Rangkaian Listrik
(TF145323)
Edisi 2017
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan Modul Praktikum Rangkaian
Listrik dengan baik. Penyusun menyadari bahwa terlaksananya ini berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada
teman-teman dan Bapak/Ibu dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam
pembuatan modul ini. Penyusun sangat memahami bahwa apa yang telah di dapatkan
selama pembuatan modul belumlah seberapa. Penyusunan modul juga tidak menyangkut
materi dilakukan untuk membangun kebiasaan kerja yang memperhatikan faktor
keselamatan kerja. Dalam petunjuk praktikum ini, prosedur kerja untuk mematikan
seluruh hubungan listrik yang tidak diperlukan setelah selesai praktikum diberi penekanan.
Dengan mengikuti prosedur tersebut diharapkan terbentuk kebiasaan praktikan untuk
melakukannya juga pada praktikum lanjutan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan modul ini. Semoga modul ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun orang yang membacanya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang besar-besarnya pada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan petunjuk praktikum ini.
Akhir kata, semoga semua usaha yang telah dilakukan berkontribusi pada dihasilkannya
lulusan Program Studi Teknik Instrumentasi sebagai engineer dengan standar
internasional.
Penyusun
Aturan Umum Laboratorium Dasar
Teknik Instrumentasi
Kelengkapan
A. Perlengkapan Praktikum
1. Modul Praktikum.
2. Laporan Resmi Praktikum.
3. Laporan sementara.
4. Komponen – komponen cadangan untuk praktikum bila diperlukan.
Note : Semua wajib dibawa saat praktikum, untuk Modul praktikum dapat di unduh
memalui blog : mikroc272.blogspot.com
B. Praktikum
Praktikum terdiri atas 5 sesi,
- Sesi 1 : Modul 0 tentang Pengenalan komponen Rangkaian Listrik dan Modul 1
tentang Hukum Khirchoff & hokum Ohm (a), Rangkaian pembagi arus &
tegangan (b),dan Rangkaian Seri dan parallel.
- Sesi 2 : Modul 2 tentang Parameter Admitansi dan Impedansi dari Rangkaian RLC.
- Sesi 3 : Modul 3 tentang Analisis Rangkaian Mesh dan Note.
- Sesi 4 : Modul 4 tentang Analisis Norton dan Thevenin.
- Sesi 5 : Modul 5 tentang Rangkaian Tiga Fasa.
1. Peraturan Praktikum dibuat sebagai pedoman bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk kelancaran pelaksanaan praktikum. Peraturan tersebut antara lain:
Mahasiswa yang berhak mengikuti praktikum adalah mahasiswa Teknik instrumentasi ITS
yang telah mengumpulkan persyaratan berkas praktikum yang telah disediakan oleh
asisten praktikum.
2. Berpakaian rapi
- Laki-laki : Standart kuliah, tidak memakai jaket.
- Perempuan : Standart kuliah, tidak memakai jaket, pakaian tidak ketat
dan panjang baju mencapai pinggang.
3. Wajib menyelesaikan kewajiban praktikum sebelumnya bila sudah masuk ke
praktikum selanjutnya.
D. Laporan Sementara
D. Laporan Resmi
F. Aturan Khusus
1. Pada saat akan praktikum, setiap kelompok harus sudah mengerjakan satu laporan
sementara yang berisi bab 1, bab 2 dan bab 3 serta tabel ataupun grafik (kurva)
penunjang praktikum. Mempelajari modul. Membawa datasheet komponen bila di
perlukan.
2. Mengerjakan Tugas Pendahuluan dan membawa Modul.
3. Aturan lebih lanjut dapat mengubungi asisten di lab mikro.
Selama Praktikum
Setelah dipersilahkan masuk dan menempati bangku dan meja kerja, praktikan haruslah:
1. Memperhatikan dan mengerjakan setiap percobaan dengan waktu sebaik-baiknya,
diawali dengan kehadiran praktikan secara tepat waktu,
2. Mengumpulkan Lembar Kendali pada asisten praktikum,
3. Mendokumentasikan dalam Buku Catatan Laboratorium (log book),
tentang hal-hal penting terkait percobaan yang sedang dilakukan.
Setelah Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan, praktikan
harus :
Keselamatan
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh
praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan
setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.
Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit breaker) dan
cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan
bahaya, laporkan pada asisten.
1. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
2. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri
atau orang lain.
3. Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu.
4. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
1. Jangan panik,
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan
di meja praktikan yang tersengat arus listrik,
3. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik,
4. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
Bahaya Api atau Panas berlebih
Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum.
1. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas
yang berlebihan.
2. Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas
berlebih pada diri sendiri atau orang lain.
3. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau
panas berlebih:
1. Jangan panik,
2. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih,
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing,
4. Menjauh dari ruang praktikum.
Bahaya Lain
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan percobaan
perhatikan juga hal-hal berikut:
1. Jangan membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila
tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
2. Jangan memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
3. Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai
4. Hindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain, misalnya bermain-main saat praktikum
Sanksi
1. Jika tidak mengumpulkan persyaratan berkas praktikum yang disediakan oleh asisten
praktikum, maka dianggap tidak mengikuti praktikum.
2. Jika tidak menggunakan pakaian sesuai peraturan, maka praktikan diharuskan
mengganti pakaian sesuai peraturan yang telah ditetapkan dan diberi waktu pergantian
maksimal 15 menit.
3. Jika kewajiban pada praktikum sebelumya belum selesai, maka praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
4. Jika membuat keributan, atau melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum, maka
praktikan tidak dipebolehkan mengikuti praktikum.
5. Jika terlambat melebihi waktu yang telah ditentukan, maka tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum.
6. Jika tidak membawa perlengkapan penunjang praktikum, maka praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum.
7. Jika tidak menghubungi asisten 1x24 jam, maka harap menghubungi koordinator
praktikum.
8. Jika tidak memberikan alasan yang jelas, maka tidak tidak diperbolehkan untuk
mengikuti praktikum selanjutnya.
MODUL 0
PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT
I. PENDAHULUAN
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot,
yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari
alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih,
maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat
tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus
mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Bukan hal
yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam
pemakaian dan penggunaan alat – alat yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan elektronika. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
(Anonim, 2012).
I. TUJUAN PRAKTIKUM
A. Mengetahui berbagai macam perangkat atau alat ukur yang digunakan dalam
bidang elektronika digital.
B. Menggunakan alat ukur dengan benar untuk mengukur perangkat dan komponen
elektronika
II. KOMPONEN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
A. RLC meter
B. Multimeter digital
C. Adaptor
D. Protoboard
LCR Meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan resistansi(R) dari suatu komponen. Sebenarnya prinsip
kerja dari alat ini kuantitas nilai sebenarnya dari beberapa jenis pengukuran tidak diukur
melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi diukur secara internal dan dikonversikan
ke layar penampil pengukuran yang dikonversikan ke kapasitansi atau nilai induktansi yang
sesuai.
Pembacaan akan cukup akurat jika kapasitor atau induktor perangkat yang diuji tidak
memiliki impedansi komponen resistif yang signifikan. Selain itu alat ini dapat digunakan
untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri yang sama dari kapasitor
dan faktor Q dari komponen induktif.
2. MULTIMETER DIGITAL
Spesifikasi :
3-3/4 digit, 4000 hitungan.
Dapat mengukur:
DCV, range 400m/4/40/400/600V, resolusi 0,1 mV.
ACV, range 4/40/400/600V, resolusi 1 mV.
DCA, range 40m/400mA, resolusi 0,01 mA.
ACA, range 40m/400mA, resolusi 0,01 mA.
Resistance, range 400/4k/40K/400k/4M/40M ohm, resolusi 0,1 ohm.
Capacitance: range 50n/500n/5µ/50µ/100µF, resolusi 0,01nF.
Frekuensi, range 5Hz - 100kHz.
Duty cycle, range 20% - 80%.
Continuity tester (10 - 120 ohm).
Diode test, tegangan output 1,5V (open).
Bandwidth 40 - 400Hz.
Impedansi input 10M - 100M ohm untuk DCV & ACV.
Auto range selection.
Spesifikasi Tombol :
RANGE :Range Hold
Tekan tombol range mengatur mode range secara manual,lalu tekan auto akan
menghilang dari layar,dalam mode manual ,tekan tombol range lagi untuk range
selanjutnya. Untuk kembali ke mode auto,tekan tombol untuk 1 detik,atau lebih,
Auto akan kembali
#mode manual tidak cocok dengan, Hz, duty measurement ,diode check,
termasuk
:buzzer function
Hz/%: Tombol Frekuensi dan siklus Frekuensi dan tombol siklus akan dengan
sendirinya aktif ketika tombil ditekan. Dalam keadaan ini mode harus dirubah
dari Hz à%
Function Switch : untuk menghidup dan matikan alat dan memilih fungsi dari
V_͞ _∞,Ω/ / / ,Hz/%,mA
V_͞ _∞
Gambar Breadboard.
Project Board atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi sebuah
sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Di zaman modern
istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan tempat merangkai
komponen, dimana papan ini tidak memerlukan proses menyolder (langsung tancap).
Karena papan ini solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan
kembali, dan dengan demikian dapat digunakan untuk prototipe sementara serta membantu
dalam bereksperimen desain sirkuit elektronika. Berbagai sistem elektronik dapat di
prototipekan dengan menggunakan breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil
sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU).
Secara umum breadbord memiliki jalur seperti berikut ini :
Penjelasan :
a) 2 Pasang jalur Atas dan bawah terhubung secara horizontal sampai ke bagian tengah
dari breadboard. Biasanya jalur ini digunakan sebagai jalur power atau jalur sinyal yg umum
digunakan seperti clock atau jalur komunikasi.
b) 5 lobang komponen di tengah merupakan tempat merangkai komponen. Jalur ke 5
lobang ini terhubung vertikal sampai bagian tengah dari breadboard.
c) Pembatas tengah breadboard biasanya digunakan sebagai tempat menancapkan
komponen IC.
KOMPONEN ELEKTRONIKA
I. PENDAHULUAN
Komponen elektronika merupakan bagian-bagian pembentuk sebuah rangkaian elektronik
baik yang sederhana maupuan yang sangat kompleks sehingga rangkaian tersebut dapat
bekerja dengan baik. Ada dua jenis komponen elektronika yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Perbedaan keduanya terletak pada kebutuhan akan sumber tegangan dan arus
listrik. Komponen aktif merupakan komponen elektronika yang membutuhkan sumber
tegangan atau arus agar dapat bekerja. Sedangkan komponen pasif merupakan komponen
elektronika yang tidak membutuhkan sumber tegangan atau arus agar dapat bekerja.
II. TUJUAN
Tujuan dari modul komponen ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui macam – macam komponen elektronika (Resistor, Induktor, kapasitor).
2. Dapat membaca nilai dari komponen Resistor, Induktor , dan Kapasitor secara manual
dengan menggunakan bantuan tabel kode warna.
3. Dapat mengukur nilai komponen Resistor, Induktor , dan Kapasitor menggunakan alat
ukur LCR Meter
Kapasitor Tantalum
Kapasiitor Elektrolit
Kapasitor Kertas
C. Induktor
Merupakan komponen yang terbentuk dari lilitan kawat atau tembaga yang dapat
menyimpan energi listrik berupa arus. Arus yang mengalir pada induktor akan
menghasilkan fluksi magnetik (φ ) yang membentuk loop yang melingkupi
kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluksi adalah :
KVL ∶ ∑V = 0 KCL ∶ ∑i = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0 i − i1 − i2 − i3 =
V = V1 + V2 + V3 0 i = i1 + i2 + i3
di Di
Di 1 1
V = L1 + L2
+ L3
dt dt dt 1 ∫ Vd = ∫ Vdt +
di di Di di
Lek = L1 + L2 + L3 Lek L1 L2 ∫ Vdt
dt dt dt dt
Lek = L1 + L2 + L3 1
+ ∫ Vdt
L
3
Induktor memiliki nilai satuan Farads, biasa 1disimbolkan
1 1 1 . Induktor
memiliki fungsi sebagai berikut : tempat terjadinya= gaya+ magnet,
+ pelipatgandaan
Lek L L L
tegangan, dan pembangkit getaran.
4 5 6
A. Jenis-jenis Induktor
1. Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi dampak
kapasitansi terdistribusi. Ini kerap dipakai pada rangkaian tala pada penerima radio didalam
jangka gelombang menengah dan gelombang panjang karena konstruksinya, induktansi tinggi
bisa dicapai dengan bentuk yang kecil.
2. Lilitan inti toroid
Sebuah lilitan simpel yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan
magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid bisa dibuat dari lilitan
silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga menyatukan kutub
utara dan selatan. pada lilitan toroid, medan magnet ditahan pada lilitan. ini mengakibatkan
lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet eksternal.
Pada Kapasitor keramik yang ukuran fisiknya mungil dan kecil umumnya hanya bertuliskan
dua atau tiga angka saja. Bila cuma ada dua angka satuannya yaitu pf ( pico farads ). Misalnya,
kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi yaitu 47 pf. Bila ada tiga digit, cara
membaca nilai kapasitor yaitu angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, namun
angka ketiga merupakan faktor pengali.
Contoh lain :
1. pada sebuah kapasitor tercantum angka 472 artinya,kapasitas = 47 x 100
= 4700 pf = 4, 7 nf
2. pada sebuah kapasitor tertera : 470 μ ;f, 25v artinya,kapasitas = 470 μ ;f
dengan tegangan kerja = 25 volt.
0 1
1 10
2 100
3 1,000
4 10,000
5 100,000
6 not used
7 not used
8 .01
9 .1
Pada beberapa tipe kapasitor ada juga yang memakai toleransi yang umumnya memakai kode
huruf
D +/- 0.5 pF
F +/- 1%
G +/- 2%
H +/- 3%
J +/- 5%
K +/- 10%
M +/- 20%
P +100% ,-0%
Z +80%, -20%
Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya yaitut 1 = 10, 2 =100, 3 = 1. 000, 4 =
10. 000 dan seterusnya. contohnya pada kapasitor keramik tertulis 222, jadi kapasitansinya
yaitu 22 x 100 = 2200 pf = 2. 2 nf.
Selain dari kapasitansi, ada beberapa karakteristik lainnya yang harus di perhatikan.
Umumnya spesifikasi karakteristik ini di sajikan oleh pabrik pembuat dalam bentuk datasheet.
Tabel di bawah ini menunjukan beberapa spesifikasi tersebut.
(a)
A. Bagian-Bagian Livewire
Gambar 2.1. Bagian-Bagian Livewire
1. Menu bar : digunakan untuk mengakses tool dan fitur dari livewire. Beberapa
pengaturan menu dapat diakses dengan meng-klik pada toolbar atau menggunakan
shortcut keyboard.
2. Toolbar : toolbar memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan
berbagai tugas di livewire. Banyak dari tombol toolbar yang menghubungkan ke perintah
pada menu bar.
3. Lembar desain : tempat objek/ komponen diletakkan.
4. Gallery : memberikan kemudahan untuk mengakses komponen-komponen yang
ingin digunakan, tinggal mengklik komponen tersebut lalu menggesernya ke lembar
desain.
5. Status bar : memberikan informasi perintah/ menu yang sekarang digunakan.
B. Fungsi Menu
1. Menu File
Nama Fungsi
Send Digunakan untuk mengirim dokumen yang telah dibuat dengan e-mail.
Menu file berisi apa yang harus dilakukan pada suatu berkas dan pengaturan pada
berkas, seperti membuat berkas baru, membuka berkas, menyimpan berkas, proteksi berkas,
dan lain sebagainya. Dokumen pada livewire disimpan sebagai file dengan ekstensi *.lvw.
Untuk mengatur file menggunakan menu file. Berikut adalah fungsi masing-masing menu file.
2. Menu Edit
Menu edit berisi menu yang berguna untuk melakukan pengeditan dokumen yang telah
dibuat, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Bagian-Bangian Menu Edit
Nama Fungsi
3. Menu View
Menu view digunakan untuk pengaturan gambaran/ interface dari dokumen. Salah
satunya bagian menu view adalah animation dan style. Animation dipakai untuk
mengilustrasikan apa yang terjadi dari sebuah rangkaian.
Gambar 2.4. Bagian-Bangian Menu View
Nama Fungsi
4. Menu Insert
Menu insert digunakan untuk menyisipkan teks, tabel, gambar, simbol, grafik,
komponen, dan halaman.
Fungsi Toolbar
pada salah satu ujung komponen hingga membentuk tanda ( ) lalu tinggal dihubungkan
ke ujung komponen lain yang diinginkan.
muncul tanda ( ) atau tanda ( ) lalu tinggal menggeser tanda tersebut sesuai keinginan.
b. Jika ingin mengubah sudut dari sebuah sambungan, klik sambungan atau sudut dari
sambungan lalu letakkan kursor di sudut sambungan hingga muncul tanda ( ) lalu geser
sesuai keinginan.
a. Untuk mengubah nilai dari komponen cukup klik dua kali pada komponen yang
diinginkan atau pilih komponen lalu klik kanan dan pilih properties. Misalkan suatu
resistor ingon diubah nilainya maka cukup klik dua kali resistor yang diubah atau klik
resistor lalu klik kanan dan pilih properties.
Gambar 2.6. Mengubah nilai resistor
Pada bagian value terdapat dua kolom sebelah kiri adalah nilai resistor sedangkan sebelah kanan
adalah multiplier (faktor pengali)
c. Tekan icon run ( ) pada toolbar untuk menjalankan simulasi, sedangkan pause ( )
untuk melakukan jeda pada simulasi, dan icon stop ( ) digunakan untuk menghentikan
simulasi.
d. Arahkan kursor mouse pada kawat sambungan rangkaian maka akan terlihat tanda yang
menunjukkan nilai tegangan (V) dan arus (I) serta panah yang menunjukkan arah muatan.
B.Power Simulator
Tutorial PSIM (Power Simulation)
Power Simulation atau yang lebih dikenal dengan PSIM adalah salah satu software yang
berguna untuk mensimulasikan berbagai karakteristik elektronika dan system tenaga listrik
yang berjalan pada Operator System Windows dan semacamnya. Namun PSIM yang kami
berikan bersifat fortable atau dapat digunakan tanpa instalasi program pada PC anda. dan
berikut langkah-langkah menggunakan PSIM:
1. Tampilan Awal
Tampilan awal pada PSIM sama seperti lembaran kosong pada umumnya yang tidak
berisikan sesuatu. Contoh tampilan awal PSIM seperti dibawah ini.
Gambar 2.11 Tampilan awal PSIM
2. Komponen-komponen elektronika pada PSIM
Sesuai dengan fungsinya komponen-komponen yang digunakan pada PSIM yaitu
komponen elektronika yang pada umumnya seperti:
1. Transistor
2. Kapasistor
3. Induktor
4. Dioda
Gambar komponen-komponen yang ada didalam PSIM:
atau tanda berikut . Berikut contoh rangkaian penyearah gelombang penuh controled 45
pada 3 phasa:
Gambar 2.13 Rangkaian penyearah gelombang penuh controled 45 3phasa
4. Melakukan simulasi rangkaian
Setelah membuat rangkaian, selanjutnya kita mensimulasikan rangkaian tersebut dalam
bentuk gelombang dengan menggunakan tanda atau mengunakan tanda . Berikut hasil
simulasi dari rangkaian diatas.
V = I.R . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.1)
V= Kuat Arus
R=Hambatan
Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada
tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui
sebuah paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically“.
2) Hukum Kirchhoff
Di dalam rangkaian listrik, maka berlakulah persamaan Hukum
Kirchhoff, yang terdiri dari :
1. Hukum Arus Kirchhoff,
Hukum ini lebih dikenal sebagai Hukum I Kirchhoff, atau disebut
juga sebagai KCL (Kirchhoff's Current Law).
2. Hukum tegangan Kirchhoff
Hukum tegangan lebih dikenal sebagai Hukum II Kirchhoff, atau
disebut juga dengan Hukum loop Kirchhoff, dan KVL (Kirchhoff's Voltage
Law).
Hukum I Kirchhoff menyatakan :
Jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik
percabangan sirkuit listrik.
I masuk = I keluar
Dimana I adalah Arus listrik, dengan satuan Ampere (A).
Hukum II Kirchhoff menyatakan
Jumlah ggl Sumber Tegangan sama dengan jumlah beda potensial antara
arus dan hambatan pada rangkaian listrik.
ε = Ʃ (I . R) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.2)
Dimana,
ε : ggl Sumber tegangan (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
R : Hambatan (Ohm)
. .
