Anda di halaman 1dari 85

KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM
Disampaikan oleh:
TIM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT AND EMPOWERMENT CENTRE)
JL. DIPONEGORO NO.12, TELP. (022) 4231191, FAX. (022) 4207922
BANDUNG 40115
2010
KESEHATAN
KESELAMATAN
KERJA
KOMPETENSI

 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja


 Menggunakan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium
 Menangani bahan-bahan berbahaya dan
beracun sesuai dengan prosedur yang
berlaku
 Menangani limbah laboratorium sesuai
dengan prosedur yang berlaku
 Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan
Kompetensi:
Menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium sekolah/madrasah
a. menetapkan ketentuan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja;
b. menerapkan ketentuan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja;
c. menerapkan prosedur penanganan bahan
berbahaya dan beracun dan
d. memantau bahan berbahaya dan beracun,
serta peralatan keselamatan kerja.
(Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008)
Indikator
 menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja;
 menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja;
 menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
 mengupayakan untuk mengurangi efek bahan berbahaya dan
beracun, serta bahaya kebakaran.
 terjaganya kesehatan diri dan keselamatan kerja
 peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium selalu
dipakai
 limbah laboratorium selalu ditangani sesuai dengan prosedur yang
berlaku
 mampu memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
laboratorium
Mari amati!
1.
Diskusi!!!!
Temukan 3 jenis perilaku siswa yang tidak aman (membahayakan)?
2. Temukan 3 jenis perilaku siswa yang TIDAK MEMBAHAYAKAN (AMAN)?
3. Temukan tiga situasi yang membahayakan?
4. Temukan tiga situasi yang tidak membahayakan (aman)?
5. Apa yang harus dilakukan oleh Bob setelah mengalami kecelakaan?
6. Apa yang harus Sue lakukan untuk mencegah kecelakaan?
7. Bandingkan teknik bekerja dalam laboratorium Luke dan Duke. Siapa yang
melakukan sesuai dengan aturan?
8. Sebutkan 3 hal (benda) yang ditunjukkan pada gambar seharusnya tidak boleh
ada di laboratorium?
9. Bandingkan perilaku Joe dan Carl. Siapa yang melakukan kegiatan dengan
tepat?
10. Apa yang terjadi dengan Ray dan Tim apabila guru mengetahui kegiatan
mereka?
11. Tuliskan tiga item berdasarkan ilustrasi di atas yang harus ada untuk keselamatan
kerja para siswa?
12. Apa yang tidak benar dilakukan oleh Betty?
PRESENTASI ....
Watch this!!!
So,,, Jadi apa itu
Kesehatan dan
Keselamatan?
DEFINISI... kesehatan
 Menurut Asfahl (1995), kesehatan kerja
terkait dengan cronic hazard , jadi terkait
dengan bahaya yang berlangsung terus
menerus dalam jangka waktu lama,
misalnya taraf kebisingan yang tinggi.
 menurut Gloss (1984), kesehatan kerja
adalah derajat kebebebasan dari resiko
(risk) dan bahaya (hazard) pada setiap
lingkungan kerja dan menurut Brauer
(1990),
kesehatan kerja adalah keadaan yang relatif
bebas dari kerugian, bahaya, luka-luka atau
kerusakan.
Kecelakaan Kerja

 Reamer (1980), menganggap


kecelakaan kerja sebagai sesuatu
yang terjadi karena sesuatu sebab
dan dapat dicegah;
 Covan (1995), menyatakan bahwa
kecelakaan kerja sebagai kegiatan
yang dapat di-manage dan;
 Siegel (1962), kecelakaan kerja itu
mahal.
Bahan Diskusi
 Peserta dibagi menjadi 3
kelompok:
 Coba diskusikan mengenai:
 Mengapa kecelakaan di labotorium
dapat terjadi?
 Kecelakaan yang sering terjadi di
lab.fisika, kimia dan biologi
 Bagaimana/upaya pencegahannya?
 Buatlah Peraturan/Tata Tertib di Lab
Biologi
Simbol-simbol
Perhatikan gambar
berikut!
Apakah
arti
simbol
berikut?
Diskusikan!
10 menit
Kode warna
SIMBOL
WARNA
UNTUK
BIRU
 The Health Category refers
to the capability of the
chemical compound to
cause personal injury due
to inhalation, skin contact,
eye contact, or ingestion.
MERAH
The Flammability
Category refers to the
compounds ability to
create or sustain a fire.
KUNING
 The Reactivity Category refers to
how reactive the compound is
under normal laboratory conditions.
Compounds that are likely to
explode or react violently with air,
water, or other common
substances would be given a rating
of 4 while extremely inert
substances would be given a rating
of 0.
PUTIH
 The Contact Category refers to how
dangerous physical contact with
the compound is under normal
laboratory conditions. Compounds
that are likely to cause severe
damage or death when in contact
with skin, eyes, or mucous
membranes have a contact
hazard rating of 4.
MATERIAL SAFETY
DATA SHEET (MSDS)
Diskusi lagi...
1. Bacalah MSDS (Material
Safety Data Sheet) yang
sudah dibagikan.
2. Pelajari setiap section untuk
setiap material
3. Catatlah informasi pada
section berikut:
a) 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12 dan
13
Penanganan
KECELAKAAN
LAPORAN KECELAKAAN
TERIMA KASIH
Kecelakaan yang sering terjadi di
laboratorium IPA

Mengapa kecelakan dapat terjadi ?


• Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap
bahan-bahan, proses dan alat yang digunakan.
• Kurang cukup instruksi atau supervisi oleh guru.
• Kurang perencanaan dalam melaksanakan
kegiatan.
• Tidak menggunakan alat pelindung atau alat
yang tepat.
• Tidak memperhatikan sikap yang baik bekerja di
laboratorium
Contoh :
TATA TERTIB LABORATORIUM
UNTUK SISWA
 Memasuki ruangan laboratorium harus
dengan seizin guru.
 Alat dan bahan yang ada di dalam
laboratorium tidak diperkenankan keluar
tanpa seizin guru/laboran.
 Memakai jas laboratorium pada saat
melakukan kegiatan praktikum di dalam
laboratorium.
 Lakukanlah kegiatan menurut petunjuk
praktikum yang telah diberikan dan tidak
bekerja menurut kehendaknya sendiri.
 Mintalah segera petunjuk kepada guru
apabila terdapat kesulitan.
 Periksalah dengan teliti semua alat dan
bahan sebelum digunakan.
 Memecahkan alat, kesalahan
menggunakan alat/bahan harus segera
dilaporkan kepada guru/laboran.
 Kecelakaan apapun yang terjadi supaya
dilaporkan kepada guru/laboran.
 Jangan mencicipi sesuatu bila guru tidak
menganjurkan.
 Jika bahan kimia masuk ke dalam mulut
dengan tidak sengaja hendaknya bahan
itu segera dikeluarkan (dimuntahkan) dan
kemudian berkumur dengan air yang
banyak.
 Guru harus selalu memberikan petunjuk
kepada siswa tentang cara penggunaan
alat dan bahan.
 Semua guru IPA berusaha untuk
mengetahui cara menggunakan alat
pemadam kebakaran yang tersedia di
laboratorium IPA.
 Semua guru IPA harus tahu fungsi dan
cara menggunakan isi kotak PPPK.
 Menjaga kebersihan laboratorium, alat
dan bahan yang telah dipakai di
kembalikan ke tempat semula dan
hendaknya meninggalkan laboratorium
dalam keadaan bersih dan rapi.
Keselamatan kerja di
dalam Lab
 Laboratorium dengan perabotnya
 Listrik
 Kecelakaan akibat kebakaran
 Kecelakaan akibat bahan kimia
 Label bahan kimia berbahaya
 Pencegahan terhadap bahan
kimia berbahaya
Beberapa jenis kecelakaan
yang sering terjadi
dilaboratorium IPA
1) Percikan zat
2) Luka
3) Keracunan
4) Ledakan / kebakaran
5) Tumpahan zat
Keracunan
Beberapa upaya pencegahan keracunan:
 Pipet digunakan untuk mengambil atau
memindahkan bahan cair dengan jumlah
yang tepat. Bahan-bahan yang tidak boleh
dipipet melalui mulut ialah zat cair yang
mudah menguap, asam-asam pekat,
larutan beracun maupun zat yang bersifat
radioktif. Untuk zat-zat tersebut dipipet
dengan cara khusus.
 Jangan mencoba membaui senyawa-
senyawa yang mungkin beracun, dan
harus diperhatikan bahwa senyawa-
senyawa beracun dapat memasuki tubuh
lewat pernafasan, mulut, kulit, dan luka.
 Bila bekerja dengan senyawa beracun
hendaknya dilakukan dilemari asap dan
bila perlu pergunakanlah sarung
tangan. Apabila lemari asap tidak
berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di
tempat terbuka atau di luar.
 Pada saat menggunakn asbes, harus
dijaga agar debu yang keluar jangan
sampai terhisap karena dapat
menyebabkan sakit pernafasan dan
paru-paru.
Ledakan/kebakaran
Beberapa upaya pencegahan terhadap
ledakan atau kebakaran:
 Zat-zat kimia yang bersifat pengoksidasi kuat
jangan dibuang di tempat sampah, karena
akan menimbulkan panas atau kebakaran.
 Bahan-bahan kimia yang dapat bereaksi
hebat hendaknya jangan disimpan
berdekatan. Misalnya oksidator-oksidator
seperti asam nitrat, asam kromat, kaliun
premanganat, klorat, dan peroksida harus
terpisah dari zat-zat organik seperti alkohol,
gliserol, gula, dan kertas.
 Logam Na, Li, dan K mudah sekali bereaksi
dengan udara. Dengan air, logam-logam ini
bereaksi hebat dan selain itu dapat
menimbulkan ledakan. Oleh karena itu, zat-
zat ini harus tersimpan dalam botol tebal
bermulut yang berisi minyak tanah.
 Bila memasukan thermometer atau pipa
kaca ke dalam gabus atau sumbat karet
maupun pipa karet, basahi terlebih dahulu
gabus sumbat karet atau pipa karet
tersebut dengan air atau geliserin.
Peganglah thermometer atau pipa kaca
dengan dibungkus kain/lap dekat dengan
ujung yang akan dimasukan dan
dikerjakan dengan perlahan-lahan sambil
sedikit diputar-putar.
 Menyimpan alat-alat seperti kaki tiga,
tabung reaksi yang selesai digunakan
sebagai alat pemanas (masih dalam
keadaan panas) hendaknya dijauhkan
dari tempat bekerja atau dipasang
peringatan yang jelas.
 Bila memanaskan zat kimia yang mudah
terbakar, jangan memakai wadah/
tempat terbuka. Sebaiknya masukan zat
tersebut kedalam sebuah labu yang
dilengkapi dengan pendingin dan alirkan
uap yang timbul ke udara bebas jauh dari
nyala api. Sedapat mungkin
menggunakan penangas, jangan dengan
api langsung.
 Jangan sekali-kali memanaskan zat cair
dalam wadah yang tertutup rapat, sebab
kenaikan temperatur akan menyebabkan
kenaikan tekanan dalam wadah yang
tertutup rapat, sehingga akan
menimbulkan ledakan.
 Pada waktu melakukan reksi yang
eksoterm, sediakan air dingin atau air es
untuk menurunkan panas yang timbul.
Tumpahan zat
 Tumpahan Raksa
Tumpahan raksa harus segera ditutup dengan
larutan iodin (I2 dalam KI), bersihkan dan buang
di tempat khusus
 Tumpahan asam anorganik dan organik
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan
NaHCO3 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2
(1:1) sampai membentuk adonan encer,
bersihkan dan buang dalam air yang banyak.
 Tumpahan basa alkali dan amoniak
encerkan dengan air dan netralkan dengan
HCl 6M, serap dengan kain, pindahkan dan
buang dalam wadah tertentu, tidak
sembarangan.
 Tumpahan aldehid
Tumpahan diserap dengan kertas tisue,
dimasukkan dalam cawan pembakar,
diuapkan di lemari uap kemudian bakar.
 Tumpahan zat padat
Bubuk magnesium: tutup tumpahan
dengan larutan 5% HCl, biarkan dingin
Kalium: tutup tumpahan dengan gliserin,
setelah larut tambahkan sedikit etil alkohol,
encerkan dengan air dan buang dengan
air mengalir
Natrium: ambil dengan pinset,masukkan ke
dalam etil alkohol dalamgelas kimia, simpan
segera di lemari uap
Bahaya di Laboratorium Biologi
 Bahaya yang ditimbulkan oleh hewan
Kira-kira ada 120 jenis penyakit dari binatang
yang dapat dipindahkan pada manusia.
Penularannya dapat memalui gigitan atau
cakar hewan atau dari pisau bedah yang
digunakan. Resiko lain yang berhubungan
dengan binatang adalah alergi. Alergi
dapat terjadi karena bulu atau debu dari
kulit hewan.
Monyet pembawa penyakit, misalnya:
cacing tambang, rabies, dan virus B.
 Bahaya yang ditimbulkan oleh
mikroorganisme
Pembuatan biakan mikroorganisme yang
berasal dari tanah, isi usus makanan yang
terkontaminasi udara bebas, makanan
yang dikerumuni lalat dapat menimbulkan
munculnya pathogen. Susu mentah juga
merupakan sumber pathogen.
Untuk mencegah adanya pathogen ketika
bekerja dilaboratorium Biologi, penggunaan
alat-alat seperti cawan Petri, tabung reaksi,
dan alat lainya harus dibungkus dengan
kertas saring yang telah ditetesi secukupnya
dengan larutan formalin 40% selama
beberapa jam. Kalau memungkinkan dapat
dibungkus selam satu malam.
 Bahaya yang ditimbulkan oleh tumbuhan
Daun tumbuhan kentang (Solanium
tuberosum), bersifat racun, sering dikira
tidak berbahaya karena umbinya dapat
dimakan. Biji tumbuhan jarak (Ricinus
communis) sangat beracun. Tiga atau
empat biji jarak bila tertelan oleh bayi dapt
menimbulkan kematian. Sedangkan untuk
orang dewasa, dua belas biji jarak
mengakibatkan fatal.
Meskipun telah jelas tumbuhan (buah) itu
tidak berbahaya, dapat menjadi beracun
karena pengaruh fungisida atau tercemar
merkuri. Serbuk sari dari bunga suatu
tumbuhan atau tumbuhannya itu sendiri
dapat merupakan sumber reaksi alergi bagi
tubuh. Tumbuhan yang dapat
menyebabkan alergi harus segera
disingkirkan dari laboratorium.
Bahaya di Laboratorium Fisika

 Bahaya Radioaktif
Zat radioaktif ini tidak boleh diambil
langsung dengan tangan, melainkan harus
diambil dengan menggunakan pinset yang
tersedia untuk keperluan ini.
 Generator Van de Graff
Bola logam pada generator Van de Graff
yang sedang jalan akan dipenuhi oleh
muatan-muatan listrik. Jika ada orang yang
tersentuh bola logam generator Van da
Graff yang sedang jalan, orang tersebut
akan teraliri arus yang sangat kuat yang
dapat menimbulkan kecelakaan yang
besar, bahkan mungkin kematian
 Beban pada sonometer
Beban puluhan kilogram yang digantungkan pada kawat
yang terpasang pada sonometer akan menimbulkan bahaya
bila ikatan atau kawatnya putus. Oleh karena itu bila
melakukan percobaaan yang menggunakan beban tersebut
kaki atau anggota lainnya jangan dibawah beban.
 Bahaya listrik
Bahaya lainnya yang sering terjadi di
laboratorium Fisika ialah bahaya listrik dari
arus listrk yang bersumber dari jala-jala listrik
PLN. Bila stop kontak ditumpuki oleh
beberapa steker, tentunya dengan
menggunakan kombinasi, arus yang melalui
stop kontak itu dapat menjadi terlalu besar,
melebihi kuat arus yang diperbolehkan
melalui stop kontak itu, ini dapat
menimbulkan kebakaran. Kebakaran pada
listrik yang berarus akan merambat
sepanjang kabel itu dengan cepat. Jika hal
ini terjadi segeralah matikan arus listrik yang
melalui kabel itu dan segeralah padamkan
api kabel itu.
Sampah

Setiap laboratorium harus memiliki tempat


sampah yang khusus, sampah cair tidak
dibuang di saluran air hujan atau saluran
saptiktank.
 tempat sampah cair bahan kimia
 tempat sampah reaktif
 sampah radioaktif
 sampah biasa
 pembuangan air cucian
Penanganan Suatu
Kecelakaan di
Laboratorium
 Tujuan utama pertolongan pertama
ini ialah memebuat sipenderita
merasa tidak takut, memberikan
keterangan dan mengusahakan agar
keadaannya tidak menjadi lebih
buruk, selama menunggu
kedatangan seorang Dokter
 Sediakan kotak P3K yang berisi yang
berisi obat dan alat yang lengkap
PPPK
 Luka bakar
 Mata kemasukan benda asing
 Luka tergores/teriris
 Bahan kimia masuk dalam mulut
 Keracunan
 Kejutan listrik
 Membalut luka
 Pingsan
 Radiasi dan zat radioaktif
Isi kotak P3K
 Obat
a. Boorwater
b. Alkohol 70%
c. Betadine
d. Parasetamol
e. Visin, insto, rohto, dll
f. Obat gosok/counterpain
g. Salep antibiotik
h. incidal, obat anti alergi
i. Sofra tulle
j. Rivanol
 Alat-alat
a. gunting kecil dan besar, pinset
b. Perban, plester, kapas, kasa steril
Luka bakar akibat zat
kimia

Terkena larutan asam


1. kulit segera dihapuskan dengan
kapas atau lap halus
2. dicuci dengan air mengalir sebanyak-
banyaknya
3. Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3
4. kemudian cuci lagi dengan air
5. Keringkan dan olesi dengan salep
levertran.

Terkena logam natrium atau kalium
1. Logam yang nempel segera diambil
2. Kulit dicuci dengan air mengalir kira-
kira selama 15-20 menit
3. Netralkan dengan larutan 1% asam
asetat
4. Dikeringkan dan olesi dengan salep
levertran atau luka ditutup dengan kapas
steril atau kapas yang telah dibasahi
asam pikrat.

Terkena bromine
1. Segera dicuci dengan larutan
amonia encer
2. Luka tersebut ditutup dengan pasta
Na2CO3.
Terkena phospor
1. Kulit yang terkena segera dicuci
dengan air sebanyak-banyaknya
2. Kemudian cuci dengan larutan 3%
CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
1. Diolesi dengan salep minyak ikan
atau levertran
2. Mencelupkan ke dalam air es
secepat mungkin atau dikompres
sampai rasa nyeri agak berkurang
ini tidak dapat diberikan kepada
korban yang tidak sadarkan diri.
 Luka pada mata
Terkena percikan larutan asam
1. Jika terkena percikan asam
encer,
2. Mata dapat dicuci dengan air
bersih kira-kira 15 menit terus-
menerus
3. Dicuci dengan larutan 1% Na2C3
 Terkena percikan larutan basa
1. Dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit
terus-menerus
2. Dicuci dengan larutan 1% asam borat
dengan gelas pencuci mata
 3. Shock yang disebabkan listrik
Apabila ada kecelakaan yang disebabkan
karena aliran listrik, maka matikan arus listrik
sebelum berusaha menolong korban yang
terkontak dengan arus listrik. Jika tidak
memungkinkan , lindungi tangan dengan
sarung tangan karet atau material atau wol
kering sebelum menyentuh korban untuk
penangan selanjutnya.
 4. Gas Beracun
Dalam kasus keracunan, tindakkan yang
harus dilakukan adalah mengirip korban ke
pertolongan medis, dan menjaga agar
korban tetap dalam keadaan hangat dan
tenang. Biasanya pertolongan pertama yang
sering dilakukan adalah memberikan susu
dalam jumlah yang banyak dan pindahkan
korban ke tempat yang berudara segar.
Untuk zat-zat yang beracun, antitode
haruslah tersedia untuk menghilangkan zat-
zat beracun tersebut, tetapi antitode ini tidak
dapat diberikan kepada korban yang tidak
sadarkan diri.
Bahaya Kebakaran
 segera atasi dengan cara seksama dan
jangan panik. Gunakan alat pemadam
kebakaran yang telah disediakan.
 Apabila baju / pakaian yang terbakar,
maka korban harus merebahkan dirinya
sambil berguling-guling. Bila ada selimut
tutuplah pada apinya agar cepat
padam. Jangan sekali-kali korban
tersebut berlari-lari karena akan
memungkinkan terjadinya kebakaran
yang lebih besar.
 Apabila terjadi kebakaran kecil, misalnya
terbakarnya larutan dalam gelas kimia
atau dalam penangas, tutuplah bagian
yang kena api dengan karung goni atau
kain yang basah.
 Apabila terjadi kebakaran yang besar,
gunakan alat pemadam kebakaran.
Kemudian sumber-sumber yang dapat
menimbulkan api misalnya listrik, gas,
kompor, agar segera dimatikan.
 Apabila terjadi kebakaran karena zat
yang mudah terbakar (pelarut organic),
untuk mematikan apinya tersebut jangan
menggunakan air, kerena hal tersebut
akan menyeabkan apinya akan lebih
besar.
Untuk mematikannya gunakanlah pasir
atu alat pemadam kebakaran.
Pemadam kebakaran dan fungsinya

bahan bakar

“Segi tiga api”


Ketiga komponen itu adalah:
 Bahan bakar; dapat berupa padat, zat cair atau gas.
 Oksigen biasanya dari udara.
 Panas (titik bakar).
Jenis Pemadam kebakaran
 Pemadam Kebakaran Jenis Air
Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar
pendinginan. Suhu bahan bakar diturunkan oleh
air sampai di bawah titik bakarnya, sehingga
kebakaran dapat dihentikan
 Pemadam Kebakaran dan Jenis Karbondioksida
Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar
mengurangi persediaan oksigen. Karena massa
jenis gas karbon dioksida lebih berat dari pada
massa jenis udara, maka gas ini dapat
membentuk suatu “selimut” yang mencegah
bahan bakar berhubungan dengan udara
(oksigen).
 Pemadam Kebakaran Jenis Busa.
Alat pemadam kebakaran ini mengandung
larutan bahan-bahan yang bila bercampur /
bereaksi dapat menimbulkan busa yang
lengket. Busa inilah yang dapat
menghalangi udara (oksigen) berhubungan
dengan bahan bakar.
 Pemadam Kebakaran Jenis Zat Cair yang
Menguap
Alat ini bekerja atas dasar sama seperti alat
pemadam kebakaran jenis karbon dioksida,
yaitu dengan cara menghalangi oksigen
berhubungan dengan bahan bakar atau
nyala api. Uap bahan ini massa jenisnya
lebih berat dari pada massa jenis karbon
dioksida, sehingga dapat bekerja secara
efektif.
 Pemadam Kebakaran Jenis Serbuk
Serbuk yang digunakan adalah pasir atau bahan Kimia kering,
yaitu natrium bikarbonat. Jenis pemadam kebakaran ini yang
paling sederhana ialah menggunakan pasir yang
disiramkanpada nyala api yang akan dipadamkan.
Lapisan natrium bikarbonat menyelimuti api saat karbon dioksida
mendorongnya keluar. Karbon dioksida keluar karena picu
ditarik. Pemanasan terhadap natrium bikarbonat oleh api yang
ada menyebabkan terjadinya karbon dioksida.
 Pemadam Kebakaran Jenis Selimut
Selimut yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk
memadamkan kebakaran ialah karung atau kain basah.
Selimut ini ditutupkan pada nyala yang hendak dipadamkan.
Dengan demikian, penyediaan oksigen dihentikan. Selain itu
dapat pula digunakan dari bahan serat yang tahan api.
Selimut (blankets) banyak digunakan dari bahan fibre glass yang
bersifat agak lemas. Selimut yang terbuat dari asbes tidak
digunakan lagi karena dapat menimbulkan kanker jika terhirup
serat-seratnya.
Jenis Kebakaran
 Jenis A, bahan yang terbakar meliputi bahan
yang mengandung karbon misalnya kayu,
kertas, plastik, dan lain-lain. Untuk
mengatasinya digunakan alat pemadam
keakaran air, serbuk kering atau selimut api.
Jangan menggunkan air jika resiko bahaya
listrik.
 Jenis B, bahan yang terbakar meliputi zat cair,
misalnya minyak tanah, bensin, alcohol, dan
lain-lail. Untuk mengatasinya gunakan
pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang
mudah menguap, karbon dioksida, serbuk
kering, selimut api atau pasir. Jangan
menggunakan busa bila ada kemungkinan
resiko bahaya listrik, dan jangan sekali-sekali
menggunakan air.
 Jenis C, bahan yang terbakar meliputi
gas, misalnya metana, propana,
acetilen, dan butana.
Untuk mengatasinya menutup zat yang
dapat menimbulkan gas yang mudah
terbakar tersebut, dan dapat
menggunkan pemadam kebakaran jenis
BCF.
 Jenis D, bahan yang terbakar meliputi
logam (metal) misalnya natrium, kalium,
magnesium, dan lain-lain.
Cara mengatasinya gunakan pasir atau
selimut api.
Penanganan/Pembuanagan
Limbah
 Jangan membuang limbah di sembarang tempat, atau
menghanyutkan melalui pipa saluran air limbah, karena
dapat membahayakan lingkungan.
 Buanglah limbah sisa bahan kimia segera, setelah selesai
praktikum atau penelitian.
 Buanglah limbah praktikum atau penelitian berupa: padatan
(kertas saring, lakmus, pecahan kaca, korek api dan
sebagainya) ke tempat sampah; dan cairan yang tidak larut
dalam air dan beracun ke dalam botol penampung yang
diberi label.
 Buanglah limbah zat organik, secara terpisah dengan limbah
lainnya, untuk didaur ulang.
 Air sabun, deterjen dan cairan lainnya yang tidak berbahaya
dapat dibuang langsung melalui saluran air kotor dan
diencerkan dengan menyiramkan air secukupnya.
ALAT KEAMANAN DI LAB IPA
ALAT
PELINDUNG
DIRI (APD)

2 3
REFERENSI

 http://www.jejaring.web.id/rambu-kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-di-lab-workshop/

Anda mungkin juga menyukai