ELEKTRONIKA DASAR
SEMESTER 3 TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Disusun Oleh :
2023
1
1i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul
praktikum elektronika dasar ini dengan baik.
Dalam pembuatan modul ini penyusun tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Hindarto, S.Kom., MT. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2. Dr. Izza Anshory, ST., MT. Selaku Kepala Prodi Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
3. Dr. Izza Anshory, ST., MT. Selaku Dosen Pengampuh
dalam Praktikum Elektronika Dasar Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo..
4. Mochammad Rizal M., ST. Selaku Laboran Teknik Elektronika
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
5. Nelly Rachmawati Selaku Asisten Laboratorium Teknik Elektro
yang telah membantu terlaksanakannya Praktikum Elektronika
Dasar .
6. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun
modul praktikum ini secara baik, secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhir kata kami berharap mudah-mudahan modul praktikum ini
bermanfaat bagi kemajuan bersama dan juga kami meminta maaf apabila
dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan.
Kelompok 8
ii
1
TATA TERTIB LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
1
iii
C. Aturan Penggunaan Laboratorium Sistem Digital, Rangkaian Listrik,
Elektronika Dasar, Pengukuran Besaran Listrik, Fisika, dan Teknik
Tenaga Listrik
1. Dilarang menggunakan peralatan kecuali dengan izin aslab/laboran.
iv
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DARTAR ISI vi
DARTAR GAMBAR ix
DARTAR TABEL xi
1.2 Teori
Kesimpulan...........................................................................................
vi1
Lembar Asistensi Percobaan II xiii
2.2 Teori
2.6 Kesimpulan
3.2 Teori
3.6 Kesimpulan
4.2 Teori
Kesimpulan........................................................................................
1
vii
Lembar Asistensi Percobaan V xvi
5.2 Teori
5.6 Kesimpulan
6.2 Teori
6.6 Kesimpulan
viii
DAFTAR GAMBAR
Percobaan I Rangkaian Dioda Dan Aplikasinya
ix
Gambar 4.3 Sinyal Input dan Output Penguat Inverter 41
Gambar 4.4 Sinyal Input dan Output Penguat Non Inverter 41
Percobaan V Komparator (Pembanding)
x
DAFTAR TABEL
Percobaan I Rangkaian Dioda Dan Aplikasinya
xi
2
MODUL I
1.2. Teori
Penyearah setengah gelombang adalah rangkaian yang mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC berdenyut dengan memotong tegangan
negatif pada gelombang AC. Sumber tegangan AC yang biasa digunakan
adalah transformator penurun tegangan (step down). Pada siklus positif dari
tegangan masukan, dioda akan di bias maju (forward bias) dan pada siklus
negatif dari tegangan masukan, dioda akan di bias mundur (reverse bias).
1
Gambar 1.3. menunjukan rangkaian penyearah gelombang penuh. Pada
siklus positif tegangan masukan, 𝐷2 dan 𝐷3 di bias maju dan selama siklus
negatif, dioda 𝐷1 dan 𝐷4 dibias maju. Arus yang mengalir melalui tahanan
beban memiliki arah yang sama kedua setengah siklus tersebut.
2
Kondisi tanpa beban Kondisi berbeban
Gambar 1.6. Gelombang input output penyearah gelombang penuh dengan
filter.
3
1.4. Langkah Percobaan
1.4.1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 12 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 60Hz.
2. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke
rangkaian penyearah setengah gelombang yang telah terangkai pada
panel praktikum.
3. Ukurlah tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari output rangkaian penyearah
setengah gelombang, yakni tegangan antara titik 2 dan 3 pada gambar
1.1. dengan periode 5.00ms dari osiloskop.
4. Amati hasil gelombang dan tegangan output, lalu catat pada tabel 1.1.
dibawah ini.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) yang
berbeda.
Tabel 1.1. Hasil praktik penyearah setengah gelombang
No 𝑽𝒑𝒑 𝒊𝒏 𝑽𝒑𝒑 𝒐𝒖𝒕 Gelombang Simulasi
1. 12
2. 9
3. 6
4
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) yang
berbeda.