1.5 Prosedur Praktikum
Pengukuran nilai hambatan pada resistor
Langkah-langkah:
D
Gambar 1.3 Rangkaian Percobaan 1
D
Gambar 1.4 Rangkaian Percobaan
Pengukuran tegangan menggunakan multimeter analog
D
Gambar 1.5 Rangkaian Percobaan
D
Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan 1
Pengukuran arus menggunakan multimeter analog
1. Beri Tegangan input sumber DC 5 Volt
2. Ukur arus di R1 dengan multimeter , ubah nilai R1 dari
2K2, 4K7, dan 1K dengan cara memasang test pin
secara seri
3. Putar switch ke mode A DC dan tentukan skala yang diperlukan
4. Catat hasil pengukuran
D
Gambar 1.7 Rangkaian Percobaan 1
MODUL 1(b)
1.1 PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Pembagi arus dan tegangan merupakan salah satu rangkaian
dasar yang harus dikuasai dalam elektronika. Rangkaian pembagi tegangan merupakan
rangkaian sederhana yang dapat mengubah tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang lebih
rendah. Dengan hanya menggunakan dua resistor yang dipasang secara seri dan dengan sebuah
input tegangan. Sedangkan Rangkaian pembagi arus adalah rangkaian yang memiliki fungsi
penting terutama jika akan melakukan pemasangan komponen atau perangkat Ampere Meter
yang biasanya digunakan untuk mengukur arus secara pararel. Dua buah komponen resistor
menjadi bagian penting yang tidak boleh terlewatkan jika ingin membuat rangkaian tersebut.
Salah satu kaki resistor digabungkan menjadi satu ke sumber tegangan dan kaki yang lain atau
sisanya dihubungkan ke beban.
1.2 TUJUAN
Adapun Tujuan dalam praktikum pembagi Arus dan Tegangan sebagai Berikut :
1. Mahasiswa mampu menganalisa rangkaian Open Circuit dan Short Circuit, Pembagi
Arus dan Tegangan.
2. Mahasiswa dapat lebih memahami materi tentang rangkaian Open Circuit dan Short
Circuit, Pembagi arus dan tegangan
3. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil analisa pengukuran rangkaian Open Circuit dan
Short Circuit, Pembagi arus dan tegangan dengan cara manual atau menggunakan
aplikasi PSIM dan Livewire.
1.3 DASAR TEORI
C.
4. Pembagi Arus
Pembagi arus hanya berlaku pada resistor yang dirangkai secara paralel. Seperti
gambar di bawah ini :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.4)
Adapun Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum pembagi Arus dan Tegangan
sebagai Berikut :
1. Multimeter
2. Resistor
a. open circuit (10 Ohm dan 330 Ohm)
b. short circuit (1 kOhm)
c. Pembagi arus (33 kOhm, 10 kOhm, 220 kOhm)
d. Pembagi tegangan (33 kOhm, 10 kOhm, 220 kOhm)
3. Power Supply / Baterai
4. Project Broad
5. Kabel Jumper
1.5 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Prosedur pada opern circuit
A. Buatlah rangkaian short circuit pada aplikasi PSIM/Livewire seperti gambar 1.6b
B. Kemudian ON kan applikasi PSIM/Livewire untuk mengetahui tegangan dan arus
menggunakan multimeter pada PSIM/Livewire
C. Ukur dan catat resistor dan power supply dengan multimeter sebelum dirangkai di
projectboard
D. Buatlah rangkaian short circuit seperti gambar 1.6b dan ukur menggunakan
multimeter.
E.Hitung arus dan tegangan menggunakan perhitungan manual!
F. Masukkan dalam tabel hasilnya lalu berikan kesimpulan!
C. Menggunakan Multimeter
a. Buat rangkaian yang telah didesain pada project board
b. Ukur dengan multimeter
Tabel Perhitungan Open Circuit
Menggunakan multimeter
Menggunakan PSIM/Livewire
Tabel Perhitungan Short Circuit
Menggunakan multimeter
Menggunakan PSIM/Livewire
2. Tugas
1.1 PENDAHULUAN
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik
lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat
listrik terdiri dari banyak jenis komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan
tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa
dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel. Rangkaian yang disusun
secara sejajar disebut rangkaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara berderet
disebut rangkaian paralel. Dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa
memahami konsep dasar rangkaian seri dan pararel.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum Rangkaian Seri dan Paralel ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengerti tentang cara menghitung resistansi arus dan tegangan
menggunakan aplikasi maupun dengan cara manual.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kuantitatif melalui pengukuran kuat arus,
tegangan, dan hambatan dari percobaan angkaian seri dan rangkaian paralel.
3. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil analisa pengukuran rangkain seri maupun
paralel dengan cara manual atau menggunakan aplikasi (PSIM).
1.3 DASAR TEORI
Ada 2 jenis rangkaian elektronika, yaitu:
1. Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderat
(seri).
2. Rangkaian parallel
Paralel adalah suatu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar.
