Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan penulis kekuatan dan kesempatan dalam menyelesaikan buku
petunjuk praktikum ini untuk dapat digunakan sebagai pedoman mahasiswa
program studi Pendidikan Fisika pada praktikum Elektronika Dasar.
Buku petunjuk praktikum Elektronika Dasar berbasis praktikum in
merupakan dasar-dasar percobaan dengan menggunakan komponen elektronika.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa lebih memahami materi yang telah
diberikan saat perkuliahan.
Akhir kata penulis sangat mengharapkan masukan demi perbaikan materi
pada petunjuk praktikum ini.

Jakarta,14 Oktober 2022


Hormat saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

TATA TERTIB ..................................................................................................... iii

Percobaan 1 Karakteristik Resistor ....................................................................... 1

Percobaan 2 Rangkaian Dioda Halfware Dan Fullware........................................ 7

Percobaan 3 Rangkaian Dioda Bridge .................................................................. 12

Percobaan 4 Karakteristik Transistor Dan Pemanfaatannya ................................. 16

ii
TATA TERTIB
1. Praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan disetujui
2. Pelajari setiap praktikum yang akan peserta lakukan pada minggu yang akan
datang
3. Kerjakan tugas pendahuluan yang terdapat pada modul dan laporan akhir dari
praktikum sebelumnya, dikumpulkan 15 menit sebelum praktikum di mulai.
4. praktikan harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai
5. Keterlambatan lebih dari 10 menit praktikan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum pada hari tersebut.
6. Setiap praktikum, praktikan harus mengikuti pre-test dan mengikuti seluruh
kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan
7. Di dalam ruang laboratorium, praktikan wajib :
a. Berperilaku dan berpakaian sopan
b. Tidak diperkenankan memakai sandal
c. Dilarang makan dan minum, merokok, membuat gaduh dengan mengobrol
dan tertawa terbahak-bahak, hingga mengganggu kelancaran praktikum.
d. Dilarang menggunakan alat di luar petunjuk tanpa ada izin dari dosen atau
laboran / asisten laboratorium.
e. Harus menjaga kebersihan dan kedisiplinan selama praktikum.
8. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan harap segera melaporkan kepada dosen
yang bersangkutan atau laboran dan atau asisten laboratorium.
9. Setelah selesai praktikum, harus membersihkan alat yang digunakan dan
mengembalikannya pada tempat yang telah disediakan dalam keadaan rapi dan
bersih.
10. Praktikan wajib membuat laporan hasil praktikum, dan tidak dibenarkan membuat
laporan tanpa mengikuti kegiatan praktikum.
11. Jika praktikan merusak / memecahkan inventaris laboratorium, maka yang
bersangkutan wajib untuk menggantinya.
12. Meletakan meja dan kursi ke tempat semula.
13. Tinggalkan laboratorium dalam keadaan bersih.
14. Akan dikenakan sangsi yaitu berupa tidak boleh mengikuti praktikum (nilai
praktikumnya nol) atau digagalkan jika melanggar tata tertib.

iii
PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN
LABORAROROUM

A. KESELAMATAN KERJA
Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan
mengingat keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna
laboratorium. Namun banyak pekerja meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium adalah
ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar, di dalamnya terdapat benda-benda
mudah pecah, mudah terbakar, benda tajam dan alat-alat yang menggunakan listrik.
Oleh karenanya kita harus sangat berhati-hati menggunakan alat-alat tersebut untuk
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan dan bahaya kerja lainnya.
Berikut cara-cara penanganan alat-alat dalam laboratorium:
A. Alat Yang Mudah Pecah
Alat-alat yang terbuat dari bahan kaca sangat rentan dan mudah untuk pecah. Oleh
sebab itu alat-alat sepeti ini hindari disimpan di tempat tinggi dan susah untuk
dijangkau seperti di atas rak yang tinggi dan berhati-hati dalam menggunakan
alat-alat yang terbuat dari bahan kaca.
B. Benda Tajam dan Logam
Saat praktikum berlangsung, praktikan harus perhatikan hal-hal berikut:
a. Dilarang membawa benda tajam (terkecuali dibutuhkan pada saat praktikum)
b. Tidak melakukan (bercanda / hal lainnya) dengan menggunakan benda tajam
yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain
c. Gunakan pengaman (sarung tangan/yang lainnya) dalam menggunakan
benda-benda tajam
d. Hindari benda yang memiliki bagian tajam yang dapat melukai tanpa
menggunakan pengaman.
e. Dilarang menggunakan perhiasan dari logam seperti gelang, kalung, cincin
dan aksesoris lainnya.
C. Alat Dengan Menggunakan Listrik
a. Perhatikan dan pelajari sumber-sumber listrik (stop kontak dan circuit breaker)
dan cara menggunakannya. Jika melihat kerusakan yang berpotensi

