Anda di halaman 1dari 35

Panduan

Praktikum
Bioteknologi

PROGRAM STUDI
FARMASI

UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KUDUS

TAHUN AJARAN 2018 - 2019


KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Bioteknologi ini disusun untuk menunjang praktikum


dalam program S-1 di Program Studi Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kudus.
Diharapkan dengan buku ini, mahasiswa lebih memahami tata cara dan prosedur
pelaksanaan praktikum sehingga mahasiswa memiliki kemampuan mengevaluasi hasil
praktikum sesuai dengan teori dasar yang telah diberikan. Mudah-mudahan usaha ini dapat
membantu tugas mahasiswa dalam menempuh studinya.
Sebagai akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar,
karyawan, asisten, dan sejawat lainnya yang telah memberikan saran dan bantuanya hingga
terbentuknya Buku Petunjuk ini.

Kudus, Agustus 2018

Tim Pengampu Bioteknologi

2
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................1
Kata Pengantar.................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................3
Tata Tertib Laboratorium Kimia......................................................................4
Jurnal, Laporan dan Penilaian Praktikum........................................................5
Peringatan Keselamatan di Laboratorium........................................................6
Bab I Produksi Nata De Coco...................................................................7
Bab II Enzim Glukoamilase........................................................................12
Bab III Uji Aktivitas Enzim Glukoamilase..................................................16
Bab IV Isolasi & Identifikasi DNA Hati Sapi..............................................20
Bav V Pembuatan Media dan penumbuhan Mikroba.................................25
Bab VI Kurva Pertumbuhan Mikroba..........................................................27
Bab VII Pebuatan Teh Kombuca...................................................................33
Daftar Pustaka..................................................................................................35

3
TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM

- Praktikum Bioteknologi dilaksanakan di laboratorium Kimia, .


- Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah
ditentukan.
- Praktikan harus berada di tempat praktikum selambat-lambatnya 5 menit sebelum
praktikum dimulai.
- Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah
ditentukan, tidak diperkenankan melakukan percobaan.
- Praktikan hanya boleh melakukan percobaan jika telah melakukan pembicaraan atau
responsi.
- Sebelum pembicaraan dimulai praktikan harus menyiapkan jurnal praktikum

ALAT-ALAT DAN PEREAKSI

1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan


mengembalikan alat-alat inventarisnya.
2. Alat-alat yang hilang atau pecah harus diganti dengan alat-alat yang sama atau
diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.
3. Botol-botol pereaksi harus ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan dan
pengambilan pereaksi harus dilakukan dengan pipet yang khusus untuk tiap
pereaksi.
4. Botol-botol pereaksi yang kosong harus cepat diberitahukan kepada asisten atau
laboran untuk diisi kembali.

KEBERSIHAN LABORATORIUM

1. Semua praktikan diwajibakan memakai jas laboratorium untuk menjaga kerusakan


akibat zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air, karena zat-
zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera dibersihkan. Jika terjadi
kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten yang bertugas.
4. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam ruangan
laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
5. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan mengganggu
ketenangan pekerjaan orang lain.

4
JURNAL, LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM

1. Jurnal dibuat pada buku tulis biasa bersampul plastik


2. Jurnal diisi dengan format : judul percobaan, Tujuan, Prinsip, Prosedur yang dibuat
dalam bentuk diagram alir, Pengamatan dan Perhitungan.
3. Laporan dibuat pada kertas A4 ditulis tangan.
4. Laporan dibuat sesuai dengan format dan harus berisi: Tujuan Percobaan, Prinsip
Percobaan, Teori, Hasil Pengamatan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka yang
digunakan.
5. Laporan lengkap harus diserahkan kepada asisten yang bertugas sekurang-
kurangnya satu minggu setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf dari
asisten yang menerima laporan tersebut. Jika dalam dua minggu belum memberikan
laporan percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.
6. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:

a. Quiz/pembicaraan 15%

b. Kondite kerja 20%

c. Laporan praktikum 25%

d. Ujian Akhir Semester 40%

7. Praktikan yang mendapat nilai D diperkenankan untuk mengikuti ujian lagi


bersama rombongan baru, tanpa harus mengikuti kembali praktikum.

LAIN-LAIN

1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.


2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi
surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Modul yang belum dikerjakan, diselesaikan pada waktu yang ditentukan atau
mengikuti kelompok lain dengan persetujuan koordinator laboratorium.
4. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum, kegiatannya
dihentikan dan harus mengulang lagi bersama-sama rombongan baru.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

