Anda di halaman 1dari 7

Pengaturan Motor Induksi 3 Phasa

(Frekuensi Tetap, Tegangan Berubah)

Azam Alfian (1303181001)


1
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

*
azamalfian19@gmail.com

Abstract
An induction motor is a type of electric motor that functions to convert electrical energy into mechanical
energy, namely rotating power. It is called an induction motor because it works using the principle of electromagnetic
induction. Operation of an induction motor by providing a voltage and frequency in accordance with the tamplate on
the motor. This operation is carried out by using the Simulink Model from the MATHLAB software. The parameters
of the 3 phase induction motor are obtained from research journals. The induction motor used in this experiment uses
a specification of 7.5 HP with parameters Rs = 0.2429 Ohm, Xls = 0.6706 Ohm, Rr = 0.1511Ohm, Xr = 0.6706 Ohm,
Xm = 14.028 Ohm and Inertia = 0.03 Kgm2. In this research, a 3-phase induction motor speed regulation was carried
out by varying the voltage with a step of 30 V below the nominal voltage of the motor. Then the research at this time
was carried out by means of simulation in MATLAB software. Then after obtaining the observed data, an analysis of
the data is carried out on how the effect of voltage variations on the speed of the 3-phase induction motor so that
conclusions can be drawn as desire.

Keywords : 3-phase induction motor , starting current , simulation, efficiency

Abstrak
Motor induksi merupakan salah satu jenis motor listrik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik yaitu tenaga putar. Disebut motor induksi karena bekerjanya menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Pengoperasian motor induksi dengan cara memberikan tegangan dan frekuensi sesuai dengan
tamplate pada motor tersebut. Pada pengoperasian ini dilakukan dengan cara menggunakan Simulink Model dari
software MATHLAB. Parameter motor induksi 3 fasa didapatkan dari jurnal penelitian. Motor induksi yang digunakan
pada percobaan ini menggunakan spesifikasi 7,5 HP dengan memiliki parameter Rs = 0,2429 Ohm, Xls = 0,6706 Ohm,
Rr = 0,1511Ohm, Xr = 0,6706 Ohm, Xm = 14,028 Ohm dan Inertia = 0,03 Kgm 2 . Pada penelitian kali ini dilakukan
pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa dengan cara variasi tegangan dengan step 30 V dibawah tegangan nominal
motor. Kemudian penelitian pada kali ini dilakukan dengan cara simulasi pada software MATLAB. Kemudian setelah
didapatkan data yang diamati dilakukan analisa terhadap data tersebut bagaimana pengaruh variasi tegangan terhadap
kecepatan motor induksi 3 fasa sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai yang diinginkan.

Kata kunci : motor induksi 3 fasa, arus starting, simulasi, effisiensi

1
1. Pendahuluan gaya Lorenz (F) pada rotor cukup besar untuk
1.1. Motor Induksi memikul kopel beban, rotor akan berputar
Motor induksi merupakan suatu mesin searah dengan medan putar stator. Seperti yang
listrik yang berfungsi untuk mengubah energy sudah disebutkan sebelumnya bahwa tegangan
listrik menjadi energi mekanik berupa tenaga induksi timbul karena terpotongnya batang
putar. Motor listrik memiliki dua bagian utama konduktor rotor oleh medan magnet putar
yaitu stator atau bagian yang diam dan rotor stator. Artinya agar adanya tegangan terinduksi
atau bagian yang berputar. Pada motor AC, maka diperlukan relatif antara kecepatan medan
kumparan rotor tidak mendapatkan energi magnet putar stator (Ns) dan kecepatan putar
listrik secara langsung, melainkan rotor (Nr). Dan perbedaan antara Ns dan Nr ini
mendapatkan tegangan induksi dari belitan disebut dengan slip (S). yang dinyatakan
stator sehingga motor jenis ini disebut dengan dengan :
motor induksi. Motor induksi tiga fasa yaitu
motor induksi yang di suplai oleh tegangan AC 𝑁𝑠−𝑁𝑟
𝑆= × 100% (3)
tiga fasa yang masing masing fasa memiliki 𝑁𝑠
beda fasa sebesar 120°.
Keunggulan motor induksi dibandingkan Bila Nr = Ns, tegangan tidak akan
motor listrik lain : konstruksinya sederhana dan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kokoh, Harga yang relatif murah, Perawatannya kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak
yang mudah, dan tersedia range daya motor dihasilkan kopel. Kopel motor akan timbul bila
yang luas. Sedangkan kekurangan motor Nr < Ns. Dilihat dari cara kerjanya, motor
induksi yaitu : tidak dapat menjaga kecepatan induksi disebut juga sebagai motor tak
secara konstan apabila terjadi perubahan beban serempak atau asinkron.
dan daerah pengaturan kecepatan tidak seluas
motor arus searah. 2. Metoda Percobaan
2.1. Rangkaian Percobaan
Simulasi keadaan dinamik motor induksi tiga
1.2. Prinsip Kerja Motor Induksi fasa dilakukan dengan menggunakan program
Motor induksi bekerja berdasarkan Simulink, Matlab versi R2015a yang merupakan
induksi elektromagnetik dari kumparan stator program berorientasi pada blok yang berfungsi
kepada kumparan rotornya. Apabila sumber untuk mensimulasikan keadaan dinamik suatu
tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan sistem. Rangkaian blok diagram pemodelan mesin
stator, timbulah medan putar dengan kecepatan induksi tiga fasa dengan software matlab/Simulink
dapat dilihat pada Gambar 1.
120×𝑓
𝑁𝑠 = (1)
𝑝
Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor,
sehingga pada kumparan rotor akan timbul
tegangan induksi atau gaya gerak listrik (ggl )
perfasa sebesar :

𝐸𝑟 = 4,44𝑓𝑠𝑁𝑟∅𝑚 (2)
Gambar 1. Rangkaian Simulasi Percobaan
Menggunakan Simulink MATHLAB
Karena kumparan rotor merupakan
rangkaian yang tetutup, ggl (E) akan 2.2. Langkah Percobaan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam Hal pertama yang dilakukan pada
medan magnet menimbulkan gaya (F) pada percobaan ini yaitu dengan mencari data
rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh parameter motor induksi 3 fasa melalui jurnal

2
internasional atau dari katalog yang dimana dengan data parameter yang dimasukkan
data parameter tersebut akan digunakan sebagai sebelumnya.
data parameter motor induksi yang akan
digunakan pada program Mathlab.

Tabel 1. Data Parameter Motor Induksi 3 Phasa


No. Parameter Nilai
1 Nominal Power 7,5 HP
2 Voltage (line – line) 380 Volt
3 Frequency 60 Hz
4 RS 0,2429 Ohm
5 XlS 0,6706 Ohm
Gambar 2. Kurva Torsi terhadap Kecepatan rotor
6 Rr 0,1511 Ohm
7 Xlr 0, 6706 Ohm
8 Xm 14,028 Ohm
9 Inertia 0,03 kgm2
10 Pole Pairs 4
Sumber: Jurnal ELKHA Vol.3, No.2, Juli 2011

Selain data – data parameter diatas,


terdeapat beberapa parameter yang tidak
diketahui nilainya seperti kecepatan motor, arus
Gambar 3. Kurva Arus Stator terhadap Kecepatan rotor
nominal motor. Namun nilai tersebut bisa
didapatkan dengan perhitungan. Perhitungan
kecepatan motor bisa didapatkan dengan
menggunakan rumus slip. Slip yang digunakan
pada percobaan ini yaitu sebesar 0,0287.
Setelah semua data parameter didapatkan,
selanjutnya dimasukkan pada program mathlab
dengan file p20hp. Setelah itu running file
tersebut berserta dengan file m10. Untuk
melihat kurva karakteristik dari motor induksi Gambar 4. Kurva Daya terhadap Kecepatan rotor
dengan cara merunning file m3. Selanjutnya
buka file Simulink yang berisi rangkaian
percobaan. Pada percobaan ini dilakukan
pengamatan 6 scope yang meliputi gelombang
tegangan, gelombang arus, gelombang daya
pada stator dan rotor, kurva kecepatan motor
serta kurva torsi elektrik motor. Dari 4
gelombang dan 2 kurva tersebut selanjutnya
dilakukan analisa dan dibuat kesimpulan. Gambar 5. Kurva Effesiensi terhadap Kecepatan rotor

3. Hasil Percobaan
3.1. Karakteristik Motor 3.2. Hasil Simulasi Simulink MATHLAB
Dari hasil running program dengan nama Dari hasil running program p20hp.m dan
m3, didapatkan 4 kurva karakteristik motor m1o.m, maka bisa langsung bisa mendapatkan
induksi 3 phasa yang meliputi kurva torsi hasil running simulasi rangkaian di Simulink
terhadap kecepatan, kurva daya terhadap model nya, didapatkan gelombang tegangan
kecepatan, kurva arus stator terhadap kecepatan dan arus yang ditunjukkan pada Gambar di
dan kurva effiesiensi terhadap kecepatam bawah ini :

3
fasa mencapai 8,9 kali dari arus nominal
peaknya. Sedangkan pada pengaturan terendah
yaitu hingga 120.288 Ampere dan arus
startingnya juga mencapai 8,9 kali arus nominal
peaknya. Lalu untuk bentuk gelombang daya
pada stator dan rotor dapat dilihat pada Gambar
10 sampai Gambar 13.
Gambar 6. Grafik Tegangan Pengaturan Tertinggi pada
Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 10. Grafik Daya pada Rotor Pengaturan


Tertinggi Motor Induksi 3 Fasa
Gambar 7. Grafik Tegangan Pengaturan Terendah pada
Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 11. Grafik Daya pada Rotor Pengaturan


Terendah Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 8. Grafik Arus Pengaturan Tertinggi pada


Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 12. Grafik Daya pada Stator Pengaturan


Tertinggi Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 9. Grafik Arus Pengaturan Terendah pada


Motor Induksi 3 Fasa

Bisa dilihat dari data diatas, bahwasanya


ketika motor starting terjadi lonjakan arus yang
sangat besar. Pada simulasi kali ini arus starting
yang terbaca ketika pengaturan tertinggi yaitu
hingga 175,826 Ampere. Jika arus starting ini Gambar 13. Grafik Daya pada Stator Pengaturan
dibagi dengan nilai peak arus nominal, Terendah Motor Induksi 3 Fasa
didapatkan bahwa arus starting pada motor 3
4
Selain hasil gelombang diatas, pada percobaan Tabel 2. Data Hasil Simulasi Pengaturan Tegangan
kali ini juga dapat melihat gelombang torsi dan Berubah dan Frekuensi Tetap Motor Induksi 3
Phasa
kecepatan pada motor induksi 3 phasa yang
telah disimulasikan, bisa dilihat pada gambar VLL Vmotor ILL I Motor Wr/Wb Wr
dibawah ini : (V) (V) (A) (A) (pu) (RPM)
380 214,1 8,5 14,44 1,06207 1593,11

350 197,2 9,229 13,31 1,06187 1592,81


320 180,3 10,095 12,18 1,06172 1592,58

290 163,4 11,138 11,05 1,06161 1592,41

260 146,5 12,424 9,935 1,06152 1592,25

VLL Psis Psir Cos Phi Losses Ns


(V) (W) (W) (W) (RPM)
Gambar 14. Grafik Torsi Pengaturan Tertinggi Motor
380 292,6 279,2 0,052 13,4 1500
Induksi 3 Fasa
350 269,5 257,2 0,048 12,3 1500

320 246,5 235,2 0,044 11,3 1500

290 223,4 213,2 0,039 10,2 1500

260 200,3 191,2 0,035 9,1 1500

3.3. Grafik Hasil Simulasi

Grafik Hubungan Kecepatan


Gambar 15. Grafik Kecepatan Pengaturan Tertinggi Sinkron dengan Tegangan
Motor Induksi 3 Fasa
2000
1800
Kecepatan Sinkron (rpm)

Berdasarkan gambar 10. Grafik Torsi 1600


Motor Induksi 3 Fasa, dapat dilihat bahwa torsi 1400
awal yang dihasilkan oleh motor induksi 3 fasa 1200
sangatlah besar. Dikarenakan pada saat kondisi 1000
800
awal atau pada saat kondisi starting, motor 600
induksi membutuhkan gaya yang sangat besar 400
untuk melawan inertia dari beban rotor tersebut 200
sehingga menyebabkan torsi yang muncul juga 0
sangat besar. Dan dikarenakan percobaan ini 0 100 200 300 400
dilakukan dalam kondisi tidak berbeban Tegangan Line to Line (Volt)
sehingga pada saat kecepatan motor induksi 3
fasa mencapat kondisi steady, maka torsi Gambar 16. Grafik Hubungan Kecepatan Sinkron
dengan Tegangan Line to Line
elektrik dari motor juga ikut menurun.

5
Grafik Hubungan Torsi dengan
Tegangan Line to Line
1.99164
Torsi (rpm)
1.99162
1.9916
1.99158
1.99156
0 100 200 300 400
Tegangan Line to Line
Gambar 21. Grafik Torsi Puncak terhadap Kecepatan
Puncak pada Tegangan 290 Volt
Gambar 17. Grafik Hubungan Torsi dengan Tegangan
Line to Line

Gambar 18. Grafik Torsi Puncak terhadap Kecepatan


Puncak pada Tegangan 380 Volt Gambar 22. Grafik Torsi Puncak terhadap Kecepatan
Puncak pada Tegangan 260 Volt

Berdasarkan Gambar 18 sampai Gambar


21 diatas, dapat diketahui ketika tegangan input
motor diturunkan mengakibatkan torsi puncak
juga menurun. Hal ini juga dapat dilihat dari
grafik Gambar 17. Sedangkan untuk kecepatan
puncak (Ns) tidak terjadi perubahan ketika
tegangan input motor diturunkan. Hal ini dapat
dilihat pada grafik Gambar 16.
Gambar 19. Grafik Torsi Puncak terhadap Kecepatan
Puncak pada Tegangan 350 Volt 4. Kesimpulan
Dari data hasil percobaan diatas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaturan tegangan pada motor induksi
hanya diperbolehkan diatur dibawah
tegangan nominal motornya. Boleh
dinaikkan namun memiliki batas maksimal
yaitu sebesar 5%.
2. Pengaturan tegangan pada motor induksi
dengan menurunkan tegangan dibawah
Gambar 20. Grafik Torsi Puncak terhadap Kecepatan tegangan nominalnya mengakibatkan arus
Puncak pada Tegangan 320 Volt yang mengalir mengalami penurunan
sehingga berakibat penurunan juga

6
terhadap daya stator dan daya pada
rotornya.
3. Tidak terjadi perubahan pada kecepatan
puncak dan terjadi perubahan torsi
puncak seiring berubahnya tegangan
input yang diberikan pada motor
induksi.

5. Saran
Pengaturan tegangan pada motor induksi
sebaiknya dilakukan dibawah tegangan
nominalnya. Jika pengaturan teganagn
dilakukan diatas tegangan nominalnya, dapat
mengakibatkan short circuit antar belitan yang
dapat menyebabkan terbakarnya motor induksi
tersebut. Namun terdapat toleransi sebesar 5%
jika memang harus menaikkan tegangannya.

6. Daftar Pustaka
[1] Birain, A., M. Breiner. "MATHLAB 6 for
Engineers". Prentice Hall, Great Britain,
2002.
[2] Hasan, Yandri., “Penentuan Parameter dan
Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa,” in
Laboratorium Konversi Energi, Universitas
Tanjungpura 2011.
[3] H. Haryanto. Munarto. Ri. Fatmawati. Ifat
“Analisis Karakteristik Motor Induksi TIga
Fasa XYZ Standar NEMA,” in SETRUM -
Volume 3, No. 1, 2014.
[4] Berlianti, Rahmi“ANALISIS MOTOR
INDUKSI FASA TIGA TIPE ROTOR
SANGKAR SEBAGAI GENERATOR
INDUKSI DENGAN VARIASI HUBUNGAN
KAPASITOR UNTUK EKSITASI,” in
Seminar Nasional, Politeknik Negeri
Padang, 2015.

Anda mungkin juga menyukai