Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM 4

KIMIA DASAR
PENGENALAN BAHAN KIMIA

JURUSAN REKAYASA KESELAMATAN KEBAKARAN


FAKULTAS TEKNIK
2024
HALAMAN IDENTITAS

Nama : Najwa Shofi Karima

NIM : 1518623024

No. Hp : 083873916130

Alamat : PUP BLOK AL21/No. 1


RT10/RW11, Kel. Bahagia, Kec.
Babelan, Bekasi Utara
Sie :

Kelompok : 2

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Ridawati, M.Si Dr. Ir. Alsuhendra, M.Si

2
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN IDENTITAS 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
PRAKTIKUM 4. Pengenalan Bahan Kimia 8
A. DASAR TEORI 8
B. TUJUAN PRAKTIKUM 11
C. PROSEDUR PRAKTIKUM 11
D. LEMBAR DATA 12
E. PEMBAHASAN 21
F. KESIMPULAN DAN SARAN 22
G. DAFTAR PUSTAKA 24

3
PENDAHULUAN

Praktikum kimia berarti mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan


objek alam semesta, makhluk hidup dan tak hidup, dan materi dengan segala
perubahan yang menyertainya. Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan
kegiatan penunjang berupa praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini
dikarenakan kimia dibangun dengan metode ilmiah. Melalui tahapan metode
ilmiah, maka diperoleh produk-produk ilmiah kimia, seperti konsep, prinsip, aturan,
hukum, dan teori. Dengan demikian mempelajari kimia berarti harus mencakup
kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses.
Seperti diketahui bahwa MK Kimia Dasar dan Praktikum Kimia merupakan
salah satu MK Wajib pada Prodi Rekayasa Keselamatan Kebakaran, dimana
pada MK ini dipelajari unsur-unsur kimia, jenis, sifat dan karakteristiknya, serta
reaksi yang terjadi apabila terjadi pencampuran, reaksi oksidasi dan reduksi serta
akibat yang terjadi. Reaksi kimia ada yang dapat menyerap dan melepaskan
panas, ada yang bersifat eksplosif, mudah terbakar dan sebagainya. Sebelum
melakukan praktikuk kimia sangat penting untuk mempelajari karakteristik dari
setiap Mata Praktikum yang akan dilakukan.

Aturan Keselamatan

Aturan Umum
 Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai
peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan
sebaik-baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik
pengerjaan yang akan dilakukan.
 Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk
praktikum kimia dasar harus disertai asisten atau instruktur laboratorium,
sesuai dengan jadwal yang diberikan.
 Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan
dan minum. Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong),
memakai jas laboratorium lengan Panjang yang memenuhi syarat,

4
memakai sepatu tertutup (bukan sandal). Hal ini demi keselamatan dan
kesehatan kerja anda sendiri.
 Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah
sampah pada tempatnya.
 Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air
yang banyak. Hati-hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
 Zat padat dan logam-logam buang ke wadah yang tersedia (jangan
dibuang ke wastafel)!
 Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag,
As, Zn, Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah
disediakan. Jangan dibuang ke wastafel!
 Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di
dalam lemari asam (fumehood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun.
Jangan sekali-kali meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu
sampai prosesnya berhenti.
 Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan
bekerja. Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman.
Janganlah membuang-buang waktu percuma.
 Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap
kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah
satu kegiatan terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan
pengumpulan data. Jangan ragu untuk bertanya kepada asisten, dan
jawablah setiap pertanyaan yang diajukan asisten dengan singkat dan
jelas.

Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
 Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi
laboratorium adalah tempat yang banyak bahayanya, baik bahaya
keracunan maupun kebakaran. Kalau terjadi kecelakaan atau kebakaran,
yang pertama dan utama harus dilakukan adalah: JANGAN PANIK!
 Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci denganair
kran dan menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau
muka, semprot langsung dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-

5
kali digosok dengan tangan, apa lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya
hubungi petugas/asisten untuk minta pengobatan darurat.
 Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan
shower atau air kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau
penutup lain di bagian yang kena zat. Segera lapor ke petugas untuk
mendapat pengobatan selanjutnya.
 Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas
kimia, pertama-tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apa
lagi membanting gelas yang terbakar.
 Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak ada
yang menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset
basah, biarkan mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam
kebakaran yang ada.
 Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang
terbakar, lalu obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan
rivanol. Mintalah pada petugas/asisten.

