Anda di halaman 1dari 24

UMC/FAR/MODUL/FA212/012

PANDUAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Tim Penyusun:
apt. Rollando, M.Sc
apt. Rehmadanta Sitepu, M.Si
Fibe Yulinda Cesa, S. Farm., M.Biomed
Nur Aziz, S.Farm., Ph.D

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MA CHUNG
2023
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

Halaman Pengesahan

No Dokumen : 012
Revisi : 002
Matakuliah Praktikum : Biokimia
Kode Matakuliah Praktikum : SFA2103
SKS :3
Program studi : Farmasi
Semester : III (Tiga)

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT


UJI KUALITATIF LIPID
UJI KUALITATIF PROTEIN
PENETAPAN KADAR GLUKOSA
PENETAPAN KADAR KOLESTEROL
PENETAPAN KADAR PROTEIN
PRESENTASI

Tim Penyusun:
apt. Rollando, M.Sc
apt. Rehmadanta Sitepu, M.Si
Fibe Yulinda Cesa, S. Farm., M.Biomed
Nur Aziz, S.Farm., Ph.D

Malang, Juli 2022


Menyetujui, Mengesahkan,
Kepala Program Studi S1 Farmasi Dekan FIK,

apt. Martanty Aditya, M.Farm-Klin Dr. apt. Rollando, S.Farm., M.Sc.


NIP. 20150005 NIP. 20160002

ii
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

KATA PENGANTAR

Modul parktikum Biokimia ini ditujukan bagi mahasiswa program studi farmasi
Universitas Ma Chung sesuai dengan kurikulum matakuliah Biokimia dengan
bobot 3 SKS pada semester 3. Penyusunan modul praktikum disesuaikan
dengan silabus perkuliahan Biokimia. Kompetensi mahasiswa yang diasah dalam
modul praktikum Biokimia ini adalah mahasiswa mampu melakukan identifikasi
glukosa, lipid, dan protein secara kualitatif dan kuantitatif.
Diharapkan modul yang disusun ini memberikan manfaat bagi mahasiswa
prodi farmasi dalam mengaplikasikan konsep dengan aplikasi melalui percobaan
di laboratorium dan dapat mengaitkanya dengan dalam dunia kefarmasian
khususnya dalam farmasi klinis.

Malang, Juli 2022

Tim Penyusun

iii
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan………………………………………………………..………… ii
Kata Pengantar……………………………………………………………..…………… iii
Daftar Isi……………………………………………………………..…………………… iv
Tata Tertib dan Penilaian…………………………...………..………………………… v
Peringatan Keselamatan di Laboratorium…..……………..………………………… vii
Uji Kualitatif Karbohidrat…………………………………..……………………………. 1
Uji Kualitatif Lipid...………………………………………..……………………………. 5
Uji Kualitatif Protein……………………………………………..………………………. 8
Penetapan Kadar Glukosa……………………………………..………………………. 10
Penetapan Kadar Kolesterol………………...…………………..…………………….. 12
Penetapan Kadar Protein...…………………...……………………………………….. 14
Presentasi………………………………………………...……………………………… 16
Daftar Pustaka…………………………………………...……………………………… 17

iv
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

TATA TERTIB DAN PENILAIAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum


1. Praktikum Biokimia dilaksanakan di Laboratorium Kimia-Farmasi Universitas
Ma Chung
2. Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah
ditentukan.
3. Praktikan harus berada di ruangan praktikum selambat-lambatnya 5 menit
sebelum praktikum dimulai.
4. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah
ditentukan bersedia menerima sangsi yang telah disepakati bersama pada
saat pengantar praktikum.
5. Sebelum melakukan percobaan akan dilakukan pre test terlebih dahulu untuk
mengukur kesiapan praktikan.

B. Alat-alat dan Pereaksi


1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan
mengembalikan alat-alat inventaris yang digunakan.
2. Alat-alat yang hilang, pecah atau cacat harus diganti dengan alat-alat yang
sama atau diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.
3. Botol-botol pereaksi serta sampel harus ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan dan pengambilan pereaksi atau sampel harus dilakukan dengan
alat tersendiriuntuk masing-masing bahan.

