Anda di halaman 1dari 24

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA FISIK
PROGRAM STUDI S1 FARMASI

A’yunil Hisbiyah, S.Si., M.Si.


Khoirun Nisyak, S.Si., M.Si.
Eviomitta Rizki Amada, S.Si., M.Si

LABORATORIUM KIMIA TERPADU


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS ANWAR MEDIKA SIDOARJO
2022
DAFTAR ISI

PETUNJUK PRAKTIKUM ..................................................................................................... 1


LABORATORIUM KIMIA TERPADU .............................................................................. 1
PROGRAM STUDI S1 FARMASI ................................................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA ........................................................... 3
ALAT PELINDUNG DIRI ................................................................................................ 3
API ................................................................................................................................. 3
BAHAN KIMIA ................................................................................................................ 3
PERALATAN GELAS ..................................................................................................... 4
TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIK ............................................................................. 6
Setelah masuk laboratorium........................................................................................... 6
Selama Praktikum Berlangsung ..................................................................................... 6
Setelah Praktikum Selesai ............................................................................................. 6
Laporan ......................................................................................................................... 6
Kehadiran ...................................................................................................................... 6
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK ................................................................... 8
1.SISTEM ZAT CAIR 3 KOMPONEN .................................................................................... 9
2. PENENTUAN WAKTU PARUH DAN WAKTU KADALUWARSA VITAMIN C .................. 12
3. PANAS REAKSI ION ....................................................................................................... 14
4. TEGANGAN PERMUKAAN ............................................................................................. 16
5. PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN (TWEEN 80) TERHADAP KELARUTAN
ASAM SALISILAT ............................................................................................................... 18
6. PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PADA LAJU REAKSI .................................... 21
7. KINETIKA REAKSI ORDE DUA ...................................................................................... 23
8. REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT .......................................................................... 23

2
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

Laboratorium Kimia bukan tempat yang berbahaya, sepanjang kita bekerja dengan
hati-hati mengikuti teknik yang benar. Untuk itu hendaknya ditaati aturan-aturan
yang berlaku.

ALAT PELINDUNG DIRI


1. Jas Laboratorium
Jas Laboratorium yang dipakai harus berlengan panjang, terbuat dari kain
yang tebal.
2. Kacamata Laboratorium
3. Masker
4. Sarung Tangan
5. Sepatu Tertutup

API
• Api harus dihindari, semua senyawa organik bersifat volatile (mudah menguap)
dan mudah terbakar, karena itu hindarkan pemakaian api terbuka. Pakailah
waterbath atau heating mantle.
• Api di meja seringkali mudah dimatikan dengan lap basah, hati-hati jika ingin
memakai pemadam api, jangan mengenai orang lain.
• Pakaian terbakar, penting sekali untuk membaringakan dan menggulirkan
penderita. Tetap berdiri akan membahayakan pernapasan dan mata penderita.
Dilarang memakai pemadam api, pakailaih shower.

BAHAN KIMIA
Selain bahaya kebakaran oleh pelarut organik, bahan – bahan kimia dianggap
berbahaya karena korosif dan beracun. Karena itu perlu diperhatikan hal – hal
sebagai berikut:
• Jika terkena bahan kimia korosif, baik pada kulit ataupun mata, cepat cuci
dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian minta bantuan pengawas.
• Jangan mencoba mencicipi apapun ataupun mencium langsung asap/uap dari

3
mulut tabung, tapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
• Jangan memipet dengan mulut larutan-larutan korosif seperti asam-asam kuat
(HCl pekat, H2SO4 pekat, HNO3 pekat) basa-basa kuat (NaOH pekat, KOH
pekat), dan larutan zat – zat beracun (NaCN, air brom, dan lain-lain.
• Jangan menggosok – gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang
mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.

• Bahan-bahan kimia dengan uap beracun atau merangsang selalu ditempatkan di


lemari asam. Semua pekerjaan yang menggunakan bahan-baha tersebut, harus
dilakukan dalam lemari asam tersebut.

• Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air, tidak sebaiknya.

• Beberapa bahan kimia memerlukan penanganan khusus, seperti asam dan basa
pekat, bromine, dimetil sulfat, fenol, sianida, H2S, pelarut beracun seperti
diklorometana, dan pelarut-pelart yang mudah terbakar seperti aseton.

PERALATAN GELAS
Kecelakaan karena kurang hati – hati dalam penanganan bahan gelas dihindari
dengan memperhatikan hal – hal berikut:
• Ujung gelas harus tumpul tidak tajam
• Sebelum memasang sumbat karet atau gabus pada pipa gelas, pastikan bahwa
lubang cukup besar dan telah dibasahi. Pegang gabus di antara ibu jari dan
telunjuk, tidak telapak tangan. Rangkum pipa gelas dekat ujungnya yang akan
disumbat dan dorong pipa dengan tekanan secukupnya. Gliserin lebih bagus
sebagai pelumas dibanding air.
• Jangan melepas sumbat dengan kekerasan dari pipa gelas. Jika perlu, potong
sumbat atau tarik dengan bor gabus.
• Jangan coba memaksa memasukkan gabus yang terlalu besar.

Disamping hal – hal yang telah disebutkan diatas, untuk berhasilnya prakikum
perlu diperhatikan:
• Alat-alat praktikum harus bersih dan kering
• Pelajari dan pahami cara-cara penggunaan alat-alat.
• Pada setiap praktikum harus disiapkan program kerja secara matang, termasuk
cara kerja.

4
• Bila ada kesukaran selama percobaan, dapat ditanyakan pada pengawas
praktikum.
• Catatlah hasil-hasil percobaan pada buku kerja dan kemudian buatlah laporan
yang rapi dan benar.

5
TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Sebelum masuk ke laboratorium


1. Praktikan harus mengenakan jas laboratorium dan alat pelindung diri lainnya
2. Wajib menggunakan sepatu tertutup
3. Dilarang memakai make up berlebihan
4. Praktikan yang berambut panjang, harus diikat rapi.
5. Jika ke empat hal diatas tidak ditaati maka mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
6. Mahasiswa masuk ke laboratorium 15 menit sebelum jadwal praktikum dimulai, jika
terlambat masuk sesuai jadwal, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum.

Setelah masuk laboratorium


1. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
2. Mahasiswa wajib mengikuti pretest. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretest,
apapun alasannya, maka dianggap tidak lulus percobaan tersebut.

Selama Praktikum Berlangsung


1. Melakukan praktikum dengan tertib, ikuti pengarahan dari instruktur, baik
mengenai prosedur praktikum maupun penggunaan peralatan gelas.
2. Pergunakan peralatan gelas sesuai dengan fungsinya.
3. Tidak diperkenakan keluar-masuk laboratorium, makan dan minum, membuat
keributan, serta menerima tamu.
4. Menjaga ketertiban dan keselamatan kerja, menjaga kebersihan, serta bersikap
sopan selayaknya seorang mahasiswa.

Setelah Praktikum Selesai


1. Bersihkan semua peralatan dan meja seperti kondisi semula.
2. Buat laporan singkat pada kertas terpisah, dan dikumpulkan setelah praktikum
selesai.
3. Periksa kembali kebersihan lemari, meja, dan lantai (tidak basah dan tidak ada
sampah yang tercecer)
4. Tinggalkan laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi.

Laporan
1. Laporan dibuat sesuai petunjuk yang dilampirkan dalam buku petunjuk praktikum.
2. Laporan diserahkan paling lambat 2 hari setelah praktikum dilaksanakan.

Kehadiran
1. Semua praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian praktikum dari mulai
pengarahan, responsi, dan praktikum itu sendiri.
2. Jika tidak hadir pada saat pengarahan maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum

6
Penilaian
Hal yang dinilai adalah :
1. Keaktifan 10%
2. Keterampilan dan 20%
kerapihan
3. Pretest 10%
4. Laporan praktikum 20%
5. Ujian Akhir Praktikum 40%

Pemecahan Alat
1. Setiap peralatan gelas yang dipecahkan harus diganti dengan jenis, ukuran, dan
merek yang sama
2. Penggantian alat yang dipecahkan paling lambat 2 minggu setelah
pemecahan.
3. Jika hingga akhir semester peralatan gelas tidak diganti, maka nilai praktikum
tidak akan dikeluarkan (E).

7
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
PRAKTIKUM KIMIA FISIK
(P-………)
JUDUL PERCOBAAN

NAMA :
NIM :
TANGGAL :
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar Teori.
3. Metodologi percobaan
- Alat (dalam bentuk paragraf)
- Bahan (dalam bentuk paragraf)
- Prosedur kerja (dalam bentuk diagram alir dan ditulis dengan kalimat pasif)
- Rangkaian Alat
4. Data Hasil Percobaan (berisi data yang diperoleh)
5. Pembahasan
- Prinsip Percobaan
- Analisa Prosedur
- Analisa Perhitungan
- Analisa Hasil
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
(Dilarang menggunakan pustaka wikipedia)
Pustaka yang digunakan minimal 5 sumber pustaka 3 buku dan 2 internet
8. Lampiran (gambar percobaan)
9. Laporan diketik pada kertas A4, margin kiri= 4 cm; kanan/atas/bawah = 3
cm, Jenis font Times News roman, spasi 1,5.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka:


• Sumber pustaka internet
Agilent, 2007, Agilent J&W: GC Column Selection Guide,
www.agilent.com/chem, diakses tanggal 25 November 2012.
• Sumber pustaka buku
Bruckner, R., 2008, Advanced Organic Chemistry : Reactions Mechanism,
Elsevier, India.
Silverstein, R.M., F.X. Webster, and D.J. Kiemle, 2005, Spectrometric
Identification of Organic Compounds, John Willey & Sons, Inc., New York.
• Sumber pustaka Jurnal Ilmiah
Chuah, G.K., Liu, S.H., Jaenicke, S., and Harisson, L.J., 2001, Cyclisation
of Citronellal to Isopulegol Catalysed by Hydrous Zirconia and Other Solid
Acids, Journal of Catalysis, 200, 352 – 359.

8
Percobaan
SISTEM ZAT CAIR 3 KOMPONEN
1

TUJUAN:
1. Membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam dua cairan tertentu.
2. Mempelajari kesetimbangan fasa pada campuran zat cair 3 komponen.

ALAT-ALAT:
1. Labu erlenmeyer 5 buah
2. Buret 50 mL 3 buah
3. Neraca
4. Termometer 1 buah
5. Statif dan klem 2 buah

BAHAN:
1. Aquades (Zat A)
2. n-heksana (Zat B)
3. Etanol (Zat C)

CARA KERJA:
1. Dalam labu erlenmeyer yang bersih, kering dan tertutup, buatlah 5 macam
campuran zat A dan C yang saling larut sempurna dengan komposisi sebagai
berikut:

Labu 1 2 3 4 5
Zat A (mL) 2 5 10 15 18
Zat C (mL) 18 15 10 5 2
*) Catat suhu ruangan sebelum dan sesudah percobaan

9
2. Letakkan zat B ke dalam Buret 50 mL. Tutup bagian atas Buret dengan aluminium
foil.
3. Titrasi tiap campuran dalam labu 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan zat B
sampai tepat timbul kekeruhan (titik-titik larutan yang heterogen), hentikan dan
catat jumlah volume zat B yang digunakan.

TABEL PENGAMATAN
Labu 1 2 3 4 5
Zat A (mL) 2 5 10 15 18
Zat C (mL) 18 15 10 5 2
Zat B (mL)

TUGAS:
1. Hitung konsentrasi ketiga komponen dalam fraksi mol untuk tiap campuran ketika
terjadi perubahan jumlah jumlah fasa, dengan menggunakan rumus:
𝑉1𝑥⍴ 𝑉2𝑥⍴ 𝑉3𝑥⍴
n1 = , n2 = , n3 =
𝑀𝑟 𝑀𝑟 𝑀𝑟
𝑛𝑖
𝑥𝑖 = 𝑥100%
(𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3)
2. Gambarkan kelima titik-titik tersebut pada grafik segi tiga dan buat kurva
binoidalnya sampai memotong sisi ABC dari segitiga. Tentukan perbandingan
komponen saat titik kesetimbangan!
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, tentukan nama zat A, B, dan C
sesuai dengan sifat-sifatnya!

PERTANYAAN:
1. Dapatkah penggambaran komposisi cairan dalam diagram terner dinyatakan
dalam persen per volum? Jelaskan!
2. Apa arti garis hubung (tie line) serta bagaimana cara menentukannya secara
experimental.
3. Apa yang dimaksud dengan titik kritis dalam diagram terner? Berapa derajat
kebebasannya?
4. Gambarkan diagram terner untuk sistem yang mempunyai dua pasang cairan
yang saling larut sebagian, pasangan itu misalnya A dan B serta B dan C!

10
11
Percobaan
PENENTUAN WAKTU PARUH DAN WAKTU
KADALUWARSA VITAMIN C 2

TUJUAN:
1. Membuat kurva regresi linear penguraian vitamin C
2. Menentukan waktu paruh dan waktu kadaluwarsa vitamin C

ALAT-ALAT:
1. Gelas Beaker 100 mL
2. Labu ukur 100 mL
3. Penangas Air
4. Gelas Ukur
5. Spektrofotometer UV-Vis
6. Pipet ukur

BAHAN:
1. Asam Askorbat 1000 ppm
2. Aquades

CARA KERJA:
1. Buatlah larutan standar asam askorbat dengan konsentrasi 100 ppm sebanyak
100 mL dari larutan induk 1000 ppm.
V1 . M1 = V2 . M2
2. Letakkan larutan standar dalam gelas Beaker dan tutup rapat dengan alumunium
foil.
3. Scanning panjang gelombang maksimum.
4. Ukur absorbansi masing-masing larutan standar.
5. Panaskan masing-masing larutan standar dalam suhu 70 ˚C selama 5 menit.
6. Ukur absorbansi masing-masing larutan standar.
7. Ulangi langkah No. 5 dan 6 hingga 5 menit ke 6.

12
TABEL PENGAMATAN:

No. Waktu (menit) Absorbansi Konsentrasi


1. 0
2. 5
3. 10
4. 15
5. 20
6. 25
7. 30

TUGAS:
1. Tentukan konsentrasi larutan dari tiap pengukuran absorbansi!
2. Buatlah kurva standar dengan sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah
konsentrasi asam askorbat!
3. Berdasarkan kurva standar di atas tentukan orde reaksi asam askorbat!
4. Tentukan waktu paruh dan waktu kadaluwarsa asam akorbat dari hasil praktikum
yang telah anda lakukan!

13
Percobaan
PANAS REAKSI ION
3

TUJUAN:
1. Menentukan perubahan entalpi reaksi ion

ALAT-ALAT:
1. Kalorimeter
2. Termometer
3. Gelas ukur 100 mL dan 500 mL
4. Gelas Beaker 500 mL
5. Stopwatch
6. Hotplate

BAHAN:
1. HCL 0,5 N
2. NaOH 0,25 N
3. Aquades
4. Logam alumunium

CARA KERJA:
1. Mengisi kalorimeter dengan larutan HCl 0,5 M sebanyak 30 mL dan mengukur
suhunya sebagai T0.
2. Mencampur larutan HCl dalam kalorimeter dengan 20 mL larutan NaOH 0,5 M,
kemudian mengukur suhu campuran NaOH dan HCl sampai T 1 mencapai titik
konstan.
3. Sekeping logam Al yang sudah diketahui beratnya dengan teliti dan sudah
dipanaskan di dalam air mendidih selama 5 menit diukur suhunya sebagai (T2).
4. Memasukkan logam Al ke dalam kalorimeter dan mencatat suhunya setiap 5 detik
dan menghentikan pemanasan bila suhunya sudah konstan (T3).
5. Membuat kurva antara suhu terhadap waktu.

14
6. Hitung: Misal berat berat logam Al = m gram, dengan kapasitas panas (Cp) Al
kal/gram°C dan suhu mulai T3.
7. Kapasitas panas dari calorimeter dan isinya adalah:
m x Cp Al x (T3-T2) = M x Cp x (T2-T1)
Dimana M adalah berat calorimeter beserta isiya mula-mula.
8. Panas reaksi didapat dari: ΔH = Cp x M x (T0-T1)
Dengan anggapan Cp constant pada selisih suhu yang rendah.

TABEL PENGAMATAN:

No. Komponen yang diukur Nilai


1. T0 …… °C
2. T1 …… °C
3. T2 …… °C
4. T3 …… °C
5. Massa logam Al (m) …… gr
6. Massa kalorimeter + isi (M) …… gr
7. Kapasitas kalor alumunium (Cp Al) …… kal/gram°C
8. Kapasitas kalorimeter (Cp Kal) …… kal/gram°C

No. Waktu (detik) T3 (°C)


1. 5
2. 10
3. 15
4. 20
…… ……

TUGAS:
1. Tentukan nilai suhu pencampuran (T3)!
2. Hitunglah nilai perubahan entalpi (ΔH) reaksi ionisasi!

15
Percobaan
TEGANGAN PERMUKAAN
4

TUJUAN
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
suatu zat cair.
2. Menentukan tegangan permukaan zat cair.
3. Menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode
tegangan permukaan

ALAT
1. Botol 100 mL
2. Piknometer 25 mL@ 12
3. Timbangan digital
4. Timbangan analitik
5. Pipet tetes
6. Cawan petri
7. Pipa kapiler
8. Mistar penggaris.

BAHAN
1. Aquadest
2. Paraffin cair
3. Tween 80

PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan tween 80 konsentrasi (0,5-10) %b/v
a. Timbang tween 80 sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 2; 4; 6; 8; dan 10 gram
b. larutkan dalam 100 mL air suling
2. Penentuan tegangan permukaan (Metode Cincin du-Nouy)
a. Ambil aquadest, paraffin cair, dan tween 80 masukkan kedalam masing-
masing cawan petri.
16
b. Ukur kenaikan air dengan menggunakan pipa kapiler
c. Ukur ketinggian cairan dalam pipa kapiler dengan menggunakan mistar

TABEL PENGAMATAN
No Nama Zat h (cm) r (cm) ρ (g/ml) g (cm/s2) 𝛾 (dyne/cm)
1 Air 0,997 981
2 Parafin Cair 0,89 981
3 Lar. Tween 0,2% 1,08 981
4 Lar. Tween 0,4% 1,08 981
5 Lar. Tween 0,6% 1,08 981
6 Lar. Tween 0,8% 1,08 981
7 Lar. Tween 1,0% 1,08 981
8 Lar. Tween 2,0% 1,08 981
9 Lar. Tween 4,0% 1,08 981
10 Lar. Tween 6,0% 1,08 981
11 Lar. Tween 8,0% 1,08 981
12 Lar. Tween 10,0% 1,08 981

ANALISA PERHITUNGAN
1
γ = 2 .r.h.p.g
Keterangan :

h = Ketinggian cairan (cm)

ρ = Bobot Jenis (g/ml)

r = Jari-jari Pipa Kapiler (cm)

g = Gaya Gravitasi (cm/s2)

TUGAS
1. Hitunglah tegangan permukaan masing-masing sampel
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair
berdasarkan hasil pengamatan.
3. Tentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode tegangan
permukaan

17
Percobaan
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN
(TWEEN 80) TERHADAP KELARUTAN ASAM
SALISILAT
5

TUJUAN
- Menjelaskan pengaruh surfaktan terhadap kelarutan suatu zat
- Menjelaskan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode kelarutan

ALAT
1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Buret
5. Klem dan statif
6. Batang pengaduk
7. Shaker

BAHAN
1. NaOH 0,1 N
2. Asam oksalat 100 mg
3. Aquadest
4. Penolftalein
5. Asam salisilat 200 mg
6. Larutan surfaktan (tween 80) konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 2,5%
7. Kertas timbang
8. Kertas saring

PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan Larutan NaOH
1. Buatlah larutan NaOH 0,1 N dengan cara:
• Timbang padatan NaOH kurang lebih 4 gram, kemudian larutkan dalam
gelas kimia menggunakan aquades secukupnya. Biarkan sebentar,

18
kemudian tuangkan ke dalam labu ukur 100 mL dengan bantuan corong.
Bilas corong dan tambahkan aquades di bawah tanda batas. Kocok hingga
homogen.
• Buka tutup labu ukur dan keringkan dinding labu, kemudian secara
hati – hati tambahkan aquades menggunakan pipet tetes hingga tanda
batas. Tuangkan larutan ini ke dalam botol yangtersedia dan simpan untuk
dilakukan pembakuan.
2. Timbang teliti 100 mg asam oksalat, masukkan ke dalam erlenmeyer lalu
tambahkan aquadest 50 ml, kocok sampai larut, tambahkan 2 tetes indikator
Phenolftalein.
3. Titrasi dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan dari tidak berwarna
menjadi berwarna merah muda, catat volume NaOH terpakai.

B. Penetapan Kadar Asam Salisilat


1. Buatlah larutan surfaktan (tween 80) dalam berbagai konsentrasi ; 0,5%; 1%;
1,5%; 2%; 2,5%; dan 3% b/v.
2. Timbang 200 mg asam salisilat.
3. Larutkan asam salisilat dalam 50 ml larutan campur (10 ml surfaktan 40 ml
aquadest ), kocok selama 15 menit, kemudian saring.
4. Pipet 10 ml filtrat larutan sample, tambahkan 2 tetes indikator PP.
5. Titrasi dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna, dari tidak
berwarna menjadi berwarna merah muda. Catat volume NaOH yang terpakai.
6. Titrasi dilakukan 3 kali.

DATA PENGAMATAN
1. Data Pembakuan NaOH
Massa Asam Oksalat Volume NaOH
Percobaan Ke -
(gram) (ml)
I
II
III

19
2. Data Titrasi NaOH terhadap asam salisilat yang sudah dilarutkan
% Kadar Massa Asam V1 V2 V3 V rata-rata % kadar
tween Salisilat (mg) (ml) (ml) (ml) (ml) asam salisilat
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0

ANALISA DATA

𝑉.𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑁.𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝐸.𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 𝑥 5


% Kadar Asam Salisilat = X 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡

TUGAS
- Jelaskan pengaruh surfaktan terhadap kelarutan suatu zat
- Jelaskan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dengan metode kelarutan

20
Percobaan
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PADA
LAJU REAKSI 6

TUJUAN:
1. Mepelajari pengaruh suhu pada laju reaksi.
2. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi

ALAT-ALAT:
1. Labu ukur 50 mL 5 buah
2. Gelas Beaker 100 mL 5 buah
3. Gelas Beaker 500 mL 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet ukur 1 buah
6. Termometer 1 buah
7. Stop watch 1 buah
8. Bunsen, kaki tiga dan kasa 1 buah

BAHAN:
1. Na2S2O3
2. HCl

CARA KERJA:
Prosedur A: Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi
1. Buatlah tanda silang hitam di atas kertas putih.
2. Masukkan 10 mL larutan Na2S2O3 0.5 M kedalam labu ukur 50 mL lalu
encerkan hingga tanda batas.
3. Masukkan semua larutan kedalam gelas Beaker 100 mL.
4. Ambil 2 mL HCl 1 M, masukkan ke dalam tabung reaksi, tempatkan gelas ukur
dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya ± 20 °C. Biarkan
kedua larutan tersebut beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan.
Ukur suhu dengan menggunakan termometer dan catat.

21
5. Tambahkan HCl kedalam larutan Na2S2O3, dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stop watch. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas Beaker diatas tanda
silang hitam.
6. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi bila dilihat
dari permukaan larutan.
7. Ulangi langkah diatas dengan variasi suhu 30 °C, 40 °C, 50 °C, dan 60 °C.

Prosedur B: Pengaruh Perubahan Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi


1. Encerkan Na2S2O3 0.5 M menjadi 0.025 M, 0.01 M, dan 0.005 M kedalam labu
ukur 50 mL.
2. Masukkan masing-masing larutan Na2S2O3 sebanyak 50 mL dengan variasi
konsentrasi 0.5 M, 0.025 M, 0.01 M, dan 0.005 M ke dalam gelas Beaker 100
mL dan beri label .
3. Tempatkan gelas Beaker tersebut diatas tanda silang hitam, sehingga saat
diamati dari permukaan larutan, tanda silang tersebit terlihat jelas.
4. Tambahkan 5 mL HCl 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan nyalakan
stop watch sembari mengaduk perlahan larutan agar merata.
5. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi bila dilihat
dari permukaan larutan.
6. Suhu larutan diukur dan dicatat.
7. Ulangi langkah di atas dengan menambahkan aquades masing-masing 10 mL,
20 mL, 30 mL, dan 40 mL ke dalam 10 mL larutan Na2S2O3 0.5 M.

TUGAS:
Nilai laju reaksi besarnya berbanding terbalik dengan waktu reaksi (1/t), maka:
1. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi Na2S2O3 dan tentukan
orde reaksinya terhadap Na2S2O3!
2. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu (°C) serta kurva log laju reaksi
sebagai fungsi 1/suhu (1/°K). Berikan pendapat anda mengenai bentuk kurva
yang diperoleh!
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan orde reaksi?
2. Jelaskan pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi!
3. Jelaskan pengaruh suhu pada laju reaksi!

22
KINETIKA REAKSI ORDE DUA
Percobaan
(REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT)
7

TUJUAN:
Menentukan konstanta reaksi dan persamaan laju reaksi pada reaksi saponifikasi etil
asetat

ALAT-ALAT:
1. Termometer 1 buah
2. Stop watch 1 buah
3. Buret 1 buah
4. Termostat 1 buah
5. Labu Erlenmeyer 1 buah
6. Satif dan klem 1 buah

BAHAN:
1. Etil asetat
2. Indikator PP
3. NaOH
4. HCl
5. Aquades

CARA KERJA:
1. Sediakan 100 mL larutan etil asetat 0,02N (agar suhunya konstan letakkan
didalam termostat).
2. Sediakan 100 mL larutan NaOH 0,02N. (Jangan lupa tentukan dulu konsentrasi
dengan tepat dan letakkan di dalam termostat agar suhunya konstan).
3. Sediakan 7 buah labu erlenmeyer yang telah berisi 20 mL HCl 0,02 N.
4. Reaksikan sejumlah larutan etil asetat 25 mL dengan 75 mL NaOH dan diaduk
agar larutan bercampur dengan sempurna (±1 menit)

23
5. Tiga menit setelah reaksi, ambilah 10 mL campuran reaksi dan masukkan ke
dalam labu reaksi yang berisi 20 mL HCl. Aduklah dengan sempurana (±1
menit) dan segera titrasi kelebihan HCl dengan NaOH 0,02 N. Titrasi
hendaknya dilakukan sesegera mungkin
6. Lakukan lamngkah kelima pada campuran larutan setelah reaksi berjalan 8, 15,
25, 40 dan 65 menit.

TUGAS:
1. Buatlah kurva laju reaksi dari data penelitian (x) = NaOH yang bereaksi, (y) =
Etil asetat yang bereaksi!
2. Tentukan konstanta laju reaksi dan persamaan laju reaksinya!

PERTANYAAN:
1. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?

24

Anda mungkin juga menyukai