5
PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM

1. Sebagian besar zat di labolatorium kimia mudah terbakar dan beracun. Ikuti
petunjuk berikut untuk menjaga keselamatan :
a Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci segera
dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air menghilangkan zat padat berbau
atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia kecuali ada petunjuk
khusus. Jika harus membaui zat kimia lakukan dengan mengibas gas dan
menempatkan wadahnya 15 sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit
mungkin. Jika ada zat yang tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk
tumpahan terhadap permukaan meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar harus didestilasi atau
dievaporasi dengan menggunakan heating mantle atau dalam penangas oil,
jangan dipanaskan. Jangan dipanaskan dengan pembakar bunsen. Senyawa
seperti : metanol, etanol, benzen, petroleum eter, aseton, dll.
c Pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan disimpan
agak jauh dengan tempat anda bekerja
d Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya.
Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan ambil sesuai
dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke dekat neraca, dan
tutup kembali segera setelah penimbangan.
e Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi
limbah dan mencegah kecelakaan
f Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam air
sambil terus diaduk.
g. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah, karena dapat
menyebabkan kebakaran.
h. Jangan membuang campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum eter,
benzen,
dll) dan campuran yang mengandung senyawa yang tak larut air ke dalam bak cuci.
Gunakan kaleng atau tempat khusus untuk menampung limbah ini. Jika masuk ke
dalam bak cuci maka harus diguyur dengan air yang banyak

6
PROSEDUR KERJA
PRODUKSI NATA DE COCO
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKPNDC MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 126
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH Produksi Nata De Coco oleh:
KUDUS
Revisi Tanggal

Rektor
PK.PNDC.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI

7
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Produksi Nata De Coco No. Dokumen:
1.2.6.PK.PNDC.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

I. DEFINISI
Nata adalah biomass yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan terbentuk
pada permukaan media fermentasi. Massa nata berasal dari pertumbuhan
Acetobacter xylinum pada permukaan media cair yang asam dan mengandung gula.
Di bawah mikroskop, nata tampak sebagai massa benang yang melilit yang sangat
banyak seperti benang-benang kapas. nata yang terbuat dari air kelapa atau lebih
dikenal sebagai nata de coco, terdiri atas selulosa ±2,5% dan air lebih dari 95%.
Umumnya kandungan gizi nata de coco yaitu serat kasar 2,75%, protein 1,5 – 2,8%,
lemak 0,35% dan sisanya air.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium
beserta kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu memahami proses fermentasi
4. Mahasiswa mampu membuat dan mengevaluasi produk nata de coco

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Toples Kaca
2. Tabung Reaksi
3. Kapas
4. Kain Kasa
5. Oven
6. Erlenmeyer
7. Autoclave

Bahan
1. Agar
2. Ragi

8
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 2 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Produksi Nata De Coco No. Dokumen:
1.2.6.PK.PNDC.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

3. Inoculum Acetobacter xylinum


4. Air Kelapa
5. Gula Pasir
6. Urea
7. Asam Asetat Glacial

IV. PROSEDUR KERJA


PENYIAPAN BIAKAN MURNI
1. Agar (15 – 18 g) dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa, dipanaskan hingga
larut.
2. Tambahkan ekstrak ragi (5 g) dan diaduk hingga larut (larutan A).
3. Gula (75 g) dan asam asetat (15 ml) dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa
segar yang lain dan diaduk hingga gula larut (larutan B).
4. Larutan A sebanyak 3 – 4 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditutup dengan kapas.
5. Larutan B sebanyak 3 – 4 ml juga dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
lain kemudian ditutup dengan kapas.
6. Masing-masing disterilkan pada suhu 121oC selama 20 menit.
7. Setelah sterilisasi selesai dan larutan tidak terlalu panas, larutan A
dituangkan ke larutan B secara aseptis. Setelah itu tabung diletakkan secara
miring untuk membuat agar miring dan ditunggu sampai agak mengeras.
8. Inoculum Acetobacter xylinum diinokulasikan pada agar miring kemudian
diinkubasi pada suhu kamar atau pada suhu 30oC sampai tampak adanya
pertumbuhan bakteri yang berupa keloid mengkilat dan bening pada
permukaan agar miring.

9
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 3 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Produksi Nata De Coco No. Dokumen:
1.2.6.PK.PNDC.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

PEMBUATAN STARTER
1. Air kelapa diendapkan, kemudian disaring dengan kain kasa. Setelah itu
dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk.
2. Setelah mendidih, ditambahkan asam asetat glacial (10 – 20 ml asam asetat
untuk setiap 1 liter air kelapa) dan gula (75 – 100 gram gula untuk setiap 1 liter
air kelapa). Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan ini disebut air
kelapa asam bergula.
3. Urea (3 gram urea untuk setiap liter air kelapa asam bergula) dilarutkan dalam
sedikit air kelapa (untuk tiap 1 gram urea dilarutkan dalam 20 ml air kelapa) dan
dididihkan kemudian dituangkan ke dalam air kelapa asam bergula.
4. Dalam keadaan masih panas, media dipindahkan ke dalam beberapa botol
bermulut lebar, masing-masing sebanyak 200 ml. botol ditutup dengan kapas
steril.
5. Setelah dingin, media diinkubasi pada suhu kamar selama 6-8 hari (sampai
terbentuk lapisan putih pada permukaan media)

