Disusun Oleh :
Kelompok 16
ii
TATA TERTIB LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
iii
4. Mematikan komputer, dan merapikan ruangan setelah selesai menggu-
nakan ruangan.
2. Cuci tangan dahulu sebelum memasuki ruangan lab teknik elektro, dan
sering cuci tangan dengan sabun, atau selalu membawa handsanitizer
4. Selalu jaga jarak pada saat melakukan kegiatan praktikum dan tidak
bergerombol dengan kelompok lain
5. Harus datang tepat waktu (sesuai jadwal praktikum), karena jam sudah
diatur agar tidak bergerombol dengan mahasiswa yang lain
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
TATA TERTIB..................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
Lembar Asistensi Percobaan I.........................................................................vii
Percobaan I : Pengenalan Multitester Analoq Dan Digital..........................
1.1. Tujuan Percobaan................................................................................... 1
1.2. Alat dan Bahan Percobaan...................................................................... 1
1.3. Dasar Teori............................................................................................. 1
1.4. Langkah Langkah Percobaan ................................................................. 7
1.5. Data Hasil Percobaan.............................................................................. 7
1.6. Kesimpulan............................................................................................ 15
Lembar Asistensi Percobaan II.......................................................................viii
Percobaan II : Kesalahan Pada Data Percobaan..........................................
2.1 Tujuan Percobaan................................................................................... 16
2.2 Alat dan Bahan Percobaan...................................................................... 16
2.3 Dasar Teori............................................................................................. 16
2.4 Langkah Langkah Percobaan.................................................................. 18
2.5 Data Hasil Percobaan.............................................................................. 18
2.6 Kesimpulan ............................................................................................ 19
Lembar Asistensi Percobaan III.....................................................................ix
Percobaan III : Cara Menggunakan Voltmeter Elektronik.........................ix
3.1. Tujuan Percobaan................................................................................... 20
3.2. Alat dan Bahan Percobaan...................................................................... 20
3.3. Dasar Teori............................................................................................. 20
3.4. Langkah Langkah Percobaan.................................................................. 23
v
3.5. Data Hasil Percobaan.............................................................................. 25
3.6. Kesimpulan............................................................................................. 25
vi
Lembar Asistensi Percobaan IV......................................................................x
Percobaan IV : Oscilloscope............................................................................
4.1. Tujuan Percobaan...................................................................................33
4.2. Alat dan Bahan Percobaan...................................................................... 33
4.3. Dasar Teori............................................................................................. 33
4.4. Langkah Langkah Percobaan.................................................................. 36
4.5. Data Hasil Percobaan.............................................................................. 37
4.6. Kesimpulan............................................................................................. 37
Kartu Asistensi..................................................................................................xi
vii
1
PERCOBAAN I
PENGENALAN MULTITESTER ANALOG DAN DIGITAL
2
Gambar 1.1 Multitester Analog dan Digital
Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting
yaitu Display, Saklar Selektor, dan Probe. Adapun multimeter dibagi menjadi
2 jenis yaitu multimeter analog, dan multimeter digital. Berikut penjelasan
singkat mengenai jenis-jenis tersebut.
A. Multimeter Analog
Multimeter analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah
alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum
yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter
ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm,
tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur
secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung
dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. Untuk mengetahui
bagian-bagian pada multimeter analog dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
3
Gambar 1.2 Bagian-bagian Multitester Analog
Dari gambar multimeter analog diatas dapat dijelaskan fungsi dari
setiap bagian-bagian yang di tunjukkan berdasarkan gambar adalah
sebagai berikut :
1. Jarum penunjuk berfungsi sebagai penunjuk nilai atau batas ukur dari
suatu besaran yang diukur.
2. Skrup Pengatur Jarum berfungsi sebagai pengatur kedudukan jarum
penunjuk apabila tidak berposisi nol, dengan cara memutar sekrupnya
ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng.
3. Skala Jarum berfungsi sebagai batas ukur untuk pembacaan hasil
pengukuran.
4. Terminal/Probe berfungsi sebagai objek yang diletakkan pada
rangkaian atau benda yang akan diukur, terminal ini berbentuk
lancip/jarum yang terdiri 2 warna yaitu merah untuk (+), serta hitam
untuk (-).
5. Tombol Pengatur Ohm berfungsi sebagai pengatur jarum penunjuk
supaya tepat di posisi 0 (nol) pada saat saklar pemilih/selektor
diposisikan pada skala Ohm.
6. Saklar Pemilih/Selektor berfungsi sebagai pemilih posisi pengukuran
dan batas ukuran yang disesuaikan dengan komponen yang akan
diukur. Pada multimeter biasanya terdiri dari 4 skala pengukuran yaitu
sebagai berikut :
4
a. Skala Tegangan AC berfungsi sebagai pengukur tegangan AC,
pastikan skala lebih besar daripada tegangan yang akan diukur.
Skala yang ada untuk mengukur tegangan AC, terdiri dari 10; 50;
250; 750. Kemudian untuk mengukur tegangan AC pastikan
terminal/probe tersusun paralel dengan tegangan dan negatif pada
sumber, dan probe Merah sebagai Positif (+), serta probe Hitam
sebagai Negatif (-).
5
d. Skala Pengukuran Tahanan (Ohm) berfungsi sebagai range
pengukur tahanan/hambatan, seperti digunakan untuk mengukur
nilai resistor. Range yang terdapat pada saklar pemilih/selektor
yaitu x1; x10; x100; x1k (1000). Adapun untuk mengukur
hambatan perhatikan gambar berikut.
B. Multimeter Digital
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester
sama merupakan jenis multimeter yang talah menggunakan display
digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan pada
multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak
perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.
6
Gambar bagian-bagian multimeter digital
Pengoperasian multimeter digital ini lebih mudah dibandingkan
multimeter analog, yaitu pada tampilan hasil pembacaan lebih simpel
dikarenakan keluaran sudah berupa angka tanpa harus membaca jarum
penunjuk seperti pada multimeter analog. Cara pegukuran menggunakan
multimeter ini dapat dilihat pada gambar berikut :
7
% Ketepatan= { 1|Yn−Xn|} ×100 %
atau
% p={1− |Yn−Xn
Xn |
}×100 %
8
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 0,099Ω 1,9%
2 20 KΩ 0,11Ω 1,99%
3 200 KΩ 0,01Ω 1,9%
4 20 MΩ 0Ω 2%
Hasil Peritungan :
9
10
2. R = 330 Ω
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 400Ω 0,79%
2 x 10Ω 25Ω 1,92%
3 x 100Ω 0Ω 2%
4 x 1KΩ 0Ω 2%
Hasil Perhitungan :
11
12
3. R = 680 Ω
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 1KΩ 0,53%
2 x 10Ω 55Ω 1,9%
3 x 100Ω 1,4Ω 1,9%
4 x 1KΩ 0Ω 0%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 0,66Ω 1,9%
2 20 KΩ 0,66Ω 1,9%
3 200 KΩ 0,7Ω 1,9%
4 20 MΩ 0Ω 0%
Hasil Perhitungan :
13
4. R = 1 kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 2KΩ 0%
2 x 10Ω 85Ω 1,9%
3 x 100Ω 4Ω 19%
4 x 1KΩ 0Ω 0%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 0,99Ω 1,9%
2 20 KΩ 0,99Ω 1,9%
3 200 KΩ 1Ω 1,9%
4 20 MΩ 0Ω 0%
14
Hasil Perhitungan :
15
5. R = 2,2 kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 100Ω 200Ω 1,9%
3 x 1 KΩ 14Ω 1,9%
4 x 10 KΩ 0Ω 0%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 2,16Ω 1,9%
3 200 KΩ 2,3Ω 1,9%
4 20 MΩ 0Ω 0%
Hasil Perhitungan :
16
17
6. R = 4,7 kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 500Ω 1,8%
3 x 100Ω 36Ω 1,9%
4 x 1KΩ 0Ω 0%
Hasil Peritungan :
18
7. R = 10 kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 2KΩ 1,8%
3 x 100Ω 85Ω 1,9%
4 x 10 KΩ 4,5Ω 1,9%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 9,96Ω 1,9%
3 200 KΩ 10Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,01Ω 1,9%
19
Hasil Peritungan :
20
8. R = 22kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 200Ω 1,9%
4 x 10 KΩ 15Ω 1,9%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 1Ω 1,9%
3 200 KΩ 21,9Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,02Ω 1,9%
Hasil Perhitungan :
21
9. R = 56kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 1KΩ 1,98%
4 x 10 KΩ 40,4Ω 1,9%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 1Ω 1,9%
3 200 KΩ 55,7Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,05Ω 1,9%
22
Hasil Perhitungan :
23
24
10. R = 75kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 2KΩ 1,97%
4 x 10 KΩ 60Ω 1,9%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 1Ω 1,9%
3 200 KΩ 74,3Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,07Ω 1,9%
Hasil Peritungan :
25
26
11. R = 110kΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 0Ω 0%
4 x 10 KΩ 90,5Ω 1,9%
Hasil Perhitungan :
27
28
12. R = 1MΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 0Ω 0%
4 x 10 KΩ 2KΩ 0%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 1Ω 1,9%
3 200 KΩ 1Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,99Ω 1,9%
Hasil Perhitungan :
29
30
13. R = 2MΩ
Data hasil pengukuran menggunakan multitester analog
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 x 1Ω 0Ω 0%
2 x 10Ω 0Ω 0%
3 x 100Ω 0Ω 0%
4 x 10 KΩ 2KΩ 0%
Data hasil pengukuran menggunakan multitester digital
No Range ( Ω ) Hasil Pengukuran % Ketepatan
1 2 KΩ 1Ω 1,9%
2 20 KΩ 1Ω 1,9%
3 200 KΩ 1Ω 1,9%
4 20 MΩ 0,99Ω 1,9%
Hasil Perhitungan :
31
32
B. Perhitungan
33
34
35
36
37
PERCOBAAN II
KESALAHAN PADA DATA PERCOBAAN
38
bergiliran, mengukur dan mencatat pada selembar kertas nilai pengukuran
resistansinya. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunkan
AVOmeter yang sama.
39
2.4. Prosedur Kerja/Langkah Percobaan
Kesalahan yang disebabkan oleh toleransi komponen
1. Rangkaialah rangkaian percobaan seperti gambar diatas.
2. Nilai Ra bisa dirubah dengan cara memutar potensio Ra dan sama halnya
dengan Rb
3. Ubah nilai Ra (dengan cara mengubah potensio ke posisi yg berbeda) dan
Rb tetap 10k. (Percobaan 1 sd 3)
4. Hubungkanlah voltmeter pada resistor Rb dan Catat harga Eout pada tabel
5. Gantilah nilai Rb dengan memutar potensio dan catat harga Eo, pada tabel.
(Percobaan 4 sd 6)
6. Catat semua hasil pengukuran percobaan 1 sd 6 pada tabel
7. Analisalah hasil dari pengukuran percobaan 1 sd 6
40
2.6. Tugas dan Kesimpulan Percobaan
1. Hitung harga rata-rata Rb pada no. 5 dan catat pada table.
2. Hitung range kesalahan pada harga Rb dan masukkan data pada table.
3. Hitung % kesalahan untuk harga rata-rata Rb pada no.6 terhadap harga
berdasarkan kode warna dan catat pada tabel.
Jawaban :
41
42
43
44
PERCOBAAN III
CARA MENGGUNAKAN VOLTMETER ELEKTRONIK
45
Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini
adalah:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal,
sambungkan generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar
daya ini.Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur
frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang telah dipilih.Indikator
frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran
yang kompatibel dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle
gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output
TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan
yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐
10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level
tegangan DC positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk
mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik,
46
keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya
jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan
amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini
ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar
tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal
berkisar +5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan
tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐
20dB. Jika tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar
20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output
utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam
format 6×0,3″
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih
range frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB
47
4. Untuk menghasilkan Frekuensi gelombang Sinusolida dan Geombang
Segitiga maka Maka pengaturan amplitudonya pada Sector Ampl dan
konektor BNC pada output 50 0hm. Untuk meningkatkan besar
tegangan atau amplitudonya maka tari stang selector dan aturlah
maximal tegangan 15V.
5. Untuk menghasilkan Frekuensi yang di inginkan maka pilihlah tombol
frekuensi yang diinginkan dan selector pengali yang sesuai. misal
diinginkan 2K Hz pada pilihlah tombol 1Kz dan atur selector pengali
pada 2.0
48
3.4.3 Rangkaian Percobaan
Pengukuran Tegangan AC
1 3V 100KΩ 100KΩ
0v
3V 100KΩ 100KΩ
0v
3V 100KΩ 100KΩ
0v
2 5V 100KΩ 100KΩ
0v
5V 100KΩ 100KΩ
0,07v
5V 100KΩ 100KΩ
0,12v
3 7V 100KΩ 100KΩ 0,11v
49
3.5. Hasil Analisa
Tabel percobaan pengukuran tegangan A
50
Jawaban :
51
52
53
54
PERCOBAAN V
OSCILLOSCOPE
1.
