Anda di halaman 1dari 87

Petunjuk Praktikum

Rangkaian Listrik
(TF145323)
Edisi 2017

Departemen Teknik Instrumentasi


Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2017
Kata Pengantar
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan Modul Praktikum Rangkaian
Listrik dengan baik. Penyusun menyadari bahwa terlaksananya ini berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada
teman-teman dan Bapak/Ibu dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam
pembuatan modul ini. Penyusun sangat memahami bahwa apa yang telah di dapatkan
selama pembuatan modul belumlah seberapa. Penyusunan modul juga tidak menyangkut
materi dilakukan untuk membangun kebiasaan kerja yang memperhatikan faktor
keselamatan kerja. Dalam petunjuk praktikum ini, prosedur kerja untuk mematikan
seluruh hubungan listrik yang tidak diperlukan setelah selesai praktikum diberi penekanan.
Dengan mengikuti prosedur tersebut diharapkan terbentuk kebiasaan praktikan untuk
melakukannya juga pada praktikum lanjutan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan modul ini. Semoga modul ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun orang yang membacanya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang besar-besarnya pada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan petunjuk praktikum ini.
Akhir kata, semoga semua usaha yang telah dilakukan berkontribusi pada dihasilkannya
lulusan Program Studi Teknik Instrumentasi sebagai engineer dengan standar
internasional.

Surabaya, April 2017


Mengetahui,

Penyusun
Aturan Umum Laboratorium Dasar
Teknik Instrumentasi

Aturan Umum Praktikum Rangkaian Listrik.

Kelengkapan

A. Perlengkapan Praktikum
1. Modul Praktikum.
2. Laporan Resmi Praktikum.
3. Laporan sementara.
4. Komponen – komponen cadangan untuk praktikum bila diperlukan.

Note : Semua wajib dibawa saat praktikum, untuk Modul praktikum dapat di unduh
memalui blog : mikroc272.blogspot.com

B. Praktikum
Praktikum terdiri atas 5 sesi,
- Sesi 1 : Modul 0 tentang Pengenalan komponen Rangkaian Listrik dan Modul 1
tentang Hukum Khirchoff & hokum Ohm (a), Rangkaian pembagi arus &
tegangan (b),dan Rangkaian Seri dan parallel.
- Sesi 2 : Modul 2 tentang Parameter Admitansi dan Impedansi dari Rangkaian RLC.
- Sesi 3 : Modul 3 tentang Analisis Rangkaian Mesh dan Note.
- Sesi 4 : Modul 4 tentang Analisis Norton dan Thevenin.
- Sesi 5 : Modul 5 tentang Rangkaian Tiga Fasa.
1. Peraturan Praktikum dibuat sebagai pedoman bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk kelancaran pelaksanaan praktikum. Peraturan tersebut antara lain:
Mahasiswa yang berhak mengikuti praktikum adalah mahasiswa Teknik instrumentasi ITS
yang telah mengumpulkan persyaratan berkas praktikum yang telah disediakan oleh
asisten praktikum.
2. Berpakaian rapi
- Laki-laki : Standart kuliah, tidak memakai jaket.
- Perempuan : Standart kuliah, tidak memakai jaket, pakaian tidak ketat
dan panjang baju mencapai pinggang.
3. Wajib menyelesaikan kewajiban praktikum sebelumnya bila sudah masuk ke
praktikum selanjutnya.

4. Dilarang membuat keributan, melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum.


5. Toleransi keterlambatan praktikum yaitu 5 menit dari waktu yang sudah ditentukan.
6. Praktikan wajib membawa perlengkapan penunjang praktikum seperti modul, lembar
kendali, log book, tugas pendahuluan, tabel, laporan sementara dan laptop yang sudah
terpasang aplikasi PSIM dan Livewire.
7. Tugas pendahuluan ditulis dan dikerjakan pada logbook.
8. Membawa laporan sementara berisi BAB I, BAB II, dan BAB III dan dikumpulkan
sebelum praktikum
9. Praktikan wajib menghubungi asisten yang bersangkutan 1x24 jam sebelum praktikum
dimulai.
10. Jika praktikan tidak mengikuti praktikum pada jadwal yang ditentukan maka
praktikan wajib menghubungi koordinator praktikum dengan catatan harus membawa
surat dan alasan yang jelas dalam waktu 1x24 jam
11. Tidak ada asistensi.
12. . Diakhir praktikum terdapat final task.

C. Jadwal dan Pembagian Kelompok


1. Kelompok sesuai dengan pembagian di website.
2.. Jadwal dan Asisten praktikum dapat dilihat pada website.
3. . Praktikum selama 1 bulan. Dari hari rabu, 12 2017.
4. Setiap sesi Praktikum dilaksanakan maks selama 4 jam.
5. . Jadwal praktikum praktikan dapat dilihat pada website.
6. . Perubahan jadwal praktikan dapat menghubungi asisten yang bersangkutan.

D. Laporan Sementara

- Format Tugas Akhir


- Laporan ditulis tangan pada kertas A4
- Margin 4,3,3,3
- Tidak Miror ( tidak bolak balik)
- Tulisan rapi dan jelas.
- Pemenggalan kata sesuai EYD.
- Batas pembuatan Laporan Sementara sebelum praktikum dimulai.

D. Laporan Resmi

- Format Tugas Akhir


- Laporan ditulis tangan pada kertas A4
- Margin 4,3,3,3
- Tidak Miror ( tidak bolak balik)
- Tulisan rapi dan jelas.
- Pemenggalan kata sesuai EYD
- Batas pembuatan Laporan Resmi setelah praktikum.

F. Aturan Khusus
1. Pada saat akan praktikum, setiap kelompok harus sudah mengerjakan satu laporan
sementara yang berisi bab 1, bab 2 dan bab 3 serta tabel ataupun grafik (kurva)
penunjang praktikum. Mempelajari modul. Membawa datasheet komponen bila di
perlukan.
2. Mengerjakan Tugas Pendahuluan dan membawa Modul.
3. Aturan lebih lanjut dapat mengubungi asisten di lab mikro.

Persiapan/ Sebelum Praktikum


Sebelum mengikuti percobaan sesuai jadwalnya, sebelum memasuki
laboratorium praktikan harus mempersiapkan diri dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Membaca dan memahami isi modul praktikum,
2. Mengerjakan hal-hal yang dapat dikerjakan sebelum praktikum dilaksanakan,
misalnya mengerjakan tugas pendahuluan, mengerjakan tugas khusus (jika ada),
mengisi Kartu Praktikum dlsb.
3. Mengerjakan Laporan Sementara berisi Bab 1-3.

Selama Praktikum
Setelah dipersilahkan masuk dan menempati bangku dan meja kerja, praktikan haruslah:
1. Memperhatikan dan mengerjakan setiap percobaan dengan waktu sebaik-baiknya,
diawali dengan kehadiran praktikan secara tepat waktu,
2. Mengumpulkan Lembar Kendali pada asisten praktikum,
3. Mendokumentasikan dalam Buku Catatan Laboratorium (log book),
tentang hal-hal penting terkait percobaan yang sedang dilakukan.

Setelah Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan
harus :

1. Memastikan Lembar Kendali telah ditandatangani oleh asisten.


2. Mengerjakan laporan dalam bentuk HardCopy (lihat Panduan Penyusunan
Laporan).
Panduan Umum dan Keselamatan dan Penggunaan Laboratorium

Panduan Umum Keselamatan dan

Penggunaan Peralatan Laboratorium

Keselamatan
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh
praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan
setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.

Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan
cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan
bahaya, laporkan pada asisten.
1. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
2. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri
atau orang lain.
3. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu.
4. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
1. Jangan panik,
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan
di meja praktikan yang tersengat arus listrik,
3. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik,
4. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
Bahaya Api atau Panas berlebih
Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
1. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas
yang berlebihan.
2. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas
berlebih pada diri sendiri atau orang lain.
3. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau
panas berlebih:
1. Jangan panik,
2. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih,
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing,
4. Menjauh dari ruang praktikum.

Bahaya Lain
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan percobaan
perhatikan juga hal-hal berikut:
1. Jangan membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila
tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
2. Jangan memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
3. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai
4. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain, misalnya bermain-main saat praktikum

Penggunaan Peralatan Praktikum


Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat praktikum:
1. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
a. Petunjuk penggunaan beberapa alat dapat didownload
di http://mikroc272.blogspot.co.id
2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat.
3. Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan
alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada
alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
4. Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan.
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam
tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut.
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan.
7. Kerusakan instrumentasi praktikum menjadi tanggung jawab bersama rombongan
praktikum tbs. Alat yang rusak harus diganti oleh rombongan tersebut.

Sanksi
1. Jika tidak mengumpulkan persyaratan berkas praktikum yang disediakan oleh asisten
praktikum, maka dianggap tidak mengikuti praktikum.
2. Jika tidak menggunakan pakaian sesuai peraturan, maka praktikan diharuskan
mengganti pakaian sesuai peraturan yang telah ditetapkan dan diberi waktu pergantian
maksimal 15 menit.
3. Jika kewajiban pada praktikum sebelumya belum selesai, maka praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
4. Jika membuat keributan, atau melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum, maka
praktikan tidak dipebolehkan mengikuti praktikum.
5. Jika terlambat melebihi waktu yang telah ditentukan, maka tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum.
6. Jika tidak membawa perlengkapan penunjang praktikum, maka praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum.
7. Jika tidak menghubungi asisten 1x24 jam, maka harap menghubungi koordinator
praktikum.
8. Jika tidak memberikan alasan yang jelas, maka tidak tidak diperbolehkan untuk
mengikuti praktikum selanjutnya.
MODUL 0
 PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT
I. PENDAHULUAN
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot,
yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari
alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih,
maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat
tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus
mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Bukan hal
yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam
pemakaian dan penggunaan alat – alat yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan elektronika. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
(Anonim, 2012).
I. TUJUAN PRAKTIKUM
A. Mengetahui berbagai macam perangkat atau alat ukur yang digunakan dalam
bidang elektronika digital.
B. Menggunakan alat ukur dengan benar untuk mengukur perangkat dan komponen
elektronika
II. KOMPONEN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
A. RLC meter
B. Multimeter digital
C. Adaptor
D. Protoboard

III. DASAR TEORI


A. ALAT UKUR
1. RLC Meter
Gambar RL/C Meter

LCR Meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan resistansi(R) dari suatu komponen. Sebenarnya prinsip
kerja dari alat ini kuantitas nilai sebenarnya dari beberapa jenis pengukuran tidak diukur
melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi diukur secara internal dan dikonversikan
ke layar penampil pengukuran yang dikonversikan ke kapasitansi atau nilai induktansi yang
sesuai.
Pembacaan akan cukup akurat jika kapasitor atau induktor perangkat yang diuji tidak
memiliki impedansi komponen resistif yang signifikan. Selain itu alat ini dapat digunakan
untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri yang sama dari kapasitor
dan faktor Q dari komponen induktif.
2. MULTIMETER DIGITAL
Spesifikasi :
 3-3/4 digit, 4000 hitungan.
 Dapat mengukur:
 DCV, range 400m/4/40/400/600V, resolusi 0,1 mV.
 ACV, range 4/40/400/600V, resolusi 1 mV.
 DCA, range 40m/400mA, resolusi 0,01 mA.
 ACA, range 40m/400mA, resolusi 0,01 mA.
 Resistance, range 400/4k/40K/400k/4M/40M ohm, resolusi 0,1 ohm.
 Capacitance: range 50n/500n/5µ/50µ/100µF, resolusi 0,01nF.
 Frekuensi, range 5Hz - 100kHz.
 Duty cycle, range 20% - 80%.
 Continuity tester (10 - 120 ohm).
 Diode test, tegangan output 1,5V (open).
 Bandwidth 40 - 400Hz.
 Impedansi input 10M - 100M ohm untuk DCV & ACV.
 Auto range selection.

