Anda di halaman 1dari 22

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

Koordinator : apt. Yanulia Handayani, S.Si., M.Farm.


Pengampu : apt. Kadar Ismah, M.Farm
Gunawan Firmansyah, M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN
CENDEKIA UTAMAKUDUS
TA 2022/2023
Modul Praktikum Analisis Farmasi

VISI MISI STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS


VISI :
“Menjadi Perguruan Tinggi swasta Kesehatan Pilihan Utama di
regional Jawa Tengah dengan Lulusan yang berkualitas dan
Berbudaya Pada Tahun 2030”
MISI
1. Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk
kepuasan pengguna
2. Menghasilkan lulusan yang kompeten, kompetitif dan
berakhlaqul karimah
3. Menyelenggakan dan mengembangkan tata kelola
perguruan tinggi yang baik berbasis mutu
4. Mengembangkan kerjasama untuk pendayagunaan lulusan

VISI MISI PRODI S1 FARMASI STIKES CENDEKIA UTAMA


KUDUS
VISI : “Menjadi Program Studi Sarjana Farmasi yang Unggul pada
Bidang Teknologi Farmasi Bahan Alam dan Farmasi Klinik &
Komunitas di Tingkat Nasional pada Tahun 2030
Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang
kompeten dan bermutu pada bidang teknologi farmasi bahan
alam dan farmasi klinik & komunitas
2. Mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam bidang farmasi
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kefarmasian
yang bermutu terutama dalam bidang teknologi bahan
alam dan farmasi klinik & komunitas
4. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai institusi
secara berkesinambungan

ii
Modul Praktikum Analisis Farmasi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas karunia yang


telah dilimpahkan oleh Allah SWT, sehingga penulisan buku
“Petunjuk Praktikum Analisis Farmasi” dapat diselesaikan dengan
baik.
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa di dalam
melakukan percobaan-percobaan yang berkaitan dengan teori dan
pengetahuan tentang berbagai macam metode analisis untuk farmasi.
Praktikum ini menitikberatkan pada teknik dasar analisis, pemisahan
dan aplikasinya sehingga mahasiswa dibekali pengetahuan tentang
preparasi, metode analisis dan teknik validasi yang banyak
digunakan dalam bidang analisis farmasi.
Besar harapan kami buku ini dapat digunakan sebagai dasar
analisis yang selanjutnya dapat diterapkan ke dalam ilmu-ilmu yang
terkait. Kritik dan saran yang konstrktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan buku ini. Akhirnya kami sampaikan selamat bekerja,
dan berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi pembaca pada umumnya dan praktikan pada
khususnya.

Kudus, Agustus 2022

Penyusun

iii
Modul Praktikum Analisis Farmasi

DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................i
VISI MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI.....................ii
KATA PENGANTAR............................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................1
BAB I. Analisis Kadar Asam Sitrat ......................................7
BAB II. Analisis Kandungan Boraks.....................................10
BAB III. Analisis Turunan Antibiotik....................................14
BAB IV. Penentuan Parasetamol dengan Menggunakan
Spektrofotometer Uv-VIS......................................................16
BAB V. Analisis Kadar Alkohol dalam Minuman................19

iv
Modul Praktikum Analisis Farmasi

TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

1. Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum


adalah mereka yang terdaftar secara akademik, yang
selanjutnya disebut sebagai Praktikan.
2. Berikut tata tertib Praktikum Kimia Farmasi Kualitatif :
3. Praktikan melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing 3 hari sebelum hari H praktikum atau sesuai
kesepakatan dengan dosen.
4. Pada saat konsultasi, praktikan harus telah
mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan
materi praktikum (piket).
5. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum
dimulai, keterlambatan lebih dari 15 menit sejak
praktikum dimulai, praktikan dianggap tidak hadir.
6. Kehadiran praktikum 100% termasuk mengikuti
pengarahan praktikum. Praktikan yang tidak masuk
karena sakit harus menyertakan surat ijin dokter.
7. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah
mengenakan jas praktikum.
8. Praktikan wajib membawa paket alat praktikum pribadi.
9. Praktikan tidak diperkenankan memakai kaos/t-shirt
maupun sepatu sandal.
10. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan atau
merokok di dalam laboratorium selama praktikum
berlangsung.
11. Praktikan tidak diperbolehkan bersenda gurau yang
mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum.
12. Sebelum memulai praktikum, mahasiswa diwajibkan
memeriksa semua alat yang dipinjam. Apabila terdapat
alat yang rusak/pecah, harus segera dilaporkan kepada
5
Modul Praktikum Analisis Farmasi

laboran. Mahasiswa yang merusakkan/memecahkan alat


wajib melapor kepada laboran dan segera menggantinya.
13. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang
dipinjamnya, kebersihan meja masing-masing, wastafel
dan lantai disekitarnya.
14. Setelah menggunakan reagen, praktikan wajib
meletakkan kembali pada tempat semula.
15. Praktikan dilarang menghambur-hamburkan reagen
praktikum dan membuang sisa praktikum dengan
memperhatikan kebersihan dan keamanan.
16. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan
wajib meminta ijin kepada dosen atau asisten jaga.
17. Praktikan melakukan analisis sesuai bagiannya masing-
masing, mencatat hasilnya pada lembar kerja praktikum,
serta memintakan ”ACC” pada dosen atau asisten jaga,
yaitu pada waktu: setelah selesai analisis kualitatif
18. Praktikan wajib mentaati tata tertib praktikum.

6
Modul Praktikum Analisis Farmasi

BAB I
ANALISIS KADAR ASAM SITRAT

I. Tujuan
Mahasiswa mampu menganalisis kandungan asam sitrat
pada minuman yang beredar di pasaran dengan menggunakan
metode titrasi.
II. Dasar Teori
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis
farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti
identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif
digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang
ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (Jeruk).
Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami,
selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam
mitokondria, yang terpenting dalam metabolisme makhluk
hidup. Zat ini juga dapat sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan
sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi yang tinggi, yang
dapat mencapai 8% bobot kering , pada jeruk lemon dan jeruk
limau. Rumus kimia asam sitrat ( C6H8O7 ).
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat
pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman,
terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif
makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan
berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam
tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen
makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan
sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah

7
Modul Praktikum Analisis Farmasi

tangga dan obat-obatan.


Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam
menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen.
Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat
memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan
berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang
kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk
memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat
penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam
yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai
kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan
obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam
proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam
nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk
keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak. Asam sitrat
dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga
terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep
makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari
jeruk.
III. Alat dan Bahan
Alat
Batang pengaduk, botol 100 mL, buret, gelas ukur, gelas kimia,
kertas saring, labu erlenmeyer, neraca analitik, pipet tetes, statif
dan klem, pipet volum.
Bahan
Aquadest, NaOH, indikator PP, minuman kemasan yang ada
dipasaran, H2C2O4.2H2O
IV. Cara Kerja
a. Pembakuan NaOH 0,1 N
1. Pipet seksama 10,0 mL H2C2O4.2H2O
2. Masukkan dalam erlenmeyer
3. Tambahkan 40 mL aquadest bebas CO2
4. Tambahkan 2 tetes indikator pp 1%
8
Modul Praktikum Analisis Farmasi

5. Titrasi dengan larutan NaOH ± 0,1 N sampai terjadi


perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah
muda konstan selama 0,5 – 1 menit
b. Penentuan kadar asam sitrat dalam minuman
1. Ukur sebanyak 10 mL mniuman kemasan
2. Larutkan dengan Aqudes sampai tanda batas 100 mL
homogenkan
3. Tambahkan indikator PP(fenoftalein) sebanyak 3 tetes
4. Titrasi dengan NaOH 0,1N sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah muda konstan
5. Hitung kadar sampel

V. Perhitungan :
a. Pembakuan larutan NaOH 0,1 N dengan larutan
H2C2O4.2H2O
V x titrat = V x titran
M1 x V1 = M2 x V2
b. Penentuan kadar asam sitrat dalam sampel minuman

9
Modul Praktikum Analisis Farmasi

BAB II
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS

I. Tujuan
Mahasiswa mampu menganalisis kandungan boraks pada
bakso, mie, dan ikan asin dengan menggunakan metode titrasi.
II. Dasar Teori
Boraks merupakan garam natrium atau natrium tetraborat
yang banyak digunakan di berbagai industri non pangan,
khususnya industry kertas, gelas, pengawet kayu, dan kermik.
Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah
larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol.
Boraks digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu.
Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan
asam borat didalamnya. Asam borat sering digunakan dalam
dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal
sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh
diminum atau digunakan pada luka luar karena beracun ketika
terserap masuk dalam tubuh. Dalam pengidentifikasian boraks
pada makanan jika boraks direaksikan dengan kurkumin akan
menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut
rososiania. Boraks akan berguna dengan positif bila memang
digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi bahan itu tidak
boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan
tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas
pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena
ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Pada umunya
alasan para produsen menggunakan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena bahan ini mudah digunakan
dan mudah didapat, karena harganya relative murah
disbanding bahan pengawet lainnya yang tidak berpengaruh

10
Modul Praktikum Analisis Farmasi

bruk pada kesehatan. Selain itu, boraks merupakan senyawa


yang bias memperbaiki tekstur makanan sehingga
menghasilkan rupa yang bagus, misalnyya bakso dan kerupuk.
Beberpa contoh mkanan yang dalam pembuatannya sering
menggunakan boraks adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie,
dan juga daging ayam.
Boraks merupakan bahan tambahan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila
terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf.
Dalam percobaan ini dilakukan penentuan kadar boraks
dalam makanan dengan menggunakan metode asidimetri
dengan zat titrasi atau titran digunakan komplekson HCl,
menggunakan indikator metil merah dengan titik akhir titrasi
dicapai pada saat larutan berubah dari warna kuning menjadi
merah jingga atau merah orange.

III. Alat dan Bahan


Alat
 Buret
 Erlenmeyer 250 ml
 Gelas kimia 100 ml
 Gelas ukur 10 ml
 Pipet skala
 Pipet tetes
 Pipet volume 10 ml
 Sendok tanduk
 Statif dan klem
 Stirer Kertas laminating
 Timbangan analitik
 Pisau
 Cawan porselin
 Tissue
Bahan
11
Modul Praktikum Analisis Farmasi

 Aquadest
 Bakso
 Mie basah
 Larutan baku HCL 0,1 N 500 mL
 Indikator Metil merah 0,1%
 Kertas timbang
 Na2B4O7.10H2O

IV. Cara Kerja


a. Pembakuan asam klorida 0,1 N
1. Pipet seksama ± 10,0 mL Na2B4O7.10H2O
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 40 mL akuades bebas CO2
3. Tambahkan 2-3 tetes indikator MR 0,1%
4. Titrasi dengan larutan HCL ± 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah jingga
atau merah orange
b. Penentuan kadar boraks
1. Timbang bakso/mie/ikan asin sebanyak 500 mg
2. Haluskan bakso/mie/ikan asin dengan cawan
porselen
3. Tambahkan aquadest sebanyak 50 ml
4. Saring bakso/mie/ikan asin dengan kertas saring
5. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sebanyak 3 kali
titrasi, menggunakan indikator metil merah
6. Hitung kadar dari titrasi tersebut

