KIMIA ANORGANIK
[Cu(H2O)4SO4]. H2O
REFERENSI .................................................................................................................... 30
2
TATA TERTIB
LABORATORIUM KIMIA
KETENTUAN UMUM
3
inventaris masing-masing. Pelajari nama, kegunaan dan cara menggunakan
peralatan tersebut.
Praktikan akan dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing akan
dipimpin atau diawasi oleh seorang Asisten. Atas beberapa pertimbangan,
asisten akan mengatur pelaksanaan kerja. Nama Asisten harus dicatat dalam
buku catatan. Kelompok akan diumumkan sebelum praktikum pertama
dilaksanakan.
Buku catatan praktikum (jurnal praktikum) harus dikerjakan sebelum
praktikum dimulai (JANGAN mengerjakan di sekitar laboratorium) dan wajib
dibawa saat praktikum. Apabila tugas ini tidak dibuat, praktikan tidak
diberikan nilai untuk percobaan tersebut, atau tidak diperkenankan mengikuti
praktikum tersebut.
Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten,
kerapian dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja mandiri,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau
peraturan, penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil
pengamatan segera dicatat dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan
kepada asisten atau pemimpin praktikum.
Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan
diperiksa oleh petugas Laboratorium.
Di akhir periode praktikum akan dilakukan Tes Praktikum (Post Test) sekitar 15-
20 menit. Pastikan alat sudah dicuci dan meja telah dibersihkan sebelum tes
praktikum dilaksanakan.
Petugas akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh
praktikan, diakhiri dengan membubuhkan tanda tangannya.
Praktikan harus menandatangani penyerahan peralatan ini. Jangan
meninggalkan Laboratorium sebelum petugas/laboran membubuhkan tanda
tangan pada daftar inventaris alat Anda.
CATATAN: Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara
kelompok. Dalam keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan
ditanggung bersama. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan bersama,
misalnya buret atau peralatan distilasi. Apabila ada kerusakan atau hilang harus
ditanggung bersama. Selamat bekerja!
4
Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan
keselamatan, dan modul percobaan 1 s/d 10.
Setiap percobaan akan terdiri dari: judul percobaan, pendahuluan, bahan dan
peralatan, cara kerja dan pertanyaan-pertanyaan tugas persiapan praktikum
(jika ada).
Setiap hasil percobaan akan dicatat dalam Lembar Data dalam Jurnal Praktikum
(yang akan berisi catatan pengamatan dan ditanda tangani oleh asisten yang
bersangkutan).
ATURAN KESELAMATAN
Aturan Umum
Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-
baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik
pengerjaan yang akan dilakukan.
Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk
praktikum kimia dasar harus disertai asisten atau instruktur laboratorium,
sesuai dengan jadwal yang diberikan.
Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan dan
minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas
laboratorium lengan panjang, memakai sepatu tertutup (bukan sandal),
menggunakan masker (pilihan). Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja
anda sendiri.
Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah
sampah pada tempatnya.
Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang
banyak. Hati-hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
Zat padat dan logam-logam buang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak)!
Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan
sekali-kali dibuang ke washbak!
Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di dalam
lemari asam (fume hood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan
sekali-kali meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai
prosesnya berhenti.
Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan
bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman. Janganlah
membuang-buang waktu percuma.
5
Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah
satu kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan
pengumpulan data. Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah
setiap pertanyaan yang diajukan asisten dengan singkat dan jelas
Menanggulangi Kecelakaan/Kebakaran
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium
adalah tempat yang banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun
kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama
harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran
dan menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot
langsung dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan
tangan, apalagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten
untuk minta pengobatan darurat.
Apabila anggota badan yang terkena, apalagi jumlahnya banyak, gunakan
shower atau air kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup
lain di bagian yang kena zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat
pengobatan selanjutnya.
Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia,
pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apalagi
membanting gelas yang terbakar. Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke
petugas/asisten. Bila tidak ada yang menolong, tutup gelas yang terbakar
dengan lap basah atau keset basah, biarkan mati sendiri atau disemprot
dengan alat pemadam kebakaran yang ada.
Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang
terbakar, lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol.
Mintalah pada petugas/asisten.
6
Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih di atas rak tabung
reaksi ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga, dengan catatan
harus bekerja dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan jangan
mencampuradukan pipet tetes.
Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia
dan konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum anda
menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
Zat kimia yang pekat misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di lemari
asam. Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut.
TEKNIK LABORATORIUM
7
Kaca arloji (watch glass), terbuat dari gelas bening, berbagai ukuran
diameternya, digunakan untuk reaksi atau penguapan sederhana
Corong (funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring
secara gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
Corong buchner, jenis corong juga yang terbuat dari porselen, bedanya corong
ini digunakan untuk penyaringan cepat dengan cara penyedotan (suction)
melalui pengisap/vakum, juga dilengkapi dengan labu isapnya. Banyak
digunakan di laboratorium kimia organik.
Corong pisah (separating funnel), terbuat dari gelas, digunakan untuk
memisahkan dua lapisan cairan atau lebih, dalam cara pemisahan ekstraksi.
Cawan penguapan (evaporating dish), terbuat dari porselen, berbagai ukuran
kapasitas, digunakan untuk menguapkan larutan.
Cawan krus (crucible), seperti cawan poreselen, hanya ukurannya lebih tinggi,
digunakan untuk menguapkan dilanjutkan dengan pemijaran zat padatnya.
Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil zat padat.
Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan
dalam labu. Kasa asbes (wire gauze/screen with asbestos center), kawat yang
dilapisi asbes, gunanya untuk menahan dan menyebarkan panas yang berasal
dari api bunsen.
Kaki tiga (tripod stand), terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan
untuk memanaskan.
8
PERCOBAAN 1
I. Tujuan Percobaan
Pada percobaan ini akan dilakukan uji kereaktifan masing-masing unsur dalam
keadaan bebas, sifat asam-basa, kestabilan senyawa hidratnya, dan kelarutan
beberapa senyawa unsur alkali tanah dalam pelarut air.
1. Alat-alat
2. Bahan-bahan
9
IV. Prosedur kerja
1. Uji Kereaktifan
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan beri nomor 1,2 dan 3. Isi masing- masing tabung
reaksi dengan 10 mL akuades dan 2 tetes phenolptalein. Ukur pH masing-masing
larutan dengan indikator universal.
3. Siapkan kembali tiga tabung reaksi pyrex lainnya, beri nomor 1,2 dan 3. Ke dalam
tabung 1 masukkan 2 gram MgCO3, ke dalam tabung 2 masukkan 2 gram CaCO3, dan
ke dalam tabung 3 masukkan 2 gram BaCO3.
10
5. Tutup mulut masing-masing tabung reaksi yang telah disiapkan pada prosedur ke-3
oleh kertas saring diatas. Ikat dengan kuat.
4. Uji Kelarutan
1. Siapkan tiga buah tabung reaksi, dan beri nomor 1,2 dan 3. Ke dalam tabung 1
masukkan 1 mL MgCl2 0,01 M, ke dalam tabung 2 masukkan 3 mL CaCl2 0,01 M, dan
ke dalam tabung 3 masukkan 3 mL BaCl2 0,01 M.
3. Ulangi cara kerja di atas dengan mengganti larutan NaOH 0,001 M dengan larutan
K2O4 atau Na2SO4 0,001 M.
1. Tuliskan semua persamaan reaksi yang terjadi pada masing-masing uji kereaktifan,
uji kebasaan, uji kestabilan termal dan uji kelarutan!
3. Urutkan sifat kebasaan masing-masing senyawa basa yang dibentuk oleh MgO, CaO,
dan BaO mulai dari yang terlemah menuju yang terkuat. Jelaskan alasannya
berdasarkan data hasil percobaan dan secara teoritis!
4. Tuliskan urutan kestabilan termal dari masing-masing senyawa klorida dan karbonat
unsur-unsur alkali tanah yang diuji! Jelaskan alasannya berdasarkan data hasil
percobaan dan secara teoritis!
11
PERCOBAAN 2
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari cara pembuatan senyawa kalium nitrat melalui
reaksi antara senyawa natrium nitrat dengan kalium klorida serta mempelajari cara
pemisahan senyawa kalium nitrat tersebut dari hasil samping natrium klorida
berdasarkan perbedaaan kelarutannya.
Asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen yang sangat
penting. Pada temperatur kamar, Asam nitrat berada dalam bentuk fasa cair yang
mendidih pada suhu 84,1 ͦ C dan membeku pada suhu -41,59 ͦ C. Asam nitrat memiliki
sifat oksidator yang sangat kuat terhadap unsur-unsur logam, tetapi pada konsentrasi
kurang dari 2,00 M pereaksi tak bersifat sebagai oksidator.