Spesifikasi Tombol :
RANGE :Range Hold
Tekan tombol range mengatur mode range secara manual,lalu tekan auto akan
menghilang dari layar,dalam mode manual ,tekan tombol range lagi untuk range
selanjutnya. Untuk kembali ke mode auto,tekan tombol untuk 1 detik,atau lebih,
Auto akan kembali

#mode manual tidak cocok dengan, Hz, duty measurement ,diode check,
termasuk
:buzzer function

REL :Relative Mode


Relative zero memungkinkan untuk user melakukan engukuran secara berturut-
turutdengan display membaca referensi nilai. Tekan tombol REL untuk
mengaktifkan dan keluar dari mode relative zero.

HOLD :Data Hold


Ketika tombol HOLD ditekan display akan Hold (‘DH’ akan terlihat di display
).display tidak akan berubah sementara function aktf. Tekan tombol lagi untuk
cancel function. (‘DH’ diatas display.)
#DATA HOLD function tidak dapat bekerja ketika mengukur frekuensi

Hz/%: Tombol Frekuensi dan siklus Frekuensi dan tombol siklus akan dengan
sendirinya aktif ketika tombil ditekan. Dalam keadaan ini mode harus dirubah
dari Hz à%

Function Switch : untuk menghidup dan matikan alat dan memilih fungsi dari
V_͞ _∞,Ω/ / / ,Hz/%,mA
V_͞ _∞

SELECT:Measurement Function Select


Ketika tombol SELECT di tekan (à), function akan berubah
-Dalam keadaan V,mA,untuk mengganti mode :
_͞ _ à ∞ à _͞ _
-dalam keadaan Ω , ,

Auto Power Off


Multimeter akan masuk pada mode sleep secara otomatis untuk menghemat
baterai ketika multimeter tidak dioperasikan sekitar 30menit. Untuk
menghidupkan kembali tekan tombol yang ada atau putar function switch ke
OFF position,dan putar kembali lagi. Untuk mematikan fitur AUTO power off
tekan tombol select sementara hidupkan switch function ON.
#selalu hidupkan switch function untuk posisi off ketika multimeter tidak
digunakan
3. ADAPTOR
Sumber daya adaptor adalah pesawat/ alat yang dapat mengubah arus searah (direck
current).Arus bolak balik (AC) dihasilkan oleh generator melalui sebuah pembangkit listrik
PLN (Perusahaan Listrik Negara).Arus searah (DC) dihasilkan oleh elemen kering atau baterai
dan elemen basah atau aki. Keuntungan aki atau accumulator dapat diisi kembali jika beda
tegangannya sudah habis. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghasilkan arus kuat dan
arusnya bolak balik sedangkan semua pesawat elektronika menggunakan arus lemah dan
searah/ rata.Tujuan pembuatan pesawat sumber daya radio, televisi, tape recorder,
amplifier, komputer, VCD, DVD ataupunCD player terdapat adaptor termasuk semua alat
pengisi baterai atau carger handphone. Dengan menggunakan adaptor berarti mengurangi
pemborosan biaya dan lebih hemat.
Prinsip Kerja Adaptor
Prinsip kerja adaptor adalah merupah tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan
DC (Direct Current). Komponen adaptor adalah transformator, diode dan kondensator.
a) Transformator
Transformator atau sering disebut trafo adalah alat untuk mentransfer tegangan AC dari
gulungan kawat ke gulungan kawat lainya.
Kawat yang dipakai biasanya menggunakan kawat email, sedangkan untuk inti besi
biasanya menggunakan lapisan – lapisan pelat besi. Selain itu trasformator juga berfungsi
untuk menaikan tegangan listrik. Trafo jenis ini disebut trafo step up. Dan yang menurunkan
tegangan listrik disebut Trafo step down.
Komponen yang dihubungkan dengan tegangan input disebut komponen primer,
sedangkan komponen yang dihubugnkan dengan tegangan output disebut komponen sekunder.
Adapun tegangan untuk satu daya cenderung kecil, yaitu sekitar 3; 4,5; 6; 7,5; 9; 12 maka trafo
ini disebut trafo step down.
b) Diode
Diode berfungsi sebagai penyearah yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC.
Rangkaian penyearah dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh.
c) Kondensator
Kondensator berfungsi sebagai filter. Kondensator biasanya menggunakan kondensator
bolak-balik yang melewati penyearah masih harus diratakan menggunakan kondensator. Pada
pembuatan adaptor biasanya menggunakan ELKO.
4. BREADBOARD

Gambar Breadboard.

Project Board atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi sebuah
sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Di zaman modern
istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan tempat merangkai
komponen, dimana papan ini tidak memerlukan proses menyolder (langsung tancap).
Karena papan ini solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan
kembali, dan dengan demikian dapat digunakan untuk prototipe sementara serta membantu
dalam bereksperimen desain sirkuit elektronika. Berbagai sistem elektronik dapat di
prototipekan dengan menggunakan breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil
sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU).
Secara umum breadbord memiliki jalur seperti berikut ini :

Gambar. Jalur Breadboard

Penjelasan :
a) 2 Pasang jalur Atas dan bawah terhubung secara horizontal sampai ke bagian tengah
dari breadboard. Biasanya jalur ini digunakan sebagai jalur power atau jalur sinyal yg umum
digunakan seperti clock atau jalur komunikasi.
b) 5 lobang komponen di tengah merupakan tempat merangkai komponen. Jalur ke 5
lobang ini terhubung vertikal sampai bagian tengah dari breadboard.
c) Pembatas tengah breadboard biasanya digunakan sebagai tempat menancapkan
komponen IC.

 KOMPONEN ELEKTRONIKA
I. PENDAHULUAN
Komponen elektronika merupakan bagian-bagian pembentuk sebuah rangkaian elektronik
baik yang sederhana maupuan yang sangat kompleks sehingga rangkaian tersebut dapat
bekerja dengan baik. Ada dua jenis komponen elektronika yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Perbedaan keduanya terletak pada kebutuhan akan sumber tegangan dan arus
listrik. Komponen aktif merupakan komponen elektronika yang membutuhkan sumber
tegangan atau arus agar dapat bekerja. Sedangkan komponen pasif merupakan komponen
elektronika yang tidak membutuhkan sumber tegangan atau arus agar dapat bekerja.

II. TUJUAN
Tujuan dari modul komponen ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui macam – macam komponen elektronika (Resistor, Induktor, kapasitor).
2. Dapat membaca nilai dari komponen Resistor, Induktor , dan Kapasitor secara manual
dengan menggunakan bantuan tabel kode warna.
3. Dapat mengukur nilai komponen Resistor, Induktor , dan Kapasitor menggunakan alat
ukur LCR Meter

III. DASAR TEORI


A. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat
menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω. Resistor
memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai pembagi arus, sebagai penurun tegangan, sebagai
pembagi tegangan, dan sebagai penghambat arus listrik dan lain- lain.
Adapun beberapa jenis Resistor yaitu :
1. Fixed Resistor : resistor yang nilai hambatanya tetap.
2. Variable Resistor : resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah (trimpot dan
potensio).
3. Resistor Non Linier : resistor yang nilai hambatanya tidak linier. karena pengaruh factor
lingkungan missal suhu dan cahaya (PTC, NTC, LDR).
B. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor,
luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari
kapasitor tersebut. Satuan nilai dari resistor adalah Farads, biasa disimbolkan -||-.
Kapasitor memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1. Untuk menyimpan energy listrik
2. Untuk menghindarkan loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang
menggunakan kumparan, misalnya adaptor, power supply dan lampu TL
3. Untuk memilih gelombang pada pesawat penerima radio (tuning). Untuk
keperluan ini menggunakan kapasitor variable
4. Kapasitor berfungsi menyimpan muatan listrik untuk kemudian
disalurkan lagi.
A. Jenis –Jenis kapasitor :
Tabel 1.1 Kapasitor berdasarkan polaritasnya

Kapasitor penjelasan Gambar/simbol

Kapasitor Kapasitor ini tidak


Nonpolaritas mempunyai kaki positif dan
negatif sehingga cara
pemasangan pada rangkaian
elektronika boleh bolak-balik.
Yang termasuk kapasitor ini
adalah kapasitor mika,
kapasitor keramik,kapasitor
kertas, dan kapasitor milar.

Kapasitor Polaritas Kapasitor ini mempunyai kaki


positif dan negatif, sehingga
cara pemasangan pada
rangkaian elektronika tidak
boleh terbalik.
Tabel 1.2 Kapasitor berdasarkan Kondensator

Variabel Kondensator ini dapat diatur


Condensator ( dengan cara memutar rotor
Varco ) (as) yang ada pada badan
komponen.

Kondensator Kondensator ini dapat diatur


Trimer dengan cara memutar rotor
(as) yang ada pada badan
komponen, tetapi harus
mengunakan obeng.

Tabel 1.3 Kapasitor berdasarkan Bahan Penyekat Konduktor (Dielektikum)


Kapasitor Keramik

Kapasitor Tantalum

Kapasitor Inti udara

Kapasiitor Elektrolit

Kapasitor Kertas
C. Induktor
Merupakan komponen yang terbentuk dari lilitan kawat atau tembaga yang dapat
menyimpan energi listrik berupa arus. Arus yang mengalir pada induktor akan
menghasilkan fluksi magnetik (φ ) yang membentuk loop yang melingkupi
kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluksi adalah :

Hubungan seri dan paralel


Tabel 1.4 Hubungan seri dan paralel
Hubungan Seri Hubungan paralel

KVL ∶ ∑V = 0 KCL ∶ ∑i = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0 i − i1 − i2 − i3 =
V = V1 + V2 + V3 0 i = i1 + i2 + i3
di Di
Di 1 1
V = L1 + L2
+ L3
dt dt dt 1 ∫ Vd = ∫ Vdt +
di di Di di
Lek = L1 + L2 + L3 Lek L1 L2 ∫ Vdt
dt dt dt dt
Lek = L1 + L2 + L3 1
+ ∫ Vdt
L
3
Induktor memiliki nilai satuan Farads, biasa 1disimbolkan
1 1 1 . Induktor
memiliki fungsi sebagai berikut : tempat terjadinya= gaya+ magnet,
+ pelipatgandaan
Lek L L L
tegangan, dan pembangkit getaran.
4 5 6
A. Jenis-jenis Induktor
1. Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi dampak
kapasitansi terdistribusi. Ini kerap dipakai pada rangkaian tala pada penerima radio didalam
jangka gelombang menengah dan gelombang panjang karena konstruksinya, induktansi tinggi
bisa dicapai dengan bentuk yang kecil.
2. Lilitan inti toroid
Sebuah lilitan simpel yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan
magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid bisa dibuat dari lilitan
silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub
utara dan selatan. pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. ini mengakibatkan
lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


A. Pembacaan dan Pengukuran Resistor
1. Pembacaan Resistor

Gambar 1.1 Resistor


2. Pengukuran resistor

Gambar 1.2 Alat Pengukur Resitor


B. Pembacaan dan pengukuran Kapasitor
1. Pembacaan Kapasitor
Cara membaca nilai kapasitor bisa berbeda tergantung dari jenisnya, ada yang tercantum pada
badan kapasitor ( didalam label ) dan ada juga yang memakai kode warna. pembacaan nilai
kapasitor yang memakai kode warna serupa dengan pembacaan pada resistor, yaitu angka
pertama menunjukan bilangan puluhan, angka kedua menunjukan bilangan satuan dan angka
ketiga menunjukan faktor pengali. Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi
biasanya ditulis dengan angka yang jelas. Dilengkap dengan nilai tegangan maksimum dan
polaritasnya. Contohnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar
22uf/25v.