FERMENTASI NATA
1. Air kelapa yang masih segar disaring dengan beberapa lapis kain kasa kemudian
dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-aduk.
2. Setelah mendidih, ditambahkan asam asetat glasial (10 ml asam asetat untuk
setiap 1 liter air kelapa). Campuran diaduk sampai gula larut (Larutan air kelapa
asam bergula).
3. Urea (5 gram urea untuk setiap liter air kelapa asam bergula) dilarutkan dalam
sedikit air kelapa (1 gram urea dilarutkan ke dalam 20 ml air kelapa). Larutan
dididihkan, kemudian dituang dalam larutan air kelapa asam bergula. Larutan ini
disebut sebagai media nata. Larutan ini didinginkan sampai suam-suam kuku.
4. Media nata ditambah dengan starter (1 liter media nata membutuhkan 50 – 100
ml starter) dan kemudian dipindahkan ke dalam wadah fermentasi yang telah
disterilisasi dan dikeringkan sebelumnya dengan ketinggian media 4 cm (untuk
wadah fementasi berbentuk loyang).

1
0
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 4 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Produksi Nata De Coco No. Dokumen:
1.2.6.PK.PNDC.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

5. Wadah ditutup dengan kertas yang telah dipanaskan dalam oven pada suhu
170oC selama 2 jam.
6. Wadah berisi media disimpan di ruang fermentasi selama 12 – 15 hari sampai
terbentuk lapisan nata yang cukup tebal (1,5 – 2,0 cm)

PEMANENAN
1. Lapisan nata diangkat kemudian dicuci dengan air bersih.
2. Setelah itu nata direndam di dalam air mengalir atau air yang diganti-ganti
dengan air segar selama 3 hari.
3. Setelah itu nata dipotong (misalnya 1,5 x 1,5 cm). potongan nata direbus 5 – 10
menit, kemudian dicuci dan direbus lagi selama 10 menit.
4. Diulangi sampai nata tidak berbau dan tidak berasa lagi.

1
1
PROSEDUR KERJA
ENZIM GLUKOAMILASE
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKEGA MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 127
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Enzim Glukoamilase
Revisi Tanggal

PK.EGA.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI Rektor

1
2
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Enzim Glukoamilase No. Dokumen:
1.2.7.PK.EGA.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

I. DEFINISI
Penggunaan mikroba sebagai penghasil enzim memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya biaya produksi relatif murah, dapat diproduksi dalam waktu singkat,
mempunyai kecepatan tumbuh tinggi dan mudah dikontrol. Daya hidrolitik suatu
enzim bervariasi, hal ini sangat dipengaruhi oleh sumber mikroba dan substrat yang
digunakan serta kondisi pertumbuhannya.
Glukoamilase telah diisolasi dari Aspergillus oryzae dan Saccharomycopsis
fibuligera. Glukoamilase merupakan enzim yang dapat memecah polisakarida (pati,
glikogen, dan lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan β-1,6, sehingga akan diperoleh
glukosa. Glukosa yang dihasilkan dapat diukur dengan metode Smogy-Nelson, Luff
crhroll, DNS (dinitrosalisilat). Glukoamilase banyak digunakan dalam industri gula
cair dan bir.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium
beserta kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan proses produksi enzim glukoamilase

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. LAF
2. Tabung Reaksi
3. Kapas
4. Kain Kasa
5. Oven
6. Erlenmeyer
7. Autoclave

1
3
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Enzim Glukoamilase No. Dokumen:
1.2.7.PK.EGA.UMKU/2018
Rektor Berlaku:1 November 2018

Bahan
1. Ragi Roti
2. Agar Putih Bubuk
3. Kepala/Kulit Udang
4. Glukosa
5. Pati
6. Larutan Iodium (2 gram KI dan 1 gram I2 dalam 100 mL)

IV. PROSEDUR KERJA


ISOLASI MIKROBA PADA MEDIA CAIR
1. Pindahkan secara aseptik ragi atau jamur tempe yang telah tumbuh pada media
padat (cawan petri) ke media cair kecil (5 mL) untuk peremajaan
2. Inkubasi pada suhu ruang selama 2 hari.
3. Buat media padat seperti pada percobaan 1 (mengandung 0,5% pati). Mikroba
(ragi roti dan jamur tempe) yang telah diremajakan pada media cair, diteteskan
pada media padat mengandung pati.
4. Inkubasi pada suhu ruang selama 2-4 hari. Sifat koloni yang tumbuh diuji
kemampuan menghidrolisis pati dengan menambahkan larutan yodium. Mikroba
yang memberikan hasil positif adalah mikroba yang membentuk zona bening
disekeliling koloni.

PRODUKSI ENZIM GLUKOAMILASE


1. Ragi roti/jamur tempe (yang mampu menghidrolisis pati) diambil 1 mL dari
biakan yang telah diremajakan, selanjutnya dipindahkan kedalam media cair
(mengandung 1% pati) lebih besar (100 mL).
2. Inkubasi pada shaker incubator (suhu ruang) selama 4 hari.
3. Setelah inkubasi selesai selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 6000 rpm
selama 10 menit, sehingga diperoleh filtrat enzim (ekstrak enzim kasar). Enzim

1
4
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 3 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Enzim Glukoamilase No. Dokumen:
1.2.7.PK.EGA.UMKU/2018
Rektor Berlaku:1 November 2018

kasar yang diperoleh selanjutnya disimpan pada suhu -200C (untuk percobaan
berikutnya).