C. Perlengkapan Praktikum
1. Semua praktikan diwajibakan memakai jas laboratorium untuk melindungi
dari zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau sampel pada bak pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, segera dibersihkan dengan air. Jika
terjadi kecelakaan segeramelaporkan kepada asisten yang bertugas.
4. Ruangan laboratorium dalam keadaan bersih setelah selesai digunakan dan
menjadi tanggung jawab praktikan yang menggunakan sebelumnya.
5. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan makan atau minum
dalam ruangan laboratorium dan tidak diperkenankan menggunakan sandal.

v
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

6. Berbicara seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan


mengganggu ketenangan pekerjaan orang lain.

D. Jurnal, Laporan dan Penilaian Praktikum


1. Jurnal dibuat pada buku tulis biasa bersampul plastik
2. Jurnal diisi dengan format: judul percobaan, Tujuan, Prinsip, Prosedur yang
dibuat dalam bentuk diagram alir serta hasil pengamatan.
3. Laporan dibuat pada buku laporan ditulis tangan.
4. Laporan dibuat sesuai dengan format yang telah ditentukan yaitu memuat:
a. Tujuan Percobaan
b. Teori
c. Hasil Pengamatan
d. Reaksi yang terjadi
e. Kesimpulan
f. Daftar Pustaka
5. Laporan lengkap harus diserahkan kepada asisten yang bertugas paling
lambat satu minggu setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf
dari asisten yang menerima laporan tersebut. Jika dalam dua minggu belum
memberikan laporan percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.

E. Lain-lain
1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus
memberi surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Modul yang belum dikerjakan, diselesaikan pada waktu yang ditentukan atau
mengikuti kelompok lain dengan persetujuan koordinator laboratorium.
4. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum,
kegiatannya dihentikan dan harus mengulang lagi bersama-sama rombongan
baru.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

vi
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM

1. Bahan pereaksi bersifat toksik sampai dengan memengaruhi keselamatan


bila lalai dalam bekerja. Ikuti petunjuk berikut untuk menjaga keselamatan :
a. Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci
segera dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air menghilangkan
zat padat berbau atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia
kecuali ada petunjuk khusus. Jika harus membaui zat kimia lakukan
dengan mengibas gas dan menempatkan wadahnya 15 sampai 25 cm
dari hidung dan hisap sesedikit mungkin. Jika ada zat yang tertumpah,
segera bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan terhadap permukaan
meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b. Zat bertitik didih rendah yang mudah terbakar harus didestilasi atau
dievaporasi dengan menggunakan heating mantle atau dalam penangas
oil, jangan dipanaskan. Jangan dipanaskan dengan pembakar bunsen
misalnya pada senyawa seperti: metanol, etanol, benzen, petroleum eter,
aseton, dll.
c. Pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan
disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja
d. Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol
asalnya. Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan
ambil sesuai dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke
dekat neraca, dan tutup kembali segera setelah penimbangan.
e. Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk
mengurangi limbah dan mencegah kecelakaan
f. Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke
dalam air sambil terus diaduk.
g. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah, karena
dapat menyebabkan kebakaran.
h. Bahan kimia konsentrat dikerjakan dalam lemari asam dan menggunakan
pelindung diri seperti sarung tangan, masker dan kaca mata.
i. Jangan membuang campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum
eter, benzen, dll) dan campuran yang mengandung senyawa yang tak
larut air ke dalam bak cuci. Gunakan kaleng atau tempat khusus untuk

vii
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

menampung limbah ini. Jika masuk ke dalam bak cuci maka harus
diguyur dengan air yang banyak.

