FISIKA DASAR I
FAKULTAS TEKNIK
2022
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
telah memberikan kami kesempatan untuk menyusun Modul Laboratorium Fisika Dasar
yang disesuaikan dengan Kurikulum Program Studi Teknik Elektro tahun 2018.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang besar-besarnya
pada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan petunjuk praktikum ini. Secara khusus
untuk anggota Tim Penyusun Modul Laboratorium Fisika Dasar yang sudah memberikan
tenaga, pikiran dan waktunya untuk perbaikan praktikum dalam Fakultas Teknik.
Akhir kata, semoga semua usaha yang telah dilakukan berkontribusi pada dihasilkannya
lulusan Fakultas Teknik sebagai engineer dengan standar internasional.
Penulis
i
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian lengkap, mengenakan celana panjang/rok, kemeja dan
mengenakan sepatu. Praktikan wajib membawa kelengkapan berikut:
• Modul praktikum
• Buku catatan laboratorium
• Alat tulis (dan kalkulator, jika diperlukan)
Persiapan
• Membaca dan memahami isi modul praktikum.
• Mengerjakan hal-hal yang dapat dikerjakan sebelum praktikum dilaksanakan, misalnya
mengerjakan soal perhitungan, menyalin source code, mengisi kartu peminjaman alat
dll.
• Mengerjakan Laporan Awal setiap Percobaan.
• Mengisi daftar hadir.
Selama Praktikum
• Perhatikan dan kerjakan setiap percobaan dengan waktu sebaik-baiknya, diawali
dengan kehadiran praktikan secara tepat waktu.
• Dokumentasikan pada buku catatan laboratorium tentang hal-hal penting terkait
percobaan yang sedang dilakukan.
Setelah Praktikum
• Kembalikan alat dan bahan praktikum yang dipinjam dalam keadaan baik dan utuh.
• Kerjakan laporan akhir sesuai dengan template Format Laporan yang diberikan.
ii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Keselamatan
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi
seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian,
kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.
Bahaya Listrik
• Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit
breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi
menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau
orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau sisa air wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
1. Jangan panik
2. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan di
meja praktikan yang tersengat arus listrik
3. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik
4. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang
terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik
Bahaya Api Atau Panas Berlebih
• Jangan membawa benda-benda mudah terbakar (korek api, gas dll.) ke dalam ruang
praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang
berlebihan
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih
pada diri sendiri atau orang lain
• Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas
praktikum.
iii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas
berlebih:
1. Jangan panik
2. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang
terjadinya bahaya api atau panas berlebih
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
4. Menjauh dari ruang praktikum
Bahaya Benda Tajam Dan Logam
• Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum
bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan
• Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin, kalung, gelang dll.
• Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang
lain
Lain-Lain
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat
praktikum:
• Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
• Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
• Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat tersebut
hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat
praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat
tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
• Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan
iv
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
• Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam,
api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut
• Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan
Sanksi
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum yang bersangkutan.
v
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Laporan praktikum Fisika Dasar dibuat menjadi dua tahap, yaitu laporan awal dan laporan
akhir. Laporan awal terdiri dari :
1) Cover
2) Pendahuluan
3) Teori Dasar
4) Tujuan Praktikum
5) Alat dan Bahan
6) Petunjuk Praktikum
7) Pertanyaan Awal
8) Tabel Pengamatan
Laporan akhir dibuat setelah melakukan praktikum, yang terdiri dari :
1) Cover
2) Hasil Praktikum
3) Perhitungan
4) Analisis Data
5) Pertanyaan Akhir
vi
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
DAFTAR ISI
vii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3.3 Gerak Melingkar Berubah Beraturan .................................................................... 14
3.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 15
3.5 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 15
3.6 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 15
3.7 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 16
3.8 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 16
3.9 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 17
MODUL 4 – HUKUM II NEWTON ....................................................................................... 18
4.1 Pendahuluan........................................................................................................... 18
4.2 Gaya Gesek ............................................................................................................ 18
4.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 19
4.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 19
4.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 19
4.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 20
4.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 20
4.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 21
MODUL 5 – BANDUL SEDERHANA .................................................................................. 22
5.1 Pendahuluan........................................................................................................... 22
5.2 Bandul Sederhana .................................................................................................. 22
5.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 22
5.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 23
5.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 23
5.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 24
5.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 24
5.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 24
MODUL 6 – PEGAS & HUKUM HOOKE ............................................................................ 25
6.1 Pendahuluan........................................................................................................... 25
6.2 Pegas ...................................................................................................................... 25
6.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 26
6.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 26
6.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 26
6.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 27
6.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 27
viii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 28
MODUL 7 – OSILASI PEGAS PIPIH .................................................................................... 29
7.1 Pendahuluan........................................................................................................... 29
7.2 Osilasi Teredam ..................................................................................................... 29
7.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 29
7.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 30
7.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 30
7.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 31
7.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 31
7.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 32
MODUL 8 – VISKOSITAS..................................................................................................... 33
8.1 Pendahuluan........................................................................................................... 33
8.2 Koefisien Viskositas .............................................................................................. 33
8.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 33
8.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 34
8.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 34
8.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 34
8.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 35
8.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 35
MODUL 9 – TITIK BERAT ................................................................................................... 36
9.1 Pendahuluan........................................................................................................... 36
9.2 Titik Berat .............................................................................................................. 36
9.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 36
9.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 37
9.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 37
9.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 37
9.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 38
9.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 38
MODUL 10 – KALOR JENIS LOGAM ................................................................................. 39
10.1 Pendahuluan........................................................................................................... 39
10.2 Kalor Jenis ............................................................................................................. 39
10.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 40
10.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 40
ix
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 40
10.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 41
10.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 41
10.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 41
MODUL 11 – SIFAT CERMIN DAN LENSA ....................................................................... 42
11.1 Pendahuluan........................................................................................................... 42
11.2 Pemantulan dan Pembiasan ................................................................................... 42
11.3 Cermin dan Lensa .................................................................................................. 43
11.4 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 44
11.5 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 44
11.6 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 45
11.7 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 46
11.8 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 46
11.9 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 46
MODUL 12 – SIFAT BAYANGAN LENSA ......................................................................... 47
12.1 Pendahuluan........................................................................................................... 47
12.2 Diagram-diagram sinar untuk lensa ....................................................................... 47
12.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 48
12.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 48
12.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 48
12.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 49
12.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 49
12.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 50
MODUL 13 – GELOMBANG STASIONER ......................................................................... 51
13.1 Pendahuluan........................................................................................................... 51
13.2 Gelombang Stasioner ............................................................................................. 51
13.2.1 Gelombang Stasioner Ujung Tetap .................................................................... 51
13.2.2 Gelombang Stasioner Ujung Bebas ................................................................... 52
13.3 Tujuan Praktikum .................................................................................................. 52
13.4 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 53
13.5 Petunjuk Praktikum ............................................................................................... 53
13.6 Pertanyaan Awal .................................................................................................... 53
13.7 Hasil Praktikum ..................................................................................................... 54
x
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.8 Pertanyaan Akhir ................................................................................................... 54
xi
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
DAFTAR GAMBAR
xii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
DAFTAR TABEL
xiii
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Tabel 12.4 Hasil Praktikum Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat
Bayangan.................................................................................................................................. 50
Tabel 13.1 Alat dan Bahan Praktikum Gelombang Stasioner ................................................. 53
Tabel 13.2 Hasil Praktikum Bagian I ....................................................................................... 54
Tabel 13.3 Hasil Praktikum Bagian II ..................................................................................... 54
xiv
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
1.1 Pendahuluan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Besaran terdiri daru dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Sedangkan, besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran
turunan merupakan semua besaran kecuali besaran pokok, seperti gaya, luas, volume,
kecepatan, percepatan, daya, dan sebagainya. Berikut besaran pokok beserta satuan dan
alat ukurnya:
Tabel 1.1 Besaran Pokok
NO. BESARAN SATUAN ALAT UKUR
1 Panjang Meter Mistar
2 Massa Kilogram Neraca Lengan
3 Waktu Sekon Stopwatch
4 Kuat Arus Listrik Ampere Amperemeter
5 Suhu Kelvin Termometer
6 Intensitas Cahaya Kandela Lux Meter
7 Jumlah Zat Mol -
1
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Syarat perkalian dan pembagian angka penting adalah mengikuti angka penting yang
paling kecil.
2
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
1.8 Petunjuk Praktikum
Bagian I – Menggunakan Alat Ukur Mikrometer Sekrup
1) Siapkan beban bercelah, beban bandul, dan mikrometer sekrup.
2) Putarlah selubung luar pada ujung mikrometer sekrup hingga jarak antara rahang geser
cukup besar.
3) Sisipkan beban bercelah yang akan kita ukur ketebalan/diameternya.
4) Putar kembali dengan arah yang berlawanan dengan sebelumnya sampai rahang geser
menempel dengan beban. Jika sudah menempel, maka putar roda bergerigi sampai
bunyi klik 2 kali.
5) Baca hasil pengukuran dan tuliskan pada tabel.
6) Lakukan langkah 2 – 5 untuk beban bandul.
Bagian II – Menggunakan Alat Ukur Neraca Ohaus
7) Siapkan beban bercelah, beban bandul, beban sembarang, dan neraca Ohaus.
8) Lakukan kalibrasi neraca dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
cawan neraca ke kiri atau kanan sampai posisi dua garis pada neraca sejajar. Pastikan
benar-benar sejajar agar tidak terjadi kesalahan penimbangan.
9) Letakkan beban sembarang pada cawan neraca.
10) Geserlah anting-anting pada lengan neraca, mulai dari lengan belakang sampai ke
depan hingga neraca dalam keadaan seimbang.
11) Baca hasil pengukuran dan catat pada tabel.
12) Ulangi langkah 8 – 11 untuk beban bercelah dan beban bandul.
Bagian III – Menggunakan Gelas Ukur
13) Siapkan beban bercelah, beban bandul, beban sembarang, gelas bercorong, gelas ukur
dan air secukupnya.
14) Masukkan air pada gelas bercorong sampai batas lubang. Kemudian letakkan gelas
ukur yang lebih kecil tepat dibawah pancuran gelas bercorong.
15) Masukkan beban bercelah pada gelas bercorong. Perhatikan jumlah air yang tumpah
ke gelas ukur.
16) Baca volume air yang tumpah pada gelas ukur. Catat sebagai volume benda tersebut.
17) Ulangi langkah 14 – 16 untuk beban bandul, dan beban sembarang.
Bagian IV – Menggunakan Jangka Sorong
18) Siapkan spidol dan jangka sorong.
19) Geserlah rahang bawah jangka sorong, kemudian sisipkan bagian bawah spidol
diantara kedua rahang tersebut.
20) Rekatkan kedua rahang bawah sampai spidol dalam keadaan diam dan putar tuas
kunci.
21) Baca dan catat hasil pengukuran yang ditunjukkan jangka sorong sebagai diameter
luar spidol.
22) Geserlah rahang bagian atas jangka sorong, kemudian masukkan rahang bagian atas
jangka sorong ke bagian dalam spidol.
23) Rekatkan kedua rahang atas sampai spidol dalam keadaan diam dan putar tuas kunci.
24) Baca dan catat hasil pengukuran yang ditunjukkan jangka sorong sebagai diameter
dalam spidol.
4
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
25) Geserlah rahang atas dan bawah sampai tangkai ukur berada dalam keadaan
terpanjang.
26) Masukkan bagian tangkai ukur ke dalam bagian bawah spidol untuk mengukur
kedalaman.
27) Geser-geser rahang pada jangka sorong sampai kedalaman spidol dapat terukur
dengan baik, dan putar tuas kunci.
28) Baca dan catat hasil pengukuran.
5
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Menggunakan Jangka Sorong
Tabel 1.6 Hasil Praktikum dengan Jangka Sorong
Bagian Spidol Hasil Pengukuran (cm)
Diameter Luar
Diameter Dalam
Kedalaman
6
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2.1 Pendahuluan
Gerak lurus merupakan gerak suatu benda pada lintasan lurus. Gerak lurus terbagi
menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB). Gerak lurus beraturan merupakan gerak lurus dengan kecepatan yang tetap.
Contoh gerak lurus beraturan adalah gerak kereta api pada relnya dengan kecepatan yang
tetap. Gerak lurus berubah beraturan merupakan gerak lurus dengan kecepatan berubah
namun percepatannya tetap. Contoh gerak lurus berubah beraturan adalah mobil yang
sedang bergerak tiba-tiba mengerem (mengalami perlambatan) sehingga mobil berhenti.
Gerak lurus terbagi menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).
t (s)
α
t (s)
Gambar 2.1 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu pada GLB
7
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2.3 Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan dimaksudkan benda bergerak dalam lintasan yang lurus
dengan kecepatan yang berubah dan percepatan yang teratur atau tetap atau konstan.
Ciri-ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB):
• Kecepatan berubah (dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil)
• Percepatan tetap.
Gerak lurus berubah beraturan terdiri dari dua, yaitu:
a. GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
Persamaan GLBB dapat ditulis sebagai berikut:
𝒗𝒕 = 𝒗𝟎 ± 𝒂𝒕
𝟏
𝒔 = 𝒗𝒐 𝒕 ± 𝒂𝒕𝟐
𝟐
Dengan, v0 : kecepatan awal (m/s)
vt : kecepatan akhir (m/s)
s : jarak (m)
a : percepatan (m/s2)
t : waktu (s)
v (m/s) v (m/s)
𝑣𝑡
𝑣0
𝑣0
𝑣𝑡 t
t (s)
(s)
S (m) S (m)
t (s)
t (s)
(a) (b)
Gambar 2.2 Grafik Kecepatan dan Jarak terhadap Waktu untuk (a) GLBB dipercepat,
dan (b) GLBB diperlambat.
8
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2) Mahasiswa dapat menentukan kecepatan kereta dinamika pada GLB dan GLBB.
3) Mahasiswa dapat menentukan percepatan kereta dinamika pada Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB).
4) ........................................................................................................................................
9
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hidupkan catu daya (pindahkan pada posisi ON) dan buat tegangan menjadi 3 Volt.
7) Pindahkan kontak saklar pada kereta dinamika bermotor ke posisi V2.
8) Lepaskan penahan pada kereta dinamika bermotor agar kereta dinamika bermotor
dapat bergerak pada rel presisi.
9) Lepaskan pita ketik pada kereta dinamika bermotor. Periksa titik ketikan pada
permulaan gerak. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut
dan potong bagian tersebut.
10) Gunakan 5 ketik sebagai satuan waktu. Potong pita ketik setiap 5 ketik secara
berurutan dari awal sampai akhir.
11) Tempel potongan pita ketik pada kertas milimeter blok secara berurutan untuk
membuat kurva laju-waktu (Lihat Gambar).
Bagian II - Gerak Lurus Berubah Beraturan
12) Letakkan balok bertingkat pada salah satu ujung rel presisi (ujung yang terdapat
pewaktu ketik). Pasang rel presisi pada tingkat pertama balok bertingkat.
13) Potong pita ketik kurang lebih sepanjang 80 cm sebanyak 2 buah.
14) Lakukan langkah 5 – 11 menggunakan kereta dinamika bermotor.
15) Ganti kereta dinamika bermotor dengan kereta dinamika biasa. Kemudian hubungkan
pita ketik pada salah satu ujung kereta dinamika dan tahan kereta dinamika pada ujung
rel.
10
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2.7 Pertanyaan Awal
1) Sebutkan perbedaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan (minimal
2)!
2) Gambarkan grafik kecepatan terhadap waktu untuk gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan!
2) Bagian II – GLBB
Ukur panjang potongan pita pertama dan terakhir.
A. Kereta Dinamika Biasa
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita pertama → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita terakhir → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
B. Kereta Dinamika Bermotor
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita pertama → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
𝑠 …..𝑚
Kecepatan pita terakhir → 𝑣 = 𝑡 = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
Kereta Kecepatan Pita Kecepatan Pita
Dinamika Pertama (𝑣0 ) Terakhir (𝑣𝑡 )
Biasa
Bermotor
11
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
B. Tingkat Kedua (𝑚 = 40 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
C. Tingkat Ketiga (𝑚 = 40 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
D. Tingkat Ketiga (𝑚 = 80 gram)
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
12
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝑎 (mΤs 2 )
12
10
Tingkat
1 2 3
3) Bagaimana hubungan massa pada kereta dinamika terhadap percepatan benda (pada
Bagian III poin C dan D)? Jelaskan dan gambarkan dengan grafik (seperti contoh
dibawah ini)!
𝑎 (mΤs 2 )
12
Massa (gr)
40 80
4) Tuliskan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini!
13
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3.1 Pendahuluan
Gerak melingkar adalah gerak benda pada lintasan yang berbentuk lingkaran. Gerak
melingkar terdiri dari dua jenis gerak, yaitu gerak melingkar beraturan dan gerak
melingkar berubah beraturan. Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda dengan
kecepatan sudut yang konstan (tetap). Sedangkan, gerak melingkar berubah beraturan
merupakan gerak melingkar dengan percepatan sudut yang konstan (tetap). Waktu yang
dibutuhkan benda untuk menempuh 1 lingkaran dalam gerak benda disebut dengan
periode benda. Pada gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut benda akan tetap.
Kecepatan sudut dapat dituliskan sebagai berikut :
𝟐𝝅 𝒗
𝝎 = 𝟐𝝅 ∙ 𝒇 = ↔ 𝝎=
𝑻 𝑹
Dimana, 𝑣 : kelajuan linear (m/s)
𝜔 : kecepatan sudut (rad/s)
𝑓 : frekuensi benda (Hz)
𝑇 : periode benda (s)
𝑅 : jari – jari benda (m)
14
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝝎𝟐𝒕 = 𝝎𝟐𝟎 ± 𝟐𝜶𝜽
𝟏
𝜽 = 𝝎𝒐 𝒕 ± 𝜶𝒕𝟐
𝟐
Dengan, 𝜔𝑜 : kecepatan sudut awal (rad/s)
𝜔𝑡 : kecepatan sudut akhir (rad/s)
𝛼 : percepatan sudut (rad/s2)
𝜃 : posisi sudut (rad)
t : waktu (s)
16
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Jari-Jari Lingkaran dengan Frekuensi dan Periode
Tabel 3.4 Hasil Praktikum Bagian III
Banyaknya Putaran (n) = 20 putaran
Massa Benda (m) = 0,070 kg
Jari-Jari Periode, T (s) Frekuensi, f (Hz)
Waktu,
Benda, 𝒕 𝒏
t (s) 𝑻= 𝒇=
R (m) 𝒏 𝒕
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
17
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
4.1 Pendahuluan
Gaya adalah tarikan atau dorongan. Gaya yang diberikan kepada suatu benda akan
menimbulkan perubahan gerak pada benda, membuat perubahan kecepatan, dan
perubahan bentuk benda. Hukum Newton tentang gerak terdapat 3, yaitu :
1) Hukum I Newton : Benda akan tetap diam atau bergerak dengan kelajuan tetap, jika
tidak ada gaya yang mempengaruhinya. Hukum I Newton dapat dituliskan menjadi
:
∑𝑭 = 𝟎
2) Hukum II Newton : Percepatan gerak sebuah benda atau sistem berbanding lurus
dengan gaya yang yang bekerja pada benda, namun berbanding terbalik dengan
massa total benda atau sistem. Hukum kedua Newton dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan :
∑𝑭
𝒂= ↔ ∑𝑭 = 𝒎∙𝒂
𝒎
Dimana, 𝐹 : gaya yang bekerja pada benda (N)
𝑚: massa benda (kg)
𝑎 : percepatan benda (𝑚Τ𝑠 2 )
3) Hukum III Newton : Jika suatu benda memberikan gaya aksi kepada benda kedua,
maka benda kedua tersebut akan memberikan gaya reaksi yang sama besar namun
arahnya berlawanan. Hukum III Newton dapat dituliskan menjadi:
∑ 𝑭𝒂𝒌𝒔𝒊 = − ∑ 𝑭𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊
18
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝒇𝒌 = 𝝁𝒌 ∙ 𝑵
Dengan, 𝜇𝑘 : koefisien gesek kinetik
𝑁 : gaya kontak / normal (N)
19
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hidupkan catu daya (pindahkan pada posisi ON) dan buat tegangan menjadi 3 Volt.
7) Lepaskan penahan pada kereta dinamika agar dapat bergerak pada rel presisi.
8) Lepaskan pita ketik pada kereta dinamika. Periksa titik ketikan pada permulaan
gerak. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan titik-titik tersebut dan
potong bagian tersebut.
9) Gunakan 5 ketik sebagai satuan waktu. Potong pita ketik setiap 5 ketik secara
berurutan dari awal sampai akhir.
10) Tempel potongan pita ketik pada kertas milimeter blok secara berurutan untuk
membuat kurva laju-waktu.
11) Hitung kecepatan dan percepatan benda pada tabel pengamatan.
12) Tukarkan beban pada ujung katrol dengan beban di atas kereta. Sehingga beban di
atas kereta menjadi 10 gram dan beban pada ujung tali 20 gram.
13) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.
Bagian II – Hubungan Massa Total Sistem dengan Percepatan Benda
14) Lepaskan semua beban pada kereta dinamika dan ujung tali. Letakkan 1 buah beban
50 gram, 20 gram dan 10 gram di atas kereta dinamika dan 1 buah beban 10 gram
pada salah satu ujung tali yang digantung. Sehingga massa total sistem menjadi 90
gram.
15) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.
16) Lepaskan semua beban pada kereta dinamika. Letakkan 3 buah beban 50 gram dan
1 buah beban 20 gram di atas kereta dinamika dan 1 buah beban 10 gram tetap berada
pada salah satu ujung tali. Sehingga massa total sistem menjadi 180 gram.
17) Ulangi langkah 6 – 10 untuk menghitung percepatan sistem.
20
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian II – Hubungan Massa Total Sistem dengan Percepatan Benda
Tabel 4.3 Hasil Praktikum Bagian II
Massa Beban pada Ujung Tali = 10 gram = 0,010 kg
Massa
Gaya (𝐹 = ∆𝑡 ∆𝑣
Beban di Massa Total ∆𝑣 𝑎=
𝑤 = 𝑚 ∙ 𝑔) (5 ketik) ∆𝑡
Atas Kereta Sistem (kg) (m/s)
(N) (s) (mΤs 2 )
(kg)
0,080 0,090 0,1
0,170 0,180 0,1
Dalam menghitung kecepatan dan percepatan benda menggunakan perhitungan di bawah
ini :
Pita pertama (𝑠 = ⋯ meter)
Pita terakhir (𝑠 = ⋯ meter)
Selisih panjang pita → ∆𝑠 = 𝑠2 − 𝑠1 = ⋯ meter
∆𝑠 …..𝑚
Selisih kecepatan → ∆𝑣 = = 0,1 𝑠 = ⋯ 𝑚/𝑠
𝑡
∆𝑣 ….. 𝑚/𝑠
Percepatan kereta dinamika → 𝑎 = = = ⋯ 𝑚/𝑠 2
𝑡 0,1 𝑠
21
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
5.1 Pendahuluan
Osilasi terjadi apabila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya.
Karakteristik gerak osilasi adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) merupakan salah satu macam gerak osilasi. Jika kita
menyimpangkan sebuah benda dari kesetimbangannya dan melepaskannya, benda itu
akan berosilasi bolak-balik di sekitar kedudukan setimbangannya. Waktu yang
dibutuhkan benda untuk melakukan satu osilasi penuh disebut dengan periode.
Penurunan secara teoritis periode T bandul sederhana pada simpangan kecil (< 7°), dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝒍 𝟒𝝅𝟐 𝒍
𝑻 = 𝟐𝝅√ ↔ 𝒈= 𝟐
𝒈 𝑻
Dimana, T : periode bandul (sekon)
𝑙 : panjang tali bandul (m)
𝑔 : percepatan gravitasi (𝑚/𝑠 2)
22
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
23
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10) Gunakan bola bandul yang lebih besar massanya (massa 70 gram) untuk
menggantikan bola bandul sebelumnya, namun panjang tali bandul dibuat tetap.
11) Lakukan langkah 3 – 7 dengan menggunakan massa 70 gram.
24
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6.1 Pendahuluan
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam. Pegas bersifat elastis,
yaitu pegas memiliki sifat mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula
setelah diberi gaya. Sebuah benda bermassa M digantung pada ujung bawah sebuah
pegas akan membuat pegas tertarik dan mengalami pertambahan panjang. Jika beban
ditarik ke bawah oleh gaya tambahan F, pegas akan mengalami pertambahan panjang
sejauh ∆𝑥.
6.2 Pegas
Jika massa M dilepaskan, massa akan berosilasi harmonik ke atas dan ke bawah diantara
dua kedudukan ekstrim A dan B dengan periode tetap. Massa tersebut dikatakan
melakukan satu osilasi jika beban bergerak dari ttik A kembali ke titik A (A – O – B – O
– A). Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu osilasi disebut periode osilasi (T).
Jumlah osilasi per satuan waktu disebut frekuensi osilasi (f). Penurunan secara teoritis
periode T pada pegas, dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑴 𝟒𝝅𝟐
𝑻 = 𝟐𝝅√ ↔ 𝑻𝟐 = 𝑴
𝒌 𝒌
Dimana, T : periode bandul (sekon)
𝑀 : massa beban (kg)
𝑘 : tetapan pegas (𝑁/𝑚)
25
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6.3 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan periode pegas dengan massa beban dan
tetapan pegas.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan periode dengan frekuensi.
3) Mahasiswa dapat membuktikan bunyi Hukum Hooke.
4) Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas
dengan pertambahan panjang pegas.
5) Mahasiswa dapat menentukan nilai tetapan pegas yang digunakan
6) .....................................................................................................................................
26
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
6) Hentikan stopwatch jika beban sudah berosilasi 20 kali dan catat hasil pembacaan
waktu.
7) Hitung waktu yang diperlukan untuk satu kali osilasi (periode T) dan frekuensi
osilasi.
8) Ulangi langkah 2 – 7 untuk massa beban 0,10 kg; 0,15 kg; 0,20 kg; 0,25 kg.
27
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian II – Hubungan Periode Osilasi terhadap Tetapan Pegas
Tabel 6.3 Hasil Praktikum Bagian II
Massa Beban = 0,20 kg
Tetapan Pegas, k (N/m) 62,5 (Sedang) 250 (Kecil)
Waktu untuk 20 ayunan, t (sekon)
Periode, T (sekon)
𝑇 2 (s 2 )
28
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
7.1 Pendahuluan
Suatu bahan elastik cenderung kembali ke bentuk awalnya ketika bahan tersebut diubah
bentuknya. Elastisitas berimplikasi adanya gaya pemulih sehingga memungkinkan bahan
itu bergetar atau berosilasi. Jika gerak sebuah benda terjadi secara berulang dalam
interval waktu atau periode terntentu, benda itu dikatakan melakukan gerak periodik.
Sebagai contoh, gerak periodik pada pegas pipih. Gerak periodik yang terjadi disebut
gerak harmonik sederhana. Beban bermassa m dipasang pada ujung sebuah pegaas pipih,
sedangkan ujung lain pegas dijepit sedemikian rupa sehingga pegas dapat berosilasi pada
arah horizontal. Pegas pipih akan berosilasi harmonik, jika massa pegas dapat diabaikan
dari massa beban m. Fungsi simpangan gerak harmonik pegas terhadap waktu dapat
ditulis dengan :
𝟐𝝅𝒕
𝒇(𝒕) = 𝑨 𝐬𝐢𝐧
𝑻
Dengan, A : amplitudo / simpangan maksimum gerak benda (m)
T : periode osilasi (sekon)
t : waktu yang dibutuhkan benda berosilasi (sekon)
Persamaan di atas menyatakan bahwa grafik simpangan terhadap waktu berbentuk
sinusoidal. Periode osilasi disimbolkan dengan T. Sebuah benda yang mengalami osilasi,
terdiri atas 3 macam, yaitu osilasi teredam, resonansi dan osilasi terpaksa.
29
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
3) ........................................................................................................................................
30
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Panjang Pegas Pipih
12) Atur panjang pegas pipih sedemikian rupa sehingga panjang pegas pipih menjadi
setengahnya. Massa beban tetap dibuat 140 gram.
13) Ulangi langkah 5 – 8 untuk mendapatkan nilai periode pegas pipih dengan besar
simpangan 3 cm.
Bagian IV – Menganalisis Gerak Osilasi pada Pegas Pipih
14) Rangkai alat percobaan seperti pada gambar di bawah.
15) Pasang pemegang pensil dan dua buah beban bercelah (massa beban 100 gram) pada
ujung lain pegas menggunakan perangkai beban dan pengencangnya.
16) Simpangkan beban pada ujung pegas sejauh 5 cm dari titik setimbangnya.
17) Lepaskan beban serta tarik kertas dengan laju yang tetap sedemikian rupa sehingga
tergambar grafik osilasi pegas.
18) Periksa grafik yang dihasilkan. Jika grafik tidak terlihat dengan jelas, atur kembali
posisi pensil dan ulangi langkah di atas.
31
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Bagian III – Hubungan Periode Pegas Pipih dengan Panjang Pegas Pipih
Tabel 7.4 Hasil Praktikum Bagian III
Simpangan Pegas = 3 cm
Massa Beban = 140 gram
32
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
8.1 Pendahuluan
Menurut persamaan Bernaulli, bila fluida mengalir secara tunak lewat sebuah pipa
panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit, tekanan dalam pipa akan
konstan. Akan tetapi dalam prakteknya, kita amati turunnya tekanan bila bergerak
sepanjang arah aliran. Ketika tekanan berkurang, maka kecepatan alir fluida akan
bertambah. Perbedaan tekanan dibutuhkan untuk mendorong fluida lewat pipa
horizontal. Perbedaan tekanan ini diperlukan karena adanya gaya gesekan yang diberikan
oleh pipa pada lapisan fluida. Gaya gesek ini dinamakan dengan gaya viskos. Akibat
gaya viskos, kecepatan fluida tidak konstan disepanjang diameter pipa. Kecepatan paling
besar berada di pusat pipa, dan kecepatan minimum berada di tepi pipa di mana fluida
bersinggungan dengan dinding pipa.
𝒗𝑨 𝑭𝒛
𝑭=𝜼 ↔ 𝜼=
𝒛 𝒗𝑨
Dengan F adalah gaya viskos (N), v adalah kecepatan gerak benda (m/s), A adalah luas
penampang benda (m2) dan z adalah jarak pisah atau ketinggian fluida (m). 𝜼 adalah
lambang dari koefisien viskositas dengan satuan N.s/m2. Tabel berikut ini mencantumkan
beberapa koefisien viskositas beberapa fluida.
Pada umumnya viskositas cairan bertambah bila temperature berkurang. Jadi, pada
daerah yang mempunyai musim dingin dan musim panas, melumasi mesin mobil lebih
banyak dilakukan pada musim dingin dibandingkan musim panas.
33
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
1) Mahasiswa dapat memahami tentang gaya hambat dalam fluida
2) Mahasiswa dapat mengetahui koefisien viskositas berbagai fluida
3) Mahasiswa dapat membandingkan besar koefisien viskositas yang diperoleh dari
hasil percobaan terhadap teori
4) ………………………………………………………………………………………
34
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
8.7 Hasil Praktikum
Tabel 8.3 Hasil Praktikum Viskositas
Jari-Jari kelereng Besar = … . meter Jari-Jari kelereng Kecil = … . meter
Massa kelereng Besar = … . kg Massa kelereng Kecil = … . kg
Fluida yang digunakan = Gliserin
Kecepatan Koefisien
Tinggi Waktu
Kelereng Gerak Benda Viskositas*
Fluida (m) jatuh (s)
(m/s) (N.s/m2)
Kelereng besar
Kelereng kecil
35
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
9.1 Pendahuluan
Pusat massa merupakan satu titik dalam sistem yang bergerak seakan-akan massa sistem
terpusat di titik itu dan gaya eksternal yang bekerja pada sistem bekerja semata-mata
pada titik itu. Gerakan setiap benda atau sistem partikel, dapat dianggap sebagai gerakan
pusat massa ditambah gerakan masing-masing partikel dalam sistem relatif terhadap
pusat massa. Jika kita perhatikan sistem sederhana dua partikel dalam satu dimensi, ambil
𝑥1 dan 𝑥2 sebagai koordinat partikel relatif terhadap suatu pilihan titik asal sembarang.
Koordinat pusat massa (𝑋𝐶𝑀 ) dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑴𝑿𝑪𝑴 = 𝒎𝟏 𝒙𝟏 + 𝒎𝟐 𝒙𝟐
Dengan, M : massa total sistem (kg)
𝑚1 : massa benda 1 (kg)
𝑚2 : massa benda 2 (kg)
𝑥1 : koordinat partikel 1 relatif terhadap pusat massa (m)
𝑥2 : koordinat partikel 2 relatif terhadap pusat massa (m)
𝑋𝐶𝑀 : koordinat pusat massa (m)
36
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
9.4 Alat dan Bahan
Tabel 9.2 Alat dan Bahan Praktikum Titik Berat
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Bola Bandul (m =
Dasar Statif 1 1
70 gram)
Kaki Statif 1 Tali Nilon 1 Gulung
Batang Statif, 250 mm 2 Pasak Penumpu 1
Kertas Milimeter
Batang Statif, 500 mm 1 4 Lembar
Blok
Bosshead, Universal 1 Mistar Panjang 1
Bangun Datar 2 Dimensi 3 buah Kertas Concord 1 Lembar
Gunting 1 Perforator 1
37
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
9.7 Hasil Praktikum
Tabel 9.3 Hasil Praktikum Titik Berat
Nama Bangun Datar Titik Berat (cm)
Bangun I 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun II 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun III 𝑥0 =
“_____________” 𝑦0 =
Bangun IV 𝑥0 =
“Bangun Sembarang” 𝑦0 =
38
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10.1 Pendahuluan
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat itu biasanya naik.
Jumlah energi panas Q yang dibutuhkan untuk menaikan temperature pada suatu zat
adalah sebanding dengan perubahan temperature dan massa jenis zat itu.
𝑄 = 𝑚 . 𝑐 . ∆𝑇
Dengan Q adalah panas atau kalor dan c adalah kalor jenis. Satuan energi panas Q mula-
mula adalah kalori, yang didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikan temperature satu gram air satu derajat Celsius (atau satu kelvin kerena
derajat Celsius dan kelvin besarnya sama). Selanjutnya kilokalori adalah banyaknya
energi panas yang dibutuhkan untuk menaikan temperature satu kilogram air dengan satu
derajat Celsius (“kalori” yang digunakan dalam mengukur energi yang ekuivalen dalam
makanan sebenarnya adalah kilokalori). Karena sekarang kita mengakui bahwa panas
hanyalah bentuk lain dari energi, maka kita tidak memerlukan satuan khusus untuk panas
yang berbeda dari satuan energi lain. Kalori sekarang didefinisikan dengan menyatakan
dalam satuan SI untuk energi, yaitu joule. 1 Kal = 4, 184 joule.
Kalor jenis air jauh lebih besar dari kalor jenis zat lain. Sebagai contoh, kalor jenis air
sekitar tiga puluh kali lebih besar dari kalor jenis emas. Karena kapasitas panasnya yang
sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi termis, seperti
misalnya dalam system pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin yang
baik. Air dalam jumlah yang banyak, seperti danau atau lautan, cendrung membuat
variasi temperature tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas
energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan temperature
yang sangat kecil.
39
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
10.3 Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa dapat memahami definisi kalor jenis
2) Mahasiswa dapat mengetahui bahwa tiap logam memiliki kalor jenis yang berbeda
3) Mahasiswa dapat memahami bahwa kalor jenis merupakan sebuah konstanta
4) ……………………………………………………………………………………….
40
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
41
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
11.1 Pendahuluan
Pemantulan cahaya pada cermin, terdiri dari cermin datar, cekung dan cembung. Sifat-
sifat bayangan pada cermin datar, yaitu jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak
benda ke cermin. Sehingga, sifat bayangan yang dihasilkan cermin datar adalah sama
besar. Sifat dari cermin cekung adalah pengumpul berkas sinar (konvergen). Sifat dari
cermin cembung adalah menyebarkan berkas sinar (divergen)
Sudut i antara sinar datang dengan garis normal (garis yang tegak lurus permukaan)
disebut sudut dating. Dan sudut r antara sinar pantul dengan garis normal disebut sudut
pantul.
i=r
Garis normal kenyataannya tidak ada. Garis normal dibuat untuk memudahkan melihat
bahwa besar sudut datang = besar sudut pantul. Hasil ini dikenal dengan hukum
pemantulan.
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya permukaan udara dan kaca, energi
cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar
yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan. Perhatikan gambar berikut:
42
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Sinar yang memasuki kaca disebut sinar yang dipantulkan dan sudur r disebut sebagai
sudut bias. Sudut bias lebih kecil dari sudut datang seperti yang ditunjukan pada gambar
di atas. Jadi sinar yang dipantulkan dibelokan menuju garis normal. Jika di sisi lain,
berkas cahaya yang muncul dalam kaca dan ke udara, sudut bias lebih besar dari sudut
datang, dan sinar yang dipantulkan dibelokan menjauhi garis normal. Dalam hal ini tentu
saja sudut i tidak sama dengan sudut r
Berbeda dengan cermin cembung, sinar-sinar yang jatuh pada cermin cembung justru seolah-
olah menyebar dari titik focus. Perhatikan gambar di bawah ini
43
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Salah satu aplikasi pembiasan terjadi pada sinar yang jatuh pada lensa. Gambar 8.4 (a)
menunjukan bidang gelombang-gelombang dari gelombang-gelombang datar yang
datang pada lensa cembung ganda. Bagian tengah bidang gelombang mula-mula
mengenai lensa. Karena laju gelombang dalam lensa kurang dari pada lajunya di udara,
bagian tengah bidang gelombang tertinggal di belakang bagian luarnya, menghasilkan
gelombang lengkung sferis yang mengumpul pada titik focus. Lensa semacam ini disebut
lensa pengumpul atau lensa positif. Sementara gambar 8.4 (b) menunjukan bidang
gelombang dan sinar untuk gelombang-gelombang datar yang datang pada lensa cekung
ganda. Dalam hal ini, bagian luar bidang gelombang tertinggal di belakang bagian
tengahnya, yang menghasilkan gelombang-gelombang lengkung keluar yang menyebar
dari titik focus pada sisi datang lensa tersebut. Lensa ini disebut dengan lensa penyebar
atau lensa negative.
(a) (b)
Gambar 11.5 (a) Lensa Cembung, (b) Lensa Cekung
44
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Tabel 11.1 Alat Praktikum Sifat Cermin dan Lensa
Nama Alat Jumlah
Mistar 1
Lensa Cembung 1
Lensa Cekung 1
Cermin Kombinasi 1
Laser 1
Kertas 5 Lembar
Busur 1
Penggaris 1
Pensil 1
45
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
2) Letakan lensa cekung di atas kertas dengan bagian tengah lensa berada di sumbu
koordinat (titk 0,0).
3) Nyalakan laser tiga sinar dan arahkan laser ke lensa cekung.
4) Gambar pembentukan bayangan yang terjadi
5) Ulangi langkah di atas untuk lensa cembung maupun cermin cekung dan cermin cembung
46
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
12.1 Pendahuluan
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya ketika melewati
bidang batas antar dua medium yang berbeda. Pada peristiwa pembiasan, cahaya
mengalami perubahan arah, cepat rambat dan panjang gelombang. Sebaliknya, frekuensi
dan fase gelombang tetap. Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks.
Lensa cembung analog dengan cermin cekung. Sedangkan lensa cekung disebut juga
lensa divergen atau konkaf. Lensa cekung analog dengan cermin cembung. Persamaan
untuk lensa cekung dan cembung dapat dituliskan sebagai:
𝟏 𝟏 𝟏 𝒔′ 𝒉′
= + 𝑴=ቤ ቤ=ቤ ቤ
𝒇 𝒔 𝒔′ 𝒔 𝒉
Dengan,
𝑓 : jarak fokus lensa (cm)
𝑠 : jarak benda terhadap lensa (cm)
𝑠′ : jarak bayangan terhadap lensa (cm)
ℎ : tinggi benda (cm)
ℎ′ : tinggi bayangan (cm)
𝑀 : perbesaran bayangan
Ingat : jarak fokus bernilai positif untuk lensa cembung dan bernilai negatif untuk lensa
cekung.
(a) (b)
Gambar 12.1 (a) Sinar Istimewa Lensa Cembung, (b) Sinar Istimewa Lensa Cekung
47
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
Dengan memperhatikan gambar di atas, ada banyak kemungkinan sifat bayangan yang
akan terbentuk dari lensa cembung, mulai dari sifat bayangan nyata hingga maya.
Sementara pada lensa cekung, kemungkinan bayangan yang terbentuk hanya satu sifat,
yaitu maya, tegak dan diperkecil.
2) Letakan wadah lilin beserta lilin, lensa cembung dengan f = +100 mm dan layar putih
di atas tumpakan berpenjepit
3) Atur agar jarak antara lensa cembung dan lilin berada pada jarak lebih besar dari
jari-jari kelengkungan lensa.
4) Nyalakan lilin dengan menggunakan korek api.
48
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
5) Ukur dan catat tinggi api yang menyala. Tinggi api diukur bagian apinya saja. catat
dalam tabel data pengamatan, pada kolom h.
6) Geser-geser layar putih hingga menghasilkan bayangan yang jelas.
7) Catat jarak bayangan s’ dan tinggi bayangan h’ yang dihasilkan dari lensa cembung.
Jarak bayangan diukur dari tempat lensa
8) Ulangi langkah 3 – 7 untuk jarak benda pada:
a. Tepat di jari-jari kelengkungan lensa
b. Diantara titik fokus dan jari-jari kelengkungan lensa
c. Tepat di titik fokus
d. Diantara titik fokus dan titik pusat
9) Ulangi langkah kerja di atas untuk lensa cekung dengan fokus -100 mm.
49
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
B. Lensa Cekung (𝑓 = −100 mm = - 10 cm)
Tabel 12.4 Hasil Praktikum Menganalisis Pengaruh Jarak Fokus Lensa terhadap Sifat
Bayangan
Lensa Cembung Lensa Cembung
Sifat Benda/Bayangan
f = +50 mm f = +200 mm
Jarak Benda (cm) 30 30
Jarak Bayangan (cm)
Tinggi Benda (cm)
Tinggi Bayangan (cm)
50
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.1 Pendahuluan
Gelombang adalah getaran yang bergerak dengan membawa sejumlah energi.
Gelombang berdasarkan medium perambatannya terbagi menjadi gelombang mekanik
dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik merupakan gelombang yang
membutuhkan medium perambatan (seperti gelombang suara), sedangkan gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang yang tidak membutuhkan medium dalam
merambat (seperti gelombang cahaya). Gelombang berdasarkan arah rambat dan arah
getarnya terbagi menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang transversal merupakan gelombang yang memiliki arah rambat dan arah getar
saling tegak lurus, sedangkan gelombang longitudinal memiliki arah rambat dan arah
getar yang searah (sejajar).
51
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
𝜔 : frekuensi sudut (rad/s)
𝐴𝑠 : amplitudo stasioner (m)
Dikarenakan gelombang stasioner merupakan superposisi dari dua buah gelombang,
maka gelombang akan mengalami amplitudo maksimum (perut) dan amplitudo
minimum (simpul). Letak perut dan simpul pada gelombang stasioner ujung tetap dapat
dilihat pada Gambar 13.3.
Gambar 13.3 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung
Tetap
13.2.2 Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Gelombang stasioner ujung bebas merupakan gelombang yang terjadi jika seutas tali
dibiarkan bebas bergerak pada salah satu ujungnya. Sehingga ketika gelombang datang
pada sumber gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali dengan
frekuensi dan amplitudo yang sama besar. Persamaan umum gelombang stasioner
ujung bebas dapat dituliskan menjadi:
𝒚 = 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝒌𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕 ↔ 𝒚 = 𝑨𝒔 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕
Dengan, 𝑦 : simpangan gelombang (m)
𝐴 : amplitudo gelombang (m)
𝑘 : bilangan gelombang
𝜔 : frekuensi sudut (rad/s)
𝐴𝑠 : amplitudo stasioner (m)
Letak simpul dan perut pada gelombang stasioner ujung bebas dapat dilihat pada
gambar 13.4
Gambar 13.4 Letak Simpul (Kiri) dan Perut (Kanan) pada Gelombang Stasioner Ujung
Bebas
52
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.4 Alat dan Bahan
Tabel 13.1 Alat dan Bahan Praktikum Gelombang Stasioner
Nama Alat / Bahan Jumlah Nama Alat / Bahan Jumlah
Sumber getaran AC 220
1 Tali Secukupnya
Volt, frekuensi 50 Hz
Penggantung Beban 1 set Katrol Tetap 1
Mistar besi 1 Neraca 1
53
Modul Laboratorium Fisika Dasar
(FD - 2022)
13.7 Hasil Praktikum
Bagian I – Hubungan antara Cepat Rambat Gelombang dengan Gaya Tegangan Tali
Tabel 13.2 Hasil Praktikum Bagian I
Massa Tali (𝒎𝒕 ) = ...... kg ; Panjang Tali Total (𝒍) = ........ m
Frekuensi yang digunakan (𝒇) = ........... Hz
Panjang
Jarak
Tali Cepat
antara Panjang Nilai
Massa Tegangan dari Rambat
Jumlah Jumlah kedua Gelombang 2
Beban, Tali, 𝑭 = vibrator Gelombang 𝑣
Perut Simpul simpul, 𝝀= 𝟐× 𝑚2
𝑚 (kg) 𝒎 ∙ 𝒈 (N) ke 𝒗 = 𝝀 ∙ 𝒇 ( 2)
∆𝒙𝒔 ∆𝒙𝒔 (m) 𝑠
Katrol, (m/s)
(m)
𝒍 (m)
0,05
0,07
0,09
0,11
0,15
54