Tabel 1.2. Hasil praktik penyearah gelombang penuh
No 𝑽𝒑𝒑 𝒊𝒏 𝑽𝒑𝒑 𝒐𝒖𝒕 Gelombang Simulasi
1. 12
2. 9
3. 6
5
1.5. Penyelesaian
1. 12 5,20v
2. 9 3,60v
3. 6 2,28v
12 3.20v
1.
2. 9 4.00v
3. 6 2.68v
6
1.5.3. Rangkaian Gelombang Penuh Dengan Filter
Tabel 1.3. Gelombang Penuh Denga Filter
NO. Vpp In Kapasistor Vpp Out Gelombang Simulasi
1. 12 220µf 400mv
2. 12 470µf 160mv
3. 12 1000µf 80mv
7
1.6. Kesimpulan
Dari ketiga percobaan diatas dapat di simpulkan setiap rangkaian penyearah
mempunyai kelebihan dan kekurangan . Jadi jika ingin membuat sebuah alat kita
harus menyesuaikan alat tersebut cocok diberi rangkaian penyearah yang mana.
Karena perubahan dan penambahan komponen pada rangkaian sangat berpengaruh
pada alat .
8
10
MODUL II
11
Gambar 2.3. Rangkaian clipping sinyal diatas tegangan referensi
12
Tabel 2.1. Hasil praktik clipping sinyal
No Clipper Osiloskop Simulasi
Clipping sinyal
1. diatas tegangan
referensi
Clipping sinyal
2. dibawah tegangan
referensi
2.5. Penyelesaian
Clipping
Sinyal
diatas
1 tegangan
referensi
Clipping
Sinyal
2 dibawah
tegangan
referensi
13
2.6. Kesimpulan
Dari pengukuran di atas didapat sinyal yang terpotong, karena karakteritistik dioda
saat forward bias ( tegangan cut-in ) dioda akan memotong tegangan dan arus. Dari
pengukuran di atas didapat sinyal yang terpotong, karena karakteristik dioda saat reverse
bias (break down) akan memotong tegangan dan arus.
14
15
MODUL III
3.2. Teori
Transistor merupakan perangkat semikonduktor 3 layer yang terdiri dari
2 layer tipe n- dan 1 layer p- (disebut transistor NPN) atau 2 layer tipe p- dan
1layer tipe n- (disebut transistor PNP). BJT (Bipolar Junction Transistor)
merupakan jenis transistor yang sering digunakan. Disebut ‘Bipolar’ karena
pengoperasian transitor ini melibatkan hole dan elektron dalam proses
kerjanya. Sementara jika hanya melibatkan salah satu carrier (elektron atau
hole), maka disebut unipolar. Pada dasarnya transistor bipolar yang digunakan
sebagai penguat terdiri dari tiga konfigurasi dasar yaitu, common emitter,
common collector dan common base.
a. Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan
Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada
penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common
Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal
Input dan sinyal Output Common Emitter adalah konfigurasi Transistor
dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk input dan output. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal
input dimasukan ke Basis dan sinyal output-nya diperoleh dari kaki
Kolektor.
b. Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki
sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama).
Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan
16
penguatan arus
17
namun tidak menghasilkan penguatan tegangan. Pada konfigurasi
Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan
Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor dan Kolektor-nya di-ground-
kan dan digunakan Bersama untuk input maupun output. Konfigurasi
kolektor Bersama sering juga disebut dengan Pengikut Emiter (Emitter
Follower) karena tegangan sinyal output pada Emitor hamper sama dengan
tegangan input basis.
c. Konfigurasi Common Base (CB) atau disebut Basis Bersama adalah
konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan Bersama
untuk input maupun outputnya. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal
input dimasukan ke Emitor dan sinyal output-nya diambil dari
Kolektornya, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu,
Common Base juga sering disebut dengan (Grounded Base). Konfigurasi
Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal input
dan output tetapi tidak menghasilkan penguatan pada arus.
18
3.4. Langkah Percobaan
A. Common Emitter
19
Gambar 3.2. Rangkaian perubah CE.
7. Ulangi langkah diatas dengan 𝑅𝑓 yang berbeda – beda.
Tabel 3.2. Hasil praktik rangkaian CE dengan rangkaian perubah CE
No. 𝑽𝒑𝒑 𝑹𝒇 Hasil Gelombang
30kΩ
1. 𝟏𝑽
40kΩ
30kΩ
3. 𝟏, 𝟓𝑽
40kΩ
20
Gambar 3.3. Gerbang logika NOT
Tabel 3.3. Praktik rangkaian NOT
SW LED
0
1
21
Gambar 3.5. Gerbang logika OR
Tabel 3.4. Praktik rangkaian OR
SW1 SW2 LED
0 0
0 1
1 0
1 1
22
Tabel 3.4. Praktik rangkaian NAND
SW1 SW2 LED
0 0
0 1
1 0
1 1
23
3.5 Penyelesaian
No Vpp gelombang
1 1 Vpp
1,5
2
Vpp
24
Tabel 3.2 Hasil Praktik Rangkaian CE dengan rangkaian Perubah CE
No Vpp Rf Gelombang
30kΩ
1 1v
40kΩ
30kΩ
2 2v
40kΩ
25
Tabel 3.3 praktik rangkaian NOT
SW LED
0 1
1 0
26
kesimpulan
Dari hasil percobaan pada modul III kita medapatkan penjelasan mengenai hubungan
common dan emitter yang cara kejanya seperti saklar. Sedangkan penerapan transistor
dalam rangkaian logika juga memanfaatkan proses switching dari transistor-trensistor
tersebut
27
28
MODUL IV
INVERTER DAN NON
INVERTER
4.2. Teori
29
Ada dua jenis penguat op - amp yaitu penguat inverter dan penguat non-
inverter.
30
4.3. Alat dan Bahan
1. Power Supply DC.
2. Multimeter.
3. Op amp Inverter.
4. Resistor.
5. 1 unit osiloskop.
31
B. Percobaan Penguat Non Inverter
1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 6 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 100Hz.
2. Atur 𝑅𝐹 pada rangkaian penguat non inverter yang telah terangkai
pada panel praktikum dengan nilai 10kΩ.
3. Hubungkan catudaya positif +12𝑉 ke pin 7 dan catudaya negatif −12𝑉
ke pin 4 pada rangkaian penguat non inverter.
4. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 𝑉𝑖
rangkaian penguat non inverter.
5. Ukurlah 𝑉𝑖 dan 𝑉𝑜 pada rangkaian penguat non inverter dengan
periode 5.00ms dari osiloskop.
6. Amati hasil gelombang dan 𝑉𝑝𝑝 yang tertera pada osiloskop, lalu catat
pada tabel 4.1.
7. Lepaskan seluruh probe yang terhubung pada rangkaian penguat non
inverter untuk melakukan pengaturan ulang 𝑅𝐹 dengan nilai ohm(Ω)
yang berbeda.
8. Ulangi langkah 2 sampai 6 dan lengkapi tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Hasil praktik penguat non inverter
Vpp in RF Vpp out Gelombang
10kΩ
6Vpp 5kΩ
1kΩ
32
4.6 Penyelesaian
Tabel 4.1
1 10kΩ 2v
2 20kΩ 5v
6 Vpp
18,8v
3 30kΩ
33
Tabel 4.2
10kΩ 12,6v
20kΩ 18,8v
6 Vpp
30kΩ 22,8v
34
kesimpulan
Dari hasil pengamatan pada Modul IV menunjukan bahwasannya cara kerja Op-Amp dapat
dipergunakan sebagai penguat Inverter dan Non Inverter tergantung dari penempatan posisi
sumber tegangan
35
36
MODUL V
KOMPARATOR (Pembanding)
5.2. Teori
Komparator merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan
output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua
masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vref) dan tegangan masukan (Vin)
serta satu tegangan ouput (Vout).
Tegangan keluaran Op-Amp dapat dinyatakan dengan Persamaan (1) yaitu:
𝑉𝑂 = 𝑉𝑑 . 𝐴𝑂𝐿 (1)
37
Gambar 5.1. Rangkaian Detektor Positif.
38
D. Percobaan Pembanding
1. Konfigurasi rangkaian seperti Gambar 5.2.
2. Catat LED yang menyala seperti pada Tabel 5.2 dengan mengubah -
ubah nilai Vi = 0-12V.
