TEKNOLOGI REKAYASA
BIOSEPARASI
TIM PENYUSUN :
Dr. DYAH NIRMALA, S.T., M.Si
ANANG BAHARUDDIN S, MT
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusunan buku Penuntun Praktikum Teknologi
Rekayasa Bioseparasi untuk program D-IV dapat diselesaikan dengan baik. Buku
penuntun ini memuat aturan dan tata tertib di dalam Laboratorium Operasi
Teknik Kimia Politeknik ATI Padang serta aturan penulisan laporan praktikum
yang diacu oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Bioproses Energi
Terbarukan.
Selanjutnya diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan hingga selesainya Buku Panduan ini khususnya kepada
Tim Penyusun yang terlibat dalam pembuatan buku ini. Demikian semoga
bermanfaat.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
PROSEDUR BEKERJA DI LABORATORIUM
a. Letakkan tas dan benda lain yang tidak diperlukan pada tempat yang telah
disediakan. Tidak diperkenankan membawa telpon genggam (HP) dalam area
praktikum, kecuali diizinkan oleh dosen pengampu.
b. Gunakanlah Alat Pelindung Diri (jas laboratorium, sarung tangan, masker,
sepatu tertutup) selama bekerja.
c. Dalam bekerja, kondisi steril sangat penting, oleh karena itu ikutilah cara kerja
steril dan aseptik yang telah diberikan.
d. Bersihkan ruangan sebelum dan sesudah bekerja.
e. Cucilah tangan dengan benar menggunakan air dan sabun sebelum dan
sesudah kegiatan praktik.
f. Dilarang makan, merokok dan minum di dalam laboratorium.
g. Buanglah semua sisa bahan praktikum ke tempat.
h. Usahakan agar bahan yang dipakai tidak tercecer dilantai.
i. Buanglah sampah ditempat yang telah disediakan.
j. Bersihkan kembali setiap peralatan yang digunakan selesai melakukan
praktikum.
k. Sebelum meninggalkan ruangan, periksalah kembali dan pastikan gas, kran
air dan lampu pada posisi off (mati).
l. # Jika terjadi kebakaran:
Tidak panik
Hubungi pemadam kebakaran atau polisi pada nomor 111
Hubungi teknisi/laboran
Hubungi ketua laboratorium
Matikan listrik dan saluran gas
Semprotkan pemadam api (Tabung Apar)
Gunakan kain basah untuk menutup sumber api
# Jika terjadi kecelakaan:
Jika terkena asam atau basa kuat:
Jika terkena pada kulit, segera bilas/cuci sebanyak banyaknya dengan
air mengalir,
Jika terkena pada pakaian, segera robek pakaian yang terkena bahan
kimia tersebut dan cuci kulit dengan air yang mengalir,
5
Jika terkena mata, segera bilas/cuci mata dengan air yang mengalir,
Jika terminum, segera minum air putih sebanyak banyaknya agar
konsentrasinya terencerkan
Segera hubungi dokter terdekat.
Jika ada yang pingsan atau terhirup udara beracun:
Beri runag terbuka untuk memberikan udara segar,
Beri pernapasan buatan jika penderita terlihat susah bernapas,
Segera bawa ke dokter terdekat.
6
SIMBOL - SIMBOL PADA BAHAN KIMIA
HCL
Konsentrasi :5M
Tanggal pembuatan : 31 Februari 2013
Tempat pembuatan : Lab. Analisis THP
Pemilik : Aladin baba
Kontak 0852 698 7777
Golongan bahan : Bersifat korosif kuat
7
PENANGANAN LIMBAH
8
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikum
2. Alat
3. Laporan
4. Format Laporan
5. Penilaian
12
6. Sanksi
7. Lain-lain
a. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.
b. Segala perubahan dan atau perbaikan tata tertib ini hanya dapat
dilakukan atas persetujuan Koordinator Laboratorium.
c. Isi tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditertibkan.
13
MODUL 1
OVEN DRYER
1. Tujuan Percobaan
a. Praktikan memahami prinsip pengeringan bahan menggunakan oven
b. Mengetahui pengaruh jenis dan ketebalan bahan terhadap proses
pengeringan
c. Mampu menghitung laju penegringan, koefisien perpindahan panas, dan
laju perpindahan panas pada operasi pengeringan
2. Dasar Teori
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan,
yang memerlukan energi untuk menguapkan sebagian atau keseluruhan
kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan. Prinsip pengeringan
melibatkan dua hal yaitu panas yang diberikan pada bahan dan air yang harus
dikeluarkan dari bahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terdiri
dari faktor udara pengering dan sifat bahan. Faktor yang berhubungan dengan
udara pengering adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan
kelembaban udara, sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yaitu
ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.
Kandungan air dalam bahan dapat dinyatakan dalam atas dasar basah
maupun kering
14
Dimana :
Ls = berat kering bahan
A = luas permukaan perpindahan
panas X = moisture
t= waktu pengeringan
4. Data Pengamatan
% kadar air sampel = %
Suhu proses = o
C
15
Tabel 1 Data Percobaan Awal
Berat sampel T awal T BB Awal T BK Awal
Sampel Menit
(basah) (oC) (oC) (oC)
5. Pengolahan Data
a. Laju Pengeringan (R)
1) Massa padatan kering (Ls)
% padatan = 100% - KA
Ls (g) = % padatan × massa bahan masuk
16
2) Moisture (X) (g H2O/g padatan kering)
6. Daftar Pustaka
Perry, H. Robert., “Perry`s Cemichal Engineer`s Hand Book”, Mc Graw Hill Book.
Co., New York. 1997
Geankoplis, Christie J., “Transport process and Unit Operation”: 3 rd edition,
Prentice Hall, New Jersey, 1993
17
MODUL 2
FILTRASI
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar Teori
Proses filtrasi adalah salah satu proses pemisahan partikel padatan yang
tersuspensi dalam larutan. Partikel padatan dipisahkan secara mekanik fisik dari
larutan dengan menggunakan medium berpori. Produk yang diinginkan bias
diperoleh dari filtrat atau dari cake padat (Geankoplis, G.J, 1993).
Larutan umpan bisa mengandung banyak partikel padat, bisa sedikit. Jika
konsntrasi partikel padatnya kecil, filternya bisa digunakan dalam jangka waktu
yang lama sebelum filternya dibersihkan. Pada saat proses berlangsung,
terbentuk lapisan cake pada permukaan filter. Lapisan ini juga berfungsi sebagai
filter. Ketika lapisan ini semakin lama semakin tebal, resisten terhadap aliran juga
meningkat (Mc. Cabe, 1993).
Pada percobaan ini, jenis filter yang digunakan adalah palte and frame filter
press. Filtrat akan mengalir melalui filtrerdan lapisan cake akan terbentuk pada
sisi frame. Proses akan terus berlangsung sampai cake penuh dengan cake padat.
Jika kondisi tersebut telah tercapai, maka filter akan dicuci (Geankoplis, G.J,
1993).
Filter Medium
Filter cake
Slurry Flow
Filtrat
dL
18
Gambar 3 mengilustrasikan adanya lapisan cake pada filter, pada suatu
waktu tertentu. Pada saat ini, ktebalan cake dalah L m luas areanya adalah A
m2. Pada aliran laminar, persamaan pressure drop yang digunakan adalah
persamaan Carman-Kozeny:
dimana:
dV Pf
…(3)
Adt Rm
dV 1 1
…(4)
dt f 4 KpV f B
dimana:
c s
Kp …(5)
As ( P )
19
Rm
B …(6)
A( P )
C
D I
E
H
B
Spesifikasi Alat :
20
No Alat Spesifikasi Kebutuhan
1 Alat filter press 1 Set
2 Gelas ukur 1000 mL 2 buah
3 Cawan penguap 75 mm 2 buah
4 Spatula 1 buah
5 Kunci L 12/13 1/1 buah
6 Tang 1 buah
7 Forcep 1 buah
8 Oven memmert 1 buah
9 Cok raun 1 buah
10 Baut/mur 10 pasang
11 Kompresor 1 buah
4. Data Pengamatan
Sampel =
T air = o
C
Berat cake + kain filter = kg
Filtrat = L
Volume = ml
Berat pikno kosong = gr
Berat pikno kosong + sampel = gr
𝜟𝑷 = bar
Berat cawan kosong = gr
Berat cake basah = gr
Berat cake kering = gr
5. Pertanyaan
6. Daftar Pustaka
Mc Cabe & Smith, Únit Operation of Chemical Engineering”, 3 th ed, Mc Graw Hill
Book Company, New york, 1993.
