Anda di halaman 1dari 10

Mukadimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah

Meisa Masda Alifa 2016730063


Nada Septiana 2016730074
Putty Nabila 2016730084
Thesya Kharisma Rani 2016730101

PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
1.Hal hal apa saja yang melatarbelakangi penyusunan Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah? Jelaskan!
Ada 4 hal yang melatarbelakangi mukkadimah angggaran dasar muhamadiyah, diantaranya :
1. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah.

K.H. Ahmad Dahlan membangun persyarikatan Muhammadiyah bukan didasari pada suatu materi
yang dirumuskan secara rinci , sistematik dan ilmiah. Apa yang beliau temukan dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadist langsung beliau amalkan dan ajarkan. Akan tetapi, setelah Muhammadiyah
berkembang luas mengakibatkan mereka semakin jauh dari sumber gagasan dan ide yang menjadi
landasan pijak Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani warga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun akibat pengaruh
kehidupan duniawi.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang dengan pesatnya. Banyak hal yang baru
bermunculan menjadikan semua orang hanya mengejar dunia, ditambah masuknya budaya asing
masuk melalui sarana teknologi seperti media cetak ( koran dan majalah) dan elektronik seperti
film , radio ,dan televisi. Perkembangan hidup duniawi menjadi semakin tak terkendali artinya,
perkembagan yang terjadi di masyarakat seperti kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan tidak
dibarengi dengan peningkatan rohani menampakan gejala menurun akibat pengaruh kehidupan
duniawi tersebut
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran luar , yang langsung atau tidak langsung
bersinggungan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah

semakin kuatnya pengaruh-pengaruh dari luar yang bertentangan dengan Muhammadiyah, antara
lain cara berfikir, pandangan hidup, yang telah masuk dalam masyarakat. Disinilah letak
pentingnya adanya rumusan resmi dari Muhammadiyah yang dapat dijadikan pegangan bagi
mereka
4. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah seorang yang terlibat langsung dalam penyusunan
UUD 1945 termasuk pembukaannya. Dari pengalaman itu beliau menyadari pentingnya
Pembukaan UUD. Namun betapa kagetnya beliau ketika menyadari bahwa Anggaran Dasar
Muhammadiyah baru terdiri dari batang tubuh berupa pasal-pasal, namun belum memiliki
mukaddimah padahal di dalam mukaddimah itulah terdapat fondasi atau roh muhammadiyah

2. Jelaskan Fungsi Mukkadimah Anggaran Dasar Muhahammadiyah bagi


Persyarikatan Muhammadiyah!

A. Hakekat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

-Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan suatu


kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Qur’an dan as-Sunnah tentang pengabdian manusia
kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap muslim yang sadar akan kedudukannya
selaku hamba dan khalifah di muka bumi.
-Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas, dan semangat
pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus
dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah

Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


- Sebagai jiwa dan semangat pengabdian serta perjuangan persyarikatan muhammadiyah
- Sebagai pedoman hidup warga muhammadiyah
- Sebagai pedoman dalam menjalankan persyarikatan muhammadiyah
- Sebagai ideology dasar bagi seluruh warga muhammadiyah
- Menjelaskan cita-cita dan tujuan muhammdiyah yang harus di capai

3. Jelaskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam mukaddimah


tersebut!
1. “Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (mengesakan) Allah: bertuhan, beribadah, serta
tunduk dan taat kepada Allah.”
“Tiadalah kami mengutus seorang utusanpun sebelum engkau (Muhammad) kecuali
senantiasa Kami wahyukan kepadanya: bahwa sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Aku ,
maka menghambalah kamu sekalian kepada-Ku” (Al-Anbiya: 25)
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali
Allah”. (Muhammad: 19)
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di antara
makhluk-makhluk lainnya, dan ia perintahkan dengan disertai satu tujuan tertentu.
Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup dan
kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah menciptakan nya dengan cara
mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-Tuhan,
beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata.
Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa tidak ada
sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas ditakuti,
tidak ada sesuatu apapun yang pantas di cintai, dan tidak ada sesuatu apaun yang wajib
ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata. Kalaupun di
dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran mentaati
sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar mencintai dan
mentaati kepada Allah juga.

2. “Hidup manusia itu bermasyarakat.”


Manusia sebagai makhluk pribadi akan berarti dan bernilai hidupnya apabila hidup
bermasyarakat. Pribadi manusia dan ketertiban hidup bersama merupakan unsur pokok
dalam membentuk dan mewujudkan masyarakat yang baik, bahagia dan sejahtera
“Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan
sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang hakiki, di dunia dan akhirat”
“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah,
berbuat ihsan dan ishlah kepada manusia /masyarakat”.
Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh Allah
dalam surat al-Hujurat ayat 13 “Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua dalam
bentuk berbangsa-bangsa dan ber suku-suku agar saling kenal-mengenal.”
Secara pengalaman telah diakui oleh para cendekiawan, bahwa kehidupan manusia
selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai dorongan, seperti
dorongan spirituil, do rongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun do rongan harga
diri. Karena kenyataan serupa itu Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk
bermasyarakat. Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi.
Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia,
bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun juga
tinggi nilai pribadinya akan tetapi ia tidak akan mempunyai nilai bila sifat kehidupannya
hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentukan oleh
ukuran seberapa jauh ia memberikan pengorbanan dan darma baktinya dalam upaya
membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup ber masyarakat terletak
arti dan nilai kehidupan manusia. Hubungan pengertian antara pokok pikiran pertama
dengan pokok pikiran kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang
dilandasi dengan jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam mem bentuk dan mewujudkan
suatu masyarakat yang baik, teratur lagi tertib.

3. “Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk
membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam
menuju hidup bahagia dan sejahtera yang hakiki, di dunia dan akhirat”
Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyaninan yang kokoh
dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman terhadap ajaran Islam dalam arti
dan sifat yang sebenar-be narnya. Oleh karena itu pokokpikiran ini merupakan “bekal
keyakinan dan pendangan hidup”.
Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta mutlak nilai
kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat serta taufiq Allah kepada
manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Surat Ali Imran ayat 19 dan
85 menegaskan “Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah hanyalah agama Islam, dan
siapapun yang mencari agama selain agama Islain, tidak akan diteri ma dan ia diakhirat
termasuk golongan orang-orang yang rugi.”
Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam: “Pada hari ini telah
Aku sern purnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan pula nikmatKu padamu, dan
Aku merelakan Islam sebagai agamamu.”
Definisi agama menurut keputusan Majlis Tarjih:
- Agama Islam ialah sesuatu yang disyari’at kan oleh Allah dengan perantaraan pada
Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk meshlahatan hamba di
dunia dan akhirat.
- Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan oleh Allah
dalam al Qur’an dan yang termaktub dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah,
larangan serta tuntunan untuk kemashlahatan hamba di dunia dan akhirat.
Dengan pengertian tersebut, Muhammadiyah mem punyai faham bahwa Islam bukan
semata-mata mengajar kan bagaimana seharusnya seseorang menghubungkan dirinya
kepada Allah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Akan tetapi Islam membawa
ajaran yang sempurna menuntun hambanya mendapatkan kehidupan bahagia sejahtera
dunia dan akhirat. Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehidupan
perorangan ataupun kehidupan bermasyarakat, seprti masalah aqidah, ibadah akhlak,
kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik dan militer.
Pandangan Muhammadiyah terhadap ajaran Islam seperti tersebut dikukuhkan oleh ahli
ahli ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian terha dap agama Islam sebagai obyek
pembahasannya seperti kata V.M. Dean dalam bukunya “The nature of the non Western
World”: “Islam is completa integration of religion,political system, way of live and interpre
tation of history”. Artinya: Islam adalah suatu perpaduan yang sempurna antara agama,
sistem politik, pandangan hidup serta penafsiran sejarah.
4. “Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah, berbuat ihsan dan
ishlah kepada manusia/masyarakat”
Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup
sebagaimana ter simpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan keyakinan
hidup bahwa hanya ajaran Islam satu- satunya yang dapat dijadikan sendi mengatur keter
tiban hidup manusia menuju kebahagiaan dan kesejah teraan dunia dan akhirat, akhirnya
menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam.
Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran wajib berjuang menegakkan ajaran
Islam dengan sepe nuh-penuhnya di manapun sebagai tanda dan bukti akan kebenaran iman
dan keislamannya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-
orang yang benar. (Al-Hujurat: 15)
Pendirian, kesadaran dan sikap seperti di atas merupakan kerangka dan sifat perjuangan
Muhammadiyah secara keseluruhan. Dengan demikian setiap kegiatan dan amalan
Muhammadiyah diarahkan dan disesuaikan denan sikap serta pedirian yang ada. Dan
sebaliknya tidak dapat dibenarkan sama sekali adanya suatu kegiatan yang berlawanan dan
yang menyimpang dari padanya.
5. “Perjuangan menegakkan menjunjung tinggi agama Islam hanyalah akan berhasil bila dengan
mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para Nabi, terutama perjuangan Nabi Muhammad
SAW.”
Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap
pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima
mempersoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan keyakinan
hidup tersebut.
Bagi tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang patut dijadikan teladan
kecuali harus mengikuti cara-cara perjuangan para nabi tertama Nabi Muhammad SAW.
Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan contoh teladan paling bagus dan mulia,
seperti yang telah ditegaskan Allah dalam surat al Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya pada diri
kasulul lah ada suatu contoh yang baik bagi kamu sekalian, ialah bagi orang yang
mengharapkan keridhaan Allah dan keselamatan hari akhir serta ingat, sebanyak-banyak
kepada Allah”.
“Katakanlah, apabila engkau benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya
engkau akan dicintai Allah, serta diampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Al-Imran: 31)
6. “Perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran diatas hanya dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya dan akan berhasil bila dengan cara berorganisasi.”
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka barakah dan
rahmat Allah dan didorong oleh firman dalam Al Qur’an
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.” (Ali Imran: 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “Gerakan Islam” dengan
nama “Muhammadiyah” yang disusun dengan Majelis-majelis (bagian-bagiannya),
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
Pokok pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai rangkaian logis
pokok pikiran- pokok pikiran yang sebelumnya, ialah: Munculnya keyakinan dan
pandangan hidup menumbuhkan konsekuen si untuk memperjuangkannya dengan suatu
metode dan akhlak tertentu serta dilaksanakan dengan menggunakan alat perjuangan demi
efisiensi pelaksanaannya.
Perjuangan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil secara efektif & efisien
apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat berupa organisasi. Dan sudah
semestinya organisasi yang dijadikan alat untuk meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan
agung, memerlukan berbagai syarat yang berat juga, yang harus sepadan dan sebanding
dengan nilai yang hendak dicapai. Ajaran Islam menekankan kepada umatnya agar dalam
berusaha menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan cara berorganisasi
sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ash-Shaf ayat 4: “Sesungguhnya Allah senang
kepada orang-orang yang yang berjuang di atas jalan-Nya secara tersusun rapi ibarat suatu
bangunan yang kokoh dan kuat”.
Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka berorganisasi untuk
melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran Islam, hukumnya adalah wajib. Hal ini
dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih yang menyatakan bahwa: “Apabila suatu
kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu
yang lain tersebut hukumnya wajib juga”. Untuk mengatur agar jalan kehidupan organisasi
Muhammadiyah dapat:
- Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prinsip-prinsipnya.
- Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud dan tujuan.
- Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpang siur.
- Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan.
Maka perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa:
- Anggaran Dasar Muhammmadiyah.
- Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
- Qaidah-qaidah
- Peraturan-peraturan yang diperlukan.

7. “Seluruh Perjuangan diarahkan kepada tercapainya tujuan Muhammadiyah,yaitu


terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT”
Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana
Muhammadiyah selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan yang telah
dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-citakan sejak semula,
yakni terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti Sunah Rasul-Nya Nabi muhammd SAW, guna mendapat karunia dan
ridaNya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia,
disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah
“Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah lindungan Tuhan yang
maha Pengampun.” (QS. Saba’: 15)
DAFTAR PUSTAKA
Pasha Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban. 2009.MUHAMMADIYAH sebagai Gerakan
Islam. Yogyakarta: PUSTAKA SM.

http://www.academia.edu/29998093/7_Pokok_Pikiran_Yang_Terkandung_Dalam_Mukadimah_
Anggaran_Dasar_Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai