Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TML

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Anggraini
Aulia Afni
Fitria Lisni Purba
Sarah Ayugusetiana
Sri Zura Azizah
STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)
PANDUAN UMUM KESELAMATAN ( K3 ) PENGGUNAAN
PERALATAN LABORATORIUM

1. KESELAMATAN

Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi


seluruh praktikan dan penanggung jawab praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian,

kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu

mewujudkan praktikum yang aman.

2. BAHAYA LISTRIK

2.1. Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit

breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang

berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten/penanggung jawab

praktikum

2.2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan

listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.

2.3. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri

sendiri atau orang lain

2.4. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air

wudhu

2.5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum

Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:

1. Jangan panik
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
dan dimeja praktikan yang tersengat arus listrik
3. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik
4. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik

3. BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH

3.1. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam

Ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum

3.2. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas

Yang berlebihan

3.3. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas

Berlebih pada diri sendiri atau orang lain

3.4. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas

praktikum

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api

atau panas berlebih:

1. Jangan panik
2. Beritahukan dan minta bantuan asisten/penanggungjawab praktikum, praktikan lain
dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
4. Menjauh dari ruang praktikum

4. BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM

4.1. Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang

Praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan

4.2. Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.

4.3. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai

4.4. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau

orang lain

5. LAIN- LAIN
5.1. Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum dan sekitar

area ruang praktikum.

5.2. Dilarang merokok di dalam ruang praktikum.

6. SANKSI

Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah

praktikum yang bersangkutan.

S TANDAR O PERASIONAL P ROSEDUR


L ABORATORIUM
Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di
laboratorium (Depkes RI, 2002)

1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani dengan
hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang digunakan
untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan
mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan dari
muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai  dengan desinfektans larutan  klorin 0,5 % dengan
cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja dengan
menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga  sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari
bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan
penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
SOP PENGELOLAAN
LABORATORIUM E-GOVERNMENT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FISIP UMSIDA

I. Ruang Lingkup

Penggunaan Laboratorium meliputi:


1. Kegiatan praktikum sistem informasi manajemen
2. Prosedur praktikum sistem informasi manajemen

II. Tujuan

1. Untuk menjelaskan kegiatan perkuliahan praktikum kebijakan publik


2. Untuk menjelaskan prosedur praktikum kebijakan publik

III. Definisi

1. Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang ditugaskan menjadi
pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta membawahi anggota laboratorium,
pembimbing praktikum, staf administrasi, laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium
2. Staf laboratorium /administrasi adalah staf edukatif yang membantu dan berperan aktif dalam
pengelolaan serta pengembangan laboratorium.
3. Dosen praktikum adalah staf pengajar tetap/tidak tetap yang ditunjuk oleh jurusan/program
studi untuk mengampu mata kuliah praktikum tertentu sesuai dengan pendidikan, keahlian, dan

kemampuannya.
4. Staf laboraturium / administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi
administrasi di laboratorium.
5. Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan teknis operasional
dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan bahan untuk kegiatan praktikum dan
penelitian.
6. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah terdaftar untuk matakuliah yang bersangkutan
pada semester berjalan yang ditunjukkan dengan Kartu Rencana Studi (KRS) dan telah
mendaftarkan diri untuk untuk kegiatan praktikum pada semester berjalan.

IV. Pengguna

1. Mahasiswa
2. Dosen Pengampu Matakuliah
3. Kepala Laboratorium
4. Laboran

V. Tugas dan Tanggung Jawab


1. Kepala laboratorium bertugas mengkoordinasikan kegiatan praktikum, penelitian maupun
kerjasama yang ada dilaboratorium dan bertanggungjawab terhadap kegiatan dilaboratorium
kepada ketua jurusan
2. Anggota laboratorium bertugas melakukan penelitian, kajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang keilmuannya untuk mengembangkan laboratorium serta
bertanggung jawab kepada kepala laboratorium.
3. Dosen pengampu matakuliah praktikum bertugas membimbing kegiatan praktikum bagi
mahasiswa untuk matakuliah yang dibinanya dan bertanggung jawab kepada kepala
laboratorium dan ketua jurusan
4. Staf administrasi bertugas melaksanakan fungsi administratif di laboratorium dan bertanggung
jawab kepada kepala laboratorium.
5. Laboran bertugas mempersiapkan peralatan dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian

serta bertanggung jawab kepada kepala laboratorium.


6. Peserta praktikum wajib melaksanakan kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan
laboratorium pada semester yang bersangkutan sesuai dengan matakuliah yang diambilnya.

VI. Tata Tertib Laboratorium

1. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium


2. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna laboratorium
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium
4. Peserta praktikum yang mengenakan pakaian/kaos oblong, memakai sandal, tidak boleh
memasuki laboratorium dan/atau TIDAK BOLEH MENGIKUTI PRAKTIKUM
5. Peserta praktikum dilarang merokok, makan dan minum, membuat kericuhan selama kegiatan
praktikum dan di dalam ruang laboratorium
6. Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang tidak sesuai

dengan acara praktikum matakuliah yang diambil.


7. Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan
mengembalikannya kepada petugas laboratorium
8. Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan
selama praktikum dan di ruang laboratorium
9. Selama kegiatan praktikum, menggunakan handphone untuk pembicaraan dan/atau SMS harus
diluar ruang laboratorium.

VII. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Dosen pengampu matakuliah menyerahkan presensi mahasiswa peserta praktikum kepada


laboran.
2. Mahasiswa peserta praktikum berhak memperoleh petunjuk praktikum dari laboran dengan
penggantian administrasi yang ditentukan kemudian.
3. Laboran mengumumkan peserta praktikum terdaftar dan dilengkapi dengan pembagian
kelompok (2-3 peserta).
4. Acara dan jadwal praktikum pada minggu ke-2 jadwal perkuliahan pada semester yang
bersangkutan.
5. Laboran menyiapkan peralatan praktikum (komputer) untuk mahasiswa dan dosen pengampu
matakuliah.
6. Pelaksanaan praktikum dipandu oleh dosen pengampu matakuliah berserta satu (1) atau orang
asisten praktikum untuk setiap kelompok dengan jumlah 2-3 peserta praktikum.
7. Peserta praktikum wajib menyusun draf laporan secara individu atau kelompok, mengikuti
sistematika dalam petunjuk praktikum.
8. Peserta praktikum mendapat bimbingan mengenai materi untuk laporan dari dosen pengampu
matakuliah praktikum.
9. Pengumpulan laporan praktikum.
10. Kegiatan praktikum selesai.

VIII. Sistem Pelaporan Praktikum

1. Mahasiswa peserta praktikum wajib menunjukkan kartu bimbingan pada dosen pengampu
matakuliah praktikum.
2. Pelaporan tugas-tugas praktikum akan mendapatkan pengesahan dari dosen pengampu
matakuliah praktikum.
3. Tugas-tugas praktikum yang telah dilaporkan dan dikumpulkan kepada dosen pengampu
matakuliah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
4. Peserta praktikum wajib mengikuti post-test sesuai jadwal. Bagi peserta praktikum yang belum

mengumpulkan tugas-tugas praktikum, tidak boleh mengikuti post-test.


5. Post-test dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah praktikum.
6. Hasil post-test diumumkan di papan pengumuman laboratorium selambat-lambatnya satu (1)
minggu setelah pelaksanaan.

VII. Instruksi Kerja Praktikum


1. Menyalakan Komputer
Sebelum menyalakan komputer, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya
memastikan perangkat-perangkat seperti keyboard, mouse, monitor dan kabel power dalam
keadaan terhubung power supply dan memastikan PC sudah terinstall pada sistem operasi.
Berikut adalah langkah-langkah menyalakan komputer.
a. Tekan tombol power pada CPU kemudian ikuti dengan menekan tombol pada monitor.
b. Tunggu beberapa saat proses loading hingga muncul jendela windows dan
komputer/PC sudah siap untuk digunakan.
2. Mengoperasikan Komputer
Setelah komputer dinyalakan, maka proses selanjutnya adalah mengoperasikan komputer.
Pengoperasian komputer disesuaikan dengan petunjuk materi yang disampaikan oleh dosen
pengampu.
3. Mematikan Komputer
Untuk mematikan komputer (Shutdown), ada beberapa tahap yang harus diperhatikan yaitu:
a. Tutup semua aplikasi yang digunakan.
b. Klik menu Start (XP)/ Logo Windows (7) di pojok kiri bawah.
c. Pilih shutdown dan tunggu beberapa saat hingga komputer benar-benar mati.
d. Setelah komputer benar-benar mati, kemudian tekan tombol pada monitor dan speaker,
stabilizer dan perangkat komputer lainnya.
Kemudian cabut kabel dari stop kontak. Hal ini bertujuan untuk menghemat daya dan
mengantisipasi terjadinya korsleting listrik.

VIII. Sanksi

A. Kegiatan Praktikum
1. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan mengikuti
kegiatan praktikum di ruang laboratorium
2. Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak memakai sepatu,
tidak memakai baju berkerah/kaos berkerah, dan/atau tidak membawa petunjuk praktikum,
tetap diperbolehkan masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH MENGIKUTI KEGIATAN
PRAKTIKUM.
3. Mahasiswa yang mendaftarkan diri melebihi batas waktu yang ditentukan tetap diperbolehkan
mengikuti kegiatan praktikum hanya jika dapat menunjukkan surat keterangan dari dokter (jika

sakit), dosen wali (untuk alasan tertentu), atau penanggung jawab matakuliah (PJMK); atau
surat persetujuan dari kaprodi.Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan
peralatan praktikum tidak sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas
peminjaman alat, kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang
bersangkutan dibatalkan.
4. Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap
diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan nilai
0%.
5. Plagiat dan kecurangan sejenisnya selama kegiatan praktikum maupun penyusunan laporan
praktikum, pekerjaan dari kegiatan yang bersangkutan diberikan penilaian 25%.
6. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan dalam
ruang praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan
kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Prosentase
pengantian alat dalam ruangan yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau

tingkat kerusakan dari alat.


7. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan tidak bisa mengganti
alat dalam ruangan tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH mengikuti ujian akhir
semester (UAS); dan apabila peserta praktikum tidak sanggup mengganti alat yang hilang,
rusak atau pecah dikarenakan harga alat mahal atau alat tidak ada di pasaran, maka nilai
penggantian ditetapkan atas kesepakatan antara ketua jurusan, pembimbing praktikum dan
peserta praktikum (atau peminjam).
SOP
(STANDAR OPEASIONAL PENGGUNAAN)
MIKROSKOP

Cara penggunaan mikroskop dengan baik.


1. Tahap Awal 

 Keluarkan mikroskop dari tempanya (box), lensa okuler dann objektif


dari kotak hitam bila semua masih berada di tempatnya.
 Pasanglah lensa okuler mulai dar perbesaran lemah, kemudian pasang
semua lensa objektif masing-masing pada tempatnya.
 Siapkan preparat yang akan diamati
 Carilah tempat yang memungkinkan.
2. Tahap Inti 

 Letakkan mikroskop di atas meja, untuk memindahkan mikroskop


gunakan cara yang benar yaitu tangan kiri memegang lengan mikroskop dan
tangan kanan menopang kaki (dasar) mikroskop.
 Cara menggunakan mikroskop siswa2. Putar revolver sehingga lensa
obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver.
 Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk,
hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
 Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek/benda!
 Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah
pemutar halus !
 Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara
memutar revolver hingga bunyi klik
 Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan
pada tempat yang tidak lembab.

 
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Inkubator

1. Inkubator
Inkubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan mengontrol kondisi lingkungan,
seperti suhu dan kelembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan
lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.

Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, fungsi inkubator dikategorikan


kedalam dua macam yakni:

·         Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan
kondisi yang mikrobiologikal.

·         Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek
pengamatan.  Berbagai macam inkubator diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar
dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda.Diantaranya yaitu inkubator model CB 150 model inkubator
satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari inkubator model CB 150.

Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan memelihara budaya
mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain
seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat
penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler
dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik.

Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan suhu (melalui
pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO 2.Hal ini penting
dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam
dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.

Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram untuk siklus melalui


temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja
ke unit-unit ukuran kamar kecil.

Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak sebagai pengganti ayam.Ini
sering mengakibatkan tingkat menetas lebih tinggi karena kemampuan untuk mengendalikan suhu dan
kelembaban.Berbagai merek inkubator yang tersedia secara komersial untuk peternak.
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasian
Dalam proses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu:  

1. Memasang Rak.      

• Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar. Sangkutan di bawah
mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan sangkutan samping ditempatkan di paling
dalam.          
• Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan tekan sisi
belakang dengan benar.    
• Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan pasang dengan
benar.          
• Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua dengan benar.    
• Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di ketinggian yang
sama.  
• Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.

2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator

§  Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana

§  Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet

§  Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.

§  Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat.

§  Jika pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan berjalan.

3. Menghubungkan steker induk

•  Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung steker induk pada
saluran AC.

Tahap selanjutnya adalah pengoperasian inkubator. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus
dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:

1. Pengaturan Pengaman Suhu

§  Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada
suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10°C yang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam
bilik inkubator.

§  Jangan menetapkan suhu pada 70°C atau yang lebih tinggi.

2. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali


§  Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.

§  Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.

§  Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas
menyala jika telah aktif.

§  Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu
berubah menjadi bercahaya.

§  Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power. Jika tidak, alarm peringatan
akan berbunyi.

§  Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker
dari terminal AC.

3. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.

§  Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.

§  Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik
dibawah pengendalian maupun penghentian.

§  Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai

§  Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.

§  Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan
inkubator.

§  Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Alat


  

Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal lagi yang harus
menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:

1. Memperhatikan tanda peringatan

Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam
ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena
fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang
tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau
mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan
yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah
kecelakaan kerja.

