Anda di halaman 1dari 39

PRAKTIKUM AKTUATOR & KONTROL

PLC SIEMENS S7-1200 WITH PNEUMATIK

LABORATORIUM ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

A. PRA PRAKTIKUM
1. Ka Laboratorium bersama Ketua Prodi menetapkan daftar Mata Praktikum yang
akan dilaksanakan pada semester berjalan
2. Laboran atau Staf mengumumkan daftar Mata Praktikum dan pengumuman
lainnya via web lab-elektro.umm.ac.id
3. Staf / Laboran menerima pendaftaran calon praktikan yang mengulang
4. Staf / Laboran mengumumkan daftar peserta Mata Praktikum berdasarkan data
peserta mata kuliah dan peserta mengulang di web lab-elektro.umm.ac.id
5. Kepala lab dan wakil kepala lab menetapkan daftar Instruktur dan Asisten Mata
Praktikum dan diusulkan untuk ditetapkan SK Dekan
6. Ka. Lab mengundang Peserta Mata Praktikum untuk mengikuti pertemuan
persiapan dan pembagian jadwal peserta mengikuti praktikum dan peraturan
serta prosedur praktikum dan K3
7. Instruktur dan Asisten mengundang peserta Mata Praktikum untuk mengikuti
Ujian Pra Praktikum (Memberikan Tugas Pra Praktikum)

B. PRA PELAKSANAAN PERCOBAAN PRAKTIKUM


1. Asisten dan Praktikan hadir 15 menit sebelum dimulai jam praktikum
2. Asisten mempersiapkan instrumen ukur serta modul praktikum dan peralatan
pendukung seperti kabel, jumper dan lain lain
3. Praktikan membaca petunjuk praktikum dan mempersiapkan kebutuhan
peralatan sebelum masuk ruang/lab
4. Asisten memberikan salam dan ucapan selamat datang dengan senyum serta
memberikan arahan kepada kelompok Praktikan tentang prosedur pelaksanaan
praktikum dan penjelasan daftar peralatan dan modul
5. Asisten menunjuk peserta yang menjadi petugas pencatat, melakukan
pengukuran dan pembantu pelaksanaan
6. Asisten meminta kelompok Praktikum untuk membaca doa/Basmalah sebelum
dimulai pemasangan dan instalasi praktikum dan dipandu oleh Asisten
C. PRAKTIKUM BERLANGSUNG
1. Asisten memberikan instruksi kepada kelompok praktikan pemasangan atau
instalasi modul dan mengawasi dan mengevaluasi serta memeriksa hasil
pemasangan dan memastikan kebenaran instalasi
2. Praktikan dan asisten saling menjaga kenyamanan dan ketertiban praktikum
sesuai tata tertib yang berlaku serta menjaga keamanan perangkat lab selama
pelaksanaan praktikum dari satu percobaan ke percobaan berikutnya.
3. Asisten berhak menegur dan menindak praktikan apabila ketahuan merusak,
mengubah atau memindahkan perlengkapan lab tanpa ijin.
4. Asisten melakukan penilaian dan pengawasan tiap praktikan melakukan
pengukuran selama percobaan.
5. Asisten dan kelompok praktikan mengakhiri praktikum dengan membaca
hamdallah dan mengucap salam serta meminta praktikan untuk merapikan
peralatan dan modul serta kursi dan membuang sampah di sekitarnya.

D. PRAKTIKUM BERAKHIR
1. Praktikan meninggalkan ruangan dengan rapi dan teratur.
2. Asisten Mengkondisikan ruangan kembali,
a. Mengembalikan/mengatur kursi kembali.
b. Merapikan sampah yang ditemukan berserakan dalam ruangan.
c. Mengembalikan peralatan dan modul ke Lemari Alat dan Modul sesuai nama
jenis Mata Praktikum
d. Mengunci pintu
e. Mematikan lampu apabila tidak ada praktikum berikutnya.
3. Asisten menandatangani presensi kelompok dan memberikan daftar penilaian
kerja percobaan kelompok ke ruang administrasi (Laboran).
4. Instruktur dan atau asisten melakukan evaluasi reguler praktikum jika
diperlukan.