2.
3.
4.
5.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukan percobaan oscilloscope adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami cara pengkalibrasian dengan benar.
2. Mahasiswa dapat mengerti bagian-bagian dan fungsi osiloskop, serta
mengetahui prinsip kerjanya.
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan oscilloscope dengan benar.
55
Gambar 4.1. Skema Oscilloscope
Bagian-bagian osiloskop :
1. Probe
Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit,
dengan penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan,
seperti sinyal radio atau noise yang kuat. Ada dua terminal penghubung
pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang biasanya
dipasangi capit buaya. Pada prakteknya capit buaya tersebut
dihubungkan dengan bagian ground pada rangkaian, seperti chasis
logam, dan sentuhkan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian
2. Kalibrasi pada probe
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal
acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu
mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to
peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi,
maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1.
3. Pengendali intensitas digunakan untuk mengatur intensitas cahaya gam-
bar gelombang yang ditampilkan pada monitor osiloskop.
4. Pengendali fokus digunakan untuk mengatur ketajaman gam-
bar gelombang.
5. Pengendali vertikal digunakan untuk merubah posisi dan skala
gelombang secara vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk
56
mengatur masukan coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas
pada bagian ini. Gambar 1 menunjukkan tampilan panel depan dan
menu on-screen untuk kontrol vertikal.
6. Pengendali vertikal (cont.)
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar
gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah. Tombol Volts / div
mengatur skala tampilan pada arah vertikal. Pemilihan posisi. Misalkan
tombol Volts/Div diputarpada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor
terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi
(kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar
dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut
berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4
volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang
dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada
tombol Volts/Div dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg
digunakan menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang
terbaca harus dikalikan 10.
7. Pengendali Horizontal
Gunakan pengendali horizontal untuk mengatur posisi dan skala
pada bagian horizontal gelombang.
- Tombol Posisi
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang
dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada
layar.
- Tombol Time / Div ( time base control)
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur
skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti
tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layer menunjukkan
10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10
kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang
tersebut adalah 100 Hz. Mengubah Time/div membuat kita bisa
melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula,
57
pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih
rapat atau renggang.
8. Pengendali Trigger
- Trigger digunakan untuk membuat tampilan gambar menjadi
tampak diam. Pengendali trigger membuat kita dapat menstabilkan
pengulangan sinyal/gelombang dan menangkap satu bagian
gelombang berjalan.
- Level tegangan trigger sebenarnya tidak bisa dilihat. Tombol
trigger digunakan untuk mengatur level tegangan tersebut, dalam
hal ini ditampilkan dengan scrollbar.
- Teknik pemicuan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemicuan
tepi (edge triggering) adalah dasar dan jenis yang umum dilakukan
dalam tehnik pemicuan.
- Rangkaian trigger berperilaku seperti komparator. Saat sinyal
trigger cocok dengan setting yang dilakukan maka osiloskop
melakukan trigger
58
9. Gambarkan gelombang yang terdapat dilayar oscilloscope pada tabel 1
100
1 ms 5V 5,80V
Hz
100
2 ms 2V 5,60V
Hz
59
99,97
5 ms 5V 5,60V
Hz
999,93
100 us 5V 6,00v
Hz
999,97
200 us 2V 5,22V
Hz
60
999,97
500 us 5V 5,60V
Hz
99,97
1 ms 5V 5,80V
Hz
61
99,97
2 ms 2V 5,80V
Hz
99,97
5 ms 5V 5,68V
Hz
999,97
100 us 5V 6,20V
Hz
62
999,97
200 us 2V 5,60V
Hz
999,97
500 us 5V 5,80V
Hz
B. Perhitungan
• %Ketelitian = |Yn−Xn
Xn |
×100 %
63
Ket : Yn : Harga yang diharapkan
Xn : Harga yang diukur
Jawaban :
64
65
66
67
68
69
70
Laporan Sementara :
71
72
73
74
75
76