 Dangerous (Berbahaya).       
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian
atau kecelakaan yang serius.
 Warning (Peringatan).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat
kematian atau kecelakaan yang serius.
 Caution (Perhatian).   
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat
kecelakaan atau luka fisik.

2. Warning Label ( Label Peringatan )

Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang penting. Menjaga
agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu
perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam
meminimalisir kecelakaan kerja.

  
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan/pemeliharaan:

1.  Pengujian sambungan utama

sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu
tongkat.Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal.Jika tidak bekerja secara normal, hentikan
operasi dengan segera dan hubungi agen.Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan
listrik.     

2. Perubahan Dari Sekring

Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung
obeng. Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama. Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari
sekring yang logam. Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus
berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan. Jika
sekring yang baru meletup segera setelah diubah .Hentikan pengoperasian dengan segera dan
memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.    

3. Perawatan

Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah.Jika diperlukan gunakan netral detergen dan
lengkap dengan penyekanya. Ketika membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-
siku.

5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Inkubator


1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja.
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu di setel kembali.
3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan.

6. Prinsip Kualifikasi Inkubator 

1.   Menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator.Untuk mengetahui penyebaran suhu, maka yang
harus dilakukan pertama kali adalah mempelajari struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya,
sensor, dan sirkulasi udaranya (perhatikan letak exhaust, bila ada).Setelah memahami struktur dan
bentuk inkubator,      selanjutnya gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah terkalibrasi
untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu tertentu (biasanya berdasarkan
waktu pemakaian).

2.   Pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan ditutup kembali.Saat inkubator
dibuka, ada udara dari luar yang masuk. Hal ini akan mempengaruhi suhu di dalam inkubator.
Terlebih bila membukanya lama.Penentuan lama waktu membuka-menutup tergantung pada
penggunaan. Dengan pengujian ini, waktu maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan diketahui,
begitu pula lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai suhu setting saat inkubator ditutup
kembali. Hasil yang baik adalah bila inkubator mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka
dan ditutup kembali.

3.   Antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure).Mirip dengan prinsip buka-tutup pintu, yang
dilihat waktu stabilitas dan pengembalian suhu.Pada pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa saat
sambil dipantau penurunan suhunya, lalu dinyalakan kembali dan dipantau suhunya hingga mencapai
suhusetting.Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah inkubator mampu menjaga suhunya pada waktu
yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik dinyalakan, dan penyesuaian suhu saat
inkubator dihidupkan tidak memerlukan waktu lama

4.   pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi: kosong, terisi penuh, dan terisi
sebagian. Isi yang digunakan juga tergantung pada pemakaian inkubator tersebut.Biasanya digunakan
media bekas pakai sebagai "dummy".Dengan demikian, dapat diketahui pemerataan suhu dalam
inkubator dengan berbagai kondisi.Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi rata sesuai
dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun terisi sebagian.

SOP AUTOKLAF
Autoclave merupakan alat sterilisasi yang dipergunakan khusus untuk mensterilkan benda-benda
yang tahan panas atau termostabile,seperti botol kultur,pinset,mata scalpel,dan lainnya.Didalam
laboratorium autoclave merupakan alat yang penting.mmhh..Bagi yang belum tahu bagaimana
sterilisasi alat dengan autoclave,berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Cara sterilisasi alat dengan autoclave…
1.       Sediakan botol yang mau disterilisasi..
2.       Ambil dandang autoclave ..lalu susun botol didalam dandang.
3.       Isi dasar autoclave dengan air kira2 6 cm tingginya
4.       Masukkan kembali dandang yang berisi botol
5.       Tutup secara rapat autoclave , pentil bagian atas  penutup direbahkan..penutupan harus dilakukan
dengan kokoh.(pastikan benar-benar kokoh)..
6.       Lalu nyalakan pemanasnya..
7.       Biarkan tekanan autoclave naik mencapai 17 psi (selama lebih kurang 1 jam).
8.       Setelah mencapai tekanan tersebut lalu tegakan pentil penutup.biarkan tekanan konstan.
9.       Lalu kecilkan api (matikan juga boleh),sehingga suhu dan tekanan pun mulai menurun..
10.    Setelah autoclave benar2 dingin,buka penutup autoclave tersebut.
11.   Keluarkan botol,lalu bersihkan plastic dan sisa media yang tersisa pada botol.
12.   Cuci dengan air mengalir sampai benar2 bersih.. lalu rendam dalam ember berisi larutan bayclin
selama 1 x 24 jam.
13.   Esoknya keringkan di rak pengering.lalu bungkus dan masukkan lagi kedalam autoclave untuk
disterilisasi.
14.   Barulah botol bisa dipergunakan…
15.   Selamat mencoba……

Anda mungkin juga menyukai