iv
menimbulkan bahaya listrik, segera laporkan pada laboran atau asisten
laboratorium.
b. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
c. Perhatikan keadaan tubuh ketika akan menggunakan alat-alat listrik, keringkan
terlebih dahulu tangan jika dalam keadaan basah sebelum menggunakan alat-
alat listrik
d. Tidak menggunakan alat-alat listrik yang belum paham dalam
mengoperasikannya kecuali di dampingi oleh asisten laboratorium untuk
menghindari kerusakan alat
e. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan praktikan jika hal tersebut
terjadi:
✓ Jangan panik
✓ Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-
masing dan di meja praktikan yang tersengat arus listrik
✓ Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari
sumber arus. Jangan menarik atau menyentuh tubuh praktikan yang
tersengat arus listrik tanpa mematikan sumber arus atau menggunakan alat-
alat yang aman untuk melepaskan praktikan yang tersengat arus listrik.
✓ Lakukan pertolongan pertama pada korban dan beritahu serta minta tolong
pada laboran dan asisten laboratorium.
D. Benda-Benda yang Dapat Menimbulkan Api
a. Dilarang membawa benda-benda yang mudah terbakar (kecuali diperlukan
dalam praktikum)
b. Pada saat praktikum hindari bahan-bahan yang mudah terbakar dengan
sumber api
c. Hindari sesuatu yang dapat menimbulkan percikan api atau panas yang
berlebihan.
d. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebihan pada saat aktivitas
praktikum. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan praktikan jika hal
tersebut terjadi:

v
✓ Jangan panik
✓ Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
✓ Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-
masing.
✓ Menjauh dari ruang praktikum

B. PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM


Berikut adalah panduan yang harus diperhatikan praktikan dalam menggunakan
alat-alat praktikum:
1. Sebelum menggunakan alat praktikum, pahami terlebih dahulu penggunaan alat
itu
2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang ada pada alat praktikum
3. Pahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
praktikum sesuai dengan fungsi atau kegunaan dari alat tersebut, penggunaan alat
yang tidak sesuai dengan fungsi atau kegunaan alat tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat praktikum
4. Pahami jangkauan kerja sesuai dengan skala alat tersebut, penggunaan alat yang
tidak sesuai dengan jangkauan kerja alat dapat mengakibatkan kerusakan alat
praktikum dan bahaya keselamatan praktikan
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan dalam keadaan baik, aman
dari benda logam, tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat menimbulkan
kerusakan pada alat
6. Tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan, atau
sejenisnya pada bandan alat-alat praktikum yang digunakan
7. Jika mengalami kesulitan dalam menggunakan alat minta bantuan pada asisten
laboratorium.

vi
Format Cover

LAPORAN PRAKTIKUM FUNDAMENTAL II


PERCOBAAN 1 HUKUM OHM
LOGO
Nama :……………….
NPM :……………….
Prodi / Fak. :………………..
Anggota kelompok : 1……………
2…………….
Tgl. Tgl. Nama TTD Nilai
Praktikum Pengumpulan Asisten Asisten Laporan

Dikembalikan
Dikumpulkan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2019

Format Laporan Akhir

PERCOBAAN 1
HUKUM OHM
A. JUDUL
B. TUJUAN PERCOBAAN
C. ALAT DAN BAHAN
D. DASAR TEORI
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. HASIL PERCOBAAN
G. ANALISIS DATA
H. PEMBAHASAN
I. PERTANYAAN PEMAHAMAN
J. SIMPULAN
K. DAFTAR PUSTAKA

vii
KARTU PRAKTIKUM FUNDAMENTAL I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Nama :………………………………………
NPM :………………………………………
Kelas :………………………………………
Nilai
Tgl Nama TTD
No Judul Praktikum
Prak. TP Postes Prakt. Laporan Asisten Asisten

viii
3

6
PERCOBAAN I
KARAKTERISTIK RESISTOR

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang disebut dengan resistansi?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen yang digunakan sebagai resitansi
dalam sebuah rangkian serta sebutkan jenisnya berdasarkan
fungsinya?