Gambar 1.3 Kapasitor

Pada Kapasitor keramik yang ukuran fisiknya mungil dan kecil umumnya hanya bertuliskan
dua atau tiga angka saja. Bila cuma ada dua angka satuannya yaitu pf ( pico farads ). Misalnya,
kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi yaitu 47 pf. Bila ada tiga digit, cara
membaca nilai kapasitor yaitu angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, namun
angka ketiga merupakan faktor pengali.
Contoh lain :
1. pada sebuah kapasitor tercantum angka 472 artinya,kapasitas = 47 x 100
= 4700 pf = 4, 7 nf
2. pada sebuah kapasitor tertera : 470 μ ;f, 25v artinya,kapasitas = 470 μ ;f
dengan tegangan kerja = 25 volt.

Tabel 1.5 Pengali Nilai Kapasitor


Pengali/Multiplier (dua digit
Angka ke-3 pertama memberi Anda nilai di
Pico-Farads)

0 1

1 10

2 100

3 1,000
4 10,000

5 100,000

6 not used

7 not used

8 .01

9 .1

Pada beberapa tipe kapasitor ada juga yang memakai toleransi yang umumnya memakai kode
huruf

Tabel 1.6 Toleransi Pengali Nilai Kapasitor


Simbol Toleransi
huruf

D +/- 0.5 pF

F +/- 1%

G +/- 2%

H +/- 3%

J +/- 5%

K +/- 10%

M +/- 20%

P +100% ,-0%

Z +80%, -20%
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya yaitut 1 = 10, 2 =100, 3 = 1. 000, 4 =
10. 000 dan seterusnya. contohnya pada kapasitor keramik tertulis 222, jadi kapasitansinya
yaitu 22 x 100 = 2200 pf = 2. 2 nf.
Selain dari kapasitansi, ada beberapa karakteristik lainnya yang harus di perhatikan.
Umumnya spesifikasi karakteristik ini di sajikan oleh pabrik pembuat dalam bentuk datasheet.
Tabel di bawah ini menunjukan beberapa spesifikasi tersebut.

(a)

Gambar 1.4 (a) dan (b) Pengali Nilai Kapasitor


(b)

2. Tegangan kerja Kapasitor


Tegangan kerja yaitu tegangan maksimum yang diiperbolehkan sehingga kapasitor masih
dapat bekerja dengan baik. Anda mungkin sempat mengalami kapasitor yang meledak lantaran
kelebihan tegangan kerja. contohnya kapasitor 10uf 25v, maka tegangan yang dapat diberikan
tidak boleh lebih dari 25 volt dc. Biasanya kapasitor polar bekerja pada tegangan searah dc
dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan bolak balik ac.
3. Temperatur kerja kapasitor
Nilai yang diperlihatkan pada badan kapasitor masih memenuhi spesifikasinya bila bekerja
pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor biasanya membuat kapasitor yang
berpedoman pada standar popular. Terdapat empat standar popular yang umumnya tercantum
di badan kapasitor seperti z5u dan y5v ( general purpose ), c0g ( ultra stable ) serta x7r ( stable
)
Pada sebagian besar rangkaian tv umumnya bila terjadi kerusakan terhadap satu nilai di
kapasitor maka kapasitor tersebut dapat diganti dengan nilai yang lebih besar atau setidaknya
mendekati nilai asli, tetapi tidak semua kapasitor dapat diganti dengan kapasitor pengganti
yang tidak sama nilainya,yang umumnya dibagian osilator .Contohnya kapasitor pada osilator
power supply yang umumnya memiliki nilai 22-47uf tentunya diganti dengan nilai persis
sesuai aslinya, karena nilai tersebut pastilah berpengaruh terhadap tegangan output yang
dihasilkan. Demikian artikel perihal tata cara membaca nilai kapasitor.

Gambar 1.5 Pengukuran Kapasitor

C. Pembacaan dan Pengukuran Induktor


Pembacaan Induktor
Cara Membaca induktor nilai tetap dapat melalui tabel seperti dibawah ini
Tabel 1.6 Pembacaan Induktor

A. Dengan huruf dan angka.


Satuan untuk induktor dengan kode huruf dan angka dalam MikroHenry ( uH ) dengan
tiga angka:
1. Angka pertama dan kedua merupakan nilai awal induktansi.
2. Angka ketiga merupakan faktor pengali atau banyaknya nol.
3. Huruf awal “R” menghadirkan tanda desimal.
4. Huruf akhir merupakan nilai toleransi dimana “J = 5% ; K= 10%; M = 20% “
Induktansi induktor = nilai awal induktansi x faktor pengali
B. Berdasarkan nilai tidak tetap ( adjustable value ).
Yaitu induktor yang nilai induktansinya berubah dengan cara memutar asnya.
Model induktor nilai tidak tetap ialah:
a. Model Shielded
Contoh : Medium Frequency transformer atau Intermediate Frequency
Transformer
b. Model UnShielded
Contoh : Spoel Oscilator

 SOFTWARE PSIM dan LIVEWIRE Gambar 1.6 Pengukuran Induktor.


I. PENDAHULUAN
PSIM dan Livewire merupakan sebuah software simulasi rangkaian elektronik yang
menggunakan gambar dan animasi untuk mendemonstrasikan prinsip-prinsip dari sebuah
rangkaian elektronika. Livewire memberikan kemudahan untuk merancang dan
mensimulasikan rangkaian dengan menggunakan bantuan komputer. Selain itu livewire dapat
menyelidiki konsep-konsep yang tidak kasat mata seperti tegangan, arus, dan hambatan.
II. TUJUAN
Tujuan dari software Livewire ini adalah sebagai berikut :
1. Memudahkan membuat rangkaian listrik maupun elektronik
2. Memudahkan proses simulasi rangkaian listrik maupun elektronik.
III. DASAR TEORI

A. Bagian-Bagian Livewire
Gambar 2.1. Bagian-Bagian Livewire

1. Menu bar : digunakan untuk mengakses tool dan fitur dari livewire. Beberapa
pengaturan menu dapat diakses dengan meng-klik pada toolbar atau menggunakan
shortcut keyboard.
2. Toolbar : toolbar memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan
berbagai tugas di livewire. Banyak dari tombol toolbar yang menghubungkan ke perintah
pada menu bar.
3. Lembar desain : tempat objek/ komponen diletakkan.
4. Gallery : memberikan kemudahan untuk mengakses komponen-komponen yang
ingin digunakan, tinggal mengklik komponen tersebut lalu menggesernya ke lembar
desain.
5. Status bar : memberikan informasi perintah/ menu yang sekarang digunakan.
B. Fungsi Menu
1. Menu File

Gambar 2.2. Menu File

Tabel 2.1. Bagian-Bagian Menu File

Nama Fungsi

New Digunakan untuk membuat dokumen kosong baru.


Exit Digunakan jika ingin keluar dari Livewire.
Open Untuk membuka dokumen yang telah dibuat.
Close Untuk menutup dokumen.

Digunakan untuk menyimpan dokumen yang telah dibuat.


Sedangkan save as digunakan untuk menyimpan dokumen untuk
Save pertama kali atau menyimpan dokumen dengan nama baru.

Protect document Digunakan untuk melindungi dokumen dengan password.

Preview in browser Digunakan jika ingin membuat e-book dari dokumen.

Page setup Digunakan untuk mengatur layout dan dokumen.

Print Digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat.

Send Digunakan untuk mengirim dokumen yang telah dibuat dengan e-mail.

Properties Memuat informasi tentang dokumen.

Menu file berisi apa yang harus dilakukan pada suatu berkas dan pengaturan pada
berkas, seperti membuat berkas baru, membuka berkas, menyimpan berkas, proteksi berkas,
dan lain sebagainya. Dokumen pada livewire disimpan sebagai file dengan ekstensi *.lvw.
Untuk mengatur file menggunakan menu file. Berikut adalah fungsi masing-masing menu file.

2. Menu Edit

Gambar 2.3. Menu Edit

Menu edit berisi menu yang berguna untuk melakukan pengeditan dokumen yang telah
dibuat, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Bagian-Bangian Menu Edit

Nama Fungsi

Undo Untuk membatalkan perintah yang telah dilakukan.

Redo Untuk kembali ke perintah yang telah dilakukan.

Cut Untuk memindahkan rangkaian yang telah dibuat.

Copy Untuk menggandakan rangkaian yang telah dibuat.

Perintah ini dipakai untuk meletakkan rangkaian yang telah


Paste kita cut atau copy.

Delete Untuk menghapus rangkaian yang telah dibuat.

Untuk melakukan pengaturan tata letak dari rangkaian, seperti


Arrange rotasi, pencerminan, dsb.

3. Menu View

Gambar 2.4. Menu View

Menu view digunakan untuk pengaturan gambaran/ interface dari dokumen. Salah
satunya bagian menu view adalah animation dan style. Animation dipakai untuk
mengilustrasikan apa yang terjadi dari sebuah rangkaian.
Gambar 2.4. Bagian-Bangian Menu View

Tabel 2.3 Bagian-bagian Menu View

Nama Fungsi

Menunjukkan jumlah pengisian listrik pada tiap kapasitor yang ada


Capacitor charge pada rangkaian.

Menunjukkan warna tiap kawat sambungan yang


mempresentasikan besar tegangan pada titik tersebut. Warnanya
akan berubah diantara merah (untuk tegangan 5 volt atau lebih),
dilanjutkan dengan hijau (untuk tegangan 0 volt), selanjutnya
Colour voltage warna biru (untuk tegangan -5 volt kebawah).

Menunjukkan arah panah sederhana pada tiap kawat sambungan


Current flow untuk menunjukkan arah dari aliran arus.

Hampir sama dengan colour voltage. Namun bedanya adalah


pada voltage level warna tersebut tidak pada sambungan, tetapi ada
Voltage level kotak batang kecil yang menempel pada sambungan.

Mirip dengan voltage level, namun menggunakan kotak indikator


Voltage indikator yang lebih kecil.

Menunjukkan keadaan logika pada tiap pin komponen. Nilai 1


untuk sinyal bernilai tinggi, 0 jika sinyal bernilai rendah, dan x jika
Logic level sinyal tidak diketahui.

4. Menu Insert
Menu insert digunakan untuk menyisipkan teks, tabel, gambar, simbol, grafik,
komponen, dan halaman.
Fungsi Toolbar

Gambar 2.5. Fungsi Toolbar


Secara default terdapat toolbar yang berada pada jendela utama, yaitu standart, style,
toolbox, gallery, dan status bar. Toolbar standard dan toolbox berada tepat di bawah menu
bar. Toolbar style terletak di sebelah kiri dari lembar desain. Status bar berada di bagian bawah
dari lembar desain. Untuk fungsi tiap toolbar telah dijelaskan diatas. Gallery berada di sebelah
kanan lembar desain pada jendela yang berbeda. Gallery berisi komponen-komponen
elektronika yang dapat dipakai untuk membuat rangkaian dan simulasi, beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Power supplies berisi komponen yang berhubungan dengan catu daya, seperti baterei,
sumber tegangan, ground, fuse, regulator tegangan, dsb.
b. Connectors berisi hal-hal yang berhubungan dengan sambungan suatu rangkaian, seperti
terminal sambungan. Selain itu conectors dibagi lagi menjadi Single in Line, Dual in Line, dan
sockets.
c. Single in Line (SIL) berisi terminal pin yang sejajar dan sebaris mulai dari 1 pin – 25 pin
d. Dual in Line (DIL) berisi terminal pin sebagai pengganti IC. Ini dipakai jika ingin
menggambar IC yang tidak ada pada daftar gallery.
e. Terminal blocks berisi terminal-terminal sambungan yang sebaris, mulai dari 2 pin hingga 4
pin.
f. Sockets berisi soket-soket mulai dari 10 pin-50 pin.
g. Input components berisi komponen-komponen yang biasa dipakai sebagai input, seperti
macam-macam saklar, sensor, dan generator sinyal.
h. Passive components berisi komponen-komponen pasif, seperti resistor, kapasitor, dan
induktor.
i. Discrete semiconductors berisi komponen-komponen semikonduktor, seperti dioda,
transistor, dan mosfet.
j. Logic semiconductors berisi komponen-komponen logika, seperti clock dan gerbang-
gerbang logika.
k. Integrated circuits berisi macam-macam jenis IC, misal IC 555, Op-amp, dan IC lainnya.
DIL berisi IC dengan beragam kaki, namun tidak memiki fungsi yang spesifik.
7400 series berisi IC seri 7400-an, seperti IC logika 7404, 7408, 7432, dsb. 4000B series berisi
IC seri 400B, seperti driver 7 segment 4511B, dsb.
l. Measuring berisi alat-alat yang biasa dipakai untuk mengukur (measure), seperti
amperemeter, voltmeter, OCL, dan beberapa alat ukur lainnya.
IV. PROSEDUR MENJALANKAN LIVEWIRE
A. Proses Pembuatan Rangkaian
1. Membuka Livewire dan Membuat Rangkaian

a. Pertama-tama klik dua kali pada icon livewire ( )


b. Lalu akan muncul jendela livewire, disertai jendela start, lalu pilih create a circuit dengan
di klik
c. Setelah itu muncul jendela gallery
d. Pilihlah komponen yang ada pada gallery sesuai dengan yang kita rencanakan
e. Klik komponen tersebut lalu geser ke lembar desain.
f. Untuk menyambungkan komponen satu dengan lainnya, cukup dengan meletakkan kursor

pada salah satu ujung komponen hingga membentuk tanda ( ) lalu tinggal dihubungkan
ke ujung komponen lain yang diinginkan.

2. Mengedit dan Mengubah Sambungan


a. Klik sambungan yang ingin diedit atau diubah, lalu arahkan kursor ke sambungan sehingga

muncul tanda ( ) atau tanda ( ) lalu tinggal menggeser tanda tersebut sesuai keinginan.
b. Jika ingin mengubah sudut dari sebuah sambungan, klik sambungan atau sudut dari
sambungan lalu letakkan kursor di sudut sambungan hingga muncul tanda ( ) lalu geser
sesuai keinginan.

3. Mengubah Nilai dan Model Komponen

a. Untuk mengubah nilai dari komponen cukup klik dua kali pada komponen yang
diinginkan atau pilih komponen lalu klik kanan dan pilih properties. Misalkan suatu
resistor ingon diubah nilainya maka cukup klik dua kali resistor yang diubah atau klik
resistor lalu klik kanan dan pilih properties.
Gambar 2.6. Mengubah nilai resistor

Pada bagian value terdapat dua kolom sebelah kiri adalah nilai resistor sedangkan sebelah kanan
adalah multiplier (faktor pengali)

Gambar 2.7. Kolom value


Untuk mengubah model komponen maka pilih komponen lalu klik kanan lalu pilih model setelah
itu pilih model komponen yang diinginkan.

Gambar 2.8. Memilih model komponen

4. Menjalankan Simulasi dari Rangkaian


a. Untuk melakukan simulasi dari sebuah rangkaian maka kita harus membuat rangkaian
terlebih dahulu.
b. Lebih baik dicek terlebih dahulu sebelum dijalankan.
Gambar 2.9. Tombol kontrol simulasi

c. Tekan icon run ( ) pada toolbar untuk menjalankan simulasi, sedangkan pause ( )
untuk melakukan jeda pada simulasi, dan icon stop ( ) digunakan untuk menghentikan
simulasi.
d. Arahkan kursor mouse pada kawat sambungan rangkaian maka akan terlihat tanda yang
menunjukkan nilai tegangan (V) dan arus (I) serta panah yang menunjukkan arah muatan.

Gambar 2.10. Nilai tegangan dan arus pada kawat sambungan

B.Power Simulator
Tutorial PSIM (Power Simulation)
Power Simulation atau yang lebih dikenal dengan PSIM adalah salah satu software yang
berguna untuk mensimulasikan berbagai karakteristik elektronika dan system tenaga listrik
yang berjalan pada Operator System Windows dan semacamnya. Namun PSIM yang kami
berikan bersifat fortable atau dapat digunakan tanpa instalasi program pada PC anda. dan
berikut langkah-langkah menggunakan PSIM:

1. Tampilan Awal
Tampilan awal pada PSIM sama seperti lembaran kosong pada umumnya yang tidak
berisikan sesuatu. Contoh tampilan awal PSIM seperti dibawah ini.
Gambar 2.11 Tampilan awal PSIM
2. Komponen-komponen elektronika pada PSIM
Sesuai dengan fungsinya komponen-komponen yang digunakan pada PSIM yaitu
komponen elektronika yang pada umumnya seperti:
1. Transistor
2. Kapasistor
3. Induktor
4. Dioda
Gambar komponen-komponen yang ada didalam PSIM:

Gambar 2.12 Komponen-komponen dalam PSIM


3. Membuat Rangkaian pada PSIM
Seperti halnya membuat sebuah rangkain kita harus mengetahui rangkaian apa yang akan
kita buat dan komponen-komponen apa saja yang ada dalam rangkaian tersebut. Maka kita
harus menentukan rangkaian apa yang akan kita buat dan komponen apa saja yang ada
didalamnya. Kemudian kita sambungkan komponen-komponen tersebut menggunakan wire

atau tanda berikut . Berikut contoh rangkaian penyearah gelombang penuh controled 45
pada 3 phasa:
Gambar 2.13 Rangkaian penyearah gelombang penuh controled 45 3phasa
4. Melakukan simulasi rangkaian
Setelah membuat rangkaian, selanjutnya kita mensimulasikan rangkaian tersebut dalam

bentuk gelombang dengan menggunakan tanda atau mengunakan tanda . Berikut hasil
simulasi dari rangkaian diatas.

Gambar 2.14. Hasil simulasi Rangkaian


Dengan PSIM kita juga bisa melatih kreativitas kita dalam membuat
rangkaian sesuai dengan hati kita dan kita juga dapat mensimulasikannya
dalam bentuk gelombang.
MODUL 1
HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF
1.1 Pendahuluan
Kita banyak mendengar istilah-istilah yang sering dipakai untuk elektronika, beberapa
istilah yang sering kita dengar itu diantara lain adalah arus,tegangan dan hambatan. Selain itu
terdapat dua hukum dasar yang digunakan dalam elektronika,dua hukum dasar tersebut
adalah Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff .Tegangan adalah perbedaan potensial listrik
antara duatitik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini
mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran
listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu
tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari
tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus
listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan
rendah.Arus adalah Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron,mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah :
A. Mengetahui Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff
B. Dapat merangkai komponen elektronika dan menganalisis rangkaian
tersebut.
C. Dapat mengukur besar hambatan, arus, maupun tegangan pada rangkaian
elektronika menggunakan alat ukur analog maupun digital.
1.3 Komponen dan Alat yang Digunakan
A. Resistor (2k2 Ω,1kΩ,100Ω,4k7Ω,10kΩ)
B. Multimeter Analog
C. RLC Meter
D. Multimeter Digital
E. Power Supply 5 VDC
1.4 Dasar Teori
1) Hukum Ohm
Hukum Ohm :“Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua
titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan(V) di dua titik tersebut,
dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi(R) di antara mereka”
Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
hambatan (R) selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan
kepadanya.

Gambar 1.1 Rangkaian Listrik

V = I.R . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.1)
V= Kuat Arus

R=Hambatan

Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui
sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically“.

2) Hukum Kirchhoff
Di dalam rangkaian listrik, maka berlakulah persamaan Hukum
Kirchhoff, yang terdiri dari :
1. Hukum Arus Kirchhoff,
Hukum ini lebih dikenal sebagai Hukum I Kirchhoff, atau disebut
juga sebagai KCL (Kirchhoff's Current Law).
2. Hukum tegangan Kirchhoff
Hukum tegangan lebih dikenal sebagai Hukum II Kirchhoff, atau
disebut juga dengan Hukum loop Kirchhoff, dan KVL (Kirchhoff's Voltage
Law).
Hukum I Kirchhoff menyatakan :
Jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik
percabangan sirkuit listrik.
I masuk = I keluar
Dimana I adalah Arus listrik, dengan satuan Ampere (A).
Hukum II Kirchhoff menyatakan
Jumlah ggl Sumber Tegangan sama dengan jumlah beda potensial antara
arus dan hambatan pada rangkaian listrik.
ε = Ʃ (I . R) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.2)
Dimana,
ε : ggl Sumber tegangan (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
R : Hambatan (Ohm)
. .
1.5 Prosedur Praktikum
Pengukuran nilai hambatan pada resistor

Langkah-langkah:

1. Siapkan RLC meter


2. Rubah dan putar switch ke mode R
3. Ukur besar resistor yang diinginkan.

Ex:2k2 Ω,1kΩ,100Ω,4k7Ω,10kΩ Gambar 1.2 RLC Meter

D
Gambar 1.3 Rangkaian Percobaan 1

Pengukuran tegangan menggunakan multimeter digital


-
1. Beri Tegangan input sumber DC 5 Volt
2. Ukur tegangan diantara titik C dan D dengan cara memasang test pin secara
parallel
3. Putar switch ke mode V DC dan tentukan skala yang sesuai dengan tegangan
4. Catat hasil pengukuran
+-

D
Gambar 1.4 Rangkaian Percobaan
Pengukuran tegangan menggunakan multimeter analog

1. Beri Tegangan input sumber DC 5 Volt


2. Ukur tegangan diantara titik C dan D dengan cara memasang test pin secara
parallel
3. Putar switch ke mode V DC dan tentukan skala yang sesuai dengan tegangan
4. Catat hasil pengukuran

D
Gambar 1.5 Rangkaian Percobaan

Pengukuran arus menggunakan multimeter

1. Beri Tegangan input sumber DC 5 Volt


2. Ukur arus di R1 dengan multimeter , ubah nilai R1 dari 2K2, 4K7, dan 1K
dengan cara memasang test pin secara seri.
3. Putar switch ke mode A.
4. Catat hasil pengukuran.