PEMURNIAN ENZIM AMILOGLUKOSIDASE (FRAKSINASI AMONIUM


SULFAT)
1. Enzim kasar dimurnikan melalui pengendapan enzim dengan fraksinasi
ammonium sulfat secara bertingkat dari 0-40%, 40-80%.
2. Masing-masing fraksi distirer selama 1 jam, didiamkan selama 24 jam pada suhu
400C dan disentrifuga pada kecepatan 7000 rpm selama 20 menit.
3. Endapan diambil sebagai enzim selulase, supernatan difraksinasi lebih lanjut.
4. Endapan enzim dilarutkan dengan buffer pH 7 (5 mL). Selanjutnya enzim
disimpan pada suhu -200C (untuk percobaan berikutnya).

1
5
PROSEDUR KERJA
UJI AKTIVITAS ENZIM
GLUKOAMILASE
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKAEG MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 128
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Uji Aktivitas Enzim Glukoamilase
Revisi Tanggal

Rektor

PK.AEG.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI

1
6
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Uji Aktivitas Enzim No. Dokumen:
Glukoamilase 1.2.8.PK.AEG.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

I. DEFINISI
Glukoamilase telah diisolasi dari Aspergillus oryzae dan Saccharomycopsis
fibuligera. Glukoamilase merupakan enzim yang dapat memecah polisakarida (pati,
glikogen, dan lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan β-1,6, sehingga akan diperoleh
glukosa. Glukosa yang dihasilkan dapat diukur dengan metode Smogy-Nelson, Luff
crhroll, DNS (dinitrosalisilat). Glukoamilase banyak digunakan dalam industri gula
cair dan bir.

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium
beserta kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan uji aktivitas enzim glukoamilase

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan:
1. Pipet Volum 1. Enzim Glukoamilase
2. Penangas Air 2. Reagen DNS
3. Erlenmeyer 3. Reagen Biuret
4. Tabung Reaksi 4. BSA (Bovin Serum Albumin)
5. Gelas Ukur 5. Larutan Pati 1% (Tapioka/maizena)

1
7
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Uji Aktivitas Enzim No. Dokumen:
Glukoamilase 1.2.8.PK.AEG.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

IV. PROSEDUR KERJA


PENGUKURAN KADAR PROTEIN ENZIM
1. Kadar protein enzim ditentukan berdasarkan metode biuret, dengan cara
mencampur 1 mL enzim dengan 4 mL reagen biuret
2. Diamkan selama 30 menit. Absorbansinya diukur pada panjang gelombang
530 nm.
3. Standar protein yang digunakan adalah BSA pada kisaran konsentrasi 0-10
mg/mL dengan selang 2 mg/mL.
4. Blanko adalah buffer pH 7. Standar dan blanko diperlakukan sama seperti
sampel.

UJI AKTIVITAS ENZIM KASAR DAN MURNI


1. Aktivitas enzim diukur dengan mencampur 0,5 mL enzim, 0,5 mL substrat
(pati 1%) dan 0,5 mL buffer pH 7
2. Inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit.
3. Inkubasi dihentikan dengan penambahan 1 mL reagen DNS, dikocok dan
dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit.
4. Dinginkan dalam air es dan dijadikan volume 5 mL.
5. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm.
6. Standar yang digunakan adalah glukosa pada kisaran konsentrasi 0-10
mg/mL dengan selang 2 mg/mL.
7. Blanko: buffer pH 7. Standar dan blanko diperlakukan sama seperti sampel.

EVALUASI DAYA HIDROLITIK ENZIM PADA VARIASI pH


1. Aktivitas enzim pada beberapa variasi pH dilakukan dengan cara
mencampur 0,5 mL enzim, 0,5 mL substrat (pati 1%) dan 0,5 mL buffer
variasi (pH 4; 7; 9)
2. Inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit.
3. Pengujian aktivitas sesuai prosedur 2.

1
8
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 2 dari 3
KUDUS
Disetujui oleh: Uji Aktivitas Enzim No. Dokumen:
Glukoamilase 1.2.8.PK.AEG.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

EVALUASI DAYA HIDROLITIK ENZIM PADA VARIASI SUHU


1. Aktivitas enzim diukur dengan mencampur 0,5 mL enzim, 0,5 mL substrat (pati
1%) dan 0,5 mL buffer pH 7
2. Inkubasi pada variasi suhu (suhu ruang; 500C; air mendidih) selama 30 menit.
3. Pengujian aktivitas sesuai prosedur 2.

1
9
PROSEDUR KERJA
ISOLASI DNA HATI SAPI
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKIDNS MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 129
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Isolasi DNA Hati Sapi
Revisi Tanggal

PK.IDHS.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI Rektor

2
0
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 1 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi DNA Hati Sapi No. Dokumen:
1.2.9.PK.IDHS.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

I. DEFINISI
Semua sel mengandung DNA, namun jumlahnya dalam jaringan tertentu
sangat kecil. Selain itu, beberapa jaringan mengandung DNA-ase yang aktivitasnya
cukup tinggi, sehingga DNA dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil. Sumber
DNA yang dapat digunakan untuk percobaan harus mengandung DNA yang cukup
dan kadar DNA-ase yang rendah.
Dalam hal ini, sampel yang memenuhi syarat adalah jaringan hati. DNA cepat
mengalami denaturasi, maka percobaan harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil
isolasinya sesuai dengan kadar yang sebenarnya dalam jaringan. Tekanan mekanik,
perlakuan fisik dan kimiawi yang berlebih perlu dihindari, serta aktivitas enzim
nuclease harus dihambat.
Oleh karena itu, digunakan Na-sitrat untuk mengikat ion Ca2+ dan Mg2+,
dimana keduanya merupakan kofaktor untuk DNA-ase. Nucleoprotein sifatnya
mudah larut dalam air dan merupakan larutan ionic yang kuat, tetapi tidak larut
dalam larutan ionic rendah (0,05 – 0,25 M), dan sifat ini dipakai dalam ekstraksi
awal.
Mula-mula jaringan dihancurkan atau dihaluskan dalam larutan buffer faali
yang isotonic dengan Na-sitrat pH 7. Dengan demikian, akan tertinggal
deoksiribonukleoprotein yang tidak larut, sedangkan makromolekul yang lain larut.
Endapan ini dilarutkan dalam NaCl 2 M. Bila DNA direaksikan dengan difenilamin
pada kondisi asam, maka akan diperoleh suatu senyawa berwrna kebiruan dengan
absorpsi maksimal pada panjang gelombang 595 nm. Reaksi ini umumnya
ditimbulkan oleh 2-deoksipentosa yang tidak spesifik untuk DNA. Pada kondisi
asam, rantai yang lurus akan membentuk suatu deoksipentosa yang akan diubah
menjadi βhidroksi-levulinaldehida yang sangat reaktif, dan kemudian bereaksi
dengan difenilamin sehingga menghasilkan kompleks berwarna biru. Pada DNA,
hanya deoksiribosa dari nukleotida purin yang bereaksi, sehingga nilai yang
diperoleh hanya mewakili setengah dari jumlah total deoksiribosa.

2
1
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 2 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi DNA Hati Sapi No. Dokumen:
1.2.9.PK.IDHS.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan baku kimia di laboratorium
beserta kegunaan dan keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan proses isolasi DNA hati sapi
4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi DNA hati sapi

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Neraca Analitik 1. Sampel Hati Sapi (300 gram)
2. Oven 2. Buffer Faali
3. Penangas Air 3. NaCl 2 M
4. Sentifus 4. Kloroform:Amil Alkohol (6:1)
5. Inkubator 5. Etanol Absolut
6. Spektrofotometer 6. Eter
7. Kertas Saring
8. Sampel DNA (Standar)
9. Reagen Difenilamin Segar

IV. PROSEDUR KERJA


Isolasi DNA dari Hati Sapi
1. 50 gram hati sapi dicincang menjadi bagian yang halus. Hancurkan dengan
blender dalam 200 ml buffer garam faali selama 1 menit.
2. Sentrifugasi suspense pada kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Buang
supernatannya dan suspensikan kembali endapan dengan NaCl 2 M sehingga
diperoleh volume 1 L.
3. Bersihkan semua endapan yang ada dengan sentrifugasi dan putar larutannya
terus-menerus dengan batang pengaduk dari gelas sambil ditambahkan aquades
dalam volume yang sama.

2
2
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 3 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi DNA Hati Sapi No. Dokumen:
1.2.9.PK.IDHS.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

4. Angkat endapan fibrous dengan batang pengaduk dan biarkan endapan fibrous
melilit pada batang pengaduk di dalam gelas piala selama 30 menit.
5. Selama waktu pelilitan akan tampak gumpalan endapan yang mengerut/mengecil
dan cairan yang keluar dibersihkan dengan kertas saring.
6. Larutkan deoksiribonukleoprotein dalam 100 ml NaCl 2 M. tambahkan larutan
kloroform-amil alcohol (6:1) dengan volume yang sama,
7. Campur dengan blender selama 30 detik. Sentrifugasi emulsinya dengan
kecepatan 5000 rpm selama 5-15 menit.
8. Ambil lapisan atas yang keruh berisi DNA dan tampung dalam gelas piala
(usahakan agar protein yang terdenaturasi pada perbatasan kedua lapisan tidak
terbawa).
9. Kumpulkan endapan fibrous ke batang gelas.
10. DNA dicuci dengan mencelupkan batang gelas yang melilit serabut DNA ke
dalam 4 pelarut (etanol 70%, etanol 80%, etanol absolut dan eter).
11. Pisahkan sisa cairan pelarut yang ada pada endapan.
12. Hilangkan sisa eternya dengan membiarkan DNA dalam inkubator selama 10
menit.
13. Timbang DNA yang telah kering dan kemudian larutkan sambil terus diaduk
dalam larutan buffer garam faali yang diencerkan 1 : 10 dalam aquades
(konsentrasi : 2 mg/L),
14. Kemudian disimpan beku.

2
3
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH Prosedur Kerja Halaman 4 dari 4
KUDUS
Disetujui oleh: Isolasi DNA Hati Sapi No. Dokumen:
1.2.9.PK.IDHS.UMKU/2018
Rektor Berlaku: 1 November 2018

Penentuan DNA dengan Reaksi Difenilamin


1. Timbang 10 mg asam nukleat kemudian larutkan dalam 50 ml buffer garam
faali. Ambil 2 mL campuran
2. Tambahkan 4 ml pereaksi difenilamin. Panaskan dalam penangas air mendidih
selama 10 menit, lalu dinginkan.
3. Setelah dingin, baca absorban pada panjang gelombang 595 nm dengan
menggunakan aquades sebagai blanko.
PEMBUATAN MEDIA DAN
MENUMBUHKAN MIKROBA
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKAEG MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 130
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Uji Aktivitas Enzim Glukoamilase
Revisi Tanggal

Rektor

PK.AEG.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI

PEMBUATAN MEDIA DAN MENUMBUHKAN MIKROBA


Mikroorganisme dapat tumbuh pada media yang mempunyai kandungan nutrisi tepat (sumber
energi, karbon, nitrogen, mineral), pH dan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba dan air
bebas. Komposisi nutrien pada media pertumbuhan mikroba bergantung dari mikroba yang akan
ditumbuhkan. Berikut beberapa contoh media untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:

Media Komposisi nutrien


YEPD Ekstrak ragi 1%, bakto pepton 1%, glukosa 2%
Y8 Ekstrak ragi 1%, bakto pepton 1%, glukosa 8%
LB Ekstrak ragi 0,5%, bakto tripton 1%, NaCl 2%
YPG Ekstrak ragi 1%, bakto pepton 1%, gliserol 3%

Media pertumbuhan mikroba dikelompokkan menjadi 2, yaitu media padat dan media cair.
Kedua media ini digunakan sesuai dengan kebutuhan. Media padat umumnya digunakan untuk
menumbuhkan mikroba bila diperlukan mikroba dalam bentuk koloni-koloni. Sedangkan media
cair biasanya digunakan sebagai media fermentasi, misalnya untuk keperluan produksi enzim,
isolasi DNA, isolasi RNA.

ALAT DAN BAHAN


ALAT : autoclave, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, timbangan, kain kasa, gelas
beker, gelas ukur, laminar air flow, ose, lampu spritus
BAHAN : ragi roti, jamur tempe, agar-agar putih bubuk, kepala/kulit udang (dibawa oleh
praktikan), glukosa
PROSEDUR KERJA
1. PEMBUATAN MEDIA CAIR
Timbang 20 gram kepala udang, tambahkan akuades 50 mL, didihkan sampai air tinggal 5
mL. Sebanyak 3 g ragi roti, 3 mL air udang, 6 g glukosa ditambah akuades hingga volume
300 mL. Masukan 100 mL media kedalam Erlenmeyer 500 mL (2 buah) dan tiga tabung
reaksi masing-masing 5 mL, sisa media digunakan untuk membuat media padat. Sumbat
Erlenmeyer dan tabung reaksi dengan kapas, selanjutnya diautoclave pada tekanan 1 atm
selama 15-20 menit.

2. PEMBUATAN MEDIA PADAT


Ambil sisa media cair sebanyak 75 mL, tambahkan agar-agar (3%). Selanjutnya masukan
media padat dalam Erlenmeyer 200 mL. Sumbat Erlenmeyer dengan kapas, selanjutnya di
autoclave pada tekanan 1 atm selama 15-20 menit.

CATATAN:
Simpan media padat, media cair dan alat yang telah disterilkan pada suhu kamar selama 1
hari. Selanjutnya lihat apakah ada mikroba yang tumbuh, bila ada mikroba yang tumbuh
berarti media dan alat anda tidak stertil.

3. STERILISASI ALAT
Cawan petri 4 buah, batang pengaduk, pipet tetes disterilkan dengan diautoclave pada
tekanan 1 atm selama 15-20 menit.

4. MENUMBUHKAN MIKROBA
a. Masukan 0,2 g ragi roti pada tabung reaksi berisi media cair secara aseptik, selanjutnya ragi
ditumbuhkan pada suhu ruang selama 2-3 hari. Ragi tumbuh bila media cair menjadi keruh.
Pindahkan secara aseptik 0,1 mL ragi yang sudah tumbuh pada media cair ke media padat
(cawan petri), ratakan/sebar pada media padat, selanjutnya inkubasi pada suhu kamar
selama 3 hari. Amati ragi yang tumbuh, apakah ada kontaminan dan telah diperoleh koloni
tunggal. Hitung jumlah koloni yang tumbuh. Bila telah diperoleh koloni tunggal, simpan
petri yang telah ditumbuhi mikroba dalam lemari es, karena akan digunakan untuk
percobaan selanjutnya.
b. Jamur tempe dimasukan pada tabung reaksi berisi media cair secara aseptik, selanjutnya
ragi ditumbuhkan pada suhu ruang selama 3-4 hari. Jamur tumbuh bila media cair
menjadi keruh. Pindahkan 0,1 mL secara aseptik jamur yang sudah tumbuh pada media
cair ke media padat (cawan petri), selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 4-5
hari. Amati jamur yang tumbuh, apakah ada kontaminan. Simpan petri yang telah
ditumbuhi jamur dalam lemari es, karena akan digunakan untuk percobaan selanjutnya.

