Oleh:
1
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
DAFTAR ISI
Cover
Daftar Isi
Kata Pengantar
I Kontrak Praktikum
II Tata Tertib Praktikum
III Jadwal Praktikum
IV Golongan Praktikum
V Laporan Akhir Praktikum
A Mikroskop (qia)
B Sel (Sitoplasma, plastida, zat ergastik) (qia)
C Jaringan Dewasa Tumbuhan (epidermis: trikoma, emergens, stomata;
jaringan sekresi [Tia] parenkim; jaringan penguat: kolenkim,
sklerenkim [Vidya]); jaringan pengangkut, periderm (Gung Rai)
D Morfologi Akar [Tia]
E Morfologi Batang [Vidya]
F Morfologi Daun [Qia]
G Morfologi Bunga [Gung Rai]
H Morfologi Buah dan biji [Gung Rai]
I Herbarium
2
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga Petunjuk Praktikum Botani Farmasi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Petunjuk
Praktikum ini disusun untuk memberikan panduan pada mahasiswa/praktikan dalam menjalankan
praktikum.
Materi yang ada dalam Buku petunjuk praktikum ini merupakan materi pokok yang akan
dikembangkan dan dijabarkan lagi sesuai dengan pembagian kelompok praktikum. Praktikum
terbagi menjadi beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing praktikan sesuai dengan
jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam praktikum ini, praktikan diwajibkan untuk membuat
buku kerja (jurnal) praktikum dan mengisinya sesuai arahan yang diberikan.
Besar harapan kami buku ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh praktikan
untuk kelancaran praktikum. Akhir kata, segala masukan dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penyusunan buku petunjuk praktikum ini.
Penyusun
3
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
I. KONTRAK PRAKTIKUM
Nama Mata Kuliah : Praktikum Botani Farmasi
Kode Mata Kuliah : FA 19201101
Pengampu Mata Kuliah : Dr. Ni Putu Eka Leliqia, S.Farm., M.Si., Apt. (Koord.)
Ni Kadek Warditiani, S.Farm.,M.Sc.,Apt.
NLP Vidya Paramita, S.Farm.,M.Sc.,Apt.
A.A. Rai Yadnya Putra, S.Farm.,M.Si.,Apt.
Semester/Tahun Ajaran : II/ Genap 2019-2020
Hari Pertemuan/ Jam : Rabu-kamis/13.00-16.00
Ruang Pertemuan : Ruang Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Gedung AI Lantai
2, Kampus Bukit Jimbaran
1. Manfaat Praktikum
Praktikum botani farmasi sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menerapkan berbagai
pengenalan tumbuhan yang bermanfaat dalam bidang farmasi, dari segi anatomi, morofologi
dan taksonomi. Tumbuhan yang ditelaah juga termasuk contoh tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional dalam Usada Bali. Praktikum ini merupakan bentuk praktek dari
beberapa materi yang diberikan pada mata kuliah botani farmasi.
2. Deskripsi Praktikum
Ruang lingkup praktikum botani farmasi adalah anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan,
taksonomi tumbuhan, serta pembuatan herbarium. Anatomi dan morfologi tumbuhan yang
diamati adalah bagian akar, batang, daun, buah, biji dan bunga.
4
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
2. Membuat preparat untuk menentukan anatomi tumbuhan obat pada bagian akar, batang,
daun, beserta karakteristik khasnya terkait salah satu syarat dalam standarisasi spesifik
tumbuhan obat.
3. Menggambarkan morfologi tumbuhan obat berdasarkan bagian akar, batang, daun, buah.
biji, dan Bungan terkait identifikasinya.
4. Menentukan prosedur penelusuran taksonomi tumbuhan obat
5. Materi Pokok
Materi pokok terdiri atas:
- Pengenalan mikroskop berserta fungsinya.
- Herbarium
- Anatomi tumbuhan obat.
- Morfologi tumbuhan obat.
- Taksonomi tumbuhan obat.
6. Pustaka
Bacaan pokok dalam praktikum ini adalah:
1. Mauseth, J.D. (1998): Botany, an Introduction to Plant Biology, Jones and Bartlett
Publisher, Sudbury, Massachusetts.
2. Shipunov, A. (2020): Introduction to Botany
3. Victor, J.E., et al. (2004): Herbarium Essentials, Southern African Botanical Diversity
Network
4. Tjiptrosoepomo, G. (1985): Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
5. Hidayat, E.B (1995): Anatomi Tumbuhan, Ed.3, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
6. Steenis, V. (1978): Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta
7. Farmakope Herbal Indonesia
8. Usadha Bali
9. Jurnal –Jurnal terkait
7. Pelaksanaan praktikum
Pelaksanaan praktikum berpedoman pada petunjuk praktikum. Tahapan kegiatan praktikum
diawali pembagian tugas/topik kepada masing-masing praktikan sesuai arahan pada saat
asistensi. Sebelum pelaksanaan praktikum mahasiswa harus mengisi cara kerja secara skematis
di buku kerja praktikum yang disediakan untuk materi yang akan dilakukan pada hari tersebut,
serta hasil yang didapatkan berdasarkan pustaka. Pustaka yang digunakan harus ditulis dengan
lengkap pada buku kerja tersebut.
Hasil yang diperoleh dari praktikum diisi selama mahasiswa mengikuti praktikum sesuai
hasil faktual yang diperoleh. Diakhir praktikum hari tersebut, buku kerja dikumpulkan untuk
diberi penilaian. Pada akhir semua kegiatan praktikum, mahasiswa harus membuat Laporan
Praktikum berdasarkan hasil kegiatan Praktikum yang didapat.
5
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
8. Penilaian Praktikum
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan dengan rincian sbb:
No Jenis Penilaian Bobot (%)
Praktikum 70
- Pre test 10
- Buku Kerja/Jurnal 20
1
- Kerapian dan kebersihan bekerja 5
- Ketepatan Cara Kerja 20
- Hasil 15
2 Laporan Akhir Praktikum dan Herbarium 15
3 Responsi 15
Terkait dengan Standar Penilaian digunakan sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hasil
evaluasi dikategorikan sebagai berikut:
Angka Huruf Angka Huruf
≥ 80 – 100 A ≥ 55 – 60 C
≥ 71 – 80 B+ ≥ 50 – 55 D+
≥ 65 – 71 B ≥ 40 – 50 D
≥ 60 – 65 C+ 0 - < 40 E
9. Lain-lain
Apabila ada hal-hal diluar kesepakatan ini yang perlu untuk disepakati, dapat dibicarakan secara
teknis pada saat acara praktikum. Apabila terdapat perubahan isi kontrak praktikum, akan
dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu.
Kontrak praktikum ini dapat dilaksanakan mulai dari kesepakatan ini disampaikan dan disetujui.
(Dr. NPE Leliqia, S.Farm., M.Si., Apt.) (Rhinard Valery) Ni Made Marisa K.S.
NIP. 198012072005012001 NIM. 1908551026 NIM. 1908551069
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Farmasi
FMIPA Universitas Udayana
6
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
1. Mahasiswa harus sudah berada di laboratorium 15 menit sebelum praktikum dimulai. Bagi yang
terlambat, tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Mahasiswa diharuskan mengenakan jas praktikum bersih dan warna putih.
3. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa diwajibkan mengikuti pretest. Bagi mahasiswa yang
tidak lulus pretest (nilai kurang dari 65), tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Selama praktikum, mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan/minuman ke dalam
laboratorium, ngobrol/bertanya, meminjam alat/buku kepada sesama praktikan yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.
5. Bekerjalah dengan bersih dan bahan-bahan praktikum diambil secukupnya. Setelah mengambil
bahan, botol/wadah tempat bahan dikembalikan ke tempat semula.
6. Mahasiswa diharapkan menyiapkan jurnal sesuai dengan format yang disiapkan untuk mencatat
semua pekerjaan selama praktikum. Cara Kerja dalam Jurnal harus dibuat sebelum praktikum
dimulai.
7. Bila berhalangan hadir, mahasiswa terlebih dahulu membuat surat izin kepada dosen
pembimbing praktikum pada hari yang bersangkutan.
8. Bila praktikan memecahkan atau merusakkan alat, maka praktikan harus mengganti alat tersebut
dengan spesifikasi alat yang sama disertai nota pembelian.
Catatan : Tidak diadakan inhal dengan alasan apapun
Penyusun
7
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
Dosen
P Hari/Tanggal Gol. Kegiatan Praktikum
Jaga
I - Pemaparan kegiatan praktikum dan aturan dalam
Rabu 12-02-2020 1 pelaksanaan praktikum.
