Anda di halaman 1dari 12

KEAMANAN, KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA
LABORATORIUM

Dosen pengampu:
Hardikupatu gulo, S,pd M,si

Nama-nama kelompok IV(4)


Melda yanti zega
Ardin gunawan nduru
Margaret mesrah wati
gulo
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium
kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari
berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan .

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai


suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
A. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis bahaya pada percobaan fisika ?
2. Bagaimana tata tertib guru dan siswa di dalam
laboratorium ?
3. Apa saja yang terdapat dalam kontrak keselamatan kerja
laboratorium ?
4. Bagaimana prosedur bekerja yang aman di laboratorium ?

• B. Tujuan
• 1.Dapat mengetahui jenis bahaya pada percobaan
fisika
• 2. Dapat mengetahui tata tertib guru dan siswa di
dalam laboratorium
• 3. Dapat mengetahui kontrak keselamatan kerja
laboratorium
• 4. Dapat mengetahui prosedur bekerja yang aman di
laboratorium 
A. Pengertian Keselamatan Kerja Laboratorium

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian
khusus , karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas
yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.
Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan
eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan
alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja
penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.

B. Jenis Bahaya Pada Percobaan Fisika


Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi
menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi keduanya.Bekerja di
laboratorium mengandung bahaya berupa kecelakaan.Kecelakaan yamg
sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran, kesakitan, kematian dan
kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan laboratorium.
C.    Jenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium
Menurut Nuryani R (2005 : 142) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya
adalah ;

a.       Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah


terbakar seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll
b.      Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti
oksidator.
c.        Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d.      Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada
mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e.       Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f.         Sengatan listrik.
D. Beberapa sumber bahaya dalam percobaan fisika di laboratorium dapat dikategorikan
sebagai berikut:

a. Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi
limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari
peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk
menghindari kecelakaan kerja.

      b. Keracunan
Keracunanakibatpenyerapanzatkimiaberacun(toxic)baikmelaluioralmaupunkuli
t. Keracunandapatbersifatakutataukronis.Akutartinyadapatmemberikanakibaty
ang dapatdilihatataudirasakandalamwaktusingkat.Misalnya,keracunanfenol
dapat menyebabkan diaredan keracunan karbon
monoksidadapatmenyebabkan pingsan atau kematiandalamwaktusingkat.
 Kronisartinyapengaruhdirasakansetelahwaktu  yang lama, akibat  penyerapan
bahan kimiayangterakumulasi terusmenerus. Contoh menghirup
udarabenzena,kloroform, ataukarbontetraklorida
terusmenerusdapatmenyebabkansakit hati(lever). Uap
timbaldapatmenyebabkan kerusakan dalamdarah.
 
E. Api
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam
berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan
atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam
laboratorium atau industri adalah hidrokarbon.Bahan mudah terbakar yang
lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil
eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain.Para pekerja harus
berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam
Material Safety Data Sheets (MSDS).Dokumen MSDS memberikan penjelasan
tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya
tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.

F. Tata tertib guru dan siswa di dalam laboratorium


SEBELUM PRAKTIKUM
– Siswa wajib datang tepat waktu.
– Siswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seizin guru.
– Siswa diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium setelah semua peralatan
siapdan dalam kondisi layak digunakan.
– Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit diperkenankan memasukiLaboratorium
setelah mendapat izin dari guru.
– Siswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki
Laboratorium (kecuali alasan tertentu).
– Siswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang Laboratorium,
kecuali untuk praktikum.
SELAMA PRAKTIKUM
1.      Tidak diperkenankan bekerja menurut kemauan sendiri
2.      Tidak diperkenankan bersendau gurau dan mengganggu teman lain
yang sedang bekerja.
3.      Mencoba-coba alat atau bahan praktikum yang membahayakan diri
sendiri atau orang lain.
4.      Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
5.      Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan atau sesuai anjuran guru.
6.      Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang
secukupnya.
7.      Jika dalam praktikum siswa merusakkan/ memecahkan alat, maka
yang bersangkutan wajib menggantinya.
8.      Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar,
tertusuk,
tertelan bahan kimia) harap segera melapor kepada guru.
9.      Dilarang mencicipi/ memakan sesuatu dalam praktikum kalau guru tidak menyuruh untuk
melakukannya.
10.  Bertanyalah pada guru apabila kurang paham tentang praktikum yang akan dilaksanakan.
. 11.  Label/ etiket bahan yang rusak/ hilang harap segera dilaporkan kepada guru.
12.  Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya.
13.  Jagalah bermain-main selama praktikum berlangsung.
14.  Menggunakan alat-alat / bahan-bahan kimia diluar petunjuk praktiku tanpa izin
guru pembimbing
15.  Mencoba-coba mencampurkan zat -zat kimia yang tersedia tanpa seizin guru
pembimbing atau yang tidak sesuai dengan buku petunjuk praktikum
16.  Membuang sampah yang tidak larut dibak cuci sebab akan menyumbat saluran.
Buanglah sampah ditempat sampah.

• SETELAH PRAKTIKUM
• 1.      Cuci tangan setelah praktikum berakhir.
• 2.      Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan
lengkap, bersih dan siap pakai.
• 3.      Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kursi
diletakkan diatas meja, kran air dan gas ditutup rapat, kontak listrik dicabut.
• 4.      Dilarang membawa alat-alat dan bahan laboratorium ke luar laboratorium tanpa seijin guru atau
petugas.
• 5.      Membuat laporan sementara (data percobaan) dan di paraf oleh guru / laboran
• 6.      Membuat laporan lengkap seminggu setelah percobaan dan menyerahkan kepada guru pembimbing,
sebelum pelaksanaan praktikum selanjutnya.
•  
BAGI GURU
1. Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib laboratorium
bagi siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahakah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan berbahaya bagi
siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu menggunakan isi kotak P3K
itu.
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan meninggalkan Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis, tidak gaduh, dan
tertib.

14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien mungkin.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada buku kegiatan harian lab yang tersedia.

 
• 
• 
•  
•  
Kesimpulan
      Maka dari itu, melalui penulisan makalah ini dapat pula kami simpulkan :
·         Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan
relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara
penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan
kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.
·         Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian
dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya
lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain  faktor teknis faktor
lingkungan, dan faktor manusia.
Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik.
Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat
dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC.Karet silikon dapat
digunakan pada suhu –50 ºC.Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk
diperhatikan.Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75 ºC,
sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.

 
 
 
 
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai