ELEKTROMAGNETIK
Oleh:
KELOMPOK 5
Segala puji hanya milik Allah SWT dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan
tugas modul ini guna memenuhi tugas mata kuliah Medan Elektromagnetik.
Modul ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Medan
Elektromagnetik. Modul ini disusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang
datang dari diri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya modul ini dapat terselesaikan.
Semoga modul ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Negeri Makassar, kami sadar bahwa modul ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kepada bapak/ibu dosen kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan modul kami, dimasa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
b. Volume Diferensial Elemen-elemen Permukaan dan Garis pada Sistem Koordinat Kartesian
......................................................................................................................................... 3
a. Vektor Satuan Dalam Koordinat Silinder dan Hubungannya Dengan Koordinat Kartesian
......................................................................................................................................... 6
Silinder ............................................................................................................................ 10
a. Vektor Satuan Pada Sistem Koordinat Bola dan Hubungangya Dengan Vektor Satuan pada
Bola .................................................................................................................................. 13
Contoh Soal......................................................................................................................... 15
Hukum Coulomb................................................................................................................. 24
Contoh Soal......................................................................................................................... 27
Contoh Soal......................................................................................................................... 31
Contoh Soal......................................................................................................................... 35
Contoh Soal......................................................................................................................... 39
Energi yang Diperlukan untuk Menggerakan Muatan Titik Dalam Medan Listrik ........... 40
Contoh Soal......................................................................................................................... 45
Contoh Soal......................................................................................................................... 57
Contoh Soal......................................................................................................................... 66
(0, 0, 0 ) (0, 0, 0 )
y atau x
x z
Dari gambar terlihat jika arah sumbu x diputar kearah sumbu y dengan sudut
paling kecil akan menghasilkan arah sumbu z yang serupa dengan kaidah tangan kanan
dengan dengan ibu jari menggambarkan sumbu z dan arah lipatan keempat jari lainnya
merupakan arah putaran dari sumbu x ke sumbu y.
Menggambar letak suatu titik P(x, y, z) langkah-langkahnya sebagaiberikut :
tentukan titik-titik x, y dan z pada masing-masing sumbu x, sumbu y, dan sumbu z;
kemudian buatlah garis melalui x dan y yang masing-masing sejajar dengan sumbu y dan
sumbu x, maka diperoleh titik P1 (x, y) pada bidang x 0 y, juga dapat disajikan sebagai
titik P1 (x, y, 0) yang berarti harga z = 0. Selanjutnya hubungkan titik asal 0 dengan titik
P1, kemudian buatlah garis melalui z yang sejajar dengan garis P1 dan melalui titik P1 juga
dibuat garis sejajar dengan sumbu z, maka didapat titik P (x, y, z).
Contoh :
Az
Ay
Y
Ax
Ax = harga vektor pada sumbu xAy = harga vektor pada sumbu y Az = harga vektor pada
sumbu z
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai harga absolut (panjang)satu, hal
itu bisa diperoleh dengan cara membagi vektor itu dengan nilai absolutnya :
A
â A =
A
→
â = vektor satuan dalam arah A
A
→
A = vektor A
→ A = A +A +A
2 2 2
A x y y z z
âx , ây , âz masing-masing adalah vektor satuan dalam arah sumbu x, sumbu y,
sumbu z.
Contoh :
Carilah vektor satuan dari :
↼
A = 3â x + 4â y + 5â z yang pangkalnya di titik (0,0,0)
Penyelesaian :
A = 32 + 42 + 52
A =5
â A = =1
• Elemen permukaan
(ds)
dz
dS = dx dz ây
dy dx
dS = dy dz âx P (x, y, z) P´(x+dx, y+dy, z+dz)
X
Gambar 3. Elemen-elemen permukaan dS dan volume dV
Contoh :
Hitunglah x 2 yz dV ,
B
dengan B adalah kotak dengan batas-batas
x yz dV =
2
x2 yz dx dy dz
B 0 0 1
2 1 2
= x3 y2 z 2
1 1 1
3 1 2 0 2 1
=
1
(23 −13 ) 1 (12 − 0) 1 (22 − 12 )
3 2 2
7 1 3
= 3 2 2
7
=
4
âz
P (r, ,
Dengan menggunakan ilmu ukur sudut sederhana dapat dicari hubungan antara (x,y, z)
dan (r, , z).