Geankoplis, Christie . J., Transport Process and Unit Operation, 3rd ed., Prentice-
Hall PTR, New Jersey, 1993.
22
MODUL 3
DISTILASI BATCH
2. Dasar Teori
23
2.2 Distilasi Batch
Kasus distilasi batch (partaian) yang paling sederhana adalah operasi yang
menggunakan peralatan seperti pada gambar berikut ini.
Keterangan :
D= laju alir distilat, mol/jam
yD= komposisi distilat, fraksi mol
V= jumlah uap dalam labu
W= jumlah cairan dalam labu
25
Gambar 1. 2 Diagram Komposisi Temperatur
Tampilan data kesetimbangan uap-cair yang normal diperlihatkan oleh Gbr
1.2a, kurva ABC menunjukkan suatu cairan dengan berbagai komposisi yang
mendidih pada berbagai temperatur, dan kurva ADC menunjukkan komposisi
uapnya pada berbagai temperatur yang bersangkutan. Contoh, suatu cairan
dengan komposisi x1 akan mendidih pada temperatur T1, dan komposisi uap yang
berada dalam kesetimbangan dengan cairan tersebut adalah y1 (ditunjukkan oleh
titik D).
Berdasarkan kurva-kurva dalam Gambar 1.2 a, b dan c dapat disimpulkan
bahwa untuk sembarang cairan dengan komposisi x1 akan menghasilkan uap
dengan komposisi tertinggi dimiliki oleh komponen (zat) yang lebih mudah
menguap (volatile). Di sini simbol-simbol x dan y menunjukkan fraksi mol
komponen yang lebih volatile di dalam cairan dan di dalam uap.
Pada Gambar 1.2 b dan c terdapat suatu komposisi kritis (critical
composition) xg. Pada titik ini uap memiliki komposisi yang sama dengan cairan,
dengan demikian tidak ada perubahan yang terjadi pada proses pendidihan.
Campuran kritis itu disebut azeotrope. Diagram-diagaram yang disajikan di atas
berlaku untuk kondisi tekanan konstan. Perlu diingat bahwa komposisi uap yang
berada dalam kesetimbangan dengan cairan berubah dengan berubahnya tekanan.
Untuk kegunaan proses distilasi, data kesetimbangan uap cair lebih
bermanfaat jika disajikan dalam bentuk grafik x versus y pada tekanan konstan,
hal ini disebabkan kebanyakan operasi distilasi dalam industri dilakukan pada
tekanan konstan. Grafik yang dimaksud ditunjukkan oleh Gambar 1.3. Perlu dicatat
bahwa temperatur bervariasi di sepanjang kurva.
26
Gambar 3 Komposisi Uap sebagai Fungsi dari Komposisi Likuid pada Tekanan Tetap
27
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat Percobaan
a. Peralatan Distilasi
b. Labu Ukur 1000 ml
c. Pipet Takar
d. Bulb
e. Corong
f. Tabung Reaksi
g. Termometer 100oC
h. Pipet tetes
i. Erlenmeyer 250 ml
j. Refraktometer
k. Alkoholmeter
l. Rak tabung reaksi
m. Gelas piala 250/100 ml
n. Erlenmeyer 1L
o. Gelas piala 1L
p. Batang pengaduk
3.2 Bahan Percobaan
a. Gula
b. Ragi Fermipan
c. Etanol 96%
d. Aquadest
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Proses Fermentasi
a. Dibuat larutan gula dengan perbandingan 1:10 (b/v) sebanyak 1L
b. Dipanaskan hingga mendidih
c. Didinginkan hingga suhu ruangan
d. Ditambahkan ragi fermipan sebanyak 8 gram
e. Dihomogenkan
f. Difermentasi selama 24 jam
29
3.4 Skema Peralatan
4. Data Pengamatan
4.1 Data Pengamatan Larutan Deret Standar Alkohol
30
4.2 Data Pengamatan Variasi Bukaan Refluks
5. Pengolahan Data
5.1 Pembuatan Larutan Induk Etanol …%
Vetanol x …% = Vetanol x …%
Vetanol x 96% = 1000 mL x …%
… 𝑥 1000
𝑉etanol = = ⋯ mL
96
Rumusnya: V x …% 1 = V x …%2
…ml x 96 = 5x% 2
...x96
% 9.6%
5
5.3 Data Indeks Bias Distilat dan Residu
… … …
… … …
… … …
… … … 31
5.4 Densitas Etanol
a. Umpan
Berat piknometer kosong =…g
Berat pikno + zat =…g
Volume pikno = 10 mL
... ...
