu sendok teh

gula.Aduk rata dengan sendok yang bersih. Sebaiknya dicicipi dulu,

kira-kira rasanya adalah seperti air mata (Ikawati, 2010)

Obat lain yang sering digunakan dalam penanganan diare :

1. Cairan rehidrasi oral :oralit

Pemberian cairan rehidrasi oral merupakan lini pertama dalam

pengobatan diare untuk mencegah dan mengatasi kehilangan cairan

dan elektrolit yang berlebihan.

2. Probiotik : Lactobacillus

WHO mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup

yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang kuat sebagai bagian dari

makanan akan memberikan dampak yang menguntungkan pada

kesehatan pejamu.

Page 23
Mekanisme probiotik adalah berkompetisi untuk berlekatan pada

enterosit usus, sehingga enterosit yang telah jenuh dengan probiotik

tidak dapat lagi berlekatan dengan bakteri lain sehingga menghambat

pertumbuhan kuman patogen serta berkompetisi dengan patogen

untuk mendapatkan tempat dan nutrisi.

Probiotik menghasilkan substansi antimikroba seperti : asam

organik (laktat dan asetat) bakteriosin, reuterin, H2O2 dan enzim

saluran cerna. Probiotik juga meningkatkan sistim imunitas non

spesifik dan spesifik.

Probiotik membantu memelihara kesehatan fungsi pencernaan

pada anak-anak dan dewasa. Probiotik juga bermanfaat dalam

pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna, seperti :

diare. Beberapa probiotik dengan jalur spesifik dapat mengurangi

frekuensi dan durasi diare.

3. Suplemen : Zinc Sulfat

Zink merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk

kesehatan dan pertumbuhan anak. selama diare tubuh akan

kehilangan zink. Untuk menggantikan zink yang hilang selama diare

anak dapat diberikan zink yang akan membantu penyembuhan diare

serta menjaga agar anak tetap sehat, penyembuhan diare zink juga

meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah

resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh darie

diare.

Page 24
Swamedikasi pasien diare

Tanggal 19 Mei 2019 ada sepasang suami istri beserta anaknya yang

masih balita datang ke apotek. Ibu balita tersbut bertanya dan mencari obat

untuk diare anaknya yang berusia 1 tahun 6 bulan. Diare sudah terjadi selama

2 hari beturut turut dengan frekuensi diare yang tidak terlalu banyak. Sebelum

memberikan obat saya menanyakan usia dari balita tersebut dan sudah berapa

lama diare yang di alami, apakah diarenya berlendir atau tidak. Kemudian ibu

dari balita menjawab, anaknya berusia 1 tahun 6 bulan sudah mengalami

diare selama 2 hari berturut turut dan frekuensi diare tidak terlalu banyak,

diarenya sendiri berbentuk cair dan tidak berlendir. Kemudian saya

menyarankan untuk mengkonsumsi Lacto-B untuk anak usia 1-12 th. Cara

penggunaannya sehari 3 x 1 sachet, cara pembriannya dapat langsung di

minum langsung, di campur dengan air susu dan di sedu dengan air putih

biasa. Lacto-B mengandung bakteri baik yang bermanfaat untuk memperbaiki

pencernaan anak usia 1-12 tahun.

Page 25
Jurnal Pendukung

Agus Fathul Muin Farid dan Ade yonata l Penggunaan Probiotik sebagai Terapi

Diare

Penggunaan Probiotik sebagai Terapi Diare

Ade Yonata1, Agus Fathul Muin Farid2

1
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universtas

Lampung2Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak

Diare adalah sebuah gangguan pada saluran gastrointestinal dengan menempati

posisi kedua setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Diare adalah

buang air besar (defekasi) encer lebih dari 3 kali per hari. Diare merupakan

penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di Asia, Afrika, dan

Amerika Latin dengan angka kejadian tidak kurang dari satu milyar pertahun.

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi, antara lain

osmolaritas intraluminal yang meningkat, disebut diare osmotik; sekresi cairan

dan elektrolit meningkat, disebut diare sekretorik; infeksi dinding usus.

Diagnosis diare akut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan diare akut terdiri dari rehidrasi, diet,

pemberian zink, antibiotik selektif, dan edukasi. Penggunaan probiotik efektif

sebagai pencegahan dan pengobatan diare. Probiotik adalah bakteri hidup yang

diberikan sebagai suplemen makanan yang mampu memperbaiki keseimbangan

mikroflora intestinal pada manusia dan hewan. Beberapa penelitian

Page 26
menyebutkan bahwa probiotik memiliki efek terhadap sistem imun lokal dan

spesifik, memiliki efektivitas dalam pencegahan diare, dan terbukti dapat

menurunkan intensitas dan durasi diare.

Kata kunci: diare, probiotik, traktus gastrointestinal

Korespondensi: Agus Fathul Muin Farid, alamat Jl. Zaenal Pagar Alam,

Perumahan Bumi Puspa Kencana C17, HP 089620368346, e-mail

agusfathulm10@gmail.com

2. Gastritis

Pengertian

Gastritis atau sering di kenal dengan maag berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi

terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan

akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat

mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-

faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus

beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok

(ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi

bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat

segera membaik dengan pengobatan.

Page 27
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik

adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea,

muntah.

Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung

terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan

gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya

berdasarkan gejala klinis

Etiologi

Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu

adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan,

dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi. Gastritis biasanya

terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung mulai berkurang

sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Kerusakan ini bisa

disebabkan oleh gangguan kerja fungsi lambung, gangguan struktur anatomi

yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal makan yang tidak teratur, konsumsi

alkohol atau kopi yang berlebih, gangguan stres, merokok, pemakaian obat

penghilang nyeri dalam jangka panjang dan secara terus menerus, stres fisik,

infeksi bakteri Helicobacter pylori (Suryono, 2016).

Ketidakseimbangan antara faktor-faktor agresif (asam dan pepsin) dan

faktor-faktor defensif (resistensi mukosa) pada mukosa lambung dan

duodenum menyebabkan terjadinya gastritis, duodenitis, ulkus lambung dan

ulkus duodenum. Asam lambung yang bersifat korosif dan pepsin yang

bersifat proteolitik merupakan dua faktor terpenting dalam menimbulkan

Page 28
kerusakan mukosa lambung-duodenum. Faktor-faktor agresif lainnya adalah

garam empedu, obat-obat ulserogenik (aspirin dan antiinflamasi nonsteroid

lainnya, kortikosteroid dosis tinggi), merokok, etanol, bakteri, leukotrien B4

dan lain-lain (Katzung, 2004).

Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jangka panjang beresiko

mengakibatkan penyakit gastritis karena obat-obat tersebut mengiritasi

dinding lambung dan menyebabkan mukosa pelindung lambung menjadi tipis

sehingga lebih mudah terluka. Selain itu, dapat pula disebabkan faktor sosial,

yaitu situasi yang penuh stres psikologis. Suatu pengamatan terhadap seorang

pasien yang menderita fistula pada lambungnya sehingga perubahan-

perubahan pada lambung dapat diamati, ternyata mengalami peningkatan

produksi asam lambung saat dihadapkan pada situasi yang menegangkan

yang menimbulkan perasaan cemas. Timbulnya penyakit gastritis dan tukak

lambung dipicu oleh stres yang berkepanjangan. Stres yang berkepanjangan

ini muncul karena gaya hidup saat ini yang serba cepat akibat tuntutan hidup

dan tuntutan kerja, misalnya mobilitas yang tinggi maupun beban kerja yang

dirasakan berat. Gaya hidup tersebut membuat individu selalu berada dalam

ketegangan sehingga berakibat pada munculnya stres. Selain itu pola makan

yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan instan sebagai akibat pola

hidup serba cepat juga merupakan salah satu pencetus penyakit gastritis

(Subekti, 2011).

Helicobacter pylori merupakan penyebab utama penyakit gastritis.

Menurut penelitian, gastritis yang dipicu bakteri ini bisa menjadi gastritis

Page 29
menahun karena Helicobacter pylori dapat hidup dalam waktu yang lama

dilambung manusia dan memiliki kemampuan mengubah kondisi lingkungan

yang sesuai dengan lingkungannya sehingga Helicobacter pylori akan

mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar

epigastrium. Komplikasi yang dapat timbul dari gastritis, yaitu gangguan

penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi

terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis jika

dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada

lambung. Serta dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika

terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan

pada sel-sel di dinding lambung. Adapun kasus dengan penyakit gastritis

merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan

masyarakat sehingga harus berupaya untuk mencegah agar tidak terjadi

kekambuhan (Suryono, 2016).

Patofisiologi

Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya

bersifat jinak dan merupakan respons mukosa lambung terhadap berbagai

iritan lokal. Patofisiologi terjadinya gastritis dan tukak peptik ialah bila

terdapat ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor pertahanan

(defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan faktor ofensif dan

atau penurunan kapasitas defensif mukosa. Faktor ofensif tersebut meliputi

asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi Helicobacter

pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS, alkohol dan radikal bebas.

Page 30
Sedangkan sistem pertahanan atau faktor defensif mukosa gastroduodenal

terdiri dari tiga lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan subepitelial

(Pangestu, 2003).

Elemen preepitelial sebagai lapis pertahanan pertama adalah berupa

lapisan mucus bicarbonate yang merupakan penghalang fisikokimiawi

terhadap berbagai bahan kimia termasuk ion hidrogen (Kumar, 2005). Lapis

pertahanan kedua adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas pertahanannya

meliputi produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan

pH, dan membuat ikatan antar sel (Kumar, 2005).

Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah dan leukosit. Komponen

terpenting lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi subepitelial yang adekuat

(Pangestu, 2003).

Endotoksin bakteri setelah menelan makanan terkontaminasi, kafein,

alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H. pylori

lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis akut. Organisme tersebut

melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa pelindung,

meninggalkan daerah epitel yang gundul. Obat lain juga terlibat, misalnya

OAINS (indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamid, steroid, dan

digitalis. Asam empedu, enzim pankreas, dan etanol juga diketahui

mengganggu sawar mukosa lambung. Apabila alkohol diminum bersama

dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak dibandingkan dengan efek

masing-masing agen tersebut bila diminum secara terpisah (Price dan Wilson,

2005).

Page 31
Terapi

1. Obat antasida

meningkatkan dan menetralkan kelebihan asam lambung.

2. Penghambat Reseptor H2

Obat yang termasuk dalam golongan antihistamin ini secara selektif

akan menempati reseptor H2 yang terletak dipermukaan lambung

sehingga mengurangi sekresi asam lambung dan pepsin.

contoh : simetidin, ranitidin, famotidin, nizatidin

3. Penghambat Pompa Proton

Obat ini menghambat enzim H+/K-ATPase yang terdapat pada sel-sel

perietal lambung sehingga akan menghambat sekresi asam lambung.

Contoh : Omeprazol, Lansoprazol, pantoprazol

4. Kelator dan senyawa Kompleks

Obat ini akan membentuk kompleks protein pada permukaan tukak

yang akan berfungsi melindungi lambung dari asam dan pepsin

contoh : Sukralfat

5. Obat Analog Prostaglandin

Obat ini berfungsi secara langsung menghambat sekresi asam

lambung

Contoh : Misoprostol

Page 32
Swamedikasi Pasien gastritis

Pada tanggal 21 Mei 2019 di jam 15.30 ada pasien beursia lanjut datang

k apotek untuk membeli obat lambung ke apotek. Sebelumnya pasien blum

pernah mengkonsumsi obat lambung sama sekali. Saya menanyakan kluhan

yang di alami pasien untuk memastikan bahwa pasien mengalami sakit maag.

Ternyata sakit maag di alami di akibatkan karena seringnya menimum kopi

dan pola makan yang tidak teratur. Kemudian saya menanyakan kesukaran

penggunakan obat terhadap pasien, apakah pasien dapat meminum obat

dalam bentuk cair atau tablet. Setelah itu saya memberika obat antasida ke

pasien tersebut. Antasida adalah obat yang di gunakan untuk menetralkan

asam lambung. Amtasida bekerja dengan menurunkan kadar asam lambung di

lambung. Berdasarkan bahan pembentuknya, obat ini terbagi menjadi

beberapa jenis salah satunya Aliminium hydroksida. Biasanya masing masing

bahan di beri bahan tambahan lainnya seperti simeticon. Antasida yang di

berikan dalam bentuk suspensi dengan takaran dosis pemakaian 3 x sehari 1

sendk takar 1 jam sebelu makan. Sebelum di gunakan antasida baiknya di

kocok terlebih dahulu supaya obat dapat terdispersi kembali dengan baik.

Antasida dapat menimbulkan interaksi jika di gunakan bersamaan dengan

obat tertentu seperti digoxin dapat mengganggu penyerapan obat tersebut.

Efek samping dari antasida di antaranya dire, perut kembung, mual dan

muntah, kram perut, dan sembelit.

Page 33
3. Sakit gigi

Sakit gigi merupakan nyeri yang dirasakan di dalam atau di

sekitar gigi yang terasa saat saraf di gigi teriritasi. Sakit gigi dapat

disebabkan oleh kerusakan atau kebusukan gigi, infeksi gigi oleh

bakteri, fraktur gigi, kerusakan tambalan gigi, pergerakan berulang,

atau bahkan infeksi gusi.

GEJALA

Gejala sakit gigi meliputi:

1. Nyeri gigi yang terasa tajam, berdenyut, atau konstan (terus menerus).

Pada beberapa orang, nyeri terasa terutama saat diberikan penekanan

atau berkontak dengan makanan atau minuman panas maupun dingin.

Jika rasa nyeri tetap terasa lebih dari 15 detik setelah tekanan atau

kontak dengan panas dan dingin, maka kerusakan yang terjadi

mungkin cukup serius. Rasa nyeri dapat menjalar ke pipi, telinga, dan

rahang.

2. Bengkak di sekitar gigi, bahkan hingga pipi dan rahang;

3. Demam atau nyeri kepala;

4. Keluar darah atau nanah dari gigi yang terinfeksi.

Page 34
PENYEBAB

Sakit gigi terjadi saat bagian paling dalam dari gigi, atau disebut

juga pulpa, mengalami peradangan. Di dalam pulpa terdapat serabut saraf

yang sensitif dan pembuluh darah. Pulpa dapat mengalami peradangan

karena:

1. Kebusukan atau kerusakan gigi yang menyebabkan terbentuknya

rongga atau lubang di bagian permukaan gigi yang keras;

2. Keretakan gigi akibat trauma yang biasanya sangat kecil sehingga

jarang bisa terlihat dengan mata telanjang;

3. Rusak atau hilangnya bekas tambalan gigi;

4. Infeksi gigi oleh bakteri.

Terdapat beberapa penyebab lain yang menimbulkan rasa nyeri

mirip dengan sakit gigi. Penyebab lain tersebut adalah:

1. Infeksi, luka, atau bengkak pada gusi;

2. Sinusitis;

3. Cedera di daerah rahang, biasanya di bagian temporomandubular

junction (TMJ).

