Anda di halaman 1dari 69

PETUNJUK LABORATORIUM

FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNIK, UNISMA, BEKASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Telp. (021) 8801027

2022
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
telah memberikan kami kesempatan untuk menyusun Modul Laboratorium Fisika Dasar
yang disesuaikan dengan Kurikulum Program Studi Teknik Elektro tahun 2018.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang besar-besarnya
pada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan petunjuk praktikum ini. Secara khusus
untuk anggota Tim Penyusun Modul Laboratorium Fisika Dasar yang sudah memberikan
tenaga, pikiran dan waktunya untuk perbaikan praktikum dalam Fakultas Teknik.
Akhir kata, semoga semua usaha yang telah dilakukan berkontribusi pada dihasilkannya
lulusan Fakultas Teknik sebagai engineer dengan standar internasional.

Bekasi, September 2022

Penulis

i
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

ATURAN UMUM LABORATORIUM

Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian lengkap, mengenakan celana panjang/rok, kemeja dan
mengenakan sepatu. Praktikan wajib membawa kelengkapan berikut:
• Modul praktikum
• Buku catatan laboratorium
• Alat tulis (dan kalkulator, jika diperlukan)
Persiapan
• Membaca dan memahami isi modul praktikum.
• Mengerjakan hal-hal yang dapat dikerjakan sebelum praktikum dilaksanakan, misalnya
mengerjakan soal perhitungan, menyalin source code, mengisi kartu peminjaman alat
dll.
• Mengerjakan Laporan Awal setiap Percobaan.
• Mengisi daftar hadir.
Selama Praktikum
• Perhatikan dan kerjakan setiap percobaan dengan waktu sebaik-baiknya, diawali
dengan kehadiran praktikan secara tepat waktu.
• Dokumentasikan pada buku catatan laboratorium tentang hal-hal penting terkait
percobaan yang sedang dilakukan.
Setelah Praktikum
• Kembalikan alat dan bahan praktikum yang dipinjam dalam keadaan baik dan utuh.
• Kerjakan laporan akhir sesuai dengan template Format Laporan yang diberikan.

ii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

PANDUAN UMUM KESELAMATAN

Keselamatan
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi
seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian,
kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.
Bahaya Listrik
• Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit
breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi
menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau
orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
1. Jangan panik
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan di
meja praktikan yang tersengat arus listrik
3. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
4. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang
terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
Bahaya Api Atau Panas Berlebih
• Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang
berlebihan
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih
pada diri sendiri atau orang lain
• Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum.
iii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas
berlebih:
1. Jangan panik
2. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang
terjadinya bahaya api atau panas berlebih
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
4. Menjauh dari ruang praktikum
Bahaya Benda Tajam Dan Logam
• Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum
bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
• Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
• Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang
lain
Lain-Lain
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum

PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat
praktikum:
• Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
• Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
• Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat tersebut
hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat
praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat
tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
• Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan

iv
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
• Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam,
api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut
• Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan
Sanksi
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum yang bersangkutan.

v
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Laporan praktikum Fisika Dasar dibuat menjadi dua tahap, yaitu laporan awal dan laporan
akhir. Laporan awal terdiri dari :
1) Cover
2) Pendahuluan
3) Teori Dasar
4) Tujuan Praktikum
5) Alat dan Bahan
6) Petunjuk Praktikum
7) Pertanyaan Awal
8) Tabel Pengamatan
Laporan akhir dibuat setelah melakukan praktikum, yang terdiri dari :
1) Cover
2) Hasil Praktikum
3) Perhitungan
4) Analisis Data
5) Pertanyaan Akhir

Laporan awal diserahkan sebelum praktikum dilaksanakan, sedangkan laporan akhir


diserahkan satu minggu setelah praktikum dilaksanakan. Laporan dibuat dalam kertas A4
ukuran 70 gram dengan bingkai yang memiliki jarak terhadap kertas (Atas : 2 cm, Bawah : 2
cm, Kiri : 3 cm, Kanan : 2 cm). Laporan awal dan akhir ditulis menggunakan tangan (tidak
menggunakan komputer).

vi
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


ATURAN UMUM LABORATORIUM ....................................................................................ii
PANDUAN UMUM KESELAMATAN ................................................................................. iii
PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM ..................................................................... iv
PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR .............................. vi
MODUL 1 – PENGUKURAN .................................................................................................. 1
1.1 Pendahuluan............................................................................................................. 1
1.2 Angka Penting ......................................................................................................... 1
1.3 Alat Ukur Panjang ................................................................................................... 2
1.4 Alat Ukur Massa ...................................................................................................... 2
1.5 Alat Ukur Waktu ..................................................................................................... 3
1.6 Tujuan Praktikum .................................................................................................... 3
1.7 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 3
1.8 Petunjuk Praktikum ................................................................................................. 4
1.9 Pertanyaan Awal ...................................................................................................... 5
1.10 Hasil Praktikum ....................................................................................................... 5
1.11 Pertanyaan Akhir ..................................................................................................... 6
MODUL 2 – GERAK LURUS .................................................................................................. 7
2.1 Pendahuluan............................................................................................................. 7
2.2 Gerak Lurus Beraturan ............................................................................................ 7
2.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan .............................................................................. 8
2.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................... 8
2.5 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 9
2.6 Petunjuk Praktikum ................................................................................................. 9
2.7 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 11
2.8 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 11
2.9 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 12
MODUL 3 – GERAK MELINGKAR ..................................................................................... 14
3.1 Pendahuluan........................................................................................................... 14
3.2 Gerak Melingkar Beraturan ................................................................................... 14

vii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3.3 Gerak Melingkar Berubah Beraturan .................................................................... 14
3.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 15
3.5 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 15
3.6 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 15
3.7 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 16
3.8 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 16
3.9 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 17
MODUL 4 – HUKUM II NEWTON ....................................................................................... 18
4.1 Pendahuluan........................................................................................................... 18
4.2 Gaya Gesek ............................................................................................................ 18
4.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 19
4.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 19
4.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 19
4.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 20
4.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 20
4.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 21
MODUL 5 – BANDUL SEDERHANA .................................................................................. 22
5.1 Pendahuluan........................................................................................................... 22
5.2 Bandul Sederhana .................................................................................................. 22
5.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 22
5.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 23
5.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 23
5.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 24
5.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 24
5.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 24
MODUL 6 – PEGAS & HUKUM HOOKE ............................................................................ 25
6.1 Pendahuluan........................................................................................................... 25
6.2 Pegas ...................................................................................................................... 25
6.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 26
6.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 26
6.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 26
6.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 27
6.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 27

viii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 28
MODUL 7 – OSILASI PEGAS PIPIH .................................................................................... 29
7.1 Pendahuluan........................................................................................................... 29
7.2 Osilasi Teredam ..................................................................................................... 29
7.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 29
7.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 30
7.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 30
7.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 31
7.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 31
7.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 32
MODUL 8 – VISKOSITAS..................................................................................................... 33
8.1 Pendahuluan........................................................................................................... 33
8.2 Koefisien Viskositas .............................................................................................. 33
8.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 33
8.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 34
8.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 34
8.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 34
8.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 35
8.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 35
MODUL 9 – TITIK BERAT ................................................................................................... 36
9.1 Pendahuluan........................................................................................................... 36
9.2 Titik Berat .............................................................................................................. 36
9.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 36
9.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 37
9.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 37
9.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 37
9.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 38
9.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 38
MODUL 10 – KALOR JENIS LOGAM ................................................................................. 39
10.1 Pendahuluan........................................................................................................... 39
10.2 Kalor Jenis ............................................................................................................. 39
10.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 40
10.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 40

ix
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 40
10.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 41
10.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 41
10.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 41
MODUL 11 – SIFAT CERMIN DAN LENSA ....................................................................... 42
11.1 Pendahuluan........................................................................................................... 42
11.2 Pemantulan dan Pembiasan ................................................................................... 42
11.3 Cermin dan Lensa .................................................................................................. 43
11.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 44
11.5 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 44
11.6 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 45
11.7 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 46
11.8 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 46
11.9 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 46
MODUL 12 – SIFAT BAYANGAN LENSA ......................................................................... 47
12.1 Pendahuluan........................................................................................................... 47
12.2 Diagram-diagram sinar untuk lensa ....................................................................... 47
12.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 48
12.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 48
12.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 48
12.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 49
12.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 49
12.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 50
MODUL 13 – GELOMBANG STASIONER ......................................................................... 51
13.1 Pendahuluan........................................................................................................... 51
13.2 Gelombang Stasioner ............................................................................................. 51
13.2.1 Gelombang Stasioner Ujung Tetap .................................................................... 51
13.2.2 Gelombang Stasioner Ujung Bebas ................................................................... 52
13.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 52
13.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 53
13.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 53
13.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 53
13.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 54

x
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 54

xi
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jangka Sorong ........................................................................................................ 2


Gambar 1.2 Mikrometer Sekrup ................................................................................................ 2
Gambar 1.3 Neraca Ohaus Tiga Lengan .................................................................................... 3
Gambar 1.4 Stopwatch ............................................................................................................... 3
Gambar 2.1 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu pada GLB ....................................... 7
Gambar 2.2 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu untuk (a) GLBB dipercepat, dan (b)
GLBB diperlambat. .................................................................................................................... 8
Gambar 2.3 Susunan Alat Praktikum......................................................................................... 9
Gambar 2.4 Grafik Kecepatan terhadap Waktu ....................................................................... 10
Gambar 4.1 Susunan Alat Praktikum Hukum II Newton ........................................................ 19
Gambar 5.1 Gerak Osilasi Bandul ........................................................................................... 22
Gambar 5.2 Susunan Alat Praktikum Bandul Sederhana ........................................................ 23
Gambar 6.1 Keadaan Pegas setelah ditarik Gaya .................................................................... 25
Gambar 6.2 Susunan Alat Praktikum Pegas ............................................................................ 26
Gambar 7.1 Susunan Alat Praktikum Osilasi Pegas Pipih ....................................................... 30
Gambar 11.1 Pemantulan Cahaya ............................................................................................ 42
Gambar 11.2 Pembiasan Cahaya ............................................................................................. 43
Gambar 11.3 Sinar yang Jatuh Cermin Cekung....................................................................... 43
Gambar 11.4 Sinar yang Jatuh Cermin Cekung....................................................................... 44
Gambar 5.5 (a) Lensa Cembung, (b) Lensa Cekung ............................................................... 44
Gambar 11.6 Alat-Alat Percobaan Sifat Cermin dan Lensa .................................................... 45
Gambar 12.1 (a) Sinar Istimewa Lensa Cembung, (b) Sinar Istimewa Lensa Cekung ........... 47
Gambar 12.2 Susunan Alat Percobaan Lensa .......................................................................... 48
Gambar 13.1 Gelombang Transversal (Kiri) dan Longitudinal (Kanan) ................................. 51
Gambar 13.2 Gelombang Stasioner Ujung Tetap .................................................................... 51
Gambar 13.3 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung Tetap
.................................................................................................................................................. 52
Gambar 13.4 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung Bebas
.................................................................................................................................................. 52
Gambar 13.5 Susunan Alat Praktkum Gelombang Stasioner .................................................. 53

xii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Besaran Pokok ........................................................................................................... 1


Tabel 1.2 Alat dan Bahan Praktikum Pengukuran ..................................................................... 3
Tabel 1.3 Hasil Praktikum dengan Mikrometer Sekrup ............................................................ 5
Tabel 1.4 Hasil Praktikum dengan Neraca Ohaus ..................................................................... 5
Tabel 1.5 Hasil Praktikum dengan Gelas Ukur ......................................................................... 5
Tabel 1.6 Hasil Praktikum dengan Jangka Sorong .................................................................... 6
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Praktikum Gerak Lurus .................................................................... 9
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Praktikum Gerak Melingkar .......................................................... 15
Tabel 3.2 Hasil Praktikum Bagian I ......................................................................................... 16
Tabel 3.3 Hasil Praktikum Bagian II ....................................................................................... 16
Tabel 3.4 Hasil Praktikum Bagian III ...................................................................................... 17
Tabel 4.1 Alat dan Bahan Praktikum Hukum II Newton......................................................... 19
Tabel 4.2 Hasil Praktikum Bagian I ......................................................................................... 20
Tabel 4.3 Hasil Praktikum Bagian II ....................................................................................... 21
Tabel 5.1 Alat dan Bahan Praktikum Bandul Sederhana......................................................... 23
Tabel 5.2 Hasil Praktikum Bagian I ......................................................................................... 24
Tabel 5.3 Hasil Praktikum Bagian II ....................................................................................... 24
Tabel 6.1 Alat dan Bahan Praktikum Pegas I .......................................................................... 26
Tabel 6.2 Hasil Praktikum Bagian I ......................................................................................... 27
Tabel 6.3 Hasil Praktikum Bagian II ....................................................................................... 28
Tabel 6.4 Hasil Praktikum Bagian III ...................................................................................... 28
Tabel 7.1 Alat dan Bahan Praktikum Osilasi Pegas Pipih ....................................................... 30
Tabel 7.2 Hasil Praktikum Bagian I ......................................................................................... 31
Tabel 7.3 Hasil Praktikum Bagian II ....................................................................................... 31
Tabel 7.4 Hasil Praktikum Bagian III ...................................................................................... 32
Tabel 8.1 Koefisien Viskositas Beberapa Fluida ..................................................................... 33
Tabel 8.2 Alat dan bahan Praktikum Viskositas ...................................................................... 34
Tabel 8.3 Hasil Praktikum Viskositas ...................................................................................... 35
Tabel 9.1 Persamaan Titk Berat untuk 1, 2, dan 3 Dimensi .................................................... 36
Tabel 9.2 Alat dan Bahan Praktikum Titik Berat .................................................................... 37
Tabel 9.3 Hasil Praktikum Titik Berat ..................................................................................... 38
Tabel 10.1 Kalor Jenis pada Suhu 20o ..................................................................................... 39
Tabel 10.2 Alat dan Bahan Praktikum Kalor Jenis Logam ..................................................... 40
Tabel 10.3 Hasil Praktikum Kalor Jenis Logam ...................................................................... 41
Tabel 11.1 Alat Praktikum Sifat Cermin dan Lensa ................................................................ 45
Tabel 11.2 Hasil Praktikum Membuktikan Bunyi Hukum Snellius 1 ..................................... 46
Tabel 11.3 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Lensa ............................................................. 46
Tabel 12.1 Alat dan Bahan Praktikum Sifat Bayangan Lensa ................................................. 48
Tabel 12.2 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Bayangan Lensa Cembung ............................ 49
Tabel 12.3 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Bayangan Lensa Cekung ............................... 50

xiii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Tabel 12.4 Hasil Praktikum Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat
Bayangan.................................................................................................................................. 50
Tabel 13.1 Alat dan Bahan Praktikum Gelombang Stasioner ................................................. 53
Tabel 13.2 Hasil Praktikum Bagian I ....................................................................................... 54
Tabel 13.3 Hasil Praktikum Bagian II ..................................................................................... 54

xiv
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 1 – PENGUKURAN FD I – 01

1.1 Pendahuluan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Besaran terdiri daru dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Sedangkan, besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran
turunan merupakan semua besaran kecuali besaran pokok, seperti gaya, luas, volume,
kecepatan, percepatan, daya, dan sebagainya. Berikut besaran pokok beserta satuan dan
alat ukurnya:
Tabel 1.1 Besaran Pokok
NO. BESARAN SATUAN ALAT UKUR
1 Panjang Meter Mistar
2 Massa Kilogram Neraca Lengan
3 Waktu Sekon Stopwatch
4 Kuat Arus Listrik Ampere Amperemeter
5 Suhu Kelvin Termometer
6 Intensitas Cahaya Kandela Lux Meter
7 Jumlah Zat Mol -

1.2 Angka Penting


Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat
ukur. Penulisan angka penting memiliki beberapa aturan, yaitu sebagai berikut:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 25,79 = 4 AP
398 = 3 AP
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh: 2002 = 4 AP
709,8003 = 7 AP
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 200 = 3 AP
10000 = 5 AP
4. Angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di
sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting.
Contoh: 0,00021 = 2 AP
0, 03500 = 4 AP
Aturan Operasi Angka Penting
1. Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Syarat penjumahan dan pengurangan angka penting adalah hanya boleh ada satu
angka taksiran.
2. Perkalian dan Pembagian Angka Penting

1
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Syarat perkalian dan pembagian angka penting adalah mengikuti angka penting yang
paling kecil.

1.3 Alat Ukur Panjang


Alat ukur panjang terdiri dari mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Ketiga alat
ukur panjang tersebut dibedakan pada tingkat ketelitian masing-masing alat ukur, dimana
micrometer sekrup memiliki ketelitian paling besar. Berikut penjelasan untuk alat ukur
jangka sorong dan mikrometer sekrup:
1) Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong terdiri dari skala utama
(satuan: cm) dan skala nonius (satuan: mm). Jangka sorong memiliki tiga kegunaan,
seperti yang ditunjukkan oleh gambar di atas. Nomor 1 pada gambar dapat digunakan
untuk mengukur diameter dalam benda, sedangkan untuk nomor 2 digunakan untuk
mengukur diameter luar benda dan nomor 3 pada gambar untuk mengukur
kedalaman.

Gambar 1.1 Jangka Sorong


2) Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup terdiri dari skala
utama dan skala nonius (kedua skala memiliki satuan: mm). Mikrometer sekrup
digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, dikarenakan mikrometer
sekrup memiliki ketelitian terbesar.

Gambar 1.2 Mikrometer Sekrup

1.4 Alat Ukur Massa


Salah satu alat ukur massa yang sering digunakan pada laboratorium adalah Neraca
Ohaus. Neraca ohaus memiliki ketelitian hingga 1/100 gram. Neraca Ohaus memiliki tiga
jenis, yaitu neraca 2 lengan dan 3 lengan, dimana kedua macam neraca tersebut dibedakan
pada tingkat ketelitiannya.

2
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

Gambar 1.3 Neraca Ohaus Tiga Lengan

1.5 Alat Ukur Waktu


Waktu merupakan salah satu besaran pokok, dimana waktu memiliki alat ukur langsung
dengan satuannya dalam detik. Alat ukur waktu memiliki beberapa jenis, seperti jam
dinding, jam pasir, dan stopwatch. Stopwatch merupakan alat ukur waktu yang memiliki
ketelitian 0,1 sekon, milisekon, hingga mikrosekon.

Gambar 1.4 Stopwatch

1.6 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menggunakan dan membaca hasil pengukuran dari berbagai
macam alat ukur, seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca Ohaus, gelas
ukur.
2) Mahasiswa dapat mengaplikasikan aturan angka penting dalam hasil pengukuran.
3) Mahasiswa dapat menghitung massa jenis dari berbagai benda.
4) .....................................................................................................................................

1.7 Alat dan Bahan


Tabel 1.2 Alat dan Bahan Praktikum Pengukuran
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Mikrometer Sekrup 1 Gelas Bercorong 1
Neraca Ohaus 1 Gelas Ukur 1
Jangka Sorong 1 Beban Bercelah 1
Tali Nilon 1 Gulung Beban Bandul 1
Beban Sembarang 1 Spidol 1

3
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
1.8 Petunjuk Praktikum
Bagian I – Menggunakan Alat Ukur Mikrometer Sekrup
1) Siapkan beban bercelah, beban bandul, dan mikrometer sekrup.
2) Putarlah selubung luar pada ujung mikrometer sekrup hingga jarak antara rahang geser
cukup besar.
3) Sisipkan beban bercelah yang akan kita ukur ketebalan/diameternya.
4) Putar kembali dengan arah yang berlawanan dengan sebelumnya sampai rahang geser
menempel dengan beban. Jika sudah menempel, maka putar roda bergerigi sampai
bunyi klik 2 kali.
5) Baca hasil pengukuran dan tuliskan pada tabel.
6) Lakukan langkah 2 – 5 untuk beban bandul.
Bagian II – Menggunakan Alat Ukur Neraca Ohaus
7) Siapkan beban bercelah, beban bandul, beban sembarang, dan neraca Ohaus.
8) Lakukan kalibrasi neraca dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
cawan neraca ke kiri atau kanan sampai posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan
benar-benar sejajar agar tidak terjadi kesalahan penimbangan.
9) Letakkan beban sembarang pada cawan neraca.
10) Geserlah anting-anting pada lengan neraca, mulai dari lengan belakang sampai ke
depan hingga neraca dalam keadaan seimbang.
11) Baca hasil pengukuran dan catat pada tabel.
12) Ulangi langkah 8 – 11 untuk beban bercelah dan beban bandul.
Bagian III – Menggunakan Gelas Ukur
13) Siapkan beban bercelah, beban bandul, beban sembarang, gelas bercorong, gelas ukur
dan air secukupnya.
14) Masukkan air pada gelas bercorong sampai batas lubang. Kemudian letakkan gelas
ukur yang lebih kecil tepat dibawah pancuran gelas bercorong.
15) Masukkan beban bercelah pada gelas bercorong. Perhatikan jumlah air yang tumpah
ke gelas ukur.
16) Baca volume air yang tumpah pada gelas ukur. Catat sebagai volume benda tersebut.
17) Ulangi langkah 14 – 16 untuk beban bandul, dan beban sembarang.
Bagian IV – Menggunakan Jangka Sorong
18) Siapkan spidol dan jangka sorong.
19) Geserlah rahang bawah jangka sorong, kemudian sisipkan bagian bawah spidol
diantara kedua rahang tersebut.
20) Rekatkan kedua rahang bawah sampai spidol dalam keadaan diam dan putar tuas
kunci.
21) Baca dan catat hasil pengukuran yang ditunjukkan jangka sorong sebagai diameter
luar spidol.
22) Geserlah rahang bagian atas jangka sorong, kemudian masukkan rahang bagian atas
jangka sorong ke bagian dalam spidol.
23) Rekatkan kedua rahang atas sampai spidol dalam keadaan diam dan putar tuas kunci.
24) Baca dan catat hasil pengukuran yang ditunjukkan jangka sorong sebagai diameter
dalam spidol.

4
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
25) Geserlah rahang atas dan bawah sampai tangkai ukur berada dalam keadaan
terpanjang.
26) Masukkan bagian tangkai ukur ke dalam bagian bawah spidol untuk mengukur
kedalaman.
27) Geser-geser rahang pada jangka sorong sampai kedalaman spidol dapat terukur
dengan baik, dan putar tuas kunci.
28) Baca dan catat hasil pengukuran.

1.9 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan massa jenis? Jelaskan!
2) Tuliskan persamaan untuk mencari volume tabung dan bola!
3) Apa yang dimaksud dengan “nst”? Sebutkan ketelitian dari masing – masing alat ukur,
seperti mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca pegas, gelas ukur, dan
termometer!

1.10 Hasil Praktikum


Bagian I – Menggunakan Alat Ukur Mikrometer Sekrup
Tabel 1.3 Hasil Praktikum dengan Mikrometer Sekrup
Diameter Diameter Ketebalan Ketebalan Volume Benda
Benda
(mm) (cm) (mm) (cm) (cm3 )
Beban
Bercelah
Beban
- -
Bandul

Bagian II – Menggunakan Alat Ukur Neraca Ohaus


Tabel 1.4 Hasil Praktikum dengan Neraca Ohaus
Lengan Lengan Hasil
Lengan Lengan
Benda Keempat Pertama Pengukuran
Ketiga (gr) Kedua (gr)
(gr) (gr) (gr)
Beban
Bercelah
Beban
Bandul
Beban
Sembarang

Bagian III – Menggunakan Gelas Ukur


Tabel 1.5 Hasil Praktikum dengan Gelas Ukur
Jenis Beban Hasil Pengukuran (ml)
Beban Bercelah
Beban Bandul
Beban Sembarang

5
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Menggunakan Jangka Sorong
Tabel 1.6 Hasil Praktikum dengan Jangka Sorong
Bagian Spidol Hasil Pengukuran (cm)
Diameter Luar
Diameter Dalam
Kedalaman

1.11 Pertanyaan Akhir


1) Hitung massa jenis untuk beban bercelah, beban bandul dan beban sembarang
menggunakan aturan angka penting dan dalam SI, dimana massa benda diambil dari
hasil praktikum bagian II dan volume benda diambil dari hasil praktikum bagian III
(dalam satuan kg/m3)!
2) Perhatikan volume beban bercelah dan beban bola pada bagian I (dengan mikrometer
sekrup) dan bagian III (dengan gelas ukur)! Adakah perbedaan hasil pengukuran
pada kedua percobaan tersebut? Jelaskan mengapa!
3) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

6
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I – 2022 MODUL 2 – GERAK LURUS FD I – 02

2.1 Pendahuluan
Gerak lurus merupakan gerak suatu benda pada lintasan lurus. Gerak lurus terbagi
menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB). Gerak lurus beraturan merupakan gerak lurus dengan kecepatan yang tetap.
Contoh gerak lurus beraturan adalah gerak kereta api pada relnya dengan kecepatan yang
tetap. Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak lurus dengan kecepatan berubah
namun percepatannya tetap. Contoh gerak lurus berubah beraturan adalah mobil yang
sedang bergerak tiba-tiba mengerem (mengalami perlambatan) sehingga mobil berhenti.
Gerak lurus terbagi menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).

2.2 Gerak Lurus Beraturan


Dalam gerak lurus beraturan dapat dikaji beberapa maksud dari nama GLB, yaitu
dinamakan gerak lurus dikarenakan lintasan yang ditempuh berupa lintasan lurus.
Kemudian, beraturan bermaksud kecepatan benda disini adalah teratur atau tetap atau
konstan. Maka jika sebuah benda bergerak dalam lintasan lurus dengan kecepatan yang
tetap, maka benda tersebut sedang mengalami gerak lurus beraturan.
Ciri-ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB):
• Kecepatan tetap / konstan
• Percepatan nol. Percepatan memiliki definisi perubahan kecepatan, dikarenakan
kecepatan pada gerak ini tetap, maka percepatannya menjadi nol.
Persamaan GLB dapat ditulis sebagai berikut:
𝒔 = 𝒗𝒕
Dengan, s : jarak yang ditempuh benda (m)
v : kecepatan benda (m/s)
t : waktu (s)
v (m/s) S (m)

t (s)
α
t (s)

Gambar 2.1 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu pada GLB

7
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan dimaksudkan benda bergerak dalam lintasan yang lurus
dengan kecepatan yang berubah dan percepatan yang teratur atau tetap atau konstan.
Ciri-ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB):
• Kecepatan berubah (dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil)
• Percepatan tetap.
Gerak lurus berubah beraturan terdiri dari dua, yaitu:
a. GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
Persamaan GLBB dapat ditulis sebagai berikut:
𝒗𝒕 = 𝒗𝟎 ± 𝒂𝒕

𝒗𝟐𝒕 = 𝒗𝟐𝟎 ± 𝟐𝒂𝒔

𝟏
𝒔 = 𝒗𝒐 𝒕 ± 𝒂𝒕𝟐
𝟐
Dengan, v0 : kecepatan awal (m/s)
vt : kecepatan akhir (m/s)
s : jarak (m)
a : percepatan (m/s2)
t : waktu (s)
v (m/s) v (m/s)

𝑣𝑡
𝑣0

𝑣0
𝑣𝑡 t
t (s)
(s)

S (m) S (m)

t (s)
t (s)

(a) (b)
Gambar 2.2 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu untuk (a) GLBB dipercepat,
dan (b) GLBB diperlambat.

2.4 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik dari Gerak Lurus Beraturan dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan.

8
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2) Mahasiswa dapat menentukan kecepatan kereta dinamika pada GLB dan GLBB.
3) Mahasiswa dapat menentukan percepatan kereta dinamika pada Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB).
4) ........................................................................................................................................

