Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR
SEMESTER 3 TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Disusun Oleh :

Nama (NIM) : Akbar Rayhan Hasfi (211020100040)


Mkurnia Aris Sandi (211020100044)
Kel / Gel : Kelompok 8 / Gelombang 3
Tgl.Praktikum : 03 November 2022 & 24 Desember 2022

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


PRODI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2023

1
1i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul
praktikum elektronika dasar ini dengan baik.
Dalam pembuatan modul ini penyusun tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Hindarto, S.Kom., MT. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2. Dr. Izza Anshory, ST., MT. Selaku Kepala Prodi Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
3. Dr. Izza Anshory, ST., MT. Selaku Dosen Pengampuh
dalam Praktikum Elektronika Dasar Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo..
4. Mochammad Rizal M., ST. Selaku Laboran Teknik Elektronika
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
5. Nelly Rachmawati Selaku Asisten Laboratorium Teknik Elektro
yang telah membantu terlaksanakannya Praktikum Elektronika
Dasar .
6. Dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun
modul praktikum ini secara baik, secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhir kata kami berharap mudah-mudahan modul praktikum ini
bermanfaat bagi kemajuan bersama dan juga kami meminta maaf apabila
dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan.

Sidoarjo, 07 Januari 2023

Kelompok 8

ii
1
TATA TERTIB LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

A. Aturan Umum Laboratorium Teknik Elektro

1. Tidak boleh berbicara terlalu keras (membuat gaduh)


2. Dilarang bercanda pada saat pengoperasian alat-alat praktikum
3. Tidak boleh memakai baju oblong/kaos (harus beju berkera)
4. Tidak boleh memakai sandal (harus bersepatu)
5. Tidak boleh membawa makanan ke dalam ruangan
6. Tidak boleh mengoperasikan handphone, kecuali dengan izin
aslab/laboran, atau kondisi yang mengharuiskan untuk
mengoperasikan handphone (menghitung, browsing keperluan
percobaan/penelitian, serta izin keluar ruangan jika menelfon/ditelfon)
7. Kerusakan peralatan yang dipinjam menjadi tanggung jawab penuh
ketua/koordinator peminjam yang bersangkutan (diperbaiki atau
mengganti baru)
B. Aturan Penggunaan Laboratorium Mikroprosesor, Sistem
Pengaturan, PLC Dan Dasar Sistem Komunikasi (Terdapat Komputer
Didalamnya)
1. Tidak menginstal apapun pada komputer yang digunakan
a. Tidak menginstal dan menghapus
b. Tidak membuat akun, direktori
c. Tidak menambah atau mengurangi data yang ada, kecuali yang
dibutuhkan
2. Pelanggaran atas aturan ini dikenakan sanksi tidak dapat mengikuti
praktikum berikutnya.
3. Asisten harus melaporkan terjadinya pelanggaran ke laboran dan
mencatat pelanggaran yang terjadi.
4. Mematikan komputer, dan merapikan ruangan setelah
selesai menggunakan ruangan.

1
iii
C. Aturan Penggunaan Laboratorium Sistem Digital, Rangkaian Listrik,
Elektronika Dasar, Pengukuran Besaran Listrik, Fisika, dan Teknik
Tenaga Listrik
1. Dilarang menggunakan peralatan kecuali dengan izin aslab/laboran.

2. Pengoperasian alat apapun harus dengan dampingan aslab/laboran,

3. Mengembalikan peralatan ke tempat semula, dan merapikan ruangan


setelah selesai menggunakan ruangan.

D. Peraturan Tambahan Praktikum dimasa Pandemi New Normal


1. Wajib memakai masker, dianjurkan untuk memakai face shield dan
sarung tangan medis.
2. Cuci tangan dahulu sebelum memasuki ruangan lab teknik elektro, dan
sering cuci tangan dengan sabun, atau selalu membawa handsanitizer
3. Check suhu tubuh sebelum masuk ke lab teknik elektro
4. Selalu jaga jarak pada saat melakukan kegiatan praktikum dan tidak
bergerombol dengan kelompok lain
5. Harus datang tepat waktu (sesuai jadwal praktikum), karena jam sudah
diatur agar tidak bergerombol dengan mahasiswa yang lain
6. Ketika selesai wajib langsung pulang ke
rumah masing-masing, tidak diperkenankan untuk kumpul di lab
atau di area kampus.
7. Membawa alat tulis sendiri, seperti bolpoin, tipx (penghapus tinta),
pensil, penghapus, dan penggaris.
8. Membukan semua ventilasi udara (jendela) yang ada diruangan
tersebut, dan membatasi penggunaan AC di dalam ruangan

iv
v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN i

KATA PENGANTAR ii

TATA TERTIB LABORATORIUMiii

DARTAR ISI vi

DARTAR GAMBAR ix

DARTAR TABEL xi

Lembar Asistensi Percobaan I xii

Percobaan I Rangkaian Dioda Dan Aplikasinya


1.1 Tujuan Percobaan

1.2 Teori

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

1.3.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

1.3.3 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter

1.4 Langkah Percobaan

1.4.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

1.4.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

1.4.3 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter

1.5 Hasil Percobaan

1.5.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang

1.5.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

1.5.3 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter

Kesimpulan...........................................................................................

vi1
Lembar Asistensi Percobaan II xiii

Percobaan II Rangkaian Pemotong Tegangan (Clipper Circuit)


2.1 Tujuan Percobaan

2.2 Teori

2.3 Alat dan Bahan

2.4 Langkah Percobaan

2.5 Hasil Percobaan

2.6 Kesimpulan

Lembar Asistensi Percobaan III xiv

Percobaan III Bipolar Junction Transistor


3.1 Tujuan Percobaan

3.2 Teori

3.3 Alat dan Bahan

3.4 Langkah Percobaan

3.5 Hasil Percobaan

3.6 Kesimpulan

Lembar Asistensi Percobaan IV xv

Percobaan IV Inverter dan Non Inverter


4.1 Tujuan Percobaan

4.2 Teori

4.3 Alat dan Bahan

4.4 Langkah Percobaan

4.5 Hasil Percobaan

Kesimpulan........................................................................................

1
vii
Lembar Asistensi Percobaan V xvi

Percobaan V Komparator (Pembanding)


5

5.1 Tujuan Percobaan

5.2 Teori

5.3 Alat dan Bahan

5.4 Langkah Percobaan

5.5 Hasil Percobaan

5.6 Kesimpulan

Lembar Asistensi Percobaan VI xvii

Percobaan VI Integrator dan Differensiator


6

6.1 Tujuan Percobaan

6.2 Teori

6.3 Alat dan Bahan

6.4 Langkah Percobaan

6.5 Hasil Percobaan

6.6 Kesimpulan

Kartu Asistensi xviii

viii
DAFTAR GAMBAR
Percobaan I Rangkaian Dioda Dan Aplikasinya

Gambar 1.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang 1


Gambar 1.2 Gelombang input output penyearah setengah gelombang 1
Gambar 1.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh 2
Gambar 1.4 Gelombang input output penyearah gelombang penuh 2
Gambar 1.5 Rangkaian penyearah dengan filter 2
Gambar 1.6 Gelombang input output penyearah gelombang penuh dengan filter 3
Percobaan II Rangkaian Pemotong Tegangan (Clipper Circuit)

Gambar 2.1 Clipping sinyal diatas level tegangan referensi 15


Gambar 2.2 Clipping sinyal dibawah level tegangan referensi 15
Gambar 2.3 Rangkaian Clipping sinyal diatas level tegangan referensi 16
Gambar 2.4 Rangkaian Clipping sinyal dibawah level tegangan referensi 16
Percobaan III Bipolar Junction Transistor

Gambar 3.1.a Rangkaian Common Emiter 22


Gambar 3.1.b Rangkaian Eqivalen 22
Gambar 3.2 Rangkaian perubah CE 23
Gambar 3.3 Gerbang Logika NOT 24
Gambar 3.4 Gerbang Logika AND 24
Gambar 3.5 Gerbang Logika OR 25
Gambar 3.6 Gerbang Logika NAND 26
Gambar 3.7 Gerbang Logika NOR 26
Percobaan IV Inverter dan Non Inverter

Gambar 4.1 IC LM 741 40


Gambar 4.2 Penguat Inverter dan Penguat Non Inverter 41

ix
Gambar 4.3 Sinyal Input dan Output Penguat Inverter 41
Gambar 4.4 Sinyal Input dan Output Penguat Non Inverter 41
Percobaan V Komparator (Pembanding)

Gambar 5.1 Rangkaian Detector Positif 48


Gambar 5.2 Rangkaian Pembanding 49
Percobaan VI Integrator dan Differensiator

Gambar 6.1 Rangkaian Integrator53


Gambar 6.2 Rangkaian Inverting 53
Gambar 6.3 Rangkaian Differensiator Ideal 54
Gambar 6.4 Rangkaian Integrator Lengkap 55
Gambar 6.5 Rangkaian Differensiator 56

x
DAFTAR TABEL
Percobaan I Rangkaian Dioda Dan Aplikasinya

Tabel 1.1 Hasil praktik penyearah setengah gelombang 4


Tabel 1.2 Hasil praktik penyearah setengah gelombang 5
Tabel 1.3 Hasil praktik penyearah gelombang penuh dengan filter 6
Percobaan II Rangkaian Pemotong Tegangan (Clipper Circuit)

Tabel 2.1 Hasil praktik Clipping sinyal 17


Percobaan III Bipolar Junction Transistor

Tabel 3.1 Hasil Praktik Rangkaian Common Emiter 22


Tabel 3.2 Hasil Praktik Rangkaian CE dengan Rangkaian perubahan CE 23
Tabel 3.3 Praktik Rangkaian NOT 24
Tabel 3.4 Praktik Rangkaian AND 24
Tabel 3.5 Praktik Rangkaian OR 25
Tabel 3.6 Praktik Rangkaian NAND 26
Tabel 3.7 Praktik Rangkaian NOR 26
Percobaan IV Inverter dan Non Inverter

Tabel 4.1 Hasil praktik penguat Inverter 42


Tabel 4.2 Hasil praktik penguat non Inverter 43
Percobaan V Komparator (Pembanding)

Tabel 5.1 Hasil praktik Detector Positif 48


Tabel 5.2 Hasil praktik Rangkaian Pembanding 49
Percobaan VI Integrator dan Differensiator

Tabel 6.1 Sinyal Input dan Output Rangkaian Integrator 53


Tabel 6.2 Sinyal Input dan Output Rangkaian Inverting 54
Tabel 6.3 Hasil Praktik Rangkaian Integrator 56
Tabel 6.4 Hasil Praktik Rangkaian Differensiator57

xi
2
MODUL I

RANGKAIAN DIODA DAN APLIKASINYA

1.1. Tujuan Percobaan


a. Mengamati dan memahami cara kerja rangkaian dioda sebagai penyearah.
b. Mengamati gelombang keluaran rangkaian dioda pada osiloskop.
c. Mengamati 𝑉𝑝𝑝 keluaran rangkaian dioda sebagai penyearah.

1.2. Teori
Penyearah setengah gelombang adalah rangkaian yang mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC berdenyut dengan memotong tegangan
negatif pada gelombang AC. Sumber tegangan AC yang biasa digunakan
adalah transformator penurun tegangan (step down). Pada siklus positif dari
tegangan masukan, dioda akan di bias maju (forward bias) dan pada siklus
negatif dari tegangan masukan, dioda akan di bias mundur (reverse bias).

Gambar 1.1. Rangkaian penyearah setengah gelombang


Tegangan yang muncul di R1 merupakan tegangan DC berdenyut yang
memiliki nilai efektif 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚/√2 untuk 𝑉𝑚 = tegangan maksimum.

Seperti pada gambar 1.2. Tegangan output setengah gelombang


merupakan sebuah tegangan DC yang bergerak naik sampai maksimum dan
menurun sampai nol, dan tetap nol selama sinyal negatif.

Gambar 1.2. Gelombang input output penyearah setengah gelombang.

1
Gambar 1.3. menunjukan rangkaian penyearah gelombang penuh. Pada
siklus positif tegangan masukan, 𝐷2 dan 𝐷3 di bias maju dan selama siklus
negatif, dioda 𝐷1 dan 𝐷4 dibias maju. Arus yang mengalir melalui tahanan
beban memiliki arah yang sama kedua setengah siklus tersebut.

Gambar 1.3. Rangkaian penyearah gelombang penuh


Seperti pada gambar 1.4. Gelombang yang dihasilkan dari penyearah
gelombang penuh lebih rapat yakni hasil dari penggabungan dari siklus sinyal
sinus positif dan siklus sinyal sinus negatif yang telah dibalik menjadi siklus
positif.

Gambar 1.4. Gelombang input output penyearah gelombang penuh.


Rangkaian filter digunakan untuk mengubah sinyal keluaran penyearah
setengah gelombang dan gelombang penuh menjadi tegangan DC yang
memiliki ripple kecil. Hal ini dapat diterapkan pada rangkaian sebelumnya
dengan menambahkan komponen berupa kapasitor yang dapat menyimpan
muatan ketika potensial naik dan melepaskan muatan pada saat potensial
turun.

Gambar 1.5. Rangkaian penyearah dengan filter C


Seperti pada gambar 1.6. Gelombang yang dihasilkan jika rangkaian
dalam kondisi tanpa beban tegangan kapasitor sama dengan tegangan input
dan jika rangkaian di beri beban maka output memiliki sedikit ripple akibat
kondisi pengosongan pada kapasitor.

2
Kondisi tanpa beban Kondisi berbeban
Gambar 1.6. Gelombang input output penyearah gelombang penuh dengan
filter.

1.3. Alat dan Bahan


1.3.1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
1. 1 buah transformator 1000mA.
2. 2 buah dioda 1N4002.
3. 1 buah resistor 560Ω.
4. 1 unit osiloskop.

1.3.2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


1. 1 buah transformator 1000 mA.
2. 4 buah dioda 1N4002.
3. 1 buah resistor 560Ω.
4. 1 unit osiloskop.

1.3.3. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter


1. 1 buah transformator 1000 mA.
2. 4 buah dioda 1N4002.
3. 1 buah resistor 680Ω.
4. 1 buah kapasitor 200 µFarad.
5. 1 buah kapasitor 500 µFarad.
6. 1 buah kapasitor 1000 µFarad.
7. 1 unit osiloskop.

3
1.4. Langkah Percobaan
1.4.1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 12 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 60Hz.
2. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke
rangkaian penyearah setengah gelombang yang telah terangkai pada
panel praktikum.
3. Ukurlah tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari output rangkaian penyearah
setengah gelombang, yakni tegangan antara titik 2 dan 3 pada gambar
1.1. dengan periode 5.00ms dari osiloskop.
4. Amati hasil gelombang dan tegangan output, lalu catat pada tabel 1.1.
dibawah ini.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) yang
berbeda.
Tabel 1.1. Hasil praktik penyearah setengah gelombang
No 𝑽𝒑𝒑 𝒊𝒏 𝑽𝒑𝒑 𝒐𝒖𝒕 Gelombang Simulasi
1. 12
2. 9
3. 6

1.4.2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 12 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 60Hz.
2. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke
rangkaian penyearah gelombang penuh yang telah terangkai pada panel
praktikum.
3. Ukurlah tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari output rangkaian penyearah
setengah gelombang, yakni tegangan antara titik 2 dan 0 pada gambar
1.3. dengan periode 5.00ms dari osiloskop.
4. Amati hasil gelombang dan tegangan output, lalu catat pada tabel 1.2.
dibawah ini.

4
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) yang
berbeda.
Tabel 1.2. Hasil praktik penyearah gelombang penuh
No 𝑽𝒑𝒑 𝒊𝒏 𝑽𝒑𝒑 𝒐𝒖𝒕 Gelombang Simulasi
1. 12
2. 9
3. 6

1.4.3. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Dengan Filter


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 12 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 60Hz.
2. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke
rangkaian penyearah gelombang penuh yang telah terangkai pada panel
praktikum lalu hubungkan kapasitor 200uF secara parallel di titik 2 dan
0 pada gambar 1.5. Biasanya kapasitor yang dipakai merupakan
kapasitor elektrolit. Perhatikan polaritas dari kapasitor yang
bersangkutan. Jangan sampai terbalik polaritasnya!!!.
3. Ukurlah tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari output rangkaian penyearah
setengah gelombang, yakni tegangan antara titik 2 dan 0 pada gambar
1.3. dengan periode 5.00ms dari osiloskop. Tegangan yang terukur
disini adalah tegangan ripple dari rangkaian penyearah yang
bersangkutan.
4. Amati hasil gelombang dan tegangan output, lalu catat pada tabel 1.3.
dibawah ini.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 dengan menggunakan nilai kapasitor yang
berbeda.
Tabel 1.3. Hasil praktik penyearah gelombang penuh dengan filter
No 𝑽𝒑𝒑 𝒊𝒏 Kapasitor 𝑽𝒑𝒑 𝒐𝒖𝒕 Gelombang Simulasi
1. 12 200µF
2. 12 500µF
3. 12 1000µF

5
1.5. Penyelesaian

1.5.1. Rangkaian Setengah Gelombang


Tabel 1.1. Setengah Gelombang
No. Vpp In Vpp Out Gelombang Simulasi

1. 12 5,20v

2. 9 3,60v

3. 6 2,28v

1.5.2. Rangkain Gelombang Penuh


Tabel 1.2. Gelombang Penuh
No. Vpp In Vpp Out Gelombang Simulasi

12 3.20v
1.

2. 9 4.00v

3. 6 2.68v

6
1.5.3. Rangkaian Gelombang Penuh Dengan Filter
Tabel 1.3. Gelombang Penuh Denga Filter
NO. Vpp In Kapasistor Vpp Out Gelombang Simulasi

1. 12 220µf 400mv

2. 12 470µf 160mv

3. 12 1000µf 80mv

7
1.6. Kesimpulan
Dari ketiga percobaan diatas dapat di simpulkan setiap rangkaian penyearah
mempunyai kelebihan dan kekurangan . Jadi jika ingin membuat sebuah alat kita
harus menyesuaikan alat tersebut cocok diberi rangkaian penyearah yang mana.
Karena perubahan dan penambahan komponen pada rangkaian sangat berpengaruh
pada alat .

8
10
MODUL II

RANGKAIAN PEMOTONG TEGANGAN (CLIPPER CIRCUIT)

2.1. Tujuan Percobaan


Mengamati dan memahami cara kerja rangkaian dioda sebagai
pemotong tegangan.
2.2. Teori
Pemotong tegangan adalah rangkaian yang inputnya berupa gelombang
dan bentuk sinyal, outputnya sama dengan sinyal input tetapi tegangannya
dipotong. Bentuk sinyalnya akan dipotong diatas atau dibawah dari tegangan
yang dijadikan referensi. Gambar 2.1. menunjukan gelombang pada bagian
atas level tegangan yang dijadikan referensi dipotong sehingga outputnya
hanya gelombang yang berada di bagian bawah level tegangan referensi.
Sedangkan pada gambar 2.2. menunjukan gelombang pada bagian bawah level
tegangan yang dijadikan referensi dipotong sehingga outputnya hanya
gelombang yang berada dibagian atas level tegangan referensi. Dan pada
Gambar 2.3. merupakan rangkaian clipping.

Gambar 2.1. Clipping sinyal diatas level tegangan referensi

Gambar 2.2. Clipping sinyal dibawah level tegangan referensi

11
Gambar 2.3. Rangkaian clipping sinyal diatas tegangan referensi

Gambar 2.4. Rangkaian clipping sinyal dibawah tegangan referensi

2.3. Alat dan Bahan


1. 1 buah transformator 1000mA.
2. 2 buah dioda 1N4001.
3. 2 buah resistor 100 Ω dan 560 Ω.
4. 3 Volt DC
5. 1 unit osiloskop.

2.4. Langkah Percobaan


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 12 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 60Hz.
2. Hubungkan probe dari function generator ke 𝑉𝑖𝑛 rangkaian clipper sinyal
yang telah terangkai pada panel praktikum.
3. Amati gelombang input dan outputnya yang tertera pada osiloskop.
4. Ulangi langkah 2 dan 3.
5. Lengkapi tabel 2.1 berikut.

12
Tabel 2.1. Hasil praktik clipping sinyal
No Clipper Osiloskop Simulasi
Clipping sinyal
1. diatas tegangan
referensi
Clipping sinyal
2. dibawah tegangan
referensi

2.5. Penyelesaian

NO Clipper Osiloskop Simulasi

Clipping
Sinyal
diatas
1 tegangan
referensi

Clipping
Sinyal
2 dibawah
tegangan
referensi

13
2.6. Kesimpulan
Dari pengukuran di atas didapat sinyal yang terpotong, karena karakteritistik dioda
saat forward bias ( tegangan cut-in ) dioda akan memotong tegangan dan arus. Dari
pengukuran di atas didapat sinyal yang terpotong, karena karakteristik dioda saat reverse
bias (break down) akan memotong tegangan dan arus.

14
15
MODUL III

BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR

3.1. Tujuan Percobaan


a. Memahami prinsip kerja bipolar junction transistor.
b. Mengamati dan memahami DC bias pada transistor.
c. Mengamati dan memahami prinsip kerja transistor Bipolar sebagai penguat.
d. Memahami prinsip rangkaian logika melalui BJT.

3.2. Teori
Transistor merupakan perangkat semikonduktor 3 layer yang terdiri dari
2 layer tipe n- dan 1 layer p- (disebut transistor NPN) atau 2 layer tipe p- dan
1layer tipe n- (disebut transistor PNP). BJT (Bipolar Junction Transistor)
merupakan jenis transistor yang sering digunakan. Disebut ‘Bipolar’ karena
pengoperasian transitor ini melibatkan hole dan elektron dalam proses
kerjanya. Sementara jika hanya melibatkan salah satu carrier (elektron atau
hole), maka disebut unipolar. Pada dasarnya transistor bipolar yang digunakan
sebagai penguat terdiri dari tiga konfigurasi dasar yaitu, common emitter,
common collector dan common base.
a. Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan
Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada
penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common
Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal
Input dan sinyal Output Common Emitter adalah konfigurasi Transistor
dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk input dan output. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal
input dimasukan ke Basis dan sinyal output-nya diperoleh dari kaki
Kolektor.
b. Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki
sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama).
Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan

16
penguatan arus

17
namun tidak menghasilkan penguatan tegangan. Pada konfigurasi
Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan
Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor dan Kolektor-nya di-ground-
kan dan digunakan Bersama untuk input maupun output. Konfigurasi
kolektor Bersama sering juga disebut dengan Pengikut Emiter (Emitter
Follower) karena tegangan sinyal output pada Emitor hamper sama dengan
tegangan input basis.
c. Konfigurasi Common Base (CB) atau disebut Basis Bersama adalah
konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan Bersama
untuk input maupun outputnya. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal
input dimasukan ke Emitor dan sinyal output-nya diambil dari
Kolektornya, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu,
Common Base juga sering disebut dengan (Grounded Base). Konfigurasi
Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal input
dan output tetapi tidak menghasilkan penguatan pada arus.

3.3. Alat dan Bahan


1. 1 buah transformator 1000mA.
2. 7 buah resistor (1𝑘Ω × 2, 22𝑘Ω × 3 𝑑𝑎𝑛 220Ω × 2).
3. 3 buah kapasitor (22𝜇𝐹 × 2 𝑑𝑎𝑛 220𝜇𝐹).
4. 1 buah transistor BC 107.
5. 12 volt DC.
6. 1 unit multimeter.
7. 1 unit osiloskop.

18
3.4. Langkah Percobaan
A. Common Emitter

Gambar 3.1.a. Rangkaian Common-Emittor.

Gambar 3.1.b. Rangkaian Eqivalen.


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 1 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 100Hz.
2. Hubungkan probe dari function generator ke 𝑉𝑖𝑛 rangkaian common-
emitter yang telah terangkai pada panel praktikum.
3. Amati gelombang input dan outputnya yang tertera pada osiloskop.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan 1,5 𝑉𝑝𝑝.
5. Lengkapi tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Hasil praktik rangkaian Common-Emittor
No 𝑽𝒑𝒑 Gelombang
1. 𝟏 𝑽𝒑𝒑
2. 𝟏, 𝟓 𝑽𝒑𝒑

6. Hubungkan rangkaian Perubahan CE dengan rangkaian CE Gambar


3.2.

19
Gambar 3.2. Rangkaian perubah CE.
7. Ulangi langkah diatas dengan 𝑅𝑓 yang berbeda – beda.
Tabel 3.2. Hasil praktik rangkaian CE dengan rangkaian perubah CE
No. 𝑽𝒑𝒑 𝑹𝒇 Hasil Gelombang
30kΩ
1. 𝟏𝑽
40kΩ
30kΩ
3. 𝟏, 𝟓𝑽
40kΩ

B. Rangkaian Gerbang Logika


Selain untuk rangkaian amplifier, Transistor juga digunakan dalam
proses switching. Proses switching dalam aplikasi digital, yaitu dalam
rangkaian gerbang - gerbang logika.
1. Hubungkan Rangkaian Logika NOT seperti yang ditunjukan dalam
Gambar 3.3 Perhatikan Outputnya diindikasikan dengan menyala atau
tidaknya LED untuk setiap kombinasi input.
2. Catat hasil sebagai tabel kebenaran dengan indikasi yang telah LED
sebagai Outputnya.
3. Ulangi langkah tersebut untuk rangkaian AND, OR, NAND, dan NOR.

20
Gambar 3.3. Gerbang logika NOT
Tabel 3.3. Praktik rangkaian NOT
SW LED
0
1

Gambar 3.4. Gerbang logika AND


Tabel 3.4. Praktik rangkaian AND
SW1 SW2 LED
0 0
0 1
1 0
1 1

21
Gambar 3.5. Gerbang logika OR
Tabel 3.4. Praktik rangkaian OR
SW1 SW2 LED
0 0
0 1
1 0
1 1

Gambar 3.6. Gerbang logika NAND

22
Tabel 3.4. Praktik rangkaian NAND
SW1 SW2 LED
0 0
0 1
1 0
1 1

Gambar 3.7. Gerbang logika NOR


Tabel 3.4. Praktik rangkaian NOR

SW1 SW2 LED


0 0
0 1
1 0
1 1

23
3.5 Penyelesaian

Tabel 3.1 Hasil Praktik Rangkaian Common-Emittor

No Vpp gelombang

1 1 Vpp

1,5
2
Vpp

24
Tabel 3.2 Hasil Praktik Rangkaian CE dengan rangkaian Perubah CE

No Vpp Rf Gelombang

30kΩ

1 1v

40kΩ

30kΩ

2 2v

40kΩ

25
Tabel 3.3 praktik rangkaian NOT
SW LED
0 1
1 0

Tabel 3.4 praktik rangkaian AND


SW1 SW2 LED
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Tabel 3.5 praktik rangkaian OR


SW1 SW2 LED
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Tabel 3.6 praktik rangkaian NAND


SW1 SW2 LED
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Tabel 3.7 praktik rangkaian NOR


SW1 SW2 LED
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

26
kesimpulan

Dari hasil percobaan pada modul III kita medapatkan penjelasan mengenai hubungan
common dan emitter yang cara kejanya seperti saklar. Sedangkan penerapan transistor
dalam rangkaian logika juga memanfaatkan proses switching dari transistor-trensistor
tersebut

27
28
MODUL IV
INVERTER DAN NON
INVERTER

4.1. Tujuan Percobaan


a. Mempelajari kerja Op-Amp sebagai penguat inverter dan non inverter.
b. Mengamati gelombang keluaran inverter dan non inverter.

4.2. Teori

Operational Amplifier atau disingkat Op-Amp merupakan salah satu


komponen analog yang digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika antara lain adalah rangkaian amplifier, inverter, non-inverter,
integrator dan differensiator. Berikut merupakan bentuk fisik dan karakteristik
IC LM 741 yang merupakan salah satu IC Op-Amp

Gambar 4.1. IC LM 741


IC LM 741 adalah salah satu IC yang berfungsi sebagai op-amp. Op-amp
yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Resistansi input, Ri = ~
b) Resistansi output, Ro = 0
c) Tegangan input, Vi = 0
d) Arus input, Ii = 0
e) Penguatan tegangan, Av = ~
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open
loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.

29
Ada dua jenis penguat op - amp yaitu penguat inverter dan penguat non-
inverter.

Gambar 4.1. Penguat Inverter Gambar 4.2. Penguat Non Inverter


Penguat Inverter adalah suatu rangkaian penguat yang berfungsi
menguatkaan sinyal akan tetapi sinyal yang dikuatkan akan berbanding
terbalik dengan sinyal masukannya.

Gambar 4.3. Sinyal Input dan Output Penguat Inverter


Pada Penguat Non-Inverter sinyal yang dikuatkan tetap sefasa (tidak
terbalik) dengan sinyal masukannya.

Gambar 4.4. Sinyal Input dan Output Penguat Non-Inverter

30
4.3. Alat dan Bahan
1. Power Supply DC.
2. Multimeter.
3. Op amp Inverter.
4. Resistor.
5. 1 unit osiloskop.

4.4. Langkah Percobaan


A. Percobaan Penguat Inverter
1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 6 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 100Hz.
2. Atur 𝑅𝐹 pada rangkaian penguat inverter yang telah terangkai pada
panel praktikum dengan nilai 10kΩ.
3. Hubungkan catudaya positif +12𝑉 ke pin 7 dan catudaya negatif −12𝑉
ke pin 4 pada rangkaian penguat inverter.
4. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 𝑉𝑖
rangkaian penguat inverter.
5. Ukurlah 𝑉𝑖 dan 𝑉𝑜 pada rangkaian penguat inverter dengan periode
5.00ms dari osiloskop.
6. Amati hasil gelombang dan 𝑉𝑝𝑝 yang tertera pada osiloskop, lalu catat
pada tabel 4.1.
7. Lepaskan seluruh probe yang terhubung pada rangkaian penguat
inverter untuk melakukan pengaturan ulang 𝑅𝐹 dengan nilai ohm(Ω)
yang berbeda.
8. Ulangi langkah 2 sampai 6 dan lengkapi tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1. Hasil praktik penguat inverter
No Vpp in RF Vpp out Gelombang
1. 10kΩ
2. 6Vpp 5kΩ
3 1kΩ

31
B. Percobaan Penguat Non Inverter
1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 6 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 100Hz.
2. Atur 𝑅𝐹 pada rangkaian penguat non inverter yang telah terangkai
pada panel praktikum dengan nilai 10kΩ.
3. Hubungkan catudaya positif +12𝑉 ke pin 7 dan catudaya negatif −12𝑉
ke pin 4 pada rangkaian penguat non inverter.
4. Hubungkan tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 𝑉𝑖
rangkaian penguat non inverter.
5. Ukurlah 𝑉𝑖 dan 𝑉𝑜 pada rangkaian penguat non inverter dengan
periode 5.00ms dari osiloskop.
6. Amati hasil gelombang dan 𝑉𝑝𝑝 yang tertera pada osiloskop, lalu catat
pada tabel 4.1.
7. Lepaskan seluruh probe yang terhubung pada rangkaian penguat non
inverter untuk melakukan pengaturan ulang 𝑅𝐹 dengan nilai ohm(Ω)
yang berbeda.
8. Ulangi langkah 2 sampai 6 dan lengkapi tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Hasil praktik penguat non inverter
Vpp in RF Vpp out Gelombang
10kΩ
6Vpp 5kΩ
1kΩ