PERTANYAAN
1. Hitung jumlah koloni yang tumbuh
2. Jelaskan tujuan sterilisasi alat dan media pertumbuhan mikroba
3. Apa fungsi penambahan agar-agar putih pada media? Bolehkan digunakan agar-
agar berwarana? Jelaskan
4. Pada pembuatan media digunakan kepala/kulit udang dan glukosa, apa fungsi
pengunaan bahan tersebut?

2
8
KURVA PERTUMBUHAN MIKROBA

UNIVERSITAS KODE NO. URUT


LAB. BIOLOGI
PKAEG MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 131
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Uji Aktivitas Enzim Glukoamilase
Revisi Tanggal

Rektor

PK.AEG.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI

2
9
KURVA PERTUMBUHAN MIKROBA

Mikroba dapat tumbuh baik pada media yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhannya.
Apabila suatu sel mikroba ditumbuhkan pada suatu medium yang memenuhi syarat untuk
tumbuh, maka mikroba tersebut akan mengalami multiplikasi secara aseksual dengan
pembelahan sel menjadi dua sel vegetatif yang serupa dan selanjutnya proses tersebut
berlangsung terus menerus selama nutrisi, energi dan persyaratan lingkungan lainnya masih
memenuhi syarat.

Reproduksi mikroba secara aseksual dapat digambarkan sebagai kelipatan jumlah awal mikroba.
Jika pada awal merupakan mikroba tunggal, maka pertambahan populasinya dapat digambarkan:
1 – 2 - 22 - ……2n. Waktu antara yang dibutuhkan sel untuk membelah disebut waktu generasi.
Waktu generasi masing-masing pembelahan sel berbeda-beda tergantung pada spesies dan
kondisi lingkungan. Pertumbuhan mikroba terdiri atas beberapa fase, yaitu fase adaptasi,
pertumbuhan awal, pertumbuhan logaritmik, pertumbuhan lambat, pertumbuhan tetap dan
kematian.

ALAT DAN BAHAN


ALAT : alat yang telah disterilkan sebelumnya, laminar air flow, jarum ose,
lampu spritus, shaker inkubator
BAHAN : ragi roti dan jamur tempe yang telah ditumbuhkan pada percobaan
sebelumnya, media cair yang telah disterilkan sebelumnya

PROSEDUR KERJA
1. PEREMAJAAN MIKROBA PADA MEDIA CAIR
Pindahkan secara aseptik ragi atau jamur tempe yang telah tumbuh pada media padat (cawan
petri) ke media cair kecil (5 mL) untuk peremajaan, selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang
selama 2 hari.
2. PEMBUATAN KURVA PERTUMBUHAN
a. Ragi roti diambil 1 mL dari biakan yang telah diremajakan, selanjutnya dipindahkan
kedalam media cair lebih besar. Amati pertumbuhannya dengan mengukur kekeruhannya
(OD: optical density) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm
setiap hari (0; 1; 2; 3; …..hari sampai fase eksponensial)
b. Jamur tempe diambil 1 mL dari biakan yang telah diremajakan, selanjutnya dipindahkan
kedalam media cari lebih besar. Amati pertumbuhannya dengan mengukur pertambahan
beratnya setiap hari (0; 1; 2; 3; …..hari sampai fase eksponensial). Ambil biakan secara
homogen (10 mL) selanjutnya disaring menggunakan kertas saring yang sebelumnya telah
ditimbang. Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven dan ditimbang (sampai beratnya
konstan).

PERTANYAAN
1. Buat kurva pertumbuhan ragi roti dan jamur tempe (waktu vs kekeruhan/berat sel)
2. Apa yang terjadi dengan sel mikroba pada fase adaptasi, fase logaritmik / eksponensial, fase
stasioner
PRODUKSI KOMBUCHA
UNIVERSITAS KODE NO. URUT
LAB. BIOLOGI
PKAEG MUHAMMADIYAH
FARMASI 2.1 132
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Lembaga Laboratorium Klinik
Disetujui oleh : Rektor

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS, 2018 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Prosedur Kerja Disetujui
MUHAMMADIYAH oleh:
KUDUS Uji Aktivitas Enzim Glukoamilase
Revisi Tanggal