39
5.1. Penyelesaian
Tabel 5.1
V In
NO V out
V1 V2
1 12 5 9,16V
2 5 12 10,18V
3 12 12 9,75V
Tabel 5.2
V In
NO LED1 LED2
V1 V2
1 12 5 0 1
2 5 12 1 0
3 12 12 0 1
40
kesimpulan
Dari hasil pengamatan pada Modul V dapat diketahui bahwa penguatan OpAmp dibatasi
oleh tegangan sumbernya,sehingga tegangan output dari OpAmp akan maksimal senilai
+Vss atau minimal senilai –Vss
41
43
MODUL VI
INTEGRATOR DAN DIFFERENSIATOR
6.2. Teori
6.2.1. Integrator
Integrator adalah sebuah rangkaian yang melakukan operasi integrasi
secar matematis, karena dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
sebanding dengan integrasi masukannya. Rangkaian ini banyak digunakan
dalam komputasi sinyal analog diman rangkaina ini banyak membantu
menyelesaikan persamaan integral. Tegangan output rangkaian integrator
dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut:
44
Gambar 6.1. Rangkaian Integrator Gambar 6.2. Rangkaian Inverting
Dari titik perpotongan frekuensi open-loop Op-Amp dengan response
1
integrator pada gambar 6.1 didapat 𝑓𝑐 =
2.𝐴𝑜.𝑅.𝐶. Serta frekuensi transisi
1
dari penguat ke intregator (Fc) adalah 𝑓𝑐 =
2.𝜋.𝑅.𝐶
6.2.2. Differensiator
Differensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara
matematis dan menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan
kemiringan tegangan masukannya. Rangkaian differensiator memiliki
keluaran yang sama dengan rangkain tapis lolos tinggi. Keluaran dari
rangkaian ini merupakan differensiasi dari masukan. Persamaan keluaran
dari rangkaian yaitu :
45
Differensiator pada gambar 6.4 adalah rangkaian yang
menghasilkan sinyal keluaran yang berupa turunan dari sinyal masukan,
sinyal keluaran tersebut sangat bergantung pada frekuensi sinyal masukan.
Tegangan keluaran adalah VOUT = K . (dVin / dt). Dengan K = -R.C
dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 = −2. 𝑅. 𝐶. 𝜋. 𝑓. Pada kurva Gain vs f dapat dilihat pada tabel 6.2.
𝑉𝑖𝑛
1
Frekuensi transisi adalah 𝑓𝑐 = 2.𝜋.𝑅.𝐶
Sinyal Output
Sinyal Input
Frek < 𝑓𝑐 Frek > 𝑓𝑐
46
6.3.2. Differensiator
1. Power supply DC dan Power Kontrol Tegangan DC.
2. Op-Amp.
3. Resistor.
4. Kapasitor Keramik.
5. 1 unit osiloskop.
47
Tabel 6.3. Hasil praktik rangkaian integrator
Jenis Sinyal Sinyal
Sinyal input output
Sinus
Segitiga
Kotak
6.4.2. Differensiator
48
Tabel 6.4. Hasil praktik rangkaian differensiator
Jenis Sinyal Sinyal
Sinyal input output
Sinus
Segitiga
Kotak
6.5.Penyelesaian
Sinus
Segitiga 20KΩ
Kotak
Sinus
Segitiga 30KΩ
Kotak
49
Tabel 6.4 Hasil Praktik Rangkaian Differensiator
Sinus
Segitiga 20KΩ
Kotak
Sinus
Segitiga 30KΩ
Kotak
50
Kesimpulan
Integrator :
Suatu rangkaian yang menghasilkan output bentuk gelombang tegangan
yang merupakan jumlahan (integral) dari bentuk gelombang tegangan input disebut
dengan integrator atau penguat integrasi. Jadi saat percobaan praktikum integrator,
semakin frekuensi ditambah, semakin lebar pula jarak antar bukit dan lembah.
Differensiator :
Seperti namanya, aplikasi dari rangkaian tersebut adalah membentuk operasi
matematik dari diferensiasi, yaitu bentuk gelombang output merupakan derivative
(turunan) dari bentuk gelombang input. Sebaliknya dengan integrator, Jadi saat
percobaan praktikum differensiator, semakin frekuensi ditambah, semakin sempit pula
jarak antar bukit dan lembah.
51
53