Zat Kimia & Pereaksi


 Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Kimia Dasar ini
pada umumnya sudah disediakan.
 Apabila pemakaiannya diserahkan kepada masing-masing praktikan, maka
zat-zat tersebut dan pereaksi-pereaksi, akan disimpan di atas meja khusus
untuk ini. Biasanya diletakkan di meja-meja pinggir laboratorium dekat
jendela.
 Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling
utama adalah menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau
terkontaminasi akibat kecerobohan pengambilan. Misalnya salah
menggunakan pipet untuk mengambil zat. Setiap pereaksi dilengkapi
dengan pipet sendiri-sendiri (pipet-pipet tidak boleh ditukar), atau kalau
botol reagen tidak ada pipetnya berarti pengambilannya dengan cara
dituangkan ke dalam gelas ukur.
 Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih di atas rak
tabung reaksi ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga,

6
dengan catatan harus bekerja dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan
jangan mencampuradukan pipet tetes.
 Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus
kimia dan konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum
Anda menggunakannya. Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
 Zat kimia yang pekat misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di
lemari asam. Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut.

7
PRAKTIKUM 4
PENGENALAN BAHAN KIMIA

A. DASAR TEORI
Bahan Kimia
Bahan Peningkatan kegiatan penelitian di bidang teknik beberapa akan
terkait dengan kegiatan di dalam laboratorium. Kegiatan tersebut akan banyak
berhubungan dengan bahan - bahan kimia dengan jenis, kegunaan dan sifat –
sifat yang berbeda. Jenis bahan - bahan kimia juga ada yang berbahaya dan
harus sesuai prosedur ketika menggunakannya. Ada dua jenis kecelakaan yang
mungkin terjadi di dalam laboratorium yaitu kecelakaan akut dan kronis. Sekitar
90% di negara maju kasus keracunan disebabkan oleh penyerapan bahan atau
zat kimia melalui pernapasan sedangkan 10% sisanya berasal dari penyerapan
melalui kulit, mulut dan mata (Suprapto, 1983). Tentu saja hal hal – hal tersebut
harus dihindarkan, oleh karena itu pengenalan dan identifikasi zat – zat kimia
dibutuhkan sebelum melakukan kegiatan di dalam laboratorium. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai sifat berbahaya dari
bahan-bahan kimia yang dipergunakan serta cara pencegahan maupun
pengendaliannya. Sehingga dengan pengetahuan tersebut maka senantiasa
bertindak hati – hati dalam menggunakan bahan atau zat kimia yang berbahaya
dan menghindari terjadinya kecelakaan dalam laboratorium.
Bahan laboratorium yang disebut bahan merupakan segala sesuatu yang
diolah atau digunakan dalam proses pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam
skala terbatas, yang dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1. Bahan khusus yaitu
bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. 2.
Bahan umum yaitu bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus, (Permenpan RB No. 03, 2010).
Tabel 1.1. Tingkat Kesulitan Pengelolaan Bahan
Umum (1) Khusus (2)
Penyimpanan Tidak memerlukan persyaratan Memerlukan persyaratan
khusus khusus
Sifat Fisik Tidak eksplosif, tidak korosif, Eksplosif, korosif, irritant,

8
tidak iritant, stabil tidak stabil
Sifat kimia Non toksik Toksik
Tidak berbahaya berbahaya
Persyaratan metode Tidak memerlukan kemurnian Memerlukan kemurnian
tinggi tinggi
Penyimpanan zat dan bahan kimia di ruang laboratorium merupakan
rencana yang benar untuk mengurangi resiko kecelakaan (Griffin 2005). Setiap
bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, dalam
penyimpanan dan penataan bahan kimia harus diperhatikan aspek pemisahan,
tingkat resiko bahaya, pelabelan, fasilitas penyimpanan, wadah sekunder, bahan
kadaluarsa, inventarisasi dan informasi resiko bahaya.
Prinsip–prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan di
laboratorium yaitu
a). Aman: bahan disimpan supaya aman dari pencuri,
b). Mudah dicari: memudahkan mencari letak bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan
bahan (lemari, rak atau laci) dan
c). Mudah diambil: penyimpanan bahan diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan, (Lindawati, 2010).
Pada bahan, pengurutan secara alfabetis akan tepat jika dikelompokkan
menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya
untukpengadministrasian. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan
kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi.
Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas
beracun, ledakan atau degradasi kimia.
Bahan kimia digolongkan menjadi 6 golongan yaitu:
1. Harmful atau berbahaya yaitu bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada
kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia
mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup
atau ditelan.
2. Toxic atau beracun produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