Resistor (R)
Hubungan seri:
Rek=R1+R2+R3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.5)
Hubungan parallel:
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.6)
Kapasitor(C)
Hubungan seri:
= + +
. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.7)
Hubungan parallel:
Lek=L1 + L2 + L3
. .. . . . . . . . . . . . . . . . . (1.9)
Hubungan parallel:
= + +
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.10)
1. Pengukuran manual
A. Kapasitor
Langkah-langkah pengukuran manual kapasitor menggunakan rumus di bawah ini:
Parallel:
Cp = C1+C2+C3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.11)
Seri:
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.12)
B. Induktor
Penghitungan secara manual menggunakan rumus di bawah
ini:
Parallel:
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.13)
Seri :
Ls = L1 + L2 + L3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.14)
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6
C. Resistor
a. Pengukuran manual
Untuk pengukuran manual menggunakan rumus di bawah ini:
Seri:
Rs =R1 +R2 +R3 . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.15)
Parallel:
. . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.16)
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Table pengamatan 2:
Jenis Induktansi Total
Rangkaian
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Tabel pengamatan 3:
Hambatan Total
Jenis Rangkaian
Manual PSIM/LIVEW Projectboard
IRE
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
a.
b.
2. Tugas
Sesuai asprak masing-masing
MODUL 2
1.1 PENDAHULUAN
I 2 = y 21V1 + y 22 V2…………………………………………………(2.2)
maka y11 ; y12 ; y21 ; y22 inilah yang disebut sebagai parameter-parameter admitansi “y”
dari kutub empat suatu rangkaian yang satuannya siemen [S]
1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan parameter admitansi dan impedansi dari suatu rangkaian kutub empat
2. Menggunakan parameter rangkaian tersebut untuk menyederhanakan dan
mensistematiskan analisis jaringan dengan dua titik singgah yang linear
Rangkaian kutub empat adalah suatu rangkaian yang memiliki sepasang terminal pada sisi
input dan output. Rangkaian kutub empat banyak dipergunakan dalam jaringan sistem
komunikasi, sistem kontrol, sistem daya dan rangkaian elektronik. Rangkaian kutub empat
atau sering disebut sebagai jaringan 2 titik singgah digambarkan sebagai berikut:
..............................................................(2.3)
Parameter impedansi didapat dengan menuliskan persamaan tegangan terminal sebagai fungsi
dari arus jaringannya
…………………………………………...(2.4)
Hubungan antar rangkaian kutub empat disebut interkoneksi, terdapat tiga jenis interkoneksi
pada rangkaian kutub empat yaitu;
S R
2. Parameter Impedansi
I1 I2
3.1 Pendahuluan
Metode analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti hukum Ohm dan Hukum
Kirchhoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut. Pada
Modul empat ini akan dibahan dua metode analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu
: analisa arus cabang, analisis node dan analisis mesh
3.2 Tujuan Praktikum
Metode arus cabang adalah salah satu metode penyelesaian analisis rangkaian
bila rangkaian terdiri dari dua atau lebih sumber. Pada metode arus cabang ini, akan
diperoleh arus pada setiap cabang dari suatu rangkaian yang disebut arus
cabang. Dengan mengetahui arus pada setiap cabang maka kuantitas yang lain
seperti daya atau tegangan dapat ditentukan. Langkah-langkah penyelesaian dengan
metode arus cabang adalah :
1. Tentukan arus dan arahnya untuk setiap cabang rangkaian. Polaritas untuk
setiap resistansi ditentukan oleh arah arus yang telah diasumsikan.
2. Gunakan hukum Kirchoff tentang tegangan/beda potensial untuk setiap
lintasan tertutup.
3. Gunakan hukum Kirchoff tentang arus pada suatu simpul.
4. Selesaikan persamaan linier sesuai asumsi arus-arus cabang.
2. Analisis Mesh
Selain metode arus cabang, adapula metode yang dinamakan analisis mesh.
Istilah mesh dirturunkan dari loop tertutup dari suatu rangkaian. Dari kedua metode
tersebut metode analisis mesh yang paling sering digunakan. Langkah- langkah
penyelesaian dengan metode analisis mesh adalah :
1. Tentukan arus untuk setiap lintasan tertutup/loop. Misal arah arus
searah dengan arah jarum jam.
2. Tandai Polaritas resistor pada tiap loop.
2. Pilih satu simpul sebagai titik referensi dan beri label v1, v2,...vn pada
setiap simpul yang lain.
3. Gunakan hukum Kirchoff I / KCL pada setiap simpul.
4. Selesaikan persamaan yang dihasilkan untuk tegangan simpul.
1. Multimeter
2. Resistor :
a. Resistor 10 ohm
3. Kabel jumper
4. Project Board
5. Power Supply
3.5 Prosedur / Langkah Percobaan
b. Analisa Mesh
c. Analisis node
1) Cara pertama
Pilih salah satu sebagai titik referensi dan lainnya tandai dengan V1,
V2, dst
Terapkan KCL pada tiap node. Asumsikan arus yang tidak diketahui
meninggalkan titik pada tiap KCL. Pada tiap node jangan diganggu
oleh arus lain yang tidak diketahui
Selesaikan persamaan
2) Cara kedua
Selesaikan persamaan
R2=
R3=
Tabel 2 Pengamatan Analisa Mesh
R2
R3
R2=
3.6 Pertanyaan
2. Apakah pada analisa arus cabang, ketika arah arus dirubah akan berpengaruh?
Berikan penjelasan dan contoh atas jawaban Anda !
Hitunglah besarnya I1, I2, dan I3 m
3.7 Tugas
Terserah masing-masing asisten !
MODUL 4
ANALISIS SUPERPOSISI,NORTON DAN THEVENIN
4.1 PENDAHULUAN
Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengendalian arus
listrik yang dapat dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron. Sebuah rangkaian
elektronik biasanya ada yang mampu di amati secara lngsung tanpa merusak alat tersebut dan
ada pula yang tidak dapat diamati secara langsungdan harus melakukan pembongkaran untuk
mengamatinya, untuk mempermudah hal tersebut perlu ada sebuah penyederhanaan
rangkaian. Berbicara mengenai penyederhanaan suatu rangkaian, dari rangkaian yang rumit
menjadi rangkaian yang lebih sederhana, rangkaian inilah yang di sebut dengan rangkaian
setara thevenin dan norton. Ada dua bentuk rangkaian setara yaitu rangkaian setara Thevenin
dan rangkaian setara Norton. Tegangan Thevenin didefenisikan sebagai tegangan yang
melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Arus Norton didefenisikan sebagai
arus beban saat hambatan beban dihubung singkat. Pada dasarnya teorema thevenin dan
norton sama, tapi yang membedakannya adalah teorema thevenin di gunakan pada rangkaian
seri dan teorema norton di gunakan pada rangkaian paralel. Dengan adanya praktikum ini
diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengukuran tegangan thevenin dan arus northon
dengan baik.
4.2 TUJUAN
Adapun tujun dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan tegangan pada suatu rangkaian linear bila terdapat lebih dari satu sumber
tegangan.
2. Memahami penggunaan teorema Thevenin dan Teorema Norton.
3. Membuktikan teorema Thevenin dan Teorema Norton pada suatu rangkaian listrik.
4. Menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu rangkaian
listrik
2. Teorema Thevenin
Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa
sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang
dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian elektronika
yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan linier yang terdiri
dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Penyederhanaan rangkaian komplek menjadi
sederhana dengan mengikuti teori Thevenin dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
Pada gambar 1b terdapat sumber arus VT H yaitu tegangan Thevenin. Tegangan Thevenin
adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal beban, ketika beban dilepas dari
rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika beban dilepas, maka tegangan ini sering
disebut tegangan rangkaian terbuka.
RT h disebut hambatan Thevenin. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur atau
dihitung pada terminal beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber arus dibuat
menjadi nol atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan Thevenin kita harus
mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber tegangan dapat di-nol-kan
dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau melepas sumber tegangan dan
menggantikannya dengan sebuah penghantar. Gambar berikut ini menunjukan cara mengukur
atau menghitung tegangan dan hambatan Thevenin.
Perhatikan gambar 2, terdapat sebuah black box yang terdiri dari sumber teganan DC dan
rangkaian hambatan linier yang tidak diketahui bentuk rangkaiannya. Rangkaian hambatan
linier adalah rangkaian yang hambatannya tidak berubah ketika tegangan dinaikkan atau
diturunkan. Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti apa bentuk rangkaian
linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan menghasilkan arus beban yang
sama yang mengikuti persamaan :
Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban ketika beban dihubungsingkatkan atau disebut
arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis dengan simbol I N .Hambatan Norton adalah
hambatan yang diukur atau dihitung ketika sumber arus dikurangi hingga nol dan hambatan
beban dilepas. Hambatan Norton sama dengan hambatan thevenin. Pada Teori rangkaian
Thevenin kita menghitung arus beban (IL) sedangkankan pada teori rangkaian Norton kita
menghitung tegangan beban (VL). Tegangan beban pada rangkaian Norton dapat dihitung
sebagai berikut :
Teorema Norton
1. Buat rangkaian seperti gambar 4.7
2. Hidupkan catu dan atur pada posisi sumber tegangan
3. Masukkan SwA pada posisi 1. Catat Vs dan arus beban IL (A2) close loop. Ulangi
untuk
tegangan yang berbeda-beda.
4. Masukkan SwC. Catat arus arus hubung singkat Isc (A1) dengan Vs yang sama
seperti butir 3.
5. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0. Tutup SwB, buka SwC dan pindahkan
SwA pada posisi 2. atur sumber catu daya pada posisi sumber arus. Tukar polaritas
amperemeter A1 dan catat arus beban IL (A2) untuk arus yang sama (A1) seperti pada
butir 4.
1. Apakah arus beban IL pada V.1 dan V.1 yang terdapat pada gambar 4.6 besarnya
sama? Jelaskan!
2. Dengan tidak mengubah rangkaian percobaan, apakah IL pada V.1.7 dapat dibuat
menjadi 2 x IL pada V.1.3 ? jelaskan!
3. Bandingkan hasil pengukuran Voc terhadap hasil perhiungan sebenarnya? Hitung %
kesalahannya!
4. Apakah arus beban IL pada V.2 dan V.2 besarnya sama? Jelaskan!
5. Apakah arus beban IL pada percobaan Norton dan Thevenin sama untuk nilai vs yang
sama? Mengapa?
6. Bandingkan hasil pengukuran Isc dengan hasil perhitungan! Hitung 5 kesalahannya!
7. Cari RTH dari hasil percobaan dan bandingkan dengan RTH hasil perhitungan
sebenarnya! Hitung % kesalahannya!