Senyawa garam nitrat hampir dari semua logam telah dikenal, salah satu
diantaranya adalah garam kalium nitrat yang memiliki nama perdagangannya
sendawa. Sebagian besar garam-garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut
dalam air, hanya sebagian kecil saja garam nitrat yang berada dalam keadaan anhidrat,
dan tidak mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi.
Pada percobaan ini akan dilakukan pembuatan baram kalium nitarat dan hasil
reaksi natrium nitrat dengan kalium klorida. Disamping itu akan dilakukan pemisahan
garam kalium nitrat dari garam lain yang terbentuk sebagai produk samping dari reaksi
tersebut.
1. Alat-alat
Gelas kimia 100 ml 2 buah
Gelas kimia 250 ml 1 buah
Corong kaca 1 buah
Pengaduk kaca 1 buah
Pembakar spiritus, kaki tiga dan kasa 1 set
2. Bahan-bahan
KCl padat
NaNO3 padat
12
IV. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat
1. Siapkan dua buah gelas kimia 100 mL dan beri nomor 1 dan 2. Isi masing-masing
gelas kimia tersebut dengan 30 mL aquades, kemudian panaskan sampai mendidih.
3. Campurkan kedua larutan garam tersebut di dalam gelas kimia 250 mL. Kemudian
panaskan kembali sampai volumenya kurang lebih 25 mL.
4. Dalam keadaan panas saringlah larutan tersebut dan tampung filtratnya dalam gelas
kimia 100 mL. Kemudian panaskan kembali larutan tersebut sampai volumenya
kurang lebih 10 mL.
5. Dinginkan larutan dengan cara dibiarkan di udara terbuka. Setelah agak dingin
masukkan gelas kimia tersebut dalam air dingin atau es sampai terbentuk kristal
garam kalium nitrat.
6. Saring endapan garam kalium nitrat yang terbentuk, kemudian keringkan dan
timbang.
2. Setelah semua kristal larut, dinginkan larutan tersebut sampai terbentuk kembali
kristal KNO3 yang telah bebas dari ion klorida.
3. Pisahkan kristal yang terbentuk dengan cara penyaringan. Kemudian kristal yang
diperoleh dikeringkan dan ditimbang. Hitung randemennya.
2. Dalam pelarut air, manakah yang memiliki kelarutan lebih besar, Kalium Nitrat atau
Natrium Klorida? Jelaskan!
3. Jelaskan secara teoritik bagaimana anda memisahkan KNO3 dan NaCl berdasarkan
perbedaan kelarutannya!
13
PERCOBAAN 3
KESADAHAN AIR
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membedakan air lunak dan air keras.
Mahasiswa dapat melunakkan air sadah dan menghitung derajat kesadahan
Air yang mengandung ion Kalsium atau ion Magnesium disebut air sadah.
Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam Bikarbonat dari Ca dan Mg,
sedangkan kesadahan tetap oleh garam Sulfat dan Klorida dari Ca dan Mg. Besarnya
kesadahan air dapat diukur antara lain dengan derajat kesadahan jerman yaitu jumlah
gram CaO yang terdapat dalam 1 liter air. Air sadah dapat menimbulkan kerak pada
ketel. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan atau penambahan
air kapur, sedangkan kesadahan tetap dengan lindi soda.
1. Alat
Tabung reaksi
Rak tabung
Gelas ukur 100 mL
Gelas ukur 10 mL
Gelas piala 250 mL
Erlenmeyer 250 mL
Batang pengaduk
Bunsen
Pipet tetes
Kaca arloji
Timbangan
2. Bahan
Natrium klorida
Kalium nitrat
Natrium sulfat
Besi (II) sulfat
Magnesium klorida
Magnesium sulfat
Kalsium klorida
Akuades
Sabun
Natrium karbonat
Asam klorida
14
IV. Prosedur Kerja
15
PERCOBAAN 4
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari reaksi pembuatan garam rangkap kupri amonium sulfat hidrat
CuSO4.(NH4)2SO4.xH2O dan garam kompleks tetramintembaga(II) sulfat hidrat
[Cu(NH3)4]SO4.xH2O
Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari suatu anion
atau kation kompleks, misalnya [Co(NH3)6]3+ dan [Fe(CN)6]3-, atau dikenal sebagai
senyawa koordinasi, misalnya heksaminkobalt(III) klorida atau [Co(NH3)6]Cl3 dan
kalium heksasianoferat(III) atau K3[Fe(CN)6].
