Anda di halaman 1dari 15

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Jalan KH. Wahid Hasyim 65 Kediri telp (0354) 773299


KATA PENGANTAR
Farmasi komunitas saat ini telah mengalami perkembangan dari orientasi produk ke
orientasi pasien, pelayanan yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komuditi
menjadi pelayanan yang konprehensif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Tenaga Kefarmasian dituntut untuk
senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guna melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut meliputi pelaksaan KIE, monitoring
penggunaan obat, memastikan tujuan akhir sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik.
Tenaga Kefarmasian harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan
pengobatan (medication error) serta mengantisipasi timbulnya berbagai maslah terkait
penggunaan obat baik aktual maupun potensial dalam proses pengobatan. Di samping itu
munculnya peran baru sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Tenaga Kefarmasian
harus tetap menjalankan peran tradisionalnya sebagai pengelola produk, oleh karena hal ini
merupakan bagian dari penjaminan mutu bagi pelayanan kefarmasian yang komprehensif di
farmasi komunitas/apotek.
Penuntun praktikum ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi mahasiswa program Sarjana
Farmasi dalam mengikuti kegiatan Praktikum Farmasi Komunitas, berupa latihan pelayanan
resep, pelayanan swamedikasi terapi (minor Illnes), dan pelayanan KIE.
Diharapkan Penuntun Praktikum yang sederhana ini dapat membantu mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan praktikum dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat dicapai hasil sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Februari 2018
Penyusun
Drs. Djembor Sugeng Walujo, M.Kes.,Apt
Wika Admaja, M.Farm., Apt
Umul Farida, M. Farm., Apt
Yogi Bhakti Marhenta, M.Farm., Apt
Krisogoonus Ephrino Seran, M.Farm., Apt
Eko Yudha, M.Farm., Apt
Dyah ayu Kusumaratni, M.Farm., Apt
Ardhi Broto Sumanto, M.Farm., Apt
Faruq Riza Al Azhar, S. Farm., M.M
Indah Sri Hartini, M.Kes Apt

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i

DAFTAR i
ISI……………………………………………………………………………... i
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) 1
……..
POKOK 4
BAHASAN……………………………………………………………………...
LEMBAR KENDALI 7
PRAKTIKUM…………………………………………………….
CATATAN PENGOBATAN 9
PASIEN…………………………………………………...
DAFTAR 1
PUSTAKA…………………………………………………………………….. 2
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Jalan KH. Wahid Hasyim 65 Kediri telp (0354) 773299
RENCANA PROGRAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Nama Mata Kuliah : PRAK. SWAMEDIKASI


Kode/SKS : SAK6414P / 2 SKS P
Semester VI
Kelompok Mata Kuliah :
Status Mata Kuliah : Wajib/Pilihan*
Prasyarat :
Dosen : Tim Laboratorium
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu mengenali gejala, menentukan strategi dan
sasaran terapi serta mampu memilih obat yang rasional untuk mengatasi beberapa keluhan
penyakit ringan.

I. Deskripsi Singkat Mata Kuliah


Mata kuliah ini membicarakan mengenai ruang lingkup terapi rasional pengobatan sendiri,
pengenalan obat menurut golongannya, cara pemakaian obat yang benar. Mata kuliah ini juga
membicarakan cara mengenali dan cara pengobatan sendiri baik dengan obat dan non-obat untuk
beberapa keluhan ringan seperti : Batuk, flu, demam, nyeri, maag, konstiapsi, diare, biang
keringat, kecacingan, jerawat, ketombe, luka bakar, luka iris, luka serut, kadas/kurap, panu, kudis
dan kutil, serta Penyampaian Informasi Obat yang tepat.
II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui terapi rasional pengobatan sendiri
2. Mengenal obat menurut golongannya
3. Mengetahui cara pemakaian obat yang benar
4. Mengetahui cara ppengobatan sendiri baik dengan obat atau non obat untuk beberapa
keluhan ringan.
III. Perincian Kegiatan praktikum
Praktikum Swamedikaksi mempunyai beban 2 sks terdiri dari 2 x 100 = 200 menit, yang
terbagi dalam kegiatan pelayanan resep dan swamedikasi dengan berbagai kasus penyakit
dengan perincian sebagai berikut :
1. Pengenalan bentuk sediaan
2. Pelayanan Swamedikasi kasus batuk dan flu
3. Pelayanan Swamedikasi kasus demam dan nyeri
4. Pelayanan Swamedikasi kasus maag, konstipasi dan diare
5. Pelayanan Swamedikasi kasus biang keringat dan kecacingan
6. Pelayanan Swamedikasi kasus jerawat dan ketombe
7. Pelayanan Swamedikasi kasus luka bakar, luka iris, dan luka serut
8. Pelayanan Swamedikasi kasus kadas/kurap dan panu

1
9. Pelayanan Swamedikasi kasus kudis dan kutil.
10. Pengenalan Alat-alat Kesehatan
Tiap mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan praktikum apabila telah melaksanakan
keseluruhan beban sks dan lulus evaluasi praktikum.
Evaluasi praktikum berupa ujian kasus swamedikasi dalam batas waktu yang ditentukan oleh
panitia ujian ditambahkan PIO saat penyerahan.
IV. Persyaratan Mengikuti Praktikum
1. Mahasiswa peserta praktikum adalah mahasiswa program sarjana Farmasi Semester 6
2. Wajib membawa Semua sarana praktikum yang diperlukan saat praktikum
swamedikasi
3. Praktikum harus siap dengan materi farmakologi ada tiap jadwal praktikum sesai
dengan yang ditenttukan dengan membaca berbagai pustaka dengan membuat
rangkuman edukasi tiap penyakit yang akan diraktekkan.
4. Pustaka wajib yang diperlukan harus dibawasendiri oleh masing-masing praktikan
(Obat Wajib Apotek, ISO,ISFI tahun terbaru, MIMS edisi terbaru, buku farmakologi-
farmakoterapi yang berkaitan dll)

Daftar pustaka yang harus dicari dan dibaca:


1. Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian
3. Kurniawan, D.W. danchabib, L. 2010. Pelayanan Informasi Obat: Teori Dan Praktik.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
4. Tan, H.T dan Rahardja, K. 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari,
Jakarta: Elex Media Komputindo.
5. Aslem, M, Tan, C.K, dan Prayitno, A. 2003. Farmasi Klinis: Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta: Elex Media Komputindo.
6. Siregar, C.J.P 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan.
Jakarta: PenerbitBukuKedokteran
7. Siregar, C.J.P 2004. Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pedoman
Pelayanan Informasi Obat di RumahSakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9. Malon, et. Al. 2001. Drug information: A Guide For Pharmacist. Edisi Kedua. McGraw
Hill.
10. www.mywebmd.com
11. www.rxlist.com
12. www.binfar.depkes.go.id
13. www.piolk-ubaya.ac.id
14. www.dharmais.co.id
15. www.dmcpharmacy.org
16. www.pharmacy.org
17. www.parksmed.co.uk/services/minor-illness/

V. Tata Tertib Praktikum


1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum berlangsung.
2. Praktikan harus memakai jas laboratorium.
3. Praktikan harus membawa pustaka dan rangkuman edukasi yang berkaitan dengan topic
penyakit yang ditemukan.
4. Praktikan harus segera mengerjakan resep dan atau permintaan swamedikasi sesuai
dengan topik penyakit pada tiap pertemuan.
5. Hasil pengerjaan kasus dikumpulkan pada dosen pembimbing praktikum.
6. Praktikan harus menunggu giliran untuk melaporkan dan melakukan pelaporan kepada
dosen pembimbing praktikum yang akan bertindak sebagai pasien
7. Praktikan yang sedang menunggu giliran pelaporan tidak boleh membuat kegaduhan
yang menggangu ketertiban praktikum.
8. Para praktikan tersebut sebaiknya membaca pustaka yang berkaitan untuk dapat
memberikan informasi obat yang komprehensif.
9. Mahasiswa wajib menjaga ketenangan dan kebersihan selama praktikum berlangsung.
10. Sesi praktikum dinyatakan selesai dan praktikan boleh keluar ruangan praktikum jika
semua alat, ruang dan lemari pajang apotek telah dirapikan dan dibersihkan kembali

VI. Prosedur Pelayanan Swamedikasi (20 Menit)


1. Mahasiswa menerima permintaan swamedikasi
2. Tentukan kebutuhan obat untuk mengatasi kebutuhan pasien
3. Sediakan obat-obat sesuai kebutuhan pengobatan
4. Tetapkan harga semua obat yang dibutuhkan
5. Buat catatan pengobatan pasien (PMR)
6. Serahkan obat disertai KIE yang diperlukan bagi keberhasilan terapi kepada dosen
pembimbing praktikum yang bertindak sebagai pasien (Sesuai Indikator)

VII. Penilaian
Penilaian akhir praktikkum meliputi
1. Kehadiran :5%
2. Laporan Individu Praktikum : 40 %
3. Pretes : 25 %
4. Ujian Akhir : 30 %
POKOK BAHASAN

SWAMEDIKASI

Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau


menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.
Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk
meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes
No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam
mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun
bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan
penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi
obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang
ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen informasi yang yang diperlukan
untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan
aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa
sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat
itu?).

Kriteria obat yang digunakan


Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa
resep:

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri

Jenis obat yang digunakan

1. Tanpa resep dokter :

 obat bebas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau


 obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru

2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran
hitam, dasar merah
3. Suplemen makanan
4. Obat Tradisional (Jamu, Obat herbal terstandart dan Fitofarmaka)

Syarat suatu obat swamedikasi :

1. Obat harus aman,kualitas dan efektif,


2. Obat yang digunakan harus punya indikasi, dosis, bentuk sediaan yang tepat,
3. Obat yang diserahkan harus disertai informasi yang jelas dan lengkap.

Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan pengobatan sendiri :


1. Metode WWHM

W : Who is it for ? (Siapa yang sakit)

W : What are the symptoms ? (Apa gejalanya)

H : How long have the symptoms ? (Berapa lama gejala diderita)

A : Actions taken so far ? (Tindakan apa yang sudah dilakukan)

M : Medications they are taking ? (Obat apa yang sudah digunakan)


2. Metode ASMETHOD

A : Age / appearance (Usia Pasien)


S : Self or someone else (Dirinya sendiri atau oran lain yang sakit)
M : Medicatioon “regularly taken on prescription or OTC” (Pengobatan yang
sudah digunakan baik dengan resep maupun dengan non resep)
E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)
T : Time persisting (Lama gejala)
H : History (Riwayat jalan)
O : Other symptoms (gejala lain)
D : Danger symptoms (gejala yang berbahaya)

3. Aspek Penilaian

- Mahasiswa mampu mengkaji kasus penyakit pasien.


- Mahasiswa mampu memberikan informasi pengobatan yang rasional
- Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik

4. Standart Operasional Prosedur (SOP) Kumunikasi Informasi Edukasi (KIE)

- Petugas mengucapkan salam


- Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tugas serta perannya
- Petugas memastikan identitas pasien
- Petugas (dokter, perawat, bidan, petugas apoteker, tenaka kefarmasian, dsb) akan
memberikan informasi dan edukasi kepada pasien atau keluarga mengenai
penyakit/tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
- Petugas memberikan informasi aturan pakai obat (Dosis, Frekuensi Pemakaian)
- Petugas menjelaskan informasi tambahan ( Efek samping, Terapi Non Farmakologi,
Cara Penyimpanan)
- Petugas melakukan verifikasi/menanyakan ulang kepada pasien dan keluarga tentang
informasi yang telah diberikan
- Bila pasien dan keluarga pasien belum mengerti dengan KIE yang diberikan oleh
petugas maka petugas kesehatan akan mengulang kembali penjelasan KIE
- Salam penutup, ucapan terimakasih / Semoga Lekas Sembuh
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
N Kasus Swamedikasi Indikator Paraf Dosen
o
PELAYANAN SWAMEDIKASI
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
(Patient Medication Record)

Apotek Bhakti Wiyata


Jl. KH. Wahid Hasyim 65, Kediri-Jawa Timur
Dosen Penanggung Jawab / Apoteker :

Nama :
Ny Siti
Jenis Kelamin :
Perempuan
Umur : 35 tahun
Alamat : Jl Wahid Hasyim No 25 Kediri
No. Telp : 081334533844
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Riwayat Penyakit :
1. Maag Ringan………. Tahun…………………….
2. Sakit gigi……………………. Tahun…………………….
3. Bengkak pada Gusi……………. Tahun…………………….

Riwayat Alergi
:
1. Obat
a……………………………………………………….
b……………………………………………………….
c……………………………………………………….
2. Lain – lain
Udang dan telur………………………………………………….
…………………………………………………….
Kebiasaan
 Minum Kopi
 Makanan pedas……………………………...
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Jalan KH. Wahid Hasyim 65 Kediri telp (0354) 773299
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
Nama Pasien :
Ny Siti Umur :
35 Tahun
N Kasus Swamedikasi Pengobat
o an
Nama Kandung Indik Aturan Dosis
Obat an asi Pakai Lazim
1 2 3 4 5 6 7
Ny Siti (35 th) datang ke apotek mengeluh Paracetamol Paracetamol 500mg Analgesik / Anti nyeri 3x Sehari 500mg 4000mg
sakit gigi dan bengkak pada gusi. Keluhan
tersebut dialami sejak 2 hari yang lalu dan
sudah mengkonsumsi obat amoxilin 3x
sehari 500mg tetapi belum berkurang.
Pasien meminta dipilihkan obat yang
memiliki efek antinyeri kuat sehingga
nyeri gigi yang dirasakan segera hilang
dan bisa beraktifitas seperti biasa

11
Lanjutan
Nama DRP Efek Peringatan Interaksi Penyimpan Altenatif KIE dan Pengobatan Non
Obat Sampi Perhatian/ Obat an Obat Farmakologi
ng Kontraindik Obat Lain
Obat asi
3 8 9 10 11 1 1 14
2 3
Amoxicilin Obat tidak tepat Diare, sakit Pasien dengan Alupurinol, pil Obat Ibuprofen dan kurangi kebiasaan buruk (minum kopi
perut, mual riwayat alergi KB, tetracyline amoxicillin obat golongan dan makan pedas)
terhadap derivat hcp paling baik antasida
penisilin lainnya. disimpan pada
suhu ruangan,
jauhkan dari
cahaya
langsung dan
tempat yang
lembap.
Jangan
menyimpan di
kamar mandi
ataupun
membekukann
ya
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
Jalan KH. Wahid Hasyim 65 Kediri telp (0354) 773299

DAFTAR PUSTAKA
1. Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian
3. Kurniawan, D.W. danchabib, L. 2010. Pelayanan Informasi Obat: Teori Dan Praktik.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
4. Tan, H.T dan Rahardja, K. 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari,
Jakarta: Elex Media Komputindo.
5. Aslem, M, Tan, C.K, dan Prayitno, A. 2003. Farmasi Klinis: Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta: Elex Media Komputindo.
6. Siregar, C.J.P 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan.
Jakarta: PenerbitBukuKedokteran
7. Siregar, C.J.P 2004. Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pedoman Pelayanan
Informasi Obat di RumahSakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9. Malon, et. Al. 2001. Drug information: A Guide For Pharmacist. Edisi Kedua. McGraw
Hill.

13

Anda mungkin juga menyukai