8. Buat grafik Voc vs Isc pada Vs yang sama!
PERCOBAAN 5
DAYA RANGKAIAN TIGA FASA
WATTMETER
̶ ̶ ̶
5.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum Percobaan 5 Rangkaian 3 Fasa adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus pada line dan fasa dalam rangkaian 3-
fasa yang seimbang.
2. Mempelajari dan menunjukkan metode dua wattmeter untuk mengukur daya pada
rangkaian 3-fasa.
5.3 TEORI
Perlu diperhatikan untuk menghubungkan wattmeters dengan memperhatikan polaritas
kumparan-kumparannya.
Bila arus memasuki terminal positif dari kumparan arus dan tegangan (dihubungkan ke
terminal kumparan tegangan yang ditandai positif), maka nilai yang dibaca pada wattmeter
dinyatakan sebagai daya yang diserap. Daya total beban adalah jumlah aljabar dari setiap
pembacaan wattmeter.
Di rangkaian reaktif mungkin perlu untuk membalikkan kumparan arus wattmeter agar jarum
wattmeter menyimpang kekanan. Jumlah aljabar yang terbaca pada setiap wattmeter akan
dinyatakan dengan nilai negatif.
Jika sistem 3-phase memiliki empat kabel, maka diperperlukan tiga wattmeter, kecuali
diketahui bahwa sistem seimbang dan karena itu tidak ada arus mengalir ke kawat netral. Untuk
setiap sistem N kawat yang seimbang perlu menggunakan N - 1 wattmeter untuk mengukur daya
total.
Variac 3 fasa
va
I1 A Aꞌ
n Fuse :20 A
Ip1
IN S N
vb
I2 B Ip3
Fuse :20 A Ip2 Cꞌ
Bꞌ
vc
I3 C
Fuse :20 A
n
Gambar 1.2 : Koneksi wye-wye tiga fasa
seimbang.
Variac 3 fasa
va
I1 A Aꞌ
Fuse :20 A ICA
IAB
vb
I2 Fuse :20 A
Cꞌ
B Bꞌ
IBC
vc
I3 C
n Fuse :20 A
Tabel 1.1: Hasil Pengukuran tegangan, arus, dan daya, koneksi beban Y
BESARAN SIMBOL DENGAN TANPA
NETRAL NETRAL
RA
Resistor (ohm) RB
RC
Vab
Tegangan Line (volt) Vbc
Vca
VAN
Tegangan Fasa (volt): VBN
VCN
W1
Daya (watt)
W2
I1
Arus Line (ampere) I2
I3
Ip1
Arus Fasa (ampere) Ip2
Ip3
Arus Netral (ampere): IN
Tabel 1.2: Hasil Pengukuran tegangan, arus, dan daya, koneksi beban Δ
BESARAN DENGAN TANPA
NETRAL NETRAL
RA
Resistor (ohm) RB
RC
Vab
Tegangan Line (volt) : Vbc
Vca
W1
Daya (watt) :
W2
I1
Arus Line : I2
I3
Ip1
Arus Fasa : Ip2
Ip3
Arus Netral : IN
DAFTAR PUSTAKA
William H. Hayt, Jr., Jack E. Kemmerly, Steven M. Durbin, Engineering Circuit Analysis,
Eighth Edition, New York, NY 10020. McGraw-Hill Companies, Inc. 2012
Richard Dorf, Introduction to Electric Circuits, Ch. 11, 9th edition, John Wiley & Sons,
Inc., 2013.
D. Johnson, J. Johnson, J. Hilburn, Electric Circuit Analysis, Ch. 9, 10, 3rd edition, Prentice
Hall, N. J., 1997.
LAMPIRAN PERCOBAAN V
WATTMETER
Multitester
Arus line Kumparan arus
(t)
+ + +
Tegangan Kumparan Tegangan Arus fasa
BEBAN
Vs tegangan
line fasa
̶ ̶ ̶
Variac 3 fasa 1 2
va
I1 A Aꞌ
4 3
vb
I2
B Cꞌ
Bꞌ
vc 5
I3 C
n
IN
Gambar 1.4.a : Koneksi alat ukur wye tiga fasa
Variac 3 fasa 1 2
va
I1 A Aꞌ
4
ICA (Ip3)
IAB (Ip1) N
vb
I2 Bꞌ Cꞌ
B
IBC (Ip2)
vc
I3 C 3
n
Gambar 1.4.b : Koneksi alat ukur Delta tiga fasa
1 : Arus line, I1 , I2 , I3
2 : Tegangan fasa, va , vb , vc
3 : Arus fasa, Ip1, Ip2, Ip3
4 : Tegangan line, VAB, VBC, VCA (line to line)
5 : Arus netral, IN
Variac 3 fasa
va Wattmeter 1
I1 A Aꞌ
n Fuse :20 A
Ip1
vb B Wattmeter 2 N
I2 Ip3
Fuse :20 A Ip2 Cꞌ
Bꞌ
vc
I3 C
Fuse :20 A
n
Gambar 1.5.a : Pengukuran daya koneksi wye dengan dua wattmeter
Variac 3 fasa
va Wattmeter 1
I1 A Aꞌ
ICA
vb Wattmeter 2 IAB
I2
Cꞌ
B Bꞌ
IBC
vc
I3 C delta dengan dua wattmeter
Gambar 1.5.b : Pengukuran daya koneksi
n