V. Perhitungan :
a. Pembakuan larutan HCl 0,1 N dengan larutan
Na2B4O7.10H2O
V x titrat = V x titran
M1 x V1 = M2 x V2

12
Modul Praktikum Analisis Farmasi

b. Penentuan kadar boraks dalam sampel

13
Modul Praktikum Analisis Farmasi

BAB III
ANALISIS TURUNAN ANTIBIOTIK

I. Tujuan
Mengetahui dan memahami cara analisis kuantitatif
senyawa amoxicillin dengan menggunakan metode
iodometri.

II. Dasar Teori


Pada percobaan ini akan dilakukan analisis senyawa
turunan antibiotik yakni amoxicillin yang selanjutnya akan
ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode iodometri.
Iodometri merupakan suatu metode penentuan kadar
berdasarkan reaksi oksidasi reduksi yang dilakukan dengan
titrasi tidak langsung yakni bahan pereduksi dioksidasi dengan
larutan baku dalam jumlah berlebih dan kelebihannya dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat.
Prinsip analisis senyawa amoxicillin dengan
menggunakan metode iodometri dimana amoxicillin
ditambahkan larutan basa dan didiamkan, kemudian
ditambahkan asam dan I2. Kemudian dititrasi dengan larutan
baku natrium tiosulfat dengan penambahan indikator kanji.
Analisis senyawa amoxicillin ini dianggap penting
khususnya bagi mahasiswa farmasi karena sebagaimana
diketahui senyawa turunan antibiotik diketahui memiliki
beberapa aktivitas farmakologis diantaranya menghambat
sintesis peptidoglikan atau proses penting dalam kehidupan
suatu mikroorganisme. Meskipun ada efek samping seperti
reaksi hipersensitivitas dan menimbulkan resistensi, tetapi
itulah pentingnya dilakukan analisis untuk melihat bagaimana
kualitas mutu dari sediaan yang dibuat. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.

14
Modul Praktikum Analisis Farmasi

III. Alat dan Bahan


Alat
Botol semprot, buret, erlenmeyer, gelas ukur, karet hisap,
kertas perkamen, klem, pipet skala, pipet ukur, statif,
sendok tanduk, dan timbangan analitik.

Bahan
Akuades, asam klorida 0,1 N, indikator kanji 1%, I 2 0,693
N, natrium hidroksida 0,1 N, Natrium tiosulfat 0,1 N dan
tablet amoxicillin.

IV. Cara Kerja


1. Tablet amoxicillin yang telah dihaluskan ditimbang
sebanyak dengan 68,82 mg yang setara dengan 50 mg
amoxicillin.
2. Dilarutkan dengan 100 ml aquades, kemudian
disaring.
3. Larutan tersebut diambil 5 ml dan ditambahkan NaOH
0,1 N sebanyak 5 ml, kemudian ditutup (±20 menit).
4. Ditambahkan HCl pekat sebanyak 1 ml dan I 2 0,693 N
sebanyak 10 ml.
5. Dititrasi sedikit dengan Na2S2O3 berlebih, kemudian
ditambahkan indikator kanji, kemudian dititrasi
kembali hingga berubah warna

15
Modul Praktikum Analisis Farmasi

BAB IV
PENENTUAN PARASETAMOL MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjalankan pengujian sampel
menggunakan spektrofotometer UV-Vis
2. Mahasiswa mampu menghitung kadar parasetamol
menggunakan spektrofotometer UV-Vis

II. Teori Dasar


Analisis kadar parasetamol dapat ditentukan
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Semua molekul
dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-VIS karena
mereka mengandung elektron baik sekutu maupun
menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Panjang gelombang di mana absorbsi itu terjadi
bergantung pada beberapa elektron kuat itu terikat dalam
molekul itu.Spektrofotometri menghasilkan sinar dan
spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Jadi spektrofotometri digunakan untuk mengukur
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometri ultravoilet dan cahaya tampak
berguna pada penentuan struktur molekul organik dan pada
analisa kuantitatif. Spektrum elektron suatu molekul adalah
hasil transmisi antara dua tingkat energi elektron pada
molekul tersebut.

16
Modul Praktikum Analisis Farmasi

III. Alat dan Bahan


Alat
Spektrofotometer UV-Vis, kuvet, labu ukur, pipet
volume, pipet tetes, erlenmeyer, beker glass, gelas ukur
Bahan
Parasetamol PBFI, NaOH, akuades
IV. Cara Kerja
1. Buatlah pelarut dasar untuk standar dan sampel yaitu
NaOH 0.1 N 250 mL
2. Larutan standar baku pembanding 25 mg
parasetamol PBFI dilarutkan dalam NaOH 0.1 N
pada labu ukur 25 mL (C= 1mg/mL)
3. Buatlah seri larutan standar baku pembanding
dengan mengencerkan larutan standar baku
pembanding stok hingga diperolek konsentrasi 2, 6,
10, 12, dan 14 µg/mL (ppm)
4. Larutan sampel parasetamol dibuat dengan cara yang
sama dengan konsentrasi 6 µg/mL
5. Ukur serapan maksimum dari tiap konsentrasi
larutan standar baku pembanding untuk memperoleh
kurva kalibrasi menggunakan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 224 nm atau sesuai
serapan maksimum hasil pengukuran
6. Pengukuran serapan maksimum pada sampel
dilakukan 3 kali untuk sumber sampel yang sama
dengan waktu pengukuran tidak berjauhan antara
masing-masing sampel dengan waktu pengukuran
larutan standar dengan alat yang sama