E. PASCA PRAKTIKUM
1. Praktikan menyusun laporan semua percobaan
2. Praktikan melakukan asistensi laporan ke Asisten Praktikum min 4 kali
3. Setelah laporan praktikum ditandatangani oleh Asisten, Tiap Praktikum
menghadap Instruktur sesuai jadwal yang ditetapkan Instruktur
4. Instruktur menguji praktikum mengenai proses pelaksanaan praktikum
5. Instruktur memberikan nilai akhir praktikan
6. Nilai akhir prakatikum diserahkan ke Lab untuk proses administrasi

F. SANKSI
1. Keterlambatan asistensi pertama kali sanksi point 1
2. Tidak memenuhi minimal 4 kali asistensi sanksi point 2
3. Datang terlambat 15 menit dari waktu yang telah ditentukan sanksi point 3
4. * Tidak mengikuti proses praktikum tanpa adanya konfirmasi sanksi point 4
5. * Tidak mengikuti ujian koordinator tanpa adanya konfirmasi sanksi point 5
6. Keterlambatan pengumpulan laporan resmi sanki point 6
7. * Tidak mengikuti ujian instruktur sesuai dengan jadwal yang ditentukan
instruktur sanksi point 7
8. Pemalsuan tanda tangan selama proses praktikum berlangsung sanksi point 8
9. Merusakkan perlatan Lab. Teknik Elektro sanksi point 9
* Maksimal konfirmasi 2 x 24 jam sejak jadwal resmi diumumkan untuk penggantian jadwal ujian

Point 1 Menulis materi modul bab 1


Point 2 Menulis materi modul bab 1-3 & Pengurangan Nilai
Point 3 Menulis materi 1 bab & Pengurangan Nilai
Point 4 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 5 Mengulang (tidak konfirmasi sesuai waktu yang telah ditentukan) atau Pengurangan Nilai
Point 6 Membeli buku berkaitan dengan bidang Teknik elektro
Point 7 Pengurangan Nilai Instruktur
Point 8 Mengulang Praktikum atau mendapat Nilai E
Point 9 Mengganti peralatan tersebut sesuai dengan spesifikasi atau mirip dan memiliki fungsi yang sama

G. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


1. Sebelum memulai praktikum, praktikan memahami tata tertib dan keselamatan
di Laboratorium
2. Mengetahui tempat dan cara penggunaan perlatan Laboratorium
3. Memperhatikan dan waspada terhadap tempat-tempat sumber listrik ( stop
kontak dan circuit breaker)
4. Praktikan harus memperhatikan dan menaati peringatan (warning) yang biasa
tertera pada badan perlatan praktikum maupun rambu peringatan yang terdapat
di ruangan Laboratorium
5. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, segera
laporkan ke asisten terkait atau dapat langsung melapor ke laboran.
6. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
( sengatan listrik) secara tidak sengaja, missal seperti jala-jala kabel yang
terkelupas
7. Keringkan bagian tubuh yang basah, seperti keringat atau sisa air wudhu
8. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktifitas praktikum.
9. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang
harus diikuti praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-
masing dan di meja praktikum yang tersengat arus listrik.
c) Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari
sumber listrik
d) Beritahukan dan minta bantuan kepada laboran, praktikan lain dan orang
di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
10. Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas, dll) ke dalam
ruangan
laboratorium bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
11. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan api, percikan api, atau panas yang
berlebihan.
12. Jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api atau panas berlebih
pada diri sendiri atau orang lain.
13. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas di
laboratorium.
14. Jika terjadi kecelakaan akibat bahaya listrik, berikut ini adalah hal-hal yang
harus diikuti praktikan:
a) Jangan panik
b) Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-
masing.
c) Beritahukan dan minta bantuan laboran, praktikan lain dan orang di sekitar
anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih
d) Menjauh dari ruang praktikum
15. Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang
praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
16. Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang, dll
17. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat
melukai.
18. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain
PENDAHULUAN
Pada materi kali ini tentang penggunaan pneumatik sebagai teknologi yang
mangacu pada aktuator dan control dimana system pada pneumatic memanfaatk tekanan
angin untuk menggerakkan actuator baik single acting maupun double acting. Banyak
sekali manfaat penggunaan pneumati dalam bidang industry sebagai salah satu
teknologi yang membantu proses kelancaran produksi dengan tingkat presisi yang
tinggi. Pada system pneumatik memiliki suatu system aliran sinyal yang didalamnya
terdapat proses masukan dan keluaran sinyal yang dituju. Sebelum terjun langsung ke
perangkat keras yang digunakan, dapat melakukan simulasi terlebih dahulu system yang
diinginkan menggunakan aplikasi Fluid-SIM. Aplikasi ini dapat digunakan dalam
simulasi instalasi maupun system pneumatic.

Gambar 1 Tampilan Awal Fluid-SIM

Saat membuka palikasi akan muncul tampilan sesuai gambar 1 dimana seperti aplikasi
pada umumnya terdapat menu dan kotak dialog yang berisi library untuk simulasi
seperti perangkat penggunaan penumatik KKA 2/2, KKA 3/2, KKA 4/2 KKA 5/2, dll.
Tidak hanya untuk melakukan simulasi pneumatic saja tetapi juga dapat digunakan
untuk mensimulasikan instalasi listrik. Terdapat gambar abu-abu berarti belum terdapat
lembar project yang digunakan, jika melanjutkan ke project dapat memiliki icon kertas
pada pojok kiri atas atau CTRL+N untuk memulai membuat lembar project sehingga
akan tampil pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Tampilan Project dibuat
Selanjutnya merupakan pembahasan dasar mengenai pemanfaatan perangkat dasar yang
digunakan pada system pneumatic seperti compressor yang digunakan untuk
menghasilkan udara bertekanan sesuai dengan kebutuhan pada system pneumatic. Pada
simulasi seperti gambar dibawah ini merupakan symbol dari unit kompresor.

Gambar 3 Simbol Unit Kompresor


Pada aplikasi Fluid-SIM hanya men-drag icon agar dapat digunakan, sedangkan dalam
mengatur konfigurasi pada kompresor dapat dilakukan dengan meng-klik 2 kali pada
icon kompresor sehingga muncul kotak dialog seperti gambar diatas. Pada pemilihan
baik bar, MPA maupun psi tergantung kebutuhan yang diinginkan. Selanjutnya hal
dasar yang diperlukan selain kompresor merupakan Air Service Unit dimana digunakan
untuk mengatur tekanan yang dibutuhkan pada system pneumatic.
Gambar 4 Simbol Air Service Unit
Materi selanjutnya merupakan Katup Kontrol Arah atau yang dikenal dengan KKA
yang memiliki beberapa macam jenis. Pada gambar dibawah ini merupakan KKA 2/2
dimana pada perangkat ini memiliki 2 lubang yaitu masukan dan keluaran serta posisi 2
hubungan katub.

Gambar 5 Konfigurasi KKA 2/2


Pada penggunaannya dapat dilakukan konfigurasi dengan melakukan klik 2 kali pada
icon 2/2 Way Valve. Konfigurasi pada perangkat ini digunakan untuk menambahkan
fungsi tambahan seperti penambahan tombol yang secara umum digunakan maupun
menggunakan mekanik seperti limit switch. Pada konfigurasi yang digunakan bagian
kiri ditambahkan tombol pada menu manually dan pada bagian kanan menggunakan
fasilitas Spring-returned, hal ini di maksudkan agar setelah tombol di tekan maka katup
akan kembali pada posisi semula.
Gambar 6 Simulasi KKA 2/2 Kondisi Awal
Setelah menjalankan simulasi pada posisi running maka akan ditampilkan seperti
gambar di atas bahwa line akan berwarn biru yang berarti bahwa terdapat tekanan pada
aliran tersebut.

Gambar 7 Simulasi KKA 2/2 Kondisi Aktif


Pada kondisi aktif maka akan terlihat bahwa aliran udara akan mengalir dari Air Service
Unit ke KKA 2/2 dari lubang 1 menuju lubang 2 sehingga aliran terus maju dan dapat
melewati KKA 2/2 tersebut. Pada aplikasinya dapat ditambahkan perangkat Single
Acting Cylinder untuk mengetahui pergerakan dari aliran yang dibuat.
Proses selanjutnya menggunakan KKA 3/2 dimana perangkat memiliki masukan,
keluaran dan pembuangan serta 2 posisi hubungan katub. Pada perangkat ini memiliki
konfigurasi secara umum yang hamper sama dengan KKA 2/3 seperti gambar dibawah
ini

Gambar 8 Konfigurasi KKA 3/2

Pada konfigurasi yang dilakukan tetap menggunakan Spring-returned sehingga KKA


memiliki pegas yang memberikan aksi mengembalikan katub ke posisi awal.