D
Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan 1
Pengukuran arus menggunakan multimeter analog
1. Beri Tegangan input sumber DC 5 Volt
2. Ukur arus di R1 dengan multimeter , ubah nilai R1 dari
2K2, 4K7, dan 1K dengan cara memasang test pin
secara seri
3. Putar switch ke mode A DC dan tentukan skala yang diperlukan
4. Catat hasil pengukuran

D
Gambar 1.7 Rangkaian Percobaan 1
MODUL 1(b)

PEMBAGI ARUS, DAN PEMBAGI TEGANGAN

1.1 PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Pembagi arus dan tegangan merupakan salah satu rangkaian
dasar yang harus dikuasai dalam elektronika. Rangkaian pembagi tegangan merupakan
rangkaian sederhana yang dapat mengubah tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang lebih
rendah. Dengan hanya menggunakan dua resistor yang dipasang secara seri dan dengan sebuah
input tegangan. Sedangkan Rangkaian pembagi arus adalah rangkaian yang memiliki fungsi
penting terutama jika akan melakukan pemasangan komponen atau perangkat Ampere Meter
yang biasanya digunakan untuk mengukur arus secara pararel. Dua buah komponen resistor
menjadi bagian penting yang tidak boleh terlewatkan jika ingin membuat rangkaian tersebut.
Salah satu kaki resistor digabungkan menjadi satu ke sumber tegangan dan kaki yang lain atau
sisanya dihubungkan ke beban.

1.2 TUJUAN
Adapun Tujuan dalam praktikum pembagi Arus dan Tegangan sebagai Berikut :
1. Mahasiswa mampu menganalisa rangkaian Open Circuit dan Short Circuit, Pembagi
Arus dan Tegangan.
2. Mahasiswa dapat lebih memahami materi tentang rangkaian Open Circuit dan Short
Circuit, Pembagi arus dan tegangan
3. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil analisa pengukuran rangkaian Open Circuit dan
Short Circuit, Pembagi arus dan tegangan dengan cara manual atau menggunakan
aplikasi PSIM dan Livewire.
1.3 DASAR TEORI

1. Open Circuit (OC)


Dua titik dikatakan open circuit (hubung buka) apabila tidak ada hubungan antara kedua
titik tersebut, sehingga rangkaian dapat dikatakan terputus. Oleh sebab itu, pada rangkaian
berlaku :
A. Resistansi antara kedua titik besar (∞)
B. Tidak ada arus yang mengalir antara dua titik tersebut Vopen
C. circuit = E volt
Gambar 1.1 Open Circuit

2. Short Circuit (SC)


Dua titik dikatakan short circuit (hubung tutup) bila kedua titik tersebut dihubungkan
bersama dengan suatu penghantar yang memiliki resistansi sangat rendah (≈0), dengan
demikian :
A. Tegangan pada titik tersebut V = I R, R = 0 V = I x 0 = 0 volt
B. Arus yang mengalir pada titik tersebut sangat besar (IHS)

C.

Gambar 1.2 Short Circuit


3. Pembagi tegangan
Pembagi tegangan hanya berlaku pada resistor yang dirangkai secara seri.
Seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1.3 Rangkaian Pembagi Tegangan


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.3)

4. Pembagi Arus
Pembagi arus hanya berlaku pada resistor yang dirangkai secara paralel. Seperti
gambar di bawah ini :

Gambar 1.4 Rangkaian Pembagi Tegangan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.4)

1.4 ALAT dan BAHAN

Adapun Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum pembagi Arus dan Tegangan
sebagai Berikut :
1. Multimeter
2. Resistor
a. open circuit (10 Ohm dan 330 Ohm)
b. short circuit (1 kOhm)
c. Pembagi arus (33 kOhm, 10 kOhm, 220 kOhm)
d. Pembagi tegangan (33 kOhm, 10 kOhm, 220 kOhm)
3. Power Supply / Baterai
4. Project Broad
5. Kabel Jumper
1.5 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Prosedur pada opern circuit

Gambar 1.5a Open Circuit


A. Buatlah rangkaian open circuit pada aplikasi PSIM atau Livewire seperti Gambar 1.5a
B. Kemudian ON kan aplikasi PSIM atau Livewire untuk mengetahui arus dan tegangan
C. Ukur dan catat resistor dan power supply dengan multimeter sebelum dirangkai di
projectboard
D. Rangkaikan gambar 1.5a ke project board dan ukur tegangan dan arus menggunakan
multimeter.
E. Hitung arus dan tegangan menggunakan perhitungan manual!
F. Masukkan dalam tabel hasilnya lalu berikan kesimpulan!

2. Prosedur pada short circuit

Gambar 1.6b Short Circuit

A. Buatlah rangkaian short circuit pada aplikasi PSIM/Livewire seperti gambar 1.6b
B. Kemudian ON kan applikasi PSIM/Livewire untuk mengetahui tegangan dan arus
menggunakan multimeter pada PSIM/Livewire
C. Ukur dan catat resistor dan power supply dengan multimeter sebelum dirangkai di
projectboard
D. Buatlah rangkaian short circuit seperti gambar 1.6b dan ukur menggunakan
multimeter.
E.Hitung arus dan tegangan menggunakan perhitungan manual!
F. Masukkan dalam tabel hasilnya lalu berikan kesimpulan!

5. Prosedur pada pembagi arus dan tegangan listrik


Gambar 1.7 Rangkaian Pembagi Tegangan

Gambar 1.8 Rangkaian Pembagi Arus


A. Menggunakan PSIM/Livewire
a. Buat rangkaian pembagi arus dan pembagi tegangan pada PSIM/Livewire sesuai
dengan gambar 1.7 dan 1.8
b. Catat hasil pengukuran di tabel pengukuran
B. Menggunakan Manual
a. Menggunakan rumus pembagi arus dan tegangan

C. Menggunakan Multimeter
a. Buat rangkaian yang telah didesain pada project board
b. Ukur dengan multimeter
Tabel Perhitungan Open Circuit

Open Circuit Arus Tegangan

Menggunakan perhitungan manual

Menggunakan multimeter

Menggunakan PSIM/Livewire
Tabel Perhitungan Short Circuit

Short Circuit Arus Tegangan

Menggunakan perhitungan manual

Menggunakan multimeter

Menggunakan PSIM/Livewire

Tabel Perhitungan Pembagi Tegangan


Hasil percobaan menghitung tegangan
Nilai
Hambatan Manual biasa PSIM/Livewire Multimeter

Tabel Perhitungan Pembagi Arus

Hasil percobaan menghitung arus


Nilai
Hambatan Manual biasa PSIM/Livewire Multimeter

1.6 .PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Pertanyaan
A. Mengapa pada saat short circuit bisa mengakibatkan kebakaran? Jelaskan hal ini
secara mendetail !
B. Mengapa pada rangkaian open circuit nilai I =0 ?
C. Tentukan nilai i1 dan i2 pada rangkaian dibawah ini
D. Jelaskan perbedaan antara pembagi arus dan pembagi tegangan!
E. Hitunglah arus dan tegangan pada masing-masing resistor pada
gambar dibawah ini !

2. Tugas

Terserah masing-masing asisten.


MODUL 1 (c)
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

1.1 PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik
lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat
listrik terdiri dari banyak jenis komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan
tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa
dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel. Rangkaian yang disusun
secara sejajar disebut rangkaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara berderet
disebut rangkaian paralel. Dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa
memahami konsep dasar rangkaian seri dan pararel.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum Rangkaian Seri dan Paralel ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengerti tentang cara menghitung resistansi arus dan tegangan
menggunakan aplikasi maupun dengan cara manual.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kuantitatif melalui pengukuran kuat arus,
tegangan, dan hambatan dari percobaan angkaian seri dan rangkaian paralel.
3. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil analisa pengukuran rangkain seri maupun
paralel dengan cara manual atau menggunakan aplikasi (PSIM).
1.3 DASAR TEORI
Ada 2 jenis rangkaian elektronika, yaitu:
1. Rangkaian seri

Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderat

(seri).
2. Rangkaian parallel
Paralel adalah suatu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar.
Resistor (R)
Hubungan seri:
Rek=R1+R2+R3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.5)

Hubungan parallel:

. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.6)

Kapasitor(C)
Hubungan seri:

= + +
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.7)

Hubungan parallel:

Cek =C1 +C2 +C3 .. .. . . . . . . . . . . . . (1.8)


Induktor(L)
Hubungan seri:

Lek=L1 + L2 + L3
. .. . . . . . . . . . . . . . . . . (1.9)

Hubungan parallel:

= + +
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.10)

1.4 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


1. Multimeter
2. Resistor
A. Resistor 33 K
B. Resistor 22 K
C. Resistor 47 K
3. Kapasitor (simulasi)
A. Kapasitor 5 uF/16 v
B. Kapasitor 10 uF/16 v
C. Kapasitor 15 uF/16 v
D. Kapasitor 20 uF/16 v
4. Inductor (simulasi)
A. Induktor 25 H
B. Induktor 10 H
C. Induktor 20 mH
5. Kabel jumper
6. Project board

7. 1.5 PROSEDUR / LANGKAH PERCOBAAN

1. Pengukuran manual
A. Kapasitor
Langkah-langkah pengukuran manual kapasitor menggunakan rumus di bawah ini:

Parallel:
Cp = C1+C2+C3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.11)

Seri:

. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.12)

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

B. Induktor
Penghitungan secara manual menggunakan rumus di bawah
ini:
Parallel:

. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.13)

Seri :
Ls = L1 + L2 + L3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.14)
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

C. Resistor
a. Pengukuran manual
Untuk pengukuran manual menggunakan rumus di bawah ini:

Seri:
Rs =R1 +R2 +R3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.15)
Parallel:

. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.16)

b. Simulasi dengan aplikasi


c. Pengukuran dengan multimeter

 Buat rangkaian pada projectboard, sesuaikan dengan gambar soal.


 Bila perlu menggunakan kabel jumper.
 Letakkan selector multimeter di posisi OHM (Ω)
 Ukur rangkaian dengan menggunakan multimeter.
 Letakkan probe secara seri dengan rangkaian.
 Lihat hasil pengukuran pada layar multimeter.
 Tulis hasil pengukuran pada tabel pengamatan.

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9


Table pengamatan 1:
Jenis Rangkaian Kapasitansi Total

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Table pengamatan 2:
Jenis Induktansi Total
Rangkaian
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Tabel pengamatan 3:
Hambatan Total
Jenis Rangkaian
Manual PSIM/LIVEW Projectboard
IRE
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

1.6 PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Pertanyaan
A. Apakah cara menghitung resistor paralel dengan kapasitor seri sama? Berikan
penjelasannya !
B. Cari R total pada rangkaian berikut!

C. Tentukan C total pada rangkaian di bawah ini:

D. Hitunglah L total darirangkaian di bawah ini:

a.
b.

E. Mengapa Sumber Tegangan yang berbeda tidakboleh di rangkai


paralel? Jelaskan beserta alasanya !