A. TUJUAN
1. Memahami karakteristik resistansi pada resistor
2. Menentukan besaran nilai resistor

B. ALAT DAN BAHAN


No Nama Alat Dan Bahan Jumlah
1. Multimeter 1
2. Resistor menyesuaikan
3. Bread board 1
4. Kabel capit buaya 1
5. Catu daya 1

C. RANGKAIAN ALAT

1
D. DASAR TEORI
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) resistansi adalah
menahan, melawan, menghambat. Dalam ilmu kelistrikan resistansi listrik adalah
suatu gaya yang dapat mengurangi, menghambat atau bahkan menghentikan aliran
elektron.

Sumber : http://www.teknikelektro.com

Dalam dunia kelistrikan ada tiga parameter pengukuran dasar yaitu


Tegangan (V), arus (I), dan hambatan (Ω). Ketiga parameter tersebut adalah
konsep dasar dalam kelistrikan dan tidak dapat dipisahkan.
Konsep dasar dari resistansi listrik ini diambil dari hukum OHM. Hukum Ohm
dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali
diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm
(1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm
tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically” pada tahun 1827.
Hukum Ohm menyatakan:
“Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) , dan berbanding terbalik
dengan hambatan atau resistansi (R).” Sebagaimana dalam rumus Ohm:

V = I x R ………………………………………………………………1.1
Keterangan :
V = beda potensial atau tegangan (Volt)
I = kuat arus yang mengalir (Ampere)
R = Hambatan (Ω)

2
Resistansi juga dipengaruhi oleh jenis suatu penghantar seperti, panjang
penghantar, luas penghantar, dan bahan penghantar, jadi
Semakin panjang penghantar / kawat – semakin besar nilai resistansinya
Makin luas penampang pengantar /kawat – semakin kecil nilai resistansinya
Dari asumsi di atas inilah alasan kenapa kabel pada tiang listrik dibuat besar
dan tebal karena untuk mengurangi resistansi pada penghantar kabel itu sendiri.
Karena jenis bahan penghantar juga mempengaruhi resistansi maka diketahuilah
sebuah konstanta baru yaitu hambatan jenis (ρ).

Resistansi ini juga berbanding lurus dengan jenis bahan (Hambatan jenis) oleh
karena itu secara matematika diperoleh rumus :

R=ρxL/A
R = Resistansi (Ohm)
ρ = hambatan jenis (ohm/m)
A = Luas Penampang ()
L = Panjang Penampang ()

Satuan untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohm, Untuk mengukur nilai
hambatan dari suatu konduktor kita bisa menggunakan Ohm Meter , Multimeter dan
alat ukur kelistrikan lainnya.
Berdasarkan fungsinya resistor dibagi menjadi 4:

a. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap.
Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt,
½ watt dsb. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal
sesuai dengan kemampuan dayanya.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca
dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa
gelang warna.

3
Tabel Kode Warna Resistor

WARNA GELANG KE
1 dan 2 3 4
Hitam 0 1 1%
Cokelat 1 101 2%
Merah 2 102 2%
Jingga 3 103 -
Kuning 4 104 -
Hijau 5 105 -
Biru 6 106 -
Ungu 7 107 -
Abu-abu 8 108 -
Putih 9 109 -
Emas - 10-1 5%
Perak - 10-2 10%
Tidak Berwarna - - 20%

Keterangan untuk 4 band :


- Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka dari resistor tersebut.
- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.
Misalnya :
Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak
Maka nilainya : 2 0 104 10%
Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200K ohm
dengan toleransi sebesar 10%. Range hambatan resistor tersebut adalah
= 200.000 ± 10%
= 10% x 200.000 = 20.000 Ohm
= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000
= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

b. Variabel Resistor
Yaitu resistor yang nilainya dapat diubah - ubah sesuai kebutuhan
rangkaian. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer.
Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

4
c. Light Dependent Resistor
yaitu resistor yang nilainya berubah - ubah sesuai intensitas cahaya.

d. Thermal Resistor
yaitu resistor yang nilainya berubah - ubah sesuai suhu yang diterima

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Memasang resistor pada Bread Board
2. Memosisikan skala multimeter pada skala “ohm meter”
3. Arahkan kutub positif dan negatif pada kaki-kaki resistor
4. Mencatat hasil pengamatan
5. Amatilah kode warna pada masing-masing resistor
6. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran

5
F. DATA PENGAMATAN

Nilai Resistansi Resistor


No
Warna gelang Rpengukuran (Ω) Rperhitungan (Ω)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

PERTANYAAN PEMAHAMAN
1. Apakah besar nilai resistor hasil pengukuran dengan perhitungan
sama besar?
2. Jika hasil pengukuran dengan perhitungan nilai resistor tidak sama,
faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?
3. Sebuah resistor dengan 4 buah cincin yaitu; ungu, kuning, merah,
emas, berapakah nilai sebenarnya resistor tersebut?
4. Setelah Anda melakukan praktikum, sebutkan karakteristik yang
dimiliki oleh resistor!

6
PERCOBAAN II
RANGKAIAN DIODA HALFWAVE
DAN FULLWAVE

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan dioda?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dioda?
3. Jelaskan prinsip kerja dioda?
4. Jelaskan bias maju dan bias mundur?
5. Jelaskan rangkaian Half wave dan Full wave?

A. TUJUAN
1. Memahami karakteristik dioda
2. Memahami dioda sebagai penyearah gelombang

B. ALAT DAN BAHAN


No Nama alat dan bahan Jumlah
1. Bread board 1
2. Dioda 3
3. Resistor 3
4. Multimeter 1
5. Osiloskop 1
6. Trafo CT 1
7. Kabel jumper Menyesuaikan
8. Capit buaya 4

C. RANGKAIAN ALAT

2.1 Gambar Rangkaian Dioda 1 Arah 2.2 Gambar Rangkaian Dioda 2 Arah

D. DASAR TEORI
a) Penyearah Setengah Gelombang (Half twave)
Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave Rectifier) adalah rangkaian
penyearah paling sederhana, terdiri dari satu dioda, atau beberapa dioda (paralel),
untuk mengubah tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah
(DC).
Prinsip dari penyearah setengah gelombang adalah pada dasarnya rangkaian ini
bekerja dengan memanfaatkan sifat dioda yang hanya dapat mengalir satu arah dan
7
menekan aliran arus ke arah lain.
Dalam arus bolak-balik (AC), gelombang memiliki dua sisi, sisi positif dan sisi
negatif. Dari kutub positif, arus AC yang masuk ke dioda akan menyebabkan dioda
dibias maju, sehingga hilang. Sedangkan pada kutub negatif, arus AC yang masuk
menempatkan dioda pada posisi bias mundur sehingga menghalangi sinyal negatif.
Tegangan keluaran penyearah setengah gelombang memiliki banyak riak dan
membutuhkan kapasitor besar untuk "menghaluskannya".
Saat merancang rangkaian penyearah, perlu diketahui tegangan maksimum yang
diizinkan melintasi dioda. Dinamakan Max Voltage/Peak Voltage/PIV (Peak
Reverse Voltage) karena ketika dioda dibiarkan mundur, tidak ada arus yang
mengalir.

Vpp

Vrms

Vpp
0
t0 t1 t2 t3 t4 t5

T
Gambar 2.3 Gelombang Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave Rectifier)

Perhitungan tegangan DC output dari penyearah ini mengacu pada kondisi saat
fase on dan off pada gelombang output. Ketika fase positif, dioda menghantar
sehingga tegangan output saat itu sama dengan tegangan puncak (Vp) dari sinyal
input. Sedangkan saat fase negatif, dioda tidak menghantar sehingga tegangan output
pada fase ini sama dengan nol.
❖ Tegangan Puncak : Vp
❖ Tegangan Rata-rata : Vrms
❖ Tegangan Output : Vdc
Dari kondisi di atas dapat dirumuskan bahwa besar tegangan output dari
rangkaian penyearah setengah gelombang adalah

Vp merupakan nilai maksimum dari puncak tegangan, yang dihasilkan dari tegangan
input dikurangi tegangan drop dioda dan kemudian dikalikan 50%
Vp = ( Vin – 0,7 ) x 50%

8
Bila nilai Vrms diketahui, maka persamaannya sebagai berikut :

Vp = Vrms x 1,414

Vdc adalah nilai tegangan output yang dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Vdc = Vp / π
Vdc = Vp x 0,318
Vdc = Vrms x 0,45

b) Penyearah Gelombang Penuh (Fullwave)


Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier) adalah sebagai sistem penyearah
gelombang yang berfungsi untuk mengarahkan semua siklus gelombang baik dalam
fase positif dan negatif.
Prinsip kerja dari rangkaian Full Wave Rectifier dengan menggunakan dua buah
dioda yang menyearahkan output dari sebuah transformator DC yang memiliki fase
berbeda (fase positif dan fasa negatif) menggunakan dua dioda penyearah.
Dengan dua sinyal tegangan AC yang saling berbeda fasa ini, maka masing-
masing dioda tersebut akan berfungsi sebagai penyearah setengah gelombang dan
bekerja secara bergantian.
Satu dioda berperan untuk menyearahkan siklus positif dari lilitan atas.
Sedangkan satu dioda lain bergantian menyearahkan siklus positif dari lilitan bawah
yang merupakan kebalikan fasa dari siklus negatif sinyal input AC

+Vmax

Vdc
0V
T
Gambar 2.3 Gelombang Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier)

Tegangan output DC pada rangkaian ini dua kali dari penyerah setengah
gelombang. karena semua siklus sinyal AC dikeluarkan, sehingga besar tegangan
output dari rangkaian penyearah ini dapat dirumuskan dengan:

Vdc : 2 x Vp / π

9
Dimana Vp merupakan tegangan puncak dari salah satu siklus sinyal AC. Atau juga
bisa dirumuskan dengan :

Vdc : 2 ( 0,318 . Vp)


Vdc : 0,9 . Vrms

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Merangkai peralatan seperti pada gambar 2.1
2. Menyalakan osiloskop
3. Menyambungkan rangkaian pada osiloskop
4. Menyalakan trafo CT
5. Menyambungkan rangkaian dengan trafo CT
6. Mengamati output yang ada pada osiloskop
7. Mengukur tegangan output
8. Lakukan langkah yang sama untuk gambar 2.2

F. DATA PENGAMATAN

a) Tabel Resistor

Nilai Resistansi Resistor


No
Warna gelang Rperhitungan (Ω)
1.
2.
3.

b) Penyearah Setengah Gelombang (Half twave)

Vout (volt) Vout (volt)


No Vin (volt) Vpp (volt) Vrms (volt) f (Hz)
Perhitungan Pengukuran
1
2
3

c) Penyearah Gelombang Penuh (Fullwave)


Vin Vpp Vrms Vmax Vout (volt) Vout (volt)
No (volt) (volt) (volt) (volt) Perhitungan Pengukuran
Iout(amper) f (Hz)
1
2
3

10
d) Gambar hasil gelombang yang diperoleh

PERTANYAAN PEMAHAMAN
1. Apakah nilai VDC hasil perhitungan dengan hasil pengamatan pada
osiloskop bernilai sama? Jelaskan!
2. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan jelaskan prinsip kerja
penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh!

11
PERCOBAAN III
RANGKAIAN DIODA BRIDGE

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dioda bridge?
2. Jelaskan prinsip kerja dioda bridge?
3. Sebutkan kelebihan dioda bridge?
4. Sebutkan penerapan rangkian dioda bridge dalam kehidupan sehari-
hari?

A. TUJUAN
Memahami karakteristik dioda bridge dan mempelajari rangkaian serta prinsip
kerja dari dioda bridge.

B. ALAT DAN BAHAN


No Nama alat dan bahan Jumlah
1. Bread board 1
2. Dioda 4
3. Resistor 5
4. Multimeter 1
5. Osiloskop 1
6. Trafo 1
7. Kabel jumper Menyesuaikan
8. Capit buaya 4

C. RANGKIAN ALAT

D4 D1

D2 D3

3.1. Gambar Dioda Bridge

12
D. LANDASAN TEORI
Dioda bridge adalah Penyearah gelombang penuh yang menggunakan
empat buah dioda pada transformator non CT yang disusun dengan sistem
jembatan atau bridge.