Gambar 9 Konfigurasi Silincer KKA 3/2


(a) (b)
Gambar 10 Simulasi KKA 3/2 (a) Kondisi Awal (b) Kondisi Aktif
Pada proses running simulasi KKA 3/2 dapat dilihat bahwa pada kondisi awal udara
masuk pada lubang 1 dan tidak diteruskan ke aliran actuator. Pada lubang 2 mendapat
masukan aliran udara dari actuator dan di teruskan pada lubang 3 (pembuangan).
Sedangkan pada kondisi aktif aliran udara mengikuti aliran sampai ke aktuar dimana
udara dari Air Service Unit masuk kedalam lubang 1 dan diteruskan ke lubang 2 dan
masuk ke dalam actuator sehingga actuator melakukan aksi mendorong. Materi
selanjutnya merupakan menggunakan KKA 4/2 seperti gambar di bawah ini.

Gambar 11 Konfigurasi KKA 4/2


Gambar 12 Konfigurasi Silincer KKA 4/2

(a) (b)
Gambar 13 Simulasi KKA 4/2 (a) Kondisi Awal (b) Kondisi Aktif
Pada penggunaan KKA 4/2 memiliki kesamaan dengan KKA yang sebelumnya tetapi
berbeda dari segi katub yang dipakai dimana terdapat katub yang menyilang. Pada
penggunaannya pada gambar 13 (a) kondisi awal yang belum terjadi aktifitas sehingga
dapat dilihat udara masuk ke lubang 1 dan diteruskan ke lubang 2 sehingga memberikan
tekanan masuk yang membuat actuator menarik silinder. Silinder yang digunakan
menggunakan silinder kerja ganda dengan menggunakan bantalan udara. Selanjutnya
proses saat silinder mendorong aliran udara akan masuk ke lubang 1 lalu diteruskan ke
lubang 4 sehingga saat silinder mendorong terdapat udara keluar melalui lubang 2 dan
diteruskan ke lubang 3 untuk dibuang. Selanjutnya menggunakan KKA 5/2
Gambar 14 Konfigurasi KKA 5/2

(a) (b)
Gambar 15 Simulasi KKA 5/2 (a) Kondisi Awal (b) Kondisi Aktif
Pada system ini memiliki kesamaan system dengan KKA 4/2 tetapi pembuangan pada
system pneumatic ada 2 yaitu lubang 3 dan lubang 5. Pada konsisi awal aliran udara
masuk melalui lubang 1 dan diteruskan ke lubang 2 sehingga masuk ke actuator yang
mengakibatkan silinder tertarik dan udara yang keluar mengalir ke lubang 4 diteruskan
ke lubang 5 untuk meneruskan ke pembuagan. Sedangkan pada kondisi aktif hanya
prosesnya yang terbalik. Secara keseluruhan dapat di rangkum pada materi di bawah ini
dengan mengetahui kegunaan symbol-simbol pada aplikasi Fluid-SIM.
SIMBOL – SIMBOL SISTEM PNEUMATIK
BAB I
PENGGUNAAN PERANGKAT PNEUMATIK PADA SOFTWARE SIMULASI
RANGKAIAN SISTEM MEKANIK

1.1. Tujuan
 Memahami penggunaan perangkat pneumatik mekanik pada software simulasi
 Dapat melakukan pengaturan pada perangkat pneumatik

1.2. Dasar teori


Rangkaian pneumatik secara mekanik memerlukan suatu usaha agar peralatan yang
dipakai untuk pengaturan dapat bekerja baik. Salah satu contoh penggunaannya
menggunakan suatu tombol seperti push button maupun roller untuk menentukan
ukuran dari cylinder yang dipakai seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Rangkaian Pneumatik Secara Mekanik


Gambar diatas merupakan rangkaian secara mekanik dimana semua pergerakan
tidak menggunakan elektrik. Baik pada gambar sebelah kiri maupun sebelah kanan.