Rektor

PK.AEG.UMKU.LAB.BIOLOGIFARMASI
PRODUKSI KOMBUCHA

Kombucha, atau dikenal masyarakat Indonesia sebagai jamur teh atau jamur dipo, adalah
fermentasi teh menggunakan campuran kultur bakteri dan khamir sehingga diperoleh citarasa
asam dan terbentuk lapisan nata.
Kultur kombucha mengandung berbagai macam bakteri dan khamir, diantaranya Acetobacter
xylinum, A. aceti, A. pasterianus, Gluconobacter, Brettanamyces bruxellensis, B. intermedius,
Candida fomata, Mycoderma, Mycotorula, Pichia, Saccharomyces cerevisiae,
Schizosaccharomyces, Torula, Torulaspora delbrueckii, Torulopsis, Zygosaccharomyces bailii,
dan Z. rouxii.
Selama fermentasi kultur kombucha akan menghasilkan sejumlah alkohol, karbon dioksida,
vitamin B, dan vitamin C serta berbagai jenis asam organik yang penting bagi metabolism tubuh
seperti asama asetat, asam glukonat, asam glukoronat, asam oksalat, dan asam laktat.

ALAT DAN BAHAN


ALAT : toples kaca/wadah fermentasi, kain untuk menyaring, botolpengemas.
BAHAN :kultur starter kombucha dan pelikelnya, teh, daun mangrove, secang, gula pasir.

PROSEDUR KERJA
Kombucha dari teh biasa
Buat minuman teh biasa : air + teh 2 sdm dididihkan selama 15 menit. Saring teh dan diinginkan.
Tambahkan gula 10 %, aduk hingga larut. Masukkan teh ke dalam wadah fermentasi/ toples kaca
yang bersih dan kering. Setelah dingin, tambahkan kultur kombucha berbentuk padat (pelikel)
dan cairan starter sebanyak 10%. Inkubasi selama 1 – 2 minggu, dan hindarkan dari guncangan
dan sinar matahari. Setelah fermentasi selesai, saring teh hasil fermentasi. Masukkan dalam botol
pengemas bersih dan steril. Setelah diisi sesuai volume yang diinginkan dilakukan Pasteurisasi.
Kombucha dari teh celup
Didihkan air sebanyak 1 liter, masukkan gula sebanyak 100 g dan 2 bungkus teh hitam celup,
campur dengan baik dan didihkan selama 5 menit. Keluarkan the celup dan masukkan the
hasil rebusan ke dalam wadah kaca yang diisi setengahnya dan ditutup dengan kain saring.
Biarkan hingga dingin. Tambahkan potongan pelikel kombucha sebanyak 2,5% dan cairan
starter 20%. Lakukan fermentasi selama 14 hari, dan hindarkan dari guncangan dan sinar
matahari.
Kombucha dari wortel/buah naga
Wortel dicuci bersih dengan air dan kemudian diparut. Hasil parutan diperas sehingga
menghasilkan sari wortel. Sari wortel diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 1.
Larutan wortel ditambah gula 10% dan dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit.
Setelah itu masukkan dalam wadah fermentasi hingga dingin. Tambahkan kultur starter
kombucha 10% dan pelikel sebanyak 2,5%. Wadah ditutup dengan dengan kain kasa.
Lakukan fermentasi selama 2 minggu. Setelah fermentasi selesai

PERTANYAAN
1. Mengapa dalam pembuatan kombucha perlu penambahan gula?
2. Bagaimana perubahan mikrobia dan biokimia yang terjadi selama proses fermentasi
kombucha (tinjau dari sudut pertumbuhan khamir dan bakteri, perubahan kandungan
gula, produksi etanol, dan perubahan/produksi asam organic)

3
4
DAFTAR PUSTAKA

Darwis, A.A. dan Sukara, 1990, Penuntun Praktikum Isolasi dan Karakterisasi Enzim,
PAU Bioteknologi. IPB, Bogor

Dharani Aiyer, P. V., 2004, Effect of C:N Ratio on Alpha Amylase Production by
Bacilluslicheniformis SPT 27, Afr. J. Biotechnol., Vol. 3 (10), 519-522

Egwim, E.C., dan Oloyede, O.B., 2008, Immobilization of α-Amylase from Acha
(Digiteria exilis) on Different Cellulose Fibre Material, Asian Journal of biochemistry,
169-175

Judoamidjojo, M., A.A. Darwin dan E.G. Said, 1990, Teknologi Fermentasi, PAU-
Bioteknologi IPB, Bogor

Sambrook, J., B.B. Fritsch dan T. Mniatis, 1989, Molecular Cloning: A Laboratory
Manual, Edisi ke-2, Cold Spring Harbol Laboratory Press., USA

Smith, J.B., 1993, Prinsip Bioteknologi (Terjemahan), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Suhartono, L., 1995, Bioteknologi dalam Dunia Industri, Andi Offset, Yogyakarta

Bintang, M., 2010, Biokimia, Teknik Penelitian, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Djide, M.N., Sartini, Kadir, K., 2003, Bioteknologi Farmasi, Laboratorium


Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Muchtadi, D., Palupi, N.S., Astawan, M., 1992, Enzim Dalam Industri Pangan, PAU
Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hidayat, N., Padaga, M.C., Suhartini, S., 2006, Mikrobiologi Industri, Penerbit Andi,
Yogyakarta.

3
5

Anda mungkin juga menyukai