2.5 Alat dan Bahan


Tabel 2.1 Alat dan Bahan Praktikum Gerak Lurus
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Rel Presisi 2 Tumpakan Berpenjepit 2
Penyambung Rel 1 Kereta Dinamika 1
Kaki Rel 2 Kereta Dinamika Bermotor 1
Mistar 1 Lem Kertas 1
Balok Bertingkat 1 Pita Ketik 1 Gulung
Pewaktu Ketik 1 Set Pasak Penumpu 1
Catu Daya 1 Kertas Karbon 1 Lembar
Beban Bercelah Kabel Penghubung (Hitam
2 1
(@ 40 gram) Dan Merah)
Kertas Milimeter Blok 1 Lembar

2.6 Petunjuk Praktikum


1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Susunan Alat Praktikum


2) Hubungkan pewaktu ketik pada catu daya. Perhatikan keadaan catu daya. Buatlah catu
daya dalam keadaan mati (OFF) dan tegangan berada pada keadaan paling minimum
(0 Volt) sebelum dihubungkan.
3) Potong pita ketik kurang lebih sepanjang 80 cm. Kemudian, jepit pada salah satu ujung
kereta dinamika dan masukkan salah satu ujung pita yang lain kedalam pewaktu ketik.
Usahakan pita berada dibawah kertas karbon.
Bagian I - Gerak Lurus Beraturan
4) Singkirkan balok bertingkat pada salah satu ujung rel presisi. Kemudian letakkan
kereta dinamika bermotor diatas rel presisi.
5) Hubungkan pita ketik pada salah satu ujung kereta dinamika bermotor dengan
pewaktu ketik. Kemudian, tahan kereta dinamika bermotor didekat pewaktu ketik.

9
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hidupkan catu daya (pindahkan pada posisi ON) dan buat tegangan menjadi 3 Volt.
7) Pindahkan kontak saklar pada kereta dinamika bermotor ke posisi V2.
8) Lepaskan penahan pada kereta dinamika bermotor agar kereta dinamika bermotor
dapat bergerak pada rel presisi.
9) Lepaskan pita ketik pada kereta dinamika bermotor. Periksa titik ketikan pada
permulaan gerak. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut
dan potong bagian tersebut.
10) Gunakan 5 ketik sebagai satuan waktu. Potong pita ketik setiap 5 ketik secara
berurutan dari awal sampai akhir.
11) Tempel potongan pita ketik pada kertas milimeter blok secara berurutan untuk
membuat kurva laju-waktu (Lihat Gambar).
Bagian II - Gerak Lurus Berubah Beraturan
12) Letakkan balok bertingkat pada salah satu ujung rel presisi (ujung yang terdapat
pewaktu ketik). Pasang rel presisi pada tingkat pertama balok bertingkat.
13) Potong pita ketik kurang lebih sepanjang 80 cm sebanyak 2 buah.
14) Lakukan langkah 5 – 11 menggunakan kereta dinamika bermotor.
15) Ganti kereta dinamika bermotor dengan kereta dinamika biasa. Kemudian hubungkan
pita ketik pada salah satu ujung kereta dinamika dan tahan kereta dinamika pada ujung
rel.

Gambar 2.4 Grafik Kecepatan terhadap Waktu


16) Lepaskan penahan kereta dinamika.
17) Lakukan langkah 9 – 11.
Bagian III – Gerak Bidang Miring
18) Letakkan beban bercelah 1 buah (40 gram) pada bagian atas kereta dinamika biasa.
Kemudian, hubungkan pita ketik pada salah satu ujung kereta dinamika.
19) Pasang rel presisi pada tingkat pertama balok bertingkat.
20) Lakukan langkah 8 – 11.
21) Pasang rel presisi pada tingkat kedua balok bertingkat. Kemudian lakukan langkah
18 – 20.
22) Lakukan langkah 21 untuk tingkat ketiga balok bertingkat.
23) Lakukan langkah 22 untuk beban bercelah 2 buah (80 gram).

10
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2.7 Pertanyaan Awal
1) Sebutkan perbedaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan (minimal
2)!
2) Gambarkan grafik kecepatan terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan!

2.8 Hasil Praktikum


Waktu pada pita ketik (5 ketik) = 5 × 0,02 sekon = 0,1 sekon
1) Bagian I – GLB
Ukur panjang potongan pita pertama dan terakhir.
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita pertama → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita terakhir → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠

2) Bagian II – GLBB
Ukur panjang potongan pita pertama dan terakhir.
A. Kereta Dinamika Biasa
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita pertama → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita terakhir → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
B. Kereta Dinamika Bermotor
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita pertama → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita terakhir → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Kereta Kecepatan Pita Kecepatan Pita
Dinamika Pertama (𝑣0 ) Terakhir (𝑣𝑡 )
Biasa
Bermotor

3) Bagian III – Gerak Bidang Miring


Ukur panjang potongan pita pertama dan terakhir.
A. Tingkat Pertama (𝑚 = 40 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠

11
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
B. Tingkat Kedua (𝑚 = 40 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
C. Tingkat Ketiga (𝑚 = 40 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
D. Tingkat Ketiga (𝑚 = 80 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠

Selisih Percepatan Kereta


Selisih Panjang Pita
Bagian III Kecepatan (∆𝑣) Dinamika (𝑎)
(∆𝑠) (meter)
(m/s) (𝑚/𝑠 2)
Tingkat 1
(𝑚 = 40 gram)
Tingkat 2
(𝑚 = 40 gram)
Tingkat 3
(𝑚 = 40 gram)
Tingkat 3
(𝑚 = 80 gram)

2.9 Pertanyaan Akhir


1) Apakah jenis gerak benda yang dilakukan oleh kereta dinamika biasa dan kereta
dinamika bermotor (GLB/GLBB)? Berikan alasan!
2) Bagaimana hubungan ketinggian tingkat pada balok terhadap percepatan benda?
Jelaskan dan gambarkan dengan grafik (seperti contoh dibawah ini)!

12
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

𝑎 (mΤs 2 )
12

10

Tingkat
1 2 3
3) Bagaimana hubungan massa pada kereta dinamika terhadap percepatan benda (pada
Bagian III poin C dan D)? Jelaskan dan gambarkan dengan grafik (seperti contoh
dibawah ini)!
𝑎 (mΤs 2 )
12

Massa (gr)
40 80
4) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

13
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I – 2022 MODUL 3 – GERAK MELINGKAR FD I – 03

3.1 Pendahuluan
Gerak melingkar adalah gerak benda pada lintasan yang berbentuk lingkaran. Gerak
melingkar terdiri dari dua jenis gerak, yaitu gerak melingkar beraturan dan gerak
melingkar berubah beraturan. Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda dengan
kecepatan sudut yang konstan (tetap). Sedangkan, gerak melingkar berubah beraturan
merupakan gerak melingkar dengan percepatan sudut yang konstan (tetap). Waktu yang
dibutuhkan benda untuk menempuh 1 lingkaran dalam gerak benda disebut dengan
periode benda. Pada gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut benda akan tetap.
Kecepatan sudut dapat dituliskan sebagai berikut :
𝟐𝝅 𝒗
𝝎 = 𝟐𝝅 ∙ 𝒇 = ↔ 𝝎=
𝑻 𝑹
Dimana, 𝑣 : kelajuan linear (m/s)
𝜔 : kecepatan sudut (rad/s)
𝑓 : frekuensi benda (Hz)
𝑇 : periode benda (s)
𝑅 : jari – jari benda (m)

3.2 Gerak Melingkar Beraturan


Gerak melingkar beraturan dimaksudkan benda bergerak dalam lintasan berupa lingkaran
dengan kecepatan sudut yang teratur atau tetap atau konstan.
Ciri-ciri Gerak Melingkar Beraturan (GMB):
• Besar kecepatan sudut tetap
• Besar kecepatan linier tetap tetapi arahnya berubah
• Besar percepatan sentripetalnya tetap (arah menuju pusat lingkaran)
Persamaan GMB dapat ditulis sebagai berikut:
𝜽= 𝝎∙𝒕
Dengan, θ : posisi sudut (rad)
ω: kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)

3.3 Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Gerak melingkar berubah beraturan dimaksudkan benda bergerak dalam lintasan yang
melingkar dengan kecepatan sudut yang berubah namun percepatan sudutnya teratur atau
tetap atau konstan. Gerak melingkar berubah beraturan terdiri dari dua, yaitu gerak
melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar berubah beraturan (GMBB).
Ciri-ciri Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB):
• Kecepatan sudut berubah (dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil)
• Percepatan sudut tetap.
Persamaan GMBB dapat ditulis sebagai berikut:
𝝎𝒕 = 𝝎𝟎 ± 𝜶𝒕

14
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝝎𝟐𝒕 = 𝝎𝟐𝟎 ± 𝟐𝜶𝜽
𝟏
𝜽 = 𝝎𝒐 𝒕 ± 𝜶𝒕𝟐
𝟐
Dengan, 𝜔𝑜 : kecepatan sudut awal (rad/s)
𝜔𝑡 : kecepatan sudut akhir (rad/s)
𝛼 : percepatan sudut (rad/s2)
𝜃 : posisi sudut (rad)
t : waktu (s)

3.4 Tujuan Praktikum


1) Mahasiswa dapat menentukan dan menjelaskan hubungan periode dan frekuensi
pada gerak melingkar.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan jari-jari lingkaran yang dibentuk dengan
kecepatan linear benda.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan massa benda dengan kecepatan linear
benda.
4) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan jari-jari lingkaran yang dibentuk dengan
frekuensi.
5) .....................................................................................................................................

3.5 Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Alat dan Bahan Praktikum Gerak Melingkar
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Tali Nilon 1 Gulung Bola Bandul (m = 30 gram) 1
Stopwatch 1 Bola Bandul (m = 70 gram) 1
Kertas Milimeter Blok 2 Lembar Mistar Panjang 1

3.6 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan Jari-Jari Lingkaran dengan Kecepatan Linear Benda
1) Siapkan tali nilon kurang lebih sepanjang 20 cm. Kemudian ikatkan salah satu ujung
dengan bola bandul bermassa 70 gram.
2) Siapkan stopwatch.
3) Putar tali bersama dengan bola bandul secara horizontal. Jika putaran sudah stabil,
maka jalankan stopwatch dan mulai hitung banyaknya putaran. Lihat gambar di atas.
4) Hentikan stopwatch jika bola bandul sudah berputar sebanyak 20 putaran. Baca dan
catat hasil waktu pengukuran.
5) Hitung periode, kecepatan sudut, dan kecepatan linear bola pada tabel pengamatan.
6) Ulangi langkah 1 – 5 untuk panjang tali 40 cm, 60 cm dan 80 cm.
Bagian II – Hubungan Massa Benda dengan Kecepatan Linear Benda
7) Siapkan tali nilon kurang lebih 40 cm dan ikatkan salah satu ujungnya dengan bola
bandul bermassa 30 gram.
8) Ulangi langkah 2 – 5 untuk mencari kecepatan linear bola bandul.
9) Ulangi langkah 2 – 5 untuk bola bandul 70 gram.
Bagian III – Hubungan Jari-Jari Lingkaran dengan Frekuensi dan Periode
15
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10) Siapkan tali nilon kurang lebih 50 cm.
11) Buat lima ikatan simpul setiap jarak 10 cm supaya memudahkan pada percobaan.
12) Ikat salah satu ujung tali dengan bola bandul 70 gram. Usahakan jarak setiap simpul
tepat 10 cm.
13) Putar tali dan bandul pada simpul pertama dengan jarak 10 cm terhadap bola secara
horizontal. Jika putaran sudah stabil, maka jalankan stopwatch dan mulai hitung
banyaknya putaran.
14) Hentikan stopwatch jika bola bandul sudah berputar sebanyak 20 putaran. Baca dan
catat hasil waktu pengukuran.
15) Hitung periode dan frekuensi bola bandul.
16) Ulangi langkah 13 – 15 untuk simpul kedua, ketiga, keempat dan kelima.

3.7 Pertanyaan Awal


1) Sebutkan ciri-ciri gerak melingkar minimal 2!
2) Apa yang dimaksud dengan kecepatan sudut dan kecepatan linear? Bagaimana
hubungan antara keduanya?

3.8 Hasil Praktikum


Bagian I – Hubungan Jari-Jari Lingkaran dengan Kecepatan Linear Benda
Tabel 3.2 Hasil Praktikum Bagian I
Banyaknya Putaran (n) = 20 putaran
Massa Benda (m) = 0,070 kg
Periode, Kecepatan Sudut
Jari-Jari Kecepatan
Waktu, T(s) (rad/s)
Benda, Linear (m/s)
t (s) 𝒕 𝟐𝝅
R (m) 𝑻= 𝝎= ; 𝝅 = 𝟑, 𝟏𝟒 𝒗=𝝎∙𝑹
𝒏 𝑻
0,20
0,40
0,60
0,80

Bagian II – Hubungan Massa Benda dengan Kecepatan Linear Benda


Tabel 3.3 Hasil Praktikum Bagian II
Banyaknya Putaran (n) = 20 putaran
Jari – Jari Benda (R) = 0,40 m
Periode, Kecepatan Sudut
Massa Kecepatan
Waktu, T(s) (rad/s)
Benda, m Linear (m/s)
t (s) 𝒕 𝟐𝝅
(kg) 𝑻= 𝝎= ; 𝝅 = 𝟑, 𝟏𝟒 𝒗=𝝎∙𝑹
𝒏 𝑻
0,030
0,070

16
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Jari-Jari Lingkaran dengan Frekuensi dan Periode
Tabel 3.4 Hasil Praktikum Bagian III
Banyaknya Putaran (n) = 20 putaran
Massa Benda (m) = 0,070 kg
Jari-Jari Periode, T (s) Frekuensi, f (Hz)
Waktu,
Benda, 𝒕 𝒏
t (s) 𝑻= 𝒇=
R (m) 𝒏 𝒕
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50

3.9 Pertanyaan Akhir


1) Bagaimana hubungan antara jari – jari benda dengan kecepatan sudut dan kecepatan
linear? Jelaskan!
2) Adakah hubungan antara massa benda dengan periode dan kecepatan linear benda?
Jelaskan!
3) Gambarkan grafik hubungan periode dan frekuensi berdasarkan percobaan bagian
ketiga! Jelaskan hubungan yang terbentuk!
4) Hitung gaya sentripetal pada masing – masing percobaan bagian pertama dan kedua
menggunakan persamaan :
𝒎 ∙ 𝒗𝟐
𝑭𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒊𝒑𝒆𝒕𝒂𝒍 = .
𝑹
Kemudian, jelaskan bagaimana hubungannya dengan jari-jari benda dan massa
benda!
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

17
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 4 – HUKUM II NEWTON FD I – 04

4.1 Pendahuluan
Gaya adalah tarikan atau dorongan. Gaya yang diberikan kepada suatu benda akan
menimbulkan perubahan gerak pada benda, membuat perubahan kecepatan, dan
perubahan bentuk benda. Hukum Newton tentang gerak terdapat 3, yaitu :
1) Hukum I Newton : Benda akan tetap diam atau bergerak dengan kelajuan tetap, jika
tidak ada gaya yang mempengaruhinya. Hukum I Newton dapat dituliskan menjadi
:
∑𝑭 = 𝟎
2) Hukum II Newton : Percepatan gerak sebuah benda atau sistem berbanding lurus
dengan gaya yang yang bekerja pada benda, namun berbanding terbalik dengan
massa total benda atau sistem. Hukum kedua Newton dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan :
∑𝑭
𝒂= ↔ ∑𝑭 = 𝒎∙𝒂
𝒎
Dimana, 𝐹 : gaya yang bekerja pada benda (N)
𝑚: massa benda (kg)
𝑎 : percepatan benda (𝑚Τ𝑠 2 )
3) Hukum III Newton : Jika suatu benda memberikan gaya aksi kepada benda kedua,
maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya reaksi yang sama besar namun
arahnya berlawanan. Hukum III Newton dapat dituliskan menjadi:
∑ 𝑭𝒂𝒌𝒔𝒊 = − ∑ 𝑭𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊

4.2 Gaya Gesek


Gaya gesek merupakan salah satu gaya yang dihasilkan oleh dua buah permukaan benda
yang bersentuhan. Gaya gesek terdiri atas dua jenis, yaitu gaya gesek statis dan gaya
gesek kinetik. Berikut merupakan penjelasan mengenai kedua jenis gaya tersebut:
1) Gaya Gesek Statis (𝑓𝑠 )
Gaya gesek statis disebabkan oleh ikatan molekul-molekul kotak dan lantai
(misalnya) terjadi kontak yang sangat erat antara kedua permukaan. Gaya gesek ini
berlawanan arah dengan gaya luar yang dikerjakan. Selain itu, gaya gesek ini terjadi
ketika benda tepat akan bergerak. Gaya gesek statis dapat dituliskan sebagai:
𝒇𝒔 = 𝝁𝒔 ∙ 𝑵
Dengan, 𝜇𝑠 : koefisien gesek statis
𝑁 : gaya kontak / normal (N)
2) Gaya Gesek Kinetik (𝑓𝑘 )
Gaya gesek kinetik disebabkan oleh gaya yang diberikan pada kotak lebh besar dari
ikatan molekul-molekul kotak dan lantai, sehingga benda bergerak. Gaya gesek
kinetik jugaa mmeiliki arah yang berlawanan dengan gerak benda. Gaya gesek
kinetik dapat dituliskan sebagai:

18
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝒇𝒌 = 𝝁𝒌 ∙ 𝑵
Dengan, 𝜇𝑘 : koefisien gesek kinetik
𝑁 : gaya kontak / normal (N)

4.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan massa sistem dengan percepatan benda.
2) Mahasiswa dapat menentukan percepatan pada masing-masing percobaan.
3) ........................................................................................................................................

4.4 Alat dan Bahan


Tabel 4.1 Alat dan Bahan Praktikum Hukum II Newton
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Rel Presisi 1 Tali Nilon 1 Gulung
Penyambung Rel 1 Pita Ketik 1 Gulung
Kaki Rel 2 Kertas Milimeter Blok 1 Lembar
Mistar Pita 1 Lem Kertas 1
Beban Bercelah dan Kabel Penghubung
1 set 1
Penggantung Beban (Hitam Dan Merah)
Pewaktu Ketik 1 Set Puli Klem Meja 1
Catu Daya 1 Kertas Karbon 1 Lembar

4.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan Gaya dengan Percepatan Benda
1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Susunan Alat Praktikum Hukum II Newton


2) Hubungkan pewaktu ketik pada catu daya. Perhatikan keadaan catu daya. Buatlah
catu daya dalam keadaan mati (OFF) dan tegangan berada pada keadaan paling
minimum (0 Volt) sebelum dihubungkan.
3) Potong pita ketik kurang lebih sepanjang 80 cm. Kemudian, jepit pada kereta
dinamika dan masukkan salah satu ujung pita yang lain kedalam pewaktu ketik.
Usahakan pita berada dibawah kertas karbon.
4) Potong tali nilon kurang lebih 80 cm (atau sesuaikan dengan panjang rel). Ikatkan
salah satu ujung tali nilon pada bagian lain kereta dinamika dan ujung lain pada
beban bercelah 10 gram melewati katrol.
5) Berikan beban 20 gram pada bagian atas kereta dinamika menggunakan pasak
penumpu. Kemudian, tahan kereta dinamika didekat pewaktu ketik.

19
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hidupkan catu daya (pindahkan pada posisi ON) dan buat tegangan menjadi 3 Volt.
7) Lepaskan penahan pada kereta dinamika agar dapat bergerak pada rel presisi.
8) Lepaskan pita ketik pada kereta dinamika. Periksa titik ketikan pada permulaan
gerak. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut dan
potong bagian tersebut.
9) Gunakan 5 ketik sebagai satuan waktu. Potong pita ketik setiap 5 ketik secara
berurutan dari awal sampai akhir.
10) Tempel potongan pita ketik pada kertas milimeter blok secara berurutan untuk
membuat kurva laju-waktu.
11) Hitung kecepatan dan percepatan benda pada tabel pengamatan.
12) Tukarkan beban pada ujung katrol dengan beban di atas kereta. Sehingga beban di
atas kereta menjadi 10 gram dan beban pada ujung tali 20 gram.
13) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.
Bagian II – Hubungan Massa Total Sistem dengan Percepatan Benda
14) Lepaskan semua beban pada kereta dinamika dan ujung tali. Letakkan 1 buah beban
50 gram, 20 gram dan 10 gram di atas kereta dinamika dan 1 buah beban 10 gram
pada salah satu ujung tali yang digantung. Sehingga massa total sistem menjadi 90
gram.
15) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.
16) Lepaskan semua beban pada kereta dinamika. Letakkan 3 buah beban 50 gram dan
1 buah beban 20 gram di atas kereta dinamika dan 1 buah beban 10 gram tetap berada
pada salah satu ujung tali. Sehingga massa total sistem menjadi 180 gram.
17) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.

4.6 Pertanyaan Awal


1) Sebutkan bunyi dari Hukum II Newton! Jelaskan!
2) Anggap saja rel presisi dalam keadaan licin, maka sebutkan apa saja faktor yang
dapat dilakukan untuk memperbesar percepatan sistem? Jelaskan!

4.7 Hasil Praktikum


Waktu pada pita ketik (5 ketik) = 5 × 0,02 sekon = 0,1 sekon
Bagian I – Hubungan Gaya dengan Percepatan Benda
Tabel 4.2 Hasil Praktikum Bagian I
Massa Total Sistem = 30 gram = 0,030 kg
Massa Massa
Gaya (𝐹 = ∆𝑡 ∆𝑣
Beban pada Beban di ∆𝑣 𝑎=
𝑤 = 𝑚 ∙ 𝑔) (5 ketik) ∆𝑡
Ujung Tali Atas Kereta (m/s)
(N) (s) (mΤs 2 )
(kg) (kg)
0,010 0,020 0,1
0,020 0,010 0,1

20
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian II – Hubungan Massa Total Sistem dengan Percepatan Benda
Tabel 4.3 Hasil Praktikum Bagian II
Massa Beban pada Ujung Tali = 10 gram = 0,010 kg
Massa
Gaya (𝐹 = ∆𝑡 ∆𝑣
Beban di Massa Total ∆𝑣 𝑎=
𝑤 = 𝑚 ∙ 𝑔) (5 ketik) ∆𝑡
Atas Kereta Sistem (kg) (m/s)
(N) (s) (mΤs 2 )
(kg)
0,080 0,090 0,1
0,170 0,180 0,1
Dalam menghitung kecepatan dan percepatan benda menggunakan perhitungan di bawah
ini :
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠

4.8 Pertanyaan Akhir


1) Jenis gerak apa kita lakukan pada percobaan ini? Berikan alasan!
2) Buatlah grafik kecepatan terhadap waktu pada setiap pengamatan pada kertas
milimeter blok!
3) Bagaimana hubungan gaya terhadap percepatan benda? Jelaskan!
4) Bagaimana hubungan massa total sistem terhadap percepatan benda? Adakah
perbedaan yang signifikan pada nilai percepatan untuk massa total sistem benda
yang berbeda? Jelaskan!
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

21
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 5 – BANDUL SEDERHANA FD I – 05

5.1 Pendahuluan
Osilasi terjadi apabila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya.
Karakteristik gerak osilasi adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) merupakan salah satu macam gerak osilasi. Jika kita
menyimpangkan sebuah benda dari kesetimbangannya dan melepaskannya, benda itu
akan berosilasi bolak-balik di sekitar kedudukan setimbangannya. Waktu yang
dibutuhkan benda untuk melakukan satu osilasi penuh disebut dengan periode.

5.2 Bandul Sederhana


Bandul sederhana merupakan suatu benda kecil (disebut bob), biasanya berupa benda
berbentuk bola padat, digantung pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan jika
dibandingkan dengan massa bola dan panjang tali bandul lebih besar dibandingkan
dengan jari-jari bola. Pendulum atau bandul yang digantungkan dengan tali diberi
simpangan kecil dan kemudian dilepaskan, maka pendulum akan berosilasi diantara dua
titik dengan periode osilasi (T) yang tetap. Satu osilasi didefinisikan sebagai gerak bandul
dari titik A – B – C – B – A, dimana titik B merupakan titik kesetimbangan bandul (lihat
Gambar 6.1).

Gambar 5.1 Gerak Osilasi Bandul

Penurunan secara teoritis periode T bandul sederhana pada simpangan kecil (< 7°), dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝒍 𝟒𝝅𝟐 𝒍
𝑻 = 𝟐𝝅√ ↔ 𝒈= 𝟐
𝒈 𝑻
Dimana, T : periode bandul (sekon)
𝑙 : panjang tali bandul (m)
𝑔 : percepatan gravitasi (𝑚/𝑠 2)

5.3 Tujuan Praktikum


Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menentukan periode bandul dan percepatan gravitasi bumi.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan periode bandul dengan panjang tali dan
massa bandul.
3) ........................................................................................................................................

22
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

5.4 Alat dan Bahan


Tabel 5.1 Alat dan Bahan Praktikum Bandul Sederhana
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Dasar Statif 1 Bola Bandul (m = 30 gram) 1
Kaki Statif 1 Bola Bandul (m = 70 gram) 1
Batang Statif, 250 mm 2 Tali Nilon 1 Gulung
Batang Statif, 500 mm 1 Pasak Penumpu 2
Bosshead, Bulat 1 Stopwatch 1
Bosshead, Universal 2 Kertas Milimeter Blok 1 Lembar
Busur 1 Mistar Panjang 1

5.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Bandul terhadap Panjang Tali Bandul
1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini dan tempatkan rangkaian alat pada
bagian pinggir meja.

Gambar 5.2 Susunan Alat Praktikum Bandul Sederhana


2) Gunakan panjang tali bandul sebesar 0,20 meter dan beban kecil bermassa 30 gram,
kemudian ikatkan pada salah satu ujung tali bandul.
3) Berikan simpangan pada bandul sebesar 5° menggunakan busur dari titik
kesetimbangan.
4) Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu osilasi bandul.
5) Lepaskan bandul, ketika bandul dilepaskan maka jalankan stopwatch dan muai
menghitung jumlah osilasi bandul.
6) Hentikan stopwatch ketika bandul telah mengalami 20 kali osilasi dan baca waktu
yang tertera pada stopwatch.
1
7) Hitung periode (T) bandul berdasarkan rumusan 𝑇 = 20 𝑡 dan catat hasil perhitungan
pada tabel pengamatan.
8) Lakukan langkah 2 – 7 dengan menggunakan panjang tali bandul sebesar 0,40 m;
0,60 m; 0,80 m dan 1,00 meter.
Bagian II – Hubungan Periode Bandul terhadap Massa Bandul
9) Lakukan langkah 2 – 7 dengan menggunakan panjang tali bandul sebesar 0,60 meter.

23
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10) Gunakan bola bandul yang lebih besar massanya (massa 70 gram) untuk
menggantikan bola bandul sebelumnya, namun panjang tali bandul dibuat tetap.
11) Lakukan langkah 3 – 7 dengan menggunakan massa 70 gram.

5.6 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan periode?
2) Berdasarkan persamaan matematis, bagaimana hubungan antara periode bandul
dengan panjang tali? Jelaskan!

5.7 Hasil Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Bandul terhadap Panjang Tali Bandul
Tabel 5.2 Hasil Praktikum Bagian I
Massa Bandul = 30 gram
Panjang Tali
0,20 0,40 0,60 0,80 1,00
Bandul (m)
Waktu untuk 20
ayunan (sekon)
Periode, T (sekon)
𝑇 2 (s 2 )

Bagian II – Hubungan Periode Bandul terhadap Massa Bandul


Tabel 5.3 Hasil Praktikum Bagian II
Panjang Bandul = 0,60 meter
Massa Bandul (gram) 30 70
Waktu untuk 20 ayunan (sekon)
Periode, T (sekon)
𝑇 2 (s 2 )

5.8 Pertanyaan Akhir


1) Gambarkan grafik hubungan panjang tali bandul dengan 𝑇 2 pada kertas milimeter
blok berdasarkan hasil percobaan bagian I! Jelaskan bagaimana hubungan yang
terbentuk!
2) Bagaimana hubungan massa bandul dengan periode kuadrat? Jelaskan!
3) Hitung percepatan gravitasi hasil percobaan bagian II dengan menggunakan
persamaan sebelumnya!
4) Hitung kesalahan relatif yang didapatkan jika percepatan gravitasi pulau jawa
menurut literatur sebesar 9,782 menggunakan rumus di bawah ini!
𝟗, 𝟕𝟖𝟐 − 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏
𝑲𝑺𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝟗, 𝟕𝟖𝟐
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

24
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 6 – PEGAS & HUKUM HOOKE FD I – 06

6.1 Pendahuluan
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas bersifat elastis,
yaitu pegas memiliki sifat mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula
setelah diberi gaya. Sebuah benda bermassa M digantung pada ujung bawah sebuah
pegas akan membuat pegas tertarik dan mengalami pertambahan panjang. Jika beban
ditarik ke bawah oleh gaya tambahan F, pegas akan mengalami pertambahan panjang
sejauh ∆𝑥.

Gambar 6.1 Keadaan Pegas setelah ditarik Gaya


Menurut Hukum Hooke, gaya F yang diperlukan untuk menghasikan simpangan ini
adalah 𝑘 ∆𝑥, dengan k adalah tetapan pegas. Jika beban dilepaskan, gaya pemulih −𝑘 ∆𝑥
menghasilkan sebuah percepatan sebagaimana diberikan oleh hukum Newton kedua
tentang gerak :
𝑭 = −𝒌 ∙ ∆𝒙
𝒌 ∆𝒙
−𝒌 ∆𝒙 = 𝑴𝒂 ↔ 𝒂 = −
𝑴
Dimana, F : besar gaya (Newton)
𝑥 : pertambahan panjang pegas (m)
𝑘 : tetapan pegas (𝑁/𝑚)

6.2 Pegas
Jika massa M dilepaskan, massa akan berosilasi harmonik ke atas dan ke bawah diantara
dua kedudukan ekstrim A dan B dengan periode tetap. Massa tersebut dikatakan
melakukan satu osilasi jika beban bergerak dari ttik A kembali ke titik A (A – O – B – O
– A). Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu osilasi disebut periode osilasi (T).
Jumlah osilasi per satuan waktu disebut frekuensi osilasi (f). Penurunan secara teoritis
periode T pada pegas, dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑴 𝟒𝝅𝟐
𝑻 = 𝟐𝝅√ ↔ 𝑻𝟐 = 𝑴
𝒌 𝒌
Dimana, T : periode bandul (sekon)
𝑀 : massa beban (kg)
𝑘 : tetapan pegas (𝑁/𝑚)

25
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6.3 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan periode pegas dengan massa beban dan
tetapan pegas.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan periode dengan frekuensi.
3) Mahasiswa dapat membuktikan bunyi Hukum Hooke.
4) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas
dengan pertambahan panjang pegas.
5) Mahasiswa dapat menentukan nilai tetapan pegas yang digunakan
6) .....................................................................................................................................

6.4 Alat dan Bahan


Tabel 6.1 Alat dan Bahan Praktikum Pegas I
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Pegas Helix berbagai
Dasar Statif 1 3
ukuran
Batang Statif, 250 mm 2 Pasak Penumpu 1
Batang Statif, 500 mm 1 Stopwatch 1
Bosshead, Universal 1 Beban Bercelah 1 set

6.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Osilasi terhadap Massa Beban
1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini. Pasang pasak pemiku pada
bosshead kemudian gantung pegas helix ukuran sedang pada pasak pemikul. Ukur
panjang awal pegas (𝑙0 ). Catat nilai 𝑙0 pada hasil pengamatan.

Gambar 6.2 Susunan Alat Praktikum Pegas


2) Gantung penggantung beban (massa penggantung beban 50 gram) pada ujung bawah
pegas. Ukur panjang akhir pegas (𝑙𝑡 ). Catat nilai 𝑙𝑡 pada hasil pengamatan.
3) Beri simpangan pada pegas dengan cara menarik beban ke bawah sejauh kurang
lebih 3 cm, kemudian lepaskan beban agar berosilasi disekitar titik setimbang.
4) Siapkan stopwatch untuk mengukur waktu osilasi.
5) Jalankan stopwatch jika massa sudah berada pada titik yang baik, misalkan pada titik
terbawah. Mulai hitung osilasi beban.

26
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hentikan stopwatch jika beban sudah berosilasi 20 kali dan catat hasil pembacaan
waktu.
7) Hitung waktu yang diperlukan untuk satu kali osilasi (periode T) dan frekuensi
osilasi.
8) Ulangi langkah 2 – 7 untuk massa beban 0,10 kg; 0,15 kg; 0,20 kg; 0,25 kg.

Bagian II – Hubungan Periode Osilasi terhadap Tetapan Pegas


9) Gantungkan pegas helix dengan ukuran sedang.
10) Gantungkan beban dan penggantung beban dengan massa 200 gram.
11) Ulangi langkah 3 – 7 untuk menghitung periode osilasi beban.
12) Ulangi langkah 9 – 11 untuk ukuran pegas kecil.

Bagian III – Hubungan Pertambahan Panjang Pegas terhadap Konstanta Pegas


13) Lepas pegas Helix berukuran sedang. Kemudian, ganti dengan pegas berukuran
kecil.
14) Ulangi langkah 2 – 5 untuk massa 200 gram.
15) Ulangi langkah 7 – 8 untuk pegas Helix berukuran besar.

6.6 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan periode dan frekuensi osilasi?
2) Tuliskan dan jelaskan bunyi Hukum Hooke!
3) Apa yang dimaksud dengan konstanta pegas? Jelaskan!

6.7 Hasil Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Osilasi terhadap Massa Beban
Tabel 6.2 Hasil Praktikum Bagian I
Tetapan Pegas (k) = 62,5 N/m (Sedang)
Panjang Awal (𝒍𝟎 ) = ............... m
Massa Beban (kg) 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25
Waktu untuk 20
ayunan, t (sekon)
Periode, T (sekon)
𝑇 2 (s 2 )
Frekuensi, f (Hz) →
20
𝑓= 𝑡
Panjang akhir (𝑙𝑡 )
(m)
Pertambahan
panjang pegas (m)
∆𝑙 = 𝑙𝑡 − 𝑙0

27
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian II – Hubungan Periode Osilasi terhadap Tetapan Pegas
Tabel 6.3 Hasil Praktikum Bagian II
Massa Beban = 0,20 kg
Tetapan Pegas, k (N/m) 62,5 (Sedang) 250 (Kecil)
Waktu untuk 20 ayunan, t (sekon)
Periode, T (sekon)
𝑇 2 (s 2 )

Bagian III – Hubungan Pertambahan Panjang Pegas terhadap Konstanta Pegas


Tabel 6.4 Hasil Praktikum Bagian III
Massa Beban = 0,20 kg
Ukuran Panjang Awal Panjang Akhir Pertambahan
Panjang Pegas
Pegas Pegas, 𝒍𝟎 (m) Pegas, 𝒍𝒕 (m)
∆𝒍 = 𝒍𝒕 − 𝒍𝟎 (m)
Kecil
Sedang
Besar

6.8 Pertanyaan Akhir


1) Apakah massa beban mempengaruhi periode osilasi pegas? Jelaskan bedasarkan
pada hasil percobaan!
2) Bagaimana hubungan tetapan pegas dengan periode osilasi pegas? Jelaskan!
3) Gambarkan grafik hubungan massa beban dengan 𝑇 2 pada kertas milimeter blok
berdasarkan hasil percobaan bagian I! Jelaskan bagaimana hubungan yang
terbentuk!
4) Gambarkan grafik hubungan antara periode pegas T dengan frekuensi osilasi f!
Jelaskan bagaimana hubungan yang terbentuk!
5) Hitung tetapan pegas pada percobaan Bagian III menggunakan Hukum Hooke!
𝑭 𝒎∙𝒈
𝒌= =
∆𝒍 ∆𝒍
6) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

28
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 7 – OSILASI PEGAS PIPIH FD I – 7

7.1 Pendahuluan
Suatu bahan elastik cenderung kembali ke bentuk awalnya ketika bahan tersebut diubah
bentuknya. Elastisitas berimplikasi adanya gaya pemulih sehingga memungkinkan bahan
itu bergetar atau berosilasi. Jika gerak sebuah benda terjadi secara berulang dalam
interval waktu atau periode terntentu, benda itu dikatakan melakukan gerak periodik.
Sebagai contoh, gerak periodik pada pegas pipih. Gerak periodik yang terjadi disebut
gerak harmonik sederhana. Beban bermassa m dipasang pada ujung sebuah pegaas pipih,
sedangkan ujung lain pegas dijepit sedemikian rupa sehingga pegas dapat berosilasi pada
arah horizontal. Pegas pipih akan berosilasi harmonik, jika massa pegas dapat diabaikan
dari massa beban m. Fungsi simpangan gerak harmonik pegas terhadap waktu dapat
ditulis dengan :
𝟐𝝅𝒕
𝒇(𝒕) = 𝑨 𝐬𝐢𝐧
𝑻
Dengan, A : amplitudo / simpangan maksimum gerak benda (m)
T : periode osilasi (sekon)
t : waktu yang dibutuhkan benda berosilasi (sekon)
Persamaan di atas menyatakan bahwa grafik simpangan terhadap waktu berbentuk
sinusoidal. Periode osilasi disimbolkan dengan T. Sebuah benda yang mengalami osilasi,
terdiri atas 3 macam, yaitu osilasi teredam, resonansi dan osilasi terpaksa.

7.2 Osilasi Teredam


Pada semua gerak osilasi yang sebenarnya, energi mekanis terdisipasi karena adanya
suatu gaya gesekan. Bila dibiarkan secara terus menerus, sebuah pegas akhirnya akan
berhenti berosilasi. Bila energi mekanik gerak osilasi berkurang terhadap waktu, maka
gerak osilasi dikatakan osilasi teredam. Jika gaya gesekan atau redaman kecil, gerak hapir
periodik, walaupun amplitudo berkurang secara lambat terhadap waktu. Jika amplitudo
berkurang secara lambat terhadap waktu, demikian juga yang terjadi pada energi karena
energi sebuah osilator berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo. Energinya dapat
dituliskan menjadi:
𝒃
−( )𝒕
𝑬 = 𝑬𝟎 𝒆 𝒎 = 𝑬𝟎 𝒆−𝒕/𝝉
Dengan, 𝐸0 : energi pada waktu 𝑡 = 0 (J)
b : konstanta redaman (kg/s)
m : massa benda (kg)
𝜏 : konstanta waktu (s)

7.3 Tujuan Praktikum


Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara simpangan awal, panjang pegas, dan
massa beban dengan periode osilasi.
2) Mahasiswa dapat menganalisis grafik osilasi pada pegas pipih.

29
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3) ........................................................................................................................................

7.4 Alat dan Bahan


Tabel 7.1 Alat dan Bahan Praktikum Osilasi Pegas Pipih
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Pegas Pipih 1 Stopwatch 1
Perangkai Beban dan Beban Bercelah, 50 gram
1 4
Pengencang dan 20 gram
Mistar, 50 cm 1 Pemegang Pensil 1
Pensil 1 Kertas A4 1 lembar

7.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Simpangan Awal
1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini. Tempatkan rangkaian di dekat
pinggir meja percobaan.
2) Jepit pegas pipih dengan penjepit yang disediakan.
3) Pasang dua beban bercelah 50 gram dan 20 gram pada ujung pegas pipih
menggunakan perangkai beban.

Gambar 7.1 Susunan Alat Praktikum Osilasi Pegas Pipih


4) Ukur panjang pegas pipih dimulai dari pusat massa beban hingga ke sisi depan
jepitan pegas. Catat pada hasil pengamatan.
5) Tarik beban ke salah satu sisi pegas sedemikian rupa sehingga beban menyimpang
sejauh 6 cm dari titik setimbangnya.
6) Lepaskan beban dari simpangan dan jalankan stopwatch. Hitung satu osilasi ketika
beban melewati titik acuan dalam arah gerak yang sama. Lakukan sampai hitungan
ke-20 dan matikan stopwatch ketika sudah mencapai osilasi ke – 20.
7) Baca waktu t pada stopwatch dan catat pada hasil pengamatan.
8) Hitung periode osilasi pegas pipih.
9) Ulangi langkah 5 – 8 dengan simpangan sejauh 3 cm.
Bagian II – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Massa Beban
10) Tambahkan dua pasang beban bercelah 50 gram dan 20 gram (massa total 140 gram)
pada ujung pegas pipih menggunakan perangkai beban.
11) Ulangi langkah 4 – 8 untuk mendapatkan nilai periode pegas pipih dengan besar
simpangan 3 cm.

30
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Panjang Pegas Pipih
12) Atur panjang pegas pipih sedemikian rupa sehingga panjang pegas pipih menjadi
setengahnya. Massa beban tetap dibuat 140 gram.
13) Ulangi langkah 5 – 8 untuk mendapatkan nilai periode pegas pipih dengan besar
simpangan 3 cm.
Bagian IV – Menganalisis Gerak Osilasi pada Pegas Pipih
14) Rangkai alat percobaan seperti pada gambar di bawah.
15) Pasang pemegang pensil dan dua buah beban bercelah (massa beban 100 gram) pada
ujung lain pegas menggunakan perangkai beban dan pengencangnya.
16) Simpangkan beban pada ujung pegas sejauh 5 cm dari titik setimbangnya.
17) Lepaskan beban serta tarik kertas dengan laju yang tetap sedemikian rupa sehingga
tergambar grafik osilasi pegas.
18) Periksa grafik yang dihasilkan. Jika grafik tidak terlihat dengan jelas, atur kembali
posisi pensil dan ulangi langkah di atas.

7.6 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan gerak harmonik sederhana? Jelaskan!
2) Adakah hubungan antara massa beban dengan periode osilasi pegas pipih? Jelaskan!

7.7 Hasil Praktikum


Bagian I – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Simpangan Awal
Tabel 7.2 Hasil Praktikum Bagian I
Massa Beban (m) = 70 gram

Panjang Pegas Pipih (𝒍) = ................. meter


Simpangan Pegas 6 cm 3 cm
Waktu untuk 20 ayungan, t (s)
Periode, T (sekon)

Bagian II – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Massa Beban


Tabel 7.3 Hasil Praktikum Bagian II
Simpangan Pegas = 3 cm

Panjang Pegas Pipih (𝒍) = ................. meter


Massa Beban 70 gram 140 gram
Waktu untuk 20 ayungan, t (s)
Periode, T (sekon)

31
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Panjang Pegas Pipih
Tabel 7.4 Hasil Praktikum Bagian III
Simpangan Pegas = 3 cm
Massa Beban = 140 gram

Panjang Pegas Pipih


......... cm ........ cm
Waktu untuk 20 ayungan, t (s)
Periode, T (sekon)

7.8 Pertanyaan Akhir


1) Bagaimana hubungan simpangan pegas dengan periode pegas pipih? Jelaskan!
2) Bagaimana hubungan massa beban dan panjang pegas pipih dengan periode pegas?
Jelaskan!
3) Bagaimanakan bentuk grafik osilasi yang dihasilkan pegas? Sinusoidal, sinusoidal
teredam atau bentuk lain? Jelaskan berdasarkan hasil pengamatan!
4) Dengan menggunakan grafik yang didapat, tuliskan definisi satu osilasi penuh
sebuah pegas. tunjukkan dengan memberi tanda pada grafik yang didapatkan!
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

32
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 8 – VISKOSITAS FD I – 8

8.1 Pendahuluan
Menurut persamaan Bernaulli, bila fluida mengalir secara tunak lewat sebuah pipa
panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit, tekanan dalam pipa akan
konstan. Akan tetapi dalam prakteknya, kita amati turunnya tekanan bila bergerak
sepanjang arah aliran. Ketika tekanan berkurang, maka kecepatan alir fluida akan
bertambah. Perbedaan tekanan dibutuhkan untuk mendorong fluida lewat pipa
horizontal. Perbedaan tekanan ini diperlukan karena adanya gaya gesekan yang diberikan
oleh pipa pada lapisan fluida. Gaya gesek ini dinamakan dengan gaya viskos. Akibat
gaya viskos, kecepatan fluida tidak konstan disepanjang diameter pipa. Kecepatan paling
besar berada di pusat pipa, dan kecepatan minimum berada di tepi pipa di mana fluida
bersinggungan dengan dinding pipa.

8.2 Koefisien Viskositas


Untuk medefinikan koefisien viskositas, koevisien viskositas dapat ditulis dalam
persamaan berikut:

𝒗𝑨 𝑭𝒛
𝑭=𝜼 ↔ 𝜼=
𝒛 𝒗𝑨
Dengan F adalah gaya viskos (N), v adalah kecepatan gerak benda (m/s), A adalah luas
penampang benda (m2) dan z adalah jarak pisah atau ketinggian fluida (m). 𝜼 adalah
lambang dari koefisien viskositas dengan satuan N.s/m2. Tabel berikut ini mencantumkan
beberapa koefisien viskositas beberapa fluida.

Tabel 8.1 Koefisien Viskositas Beberapa Fluida


Fluida T (oC) 𝜂 (N.s/m2)
Air 0 1,8
20 1,0
60 0,65
Darah 37 4
Minyak mesin (SAE 10) 30 200
Gliserin 0 10.000
20 1410
60 81
Udara 20 0,018

Pada umumnya viskositas cairan bertambah bila temperature berkurang. Jadi, pada
daerah yang mempunyai musim dingin dan musim panas, melumasi mesin mobil lebih
banyak dilakukan pada musim dingin dibandingkan musim panas.

8.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah:

33
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
1) Mahasiswa dapat memahami tentang gaya hambat dalam fluida
2) Mahasiswa dapat mengetahui koefisien viskositas berbagai fluida
3) Mahasiswa dapat membandingkan besar koefisien viskositas yang diperoleh dari
hasil percobaan terhadap teori
4) ………………………………………………………………………………………

8.4 Alat dan Bahan


Tabel 8.2 Alat dan bahan Praktikum Viskositas
Nama Alat / Bahan Jumlah
Kelereng besar 1
Kelereng kecil 1
Neraca / timbangan 1
Tabung viskositas 1
Stopwatch 1
Jangka sorong 1
Mistar 1
Gliserin Secukupnya

8.5 Petunjuk Praktikum


1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Ukur dan catat jari-jari kelereng besar menggunakan jangka sorong (ubah dalam
satuan meter)
3) Ukur dan catat massa kelereng besar menggunakan neraca
4) Siapkan gliserin secukupnya dan masukan ke dalam tabung viskositas
5) Ukur dan catat tinggi gliserin yang berada dalam tabung viskositas menggunakan
mistar (ubah dalam satuan meter)
6) Siapkan kelereng besar dan stopwatch
7) Tekan stopwatch saat mulai menjatuhkan kelereng ke dalam fluida dan matikan
stopwatch saat kelereng sudah berada di dasar tabung. Catat waktu yang terukur
dalam tabel pengamatan. (jatuhkan benda tepat di tengah tabung viskositas)
8) Gunakan sendok yang berada dalam tabung untuk mengambil kelereng
9) Ulangi semua langkah di atas dengan mengganti kelereng besar menjadi kelereng
kecil.

8.6 Pertanyaan Awal


1) Mengapa kecepatan gerak benda dalam fluida paling besar berada di pusat
wadahnya? Jelaskan!
2) Tuliskan koefisien viskositas fluida selain yang ada pada tabel di atas!
3) Pentingkah Saudara mengetahui koefisien viskositas fluida? Kemukakan alasannya!

34
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
8.7 Hasil Praktikum
Tabel 8.3 Hasil Praktikum Viskositas
Jari-Jari kelereng Besar = … . meter Jari-Jari kelereng Kecil = … . meter
Massa kelereng Besar = … . kg Massa kelereng Kecil = … . kg
Fluida yang digunakan = Gliserin
Kecepatan Koefisien
Tinggi Waktu
Kelereng Gerak Benda Viskositas*
Fluida (m) jatuh (s)
(m/s) (N.s/m2)
Kelereng besar
Kelereng kecil

*koefisien viskositas dihitung menggunakan rumus

8.8 Pertanyaan Akhir


1) Hitung besar koefisien viskositas untuk semua keadaan di atas!
2) Koefisien viskositas merupakan sebuah konstanta yang tidak berubah. Samakah
koefisien viskositas yang didapat saat menjatuhkan kelereng besar dan kelereng
kecil? Jika berbeda, uraikan penyebabnya!
3) Bagaimana kaitan kekentalan suatu fluida terhadap koefisien viskositas? Jelaskan!
4) Bagaimana kaitan koefisien viskositas terhadap suhu di sekitar? Jelaskan!
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

35
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 9 – TITIK BERAT FD I – 9

9.1 Pendahuluan
Pusat massa merupakan satu titik dalam sistem yang bergerak seakan-akan massa sistem
terpusat di titik itu dan gaya eksternal yang bekerja pada sistem bekerja semata-mata
pada titik itu. Gerakan setiap benda atau sistem partikel, dapat dianggap sebagai gerakan
pusat massa ditambah gerakan masing-masing partikel dalam sistem relatif terhadap
pusat massa. Jika kita perhatikan sistem sederhana dua partikel dalam satu dimensi, ambil
𝑥1 dan 𝑥2 sebagai koordinat partikel relatif terhadap suatu pilihan titik asal sembarang.
Koordinat pusat massa (𝑋𝐶𝑀 ) dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑴𝑿𝑪𝑴 = 𝒎𝟏 𝒙𝟏 + 𝒎𝟐 𝒙𝟐
Dengan, M : massa total sistem (kg)
𝑚1 : massa benda 1 (kg)
𝑚2 : massa benda 2 (kg)
𝑥1 : koordinat partikel 1 relatif terhadap pusat massa (m)
𝑥2 : koordinat partikel 2 relatif terhadap pusat massa (m)
𝑋𝐶𝑀 : koordinat pusat massa (m)

9.2 Titik Berat


Titik berat bidang terdiri dari titik berat panjang, luas, dan volume. Berikut merupakan
persamaan untuk mencari titik berat pada berbagai bidang, yaitu :
Tabel 9.1 Persamaan Titk Berat untuk 1, 2, dan 3 Dimensi
𝑙1 ∙ 𝑥1 + 𝑙2 ∙ 𝑥2
𝑥0 =
Panjang 𝑙1 + 𝑙2
(1 Dimensi) 𝑙1 ∙ 𝑦1 + 𝑙2 ∙ 𝑦2
𝑦0 =
𝑙1 + 𝑙2 Dimana,
𝐴1 ∙ 𝑥1 + 𝐴2 ∙ 𝑥2 𝑙 : panjang bidang (m)
𝑥0 =
Luas (2 𝐴1 + 𝐴2 𝐴 : luas bidang (m2)
Dimensi) 𝐴1 ∙ 𝑦1 + 𝐴2 ∙ 𝑦2 𝑉 : volume bidang (m3)
𝑦0 =
𝐴1 + 𝐴2 𝑥0 : titik berat terhadap sb-y
𝑉1 ∙ 𝑥1 + 𝑉2 ∙ 𝑥2 𝑦0 : titik berat terhadap sb-x
𝑥0 =
Volume 𝑉1 + 𝑉2
(3 Dimensi) 𝑉1 ∙ 𝑦1 + 𝑉2 ∙ 𝑦2
𝑦0 =
𝑉1 + 𝑉2

9.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa dapat menentukan titik berat pada berbagai
macam bidang dua dimensi.

36
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
9.4 Alat dan Bahan
Tabel 9.2 Alat dan Bahan Praktikum Titik Berat
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Bola Bandul (m =
Dasar Statif 1 1
70 gram)
Kaki Statif 1 Tali Nilon 1 Gulung
Batang Statif, 250 mm 2 Pasak Penumpu 1
Kertas Milimeter
Batang Statif, 500 mm 1 4 Lembar
Blok
Bosshead, Universal 1 Mistar Panjang 1
Bangun Datar 2 Dimensi 3 buah Kertas Concord 1 Lembar
Gunting 1 Perforator 1

9.5 Petunjuk Praktikum


1) Rangkailah alat seperti pada percobaan bandul.
2) Siapkan beberapa bangun datar yang akan digunakan. Gunting sesuai bangun dan
lubangkan pada setiap sudut bangun-bangun tersebut menggunakan pembolong
kertas.
3) Gunakan panjang tali sebesar kurang lebih 70 cm (atau sesuaikan dengan ketinggian
batang statif supaya tidak menyentuh meja). Kemudian ikatkan salah satu ujung tali
dengan pasak penumpu dan beban bandul 70 gram.
4) Ambil salah satu bidang datar yang telah disediakan. Kemudian letakkan bagian
yang berlubang pada bidang datar tersebut ke pasak penumpu.
5) Buatlah supaya bandul dalam kondisi setimbang dan lurus. Kemudian beri tanda
pada bagian sisi atas dan bawah bangun datar yang sejajar dengan tali bandul.
6) Lepaskan bangun datar, kemudian tarik garis lurus dari kedua tanda tersebut.
7) Lakukan langkah 3 – 5 untuk bagian lubang yang lain pada bangun datar yang sama.
8) Setelah semua lubang sudah dihubungkan dengan garis lurus, kemudian tempelkan
bidang tersebut pada kertas milimeter blok.
9) Tentukan titik perpotongan dari semua garis dan ukur titik tersebut dari bagian
bawah dan bagian samping kiri bangun tersebut. Anggap bagian bawah sebagai garis
sumbu−𝑥 dan bagian samping kiri sebagai sumbu−𝑦.
10) Catat hasil pengukuran tersebut pada hasil pengamatan.
11) Ulangi langkah 3 – 9 untuk bidang datar yang lain.

9.6 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan titik berat? Jelaskan!
2) Tuliskan titik berat untuk beberapa benda (minimal 5 benda baik 2 dimensi atau 3
dimensi)!

37
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
9.7 Hasil Praktikum
Tabel 9.3 Hasil Praktikum Titik Berat
Nama Bangun Datar Titik Berat (cm)
Bangun I 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun II 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun III 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun IV 𝑥0 =
“Bangun Sembarang” 𝑦0 =

9.8 Pertanyaan Akhir


1) Hitung letak titik berat setiap bangun (kecuali bangun sembarang) menggunakan
perhitungan! Bandingkan dengan hasil percobaan!
2) Hitung kesalahan relatif untuk semua percobaan (kecuali bangun sembarang)
menggunakan rumus di bawah ini!
𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 − 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒐𝒃𝒂𝒂𝒏
𝑲𝑺𝑹 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
3) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

38
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 10 – KALOR JENIS LOGAM FD I – 10

10.1 Pendahuluan
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat itu biasanya naik.
Jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikan temperature pada suatu zat
adalah sebanding dengan perubahan temperature dan massa jenis zat itu.

𝑄 = 𝑚 . 𝑐 . ∆𝑇

Dengan Q adalah panas atau kalor dan c adalah kalor jenis. Satuan energi panas Q mula-
mula adalah kalori, yang didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikan temperature satu gram air satu derajat Celsius (atau satu kelvin kerena
derajat Celsius dan kelvin besarnya sama). Selanjutnya kilokalori adalah banyaknya
energi panas yang dibutuhkan untuk menaikan temperature satu kilogram air dengan satu
derajat Celsius (“kalori” yang digunakan dalam mengukur energi yang ekuivalen dalam
makanan sebenarnya adalah kilokalori). Karena sekarang kita mengakui bahwa panas
hanyalah bentuk lain dari energi, maka kita tidak memerlukan satuan khusus untuk panas
yang berbeda dari satuan energi lain. Kalori sekarang didefinisikan dengan menyatakan
dalam satuan SI untuk energi, yaitu joule. 1 Kal = 4, 184 joule.