1 II - Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan
praktikum
Kamis 13-02-2020 1
III - Pembagian Golongan Praktikum
Kamis 12-03-2020 2 III Pengenalan Mikroskop & Pengamatan Zat Ergastik (Pati)
Pembuatan Sayatan serta Pengamatan Sel, Sitoplasma, dan
I
Rabu 18-03-2020 3 Plastida
5. II Morfologi Bunga, Buah dan Biji
Kamis 19-03-2020 4 III Morfologi Bunga, Buah dan Biji
I Morfologi Akar
Rabu 22-04-2020 4
Anatomi daun (Pengamatan epidermis, trikoma, dan
9. II
stomata) & Jaringan Sekresi
Kamis 23-04-2020 3
III Morfologi Akar
P: Pertemuan; 1: Ni Putu Eka Leliqia; 2: Ni Kadek Warditiani; 3: Ni Luh Putu Vidya Paramita; 4:
A.A. Gede Rai Yadnya
8
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
Dosen
P Hari/Tanggal Gol. Kegiatan Praktikum
Jaga
I Morfologi Akar
Rabu 29-04-2020 2
10. II Morfologi Akar
Kamis 30-04-2020 3 Anatomi daun (Pengamatan epidermis, trikoma, dan
III
stomata) & Jaringan Sekresi
Anatomi batang dan akar (jaringan penguat, parenkim,
Rabu 06-05-2020 2 I
periderm, xylem/floem)
11.
04-05-2020 II Morfologi Batang
Kamis 1
(Senin)* III Morfologi Batang
I Morfologi Batang
Rabu 13-05-2020 2
Anatomi batang dan akar (jaringan penguat, parenkim,
12. II
periderm, xylem/floem)
Kamis 13-05-2020 3 III Morfologi Batang
I Morfologi Batang
Rabu 20-05-2020 4
II Morfologi Batang
13.
18-05-2020 Anatomi batang dan akar (jaringan penguat, parenkim,
Kamis 3 III
(Senin)* periderm, xylem/floem)
Rabu 10-06-2020 1 I
14. II RESPONSI
Kamis 11-06-2020 4 III
P: Pertemuan; 1: Ni Putu Eka Leliqia; 2: Ni Kadek Warditiani; 3: Ni Luh Putu Vidya Paramita; 4:
A.A. Gede Rai Yadnya; P11 & P13 praktikum hari kamis ditukar hari senin pukul 07.00-10.00 WITA.
9
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
10
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
12
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
D. Penulisan Pustaka
1. Dalam teks proposal, maksimal pengarang/penulis yang lazim ditulis adalah dua orang
pengarang/penulis, sedangkan jika lebih dari itu, nama pengarang/penulis yang ditulis adalah
penulis pertama diikuti dengan dkk. (yang merupakan kependekan dari dan kawan-kawan). Jika
dalam teks ada penulisan rujukan nama dengan dkk., maka dalam Daftar Pustaka nama-nama
penulis/pengarang yang jumlah sebenarnya lebih dari dua penulis, seluruhnya harus ditulis
dengan lengkap.
13
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
- The Top 10 Causes of Death dari World Health Organization, data diperoleh melalui
situs internet: http://www.who.int/en/news-room/factsheets/detail/the-top-10-causes-of-
death. Diunduh pada tanggal 5 November 2018.
Judul gambar/tabel ditulis dengan huruf times new roman ft. 12, spasi 1 dengan format seperti
contoh di bawah (memakai sistem insert caption)
14
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
LAPORAN AKHIR
MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN (ft.16 bold)
15
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
A. MIKROSPKOP
I. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mengenal, memahami secara utuh bagian-bagian dari mikroskop.
b. Menggunakan mikroskop dengan benar dan tepat, sehingga dapat melakukan pemeriksaan
secara mikroskopik pada percobaan selanjutnya.
II. Teori
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil dalam
jarak yang dekat. Berdasarkan atas sumber cahayanya, mikroskop terbagi menjadi dua yaitu:
1. Mikroskop optik/cahaya merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari gelas dan
cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam mikroskop cahaya (light
microscope, LM), cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa
kaca. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra
spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau
ke layar video. Mikroskop cahaya terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi (monokular) dan
mikroskop stereo (binokular). Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis
transparan. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu
besar, transparan atau tidak. Gambar mikroskop monocular dan minokular dapat dilihat pada
Gambar 1.
2. Mikroskop electron mampu melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang
menggunakan elektro statik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh
lebih baik daripada mikroskop cahaya. Terdapat dua jenis mikroskop electron yaitu
mikroskop elektron transmisi (trasmission electron microscope, TEM) dan mikroskop
elektron payar (scanning electron microscope, SEM).
Mikroskop terdiri atas dua lensa cembung. Lensa yang terdekat dengan benda yang disebut
lensa obyektif, membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan ini diperbesar dan terbalik.