17
Modul Praktikum Analisis Farmasi

V. Data Pengamatan
Penentuan kadar sampel dengan cara memasukkan nilai
absorpsi pada persamaan linier yang diperoleh dari kurva
kalibrasi.
No Absorbansi Larutan Absorbansi
Standar Larutan Sampel

18
Modul Praktikum Analisis Farmasi

BAB V
ANALISA KADAR ALKOHOL DALAM MINUMAN

I. Tujuan
1. Mengetahui prinsip-prinsip destilasi dan kegunaannya
2. Menentukan kadar etanol dalam minuman

II. Landasan Teori


Prinsip percobaan dalam praktikum kali ini adalah
didasarkan pada perbedaan titik didih dimana analit yang
memiliki titik didih yang rendah akan menguap lebih awal.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu teknik pemisahan
berdasarkan perbedaan titik didih. Sedangkan titik didih
didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan cairan sama
dengan tekanan luar (atmosfer) atau suhu dimana cairan
mendidih pada tekanan normal.pada prakteknya titik didih
dinyatakan sebagai suhu pada saat cairan seluruhnya (95%)
atau sebagian tersuling pada tekanan 760 mmHG. Destilat yang
diperoleh selanjutnya ditentukan kadar etanolnya dengan cara
fisik yaitu seperti perhitungan bobot jenis dan indeks bias.
Penggunaan etanol sebagai minuman atau untuk
penyalahgunaan sudah dikenal luas. Karena jumlah pemakaian
etanol dalam minuman amat banyak, maka tidak
mengherankan keracunan akut maupun kronis akibat etanol
sering terjadi. Pada konsentrasi 1,0 - 1,5 mg/ml darah, alkohol
menimbulkan gejala euforia sehingga sering berdampak pada
kecelakaan. Alkohol banyak digunakan dalam industri
minuman beralkohol, yaitu minuman yang mengandung
alkohol ( etanol ) yang dibuat secara fermentasi dari jenis
bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat.

19
Modul Praktikum Analisis Farmasi

III. Alat dan Bahan


Alat
Batu didih, erlenmeyer, gelas ukur, klem dan statif, satu
set alat destilasi (Heating mantle, kondensor, adaptor,
termometer, labu alas bulat, selang air, dinamo air)
Bahan
Aluminium foil, sampel minuman, vaselin
IV. Cara Kerja
1. Dimasukkan sampel sebanyak 200 mL ke dalam labu
alas bulat
2. Ditambahkan batu didih kedalam labu alas bulat
3. Diletakkan labu alas bulat pada heating mantle (siap
dilakukan proses destilasi)
4. Dipanaskan hingga suhu 70C, dipertahankan suhu
tersebut
5. Ditampung hasil destilasi/destilat dan dihitung kadar
pada sampel
6. Tampung destilat sebanyak 48 ml, kemudian atur suhu
sama dengan suhu pemipetan, tambahkan air suling
sampai volume 50 ml. campur dan kocok, cairan harus
jernih
7. Tentukan bobot jenis cairan dengan piknometer.
Timbang piknometer kosong (W0) , lalu isi dengan air
suling dan timbang lagi (W1) Buang air suling
tersebut, lalu isi dengan destilat dan timbang (W2) ,
tentukan bobot destilat :
𝑊2 − 𝑊0
=
𝑊1 − 𝑊0
Kemudian tentukan bobot jenis etanol yang dihasilkan
menggunakan rumus:
𝑊2 − 𝑊0
=
𝑊1 − 𝑊0

20
Modul Praktikum Analisis Farmasi

Keterangan :
W0 = Piknometer kosong
W1 = Piknometer + akuades
W2 = Piknometer + etanol

21
Modul Praktikum Analisis Farmasi

DAFTAR PUSTAKA

British Pharmacopoeia. Vol I-III, 2009, London: The Stationary


Office

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995, Jakarta: Depkes RI

Farmakope Indonesia, Suplemen I. Edisi IV, 2009, Jakarta:


Depkes RI

Skoog DA. Holley FJ, Crouch SR, 2007, Principles of


Instrumental Analysis, 6th ed, Belmont CA: Thomson
Book/Cole

22

Anda mungkin juga menyukai