10.2 Kalor Jenis


Berikut ini adalah tabel besar massa jenis dari beberapa zat:

Tabel 10.1 Kalor Jenis pada Suhu 20o


Zat Kalor Jenis (J/Kg K)
Bismuth 123
Emas 126
Perak 233
Tungsten 134
Seng 387
Alcohol 2400
air 4180

Kalor jenis air jauh lebih besar dari kalor jenis zat lain. Sebagai contoh, kalor jenis air
sekitar tiga puluh kali lebih besar dari kalor jenis emas. Karena kapasitas panasnya yang
sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi termis, seperti
misalnya dalam system pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin yang
baik. Air dalam jumlah yang banyak, seperti danau atau lautan, cendrung membuat
variasi temperature tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas
energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan temperature
yang sangat kecil.

39
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10.3 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami definisi kalor jenis
2) Mahasiswa dapat mengetahui bahwa tiap logam memiliki kalor jenis yang berbeda
3) Mahasiswa dapat memahami bahwa kalor jenis merupakan sebuah konstanta
4) ……………………………………………………………………………………….

10.4 Alat dan Bahan

Tabel 10.2 Alat dan Bahan Praktikum Kalor Jenis Logam


Nama Alat / Bahan Jumlah
Balok logam 3
Kalorimeter + sumbat + pengaduk 1
Thermometer raksa 1
Thermometer sensor 1
Gelas ukur 1
Sendok 1
Neraca / timbangan 1
Teko listrik 1
Air secukupnya

10.5 Petunjuk Praktikum


1) Siapkan kalorimeter, pengaduk, sumbat
2) Timbang satu set kalorimeter dalam keadaan kosong. Catat pada tabel pengamatan.
3) Siapkan air sebanyak 100 ml. Masukkan ke dalam kalorimeter.
4) Timbang kembali kalorimeter yang sudah berisi air. Catat pada tabel pengamatan
5) Hitung massa air (m1) dengan mencari selisih massa calorimeter berisi air dikurangi
massa calorimeter kosong. Catat pada tabel pengamatan
6) Kemudian, ukur suhu awal air dalam kalorimeter menggunakan thermometer raksa
dan catat pada tabel pengamatan sebagai T1.
7) Biarkan cairan pertama tetap dalam calorimeter.
8) Siapkan sebuah logam
9) Timbang massa logam menggunakan neraca, kemudian catat sebagai data m2
10) Siapkan air lagi sebanyak 150 ml, kemudian tuang ke dalam teko listrik
11) Masukan logam tersebut kedalam teko listrik
12) Panaskan air Bersama dengan logam hingga mencapai suhu 75℃.
13) Angkat logam menggunakan sendok dari dalam air dan langsung ukur suhunya
dengan thermometer sensor. Catat pada tabel pengamatan sebagai T2.
14) Kemudian dengan cepat masukan logam ke dalam kalorimeter. Aduk air dan logam
dalam kalorimeter menggunakan pengaduk
15) Ukur suhu dalam kalorimeter menggunakan termometer raksa dan catat sebagai suhu
campuran Tc
16) Ulangi langkah di atas untuk dua logam yang lainnya

40
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

10.6 Pertanyaan Awal


1) Tuliskan besar kalor jenis dari logam almunium, tembaga, besi dan kuningan!
2) Factor apa yang membuat besar kalor jenis setiap logam berbeda?
3) Diantara besi dan kuningan, manakah yang memiliki kalor jenis lebih besar? Sifat
apa yang ditunjukan jika logam memiliki kalor jenis yang besar?

10.7 Hasil Praktikum

Tabel 10.3 Hasil Praktikum Kalor Jenis Logam


Massa Kalorimeter, 𝒎𝒌 = kg
Massa Kalorimeter & Air (kg) = …. . kg

Balok Logam 𝒎𝟏 (kg) T1 (℃) 𝒎𝟐 (kg) T2 (℃) TC (℃)


1. ……………
2. ……………
3. ……………

10.8 Pertanyaan Akhir


1) Dengan menggunakan data pada tabel hasil praktikum, hitung kalor jenis logam
untuk semua balok logam!
2) Bandingkan kalor jenis yang didapat melalui praktikum dengan referensi! Jika ada
perbedaan, kemukakan alasanmu!
3) Bagaimana hubungan antara kalor jenis dengan suhu campuran? Jelaskan!
4) Dapatkah kita menaikan atau menurunkan kalor jenis sebuah logam?
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

41
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

MODUL 11 – SIFAT CERMIN DAN


FD I - 2022 FD I – 11
LENSA

11.1 Pendahuluan
Pemantulan cahaya pada cermin, terdiri dari cermin datar, cekung dan cembung. Sifat-
sifat bayangan pada cermin datar, yaitu jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak
benda ke cermin. Sehingga, sifat bayangan yang dihasilkan cermin datar adalah sama
besar. Sifat dari cermin cekung adalah pengumpul berkas sinar (konvergen). Sifat dari
cermin cembung adalah menyebarkan berkas sinar (divergen)

11.2 Pemantulan dan Pembiasan


Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar, seperti misalnya
sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi
penghalang tersebut. Fenomena ini disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang
batas antara dua medium berbeda seperti misalnya sebuah permukaan udara dengan
cermin, dalam kasus ini sebagian energi datang dipantulkan dan sebagian ditransmisikan.
Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah sinar cahaya yang mengenai sebuah
permukaan cermin yang mulus

Gambar 11.1 Pemantulan Cahaya

Sudut i antara sinar datang dengan garis normal (garis yang tegak lurus permukaan)
disebut sudut dating. Dan sudut r antara sinar pantul dengan garis normal disebut sudut
pantul.
i=r

Garis normal kenyataannya tidak ada. Garis normal dibuat untuk memudahkan melihat
bahwa besar sudut datang = besar sudut pantul. Hasil ini dikenal dengan hukum
pemantulan.
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya permukaan udara dan kaca, energi
cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar
yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan. Perhatikan gambar berikut:

42
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

Gambar 11.2 Pembiasan Cahaya

Sinar yang memasuki kaca disebut sinar yang dipantulkan dan sudur r disebut sebagai
sudut bias. Sudut bias lebih kecil dari sudut datang seperti yang ditunjukan pada gambar
di atas. Jadi sinar yang dipantulkan dibelokan menuju garis normal. Jika di sisi lain,
berkas cahaya yang muncul dalam kaca dan ke udara, sudut bias lebih besar dari sudut
datang, dan sinar yang dipantulkan dibelokan menjauhi garis normal. Dalam hal ini tentu
saja sudut i tidak sama dengan sudut r

11.3 Cermin dan Lensa


Salah satu aplikasi pemantulan terjadi pada sinar yang jatuh pada cermin. Gambar di
bawah ini menunjukan sekumpulan sinar dari sinar datang pada cermin cekung. Sinar-
sinar yang datang mengumpul di titik F dan kemudian menyebar seolah-olah ada objek
pada titik tersebut. Bayangan ini disebut bayangan nyata karena cahaya memang betul-
betul memancar dari titik bayangan tersebut.

Gambar 11.3 Sinar yang Jatuh Cermin Cekung

Berbeda dengan cermin cembung, sinar-sinar yang jatuh pada cermin cembung justru seolah-
olah menyebar dari titik focus. Perhatikan gambar di bawah ini

43
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

Gambar 11.4 Sinar yang Jatuh Cermin Cekung

Salah satu aplikasi pembiasan terjadi pada sinar yang jatuh pada lensa. Gambar 8.4 (a)
menunjukan bidang gelombang-gelombang dari gelombang-gelombang datar yang
datang pada lensa cembung ganda. Bagian tengah bidang gelombang mula-mula
mengenai lensa. Karena laju gelombang dalam lensa kurang dari pada lajunya di udara,
bagian tengah bidang gelombang tertinggal di belakang bagian luarnya, menghasilkan
gelombang lengkung sferis yang mengumpul pada titik focus. Lensa semacam ini disebut
lensa pengumpul atau lensa positif. Sementara gambar 8.4 (b) menunjukan bidang
gelombang dan sinar untuk gelombang-gelombang datar yang datang pada lensa cekung
ganda. Dalam hal ini, bagian luar bidang gelombang tertinggal di belakang bagian
tengahnya, yang menghasilkan gelombang-gelombang lengkung keluar yang menyebar
dari titik focus pada sisi datang lensa tersebut. Lensa ini disebut dengan lensa penyebar
atau lensa negative.

(a) (b)
Gambar 11.5 (a) Lensa Cembung, (b) Lensa Cekung

11.4 Tujuan Praktikum


Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami hukum Snellius 1
2) Mahasiswa dapat membuktikan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
3) Mahasiswa dapat menganalisis sifat lensa
4) .....................................................................................................................................

11.5 Alat dan Bahan

44
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Tabel 11.1 Alat Praktikum Sifat Cermin dan Lensa
Nama Alat Jumlah
Mistar 1
Lensa Cembung 1
Lensa Cekung 1
Cermin Kombinasi 1
Laser 1
Kertas 5 Lembar
Busur 1
Penggaris 1
Pensil 1

11.6 Petunjuk Praktikum


Bagian I. Membuktikan Bunyi Hukum Snellius 1

1) Cek ketersediaan alat-alat percobaan

Gambar 11.6 Alat-Alat Percobaan Sifat Cermin dan Lensa

2) Ambil selembar kertas. Buat sumbu koordinat x dan y.


3) Letakan cermin kombinasi di atas kertas (cermin datar mengarah kea rah praktikan),
dengan bagian tengah cermin berada di sumbu koordinat (titk 0,0).
4) Nyalakan laser satu sinar dan arahkan laser ke cermin datar. Atur sedemikian rupa
sehingga sinar tampak terlihat lurus (berhimpit dengan sumbu y).
5) Putar cermin bersama-sama dengan kertas searah jarum jam.
6) Tandai pada kertas tempat jatuhnya sinar datang sebagai titik 𝑖1 dan sinar pantul
sebagai titik 𝑖2 .
7) Hubungkan titik pusat koordinat dengan titik 𝑖1 dan 𝑖2 menggunakan penggaris.
8) Ukur sudut yang dibentuk titik pusat koordinat terhadap garis 𝑖1 dan ukur pula sudut
yang dibentuk titik O terhadap garis 𝑖2 .
9) Ulangi langkah di atas untuk cermin cekung, cermin cembung

Bagian II. Menentukan sifat lensa

1) Ambil selembar kertas. Buat sumbu koordinat x dan y.

45
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2) Letakan lensa cekung di atas kertas dengan bagian tengah lensa berada di sumbu
koordinat (titk 0,0).
3) Nyalakan laser tiga sinar dan arahkan laser ke lensa cekung.
4) Gambar pembentukan bayangan yang terjadi
5) Ulangi langkah di atas untuk lensa cembung maupun cermin cekung dan cermin cembung

11.7 Pertanyaan Awal


1) Jelaskan perbedaan dari sifat konvergen dan divergen!
2) Apa bunyi hukum pemantulan dan pembiasan menurut Snellius? Sebutkan!
3) Apa sifat cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung dan lensa cembung?

11.8 Hasil Praktikum


Bagian I. Membuktikan Bunyi Hukum Snellius 1

Tabel 11.2 Hasil Praktikum Membuktikan Bunyi Hukum Snellius 1


Cermin Cermin Cermin
Besar Sudut
Datar Cekung Cembung
Sudut sinar datang (𝑖1 )
Sudut sinar pantul (𝑖2 )

Bagian II. Menentukan Sifat Lensa

Tabel 11.3 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Lensa


No. Lensa dan cermin Sifat
1 Lensa Cekung
2 Cermin Cembung
3 Lensa Cembung
4 Cermin Cekung

11.9 Pertanyaan Akhir


1. Dapatkah Saudara membuktikan bunyi hukum Snellius melalui percobaan di atas?
Jika hasil percobaan tidak sesuai teori, kemukakan penyebabnya!
2. Dapatkah cermin datar mempunyai sifat konvergen atau divergen? Jelaskan!
3. Mengapa cermin datar tidak mempunyai sifat konvergen atau divergen?
4. Tulis kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

46
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 12 – SIFAT BAYANGAN LENSA FD I – 12

12.1 Pendahuluan
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya ketika melewati
bidang batas antar dua medium yang berbeda. Pada peristiwa pembiasan, cahaya
mengalami perubahan arah, cepat rambat dan panjang gelombang. Sebaliknya, frekuensi
dan fase gelombang tetap. Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks.
Lensa cembung analog dengan cermin cekung. Sedangkan lensa cekung disebut juga
lensa divergen atau konkaf. Lensa cekung analog dengan cermin cembung. Persamaan
untuk lensa cekung dan cembung dapat dituliskan sebagai:

𝟏 𝟏 𝟏 𝒔′ 𝒉′
= + 𝑴=ቤ ቤ=ቤ ቤ
𝒇 𝒔 𝒔′ 𝒔 𝒉
Dengan,
𝑓 : jarak fokus lensa (cm)
𝑠 : jarak benda terhadap lensa (cm)
𝑠′ : jarak bayangan terhadap lensa (cm)
ℎ : tinggi benda (cm)
ℎ′ : tinggi bayangan (cm)
𝑀 : perbesaran bayangan
Ingat : jarak fokus bernilai positif untuk lensa cembung dan bernilai negatif untuk lensa
cekung.

12.2 Diagram-diagram sinar untuk lensa


Seperti juga pada bayangan yang dibentuk oleh cermin, gambar berikut
mengilustrasikan metode grafik untuk lensa mengumpul dan lensa menyebar. Kita
gunakan tiga sinar utama, yaitu :

a) Sinar sejajar, yang digambarkan sejajar dengan sumbu utama


b) Sinar pusat, yang digambarkan melalui pusat lensa. Sinar ini tidak dibelokan /
disimpangkan
c) Sinar focus, yang digambarkan melalui titik focus pertama. Sinar ini memancar
sejajar sumbu utama

(a) (b)

Gambar 12.1 (a) Sinar Istimewa Lensa Cembung, (b) Sinar Istimewa Lensa Cekung

47
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Dengan memperhatikan gambar di atas, ada banyak kemungkinan sifat bayangan yang
akan terbentuk dari lensa cembung, mulai dari sifat bayangan nyata hingga maya.
Sementara pada lensa cekung, kemungkinan bayangan yang terbentuk hanya satu sifat,
yaitu maya, tegak dan diperkecil.

12.3 Tujuan Praktikum


Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menentukan jarak bayangan dan tinggi bayangan yang dihasilkan
lensa cekung dan cembung.
2) Mahasiswa dapat menentukan sifat bayangan lensa cekung dan cembung.
3) Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh titik fokus lensa terhadap sifat bayangan.
4) .....................................................................................................................................

12.4 Alat dan Bahan


Tabel 12.1 Alat dan Bahan Praktikum Sifat Bayangan Lensa
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Rel Presisi 2 Layar Putih 1
Penyambung Rel 1 Penggaris 1
Kaki Rel 2 Lensa Cembung (f = +50 mm) 1
Tumpakan Berpenjepit 3 Lensa Cembung (f = +100 mm) 1
Wadah Lilin 1 Lensa Cembung (f = +200 mm) 1
Lilin Kecil 1 Lensa Cekung (f = -100 mm) 1

12.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Menentukan Sifat Bayangan pada Lensa Cekung dan Cembung
1) Rangkailah alat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 12.2 Susunan Alat Percobaan Lensa

2) Letakan wadah lilin beserta lilin, lensa cembung dengan f = +100 mm dan layar putih
di atas tumpakan berpenjepit
3) Atur agar jarak antara lensa cembung dan lilin berada pada jarak lebih besar dari
jari-jari kelengkungan lensa.
4) Nyalakan lilin dengan menggunakan korek api.

48
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
5) Ukur dan catat tinggi api yang menyala. Tinggi api diukur bagian apinya saja. catat
dalam tabel data pengamatan, pada kolom h.
6) Geser-geser layar putih hingga menghasilkan bayangan yang jelas.
7) Catat jarak bayangan s’ dan tinggi bayangan h’ yang dihasilkan dari lensa cembung.
Jarak bayangan diukur dari tempat lensa
8) Ulangi langkah 3 – 7 untuk jarak benda pada:
a. Tepat di jari-jari kelengkungan lensa
b. Diantara titik fokus dan jari-jari kelengkungan lensa
c. Tepat di titik fokus
d. Diantara titik fokus dan titik pusat
9) Ulangi langkah kerja di atas untuk lensa cekung dengan fokus -100 mm.

Bagian II – Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat Bayangan


1) Rangkailah alat menggunakan lensa cembung dengan f = +50 mm. Letakkan benda
(lilin) di belakang jari – jari kelengkungan lensa.
2) Nyalakan lilin dengan menggunakan korek api.
3) Ukur dan catat tinggi api yang menyala pada kolom h
4) Geser-geser layar putih hingga menghasilkan bayangan yang jelas.
5) Catat jarak bayangan dan tinggi bayangan yang dihasilkan dari lensa cembung.
6) Ulangi langkah kerja di atas untuk lensa cembung dengan f = +200 mm.

12.6 Pertanyaan Awal


1) Buatlah diagram ruang benda dan ruang bayangan pada lensa cembung dan lensa
cekung!
2) Apa yang dimaksud dengan sifat bayangan nyata dan maya? Jelaskan!
3) Apa yang dimaksud dengan sifat bayangan tegak dan terbalik! Jelaskan!

12.7 Hasil Praktikum


Bagian I – Menentukan Sifat Bayangan pada Lensa Cekung dan Cembung
A. Lensa Cembung (𝑓 = +100 mm = 10 cm)

Tabel 12.2 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Bayangan Lensa Cembung


Ruang Jarak Jarak Tinggi Tinggi Sifat
Benda Benda (s) Bayangan (s’) Benda (h) Bayangan (h’) Bayangan
I 5 cm
II 15 cm
III 30 cm
IV -15 cm

49
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
B. Lensa Cekung (𝑓 = −100 mm = - 10 cm)

Tabel 12.3 Hasil Praktikum Menentukan Sifat Bayangan Lensa Cekung


Ruang Jarak Jarak Tinggi Tinggi Sifat
benda benda (s) bayangan (s’) benda (h) bayangan (h’) bayangan
I 5 cm
II 15 cm
III 30 cm
IV -15 cm

Bagian II – Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat Bayangan

Tabel 12.4 Hasil Praktikum Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat
Bayangan
Lensa Cembung Lensa Cembung
Sifat Benda/Bayangan
f = +50 mm f = +200 mm
Jarak Benda (cm) 30 30
Jarak Bayangan (cm)
Tinggi Benda (cm)
Tinggi Bayangan (cm)

12.8 Pertanyaan Akhir


1) Dengan menggunakan informasi tabel A bagian I (jarak benda dan tinggi benda),
hitung jarak bayangan dan tinggi bayangan dari tiap ruang benda.
2) Bandingkan hasil perhitungan jarak bayangan dan tinggi bayangan dengan hasil
pengamatan. Uraikan secara jelas!
3) Dapatkah lensa cembung mempunyai sifat maya, tegak dan diperkecil? Jelaskan!
4) Bagaimana pengaruh jarak bayangan dan tinggi bayangan untuk lensa yang sama
namun berbeda titik fokus?
5) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!

50
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)

FD I - 2022 MODUL 13 – GELOMBANG STASIONER FD I – 13

13.1 Pendahuluan
Gelombang adalah getaran yang bergerak dengan membawa sejumlah energi.
Gelombang berdasarkan medium perambatannya terbagi menjadi gelombang mekanik
dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik merupakan gelombang yang
membutuhkan medium perambatan (seperti gelombang suara), sedangkan gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang yang tidak membutuhkan medium dalam
merambat (seperti gelombang cahaya). Gelombang berdasarkan arah rambat dan arah
getarnya terbagi menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang transversal merupakan gelombang yang memiliki arah rambat dan arah getar
saling tegak lurus, sedangkan gelombang longitudinal memiliki arah rambat dan arah
getar yang searah (sejajar).

Gambar 13.1 Gelombang Transversal (Kiri) dan Longitudinal (Kanan)

13.2 Gelombang Stasioner


Gelombang stasioner merupakan perpaduan dua buah gelombang yang memiliki
frekuensi yang sama namun arahnya berlawanan. Gelombang stasioner terbagi menjadi
dua jenis, yaitu gelombang stasioner ujung tetap dan ujung bebas.
13.2.1 Gelombang Stasioner Ujung Tetap
Gelombang stasioner ujung tetap merupakan gelombang yang terjadi jika seutas tali
diikat pada salah satu ujungnya. Sehingga ketika gelombang datang pada sumber
gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali dengan frekuensi dan
amplitudo yang sama besar (lihat Gambar 13.2).

Gambar 13.2 Gelombang Stasioner Ujung Tetap


Persamaan umum gelombang stasioner ujung tetap dapat dituliskan menjadi:
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝒌𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕 ↔ 𝒚 = 𝑨𝒔 𝐜𝐨𝐬 𝝎𝒕
Dengan, 𝑦 : simpangan gelombang (m)
𝐴 : amplitudo gelombang (m)
𝑘 : bilangan gelombang

51
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝜔 : frekuensi sudut (rad/s)
𝐴𝑠 : amplitudo stasioner (m)
Dikarenakan gelombang stasioner merupakan superposisi dari dua buah gelombang,
maka gelombang akan mengalami amplitudo maksimum (perut) dan amplitudo
minimum (simpul). Letak perut dan simpul pada gelombang stasioner ujung tetap dapat
dilihat pada Gambar 13.3.

Gambar 13.3 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung
Tetap
13.2.2 Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Gelombang stasioner ujung bebas merupakan gelombang yang terjadi jika seutas tali
dibiarkan bebas bergerak pada salah satu ujungnya. Sehingga ketika gelombang datang
pada sumber gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali dengan
frekuensi dan amplitudo yang sama besar. Persamaan umum gelombang stasioner
ujung bebas dapat dituliskan menjadi:
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝒌𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕 ↔ 𝒚 = 𝑨𝒔 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕
Dengan, 𝑦 : simpangan gelombang (m)
𝐴 : amplitudo gelombang (m)
𝑘 : bilangan gelombang
𝜔 : frekuensi sudut (rad/s)
𝐴𝑠 : amplitudo stasioner (m)
Letak simpul dan perut pada gelombang stasioner ujung bebas dapat dilihat pada
gambar 13.4

Gambar 13.4 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung
Bebas

13.3 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami gejala gelombang stationer.
2) Mahasiswa dapat menentukan besaran-besaran pada gelombang stasioner.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara cepat rambat gelombang (𝑣) dengan
gaya tegangan tali (𝐹).
4) .....................................................................................................................................

52
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.4 Alat dan Bahan
Tabel 13.1 Alat dan Bahan Praktikum Gelombang Stasioner
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Sumber getaran AC 220
1 Tali Secukupnya
Volt, frekuensi 50 Hz
Penggantung Beban 1 set Katrol Tetap 1
Mistar besi 1 Neraca 1

13.5 Petunjuk Praktikum


Bagian I – Hubungan antara Cepat Rambat Gelombang dengan Gaya Tegangan Tali
1) Ukur massa dan panjang tali yang digunakan. Catat pada tabel pengamatan.
2) Susun alat percobaan seperti pada Gambar.

Gambar 13.5 Susunan Alat Praktkum Gelombang Stasioner


3) Gantungkan penggantung beban pada ujung tali katrol (𝑚 = 50 gram).
4) Lihat dan catat frekuensi yang digunakan.
5) Nyalakan sumber getaran sehingga terbentuk sejumlah simpul dan perut pada tali.
6) Ukur dan catat panjang tali dari ujung vibrator ke katrol, jarak antara kedua simpul,
serta jumlah simpul dan perut yang terbentuk.
7) Hitung cepat rambat gelombang menggunakan persamaan:
𝒗= 𝝀∙𝒇
8) Ulangi langkah 4 – 5 untuk massa beban 70, 90, 110, dan 150 gram.
Bagian II – Hubungan antara Rapat Massa dengan Cepat Rambat Gelombang
9) Ukur massa dan panjang tali yang digunakan. Catat pada tabel pengamatan.
10) Gantungkan beban dan penggantung beban dengan total massa beban 100 gram.
11) Lihat dan catat frekuensi yang digunakan.
12) Nyalakan sumber getaran sehingga terbentuk sejumlah simpul dan perut pada tali.
13) Ukur dan catat panjang tali dari ujung vibrator ke katrol, jarak antara kedua simpul,
serta jumlah simpul dan perut yang terbentuk.
14) Ulangi langkah 12 – 13 untuk panjang tali yang berbeda.

13.6 Pertanyaan Awal


1) Apa yang dimaksud dengan gelombang stasioner? Termasuk jenis gelombang
stasioner ujung tetap atau bebas pada praktikum ini? Jelaskan!
2) Tuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi cepat rambat gelombang!

53
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.7 Hasil Praktikum
Bagian I – Hubungan antara Cepat Rambat Gelombang dengan Gaya Tegangan Tali
Tabel 13.2 Hasil Praktikum Bagian I
Massa Tali (𝒎𝒕 ) = ...... kg ; Panjang Tali Total (𝒍) = ........ m
Frekuensi yang digunakan (𝒇) = ........... Hz
Panjang
Jarak
Tali Cepat
antara Panjang Nilai
Massa Tegangan dari Rambat
Jumlah Jumlah kedua Gelombang 2
Beban, Tali, 𝑭 = vibrator Gelombang 𝑣
Perut Simpul simpul, 𝝀= 𝟐× 𝑚2
𝑚 (kg) 𝒎 ∙ 𝒈 (N) ke 𝒗 = 𝝀 ∙ 𝒇 ( 2)
∆𝒙𝒔 ∆𝒙𝒔 (m) 𝑠
Katrol, (m/s)
(m)
𝒍 (m)
0,05
0,07
0,09
0,11
0,15

Bagian II – Hubungan antara Rapat Massa dengan Cepat Rambat Gelombang


Tabel 13.3 Hasil Praktikum Bagian II
Massa Beban (𝒎) = 0,05 kg
Frekuensi yang digunakan (𝒇) = ........... Hz
Jarak
Panjang Rapat Cepat
antara Panjang Nilai
Tali dari Massa Massa Rambat
Jumlah Jumlah kedua Gelombang 2
vibrator ke Beban, 𝑚 Gelombang 𝑣
𝜇= 𝑙 Perut Simpul simpul, 𝝀= 𝟐× 𝑚2
Katrol, 𝒍 𝑚 (kg) 𝒗 = 𝝀∙𝒇 ( 2)
(kg/m) ∆𝒙𝒔 ∆𝒙𝒔 (m) 𝑠
(m) (m/s)
(m)
0,60
0,80
0,10

13.8 Pertanyaan Akhir


1) Buatlah grafik hubungan antara 𝐹 dan 𝑣 2 berdasarkan hasil praktikum Bagian I!
Jelaskan hubungan yang terbentuk!
2) Buatlah grafik hubungan antara 𝜇 dan 𝑣 2 berdasarkan hasil praktikum Bagian I!
Jelaskan hubungan yang terbentuk!
3) Bagaimana jumlah perut dan simpul yang terbentuk pada Bagian I? Apakah
dipengaruhi oleh massa beban? Jelaskan!
4) Berikan kesimpulan pada hasil praktikum ini!

54

Anda mungkin juga menyukai