2. Tugas
Sesuai asprak masing-masing
MODUL 2

PARAMETER ADMITANSI DAN IMPEDANSI DARI RANGKAIAN RLC

1.1 PENDAHULUAN

Rangkaian listrik dapat dianalisa dengan menggunakan berbagai parameter yaitu


konduktansi, suseptansi atau admitansi. Parameter admitansi “y” juga pada umumnya banyak
dipergunakan dalam sitesa filter, perencanaan penganalisaan matching network dan distrubusi
sitem tenaga. Parameter “y”, memperlihatkan arus-arus yang dinyatakan oleh tegangan
terminal dengan persamaan sebagai berikut :

I1 = y11V1 + y12 V2 ………………………………………………….(2.1)

I 2 = y 21V1 + y 22 V2…………………………………………………(2.2)

maka y11 ; y12 ; y21 ; y22 inilah yang disebut sebagai parameter-parameter admitansi “y”
dari kutub empat suatu rangkaian yang satuannya siemen [S]

1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan parameter admitansi dan impedansi dari suatu rangkaian kutub empat
2. Menggunakan parameter rangkaian tersebut untuk menyederhanakan dan
mensistematiskan analisis jaringan dengan dua titik singgah yang linear

1.3 DASAR TEORI

Rangkaian kutub empat adalah suatu rangkaian yang memiliki sepasang terminal pada sisi
input dan output. Rangkaian kutub empat banyak dipergunakan dalam jaringan sistem
komunikasi, sistem kontrol, sistem daya dan rangkaian elektronik. Rangkaian kutub empat
atau sering disebut sebagai jaringan 2 titik singgah digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Rangkaian Kutub Empat


Syarat suatu rangkaian kutub empat adalah dimana rangkaian tersebut harus resiprokal dan
simetris. Suatu rangkaian disebut resiprokal apabila tegangan yang terukur pada port 2 terhadap
arus pada port 1 sama dengan tegangan yang terukur ada port 1 terhadap arus pada port 2.
Syarat lain adalah dimana tidak boleh ada sumber dependent pada rangkaian yang resiprokal.
Sedangkan rangkaian dikatakan simetri bila impedansi output sama dengan
impedansi outputnya. Analisis suatu rangkaian kutub empat didasarkan atas hubungan antara
arus dan tegangan pada terminal jaringannya, untuk mendapatkan paramter jaringan tersebut.
Parameter rangkaian kutub empat dibedakan atas:

1. Parameter admitansi (Y)


2. Parameter impedansi (Z)
3. Parameter hibrid (h)
4. Parameter tranmisi (abcd)
5. Parameter inver transmisi.
6. Parameter inverse-hibrid (g)
Parameter admitansi didapat dengan menuliskan persamaan arus sebagai fungsi dari tegangan
jaringannya.

..............................................................(2.3)

Parameter impedansi didapat dengan menuliskan persamaan tegangan terminal sebagai fungsi
dari arus jaringannya

…………………………………………...(2.4)

Hubungan antar rangkaian kutub empat disebut interkoneksi, terdapat tiga jenis interkoneksi
pada rangkaian kutub empat yaitu;

A. Interkoneksi Hubung Seri


Gambar 2.2 Interkoneksi Hubungan Seri

B. Interkoneksi Hubung Paralel

Gambar 2.3 Interkoneksi Hubungan Paralel

C. Interkoneksi Hubung Cascade

Gambar 2.4 Interkoneksi Hubung Cascade

1.4 ALAT DAN BAHAN


1. 1 catu daya
2. 2 Amperemeter DC
3. 2 Voltmeter DC
4. Resistor
a. Rangkaian Parameter Admitansi (2k,1k,5k)
b. Rangkaian Parameter Impedansi(7k,3.5k,2.2k)
5. Kabel-kabel
1.5 RANGKAIAN PERCOBAAN
1. Parameter Admitansi
I1 I2
A P Q B

S R

Gambar 2.5 Rangkaian Parameter Admitansi

2. Parameter Impedansi

I1 I2

Gambar 2.6 Rangkaian Parameter Impedansi

1.6 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Parameter Admitansi
1. Susun rangkaian seperti Gambar 2.5
2. Hubungkan titik B dengan R, dan titik S dengan P
3. Berikan catu daya pada V1 dan balik polaritas A2.
4. Hidupkan power suplay. Catat arus I1 dan I2 untuk tiap kenaikkan tegangan V1
5. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplay
6. Hubungkan titik A dengan R dan S dengan Q
7. Berikan catu daya pada V2 dan balik polaritas A1 dan A2
8. Hidupkan power suplay. Catat arus I1 dan I2 untuk tiap kenaikan tegangan V2
9. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplay
B. Parameter Impedansi
1. Susun rangkaian seperti Gambar. 2.5
2. Berikan catu daya pada V1
3. Hidupkan power suplay. Catat tegangan V1 dan V2 unuk tiap kenaikan I1
4. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), maikan power suplay
5. Berikan catu daya pada V2
6. Hidupkan power suplay. Catat besar arus V1 dan V2 untuk tiap kenaikkan I2
7. Kembalikan catu daya ke posisi nol (0), matikan power suplai

1.7 Pertanyaan dan Tugas


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rangkaian kutub empat?
2. Jelaskan alasan dibutuhkannya analisa rangkaian kutub empat dalam analisa
rangkaian listrik?
3. Buat matrik hybrid, inverse hybrid, transmisi dan inverse transmisi dari rangkaian
percobaan praktikum!
MODUL 3
ANALISIS RANGKAIAN ARUS CABANG,MESH,DAN NODE

3.1 Pendahuluan
Metode analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti hukum Ohm dan Hukum
Kirchhoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut. Pada
Modul empat ini akan dibahan dua metode analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu
: analisa arus cabang, analisis node dan analisis mesh
3.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ii adalah :

1. Mahasiswa mampu menganalisa rangkaian dengan Analisis Arus Cabang,


Analisis Mesh, dan Analisis Node.

2. Mahasiswa mampu membedakan perhitungan arus cabang, mesh dan node.

3. Mahasiswa dapat menganalisa nilai tegangan dan arus yang mengalir


dengan menggunakaan rangkaian sebenarnya dan simulasi PSIM/Livewire
3.3 Dasar Teori

1. Analisis Arus Cabang

Metode arus cabang adalah salah satu metode penyelesaian analisis rangkaian
bila rangkaian terdiri dari dua atau lebih sumber. Pada metode arus cabang ini, akan
diperoleh arus pada setiap cabang dari suatu rangkaian yang disebut arus
cabang. Dengan mengetahui arus pada setiap cabang maka kuantitas yang lain
seperti daya atau tegangan dapat ditentukan. Langkah-langkah penyelesaian dengan
metode arus cabang adalah :
1. Tentukan arus dan arahnya untuk setiap cabang rangkaian. Polaritas untuk
setiap resistansi ditentukan oleh arah arus yang telah diasumsikan.
2. Gunakan hukum Kirchoff tentang tegangan/beda potensial untuk setiap
lintasan tertutup.
3. Gunakan hukum Kirchoff tentang arus pada suatu simpul.
4. Selesaikan persamaan linier sesuai asumsi arus-arus cabang.

Gambar 4.1 analisa arus cabang

2. Analisis Mesh

Selain metode arus cabang, adapula metode yang dinamakan analisis mesh.
Istilah mesh dirturunkan dari loop tertutup dari suatu rangkaian. Dari kedua metode
tersebut metode analisis mesh yang paling sering digunakan. Langkah- langkah
penyelesaian dengan metode analisis mesh adalah :
1. Tentukan arus untuk setiap lintasan tertutup/loop. Misal arah arus
searah dengan arah jarum jam.
2. Tandai Polaritas resistor pada tiap loop.

3. Gunakan hukum Kirchoff tentang tegangan/beda potensial untuk


setiap lintasan tertutup.
4. Selesaikan persamaan linier sesuai asumsi arus pada lintasan
tertutup.

Gambar 4.2 analisis mesh


3. Analisis Simpul/Node

Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I / KCL dimana jumlah


arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana
tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah
jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada
sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik / AC. Langkah- langkah
penyelesaian dengan metode analisis simpul/node adalah:
1. Tentukan jumlah simpul / node dari suatu rangkaian.

2. Pilih satu simpul sebagai titik referensi dan beri label v1, v2,...vn pada
setiap simpul yang lain.
3. Gunakan hukum Kirchoff I / KCL pada setiap simpul.
4. Selesaikan persamaan yang dihasilkan untuk tegangan simpul.

Gambar 4.3 analisa Node

3.4 Peralatan dan Bahan Percobaan

1. Multimeter

2. Resistor :

a. Resistor 10 ohm

b. Resistor 33k ohm

c. Resistor 10k ohm

d. Resistor 100 ohm

e. Resistor 220 ohm

3. Kabel jumper

4. Project Board

5. Power Supply
3.5 Prosedur / Langkah Percobaan

a. Analisa arus cabang

1. Hitung secara manual, kemudian bandingkan dengan simulasi


PSIM/livewire dan pengukuran dengan multimeter
2. Rangkai gambar dibawah menggunakan PSIM/livewire

Gambar 4.4 Arus cabang

(1) Hitunglah secara manual dengan

 Tentukan arah arus

 Tentukan polaritas setiap komponen

 Merapkan hukum KVL (Kirchoff II)

 Merapkan hukum KCL (kirchoff I)

(2) Langkah-langkah analisa arus cabang dengan multimeter

 Susun komponen yang digunakan di project board sesuai dengan yang


ada digambar

 Kemudian ukur arus dimasing masing cabang menggunakan multimeter

b. Analisa Mesh

1. Hitung secara manual, kemudian bandingkan dengan simulasi


PSIM/Livewire dan pengukuran dengan multimeter
2. Rangkai gambar dibawah menggunakan PSIM/Livewire
Gambar 4.5 mesh

(1) Hitung secara manual dengan


 Memuat loop searah jarum jam

 Tandai polaritas resistor pada setiap loop

 Merapkan hukum KVL (Kirchoff II) pada loop tertutup

(2) Langkah-langkah analisa mesh dengan multimeter

 Susun komponen yang digunakan di projrct board

 Beri tegangan(sesuai dengan gambar diatas)

 Ukur arus yang melewati tiap resistor menggunakan multimeter

c. Analisis node

1. Hitung secara manual, kemudian bandingkan dengan simulasi


PSIM/Livewire dan pengukuran dengan multimeter
2. Rangkai gambar dibawah menggunakan PSIM/Livewire\

Gambar 4.6 node


(1) Ada dua macam cara untuk menganalisa node dengan manual

1) Cara pertama

 Tentukan jumlah node/titik

 Pilih salah satu sebagai titik referensi dan lainnya tandai dengan V1,
V2, dst
 Terapkan KCL pada tiap node. Asumsikan arus yang tidak diketahui
meninggalkan titik pada tiap KCL. Pada tiap node jangan diganggu
oleh arus lain yang tidak diketahui
 Selesaikan persamaan

2) Cara kedua

 Pilih salah satu titik sebagai titik referensi sisanya sebagai V

 Jumlah persamaan = N-1

 Hitung hambatan pada node V sama dengan nilai arusnya

 Selesaikan persamaan

Tabel 1pengamatan Analisa Arus Cabang

Hasil pengukuran arus


Nilai resistor Manual PSIM/livewire Multimeter
R1=

R2=

R3=
Tabel 2 Pengamatan Analisa Mesh

Hasil pengukuran arus


Nilai resistor
Manual PSIM/Livewire Multimeter
R1

R2

R3

Tabel 3 Pengamatan Analisa Node

Nilai Hasil pengukuran arus

resistor Manual Livewire/PSIM


R1=

R2=

3.6 Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara node dan junction?