Page 35
PENGOBATAN

Saat gigi terasa nyeri, hal yang paling penting dilakukan adalah

segera memeriksakan diri ke dokter gigi untuk mencari penyebab sakit

gigi. Dokter gigi biasanya akan memberikan obat-obatan anti nyeri dan

jika ditemukan adanya infeksi, biasanya dokter gigi akan memberikan obat

tambahan berupa antibiotik.

Beberapa kondisi gigi memerlukan tindakan, seperti penambalan

gigi, penyuntikan bius lokal untuk mengurangi nyeri hebat, atau bahkan

pencabutan gigi. Untuk penanganan sementara di rumah, seseorang dapat

menggunakan obat-obatan anti nyeri yang dijual bebas di toko, seperti

paracetamol atau ibuprofen Hindari makanan yang terlalu dingin atau

panas yang dapat membuat nyeri bertambah parah.

Untuk mencegah terjadinya sakit gigi, sebaiknya seseorang

menjaga higienitas mulutnya dengan menyikat gigi 2 kali sehari dengan

pasta gigi yang mengandung fluoride. Biasakan juga menyikat gusi dan

lidah. Lakukan pembersihan sela-sela gigi dengan floss sekali sehari.

Kurangi makanan yang mengandung gula, atau memakan makanan

tersebut hanya jika ada jamuan atau waktu sarapan pagi. Periksakan gigi

ke dokter gigi sebanyak 2 kali dalam setahun. Dan yang paling penting

adalah jangan merokok, karena merokok dapat merusak permukaan gigi.

Page 36
A. Epidemiologi Sakit Gigi

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

tahun 1995, penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat

masih berkisar penyakit yang menyerang jaringan keras gigi (karies)

dan penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa 63% penduduk

Indonesia menderita kerusakan gigi aktif (kerusakan pada gigi yang

belum ditangani). Pengalaman karies perorangan rata-rata (DMF-T =

Decayed Missing Filled-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang

berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan

oleh WHO (World Health Organization), yaitu 3. Selanjutnya, Hasil

Surkesnas 1998 menyatakan bahwa 62,40% penduduk merasa

terganggu aktivitasnya selama 4 hari akibat dari karies gigi.

Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies

gigi menjadi urutan tertinggi yaitu sebesar 45,68% dan termasuk

dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito, 2000).

Selanjutnya dari hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun

2004 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan menyebutkan

prevalensi karies gigi di Indonesia adalah 90,05% (Zatnika, 2010),

dan dari penelitian yang dilakukan oleh Astoeti (2010) bahwa di

Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80%

menderita penyakit gusi. Angka ini diduga akan lebih parah lagi di

daerah-daerah, serta anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke

bawah.

Page 37
Penelitian di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007 berdasarkan

sosiodemografi yang terbanyak menderita karies pada karakteristik

umur >14 tahun (87,6%), jenis kelamin perempuan (60,7%), suku

Jawa (53,8%), agama Islam (62,1%), pekerjaan pada

pelajar/mahasiswa (42,1%). Berdasarkan data program kesehatan gigi

dan mulut di Puskesmas Bara-Baraya menunjukkan prevalensi karies

gigi tahun 2009 sebanyak 14,7% sedangkan tahun 2010 meningkat

menjadi 18,8%.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Joshi (2005) di India dari

total populasi anak usia 6-12 tahun sebanyak 150 orang, diperoleh

kejadian karies lebih tinggi pada laki-laki yaitu 80% sedangkan

perempuan 73%. Hal ini terjadi karena perempuan lebih memiliki

keinginan untuk menjaga kebersihannya.

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan

prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang

paling akhir erupsi lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini

meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi

sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan

gigi antagonisnya. Anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi

ketika gigi mereka baru erupsi (Jamil, 2011).

Page 38
B. Patofisiologi Sakit Gigi

Nyeri merupakan reaksi fisiologis yang timbul oleh rangsangan yang

mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri . Mekanisme nyeri

gigi berawal dari ransangan berbahaya yang diubah impuls nyeri sampai

persepsi nyeri gigi. Rangsangan di terima oleh email, di sampaikan ke

reseptor di dentin. Kemudian ransang di ubah menjadi impuls yang

kemudian di sampaikan ke pulpa. Dan akhirnya sampai di pusat nyeri,

tempat nyeri di persepsi (Sherwood, 2001).

Sakit gigi bisa terjadi disebabkan oleh gigi yang berlubang, gigi

longgar, gigi goyang, makanan atau minuman yang terlalu manis, terlalu

asam atau terlalu dingin. Gigi berlubang disebabkan bakteri tertentu yang

memproduksi asam laktat dari hasil fermentasi karbohidrat seperti sukrosa,

fruktosa, dan glukosa. Gigi terutama terdiri dari mineral yang secara

konstan mengalami proses demineralisasi dan remineralisasi.

Demineralisasi terjadi karena pemakaian gigi, terutama karena makan

Page 39
makanan yang mengandung asam. Remineralisasi gigi terjadi dengan

bantuan air liur, pasta gigi ber-flouride, dan obat kumur. Ketika pH pada

permukaan gigi turun di bawah 5,5 karena asam laktat yang diproduksi

bakteri, demineralisasi lebih cepat dari remineralisasi sehingga gigi

“tekor” mineral. Hal ini dapat mengarah ke gigi berlubang. Gigi berlubang

harus segera ditangani oleh dokter gigi agar tidak berkembang menjadi

parah sehingga harus dicabut, atau bahkan menyebabkan infeksi

berbahaya. Dokter gigi akan membor lubang untuk membersihkan

kerusakan dan kemudian menambal gigi dengan implan.

Gigi longgar dapat terasa sangat menyakitkan saat mengunyah

makanan. Penyebab gigi longgar biasanya adalah penyakit pada gusi

(gingivitis, periodontitis), meskipun bisa juga disebabkan oleh kecelakaan

atau benturan. Untuk mengatasi gigi longgar, harus dilakukan pembersihan

gigi (scaling) dan pengobatan. Gigi yang sedikit goyang masih dapat

diperkuat dengan menambatkan ke gigi di dekatnya. Gigi yang goyang ke

segala arah harus dicabut.

Gusi yang mengalami erosi akan mengekspos akarnya sehingga

menjadi sensitif terhadap makanan/minuman panas, dingin dan asam.

Erosi gusi bisa disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras atau karena

penyakit gusi. Erosi gusi berlangsung bertahap dalam waktu lama. Bila

penyebab erosi adalah terlalu keras menyikat gigi, maka dapat diatasi

dengan mengganti sikat yang lebih halus dan mengurangi tekanan. Erosi

Page 40
gusi hanya bisa dibetulkan dengan cangkok gusi, sebuah prosedur operasi

plastik yang hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi spesialis.

Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari

email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Karies gigi merupakan

suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email dentin dan sementum

yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme dalam karbohidrat yang

diragikan. Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi atau frekuensi

karies dan skor dari indeks karies. Prevelensi karies adalah angka yang

mencerminkan penderita karies gigi dalam periode tertentu disuatu subjek

Penelitian. Status karies gigi dapat ditentukan dengan mengunakan indeks

dari WHO yaitu DMF-T (Decayed Missing Filled-Teeth) dengan kriteria

0,0-1,1 (sangat rendah), 1,2-2,6 (rendah),2,7-4,4 (sedang) 4,5-6,6 (sangat

tinggi). (Fransario, 2007). Indeks karies gigi yaitu angka yang

menunjukkan jumlah gigi karies seseorang atau sekelompok orang. Indeks

karies gigi tetap disebut DMF-T (D, decayed = gigi karies yang tidak

ditambal; M, missing = gigi karies yang sudah atau seharusya dicabut; F,

filled = gigi karies yang sudah ditambal), pertama kali dikenalkan oleh

Klein 1938.

Semua permukaan gigi yang terbuka beresiko terserang karies dari

gigi erupsi hingga gigi tersebut tanggal. Mekanisme terjadinya karies gigi

dimulai dengan adanya plak (lapisan yang menutupi permukaan gigi),

dimana 70% dari volume plak terdiri dari bakteri. Bakteri tersebut berasal

dari Streptococcus mutans dan Lactobacillus akan mengubah dan

Page 41
menfermentasikan gula dari sisa makanan yang tertinggal pada gigi dalam

jangka waktu tertentu sehingga berubah menjadi asam yang akan

menurunkan pH mulut menjadi rendah (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan

terganggunya keseimbangan kondisi di sekitar mulut, diikuti dengan

terjadinya demineralisasi yang akan yang akan berlanjut pada jaringan-

jaringan gigi didalamnya sehingga terbentuklah lubang (kavitas) yang

sering disebut karies gigi.

Pada kondisi ini proses supersaturasi fisikokimia akan terjadi

berulang kali dalam mulut dan akan kecenderungan email untuk

mendapatkan Ca dan P dari dalam rongga mulut dalam upaya untuk

mengganti elemen yang hilang pada proses demineralisasi. Bila proses

tersebut tercapai maka menghasilkan keadaan yang disebut remineralisasi

email. Karies sebagai akibat ketidakseimbangan demineralisasi dan

remineralisasi yang terjadi pada gigi. Jika gigi dapat dipertahankan

kebersihannya dari plak dan konsumsi gula dikurangi, maka proses

remineralisasi pada daerah tersebut dapat terjadi dengan adanya deposit

kristal dari mineral-mineral yang terdapat pada saliva. Dengan kata lain

ada aliran mineral keluar dari gigi. Namun jika lebih banyak kristal

mineral yang larut pada suatu bagian permukaan gigi dapat rusak. Apabila

hal ini terjadi proses remineralisasi tidak mungkin terjadi dan lubang pada

gigi mulai terlihat.

Karies diawali dengan lesi karies berwarna putih akibat dekalsifikasi

dan akan berkembang menjadi lubang berwarna coklat atau hitam yang

Page 42
mengikis gigi. Warna putih terbentuk karena hilangnya mineral

interprismata dan larutannya mineral pada perifer prismata sehingga garis-

garis pertumbuhan yang bermuara pada permukaan email hilang sehingga

mudah terjadi keausan. Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam

dua sampai tiga minggu menyebabkan terjadinya bercak putih.

Waktu berlangsungnya bercak putih menjadi kavitas tergantung pada

mulut dan kondisi individu. Biasanya kavitas di dalam email tidak

menyebabkan nyeri, email tidak sensitif dalam rangsangan nyeri. Nyeri

baru timbul apabila sudah mencapai dentin, dimana dentin memiliki

serabut syaraf dan saluran-saluran yang sangat halus, yang rentan terhadap

asam yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat.

Pada tahap akhir adalah saat kerusakan gigi sudah mencapai lapisan

email dan dentin kemudian mencapai bagian syaraf ditenggah gigi yaitu

pulpa. Sewaktu bakteri dan plak mencapai pulpa, bakteri tersebut

menyebarkan infeksi kumannya dan gigi mulai terasa sakit. Rasa sakit itu

disebabkan oleh adanya peradangan pada pulpa yang menyebabkan

peningkatan tekanan di dalam ruang pulpa. Tekanan tersebut

menyebabkan pembuluh darah di dalam pulpa rusak sehingga rasa sakit

bertambah. Karies yang timbul sampai pulpa menyebabkan kerusakan

yang tidak dapat diperbaiki.

Page 43
C. Terapi Farmakologi Sakit Gigi

Pada sakit gigi, biasanya terjadi inflamasi atau radang di gigi atau

gusi. Inflamasi ini menyebabkan bengkak dan akan terasa sakit, berwarna

kemerahan, serta kadang disertai panas. Untuk memilih obat sakit gigi

yang akan digunakan, hendaknya memperhatikan apakah sakit gigi

tersebut disertai gusi bengkak atau tidak. Untuk sakit gigi yang disertai

gusi bengkak, dapat ditangani menggunakan obat antiinflamasi (non

steroidal antiinflammatory drug / NSAID).

Obat-obat NSAID ini meredakan sakit gigi dengan cara menghambat

enzim siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2 (COX-2). Obat

sakit gigi jenis NSAID yang bekerja tidak selektif, yakni menghambat

siklooksigenase 1 (COX-1) dan siklooksigenase 2 (COX-2), contohnya

antara lain aspirin (asam asetilsalisilat / asetosal), ketoprofen, diklofenak,

serta asam mefenamat. Obat-obat tersebut dapat meredakan sakit gigi yang

disertai gusi bengkak. Efek samping yang biasa terjadi antara lain erosi

lambung, sakit perut, kulit kemerahan, gangguan pernapasan (asma) serta

kelainan pembekuan darah. Bagi penderita maag/ulkus peptikum/luka

lambung sebaiknya tidak menggunakan obat sakit gigi jenis ini karena akan

memperparah penyakit.

Obat NSAID diketahui dapat menyebabkan gangguan lambung karena

obat tersebut bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin.

Prostaglandin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator

nyeri dan radang/inflamasi. Zat tersebut terbentuk dari asam arakidonat pada

Page 44
sel-sel tubuh dengan bantuan enzim siklooksigenase (COX). Terdapat dua

jenis enzim siklooksigenase yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 selalu

tersedia di dalam tubuh secara normal, yang berfungsi untuk membentuk

prostaglandin yang dibutuhkan untuk proses-proses normal tubuh seperti

memberikan efek perlindungan terhadap mukosa lambung. Sedangkan

COX-2 merupakan enzim yang terbentuk hanya pada saat terjadi

peradangan/cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi

mediator nyeri/radang. Siklooksigenase yang perlu dihambat hanyalah

COX-2 yang berperan dalam peradangan. Namun, obat-obat NSAID bekerja

secara tidak selektif sehingga dapat menghambat COX-1 dan COX-2

sekaligus. Sedangkan prostaglandin produk COX-1 berfungsi untuk

melindungi mukosa lambung. Akibatnya lambung menjadi terganggu.

Dengan penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak

terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda.

Untuk mengatasi efek obat NSAID terhadap lambung, maka ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni:

1. Obat sebaiknya digunakan setelah makan untuk mengurangi efeknya

terhadap lambung,

2. Obat golongan NSAID umumnya berbentuk salut untuk mengurangi

efek pada lambung, sehingga obat tidak digerus atau dikunyah saat

dikonsumsi.

3. Jika sudah ada riwayat maag atau gangguan lambung sebelumnya,

penggunaannya bisa diiringi dengan obat-obat yang menjaga lambung

Page 45
seperti antasid; golongan H2 bloker (simetidin atau ranitidin);

golongan penghambat pompa proton/PPI (omeprazol atau

lansoprazol), atau dengan sukralfat, misoprostol.