1.3. Alat & Bahan


a) Laptop yang sudah di install software FLUIDSIM
b) Modul praktikum softcopy atau hardcopy
1.4. Langkah Percobaan
a) Merangkai rangkaian mekanik seperti gambar 1.1
b) Melakukan konfigurasi yang diperlukan seperti penggunaan silencer, push
button dan perangkat lainnya.
c) Running rangkaian dan coba menjalankan sesuai instruksi asisten
d) Catat dan analisa kedua rangkaian

1.5. Analisa Data


1.6. Kesimpulan
BAB II
PENGGUNAAN SAC & DAC PADA RANGKAIAN PNEUMATIK
MENGGUNAKAN SISTEM ELEKTRIK

2.1. Tujuan
 Dapat menggunakan SAC dan DAC pada suatu rangkaian pneumatik elektrik
 Dapat membuat simulasi rangkaian yang memiliki kerja sistem

2.2. Dasar teori


Rangkaian pneumatik yang menggunakan sistem elektrik dimana pada perangkat
pneumatik menggunakan tambahan relay yang memerlukan sumber tegangan baik dc
maupun ac. Pada rangkaian pneumatik yang menggunakan sistem elektrikal memiliki
banyak kelebihan dimana dapat dikontrol dari jauh selama terdapat kontrol dan
tegangan sumber yang digunakan. Contoh rangkaian pneumatik menggunakan sistem
elektrikal seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Pneumatik Rangkaian Elektrikal

2.3. Alat & Bahan


a) Laptop yang sudah di install software FLUIDSIM
b) Modul praktikum softcopy atau hardcopy
2.4. Langkah Percobaan
a) Merangkai rangkaian mekanik seperti gambar 1.1
b) Melakukan konfigurasi yang diperlukan seperti penggunaan silencer, push
button dan perangkat lainnya.
c) Running rangkaian dan coba menjalankan sesuai instruksi asisten
d) Catat dan analisa kedua rangkaian
2.5. Analisa Data
2.6. Kesimpulan
BAB III
KONTROL KATUB ARAH 5/2 SINGLE SELENOID

3.1 TUJUAN
Praktikan mampu mengoperasikan dan memahami cara kerja aliran KKA 5/2 single
solenoid dengan menggunakan double acting cylinder

3.2 PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini membahas Katup Kontrol Arah 5/2 yang mana pada perangkat
terdapat 5 lubang yang merupakan, masukan, keluaran dan 2 pembuangan dimana memiliki
cara kerja berdasarkan kinerja dari solenoid. Perangkat menggunakana 24VDC sebagai
sumber yang menggerakkan KKA agar dapat bekerja dengan pemicu dari solenoid.
Berhubung hanya single solenoid maka jika solenoid tidak mendapatkan tegangan 24VDC
maka posisi katup akan kembali ke posisi semula dikarenakan terdapat pegas yang bekerja.

Gambar 3.1 KKA 5/2 Single Selenoid

3.3 PERALATAN
 Kompresor 0.75Hp
 Modul Aktuator Kontrol
 Selang

3.4 LANGKAH KERJA


1) Mengecek kompresor masih memiliki kapasitas udara bertekanan, jika kompresor
dalam keadaan kosong, maka dapat menghidupkan tuas untuk mengisi udara
bertekanan.
2) Menyiapkan Selang sesuai dengan ukuran
3) Merangkai system pneumatic sesuai dengan gambar di bawah ini.
4) Memeriksakan rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pengampu
5) Jika rangkaian telah disetujui, menghubungkan modul dengan catu daya
6) Menghidupkan modul dan tekan tombol pada KKA 5/2 single solenoid.
7) Putar Tuas pada Pressure Regulator.
8) Menekan Tombol Push Button yang dirangkaian dengan tombol eksternal.
9) Amati dan Analisa!!!
BAB IV
KONTROL KATUB ARAH 5/2 DOUBLE SELENOID

4.1. TUJUAN
Praktikan mampu mengoperasikan dan memahami cara kerja aliran KKA 5/2 Double
solenoid dengan menggunakan double acting cylinder

4.2. PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini membahas Katup Kontrol Arah 5/2 yang mana pada perangkat
terdapat 5 lubang yang merupakan, masukan, keluaran dan 2 pembuangan dimana memiliki
cara kerja berdasarkan kinerja dari solenoid namun menggunakan 2 selenoid untuk
mengalirkan udara bertekanan ke aktuator. Perangkat menggunakana 24VDC sebagai
sumber yang menggerakkan KKA agar dapat bekerja dengan pemicu dari solenoid. Sumber
tegangan yang dibutuhkan pada masing-masing selenoid 24VDC yang bekerja secara
bergantian agar aktuator bergerak maju ataupun mundur.