2. Apakah pada analisa arus cabang, ketika arah arus dirubah akan berpengaruh?
Berikan penjelasan dan contoh atas jawaban Anda !
Hitunglah besarnya I1, I2, dan I3 m

Gambar 4.7 Tugas

3.7 Tugas
Terserah masing-masing asisten !
MODUL 4
ANALISIS SUPERPOSISI,NORTON DAN THEVENIN

4.1 PENDAHULUAN
Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengendalian arus
listrik yang dapat dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron. Sebuah rangkaian
elektronik biasanya ada yang mampu di amati secara lngsung tanpa merusak alat tersebut dan
ada pula yang tidak dapat diamati secara langsungdan harus melakukan pembongkaran untuk
mengamatinya, untuk mempermudah hal tersebut perlu ada sebuah penyederhanaan
rangkaian. Berbicara mengenai penyederhanaan suatu rangkaian, dari rangkaian yang rumit
menjadi rangkaian yang lebih sederhana, rangkaian inilah yang di sebut dengan rangkaian
setara thevenin dan norton. Ada dua bentuk rangkaian setara yaitu rangkaian setara Thevenin
dan rangkaian setara Norton. Tegangan Thevenin didefenisikan sebagai tegangan yang
melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Arus Norton didefenisikan sebagai
arus beban saat hambatan beban dihubung singkat. Pada dasarnya teorema thevenin dan
norton sama, tapi yang membedakannya adalah teorema thevenin di gunakan pada rangkaian
seri dan teorema norton di gunakan pada rangkaian paralel. Dengan adanya praktikum ini
diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengukuran tegangan thevenin dan arus northon
dengan baik.

4.2 TUJUAN
Adapun tujun dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan tegangan pada suatu rangkaian linear bila terdapat lebih dari satu sumber
tegangan.
2. Memahami penggunaan teorema Thevenin dan Teorema Norton.
3. Membuktikan teorema Thevenin dan Teorema Norton pada suatu rangkaian listrik.
4. Menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu rangkaian
listrik

4.3 DASAR TEORI


Dalam kelistrikan, komponen listrik dapat dikategorikan menjadi komponen linear
dan non-linear. Contoh komponen linear adalah resistor, induktor dan kapasitor, sedangkan
contoh komponen non linear adalah transistor dan dioda. Dalam rangkaian yang linear, ada
beberapa teorema yang dapat digunakan untuk menyederhanakan analisis dan perhitungan
rangkaian:
1. Superposisi
Di dalam setiap jaringan penahan linear yang mengandung beberapa sumber, tegangan
atau arus yang melewati setiap tahanan atau sumber dapat dihitung dengan melakukan
penjumlahan aljabar dari semua tegangan atau arus masing-masing yang dihasilkan oleh
setiap sumber bebas yang bekerja sendiri, dengan semua tegangan bebas lain diganti oleh
rangkaian hubung singkat dan semua sumber arus yang lain diganti oleh rangkaian terbuka.

2. Teorema Thevenin
Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa
sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang
dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian elektronika
yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan linier yang terdiri
dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Penyederhanaan rangkaian komplek menjadi
sederhana dengan mengikuti teori Thevenin dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Pada gambar 1b terdapat sumber arus VT H yaitu tegangan Thevenin. Tegangan Thevenin
adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal beban, ketika beban dilepas dari
rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika beban dilepas, maka tegangan ini sering
disebut tegangan rangkaian terbuka.
RT h disebut hambatan Thevenin. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur atau
dihitung pada terminal beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber arus dibuat
menjadi nol atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan Thevenin kita harus
mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber tegangan dapat di-nol-kan
dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau melepas sumber tegangan dan
menggantikannya dengan sebuah penghantar. Gambar berikut ini menunjukan cara mengukur
atau menghitung tegangan dan hambatan Thevenin.

Perhatikan gambar 2, terdapat sebuah black box yang terdiri dari sumber teganan DC dan
rangkaian hambatan linier yang tidak diketahui bentuk rangkaiannya. Rangkaian hambatan
linier adalah rangkaian yang hambatannya tidak berubah ketika tegangan dinaikkan atau
diturunkan. Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti apa bentuk rangkaian
linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan menghasilkan arus beban yang
sama yang mengikuti persamaan :

Dimana : IL = arus beban ; VT h = tegangan Thevenin ; RT h = hambatan Thevenin dan RL =


hambatan beban.
3. Teorema Norton.
Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin. Yang membedakan teori Norton dengan
Thevenin adalah pada penggunaan sumber arus pada teori Norton dan sumber tegangan pada
teori Thevenin. Pada teori Norton hambatan dipasang paralel dengan sumber arus sedangkan
pada teori Thevenin Hambatan dipasang seri dengan sumber tegangan. Gambar 4 berikut ini
menunjukan secara skema perbedaan teori rangkaian Norton dan teori rangkaian Thevenin.

Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban ketika beban dihubungsingkatkan atau disebut
arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis dengan simbol I N .Hambatan Norton adalah
hambatan yang diukur atau dihitung ketika sumber arus dikurangi hingga nol dan hambatan
beban dilepas. Hambatan Norton sama dengan hambatan thevenin. Pada Teori rangkaian
Thevenin kita menghitung arus beban (IL) sedangkankan pada teori rangkaian Norton kita
menghitung tegangan beban (VL). Tegangan beban pada rangkaian Norton dapat dihitung
sebagai berikut :

Dimana : VL = tegangan beban ; IN = arus Norton ; RN = hambatan Norton dan RL =


hambatan beban.
Hubungan Thevenin dengan Norton dapat dilihat pada gambar berikut ini.

4.4 PERALATAN PERCOBAAN

a. 1 buah catu daya 9V


b. 1 buah volmeter
c. 2 buah amperemeter
d. 4 buah tahanan (10 ohm, 20 ohm, 40 ohm, 1k ohm (3buah))
e. Kabel-kabel

4.5 RANGKAIAN PERCOBAAN


Teorema Thevenin

Gambar 4.6 Teorema Thevenin menggunakan livewire


Teorema Norton.

Gambar 4.7 Theorema Norton menggunakan livewire

4.6 PROSEDUR PERCOBAAN


Teorema Thevenin
1. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 4.6
2. Hidupkan power supply dan lakukan pemanasan selama beberapa saat dan atur
voltasenya mencapai 9 v.
3. Masukkan Sw1 & Sw3 pada posisi 1 kemudian masukkan Sw4. Catat Va dan arus
beban IL close loop. Ulangi untuk tegangan yang berbeda-beda
4. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
5. Buka S4 kemudian pasang voltmeter dengan kutub (+) pada ujung rangkaian
Thevenin dan kutub (-) pada referensi (dalam gambar pada Voc). Catat Voc dengan
Vs sama seperti butir 3.
6. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
7. Pindahkan S1&S3 pada posisi 2 dan masukkan S2, kemudian pindahkan posisi
volmeter dengan kutub (+) pada ujung beban dan kutub (-) pada ujung rangkaian
Thevenin (dalam gambar VTH). Catat arus beban IL dengan tegangan yang sama
dengan Voc pada butir 4.

Teorema Norton
1. Buat rangkaian seperti gambar 4.7
2. Hidupkan catu dan atur pada posisi sumber tegangan
3. Masukkan SwA pada posisi 1. Catat Vs dan arus beban IL (A2) close loop. Ulangi
untuk
tegangan yang berbeda-beda.
4. Masukkan SwC. Catat arus arus hubung singkat Isc (A1) dengan Vs yang sama
seperti butir 3.
5. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0. Tutup SwB, buka SwC dan pindahkan
SwA pada posisi 2. atur sumber catu daya pada posisi sumber arus. Tukar polaritas
amperemeter A1 dan catat arus beban IL (A2) untuk arus yang sama (A1) seperti pada
butir 4.

4.7 PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Apakah arus beban IL pada V.1 dan V.1 yang terdapat pada gambar 4.6 besarnya
sama? Jelaskan!
2. Dengan tidak mengubah rangkaian percobaan, apakah IL pada V.1.7 dapat dibuat
menjadi 2 x IL pada V.1.3 ? jelaskan!
3. Bandingkan hasil pengukuran Voc terhadap hasil perhiungan sebenarnya? Hitung %
kesalahannya!
4. Apakah arus beban IL pada V.2 dan V.2 besarnya sama? Jelaskan!
5. Apakah arus beban IL pada percobaan Norton dan Thevenin sama untuk nilai vs yang
sama? Mengapa?
6. Bandingkan hasil pengukuran Isc dengan hasil perhitungan! Hitung 5 kesalahannya!
7. Cari RTH dari hasil percobaan dan bandingkan dengan RTH hasil perhitungan
sebenarnya! Hitung % kesalahannya!
8. Buat grafik Voc vs Isc pada Vs yang sama!
PERCOBAAN 5
DAYA RANGKAIAN TIGA FASA

5.1 LATAR BELAKANG


Pada umumnya, sistem kelistrikan di industri menggunakan jaringan tiga fasa yang
seimbang, karena berbiaya rendah dan berkinerja bagus. Generator tiga fasa dan motor berjalan
lancar, tanpa tersendat, tidak seperti mesin fasa tunggal. Selain seimbang sistem tiga fasa dapat
dioperasikan dengan sistem tiga kawat atau empat kawat, dibutuhkan tembaga jauh lebih sedikit
untuk mentransfer daya, dibandingkan dengan tiga sistem satu fasa.
Pembangkit listrik tiga fasa merupakan generator yang terdiri dari tiga kumparan/gulungan
masing-masing disusun dengan beda sudut 120°, untuk memberikan tiga tegangan dalam waktu
yang berbeda dan dalam sistem yang seimbang, biasanya semua sama besarnya. Ketiga sumber
tegangan dapat dihubungkan dalam konfigurasi wye (Y) atau delta (Δ). Tiga beban fasa juga
dapat terhubung dalam koneksi wye atau delta. Koneksi Wye memiliki simpul pusat yang
menggabungkan kawat netral, sedangkan koneksi delta adalah sistem tiga kawat tanpa node
untuk dihubungkan ke netral atau ground.
Untuk mengukur daya pada rangkaian AC digunakan Wattmeter, yaitu sebuah alat yang
terdiri dari dua kumparan yang disebut kumparan arus dan kumparan tegangan. Kumparan arus
memiliki resistansi yang rendah dihubungkan secara seri dengan beban sehingga membawa arus
beban. Kumparan tegangan memiliki resistansi tinggi yang terhubung secara parallel pada ujung-
ujung beban dan membawa arus yang sebanding dengan beda potensial (tegangan).

WATTMETER

Arus line Kumparan arus


(t)
+ + +
BEBAN

Tegangan Kumparan Tegangan Arus fasa


Vs tegangan
line fasa

̶ ̶ ̶

Gambar 1.1 : pengukuran daya satu fasa


Pengukur daya dalam sistem 3-phase, menggunakan tiga wattmeter kelihatannya baik,
masing-masing terhubung ke netral sebagai terminal umum, dan masing-masing mengukur
tegangan “line-to-netral” dan arus line. Kemudian daya yang ditunjukkan pada setiap wattmeter
dijumlahkan.
Analisis rangkaian seperti ini menunjukkan kelebihan satu alat pengukur watt, maka metode
dua-wattmeter untuk mengukur daya 3-phase dikembangkan untuk tiga sistem kawat. Metode ini
memuaskan bahkan jika bebannya tidak seimbang.

5.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum Percobaan 5 Rangkaian 3 Fasa adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus pada line dan fasa dalam rangkaian 3-
fasa yang seimbang.
2. Mempelajari dan menunjukkan metode dua wattmeter untuk mengukur daya pada
rangkaian 3-fasa.