Apabila terdapat infeksi dapat ditambahkan antibiotik seperti

amoksisilin, kalmixilin, clindamisin. Obat yang tergolong antibiotik

dalam pemakaiannya harus diminum rutin dan dihabiskan untuk

menghindari kambuhnya penyakit. Bila masih tertinggal sisa akibat

dari bagian obat yang tidak habis, maka sisa obat tersebut tidak boleh

disimpan.

Contoh obat golongan NSAID

Asam Mefenamat

Page 46
INDIKASI

Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang

sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk

nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri

pada persalinan.

KONTRAINDIKASI

Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma

dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN

1. Dewasa dan anak di atas 14 tahun:

2. Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan dengan 250

mg setiap 6 jam

3. Dismenore (nyeri saat menstruasi)

4. 500 mg 3 kali sehari, diberikan saat mulai menstruasi ataupun sakit

kemudian dilanjutkan selama 2 – 3 hari.

5. Menoragia

6. 500 mg 3 kali sehari, diberikan saat mulai menstruasi dan dilanjutkan

selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

EFEK SAMPING

Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung,

kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala,

penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

Page 47
Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih

sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

INTERAKSI OBAT

1. Pemberian bersama dengan antikoagulan (mencegah pembekuan

darah) seperti warfarin, aspirin, dan insulin karena akan menyebabkan

efek antikoagulan meningkat sehingga resiko perdarahan meningkat.

2. Pemberian bersama dengan antasida karena akan menyebabkan

meningkatnya efek samping asam mefenamat.

3. Efikasi obat ACEI dan diuretik akan berkurang dengan penggunaan

bersama dengan asam mefenamat.

PERINGATAN

1. Penggunaan asam mefenamat maksimal 7 hari

2. Pemberian asam mefenamat sebaiknya segera setelah makan

3. Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui

4. Pada pasien dengan peradangan abdomen efek samping diare dapat

menjadi berat

5. Tidak dianjurkan penggunaan pada anak di bawah 4 tahun

6. Meminum asam mefenamat dengan segalas penuh air.

7. Apabila lupa meminum obat, dihimbau untuk diminum langsung ketika

ingat.

8. Apabila waktu meminum obat yang terlupa (ingat) berdekatan dengan

waktu meminum obat selanjutnya, lewati waktu yang terlupa dan minum

untuk waktu yang selanjutnya, jangan ambil 2 × dosiS.

Page 48
9. Menggunakan obat-obatan golongan NSAID dapat meningkatkan resiko

masalah pada jantung atau sirkulasi darah, termasuk serangan jantung atau

stroke. Resiko ini akan meningkat seiring dengan lama penggunaan asam

mefenamat. Sebaiknya tidak menggunakan obat ini sebelum atau sesudah

menjalani pembedahan bypass jantung.

10. NSAID juga dapat meningkatkan resiko efek serius pada lambung atau

usus, termasuk perdarahan atau perforasi. Kondisi ini dapat menjadi fatal

dan efek pada saluran cerna ini dapat terjadi tanpa ada peringatan.

Sebaiknya tidak menggunakan asam mefenamat apabila memiliki alergi

terhadap aspirin, asam mefenamat, atau obat NSAID lainnya.

11. Jika pasien mengalami kondisi-kondisi berikut, mungkin perlu dilakukan

penyesuaian dosis atau tes khusus agar aman menggunakan asam

mefenamat:

a. Riwayat mengalami serangan jantung, stroke, atau penggumpalan

darah

b. Serangan jantung, gagal jantung kongestif, tekanan darah tinggi,

penyakit liver (hati) atau ginjal

c. Asma

d. Polip di hidung

e. Perokok

f. Asam mefenamat untuk ibu hamil termasuk dalam kategori C.

Sebelum menggunakan asam mefenamat, perlu diberitahukan apakah

pasien hamil atau merencanakan hamil selama penggunaan asam

Page 49
mefenamat. Sebaiknya tidak menggunakan asam mefenamat bila

sedang hamil dan/atau menyusui.

MEKANISME KERJA

Bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin melalui

penghambatan enzim siklooksigenase.

Pengobatan Non-farmakologi dan Pencegahan Sakit Gigi

1. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dengan benar

minimal 2 kali sehari, dapat disempurnakan menggunakan mouthwash

setelah menyikat gigi. Pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam

merupakan waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi. Menyikat gigi

sebelum tidur malam akan membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yg

dapat mengkibatkan gigi berlubang. Selain itu, dengan menyikat gigi

sebelum tidur malam, air liur tidak banyak keluar. Dengan demikian

bakteri penyebab gigi berlubang di dalam mulut pun menjadi berkurang.

2. Menghindari atau membatasi makanan dan minuman yang mengandung

gula dan pemanis buatan termasuk susu manis. Sebagai gantinya, dapat

dikonsumsi perasa manis alami, seperti buah-buahan.

3. Menghindari minum minuman yang panas disertai dengan minum air

dingin/es secara beruntun, atau sebaliknya.

4. Periksalah gigi secara teratur

Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali dapat mencegah

terjadinya lubang pada gigi. Hal ini diperlukan agar dokter gigi dapat

mengetahui lubang kecil yang terjadi pada gigi sejak dini sehingga dapat

Page 50
menanganinya secara cepat. Selain itu, pemeriksaan gigi juga dapat

mengetahui bagian gigi yang tidak rata/berlekuk yang dapat menyulitkan

gigi dibersihkan.

5. Menyikat gigi dengan cara yg benar

Meskipun menyikat gigi telah dilakukan secara teratur, tetapi jika

dilakukan dengan cara yang salah, hasilnya tidak akan optimal. Cara

yang benar menyikat gigi adalah: sikatlah gigi depan bagian atas ke arah

bawah. Sementara itu, gigi depan bagian bawah disikat ke arah atas.

Untuk gigi geraham sikatlah secara mendatar dengan waktu yang lebih

lama karena pada gigi geraham terdapat sisa makanan.

6. Gunakan benang gigi utk mengeluarkan sisa-sisa makanan. Sebaiknya

hindari penggunaan tusuk gigi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan

karena dapat menyebabkan celah antara gigi semakin lebar dan membuat

luka pada gusi.

7. Berkumur setelah selesai makan untuk mengurangi sisa-sisa makanan

yang menempel pada gigi dan mengurangi keadaan asam di dalam mulut.

8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung.

9. Perbanyak makanan berserat agar gigi lebih kuat dan mencegah gigi

berlubang.

10. Pilihlah pasta gigi yang tepat.

Page 51
Swamedikasi sakit gigi

Tanggal 22 Mei 2019 ada pasien berusia sekitar 18 tahun datang ke apotek

untuk membeli obat sakit gigi. Pasien menceritakan keluhan yang diamalinya, dia

mengalami sakit gigi sudah 2 hari berturut turut. Sebelumnya sudah

mengkonsumsi paracetamol untuk meredakan nyeri giginya yang berlubang.

Setelah mengkonsumsi paracetamol sakitnya berkurang teapi masih ada rasa sakit

di giginya apabila tidak mengkonsumsi paracetamol kembali. Kemudian saya

memberikan obat Anastan yang berisikan Asam mefenamat 500 mg, sebelum di

berikan anastan saya mnanyakan apakah anak tersebut mempunyai riwayat asam

lambung atau tidak. Dan ternyata pasien diak mempunyai sakit asam lambung.

Asam mefenamata adalah obat untuk mengurangi rasa sakit ringan hingga

sedang. Sering di gunakan juga sebagai obat sakit gigi, sakit kepala dan

meringankan rasa nyeri pada masa menstruasi. Dosis Asam Mefenamat untuk

mengurangi rasa sakit : Asam Mefenamat 500mg di lnajutkan dengan 250mg

setiap 6 jam sekali atau sesuai kebutuhan. Efek samping dari Asam Mefenamat

adalah mual, mulas, diare bahkan sembelit, pusing sakit kepala, mulut kering,

berkeringat, ingusan, pandangan kabur, dan dengung di tlinga.

Swamedikasi yang di berikan yaitu Asam Mefenamat di minum 3 x shari 1

tablet sesudah makan.

Page 52
LAMPIRAN

A. Surat Pesanan Obat Bebas, Bebas Terbatas, dan Alkes

B. Surarat Pesanan Untuk Obat Prekursor

C. Lembar Laporan Prekursor

Page 53
D. Nota Penjualan Obat, Alat Kesehatan dan Kosmetik

E. Gudang

Page 54
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil prakerin yang dilakukan di Apotek Panican dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dapat menerapkan ilmu dan cara meracik obat sesuai dengan ilmu yang

didapat dari sekolah secara langsung dan nyata.

2. Mengetahui praktik dalam swamedikasi pasien yang sesungguhnya.

3. Dapat menjalin hubungan kerja sama dan komunikasi dengan karyawan

apotek yang lain, ataupun dengan Apoteker Pengelola Apotek (APA).

4. Setelah menjalankan MAGANG di Apotek Panican telah mendapatkan

pengetahuan peranan, fungsi, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang

tenaga kerja yang akan siap melaksanakan kompetisinya sebagai tenaga

kerja yang profesional.

B. SARAN

Saran Untuk Apotek

a. Lebih melengkapi obat -obatan dan perbekalan farmasi lain yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

b. Memperbesar bagian depan apotek untuk tempat menyimpan obat

obatan bebas

c. Meningkatkan pelayanan dan pengetahuan demi kenyamanan pasien

Page 55
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992.UU No.23 Tahun 1992 Tentang K` esehatan, Depkes RI, Jakarta.

Anonim, 2009.UU No 36 Tentang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta.

Anonim, 2009.Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 5 Tentang

Pekerjaan Kefarmasian, Depkes RI, Jakarta.

IAI. 2017. ISO Volume 51 tahun 2017-2018. Isfi penerbitan. Jakarta

Page 56

Anda mungkin juga menyukai