Lensa yang terdekat dengan mata yang disebut lensa okuler, digunakan sebagai kaca pembesar
sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh obyektifnya. Bagian-bagian mikroskop pada
mikroskop monokuler dan binokuler dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.
16
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
Keterangan:
A. Lensa okuler
B. Tabung mikroskop
C. Revolver
D. Lensa obyektif perbesaran lemah
E. Lensa obyektif perbesaran kuat
F. Meja mikroskop
G. Klip
H. Kaki mikroskop
I. Cermin
J. Diafragma
K. Lengan (pegangan) mikroskop
L. Pemutar halus
M. Pemutar kasar
Keterangan:
1. Lensa okuler
2. Pemutar lensa obyektif
3. Tabung pengamatan/ tabung
okuler
4. Meja Benda
5. Kondenser
6. Lensa Obyektif
7. Pengatur kekuatan lampu
8. Tombol on-off
9. Cincin pengatur diopter
10. Pengatur jarak interpupillary
11. Penjepit spesimen
12. Sumber cahaya
13. Sekrup pengatur vertikal
14. Sekrup pengatur horizontal
15. Sekrup fokus kasar
16. Sekrup fokus halus
17. Sekrup pengencang tabung
okuler
18. Sekrup pengatur condenser
17
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
1. Periksa kelengkapan dan keadaan mikroskop, bila ada kelainan segera lapor pada asisten.
Bersihkan bagian-bagian yang kotor. Bagian mekanik dibersihkan dengan tissue/lap,
sedangkan lensa hanya dibersihkan dengan KERTAS LENSA !
2. Letakkan gelas obyek dan penutup gelas yang telah berisi sampel pada meja sediaan,
jepitlah dengan objek tepat di atas lubang meja
3. Pasanglah lensa objektif paling lemah. Turunkan lensa denngan menggunakan knob pemutar
kasar hingga kira-kira objek mulai terlihat agak jelas (kira-kira lensa berada ½ cm diatas
preparat )
4. Aturlah posisi kondensor agar pandangan terlihat penuh.
5. Aturlah posisi cermin hingga cahaya didapat paling jelas. (Untuk mikroskop yang sudah
menggunakan lampu, tinggal mengatur terang lampu)
6. Perjelas pandangan terhadap objek dengan memutar knob pemutar halus hingga pandangan
menjadi tajam.
7. Bila hendak mengganti lensa objektif berhati-hatilah dan harus dilihat dari samping karena
panjang lensa objektif yang berbeda dapat merusak preparat.
8. Untuk mendapatkan kesan tiga dimensi pada pembesaran kuat, dapat dengan memutar-
mutar knob pemutar halus.
9. Untuk mencegah kelelahan mata, biasakanlah untuk mengamati dengan KEDUA MATA
TERBUKA !
10. Setelah selesai pemakaian mikroskop, periksa kembali bagian-bagiannya. Keluarkan
preparat, cuci dan keringkan kaca objek dan kaca tutup (cover glass) sebelum disimpan.
Bersihkan bagian mikroskop yang kotor, bila ada yang rusak laporkan pada asisten.
18
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
19
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Gambar Mikroskop Bagian Mikroskop dan Fungsinya* PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan:
*: berdasarkan pustaka
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Gambar Mikroskop* Bagian Mikroskop dan Fungsinya* PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan:
*: berdasarkan pustaka
21
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
B. IRISAN SAMPEL
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan mampu membuat irisan/sayatan sampel yang berguna dalam penyiapan
sampel untuk pengamatan anatomi tumbuhan.
Bentuk sel epidermis dan organel-organel sel dapat diamati dengan membuat preparat sayatan
anatomi segar pada obyek yang akan digunakan. Macam-macam sayatan yang biasa digunakan
pada pengamatan anatomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Transverse section/cross section (sayatan melintang) yaitu bagian tanaman disayat tegak
lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman. bagian yang digunaakan seperti daun,
kulit kayu (Bark), rhizoma, akar, buah dan biasanya tujuan dari pengamatan ini adalah untuk
melihat susunan jaringan
2. Longitudinal Tangensial section yaitu bagian tanaman dipotong tegak lurus terhadap bagian
radial longitudinal dan tidak sampai bagian tengah organ. bagian yang digunakaan dapat
berupa batang, rhizoma dan lain-lain. pada bagian batang sayatan ini digunakan untuk
mengamati struktur vessel, trakeid, parenkim aksial
3. Longitudinal Radial section (sayatan radial/membujur) yaitu bagian tanaman dipotong
langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu utama (vertical). sayatan digunakan
untuk mengamati struktur paraenkim radial (sel baring dan sel tegak
4. Paradermal section (sayatan paradermal) yaitu bagian tanaman disayat pada permukaan
organ tanaman sejajar dengan permukaan. bagian yang digunakan dapat berupa batang,
daun, buah atau endocarp. sayatan ini biasa digunakan untuk pengamatan stomata atau
bentuk epidermis, cork pada batang atau bentuk sklereid pada endocarp kelapa.