X = r cos ; Y = r sin ;z=z
a). Vektor Satuan Dalam Koordinat Silinder dan Hubungannya Dengan
Koordinat Kartesian
Seperti pada sistem koordinat kartesian yang dimaksud vektor satuan yakni
vektor yang mempunyai harga absolut sama dengan satu. Dalam sistem koordinat silinder
ada tiga komponen vektor satuan yakni :
âr = ; â ; â z
â r = = â x cos + â y sin
beda fasa sebesar dengan arah aˆ dengan sudut > sudut aˆ , sehingga:
aˆ
r r
2
aˆ = aˆ cos + + sin +
aˆ
x 2 y 2
= −âx sin + â y cos
Dan â sama persis dengan â pada sistem koordinat kartesian.
arah
Secara keseluruhan hubungan vektor satuan pada sistem silinder dan sistemkartesian
gradien ( ), operator divergensi( ) operator curl ( ) dan ada satu lagi bekalyang
harus disiapkan adalah pemanfaatan teorema turunan parsial. Disini akan dibahas secara
sekilas misalnya r (x, y, z), artinya r merupakan fungsi x, y, z maka diferensial terhadap
r didefinisikan sebagai berikut :
x y z
= +
+
r r r r z
x y
Dan z (x, y, z)
x y z
= + +
z z z z z
x y
Terapkan turunan parsial ini pada
X= r cos ; Y = r sin ; Z= z
(z)
1.
=
(r cos ) + (r sin ) +
r x y z r
r r
= cos + sin +0
y
x
= cos + sin
x y
=
(r cos ) + (r sin ) +
(z)
2.
x y z
= −sin + cos +0
x y
= −r sin + r cos
x y
1
= −sin
+ cos
r x y
3. =
(r cos ) + (r sin ) + (z)
z x z y z z
z
=0+0+
z
=
z
Maka dapat ditulis dalam bentuk matrik:
x 0 x
cos sin
1
= − sin cos 0
r y
0 0 1
z z
Dengan cara inverse matrik seperti ; inverse matrik sebelumnya:
x x
sin 0
cos
0 1
= − sin
cos r
y 1
0 0
z
z
Contoh :
Tentukan posisi titik koordinat kartesius dari titik A (10; 53,13°; 5) dan posisi titik
koordinat tabung dari titik B (-5, -5, 2).
Penyelesaian :
a) Menentukan posisi titik A (kartesius) dari titik A (10; 53,13°; 5).
X = r cos
= 10 cos 53,13
=6
Y = r sin
= 10 sin 53,13
=8
Jadi, titik koordinat cartesius dari (10; 53,13°; 5) adalah (6; 8; 5)
Z
(6; 8;
Y
r = x2 + y 2
= −5 2 + −5 2
= 50
=5 2 Z
y
tan =
x
, 2 .
−5
=
−5
=1 Y
= inv tan
= inv tan(1) X
= 45
Jadi, titik koordinat B adalah 5 2, , 2 .
4
b). Volume Diferensial, Elemen-Elemen Permukaan dan Elemen GarisDalam
Koordinat Silinder
P’(r+dr, +d,
dz
dr
r dr
P (r,,z) d
Y
dr r dr
d d
X
Gambar 5. Elemen Volume (dV) dalamkoordinat silinder
• Elemen garis
(dl)
dl = dr â r + r d â + dz â
Atas : dr â r r d â = r dr d â z
Bawah : dr âr r d â = r dr â z
d
y Y
x
a). Vektor Satuan Pada Sistem Koordinat Bola dan Hubungangya Dengan
Vektor Satuan pada Sistem Koordinat Kartesian.
r sin
P
r cos
r sin cos
Y
r sin
→
r = âx x + â y y + âz z
→
r = â x r sin cos + â y r sin sin + â z r cos
r = â x sin cos + â y sin sin + â z cos
→
â r =
r
aˆ sehingga aˆ menjadi :
r
2
aˆ = aˆ sin + cos + aˆ sin + sin + cos +
aˆ
x y z
2 2 2
dan â , mempunyai = dan sudut â mendahului
arah untuk 2
2
aˆ = ˆ
ˆ
ˆ
ax sin cos + + a y sin sin + + az cos
2 2 2 2 2
= −â x sin + â y cos + 0
matrik transpose :
âx sin cos cos − sin aˆr
cos
z
Terapkan aturan diferensial Parsial pada system koordinat Bola
x y z
= +
+
r r x r r z
y
y z
= + +
x x y z
z
+
y
x +
=
x y z
r d
d
Y
r sin
• Elemen garis diferensial :
dl = dr âr + r d â + r sin d â
dl 2 = dr2 + r2d 2 + r 2 sin2 d 2
• Volume diferensial
dV =(dr)(r d )(r sin d )dV = r2 sin dr d d
Contoh:
4
1. Buktikan bahwa volume bola V = r 3 dengan batas-batasnya
adalah 3
adalah 0 r r ; 0 ; 0 2
Penyelesaian :
dV = r 2 sin dr d d
r 2
V = r 2 sin dr d
r =0 =0 r=0
d
1 3
2
= 1 r 0 − cos 0 0
= 3 r 3 (2) (2 )
3
4
= r3
2. Gunakan sistem koordinat bola untuk menetapkan luas jalur pada
permukaan bola dengan jari-jari a (gambar dibawah) dan dengan batas-
batasnya 0 r a; 0 2 ; . Apa hasilnya bila = 0, dan
=?
Penyelesaian :
Z dS = r2 sin d d φ maka
2
A= a2 sin d d
0
= 2 a2 (cos − cos )
2. Gunakan sistem koordinat silinder untuk menentukan luas daerah yang diarsir
2 6
dari gambar silinder dibawah ini dengan r = 2 m, h = 5 m
dan 3
5m
X
Kunci Jawaban : 2 Y
A = 5 (m )
2 6 3
7
V= (m3 )
6
Kunci Jawaban :A B = −2
A B = −3â x − 3â y − 6â z
7. Tentukan jarak antara 2, , 0 m dan (1, , 2 )m dengan sistem koordinat
6
silinder.
Kunci Jawaban :
d= (m)
3,53
A = 2 a 2 (m)
jika = 2 maka :
,
A = 4 a 2 (m)
koordinat silinder.
Kunci Jawaban :
HUKUM COULOMB
Dari hasil empiris didapatkan bahwa antara dua muatan listrik (Q1 dan Q2) yang
berjarak d dalam ruang yang permitivitas listriknya terdapat gaya interaksi sebesar:
Q1Q2
aˆ
4 d 2
d = jarak antara Q1 dan Q2
â d satuan yang menunjukan arah gaya
(d jauh lebih besar dari ukuran benda yang bermuatan Q1 dan Q2)
F12
Q1
r1 − r2
Q2
Y
↼
(r→ − r→ )
1
F = Q1Q2
12 ↼ → 2 1 2
r −r
4
↼ 1 2
(r↼ − r↼ )
1
F = Q1Q
2
12 ↼ ↼ 3 1 2
r −r
4
→
1 2
Q1Q2 ↼ ↼
atau : F12 = −F21
4 r2 − r1
21 2 1
r = permitivitas relative.
Dari penjelasan diatas dapat diturunkan bahwa :
medium vakum
↼
didalam udara F harganya hampir sama dengan di vakum.
Gaya pada satu muatan Q yang disebabkan oleh banyak muatan ditulis dalam
bentuk hubungan matematik
F = i
i=1 r −r
Gaya interaksi akibat muatan-muatan listrik ini ada yang tarik menarik (jika jenis
muatannya berbeda) dan tolak-menolak jika jenis muatannya sama.
Contoh
1. Hitung gaya di Q1 jika diketahui : Z
Q1 = 2 mC pada posisi (3,-2,-4);Q2 = 2 C pada posisi (1,-4,2)
Q2
-Y
Penyelesaian : →
↼ ↼ F12
r − r = 2â + 2â − 6â Q1
→1 ↼2 x y z
r −r = = 44
1 2
↼ ↼
↼ Q!Q2 (r1 − r2 )
F12 = K ↼ ↼ 3
r −r
1 2
↼
F12 = 9 10 9 2.10 5.10 (2â x + 2â y − 6â z )
−3 −6
3
44
↼
F12 = 0,616â x + 0,616â y − 1,8484â z
F1 = (0,616)2 + (0,616)2 + (1,848)2
2
4,174
F12 =
F12 = 2,04 Newton
X
= 9 10
Newton.m2
Penyelesaian : 1 9
4 0 Coulomb2
↼ ↼
r − r = 4â − 3â
3 1 x y
↼ ↼
r −r =
42 + (−3)2 = 5m
3 1
↼ ↼
r − r = 3â − 4â
3 2 x y
↼ ↼
r − r = 4â + 3â
3 4 x y
↼ ↼
r −r = = 5m
3 4
↼ ↼ ↼ ↼ ↼ ↼ ↼
Q Q (r − r ) Q Q (r − r ) Q Q (r − r )
F R = K 3 1 3 1 + K 3 ↼2 3↼ 3 2 + K 3 ↼4 3↼ 3 4
3 ↼ ↼3 r −r r −r
r −r
3 1 3 2 3 4
↼
F3R = −432000000(4â x − 3ây ) + 216000000(3âx − 4ây ) − 216000000(4âx + 3ây )
↼
F3R = −1944 106 â x − 216 106 aˆ y
F3R =
F12
Q (sumber)
→→
→ → →
(r '−r )
F (r , Qt ) 1 QQt
E(r) = = → →
Qt 4 0 r '−r Q t
2
Q →1 →
E(r) = → → 3 (r − r )
4 0 r '−r
→ →
dimana (r − r ) adalah vektor satuan yang arahnya dari Q ke Qt (arah menjauhi
:
1 2
muatan sumber).
Satuan Intensitas Medan Listrik
Satuan intensitas medan listrik diukur dalam satuan Newton per Coulomb (gaya
per satuan muatan) atau volt per meter, karena volt = Newton meter per Coulomb.
Contoh :
Hitung E pada Q2 pada titik (3,-4,2) yang disebabkan oleh muatan Q1 = 2 nC di
titik (0,0,0).