Densitas ...g / mL
10
b. Distilat
Berat piknometer kosong =…g
Berat pikno + zat =…g
Volume pikno = 10 mL
... ...
Densitas ...g / mL
10
c. Residu
Berat piknometer kosong =…g
Berat pikno + zat =…g
Volume pikno = 10 mL
... ...
Densitas ...g / mL
10
a. Data Distilasi
a. Suhu Mendidih …0C
b. Suhu Distilat Pertama …0C
c. Volume Residu … mL
d. Volume Distilat … mL
Waktu Konsentrasi
Konsentrasi Residu
(menit) Distilat
… … …
… … …
… … …
… … …
32
Rumusnya: y = …x – …
y=….
6. Daftar Pustaka
Mc Cabe & Smith, Únit Operation of Chemical Engineering”, 3 th ed, Mc Graw
Hill Book Company, New york, 1993.
Perry, H. Robert., “Perry`s Cemichal Engineer`s Handbook”. Mc Graw Hill
Book Co., New York, 1997
33
MODUL 4
2. Dasar Teori
Pengering berputar merupakan salah satu alat pengering komersial yang
banyak di pakai saat ini. Sebuah pengering berputar terdiri dari shell silinder yang
berputar horizontal kearah keluarannya. Umpan basah dimasukan pada salah satu
ujung silinder, dan bahan yang telah kering di ambil dari ujung silinder yang lain.
Ketika shell berputar, padatan akan terangkat dan turun melalui interior shell.
Proses pemansan pengering berputar dilakukan secara kontak langsung gas panas
dengan padatan, gas panas mengalir pada jaket luar, atau dengan kondensasi
kukus. Udara ditiupkan ke pengering dengan sebuah kipas.
Pengering berputar didesain berdasarkan basis perpindahan panas. Persamaan
empiris untuk koefesien perpindahan panas Ua adalah:
0,5G0,67
Ua
D (1)
Satuan Ua adalah Btu/ft3hºF, G adalah laju alir masa gas dengan satuan lb/ft 2h,
dan D adalah diameter pengering dalam ft.
34
6
3. Alat dan Bahan
Spesifikasi Alat :
motor : pemutar ruang pengering 3 phase, 380 volt, 0,5 kW
penggerak screw feeder : 1 phase, 220 volt, 0,5 kW
blower : 1 phase, 220 volt, 0,25 HP
ruang pengering : diameter 25 cm, panjang 135 cm
alat ukur : orsat, termometer bimetal ( 3 buah )
pembakar : gas panas
Skema peralatan
Keterangan:
35
4. Prosedur Percobaan
Ukur kadar air bahan basah
Atur ketinggian alat, kemudian nyalakan dan alirkan gas panas ke dalam alat
pengering
Tampung produk hasil pengeringan, catat waktu yang dibutuhkan untuk
proses pengeringan
Ukur temperatur umpan masuk, umpan keluar, aliran gas masuk, aliran gas
keluar, temperatur proses, serta temperatur bola basah dan bola kering
Ukur kadar air akhir produk
Tentukan laju perpindahan panas, fluks difusi dan laju pengeringan.
5. Daftar Pustaka
Perry, H. Robert, “Perry´s Chemical Engineer´s Handbook”, Mc Graw Co,
New York, 1997
Geankoplis, Christie J, “Transport Process and Unit Operation” 3rd edition,
Prentice Hall, New Jersey, 1993
6. Perhitungan
a. Laju Perpindahan Panas (QT)
1) Humidity (H)
Humidity (H) ditentukan berdasarkan data temperatur bola basah (T wb) yang
dialurkan pada psychrometric chart (Geankoplis, Figure 9.3-2)
2) Kecepatan putar alat (v)
v (ft/s) = π × r × jumlah putaran ban/menit
3) Humid volume (vH)
L = panjang alat
% padatan = 100% - KA
Ls = % padatan × massa bahan masuk
2) Moisture (X)
3. Laju Pengeringan
Selain itu, buku ini dibuat untuk membantu dosen, analis dan mahasiswa
program studi Teknologi Rekayasa Bioproses Energi Terbarukan dalam
melaksanakan praktikum Teknologi Rekayasa Bioseparasi.
39
LAMPIRAN
40