16
III. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
• Gelas kimia 50 mL
• Corong gelas
• Gelas ukur 50 mL
• Gelas arloji
• Pengaduk gelas
• Kertas saring
• Aluminium foil
• Botol semprot
• Pipet tetes
• Timbangan
• Pemanas listrik
• Melting point apparatus
2. Bahan-bahan
• Tembaga (II) pentahidrat, CuSO4.5H2O
• Ammonium sulfat, (NH4)2SO4
• KSCN 0,5M
• Amonia pekat
• Etanol
• Akuades
17
4. Uapkan larutan tersebut sampai jenuh dan kemudian biarkan dingin, proses
kristalisasi bisa dibantu dengan menambahkan air dingin di luar wadah gelas.
5. Saring kristal yang terbentuk dan cuci dengan etanol secukupnya.
6. Keringkan pada suhu kamar dan timbang massanya.
3. Uji Kualitatif
1. Timbang sejumlah massa yang sama dari garam rangkap dan garam kompleks
yang diperoleh kemudian masing – masing larutkan dengan 5 mL akuades.
2. Reaksikan kedua larutan tersebut dengan 2mL KSCN 0,5M. Amati perubahan
yang terjadi!
1. Jelaskan hibridisasi yang terjadi dan gambarkan struktur geometri dari garam
rangkap dan garam kompleks yang diperoleh!
2. Sebutkan manfaat dari senyawa yang diperoleh dalam percobaan ini!
18
PERCOBAAN V
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menguji stoikiometri reaksi antara logam tembaga dengan larutan
besi (II) sekaligus meramalkan ion tembaga yang terbentuk.
Pada percobaan ini akan dipelajari stoikiometri reaksi antara logam tembaga
dengan larutan besi (II) dalam suasana asam dengan menganalisa hasil reaksi secara
volumetri. Reaksi antara logam Cu dengan ion Fe+3 dalam larutan diperkirakan
berlangsung sebagai berikut :
+
Cu + Fe+3 −→ Fe+2 + Cu …………………..(1)
molFe+3 yangbereaksi
r= molCuyangterpakai
maka dapat diramalkan ion tembaga mana yng dominan terbentuk, artinya apabila
harga r = 1 maka yang terjadi hanya ion Cu+ yang terbentuk, sedangkan bila harga r =2
maka yang terjadi hanya ion Cu2+, dan apabila harga r berkisar antara 1 dan 2
menunjukkan bahwa keduanya ion Cu+ dan ion Cu 2+ sama-sama terbentuk.
19
Buret 50 mL 1 buah
Erlenmeyer 100 mL 3 buah
Pemanas, kaki tiga, basa 1 set
2. Bahan-bahan
Serbuk tembaga
Padatan H2C2O4 2H2O
Larutan FeCl3 0,2M
Larutan H2SO4 2,5M
Larutan KMnO4 0,02M
1. Timbang 0,63 gram asam oksalat, H2C2O4. 2H2O. Kemudian larutkan dengan akuades
dalam labu ukur 100 mL hingga tanda batas.
2. Isi buret dengan larutan KMnO4 0,02 M yang akan distandarisasi. Kemudian siapkan
3 buah erlenmeyer 100 mL dan isi masing-masing erlenmeyer tersebut dengan 10
mL H2C2O4 .2H2O yang dibuat pada tahap-1 dan 10 tetes H2SO4 2,5 M.
1. Kedalam gelas kimia 250 mL, masukkan 35 mL larutan FeCl3 0,2M ; 15 mL H2SO4
2,5M dan 0,1 gram serbuk tembaga.
2. Kemudian tutup gelas kimia tersebut dengan menggunakan kaca arloji. Panaskan
campuran tersebut sambil sekali-kali diaduk sampai terjadi perubahan warna atau
logam tembaga larut.
3. Dinginkan larutan dalam gelas kimia tersebut di udara terbuka. Setelah dingin,
masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan
menambahkan akuades sampai tanda batas.
4. Sediakan 3 buah erlenmeyer 100 mL, isi masing-masing erlenmeyer tersebut dengan
25 mL larutan di atas (3)
20
5. Kemudian lakukan titrasi terhadap masing-masing larutan dalam ketiga erlenmeyer
dengan menggunakan larutan KMnO4. Catat volume larutan KMnO4 yang diperlukan
hingga terjadi perubahan warna.
MolFe3+ yangbereaksi
r= molCuyangterpakai
[Cu+]
2−r
[Cu2+] = r − 1
21
PERCOBAAN VI
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan dan penentuan rumus molekul
senyawa kompleks besi (II) oksalat.
Reaksi antara dua molekul stabil atau lebih dapat menghasilkan produk reaksi
yang stabil dengan sifat yang karakteristik. Sebagai contoh, kompleks amina akan
terbentuk jika amina direaksikan dengan Kobalt (II) Klorida. Dalam beberapa hal
kompleks tidak memberikan reaksi dalam larutan yang karakteristik pada ion logam
atau ligan tidak kompleks. Tetapi stabilitas termodinamika dan kinetika bervariasi
sehingga hal ini bukan merupakan kriteria pembentukan senyawa koordinasi.
Hakekat struktur senyawa koordinasi adalah transfer elektron yang terjadi
anatara ligan dengan ion pusat (ion logam). Dalam bentuk yang paling sederhana,
ikatan koordinasi terbentuk oleh transfer pasangan elektron dari ligan (molekul) ke ion
pusat. Molekul netral atau ion-ion yang bertindak sebagai ligan harus memiliki
pasangan elektron sunyi (elektron bebas) seperti NH3, Cl, C2O4, dan Lain-lain. Senyawa
koordinasi paling sederhana akan terbentuk dengan ikatan sigma antara suatu ligan
dan suatu molekul atau ion logam. Beberapa kompleks dikenal dimana ikatan sigma
atau iatan phi keduanya dapat terjadi. Kompleks yang terjadi pada ion oksalat
memungkinkan ikatan phi dari orbital 2p pada oksigen mengkonstribusi sluruh ikatan.
Dalam ligan yang lain seperti Karbon Monoksida (CO) dan Nitrosida (NO),
kontribusi dari orbital ikatan phi berperan dalam seluruh ikatan. Gugus CO bereaksi
dengan suatu logam yang mempunyai orbital kosong dan dua orbital d terisi untuk
memberikan ikatan resultan dengan ikatan phi antara logam dan karbon. Sedangkan
untuk NO memerlukan suatu logam yang mempunyai orbital sigma dan dua orbital d
yang hanya mengandung tiga elektron. Hal ini dapat dikatakan bahwa derajat
sumbangan elektron dapat diharapkan bervariasi terhadap sifat alamiah logam
keadaan oksidasi, dan ligan-ligan lain dalam molekul.
1.Alat-alat
Gelas piala 100 mL
Gelas ukur 10 mL
Bunsen
Corong Buchner
22
Kertas saring
Buret 50 mL
Termometer
Erlenmeyer 50 mL
Kaca arloji
Timbangan
2. Bahan-bahan
Ammonia besi (II) sulfat
Asam oksalat
Asam sulfat 2 M
Akuades
Aseton
Kalium Permanganat
Serbuk Seng
Larutan tiosulfat
1. Buatlah larutan ammonia besi (II) sulfat dan larutan asam oksalat dengan cara
melarutkan 8 g ammonia besi (II) sulfat dalam 25 mL akuades yang telah
diasamkan dengan 1 mL asam sulfat 2 M, larutan asam oksalat dibuat dengan
melarutkan 5 g asam oksalat dalam 30 mL akuades.
2. Campurkan larutan asam oksalat tersebut ke dalam larutan ammonia besi (II)
sulfat, kemudian didihkan.
3. Saring endapan kuning yang terbentuk dengan corong buchner dan cuci
endapan dengan air panas, lalu cuci kembali dengan Aseton dan keringkan.
4. Setelah endapan dikeringkan tentukan rendemen dan komposisi hasil sintesis.
23
4. Titrasi campuran filtrat Ammonia Besi (II) Sulfat dan hasil cucian dengan larutan
standar kalium permanganat, dari hasil tersebut tentukan kadar oksalat dan
kadar airnya. Tentukan pula rumus empirisnya.
24
PERCOBAAN VII
I. Tujuan percobaan
Dapat mendeskripsikan proses pemurnian garam dapur secara kristalisasi melalui
pengendapan dan penguapan.
Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi,
antara lain yaitu :
1. Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan
dimurnikan dengan pengotornya.
2. Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperatur, umumnya
menurun dengan menurunnya temperatur.
25
III. Alat dan bahan-bahan
1. Alat-alat
Pemanas
Gelas beaker
Gelas ukur
Corong
Pipa bengkok (gas)
2. Bahan
garam dapur, dan kristal CaO
Larutan encer Ba(OH)2 atau BaCl2(0,5M)
larutan (NH4)2CO3 ( 6 gram dalam 200 mL)
Larutan HCl encer (0,1) dan H2SO4 pekat
Kertas saring dan kertas lakmus
1. Pembuatan larutan
Larutkan kira-kira 16 gram garam dapur ke dalam 50 mL air (dalam gelas beker)
dengan pemanasan sampai mendidih sambil diaduk. Kemudian bagi larutan ini menjadi
dua bagian yang (persis) sama yaitu sebagai larutan A dan B, masing-masing
diperlakukan lebih lanjut sebagai berikut.
26
3. Kristalisasi dari larutan B secara pengendapan
3. Kenampakan fisik (warna / ukuran serbuk / kristal ) kristal yang dihasilkan dari
kedua metode tersebut yaitu...
4. Tujuan penambahan CaO atau a (OH)2 atau BaCl2 yaitu..
5. Tujuan penambahan (NH4)2CO3 .....
6. Netralisasi dengan larutan HCl 92,4 menyarankan bahwa larutan semula
bersifat basa. Sifat basa ini berasal dari ....
7. Mengapa pada netralisasi dipakai HCl, dan bukan asam-asam yang lain ?
Jelaskan.
8. Mengapa untuk menjenuhkan larutan B dipakai gas HCl ( Kegiata 3.1) ?
Jelaskan.
9. Secara singkat jelakan bagaimana cara menguji kemurnian hasil (NaCl) yang
Anda peroleh !
27
PERCOBAAN VIII
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membuat dan mengamati sifat-sifat senyawa kompleks tembaga (II)
sulfat.
Senyawa tembaga (II) sulfat sebenarnya dapat membentuk tiga macam hidrat,
yaitu pentahidrat (CuSO4.5H2O), trihidrat (CuSO4.3H2O) dan monohidrat (CuSO4.H2O).
Pada percobaan ini akan dilakukan pembuatan salah satu senyawa tembaga (II) sulfat
hidrat dan sekaligus mengenali sifat-sifatnya.
2. Bahan-bahan
Padatan CuS
H2SO4 pekat
Kertas saring
Larutan NH4OH 0,01 M
Larutan HCl 0,01 M
Padatan FeSO4 hidrat atau FeCl3 hidrat
28
IV. Prosedur Percobaan
1. Pembuatan senyawa tembaga (II) sulfat hidrat
1. Masukkan 3 gram CuS ke dalam gelas kimia 100 mL. Kemudian secara perlahan-
lahan tambahkan 10 mL H2SO4 10 M melalui dinding gelas kimia tersebut.
2. Saring larutan yang terbentuk, kemudian panaskan sampai terbentuk tembaga (II)
sulfat. Cuci kristal yang terbentuk dengan air tetes demi tetes sampai endapan
berwarna biru. Kemudian keringkan di udara terbuka hingga kering, lalu ditimbang.
2. Dengan kondisi api yang sama, satu persatu cawan tersebut dipanaskan. Catat
waktu yang diperlukan oleh masing-masing zat sampai terjadi perubahan, dan
timbang dengan segera berat masing-maasing setiap zat tersebut.
3. Uji Kereaktifan
1. Larutkan dengan akuades masing-masing senyawa tembaga dan besi yang terdapat
dalam cawan penguapan (hasil dari prosedur 4.2 tahap 2).
2. Siapkan dua buah tabung reaksi. Ke dalam tabung 1 masukkan 3 mL larutan CuSO4
dan ke dalam tabung 2 larutan Fe(SO4)3 (Hasil dari prosedur 4.3 tahap 1)
4. Ulangi langkah kerja 2 dan 3 dengan mengganti larutan NH4OH 0,01 dengan larutan
HCl 0,01M
2. Pada percobaan 4.1 tahap 3, mengapa kristal yang terbentuk hanya boleh
dikeringkan di udara terbuka dan bukan di dalam oven?
3. Jelaskan penyebab munculnya warna biru pada senyawa tembaga (II) sulfat hidrat.
4. Jelaskan mengapa warna larutan tembaga (II) sulfat maupun besi (II) sulfat berubah-
ubah pada saat ditambah larutan NH4OH maupun larutan Hcl !
5. Senyawa manakah yang memiliki kestabilan termal lebih tinggi, tembaga (II) sulfat
hidrat atau besi (II) sulfat hidrat? Jelaskan alasannya!
29
REFERENSI
30