Penyelesaian :
↼
r2 = 3aˆ x − 4ây + 2âz
→ →
r −r =
→2 →1
r − r = 29
→
2 1
Q1 → →
E=
4 → → 3 (r2 − r1 )
o r2 − r1
→ 9 2 10
−9
E = 9 10 3
(3aˆ − 4ây + 2âz )
29 x
→
= (ˆ3a −
4aˆ + 2aˆ )
1
8
E x y z
29 29
→
E = 0,115(3aˆx − 4ây + 2âz )
→
E = (0,345aˆx − 0,460ây + 0,230âz )N / m
E = 0,619N / m
MEDAN LISTRIK OLEH MUATAN-MUATAN TITIK
Z E1 (ro)
Q1
E0 (ro)
E1 (ro)
r↼3 − r↼
r↼ ↼ 3
4 0 1
4 0 − r2
0
Jika kita tambahkan lebih banyak muatan pada kedudukan lain, medanyang
disebabkan oleh muatan titik adalah :
→↼ N → → ↼ 1 N Q (r↼ − r↼ )
↼
E(r ) = E(r ) ata i
u E(r ) = i
i=1
4 ↼ ↼ 3
r −r
i=1
Contoh : i
↼ ↼'
Z → 1 dq(r − r )
4 r↼ − r↼ '
dE 3
= i
F12 ↼ ↼
→ ↼ (r − r ' )dv
E(r ) = v ↼ ↼3
v 4 r −r'
X
muatan sumber berbentuk permukaan.
→ ↼ ↼ ↼
(r − r ' )dl '
lE(r ) =
↼ ↼3
l 4 r −r'
Contoh :
Muatan tersebar secara merata pada garis lurus yang panjangnya tak
→
berhingga dengan l E disuatu titik p sejauh r dari muatan
tentukan
kecepatangaris.
↼
dq = l dr'= l dzr = z â
→ z
r ' = r â
r
r1=z r' − r = d
r – r’ dE
→ → 1
p r ' − r = (r 2 + z 2 ) 2
→
dE dl = dz
→ dq r→ − r→ '
r 1 = -z
dE → →' 2
= 4 o r − r
4 o(r 2 + z2 ) (r 2 + z2 )1 / 2
dE→ l dz (râr − zâz )
=
o
4 (r 2 + z2 )1 / 2
4 (r 2 + z 2 )1/ 2
o
→ .r ~
dz z =~
â r =
E= l â r
4 o −~ (r
2
+ z )1/ 2 r z z =−~
2
r2
→ l râ r z (−z) l râ r 2
E= − = 4 r2
2 2
r z r z
4
l o
E→ =
o
â r
2 or
Contoh :
Pada garis lurus yang ditentukan oleh x = 2 m, y = -4 m tersebar muatan secara
bersamaan dengan kerapatan = 20 nC/m. Tentukan kuat medan listrik Edi (-2,-1, 4)
m.
Penyelesaian :
→
r = −2â −1â + 4â
x y z
↼
r ' = 2â − 4â
x y
→ ↼
r − r' = =
→ → ↼
(r − r ')
E= → ↼3
2 o r − r
→
→ 20 10−9 − 4â + 3a + 4â
x y z
E=
(2) (3,14) (8,85 10−12) 41
↼ →
E = (− 80aˆx + 60a y + 80âz )10
−9
355,87 10−12
↼ →
( )
E = −224,8âx +168,6ay + 224,8âz N m
MEDAN LISTRIK AKIBAT MUATAN BERBENTUK LEMPENG
Terapkan ungkapan
Z ↼
1.d (r↼ − r↼')
1
E dE dE =
l
4 ↼ ↼' 3
0 r −r
↼
r = zâZ
↼
r ' = râr
Y dl = ds = rd
karena simetris aˆ rdz saling
meniadakan.
X
↼ dq → →'
dE = 41 → → ' 3 (r − r )
0 r −r
zaˆ − raˆ
.d z r
.dr. 1
(r 2 + z 2 )2
S
↼ 1
dE =
4 0 (r − 0)2 + (r.d − r.d )2 + (z − 0)2
↼ 1 S r.d .dr
z
dE = (zâ − râr )
4
0
(r2 + z2 ) 23
↼ rddr rdr
2
1 2z
lihat tabel
↼ S z
=
E â −1 S zâ z −1 + 1
=
↼ S →
E= az
2 0
Contoh
Tentukan E disemua titik jika diketahui lempeng seluas 100 cm2 yang
10
mengandung distribusi muatan yang serba sama C . Tentukan medan
9
sebesarlistrik disekitar muatan tersebut.
Penyelesaian :
1
= 9 109
4 o
1
o =
36 109
E=
2 o
Q
dimana =
: S
10 −6
10
( )
10
= 9 = 10−4 C
100 10−4 9 m2
10 −4
10
E= = 9
2 2 361109
o
5
= 105 V ( )
m
4
1
BAB III
ENERGI DAN POTENSIAL
Fpakai = −FE
= −QE
Fpakai sama dengan FE dan arahnya berlawanan. Dengan demikian jika kita ingin
WA = − E dl
B awal
dimana :
dl = dx â x + dy â y + dz âz (kartesian)
Usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan titik dari titik awal (B) ke titik akhir
(A) dalam medan listrik E serba sama, pada setiap lintasan tertutup adalah nol.
E dl = 0 (Medan Statis )
garis diatas dalam medan (E) yang serba sama tidak bergantung pada lintasan yang
dipilih, hal inipun berlaku untuk medan yang tidak serba sama, tetapi pada umumnya
tidak berlaku untuk E yang merupakan fungsi waktu.
Sebagai contoh kita lihat gambar dibawah ini kita pilih kedudukan awal titik B
dan kedudukan akhir diberi tanda A dalam medan listrik yang serba sama lintasan
A
dibagi dalam segmen-segmen L1, L2 , L3 L4
kecil .......................................... 4 EL4
. E4
L3 E3
L2 EL3
EL2
L1 E2
EL1
E1
Pada pembicaraan interaksi Coulumb dan intensitas medan listrik, kuat medanlistrik
yang diakibatkan oleh muatan garis lurus adalah
W21 = E dl
−Q
awal
akhi
r2
= −Q dr
r1
2 o r
r2
= −Q
2 o r
r1
r2
= −Q
2 or
r1
ln r2
= −Q
2 r1
o
Q r2
W =− ln
21
2 o r1
W = −Q
E dl
awal
Beda potensial didefinisikan sebagai energi (yang dikerjakan oleh sumber luar) untuk
memindahkan satu satuan muatan dari satu titik ke titik lain dalam medan listrik, atau
dalanm bentuk matematik.
akhir
W
V=
Beda potensial Q
=− E dl
awal
VA didefinisikan sebagai kerja yang diperluka untuk memindahkan satu satuan
B
VAB = VA − VB = − E dl
B
satuan yang dipakai adalah volt yang identik dengan dengan (joule/Coulumb)
Contoh
1. Disekitar muatan garis panjang dengan kerapatan jika kita ingin
memindahkan muatan Q dari ke r1 diperlukan energi sebesar ?
r2
Penyelesaian :
Q ln r2
W= W = QV
2 o r
1
r2
W =Q ln
2 o r1
W ln r2
jadi beda V12 = =
potensial Q 2 o r1
Bukti :
Unsur diferensial dl dipilih dalam koordinat tabung dan lintasan radial yangdipilih
mengharuskan dz dan d = 0; dl = âr dr
akhi
W= 2 r â r dr â r
r
Z
−
awal o
r1
dr
= −Q
r1 Sehingga
2 o r r
r2
Q ln r2
r2 =
2 o r1
r2
jadi beda potensial = ln
V
12
2o r1
Muatan garis tak terhingga
2. Disekitar muatan titik jika kita ingin memindahkan 2 dari titik B ke Adiperlukan
energi sebesar ?
Penyelesaian :
A
↼ ↼
W = −Q E dl .
B
W A
↼ ↼
VAB = Q = − E dl
B
A
1 Q.aˆr (aˆ dr + aˆ rd + r sin d )
aˆ = −
V
AB 4
B 0 r2 r
A
Q dr Q 1 1
=− s
4 0 B r
2
= s
( −
rB
)4 0 rA
Qs − Q
VAB = VA − VB = 4 0rB
4 0rA
energi oleh sumber luar untuk membawa muatan Q positif dari ke rA (karena 2
rB
muatan yang sejenis selalu tolak-menolak). Kalau kita membicarakan potensial mutlak
(bukan beda potensial) maka harus dipilih suatu acuan potensial nol,misal:
• Acuan nol diperlukan bumi (eksperimental/empiris)
• Acuan nol dititik tak berhingga (teoritis)
• Untuk persoalan simetri tabung, misal dalam kabel koaksial, konduktor luarnya bisa
dipilih sebagai acuan potensial nol.
Beda potensial di titik A dan B adalah beda potensial di titik A relatif terhadap
beda potensial di titik B. Jika potensial dititik A VA dan potensial dititik B
adalah
VAB = VA −VB
MEDAN POTENSIAL SEBUAH MUATAN TITIK
Q 1 1
Dari contoh di atas VAB = VA – VB = walaupun titik A
4 r − r
0 A B
dan B yang berbeda hasil VAB hanya ditentukan oleh
mempunyai ,
jika titik potensial nol didefinisikan sebagai titik terjauah tak hingga makapotensial di
titik A adalah
−Q rA
1 Q
Vao = VA − (V = 0) =
4 or A
r2 dr =
4 o rA
~
Q Q
sehingga VA sama halnya dengan potensial di titik B VB =
= 4 4 0 rB
0 rA
Q
atau biasa V =
ditulis: 4 0r
4 0 rB
Q
sehingga V = +C
: 4 0r
X
V = + .................... +
+ ...
(r)
n Q
V = i
(r)
s (r')ds
V(r) =
s
Dan untuk muatan yang terdistribusi kontinu dalam garis :
V( = s (r')dl
r) 4 r − r
l o 1
Hasil-hasil di atas didapat dengan memilih titik acuan (medan potensial = 0) padatitik ~
(tak hingga) atau :
A
VA = − E dl
~
VAB = − E dl
B
Seperti yang telah dijelaskan dimuka bahwa integrasi di atas tidak bergantung
pada lintasannya hanya melihat titik awal dan akhir saja, dengandemikian maka jika
kita pilih lintasan tertutup akan menghasilkan harga
nol.
E D
GRADIEN POTENSIAL
Perhatikan rumusan medan V = -E. dl atau dapat ditulis dalam
potensial:
bentu V = -E (L → 0)
k L
dV
ata = −E cos
u dl
Dari rumus V = -E L
:
hal ini L mempunyai arah menyinggung bidang sepotensial maka E tegak lurus bidang
sepotensial (arah pertambahan potensial terbesar adalah tegak lurus pada permukaan
sepotensial yaitu dalam arah potensial bertambah).
Jika ân merupakan arah normal dari permukaan sepotensial (dan mempunyai arah
−=
E x y z .V
z
x y
_
E = −V
ata V
=- aˆ
u n
n
ingat aˆ = + aˆy + aˆz (kartesian)
: n aˆ x
x y z
n
V V V
diman E =− ; E =− ; D =−
x
x y
y z
z
a atau
V = aˆ
x
+ aˆ + aˆ
V (kartesian)
y z
z
x y
1
V = aˆ + + aˆ V (silinder )
r z
z
aˆ r
r
+ aˆ 1 + V
V = aˆ 1
(bola )
aˆ
r
r
r sin
r
KERAPATAN ENERGI DALAM MEDAN ELEKTROSTATIK
(LISTRIK STATIS)
Sekarang kita tinjau usaha untuk memindahkan 3 buah muatan, muatandemi
muatan (satu demi satu) pada ruangan yang mula- mula bebas muatan.perhatikan
gambar sebagai berikut:
W1 = −Q1 E dL = 0
W = W1 + W2 + W3
= Q2 V21 + Q3 (V31 + V32 ) ........................................................(1)
E
Jika kita ingat kembali cara mencari potensial oleh distribusi muatan titik maka:
V1 = V12 + V13V2 = V21 + V23V3 = V31 + V32
Dengan demikian kita akan dapatkan
2WE = Q1V1 + Q2V2 + Q3V3
W = (Q V + Q V + Q V )
1
E 1 1 2 2 3
2
Dapat kita simpulkan energi dalam medan listrik statis oleh muatan n buah
ditulis:
n
1
WE = Q n
Joule
2 n=1
W =
1
V dV
E
2
Dapat ditunjukan bahwa vo
l
:
1
W =
2
E
E 2dVD 2
v
1
2 WE =
v
dV
1
W =
E
2 D E 2 dV
v
Bukti:
1
W = ................................................................(1)
2 v dV
E V
D = ...............................................................(2)
VD = V D + D V
V D = VD − D V .................................................. (3)
dengan menggunakan koordinat bola
Volume Bola
1
=
( D) V dV
2 vol
1
=
( V D ) V dV − 1 D (V ) V dV
2 vol 2 vol
1 1
= (VD ) dS + 2 D E dV
2 R → vol
untu R → (VD ) dS = 0
k
maka :
1
W = (terbukti)
2 vol dV
E DE
E
substitusika D=
n
1 D2
W = 1
2
didapa dV da W = E 2 dV
E
t vol n
2 vol
E
Contoh
1. Hitunglah usaha yang dilakukan dalam memindahkan muatan +2 C dari (2,0,0) m
ke (0,2,0) m melalui lintasan garis lurus penghubung kedua titik
E = 2xâ x − 4 yâ y (V m).
Penyelesaian :
usaha diferensial adalah
dW = −QEdl
dW = −2(2x â x − 4 y â y )(dx â x + dy â y + dz â z )
dW = −4xdx + 8 ydy
lihat gambar: X
( 2, 0, 0 )
Y
( 0, 2, 0 )
Persamaan bagi lintasan x + y = 2 dimana dy = −dx
adalah
Sepanjang lintasan itu, maka :
ingat (1 v m = 1 N C = 1 1 JCm).
2. Sebuah muatan titik 1,6 nC diletakan di titik asal dalam ruang hampa. Carilah
potensial pada r = 0,7 m jika :
a). Pada r = ~
Q 1 1
VAB = 4πε r − r
A o B
2
dengan ε = 8,854 10−12 C
o
Nm2
1,6 10−9 1 1
VAB = −
(4) (3,14) (8,854 10−12 ) 0,7 ~
VAB = 20,55 − 0 (sebab tak berhingga)
VAB = 20,55Volt
o A B
VAB = 1,6 10−9 −12)
1 − 1
Z = 6â x + 8â y
r
1 = 10â z
Q2 r2 = 6â x + 8â y + 10â z
r
Q1 = Q2 = 1,6 nC
X Q1
Penyelesaian :
V (r ) = +
Q2
Q
1
r − r1 = ((6) 2
) (
+ (8)2 + (10 )2 − (6 )2 + (8)2 )
= 102 = 10
r − r2 = ((6) 2 2 2
) (
+ (8) + (10) − (10 )
2
)
= = 10
1,6x10−9 1,6x10−9
Vr = +
(4)(3,14)(8,854x10−12 )(10) (4)(3,14)(8,854x10−12 )(10)
1,6x102 1,6x102
Vr = = +
111,20 111,206
6
Vr = 1,44 + 1,44
Vr = Volt
2,88
4. Diketahui medan potensial V = 50x2 yz + 20y volt dalam ruang hampa.
2
Carilah :
a. V pada (1,2,3)
b. EP Penyelesaian :
EP = −V
dV dV dV
E =− aˆ − aˆ − aˆ
b. P x dy dz z
dx
y
energi yang tersimpan dalam volume 1 m3 yang berpusat dititik asal. Periksapula
volume-volume lain yang besarnya juga 1 m3 .