viii
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

Tujuan:
Mahasiswa dapat membuktikan beberapa sifat karbohidrat

Teori:
Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsure-unsur C, H, dan
O banyak di alam dengan rumus umu CH2O. Senyawa tersebut disebut
karbohidrat (karbo=karbon dan hidrat=air) karena dianggap hidrat dari karbon.
Dilihat dari rumus bangunnya, karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi
aldehid/polihidroksi keton. Senyawa tersebut mengandung gugus –OH lebih dari
satu (banyak) dan gugus aldehid/keton (karbonil).Kira-kira pada tahun 1880
disadari nama senyawa karbohidrat salah, maka kemudian diganti dengan
sakarida (bahasa latin: sakar =gula) karena kebanyakan karbohidrat rasanya
manis. Tetapi hingga sekarang nama karbohidrat tetap terkenal dan masih
digunakan.
penggolongan sakarida
berdasarkan atas banyaknya molekul gula, sakarida digolongkan :
1. Monosakarida = gula sederhana
Monosakarida adalah sakarida yang tersusun atas satu molekul sakarida.
Senyawa ini paling sederhana dibandingkan sakarida lainnya. Senyawa
ini tidak dapat dihidrolisis tanpa kehilangan sifat-sifat kasakarida-annya.
Contoh P: ribose, glukosa, fruktosa, dll.
2. Disakarida
Disakarida adalah sakarida yang yersusun atas 2 molekul monosakarida
dan dapat dihdrolisis menjadi 2 molekul monosakarida. Contoh : sakarosa
tersusun atas glukosa dan fruktosa, laktosa tersusun atas glukosa dan
galaktosa, sukrosa tersusun atas glukosa dan fruktosa, dll.
3. Oligosakarida
Oligosakarida (oligos = beberapa) adalah sakarida yang tersusun atas
beberapa molekul monosakarida biasanya antara 3-6 monosakarida.
Contoh : raffinosa tersusun atas galaktosa-glukosa-fruktosa, melezitosa
tersusun atas glukosa-fruktosa-glukosa, dll.

1
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

4. Polisakarida
Polisakarida adalah sakarida yang tersusun atas banyak (100-1000)
molekulmonosakarida. Contoh : amilum terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan, glikogen, terdapat dalam hewan, selulosa sebagai penyusun
dinding sel tumbuhan, dll.
Tata nama sakarida
Sakarida dapat diberi nama sebagai berikut :
1. Sakarida diberi nama atas banyaknya atom karbon.
Nama disebutkan seperti bilangan Latin ditambah akhiran –osa rumus
empiris sakarida : (CH2O)n
n=3 tri triosa
n=4 tetra tetrosa
n=5 penta pentosa
n=6 heksa heksosa dll
2. Untuk sakarida yang memiliki gugus aldehid dan keton, di depan nama
sakarida diberi awalan aldo/keto
Gugus aldehid gugus keton
Aldotriosa ketotriosa
Aldotetrosa ketotetrosa
Aldopentosa ketopentosa
Aldoheksosa ketoheksosa dll
3. Sakarida yang berbentuk cincin segi enam (5 C + 1 O) piran/bentuk cincin
segi lima (4 C + 1 O) furan ditunjukkan sebagai glukopiranosa,
glukofuranosa, ribofuranosa, dll.
4. Sakarida ada juga yang dinamai dengan nama trivial, yaitu nama yang
tidak menggambarkan rumus bangunnya, hanya berupa nama
dagang/karena sering didapatkan/ pertama kali ditemukan. Contoh :
heksosa diberi nama glukosa/galaktosa/manosa, ketoheksosa diberi
nama fruktosa.

Sifat-sifat kimia sakarida


Sakarida adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
maka sifatnya dapat seperti alkohol,aldehid atau keton. Gugus alkohol bila
direaksikan dengan alkil halide,maka terjadi gugus eter. Apabila yang
bereaksi hanya gugus –OH pada ato karbon nomer 1 maka dikenal senyawa

2
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

tersebut glikosida (gulanya sembarang), kalau gulanya glukosa maka disebut


glukosida. Glukosida merupakan senyawa yang tidak teroksidasi (tidak
mereduksi larutan Fehling,Tollens, dan Nylanders).
Sakarida yang memiliki gugus karbonil (aldehid atau keton) bersifat
sebagai reduktor, dapat dioksidasi dengan larutan Fehling.
Alat dan Bahan :
Larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, sukrosa 1% dan
amilum 1%.
Prosedur :
1. Percobaan Molisch
Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sakarida, tambahkan
kepada masing-masing tabung 1 mL larutan α-naftol dalam alkohol 1%,
campur hingga homogen. Masing-masing tabung ditambahkan 1 mL
H2SO4 pekat dengan pipet dengan perlahan melewati dinding tabung.
Jangan dikocok. Terjadi 2 lapisan dan perbatasan cairan berbentuk cincin
warna ungu. (Pengganti α-naftol : fenol, β-naftol, timol, guaiakol atau
senyawa fenolik lain).
2. Percobaan Fehling
Larutan Fehling terdiri dari 2 larutan yaitu Fehling A dan Fehling B
Fehling A : CuSO4.5H2O 34,6390 g
Aquadest ad 500,0 mL
Fehling B : KNa-tartat 173 g
NaOH 50 g
Aquadest ad 500,0 mL
Ambil 6 tabung, masing-masing diisi larutan sakarida 1 mL, tambahkan
kepada masing-masing tabung 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B, kocok
hingga homogenkan, panaskan di atas api spirtus hingga terbentuk
endapan merah bata.
3. Percobaan Tollens
Pereaksi Tollens : perak nitrat 0,02 N dalam amoniak.
Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sakarida, tambahkan
kepada masing-masing tabung 1 mL pereaksi Tollens, panaskan di atas
api spiritus hingga terbentuk cermin perak.
4. Percobaan Nylanders
Pereaksi Nylanders: KNa-segnett 4g

3
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

NBB 2g
NaOH konsentrasi ad 100,0 mL
Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sakarida, tambahkan
kepada masing-masing tabung 1 mL pereaksi Nylanders, panaskan di
atas api spiritus hingga terbentuk endapan hitam.
5. Percobaan Salliwanoff
Pereaksi Salliwanoff : 0,5 g resorcional dalam 100 mL HCl 4 N
Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sakarida, tambahkan
kepada masing-masing tabung 1 mL pereaksi Salliwanoff, panaskan di
atas api spiritus. Catat mana yang berwarna merah.
6. Percobaan Ozazon
Larutan Fenilhidrazin :
Larutan I Larutan Na-Ac 10 g
Acetic acid
Aquadest ad 100,0 ml
Larutan II Fenilhidrazin 5ml
NaHSO3 35% 5ml
Kedua larutan dicampur dan dikocok. Bila terbentuk endapan, saring
dengan saringan gels.
Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml sakarida, tambahkan 2
ml larutan fenilhidrazin dan 2 ml NaCl jenuh, panaskan 2 menit di atas
penangas air mendidih, amati Kristal yang terbentuk di bawah mikroskop.
7. Ambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 ml amilum 1% tambahkan
HCl masing-masing 1 ml, panaskan semuanya diatas penangas air
mendidih. Tiap 5 menit,angkat 1 tabung,tambahkan larutan iodium,amati
warna yang terjadi.

4
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

UJI KUALITATIF LIPID

Tujuan:
Mahasiswa dapat membuktikan beberapa sifat lipid

Teori:
Lipid adalah senyawa yang larut dalam pelarutlemak (pelarut nonpolar)
tetapi tidak larut dalam air (pelarut polar). Pelarut lemak/nonpolar/lipofil misalnya
eter, kloroform, benzene, heksana, dll. Pelarut polar/hidrofil misalnya air, asam,
basa, aseton, etanol, dll. Senyawa yang termasuk lemak antara lain eter, ester,
asam lemak, kolesterol, terpen, diterpen, dll.
Klasifikasi lemak menurut Bloor :
1. Lipid Sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alkohol.
a. Lemak : ester asam lemak dengan gliserol. Lemak yang berbentuk cair
disebut minyak.
b. Lilin (waxes) : ester asam lemak dengan alkohol suhu tinggi.
2. Lipid campuran (compound lipid) : ester asam lemak dengan alkohol dan
mengandung gugus tambahan selain asam lemak dan alkohol.
a. Fosfolipid : lipid yang selain mengandung asam lemak dan alkohol
juga mengandung asam fosfat dan nitrogen.
Contoh: gliserofosfolipid, sfingofosfolipid.
b. Serebrosida (glikolipid) : lipid yang mengandung asam lemak,
karbohidrat, nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
c. Lipid campuran lain misalnya sulfolipid, aminolipid, dan lipoprotein.
3. Derivat/turunan lipid : zat yang diperoleh dari golongan lemak di atas
dengan jalan hidrolisis.
Derivat lipid meliputi asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol,
steroid,alkohol selain gliserol dan sterol, aldehid lemak, benda keton lipid
netral misalnya gliserida, kolesterol, ester kolesterol, dll.