Gambar sayatan pada batang dan daun dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
22
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
23
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
24
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan
26
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
I. Tujuan Praktikum
Zat ergastik adalah bahan cadangan atau bahan buangan yang diproduksi sel, meliputi pati
(amilum), protein, kristal/silika, dan sistolit. Pati/amilum merupakan karbohidrat yang panjang dan
paling umum terdapat pada tumbuhan selain selulosa. Banyak terdapat pada umbi, rhizome dan biji.
Rumus umum pati dan selulosa (C6H10O5)n dengan n yang sangat besar (sampai 2000). Butir pati
pertama kali dibentuk dalam kloroplas, kemudian dipecah dalam bentuk gula (karbohidrat
sederhana) dan ditranspor ke jaringan cadangan makanan. Di jaringan ini gula disintesis kembali
menjadi amiloplas. Butir pati terdiri dari lapisan-lapisan (lamella) yang mengelilingi titik pusat
yang disebut hilum. Diduga lapisan terjadi karena adanya perbedaan kadar air pada zat pembentuk
lapisan pati yaitu amilopektin dan amilose. Amilose lebih larut dalam air daripada amilopektin
sehingga bila ditambah reagen I2-KI maka amilose akan berwarna biru sedangkan amilopektin akan
berwarna coklat.
Dalam bidang farmasi, amilum digunakan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan
sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.
Sementara suspensi amilum dapat diberikan sebagai antidotum pada keracunan iodium dan amilum
gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan dan
Mulyani, 2004). Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui karakteristik mikroskopis dan
makroskopis dari amilum, mengingat jenis amilum yang digunakan dalam dunia farmasi beragam
jenisnya.
27
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
28
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
29
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Farmasi
No. / Nama Simplisia : 1 / ....................................................................................................................................................................
Nama Spesies : ................................................................................. Sinonim: .....................................................................
Famili : ..................................................................................
Bau : Bau :
Rasa : Rasa :
Pustaka
52
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Farmasi
No. / Nama Simplisia : 2 / ....................................................................................................................................................................
Nama Spesies : ................................................................................. Sinonim: .....................................................................
Famili : ..................................................................................
Bau : Bau :
Rasa : Rasa :
Pustaka
53
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Farmasi
No. / Nama Simplisia : 3 / ....................................................................................................................................................................
Nama Spesies : ................................................................................. Sinonim: .....................................................................
Famili : ..................................................................................
Bau : Bau :
Rasa : Rasa :
Pustaka
54
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Farmasi
No. / Nama Simplisia : 4 / ....................................................................................................................................................................
Nama Spesies : ................................................................................. Sinonim: .....................................................................
Famili : ..................................................................................
Bau : Bau :
Rasa : Rasa :
Pustaka
55
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
D. HERBARIUM
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengawetkan tumbuhan dengan cara pengeringan
2. Mahassiswa dapat mengumpulkan dan mengenal tumbuhan dari lingkungan dan
mencatat informasi tentang tumbuhan tersebut
3. Mahasiswa dapat membuat koleksi herbarium
58
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
E. MORFOLOGI DAUN
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui bagian-bagian daun
2. Mahasiswa mampu mengetahui sifat-sifat daun yang dipakai sebagai petunjuk untuk
mengenal suatu jenis tumbuhan
Jika pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja, dinamakan daun tunggal. Jika
tangkainya bercabang-cabang, dan pada tangkai cabang terdapat helaian daun, satu tangkai terdapat
lebih dari satu helaian daun maka dinamakan daun majemuk. Daun majemuk dapat dipandang
berasal dari suatu daun tunggal, yang torehannya sangat dalam hingga bagian daun diantara torehan
terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian tersendiri.
59
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
60
Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Farmasi
61
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan
63
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan
64
HASIL EVALUASI PRAKTIKUM
Pustaka PRAKTIKUM CATATAN PARAF
Catatan: *: Kolom pustaka diisi apabila hasil pengamatan nanti akan mengacu pada pustaka tertentu untuk interpretasi data pengamatan