Penyelesaian :
↼ ↼
E = −V
(2x + 4 y)
= − â + aˆ + z
y
x x aˆ
y
z
( )
= −2â x − 4â y V m
E = −2 + −4
2 2
= 20
ruang, maka energi total yang tersimpan adalah tak berhingga besarnya. (medan ini bisa
berupa medan didalam sebuah kapasitor pelat sejajar yang tak berhingga ukurannya.
Diperlukan suatu usaha yang besarnya tak berhingga untuk memuati kapasitor seperti itu
).
Walaupun demikian adalah mungkin berbicara mengenai kerapatan energiuntuk
medan ini dan medan lainya.
1
WE = E 2dv
2
Menyarankan suatu cara yang mendukung bahwa dengan setiap elemen volume
dV terkait kandungan energi sebesar w dV dimana
1
W = E2
2
Bagi medan yang sekarang ditinjau kerapatan energi itu konstan, maka :
1 −8
W = (20 = 10 J 3
o o 36 m
)
Sehingga setiap volume 1 m3 mengandung Joule energi.
10−8 36
BAB IV
MEDAN MAGNET TUNAK (STEADY)
Medan adalah daerah disekitar sumber medan yang masih memiliki/ mendapat
pengaruh dari sumber medan. Sejauh ini telah dikenal adanya duamedan, yaitu medan
magnet dan medan listrik. Muatan-muatan yang merupakan sumber medan menimbulkan
gaya terukur yang bekerja pada muatan lainnya yang dapat dianggap sebagai muatan
detektor. Kenyataan bahwa pemberian sifat medanpada sumber muatan dan penentuan
efek medan pada muatan detektor, maka hal ini dapat diartikan bahwa telah terjadi
pembagian persoalan dasar menjadi dua bagian.
Medan magnet dapat ditimbulkan oleh distribusi arus (Hk. Ampere, Biot Savart).
Hukum Ampere menyatakan bahwa integral garis kuat medan magnetikH sepanjang
lintasan tertutup sama dengan arus I yang mengalir di sepanjang lintasan tersebut. Atau:
H dL = I
Hukum Biot Savart menyatakan bahwa diferensial kuat medan magnet dHdidapat
dari hasi bagi antara cross product IdL and ar dibagi dengan jarak kuadrat. Atau:
i dl â
=dH 2 r A
4 r m
( )
Hukum Biot Savart kadang-kadang disebut hukum Ampere untuk unsur
arus
.
Hubungan antara medan magnet tunak (steady) dengan sumbernya lebih
dH =
i dl âr A
4 r 2 m
( )
di mana:
dH = diferensial intensitas medan magneti dl = elemen diferensia arus
âr = unit vektor r
r = jarak antara elemen arus dengan titik yang ditinjau besar medannya.
Atau secara umum dapat ditulis dengan persamaan matematis sebagai berikut:
r’
i dl = i dz
r’ r - r’
P
( 0, 0, 0 ) r
↼ ↼
Gunakan kordinat silinder, sumber terletak r ' = z â z sedan r = r â r
↼ ↼ g
didan r − r ' = r râ − z zâ . Sehingga:
idz â z (r â r −3 z â z )
↼ =
dB
μo ( )
4π
2 2 2
r +z
o r idz â3
B=
− 4 (r 2 + z 2 )2
o r i
dz
= â
4
3
−
(r 2
+z )
2 2
o r i
= â
4
o r i z z
= â +
2
4 r z r2z
o r i 2 o i
B = 4 aˆ r 2 = 2r aˆ
i
B= o â
2 r
2. Besarnya induksi magnetik akibat penghantar yang berbentuk lingkaran
dengan jari-jari r.
(
↼ = o i dl r − r' r − r' 3
dB )
4
r – r’
(r 2 + z 2 )2.............
Karena simetris, komponen z saling menghilangkan.
(
↼ = o i r d â
2 )
( )
3
dB z
4
r2 + z2 2
μ i r 2 2π
o
B= aˆ
3 z
4π r 2 + z 2 2
i r â2 2
B=
( d
o z
)
3
+
4 r z2 2 0
B= i (2 r 23)
o
aˆz
4 (r 2 + z 2 )2
untuk r<<z, maka;
B=
(
o i 2 r
2
)
â z
4 (z )
3
o 2 (i A)
B=
(
o 2 r i
2
)
3
4 z
â z
B= â z
3
4 z
2m
B= â z
o z
3
4
catatan
:
m =i A
↼
B = o 2m â z
z
4 3
m =i A
1 2p
E=
4
o r
3
1 2 p cos
r1
r2 3
Er =
4 o r
1 2 p sin
E =
-q q
4o r3
d
Sehinga besaran B di atas dapat diuraikan menjadi komponen r dan θ
↼
B = â r B + â B
Br o 2m cos
B =
r
4 z3
m sin
B o B =
4 z3
r1 = PC − PA
= r + Ao cos
r1 d
r2 = r + cos2
r2 = PO − 00
= r − OB cos
C d
= r − cos2
A-q ( 0, 0, 0 ) q
q 1 1
Vp = V (r, ) = 4 − r + r
o 1 2
Vp = V (r, ) q − 1
+
1
=
d d
4 r + cos r + sin
o
2
2
d
d
q − r − 2 cos + r + 2 sin
Vp = V (r, ) =
4 d
o r −
2
cos
Vp = V (r, ) = q (d cos ) r
2
; karena
2
d
2
4o
r cos
P cos
Vp = V (r, ) =
2
4or
p = qd disebut momen dipol listrik dan E (r, ) = − V (r, ) adalah
r
r
koordinat polar, maka:
2 p cos
Er (r, ) = , (r, ) = −
V (r, )
3
4or E 1 r
r
p sin
E (r, ) =
1
4 r3
o
1
Ingat E(r, ) = −V (r, ) = − V (r, ) − V (r, )
:
r r
dl dl
i i
positif negatif
Pemakaian hukum Gauss adalah mencaari muatan total yang dilingkupi oleh
permukaaan tertutup. Sedangkan pemakaian hukum integral Ampere adalah mencari arus
total yang dilingkupi oleh lintasan.
Meskipun penggunaan hukum integral Ampere lebih memudahkan dalam
perhitungan kuat medan elektrostatik, ada beberapa syarat tertentu yang harus di
penuhi terlebih dahulu, yaitu:
↼
1. H harus normal atau tangensial pada tiap titik lintasannya.
↼
2. Jika H tangensial, maka besarnya harus konstan.
Misalkan lintasan arus berbentuk lingkaran dan berjejari r, makaberlakuhukum
integral Ampere:
2
H dl = â
0
H â r d = i
= H r 2 = i
i
H= â
2 r
I B dl = o i
S = r d 2
0
â B â r d = o i
B(2 r ) = o i
d
B=
o i W
2 r
( m2
)
Arah B dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan. “Arah ibu
jari merupakan arah arus i dan merupakan arah lipatan empat jari lainnyamenunjukkan
↼
arah B .” Untuk pernyataan ini berlaku:
↼ μo i
B= â
2πr
(a)
(b)
Pada bagian tengah solenoida, medan magnet serba sama pada bagian tepi yaitu
menyebar (tak homogen). Untuk lilitan yang cukup rapat, kebocoran fliks sangat kecil
sehingga induksi magnetic di luar kumparan dianggap nol. Jika kumparan cukup panjang,
maka medan magnet di tengah solenoida dianggaphomogen.
Untuk mencari besarnya induksi magnet B dengan menggunakan hukum
Ampere seperti pada gambar b adalah sebagai berikut:
↼ ↼
dl =0i
B
→ → → → → → →→
B dl + B dl + B dl + B dl = i
ab bc cd da
0
B = 0i
l
o i
B=
l
N
Jika tiap lilitan dialiri arus sebesar I dan rapat n= , maka
lilitan L
Toroida
B dl = o i
2
Kosong
tanpa
0
â B â rd = o i
bahan
B(2 r ) = o i
o i
B=
2 r
B=
oi N 2 r
Hukum Maxwell tentang Induksi Magnet
Sampai saat ini belum ditemukan adanya monopole magnet, maka jumlah garis
gaya magnet total yang keluar dikurangi yang masuk pada suatu permukaan tertutup
selalu sama dengan nol. Atau secara matematis dapat ditulis:
→ →
B ds = 0
s
→ → ↼ ↼
B ds = B dv = 0 ; (berlaku untuk semua volume)
maka:
B = 0
↼
ds
B
B =
v
secara fisis :
B =
( fluks keluaran − fluks masukan)
volume
dv
v
↼ ↼ ↼
D ds = (D dv)
→
v
↼ ↼
D = dv
v v
sehingga:
↼ ↼
D = ρ
karena:
↼ ↼
D= E
maka:
↼ ↼
E =
↼
↼ ↼ B
B. E=− ; bentuk lain dari hukum Faraday
t
Hukum Faraday:
e=−
t
⇀ ↼
e=−
t
B ds
s
e = e m f = E dl
E dl = ( E ) ds
s
maka:
( E ) ds = − B ds
t
s
B ds = 0
s
B ds = B dv = 0
s v
B dv = 0
v
netto
fluks magnetik dari permukaan tertutup selalu nol.
H dl = i
B dl = 0 i (vakum)
untuk definisi fluks di dalam suatu lintasan :
→ →
H dl = I
→ → F →
H dl = J +
ds
t
→ F →
H ds = J + ds
t
F
H = J +
t
DAFTAR PUSTAKA
Publishing.