Asam lemak adalah asam karboksilat penyusun lemak dan minyak. Asam
lemak biasanya tidak bercabang dan merupakan asam lemak beratom kerbon
genap dari C6 sampai 24. Ester asam lemak dengan gliserol dikenal dengan

5
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

nama asli gliserida atau trigliserida. Asam lemak dapat diperoleh dengan
menghidrolisis lemak atau minyak. Ketiga asam lemak yang diperoleh dapat
sama maupun campuran.
Sifat-sifat lemak
Seperti pada batasan lipid, maka lipid mudah larut dalam pelarut lipofil
dan tidak larut dalam pelarut hidrofil. Lemak yang banyak mengandung asam
lemak jenuh berwujud padat, sedangkan lemak yang banyak mengandung asam
lemak tidak jenuh berwujud cair dan disebut minyak.
Lemak karena merupakan senyawa ester, maka mudah dihidrolisis
menjadi gliserol dan asam lemak. Bila dihidrolisis dengan asam akan
menghasilkan asam lemak dan bila dihidrolisis dengan basa akan menghasilkan
gliserol dan garam Na/K asam lemak (sabun). Reaksi ini dikenal dengan reaksi
penyabunan karena menghasilkan sabun.

Prosedur :
1. Penyabunan
Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL minyak kelapa. Tambahkan
1 mL NaOH 0,5 N pada tabung 1 dan 1 mL aquadest pada tabung 2,
kemudian ke dalam kedua tabung ditambah 1 mL alkohol 96%, panaskan
dipenangas air mendidih selama 15 menit. Keluarkan kedua tabung dan
tambahkan 2 mL NaCl jenuh, terjadi sabun.
2. Menunjukkan adanya gliserol
Masukkan minyak kelapa ke dalam tabung reaksi, tambahkan sedikit Kristal
KHSO4. Panaskan di atas lampu spiritus hingga terjadi uap putih, bila dibau
terjadi bau semegrak (bau akrolein).
3. Menunjukan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak
Ambil 4 tabung reaksi. Tabung 1 dan 2 diisi 0,5 mL minyak kelapa. Tabung 3
dan 4 diisi 0,5 mL aquadest. Tabung 1 dan 3 ditambah 1 mL kloroform dan 5
tetes JKJ, tabung 2 dan 4 ditambah 1 mL NaOH 0,5 N dan 5 tetes KMnO 4 0,1
%. Amati perubahan warna.
4. Sifat sabun sebagai Emulgator
Ambil 2 tabung reaksi,masing-masing diisi 1 mL minyak kelapa. Tambahkan
0,5 aquadest pada tabung 1 dan 0,5 mL Na2CO3 1% pada tabung 2. Vortex,
amati apa yang terjadi.

6
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

5. Reaksi Liebermann-Burchard
Larutkan 0,5 mL kuning telur dalam 1 mL kloroform, vortex, tambahkan asam
asetat anhidrida : asam sulfat pekat 30 : 1 , amati warnanya.
6. Reaksi Salkowski
Larutkan 0,5 mL kuning telur dalam 1 mL kloroform, vortex tambahkan 1 mL
H2SO4 pekat, amati warnanya.
7. Menunjukkan adanya ion fosfat dalam asam lemak
0,5 mL kuning telur ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat, tambahkan 1 mL reagen
folin (mengandung ammonium molibdat atau tungstanat), panaskan di api
spiritus, tambahkan sedikit kristal vitamin C, amati warnanya.

7
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

UJI KUALITATIF PROTEIN

Tujuan:
Mahasiswa dapat membuktikan sifat kimia dan fisika protein.

Teori:
Protein adalah salah satu makromolekul paling utama dalam sel
hidup (protein barasal dari kata protrios = utama) senyawa tersusun atas
unsure terutama C, H, O, N, dan S. Protein merupakan polimer yang
tersusun oleh monomer asam amino. Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein alami. Asam amino ini satu sama lain akan berikatan
secara kovalen antara gugus amina dengan gugus karboksilat dari asam
amino lain. Ikatan ini dikenal dengan ikatan peptide. Jika tersusun dari 2
asam amino maka disebut dipeptida, bila tersusun dari 3 asam amino disebut
tripeptida, dst. Protein adalah polipeptida dan ini dikenal sebagai struktur
primer dari protein.
Satu molekul asam amino selalu memiliki 1 gugus –NH2 yang bersifat
basa dan 1 gugus –COOH yang bersifat asam. Asam amino dikenal sebagai
senyawa yang amfolit, yaitu senyawa yang memiki muatan positif dan
negative sekaligus, disebut juga zwitter ion.
Rumus umum asam amino :

-NH2 gugus amina


H -COOH gugus karboksil
H2N—C—COOH-R gugus asam amino
R

Sifat alami dan kimia protein


Sifat alami protein tergantung dari lingkungan sekitarnya. Bila ada
perubahan lingkungan, protein dapat mengalami perubahan. Kehilangan sifat
alami protein dikenal peristiwa denaturasi protein. Protein dapat mengalami
perubahan sifat misalnya karena perubahan suhu, pH, pelarut, konsentrasi
garam, dll.

8
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

Sifat kimia dari asam amino sangat ditentukan gugus sisa asam amino.
Maka sifat asam amino ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap protein.
Prosedur :
Untuk percobaan1-4 (reaksi pengendapan/denaturasi), albumin telur tidak
diencerkan.
1. Masukkan 0,5 ml albumin kedalam tabung reaksi, panaskan di penangas
air mendidih hingga menggumpal.
2. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing di isi 0,5 ml albumin. Tambahkan
0,5 ml HCl pada tabung 1 dan 0,5 ml NaOH pada tabung 2, amati.
3. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing di isi 0,5 ml albumin. Tambahkan
0,5 ml HNO3 pada tabung 1 dan 0,5 ml CH3COOH pada tabuung 2, amati.
4. Ambil 3 tabung reaksi, masing-masing di isi 0,5 ml albumin. Tambahkan
0,5 ml ZnSO4 pada tabung 1, 0,5 mL Pb(CH3COO)2 pada tabung 2, dan
0,5 ml FeCl3 pada tabung 3, amati.
Untuk percobaan 5-10 (reaksi warna), albumin telur diencerkan 5 kali.
5. Reaksi biuret
Masukkan 1 ml albumin encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
NaOH encer dan 1 ml CuSO4, kocok, amati warnanya.
6. Reaksi xanthoprotein
Masukkan 1 ml albumin encer kedalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
HNO3 pekat, kocok, amati warnanya.
7. Reaksi folin ciaocalteu
Masukkan 1 ml albumin encer kedalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
folin, kocok, amati warnanya.
8. Reaksi natrium nitroprusida (spesifik terhadap sistein)
Masukkan 1 ml albumin encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
natrium nitroprusida dalam 1 ml buffer ammonium, kocok, amati
warnanya.
9. Reaksi millon (spesifik terhadap tirosin)
Masukkan 1 ml albumin encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
millon, kocok, amati warnanya.
10. Reaksi ehrlich
Masukkan 1 ml albumin encer ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml
DAB HCl, kocok, amati warnanya.