Gambar 4.1 KKA 5/2 Double Selenoid

Pada tingkat lanjut merupakam pengontrollan dengan kontrol industri tambahan seperti
penggunaan PLC dan penambahan sensor. Kontrol PLC sangat dibutuhkan untuk
melakukan kontrol secara sistematis dimana pengontrollan dilakukan secara program
dengan catatan bahwa proses mekanik telah sesuai desain. PLC yang digunakan dari
vendor SIEMENS yang mana dalam pasar industri Indonesia sudah banyak pabrik yang
menggunakan perangkat ini sebagai kontrol dikarenakan memiliki banyak kelebihan dan
dapat diintegrasikan dengan perangkat simulator. Perangkat PLC juga memiliki
kemampuan sesuai dengan spesifik yang telah diterapkan dapat disesuaikan dengan tipe
PLC seperti dalam percobaan menggunakan jenis 1214 AC/DC/Relay yang merupakan
keluaran memakai perangkat relay sehingga dapat digunakan beban DC maupun beban AC.
Gambar 4.2 PLC Siemens S7-1200

Selanjut penambahan perangkat sensor yang digunakan sebagai tambahan penunjang


untuk menerapkan sistem secara sistematis. Dapat menggunakan sensor proximity dimana
sensor akan bekerja jika mendeteksi benda pada area sekitar sensor.

Gambar 4.3 Sensor Proximity


Penggunaan sensor harus disesuaikan dengan tipe yang ada dimana terdapat 2 jenis
yaitu PNP dana NPN.

4.3. PERALATAN
 Kompresor 0.75Hp
 Modul Aktuator Kontrol
 Selang
 PLC S7-1200
 Sensor

4.4. LANGKAH KERJA


1) Mengecek kompresor masih memiliki kapasitas udara bertekanan, jika kompresor
dalam keadaan kosong, maka dapat menghidupkan tuas untuk mengisi udara
bertekanan.
2) Menyiapkan Selang sesuai dengan ukuran
3) Merangkai system pneumatic sesuai dengan gambar di bawah ini.

4) Memeriksakan rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pengampu


5) Jika rangkaian telah disetujui, menghubungkan modul dengan catu daya
6) Menghidupkan modul dan tekan tombol pada KKA 5/2 double solenoid.
7) Putar Tuas pada Pressure Regulator.
8) Menekan Tombol Push Button yang dirangkaian dengan tombol eksternal.
9) Amati dan Analisa!!!
10) Mengecek kompresor masih memiliki kapasitas udara bertekanan, jika kompresor
dalam keadaan kosong, maka dapat menghidupkan tuas untuk mengisi udara
bertekanan.
11) Menyiapkan Selang sesuai dengan ukuran
12) Merangkai system pneumatic sesuai dengan gambar di bawah ini.

13) Memeriksakan rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pengampu


14) Jika rangkaian telah disetujui, menghubungkan modul dengan catu daya
15) Membuat project pada TIA Portal (lampiran 1)
16) Membuat ladder diagram sesuai dengan lampiran 2
17) Memberikan nama alamat ladder (PLC TAGS) seperti lampiran 4
18) Upload ladder yang telah dibuat ke PLC pada modul lampiran 5
19) Putar Tuas pada Pressure Regulator.
20) Menekan Tombol Push Button yang dirangkaian dengan tombol eksternal.
21) Amati dan Analisa!!!
BAB V
HUBUNGAN KKA 5/3 DENGAN PENGATUR KECEPATAN PNEUMATIK
DAN PLC

5.1. TUJUAN
 Praktikan mampu mengoperasikan dan memahami cara kerja aliran KKA 5/3 Double
solenoid dengan menggunakan double acting cylinder yang kecepatannya dapat di atur
dengan speed control.
 Praktikan mampu mengoperasikan dan memahami cara kerja aliran KKA 5/2 Double
solenoid dengan menggunakan double acting cylinder

5.2. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini membahas penggunaan KKA 5/3 yang mana memiliki kesamaan
dengan praktikum sebelumnya tetapi pada perangkat ini terdapat fungsi cut-off udara jika
tidak terjadi aktifitas. Penggunaan perangkat ini di gabungkan dengan kontrol kecepatan
udara yang masuk ke silinder yang digunakan sehingga mampu mengatur kecepatan saat
aktifitas mendorong maupung aktifitas menarik pada silinder.

Gambar 3.1 KKA 5/3 Double Selenoid


Pada tingkat lanjut merupakam pengontrollan dengan kontrol industri tambahan seperti
penggunaan PLC dan penambahan sensor. Kontrol PLC sangat dibutuhkan untuk
melakukan kontrol secara sistematis dimana pengontrollan dilakukan secara program
dengan catatan bahwa proses mekanik telah sesuai desain. PLC yang digunakan dari
vendor SIEMENS yang mana dalam pasar industri Indonesia sudah banyak pabrik yang
menggunakan perangkat ini sebagai kontrol dikarenakan memiliki banyak kelebihan dan
dapat diintegrasikan dengan perangkat simulator. Perangkat PLC juga memiliki
kemampuan sesuai dengan spesifik yang telah diterapkan dapat disesuaikan dengan tipe
PLC seperti dalam percobaan menggunakan jenis 1214 AC/DC/Relay yang merupakan
keluaran memakai perangkat relay sehingga dapat digunakan beban DC maupun beban AC.
Gambar 5.2 PLC Siemens S7-1200

Selanjut penambahan perangkat sensor yang digunakan sebagai tambahan penunjang


untuk menerapkan sistem secara sistematis. Dapat menggunakan sensor proximity dimana
sensor akan bekerja jika mendeteksi benda pada area sekitar sensor.

Gambar 5.3 Sensor Proximity


Penggunaan sensor harus disesuaikan dengan tipe yang ada dimana terdapat 2 jenis
yaitu PNP dana NPN.

5.3. PERALATAN
 Kompresor 0.75Hp
 Modul Aktuator Kontrol
 Selang
 PLC S7-1200
 Sensor

5.4. LANGKAH KERJA


1) Mengecek kompresor masih memiliki kapasitas udara bertekanan, jika kompresor
dalam keadaan kosong, maka dapat menghidupkan tuas untuk mengisi udara
bertekanan.
2) Menyiapkan Selang sesuai dengan ukuran
3) Merangkai system pneumatic sesuai dengan gambar di bawah ini.

Speed Control
Pneumatik

4) Memeriksakan rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pengampu


5) Jika rangkaian telah disetujui, menghubungkan modul dengan catu daya
6) Menghidupkan modul dan tekan tombol pada KKA 5/3 double solenoid.
7) Putar Tuas pada Pressure Regulator.
8) Menekan Tombol Push Button yang dirangkaian dengan tombol eksternal.
9) Putar tuas speed control sesuai arahan asisten pendamping
10) Ulangi langkah pada point 8
11) Amati dan Analisa!!!
12) Mengecek kompresor masih memiliki kapasitas udara bertekanan, jika kompresor
dalam keadaan kosong, maka dapat menghidupkan tuas untuk mengisi udara
bertekanan.
13) Menyiapkan Selang sesuai dengan ukuran
14) Merangkai system pneumatic sesuai dengan gambar di bawah ini.

Speed Control
Pneumatik

15) Memeriksakan rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pengampu


16) Jika rangkaian telah disetujui, menghubungkan modul dengan catu daya
17) Menghidupkan modul dan tekan tombol pada KKA 5/2 double solenoid.
18) Membuat project pada TIA Portal (lampiran 1)
19) Membuat ladder diagram sesuai dengan lampiran 3
20) Memberikan nama alamat ladder (PLC TAGS) seperti lampiran 4
21) Upload ladder yang telah dibuat ke PLC pada modul
22) Putar Tuas pada Pressure Regulator.
23) Putar tuas speed control sesuai arahan asisten pendamping
24) Amati dan Analisa!!!
LAMPIRAN 1
CREATE NEW PROJECT

PEMBERIAN NAMA PROJECT


PILIH CONFIGURE A DEVICE

PILIH DEVICE SESUAI MODUL 1212C AC/DC/RELAY FIRMWARE V4.4


TAMPILAN SETELAH PEMILIHAN DEVICE

KLIK PADA GAMBAR PLC PILIH PROPERTIES – GENERAL PADA BAGIAN


PROFINET INTERFACE ATUR ETHERNET ADDRESSES – ADD NEW SUBNET
UNTUK PENGATURAN IP PERANGKAT
MELAKUKAN PEMROGRAMAN LADDER PLC
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4

BAB 4 (PLC TAGS)

BAB 5 (PLC TAGS)

Anda mungkin juga menyukai