Gambar 3.2 Smbol Dioda Bridge


Rangkaian penyearah jenis ini dirangkain menggunakan empat blok dioda
yang beroperasi secara bergantian pada setiap fase sinyal sinus. Hal ini
mengakibatkan keluaran dari penyearah jenis ini sama dengan penyearah
gelombang penuh, meskipun hanya menggunakan satu transformator. Penyearah
gelombang penuh dengan empat dioda ini adalah jenis penyearah yang paling
banyak digunakan dalam rangkaian catu daya karena memberikan kinerja yang
lebih baik daripada jenis penyearah lainnya.
Prinsip kerja dari rangkaian dioda bridge dalam mengubah tegangan AC
ke DC Pada dasarnya dioda bridge ini bekerja dengan memanfaatkan cara kerja
elemen dioda, yaitu melewatkan dan menekan tegangan atau arus yang sesuai.
Pada gambar rangkaian dioda di atas, ada empat dioda D1, D2, D3 dan D4
yang membentuk penyearah jembatan. Empat dioda disusun secara seri dengan
hanya dua arus yang mengalir setiap setengah siklus.
• Siklus Positif
Pada kondisi pertama adalah siklus positif dari supply. Saat tegangan AC
mulai masuk, arus akan bergerak menuju dioda. Maka pada rangkaian dioda
D1 dan D2 akan berada pada posisi Forward Bias (Bias Maju) sehingga
mampu menghantarkan sinyal positif atau dilalui arus. Sementara pada dioda
D3 dan D4 berada pada posisi Reverse Bias (Bias Mundur), di mana kedua
dioda tersebut menghambat sisi negatif atau tidak bisa dialiri arus.

13
Gambar 3.3 Siklus Positif

• Siklus Negatif
Pada kondisi selanjutnya adalah siklus negatif dari Supply. Ketika
tegangan AC masuk, adan arus akan bergerak ke arah dioda. Pada dioda D3
dan D4 pada posisi Forward Bias (Bias Maju) sehingga dapat melewatkan
sinyal positif atau dilalui arus. Sedangkan pada dioda D1 dan D2 pada posisi
Reverse Bias (Bias Mundur), yang mana akan memblok sinyal negatif atau
tidak dapat dialiri arus.

Gambar 3.3 Siklus Negatif

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum adalah sebagai berikut;
1. Menyusun alat-alat menjadi rangkaian sistem perangkat penelitian seperti
gambar 3.1
2. Menyambungkan trafo pada rangkaian, kemudian menyalakan trafo
3. Menyalakan osiloskop, amati bentuk dan frekuensi gelombangnya
4. Ukur dan Hitunglah nilai tegangan dan arus output dioda bridge
5. Gambarlah gelombang hasil pengamatan.

14
F. DATA PENGAMATAN

Nilai Resistansi Resistor


No
Warna gelang Rperhitungan (Ω)
1.
2.
3.

Vin Vpp Vrms Vmax Vout (volt) Vout (volt)


No (volt) (volt) (volt) (volt) Perhitungan Pengukuran
Iout(amper) f (Hz)
1
2
3

PERTANYAAN PEMAHAMAN
1. Dari praktikum yang sudah anda lakukan jelaskan apa yang dimaksud
dioda bridge
2. Jika diketahui Vrms dari sebuah rangkian dioda adalah 13,3 tentukan
Vdc, I, dan P?

15
PERCOBAAN 4
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN PEMANFAATANNYA

A. TUJUAN
1. Memahami karakteristik transistor
2. Memahami pemanfaatan transistor dalam rangkaian sensor

B. ALAT DAN BAHAN


No Nama alat dan bahan Jumlah
1. PCB 1
2. Transistor BC547 1
3. Transistor BC548 2
4. Multimeter 1
5. LDR 1
6. Sensor IR E18 1
7. Kabel jumper Menyesuaikan
8. Baterai 9 volt 1
9. Perlengkapan solder 1 set
10. Gunting kuku 1
11. Relay 1 chenel 1
12. Regulator voltage 1
13. buzzer 1
14. LED 5
15. Resistor 100 Ω 5
16. Resistor 470 Ω 2

C. LANDASAN TEORI
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki banyak fungsi, antara
lain sebagai penguat, pengontrol, penyearah, penghubung, modulasi sinyal, dan banyak
lainnya.
Sebuah transistor memiliki 3 kaki atau tiga elektroda, yaitu Basis (Dasar),
Kolektor (pengumpul) dan Emitter (pemancar). Ketiga kaki triode tersebut memiliki
kelebihannya masing-masing, namun tidak dapat dipisahkan.

• Jenis-jenis transistor
Secara umum transistor terbagi menjadi dua golongan keluarga besar, yakni
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor
➢ Transistor Bipolar (Bipolar Junction Transistor / BJT)
Transistor jenis ini adalah Transistor yang mempunyai struktur dan prinsip
kerjanya dengan memerlukan muatan pembawanya yakni elektron pada kutup
negatif sebagai pengisi kekurangan elektron atau hole di kutub positif.

16
Di dalam bagian transistor jenis ini terdapat dari 3 lapisan material
semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan inti, yakni lapisan P-N-P dan
N-P-N.
Berikut jenis-jenis transistor bipolar
• Transistor NPN adalah transistor bipolar yang memanfaatkan arus listrik
kecil dan tegangan positif yang ada pada terminal basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari kolektro ke
emitor.

Simbol transistor NPN

• Transistor PNP adalah transistor bipolar yang memanfaatkan arus listrik


kecil dan tegangan negatif yang berada pada terminal basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih dari emitor ke kolektor.

Simbol transistor PNP

➢ Transistor Efek Medan


Transistor FET atau transistor efek medan ini memerlukan listrik sebagai
pengendalian konduktivitasnya. Transistor jenis ini sering disebut sebagai
transistor unipolar karena pengoperasiannya hanya melibatkan salah satu
muatan pembawa saja, antara elektron ataupun hole
Berikut jenis-jenis transistor efek medan :
• JFET atau Junction Field Effect Transistor adalah transistor efek medan
yang menggunakan persimpangan atau junction P-N bias terbalik sebagai
isolator antara Gate dan Kanalnya. JFET ini juga terbagi dari dua jenis yakni
JFET Kanal P dan JFET Kanal N. Dan JFET mempunyai tiga kaki terminal
yang diberi nama Gate (G), Drain (D), dan Source (S).

17
• UJT atau Uni Junction Transistor adalah jenis transistor yang masuk ke
dalam golongan FET karena pengoperasiannya juga menggunakan medan
listrik atau tegangan sebagai pengontrolnya. Tidak seperti dengan jenis FET
lainnya, UJT mempunyai dua terminal basis (B1 dan B2) dan 1 terminal
emitor. UJT juga hanya digunakan untuk pengendali atau switch dan tidak
bisa dimanfaatkan untuk penguat seperti transistor jenis lainnya.
• MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah
transistor efek medan yang memerlukan isolator diantara Gate dan Kanalnya.
MOSFET ini dibagi menjadi dua jenis bentuk yakni MOSFET Depletion dan
MOSFET Enhacement yang terbagi menjadi MOSFET Kanal-P dan
MOSFET Kanal-N. MOSFET memiliki tiga kaki terminal yaitu Gate (G),
Drain (D), dan Source (S). Salah satu hal yang membedakan MOSFET
dengan FET ini adalah dengan cara mengukur apakah masih berfungsi baik
atau tidak.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan 1 : Membuat Rangkaian Sensor Sentuh
1. Siapkan semua komponen yang dibutuhkan
2. Rangkailah seperti rangkaian di bawah ini

470 Ω

BC547

3. Lakukan penyolderan
4. Periksa kembali rangkaian hingga dinyatakan sesuai dengan rangkaian
5. Jika sudah sesuai sambungkan dengan baterai dan sentuh bagian sensor dan amati
LED

18
b. Percobaan 2 : Membuat Rangkian Sensor LDR
1. Siapkan semua komponen yang dibutuhkan
2. Rangkailah seperti rangkaian di bawah ini

100Ω 100Ω

buzzer LED
LDR
BC548

BC548

100Ω

3. Lakukan penyolderan
4. Periksa kembali rangkaian hingga dinyatakan sesuai dengan rangkaian
5. Jika sudah sesuai sambungkan dengan baterai dan berikan cahaya pada bagian
sensor LDR kemudian amati Buzzer dan LED.

c. Percobaan 3 : Membuat Sensor Proximity Infrared


1. Siapkan semua komponen yang dibutuhkan
2. Rangkailah seperti rangkaian di bawah ini

3. Lakukan penyolderan
4. Periksa kembali rangkaian hingga dinyatakan sesuai dengan rangkaian
5. Jika sudah sesuai sambungkan dengan baterai dan berikan objek di depan sensor
amati bazzer/output.

19
20

Anda mungkin juga menyukai