5.3 TEORI
Perlu diperhatikan untuk menghubungkan wattmeters dengan memperhatikan polaritas
kumparan-kumparannya.
Bila arus memasuki terminal positif dari kumparan arus dan tegangan (dihubungkan ke
terminal kumparan tegangan yang ditandai positif), maka nilai yang dibaca pada wattmeter
dinyatakan sebagai daya yang diserap. Daya total beban adalah jumlah aljabar dari setiap
pembacaan wattmeter.
Di rangkaian reaktif mungkin perlu untuk membalikkan kumparan arus wattmeter agar jarum
wattmeter menyimpang kekanan. Jumlah aljabar yang terbaca pada setiap wattmeter akan
dinyatakan dengan nilai negatif.
Jika sistem 3-phase memiliki empat kabel, maka diperperlukan tiga wattmeter, kecuali
diketahui bahwa sistem seimbang dan karena itu tidak ada arus mengalir ke kawat netral. Untuk
setiap sistem N kawat yang seimbang perlu menggunakan N - 1 wattmeter untuk mengukur daya
total.
Variac 3 fasa
va
I1 A Aꞌ
n Fuse :20 A
Ip1
IN S N
vb
I2 B Ip3
Fuse :20 A Ip2 Cꞌ
Bꞌ
vc
I3 C
Fuse :20 A
n
Gambar 1.2 : Koneksi wye-wye tiga fasa
seimbang.
Variac 3 fasa
va
I1 A Aꞌ
Fuse :20 A ICA
IAB
vb
I2 Fuse :20 A
Cꞌ
B Bꞌ
IBC
vc
I3 C
n Fuse :20 A

Gambar 1.3 : Koneksi wye-Delta tiga fasa


seimbang.

5.4 ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Percobaan 5 Rangkaian 3 Fasa
sebagai berikut :
1. Multi-meter sebanyak dua buah.
2. Digital clamp-meter sebanyak dua buah.
3. Basic Electricity Trainer PT961106 dan kelengkapannya.

5.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Ambil tiga resistor yang mempunyai nilai sama dan ukur nilainya.
2. Hubungkan rangkaian wye tiga fasa seperti pada gambar 1.2. Hubungkan wattmeter dan
multi tester (voltmeter) untuk mengukur daya yang mengalir ke beban, tegangan line (VAB,
VBC, dan VCA), tegangan fasa pada resistor (VAN, VBN, VCN ), arus netral (IN), arus line (I1, I2,
I3.) dan arus fasa (IP1, IP2, IP3.).
Catatan : Sangat penting selalu memonitor arus yang melalui wattmeter
untuk memastikan bahwa besarnya tidak melebihi arus yang dinilai. Daya
rendah dapat diamati bila ada arus dan tegangan besar tetapi factor
dayanya rendah. Ingat bahwa semua pengukuran dalam percobaan ini
adalah AC. Estimasikan seluruh pembacaan alat ukur untuk tegangan fasa
sumber 120 V (Tegangan Line 208V antara fasa-fasa). Pilih skala alat
ukur yang sesuai.
3. Gunakan voltmeter memastikan bahwa tegangan antara line adalah 208 volts. Hubungkan
variac tiga fasa ke panel distribusi tegangan.
4. Atur secara hati-hati tegangan output variac ke tegangan fasa sebesar 120V (208V
Tegangan Line).
5. Tanpa menghubungkan ke netral posisikan switch terbuka, ukur hasil seluruh nilai arus,
tegangan (line ke fasa), dan daya dengan beban yang seimbang yang berbeda dari beban
resistor. Catat hasilnya pada table 1.1.
6. Kecilkan variac dan matikan daya.
Catatan : Pengukuran daya memerlukan pengukuran tegangan, arus, dan
fasa antara tegangan dan arus. Digital clamp meter mempunyai klem
yang mengambil arus induktif yang mengubah arus ke tegangan untuk
pengukuran oleh instrument. Klem tersebut mempunyai dua pengaturan
skala dan itu sangat penting untuk mengecek bahwa skala alat ukur
tersebut diatur sebagai klem arus. Alat ukur black box kecil harus
memiliki kumparan arus yang behubungan secara seri dengan rangkaian.
Jika alat ukur menunjukkan tegangan dan arus, tetapi tidak menunjukkan
daya, maka arah arus yang melalui alat ukur harus dibalik. Dalam
keadaan demikian, maka pembacaan wattmeter dihitung/dinilai negatif.
Nilai tegangan dan arus mungkin saja sangat besar sementara itu daya
yang didisipasikan di dalam rangkaian sangat kecil, bila keduanya tidak
sefasa (factor daya kecil). Jadi sangat penting untuk memastikan bahwa
tidak ada tegangan, arus, dan daya yang melebihi penilaian meter daya.
7. Pindahkan switch ke posisi tertutup untuk menghubungkan ammeter dari netral rangkaian
resistor ke netral variac tiga fasa dan amati arah aliran arus. Arus dapat dibaca pada skala
300 mA (atau lebih kecil).
8. Ukur semua arus, tegangan, dan daya pada saat pengaturan beban resistor yang sama pada
langkah ke 5. Catat semua hasil pengukuran dalam table 1.1.
9. Kecilkan variac kemudian matikan dayanya.
10. Hubungkan rangkaian tiga fasa seperti pada gambar 1.3. Naikkan tegangan line ke 120 Volt
(tegangan fasa 69,3 V). Ukur dan catat semua nilai pembacaan arus, tegangan, daya pada
beban resistor yang seimbang, seperti pada langkah 5. Catat semua hasil pengukuran dalam
table 1.2.
11. Kecilkan variac kemudian matikan dayanya.
Catatan : Multimeter yang digunakan mungkin tidak cukup bila harus
mengukur semua besaran pada saat yang besamaan, Oleh karena itu
ukurlah arus fasa terlebih dulu kemudian ukur tegangan fasa.

Tabel 1.1: Hasil Pengukuran tegangan, arus, dan daya, koneksi beban Y
BESARAN SIMBOL DENGAN TANPA
NETRAL NETRAL
RA
Resistor (ohm) RB
RC
Vab
Tegangan Line (volt) Vbc
Vca
VAN
Tegangan Fasa (volt): VBN
VCN
W1
Daya (watt)
W2
I1
Arus Line (ampere) I2
I3
Ip1
Arus Fasa (ampere) Ip2
Ip3
Arus Netral (ampere): IN

Tabel 1.2: Hasil Pengukuran tegangan, arus, dan daya, koneksi beban Δ
BESARAN DENGAN TANPA
NETRAL NETRAL
RA
Resistor (ohm) RB
RC
Vab
Tegangan Line (volt) : Vbc
Vca
W1
Daya (watt) :
W2
I1
Arus Line : I2
I3
Ip1
Arus Fasa : Ip2
Ip3
Arus Netral : IN

5.5 TUGAS PENDAHULUAN


1. Anggap satu tegangan fasa adalah 120 V (tegangan line 208V) pada gambar 1.1 dan tiga
resistor mempunyai nilai 1000 Ω. Hitung harga yang diharapkan dari I1 = I2 = I3 untuk
rangkaian seimbang secara keseluruhan.
2. Gunakan metode dua wattmeter untuk pengukuran daya tiga fasa. Tentukan bagaimana
menghubungkan alat ukur daya pada rangkaian seperti gambar 1.1 dan 1.2 untuk mengukur
daya yang disuplai oleh variac. Wattmeter juga mengukur tegangan dan arus, tetapi
dinjurkan juga mengukurnya dengan menggunakan multitester, untuk mengetahui tegangan
dan arus sisa yang nanti akan ditanyakan pada bagian pertanyaan diskusi. (Tegangan line
: VAB, VBC, VCA. Tegangan fasa: VAN, VBN, VCN. Daya : W1, W2. Arus line: I1, I2, I3. Arus fasa
: IP1, IP2, IP3. (IAB, IBC, ICA ), Arus netral : IN). Gambar rangkaian ini dan tunjukkan dimana
wattmeter dan multitester akan dihubungkan
3. Dalam kondisi bagaimana salah satu wattmeter pada pengukuran dua wattmeter, dengan
sumber daya seimbang memberi masukan beban seimbang, dibaca sebagai daya negatif ?.

5.6 TUGAS LAPORAN AKHIR


1. Mengapa kita gunakan tegangan 208 V untuk Tegangan Line pada rangkaian wye tetapi
untuk Tegangan Line untuk beban delta hanya 120 V
2. Hitung daya beban total dalam konfigurasi wye (Y) dan delta (Δ) untuk setiap beban
seimbang dari hasil percobaan, menggunakan data tegangan dan data arus, dengan dua cara
yang berbeda.
3. Tabulasikan daya beban total dari perhitungan dari pertanyaan sebelumnya dan dari metoda
pengukuran dua-wattmeter.. Diskusikan setiap perbedaannnya.
4. Verifikasi hubungan Tegangan/arus line dari rangkaian konfigurasi wye (ү) dan delta(Δ).
5. Diskusikan setiap perbedaan atau persamaan data yang diperoleh untuk koneksi Y dengan
atau tanpa koneksi netral.
6. Berbedakah hasilnya, jika wattmeter 2 ditempatkan untuk mengukur Arus Line B-B' dan
kedua kumparan potensial wattmeter dibawa ke Line C, bukan Line B ?.
7. Buatlah diagram hasil pengukuran daya dalam satu fasa dari beban tiga fasa seimbang
hanya dari satu penggunaan wattmeter saja.

DAFTAR PUSTAKA
 William H. Hayt, Jr., Jack E. Kemmerly, Steven M. Durbin, Engineering Circuit Analysis,
Eighth Edition, New York, NY 10020. McGraw-Hill Companies, Inc. 2012
 Richard Dorf, Introduction to Electric Circuits, Ch. 11, 9th edition, John Wiley & Sons,
Inc., 2013.
 D. Johnson, J. Johnson, J. Hilburn, Electric Circuit Analysis, Ch. 9, 10, 3rd edition, Prentice
Hall, N. J., 1997.
LAMPIRAN PERCOBAAN V
WATTMETER
Multitester
Arus line Kumparan arus
(t)
+ + +
Tegangan Kumparan Tegangan Arus fasa

BEBAN
Vs tegangan
line fasa

̶ ̶ ̶

Gambar 1.1.a : pengukuran daya satu fasa

Variac 3 fasa 1 2
va
I1 A Aꞌ

4 3
vb
I2

B Cꞌ
Bꞌ
vc 5
I3 C
n
IN
Gambar 1.4.a : Koneksi alat ukur wye tiga fasa
Variac 3 fasa 1 2
va
I1 A Aꞌ
4
ICA (Ip3)
IAB (Ip1) N
vb
I2 Bꞌ Cꞌ
B
IBC (Ip2)
vc
I3 C 3

n
Gambar 1.4.b : Koneksi alat ukur Delta tiga fasa

1 : Arus line, I1 , I2 , I3
2 : Tegangan fasa, va , vb , vc
3 : Arus fasa, Ip1, Ip2, Ip3
4 : Tegangan line, VAB, VBC, VCA (line to line)
5 : Arus netral, IN

Variac 3 fasa
va Wattmeter 1
I1 A Aꞌ
n Fuse :20 A
Ip1
vb B Wattmeter 2 N
I2 Ip3
Fuse :20 A Ip2 Cꞌ
Bꞌ
vc
I3 C
Fuse :20 A
n
Gambar 1.5.a : Pengukuran daya koneksi wye dengan dua wattmeter
Variac 3 fasa
va Wattmeter 1
I1 A Aꞌ
ICA
vb Wattmeter 2 IAB
I2
Cꞌ
B Bꞌ
IBC
vc
I3 C delta dengan dua wattmeter
Gambar 1.5.b : Pengukuran daya koneksi
n

Anda mungkin juga menyukai