9
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH


DENGAN METODE GOD-PAP

Tujuan:
Mahasiswa dapat menetukan kadar glukosa dalam darah

Teori:
Glukosa merupakan gula dengan 6 karbon, dimana semua sel tubuh
memerlukannya sebagai sumber energi. Kadar glukosa darah di pertahankan
pada rentang 70-110 mg/dL oleh kedua hormon yaitu insulin dan glukagon.
Pada waktu kadar glukosa darah naik, setelah makan, hormon insulin di
sekresikan dari sel-sel beta pulau langerhans pankreas. Insulin menurunkan
kadar glukosa darah. Dalam keadaan puasa, kadar glukosa darah menurun,
hormon glukagon di sekresikan oleh sel-sel alfa pulau langerhans pankreas
untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
Metode GOD-PAP
Prinsip :
Glukosa oksidase (GOD) mengkatalisis oksidasi glukosa sesuai dengan reaksi
berikut :
Glukosa + O2 asam glukonat + H2O2
POD
2H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol quinonimin + 4H2O
Pada reaksi ini terbentuk H2O2 yang dengan adanya peoksidasi (POD) akan
bereaksi dengan 2,4-dikloro phenol dan 4 amino-antipirin. Oksidasi ini
menimbulkan zat warna yang intensitasnya sebanding dengan kadar glukosa,
diukur secara fotometrik.
Alat dan bahan :
Sentrifuge, tabung sentrifuge, mikropipet, tabung reaksi, efendorf, microlab-200,
reagen, akuades, serum/ plasma darah.
Prosedur :
1. Serum yang didapat diambil sebanyak 10 µI lalu ditambahkan reagen
sebanyak 1000 µI dan divortex.
2. Tambahkan akuades 3 mL
3. Diamkan selama operating time (20-25 menit).

10
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

4. Ukur aktivitas serum dengan microlab-200 pada panjang gelombang 546


nm.
5. Ukur serapan blanko dan standar sebelum dilakukan pengukuran sampel.

11
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

PENETAPAN KADAR KOLESTROL DALAM SERUM


DARAH

Tujuan:
Mahasiswa dapat menetapkan kadar kolestrol dalam serum darah menurut
metode Cholesterol Oxidase-Para Amino Phenazone (CHOD-PAP).

Teori:
Senyawa sterol tersebar luas dalam sel tumbuhan dan hewan.
Kolesterol ditemukan pada lemak hewan tetapi pada lemak tumbuhan jarang
sekali ditemukan, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Kolesterol pada tubuh
manusia dan hewan dikeluarkan lewat 2 cara, yaitu diubah menjadi asam
empedu dan diekskresikan sebagai kolesterol netral pada feses. Koleaterol
merupakan precursor utama dari beberapa steroida lainnya.
Sintesis kolesterol sebenarnya dapat terjadi pada semua jaringan yang
mengandung sel bernukleus, tetapi khususnya terdapat pada sel hepar, korteks
adrenal, kulit, testis dan aorta.
Metode CHOD-PAP
Prinsip :
Kolesterol diukur setelah melalui proses oksidasi dan hidrolisis enzimatik.
Indicator kuinonimin dibentuk dari hydrogen peroksida dan 4-aminofenazon yang
berasal dari fenol dan peroksidase.
Reaksi :
Cholesterol Esterase / CHE
Kolesterolester + H2O kolesterol + asam lemak
Choleterol Oxidase / CHO
Kolesterol + O2 cholestene-3one + H2O2
Peroksidase / POD
2H2O2 + 4-aminofenazon + fenol kuinonimin + 4H2O

Alat dan bahan :


• Sentifuge, tabung sentrifuge, mikropipet, tabung reaksi, efendorf,
microlab-200, reagen, akuades, serum/plasma darah.

12
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

• Komponen dan konsentrasi kemikalia uji.


1. Buffer fosfat pH 6,5 100 mmol/l
2. Fenol 5 mmol/l
3. 4-aminoantipirin 0,25 mmol/l
4. Kolesterol esterase ≥ 150 kU/l
5. Kolesterol oksidase ≥ 100 kU/l
6. Peroksidase ≥ 5 kU/l
• Standar kolesterol 200 mg/dl (2,3 mmol/l)

Prosedur I
1. Sebanyak 10 µI blanko (akuades), sampel dan standar dimasukkan ke
dalam setiap tabung reaksi, kemudian ditambah 1 ml reagen.
2. Larutan dicampur, kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C.
3. Dibaca absorbansinya pada λ 500 nm dalam waktu kurang dari 60 menit.
Perhitungan
𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐴𝑏𝑠 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
Kadar Kolesterol = 𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟−𝐴𝑏𝑠 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
x konsentrasi standar (mg/dl)

Prosedur II
1. Serum yang didapat diambil sebanyak 10 µl lalu ditambahkan reagen
sebanyak 1000 µl dan divortex.
2. Diamkan selama operating time (10 menit).
3. Ukur aktivitas serum dengan Microlab-200 pada panjang gelombang 505
nm.
4. Ukur serapan blanko dan standar sebelum dilakukan pengukuran sampel

13
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

PENETAPAN KADAR PROTEIN SECARA BIURET

Tujuan:
Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein dengan metode Biuret.

Teori:
Penentuan kadar protein secara Biuret berdasarkan atas pengukuran
serapan cahaya oleh ikatan kompleks yang berwarna ungu. Ini terjadi apabila
protein bereaksi dengan tembaga dalam lingkungan alkali.

Alat dan Bahan :


1. Reagen Buret
2. Larutan stok albumin 10 mg/ml
Prosedur :
1. Pembuatan reagen Buret.
Reagen Buret dibuat dengan langkah-langkah berikut ini :
Reagen A : 8,5 g CuSO4 dilarutkan dalam aquadest hingga 50,0 ml.
Reagen B : 3.6 g KI dilarutkan dalam aquadest 50,0 ml.
Reagen C : larutkan 81 g Na-Sitrat, 50 g Na2CO3 dan 80 g NaOH
dalam
aquadest hingga 500,0 ml.

Larutkan reagen C, tambahkan reagen B, kocok, tambahkan reagen B,


kemudian diencerkan dengan aquadest hingga volume 1000,0 ml.

2. Pembuatan larutan stok albumin 10mg/ml


Larutan stok albumin dibuat dengan konsentrasi 10 mg/ml sebanyak 10
ml dalam pelarut aquadest. Untuk mempermudah melarutkan albumin,
dapat ditambahkan beberapa tetes NaOH 3%.

3. Penyiapan sampel
Sampel yang digunakan adalah albumin telur. Pipet 1 ml albumin telur.
Masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml. encerkan dengan aquadest hingga

14
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

tanda batas. Sampel yang digunakan berikutnya adalah albumin telur


yang sudah diencerkan. Pengerjaan sampel direplikasi 3 kali.

4. Pembuatan kurva baku dan pengerjaan sampel


Setelah penambahan reagen buret, semua seri larutan baku maupun
sampel divortex sampai homogen, kemudian didiamkan selama 30 menit
pada suhu ruangan. Absorbansi diukur pada λ540 nm.

Stok (ml) Sampel (ml) Aqua (ml) Reagen (ml) Abs


Blanko - - 1,0 4,0
Standar 1 0,1 - 0,9 4,0
Standar 2 0,3 - 0,7 4,0
Standar 3 0,4 - 0,6 4,0
Standar 4 0,5 - 0,5 4,0
Standar 5 0,7 - 0,3 4,0
Sampel - 1,0 - 4,0

15
UMC/FAR/MODUL/SFA2103/012/002

DAFTAR PUSTAKA

Ferrier, D.R., 2017, Lippincott Illustrated Reviews: Biochemistry, Wolters Kluwer,


Belanda.
Saakov, V.S., Krivchenko, A.I., Rozengart, E.V., & Danilova, I.G., 2015,
Derivative Spectrophotometry and PAM-Fluorescence in Comparative
Biochemistry, Springer International Publishing, USA.
Schwartzbach, S. D., Shigeoka, S, 2017, Euglena: Biochemistry, Cell and
Molecular Biology, Series: Advances in Experimental Medicine and Biology,
Springer International Publishing, USA.
USMLE Step 1 Lecture Notes, 2020, Biochemistry and Medical Genetics. Kaplan
Medical, USA.

16

Anda mungkin juga menyukai