9
3. Corrosive atau korosif, produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
4. Flammlable atau mudah terbakar, senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan
bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk
menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti hidrogen) dari hidrida metal.
5. Explosive atau mudah meledak, produk ini dapat meledak dengan adanya
panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa
membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan
logam/metal).
6. Oxidator (Pengoksidasi) senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa
ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi
(reduktor)(Wawan dan Dewi, 2010).

Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya


sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga
ditempatkan pada buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume
larutan baku (Harrizul, 1994). Larutan Baku dibagi menjadi dua yaitu:
1. Larutan baku primer, yaitu larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan
lain yang belum diketahui contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam
benzoat.
2. Larutan baku sekunder, yaitu larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni.
Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan
baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4,
Fe(SO4)2 (Harrizul, 1994).

10
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan nama, jenis, sifat, kegunaan dan cara
penyimpanan bahan serta symbol dari zat kimia yang ada.
2. Mahasiswa mampu menganalisis cara penggunaan dari zat kimia yang ada.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Mempelajari bahan kimia yang dapat Anda temukan secara online, mencari
nama, jenis, kegunaan dan cara pemakaiaan bahan kimia serta penjelasan
lainnya. Selanjutnya praktikan mencatat di kolom yang disediakan penjelasan
yang diperoleh. Cari kelompok bahan kimia berdasarkan urutan MSDS.

Contoh MSDS untuk Formaldehida:

11
D. LEMBAR DATA
2. Bahan Kimia
Tabel 1.3. Daftar Bahan Kimia
N Nama/ MSDS
o Rumus
Molekul
1
Hidrogen
(sianida)

12
2
Merkuri
(raksa)

13
3 Asam klorida
(Hcl)

14
4 Kalsium
Hipoklorit
(kaporit)

15
5 Asam borat
(boraks)

16
N Nama/ Simbol
o Rumus
Molekul
6 Timbal

Berbahaya bagi Lingkungan (dangerous for environment)


7 Asam sulfat

Korosif (corrosive)

17
8 Halogen

Iritasi (irritant)
9 Dioksin

Beracun (toxic)

18
10 Aseton

Mudah menyala (flammable)

N Nama/Rumus Identitas Bahan Guna Simbol


o Molekul
11 Uranium Unsur kimia Sebagai Radioaktif
dengan lambang bahan bakar
U dan nomor pada
atom 92. Ia Pembangkit
merupakan logam Listrik
berwarna abu- Tenaga
abu keperakan Nuklir
dalam deret (PLTN),
aktinida tabel selain itu
periodik. Sebuah Uranium juga
atom uranium dapat
memiliki 92 menghasilka
proton dan 92 n bahan

19
elektron, dimana bakar baru.
6 di antaranya
adalah elektron
valensi. Uranium
meluruh secara
radioaktif dengan
memancarkan
sebuah partikel
alfa.
12 Sodium Hidrokarbon Sebagai Mudah meledak
hydrogen beraroma bahan (explosive)
sulfite menyengat peledak atau
berwarna kuning sebagai
pucat yang bahan dasar
melebur pada pembuat
suhu 354 K (178 peledak yang
°F, 81 °C). lain seperti
Trinitrotoluena dinamit.
adalah bahan
peledak yang
digunakan sendiri
atau dicampur,
misalnya dalam
Torpex, Tritonal,
Composition B
atau Amatol.
Rumus kimianya
C6H2(NO2)3CH3
, and IUPAC
name 2,4,6-
trinitrotoluene.
13 Ethanol Sering dijuga Sebagai Mudah terbakar
dikenal dengan pelarut, (flammable)
nama etil alkohol diantaranya
20
yang mana pada parfum,
memiliki rumus perasa,
kimia C2H5OH pewarna
atau CH3CH2OH makanan dan
dimana memiliki obat-obatan.
titik didih 78,4° C
14 Asam klorida Larutan akuatik Digunakan Korosif (corrosive)
dari gas hidrogen dalam proses
klorida (HCl). Ia produksi vinyl
adalah asam chloride, yaitu
kuat, dan bahan baku
merupakan pembuat
komponen utama plastik PVC
dalam asam atau polyvinyl
lambung chloride.
15 Benzena C6H6 Sebagai Beracun (toxic)
Tersusun atas bahan dasar
enam atom pembuatan
karbon yang senyawa
berikatan dalam turunan
suatu cincin, benzena,
dengan satu atom bahan
hidrogen yang pembuatan
terikat pada plastik,
masing-masing bahan
atom karbon. peledak,
Oleh karena tinta, zat
benzena hanya pewarna,
mengandung karet sintetik,
atom karbon dan nilon, dan
hidrogen, detergen.
benzena
dikelompokkan
sebagai
21
hidrokarbon

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan beberapa sumber yang disediakan, pembahasan ini mencakup
pengetahuan tentang jenis, sifat, simbol bahaya, dan penanganan bahan kimia
yang berbeda. Bahan kimia memiliki sifat berbahaya seperti mudah terbakar,
mengiritasi, toksik, dan mudah meledak, dan lain-lain. Selain itu, bahan kimia
dibagi berdasarkan tingkat kemurnian dan sifat kimianya. Tak hanya itu, bahan
kimia juga mempunyai MSDS (Material Safety Data Sheet) yang dimana kita
perlu mengetahui hal-hal safety dari bahan kimia tersebut agar tidak
sembarangan untuk dipakai. Bahan kimia juga mempunyai identitas bahan
molekul itu tersendiri dan juga kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

22
F. KESIMPULAN DAN SARAN

Praktikum ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang


berbagai aspek yang terkait dengan penggunaan bahan kimia
dasar. Dalam praktikum ini, kami mempelajari jenis-jenis bahan
kimia, termasuk sifat-sifat berbahaya yang terkait, seperti
kemampuan mudah terbakar, korosif, toksik, dan lain-lain. Kami juga
memahami pentingnya pengenalan simbol-simbol bahaya dan
prosedur penanganan yang aman dalam penggunaan bahan kimia.

Selain itu, kami belajar tentang MSDS (Material Safety Data Sheet)
yang memberikan informasi penting tentang sifat, bahaya, dan
langkah-langkah keselamatan yang terkait dengan bahan kimia
tertentu. Merujuk pada MSDS sebelum menggunakan bahan kimia
sangat penting untuk memastikan penggunaan yang aman dan
efektif.

Pemahaman tentang identitas molekuler dan kegunaan bahan kimia


juga merupakan bagian penting dari praktikum ini. Setiap bahan

23
kimia memiliki karakteristik dan kegunaannya sendiri dalam
berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Keseluruhan, praktikum ini memberikan dasar yang kokoh dalam


pengenalan bahan kimia dasar dan pentingnya keselamatan dalam
penggunaannya. Kami memahami bahwa penggunaan bahan kimia
harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan panduan
keselamatan yang berlaku untuk mencegah risiko yang tidak
diinginkan bagi diri kami sendiri, lingkungan, dan orang lain.

G. DAFTAR PUSTAKA

Andi, S. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik.


Edisi Pertama. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Griffin, Brian. 2005. Laboratory Design Guide Third Edition, Elsevier, Great
Britain.http://simatupangnovachem.blogspot.com/2012/11/str ategi-
pengelolaanlaboratorium-kimia.html.
Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia.Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Lindawati. 2010. Strategi Inventaris Alat dan Bahan, http//: blogspot.com/2010/04/
strategiinventarisasi-alat-dan-bahan.html.Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. No.03 Tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan
Angka Kreditnya.
Suprapto, EMS.1983. Pengertian Toksisitas dan Penyakit Akibat Kerja. Kursus
Keselamatan Kerja dalam Menangani Bahan-Bahan Kimia Berbahaya, 5 - 9
Desember 1983, LKN., Bandung.

24
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika.Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai