Anda di halaman 1dari 26

LOGBOOK PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Disusun Oleh :
……………………

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya buku Petunjuak Praktikum


Kimia Analisis ini dapat kami persembahkan. Buku ini dimaksudkan untuk
membantu praktikan dalam memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip analisis
dalam ilmu kimia dan farmasi.

Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisis ini berisi dua bagian. Bagian pertama
adalah analisis kualitatif yang membahas dasar-dasar identifikasi obat, dan bagian II
adalah analisis kuantitatif yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar analisis
kuantitatif, termasuk metode-metode yang digunakan.

Kami sadari bahwa buku petunjuk ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat.

Cirebon,. ................. 2023

Penulis

2|PraktikumKimiaAnalisis
TATA TERTIB LABORATORIUM

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM

1. Praktek Kimia Farmasi Analisis dilaksanakan di laboratorium Kimia,


Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon.
2. Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah
ditentukan.
3. Praktikan harus berada di tempat praktikum selambat-lambatnya 10 menit
sebelum praktikum dimulai.
4. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah
ditentukan, tidak diperkenankan melakukan percobaan.
5. Praktikan hanya boleh melakukan percobaan jika telah melakukan
pembicaraan atau responsi.
6. Sebelum pembicaraan dimulai praktikan harus menyiapkan jurnal praktikum

ALAT-ALAT DAN PEREAKSI

a) Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan


mengembalikan alat-alat inventarisnya.
b) Alat-alat yang hilang atau pecah harus diganti dengan alat-alat yang sama atau
diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.
c) Botol-botol pereaksi harus ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan dan
pengambilan pereaksi harus dilakukan dengan pipet yang khusus untuk tiap
pereaksi.
d) Botol-botol pereaksi yang kosong harus cepat diberitahukan kepada asisten
atau laboran untuk diisi kembali.

KEBERSIHAN LABORATORIUM

1. Semua praktikan diwajibakan memakai jas laboratorium untuk menjaga


kerusakan akibat zat-zat kimia.
2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air, karena
zat-zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera dibersihkan.
Jika terjadi kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten yang bertugas.
4. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam
ruangan laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
5. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan
mengganggu ketenangan pekerjaan orang lain.

3|PraktikumKimiaAnalisis
JURNAL LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM
a. Laporan Sementara dibuat perorang
b. Laporan Sementara diisi dengan format : judul percobaan, Tujuan, alat dan
bahan, Prosedur yang dibuat dalam bentuk diagram alir, Pengamatan dan
Perhitungan.
c. Laporan dibuat pada Lembar kerja ditulis tangan.
d. Laporan dibuat sesuai dengan format dan harus berisi: Tujuan Percobaan,
Teori, alat dan bahan, cara kerja, Hasil Pengamatan, Kesimpulan dan Daftar
Pustaka yang digunakan.
e. Laporan lengkap harus diserahkan kepada asisten yang bertugas sekurang-
kurangnya satu minggu setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf
dari asisten yang menerima laporan tersebut. Jika dalam dua minggu belum
memberikan laporan percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.
f. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
a. Quiz/pembicaraan 15%
b. Kondite kerja 20 %
c. Laporan 25 %
d. UAS 40

g. Praktikan yang mendapat nilai D diperkenankan untuk mengikuti ujian lagi


bersama rombongan baru, tanpa harus mengikuti kembali praktikum.

LAIN-LAIN

1. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.


2. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus
memberi surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
3. Modul yang belum dikerjakan, diselesaikan pada waktu yang ditentukan atau
mengikuti kelompok lain dengan persetujuan koordinator laboratorium.
4. Setiap praktikum yang telah 2x berturut-turut tidak masuk praktikum,
kegiatannya dihentikan dan harus mengulang lagi bersama-sama rombongan
baru.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.

PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM

1. Sebagian besar zat di labolatorium kimia analitik mudah terbakar dan


beracun. Ikuti petunjuk berikut untuk menjaga keselamatan :

a Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci
segera dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air menghilangkan zat
padat berbau atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia kecuali
ada petunjuk khusus. Jika harus membaui zat kimia lakukan dengan
mengibas gas dan menempatkan wadahnya 15 sampai 25 cm dari

4|PraktikumKimiaAnalisis
hidung dan hisap sesedikit mungkin. Jika ada zat yang tertumpah, segera
bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan terhadap permukaan meja,
lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar harus didestilasi atau
dievaporasi dengan menggunakan heating mantle atau dalam penangas oil,
jangan dipanaskan. Jangan dipanaskan dengan pembakar bunsen. Senyawa
seperti: metanol, etanol, benzen, petroleum eter, aseton, dll.
c Pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan
disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja
d Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol
asalnya. Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan
ambil sesuai dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke
dekat neraca, dan tutup kembali segera setelah penimbangan.
e Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi
limbah dan mencegah kecelakaan
f Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam
air sambil terus diaduk.
g. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah, karena dapat
menyebabkan kebakaran.
h. Jangan membuang campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum eter,
benzen, dll) dan campuran yang mengandung senyawa yang tak larut air
ke dalam bak cuci. Gunakan kaleng atau tempat khusus untuk
menampung limbah ini. Jika masuk ke dalam bak cuci maka harus
diguyur dengan air yang banyak

5|PraktikumKimiaAnalisis
PRAKTIKUM I

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM

A. TUJUAN
o Mahasiswa mengenal alat-alat laboratorium
o Mahasiswa mengenal macam-macam bahan yang di pakai dalam praktikum
di laboratorium
B. DASAR TEORI
Pada laboratorium kimia, akan didapatkan berbagai macam alat, mulai dari yang
sederhana misalnya alat-alat gelas sampai kepada yang cukup rumit seperti pH meter,
spektrofotometer sinar tampak. Selain itu juga terdapat alat-alat canggih yang
penggunaaanya memerlukan keahlian tersendiri seperti spektofotometer NMR,
kromatografi gas dll. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang terbuat dari kaca, plastik,
karet, kuarsa platina, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai
wadah, alat bantu dan pengukuran volume dengan berbagai ukuran.

Pembakar merupakan alat bantu untuk memanaskan zar atau larutan. Reaksi
pembakaran akan terjadi bila bahan bakar (gas alam/lpg) bertemu dengan oksigen dengan
bantuan panas. Api dan suhu yang dihasilkan bergantung kepada perbandingan bahan bakar
dan warna yang diberikan. Peralatan wah pengukur volume larutan, ada yang ditera dengan
teliti dan ada yang tidak perlu ditera dengan teliti. Peneraan yang sangat teliti dilakukan
terhadap alat ukur seperti pipet volumetrik, pipet Mohr, labu ukur dan buret. Pengukuran
dengan alat tersebut akan mempengaruhi hasil secara kuantitatif

Cara penggunaan, pemeliharaan dan pembacaan miniskus sangat penting. Sebelum


digunakan alat tersebut harus bersih dari pengotor-pengotor, dibilas dengan larutan yang
akan diukur dan harus digunakan dengan cara betul. Setelah digunakan harus dicuci, agar
larutan tidak menempel pada dinding kaca. Pembacaan minskus pada buret harus sejajar
mata. Untuk larutan yang tidak berwarna atau transparan dibaca miniskus bawahnya,
sedangkan untuk larutan berwarna dibaca miniskus atasnya.

Pada buku ini diperkenalkan dan diajarkan menggunakan alat-alat yang sering
digunakan pada percobaan dilaboratorium

1. Peralatan untuk Menimbang di Laboratorium Analisis

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara
garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar,
sedang dan halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama
dengan 0,1 g, timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan

6|PraktikumKimiaAnalisis
timbangan halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g.
berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut.
2. Alat-Alat gelas kimia ( Glass Ware Equipment)
Peralatan gelas dibagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas yang tahan suhu
tinggi dan peralatan gelas yang tidak tahan suhu tinggi. Ada yang bilang tergantung merk
nya, ya seperti pyrex, yang tahan akan suhu tinggi.. Disini akan jelaskan peralatan gelas
apa saja yang biasanya terdapat di laboratorium pengujian kimia. Alat-alat yang akan
digunakan harus dipersiapkan dan diperiksa dulu sebelum digunakan, apakah ada cacat
serta kebersihannya dengan teliti. Apabila ternyata alat-tersebut retak jangan diteruskan
untuk menggunkaannya. Kebesihan sangat ppenting untuk orang yang bekerja di
laboraotrium kimia. Data yang dihasilkan kadang salah diintreprstasi bila percobaan
dilakukan dalam wadah yang terkontaminasi.
Bersihkan peralatan gelas dengan sabun dan air kran. Gunakan sikat yang sesuai
dalam hal ukuran dan kehalusan. Bilas peralatan gelas mula-mula dengan air kran,
kemudian satu atau dua kali dengan air mineral. Kadang kala pipet atau buret perlu
direndam beberapa lama dalam air sabun atau campuran K2CrO7 + H2SO4 bila kotoran
sulit dihilangkan. Balikkan peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan
mengeringkan peralatan gelas yang ditera dengan teliti dalam oven atau i langsung.
Mengeluarkan cairan dari pipet atau buret jangan terlalu cepat menyebabkan
cairan yang menempel di dinding tidak dapat menimbangi (tertinggal) dari miniskus yang
terbaca. Sedangkan jika terlalu lambat menyebabkan waktu percobaan lebih lama.
Kekotoran dapat disebabkan oleh lemak atau zat-zat organik lain, dari udara.debu atau
bekas-bekas endapan. Cobalah membersihkannya dengan air, sabun dan sikat dahulu.
Endapan-endapan mungkin perlu dilarutkan dalam asam basa encer. Kadang-kadang
hanya campuran K2CrO7 + H2SO4 pekat yang dapat membersihkan. Kadang-kadang pipet
perlu dibersihkan dengan cara ini. Dalam hal ini, serahkanlah alat bersangkutan kepada
pegawai laboratorium.
3. Alat-Alat Non Gelas
Peralatan non gelas biasanya diperlukan sebagai pendukung dalam
penggunaan peralatan lain seperti peralatan gelas, peralatan pemanas dan peralatan
untuk menimbang. berikut adalah beberapa peralatan non gelas yang biasa
nongkrong di lab.

B. Pengenalan Bahan Kimia

Sifat bahaya bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan
mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia

7|PraktikumKimiaAnalisis
khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan
berbahaya dan beracun (B3). Bahan berdasarkan fasa Padat, Cair dan gas. Bahan
berdasarkan kualitas :
a. teknis
b. special grade : pro analyses (pa)
c. special grade : material referrences Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan
tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan
untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia
adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk
lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye,
kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang
terbagi dalam :

a. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)


b. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
c. Kombinasi dari keduanya.

Berikut ini adalah penjelasan simbol-simbol bahaya .

a. Explosive (bersifat mudah meledak)


Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari
bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak
sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam
Law for Explosive Substances

a. Bahaya: eksplosif pada kondisi tertentu

b. Contoh: ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT

Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan


panas

8|PraktikumKimiaAnalisis
b. Esxidizing (Oxidator , pengoksidasi)

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“


biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau
bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt- like)
dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

a. Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan


reduktor

b. Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab


timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api

Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat

c. Flammable (mudah terbakar)

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-
bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “
merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik
didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar
adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya
‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi
atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar,
juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah
terbakar yaitu R11.

Bahaya: mudah terbakar

Meliputi :
1) zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari
campuran dengan udara.
2) gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari
campuran dengan udara dan hindari sumber api.
3) Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila
kena air atau api.

9|PraktikumKimiaAnalisis
4) Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh :
aseton
dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

d. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.

Bahaya: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan


atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh: arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat kedokter bila kemungkinan keracunan.

e. Harmful irritant (bahaya, iritasi)

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak
kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria
berikut:
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau
kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi
jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan
irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41

Kode Xn (Harmful)
a. Bahaya: menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
a. Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

f. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika
suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida

10 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan
mata

g. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)


Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek
tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah,
udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi.

Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi Contoh


: tributil timah klorida, tetraklorometan,
petroleum,bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat : Alat-Alat Laboratorium
- Pipet tetes
- Pipet Ukur
- Pipet Volume
- Bulp
- Statif
- Klem
- Buret
- Erlenmeyer
- Gelas Kimia
- Gelas ukur
- Desikator
- Tabung reaksi
- Rak Tabung Reaksi
- Penjepit Tabung Reaksi
- Corong Kaca
- Cawan petri
- Termometer Raksa
- Kaca arloji
- Botol Semprot
- Plat tetes
- Kawat Kasa
- Spiritus/Bunsen

11 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
- Kaki Tigak
- Labu Ukur
- Gelas Ukur
- Gelas Beaker/Gelas Kimia
- Sentrifuge
- Timbangan Analitik
- Kawat Nikrom
- Mortar & Stemper
- Inkubator
- Oven
- Labu destilasi
- Rotary Evaporator
- Lemari Asam
- Batang pengaduk
-
2. Logo lambang bahan dan keselamatan di laboratorium :
- Toxic
- Very toxic
- Flammable
- Highly flammable
- Extremely Flammable
- Irritant
- Explosive
- Oxidising
- Oxidizer
- Nature polluting
- Corrosive
- Radioactive
- Flammable Solid
- Flammable Gas
- Flammable Liquid
- Spontaneously Combustible
- Organic Peroxide
- Poison
- Poisonous Gas
- Inhalation Hazard
- Non Flammable Gas
- Dangerous When Wet
- Stow away from foodstuff
- Infection Subtance

12 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
IV. PROSEDUR KERJA

a. Amati dan gambar alat yang ada di laboratorium dan tulislah fungsinya.

b. Amati dan gambar logo bahan dan keamanan yang ada di laboratorium dan
tulislah fungsinya.

11 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
L A P O R A N :…….
NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
JUDUL :

I. TUJUAN PRAKTIKUM

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

II. DASAR TEORI

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

III. DATA PENGAMATAN

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI SPESIFIKASI


1.

2.

3.

12 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
NO GAMBAR BAHAN SIFAT PENANGANAN
1.

2.

3.

IV. KESIMPULAN

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

V. DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

PARAF DOSEN NILAI

13 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
PRAKTIKUM II

REAKSI-REAKSI KHAS KATION

I. TUJUAN
Mengetahui sifat/ciri khas suatu kation dalam suatu reaksi.
II. PERCOBAAN
(1) Kation Golongan I
Kedalam masing-masing 1 ml larutan kation golongan I (disebut bahan uji)
ditambahkan tetes demi tetas larutan pereaksi sampai terjadi perubahan secara visual.
Proses kerja dan pengamatannya dilakukan sesuai dengan tabel berikut :
Hasil Pengamatan pada
No PROSEDUR KERJA Tabung Kation

Pb(II)

1. Tambahkan lar. As-klorida

Tambahkan lar.amonium-hidroksida

Tambahkan air panas

2. Tambahkan lar. Amonium hidroksida

Lanjutkan sampai berlebih

3. Tambahkan lar. K-Iodida

Lanjutkan sampai berlebih

4. Tambahkan larK-Kromat

Tambahkan lar.amonium hidroksida

(2) Kation Golongan II


Hasil Pengamatan pada Tabung
No PROSEDUR KERJA Kation
Hg(II) Cu(II)
1. Tambahkan lar.Natriumhidroksida
2. Tambahkan lar.amonium hidroksida
3. Tambahkan lar.K-Iodida
4. Tambahkan lar.Dinatriumhidrogenposfat.
5. Tambahkan lar.Kalium heksasianoferat
(II)
6. Tambahkan lar.K-tiosianat
7. Tambahkan lar.peraknitrat

(3) Kation golongan III

14 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
Terdapat lima jenis kation golongan III yang dapat saudara periksa dengan
menggunakan pereaksi khusus. Pengerjaan dan pengamatannya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Hasil Pengamatan pada Tabung
No PROSEDUR KERJA Kation
Al(III)
1. Tambahkan lar.natriumhidroksida
2. Tambahkan lar.amoniumhidroksida
3. Tambahkan lar.K-heksasianoferat
4. Tambahkan lar. diNatrium-
hidrogenpospat

(4) Kation Golongan IV


Beberapa reaksi khusus untuk kation-kation adalah ::
Hasil Pengamatan
pada Tabung
No PROSEDUR KERJA Kation
Sr(II)
1. Tambahkan lar.amoniumhidroksida
2. Tambahkan lar.amoniumkarbonat
3. Tambahkan lar. Amonium oksalat
4. Tambahkan asam sulfat encer
5. Tambahkan lar.K-kromat

15 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
L A P O R A N :…….

NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
JUDUL :

I. TUJUAN PRAKTIKUM

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

II. DASAR TEORI

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

III. ALAT
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

IV. BAHAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

V. PROSEDUR KERJA
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

16 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA
TEORITIS
1.

2.

3.

17 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
VI. HASIL PENGAMATAN

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL GAMBAR


1.

2.

3.

18 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
VII. KESIMPULAN

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
VIII. DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

PARAF DOSEN NILAI

19 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
PRAKTIKUM II

REAKSI-REAKSI KHUSUS ANION

I. TUJUAN
Mengetahui sifat/ciri khas suatu anion dalam suatu reaksi.

II. PERCOBAAN
1. Anion bikarbonat
Tambahkan kedalam larutan uji masing-masing larutan raksa(II) klorida dan magnesium
sulfat. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
2. Anion klorida
Siapkan dua buah tabung yang telah diisi dengan larutan uji. Tabung I ditambahkan
larutan peraknitrat, catat perubahannya, kemudian tambahkan larutan amoniumhidroksida
dan catat kembali perubahannya.
Tabung II ditambahkan larutan asam sulfat encer, kemudian dipanaskan. Hasil reaksi
berupa gas, diperiksa dengan lakmus biru dan baunya (hati-hati).
3. Anion nitrat
Isikan larutan uji kedalam dua buah tabung. Tabung I ditambahkan larutan asam sulfat
encer, catat pengamatannya, kemudian tambahkan asam sulfat pekat, catatlah kembali
perubahannya.
Tabung II ditambahkan larutan besi(II) sulfat (yang harus disiapkan segar) dan tambahkan
tetes demi tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Tanpa mengocok
campuran dalam tabung, amati dan catat perubahan yang terjadi.
4. Anion nitrit
Lakukan prosedur kerja yang sama dengan pemeriksaan anion nitrat.
Catat perubahan yang terjadi dan bandingkan dengan hasil pengamatan nitrat.
5. Anion tiosulfat
Kedalam dua buah tabung yang telah berisi larutan uji ditambahkan masing-masing
larutan iodium dan larutan bariumklorida. Catat pengamatan pada kedua tabung.

20 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
L A P O R A N :…….

NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
JUDUL :

I. TUJUAN PRAKTIKUM

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

II. DASAR TEORI

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

III. ALAT
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

IV. BAHAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

V. PROSEDUR KERJA
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

21 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA
TEORITIS
1.

2.

3.

22 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
VI. HASIL PENGAMATAN

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL GAMBAR


1.

2.

3.

23 | P r a k t i k u m K i m i a F a r m a s i A n a l i s i s
VII. KESIMPULAN

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
VIII. DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

PARAF DOSEN NILAI

24

Anda mungkin juga menyukai