32
4.6 Penyelesaian

Tabel 4.1

No Vpp In Rf Vpp Out Gelombang

1 10kΩ 2v

2 20kΩ 5v
6 Vpp

18,8v
3 30kΩ

33
Tabel 4.2

Vpp In Rf Vpp Out Gelombang

10kΩ 12,6v

20kΩ 18,8v
6 Vpp

30kΩ 22,8v

34
kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada Modul IV menunjukan bahwasannya cara kerja Op-Amp dapat
dipergunakan sebagai penguat Inverter dan Non Inverter tergantung dari penempatan posisi
sumber tegangan

35
36
MODUL V
KOMPARATOR (Pembanding)

5.1. Tujuan Percobaan


Mempelajari kerja Op-amp sebagai komparator (pembanding).

5.2. Teori
Komparator merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan
output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua
masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vref) dan tegangan masukan (Vin)
serta satu tegangan ouput (Vout).
Tegangan keluaran Op-Amp dapat dinyatakan dengan Persamaan (1) yaitu:

𝑉𝑂 = 𝑉𝑑 . 𝐴𝑂𝐿 (1)

Dimana: 𝑉𝑂 = Tegangan Output.


𝑉𝑑 = Selisih tegangan masukan tak membalik dengan
masukan membalik
𝐴𝑂𝐿 = Penguatan tegangan rangkaian terbuka.
Secara praktis sulit untuk mendapatkan nilai 𝑉𝑑, sehingga untuk mengukur
tegangan output dapat digunakan rangkaian seperti Gambar 5.1. Berdasarkan
gambar tersebut, besar tegangan output dinyatakan dengan persamaan (2) dan
(3).
𝑉𝑂 = +Vsat untuk Vi > Vrot (2)
𝑉𝑂 = - Vsat untuk Vi < Vrot (3)
Dimana +Vsat akan mendekati nilai Vcc+ (Catu positif) dan –Vsat
akan mendekati nilai Vcc-

37
Gambar 5.1. Rangkaian Detektor Positif.

5.3. Alat dan Bahan


1. Power Supply DC dan Power Kontrol Tegangan DC.
2. Multimeter.
3. OpAmp Comparator IC 741, IC4558.
4. Resistor (200 Ω).
5. LED.
6. 1 unit osiloskop.

5.4. Langkah Percobaan


C. Percobaan Detektor Positif
1. Konfigurasi rangkaian seperti Gambar 5.1.
2. Atur Vrot = 12V, R = 200 Ω dan Vi = 0-12V.
3. Ukur dan catat nilai Vo seperti pada tabel 5.1 dengan mengubah-ubah
Vi.
4. Lengkapi tabel berikut:
Tabel 5.1. Hasil praktik detector positif
No Vin
Vout
Vi1 Vi2
1. 12 5
2. 5 12
3. 12 12

38
D. Percobaan Pembanding
1. Konfigurasi rangkaian seperti Gambar 5.2.
2. Catat LED yang menyala seperti pada Tabel 5.2 dengan mengubah -
ubah nilai Vi = 0-12V.

Gambar 5.2. Rangkaian Pembanding.


3. Lengkapi tabel berikut:
Tabel 5.2. Hasil praktik rangkaian pembanding
No Vin
LED 1 LED 2
Vi1 Vi2
1. 12 5
2. 5 12
3. 12 12

39
5.1. Penyelesaian

Tabel 5.1

V In
NO V out
V1 V2

1 12 5 9,16V

2 5 12 10,18V

3 12 12 9,75V

Tabel 5.2

V In
NO LED1 LED2
V1 V2

1 12 5 0 1

2 5 12 1 0

3 12 12 0 1

40
kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada Modul V dapat diketahui bahwa penguatan OpAmp dibatasi
oleh tegangan sumbernya,sehingga tegangan output dari OpAmp akan maksimal senilai
+Vss atau minimal senilai –Vss

41
43
MODUL VI
INTEGRATOR DAN DIFFERENSIATOR

6.1. Tujuan Percobaan


Mempelajari integrasi dan differensiasi bentuk gelombang sinusoida
dan non-sinusoida serta pengaruhnya terhadap amplitudo dan sudut fasanya.

6.2. Teori
6.2.1. Integrator
Integrator adalah sebuah rangkaian yang melakukan operasi integrasi
secar matematis, karena dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
sebanding dengan integrasi masukannya. Rangkaian ini banyak digunakan
dalam komputasi sinyal analog diman rangkaina ini banyak membantu
menyelesaikan persamaan integral. Tegangan output rangkaian integrator
dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut:

Integrator pada gambar 6.1 biasa dipakai untuk pengubahan bentuk


gelombang,misalnya membentuk gelombang segitiga dari gelombang
persegi dean sebaliknya. Integrator mempunyai keluaran berupa integral
terhadap waktu dan masuknya.
Teganagn Outputnya: VOUT = − K ∫ Vin dt
Dengan K=1/RC merupakan faktor sekala. Jika tegangan masukannya
DC, maka besarnya VOUT adalah VOUT = K ∫ Vin t. Dari rangkaian penguatan
inverting Gambar 6.2 dapat diketahui besarnya penguatan yang terjadi
adalah AVO = R2/R1. Untuk dapat menggambarkan tanggapan penguatan
integrator terhadap frekuensi,maka perlu diketahui besarnya AVO = R2/R1.

44
Gambar 6.1. Rangkaian Integrator Gambar 6.2. Rangkaian Inverting
Dari titik perpotongan frekuensi open-loop Op-Amp dengan response
1
integrator pada gambar 6.1 didapat 𝑓𝑐 =
2.𝐴𝑜.𝑅.𝐶. Serta frekuensi transisi
1
dari penguat ke intregator (Fc) adalah 𝑓𝑐 =
2.𝜋.𝑅.𝐶

Tabel 6.1. Sinyal Input dan Output Rangkaian Integrator


Sinyal Output
Sinyal Input
Frek < 𝑓𝑐 Frek > 𝑓𝑐

6.2.2. Differensiator
Differensiator adalah rangkaian yang melakukan operasi secara
matematis dan menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan
kemiringan tegangan masukannya. Rangkaian differensiator memiliki
keluaran yang sama dengan rangkain tapis lolos tinggi. Keluaran dari
rangkaian ini merupakan differensiasi dari masukan. Persamaan keluaran
dari rangkaian yaitu :

45
Differensiator pada gambar 6.4 adalah rangkaian yang
menghasilkan sinyal keluaran yang berupa turunan dari sinyal masukan,
sinyal keluaran tersebut sangat bergantung pada frekuensi sinyal masukan.
Tegangan keluaran adalah VOUT = K . (dVin / dt). Dengan K = -R.C
dan 𝑉𝑜𝑢𝑡 = −2. 𝑅. 𝐶. 𝜋. 𝑓. Pada kurva Gain vs f dapat dilihat pada tabel 6.2.
𝑉𝑖𝑛
1
Frekuensi transisi adalah 𝑓𝑐 = 2.𝜋.𝑅.𝐶

Gambar 6.3. Rangkaian Differensiator ideal


Tabel 6.2. Sinyal Input dan Output Rangkaian Differensiator

Sinyal Output
Sinyal Input
Frek < 𝑓𝑐 Frek > 𝑓𝑐

6.3.Alat dan Bahan


6.3.1. Integrator
1. Power Supply DC dan Power Kontrol Tegangan DC.
2. Op-Amp.
3. Resistor.
4. Kapasitor Keramik.
5. 1 unit osiloskop.

46
6.3.2. Differensiator
1. Power supply DC dan Power Kontrol Tegangan DC.
2. Op-Amp.
3. Resistor.
4. Kapasitor Keramik.
5. 1 unit osiloskop.

6.4. Langkah Percobaan


6.4.1. Integrator

Gambar 6.4. Rangkaian Integrator Lengkap


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 3 𝑉𝑝𝑝 dengan
frekuensi 20Hz untuk gelombang sinus.
2. Atur 𝑅𝑓 pada rangkaian integrator yang telah terangkai pada panel
praktikum dengan nilai 20𝐾Ω.
3. Hubungkan catudaya positif +12𝑉 ke pin 7 dan catudaya negatif −12𝑉 ke
pin 4 pada rangkaian integrator.
4. Hubungkan probe dari function generator ke 𝑉𝑖𝑛 rangkaian integrator.
5. Amati gelombang input dan outputnya, seperti tabel 6.1; bagaimana
amplitudo dan fasanya, catat hasilnya pada lembar data.
6. Uilangi langkah 1 sampai 4 untuk gelombang segi tiga dan kotak.
7. Ulangi langkah 1 sampai 5 dengan 𝑅𝑓 = 30𝐾Ω.
8. Lengkapi tabel berikut:

47
Tabel 6.3. Hasil praktik rangkaian integrator
Jenis Sinyal Sinyal
Sinyal input output
Sinus
Segitiga
Kotak

6.4.2. Differensiator

Gambar 6.5. Rangkaian Differensiator


1. Atur tegangan peak to peak (𝑉𝑝𝑝) dari function generator ke 3 𝑉𝑝𝑝
dengan frekuensi 50Hz untuk gelombang sinus.
2. Atur 𝑅𝑓 pada rangkaian differensiator yang telah terangkai pada panel
praktikum dengan nilai 20𝐾Ω.
3. Hubungkan catudaya positif +12𝑉 ke pin 7 dan catudaya negatif −12𝑉
ke pin 4 pada rangkaian differensiator.
4. Hubungkan probe dari function generator ke 𝑉𝑖𝑛 rangkaian
differensiator.
5. Amati gelombang input dan outputnya, seperti tabel 6.2; bagaimana
amplituda dan fasanya, catat hasilnya pada lembar data.
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk gelombang segi tiga dan kotak.
7. Ulangi langkah 1 sampai 6 dengan 𝑅𝑓 = 30𝐾Ω.
8. Lengkapi tabel berikut:

48
Tabel 6.4. Hasil praktik rangkaian differensiator
Jenis Sinyal Sinyal
Sinyal input output
Sinus
Segitiga
Kotak

6.5.Penyelesaian

Tabel 6.3 Hasil Praktikum Rangkaian Integrator

Jenis RF Sinyal Input Sinyal OutPut


Sinyal

Sinus

Segitiga 20KΩ

Kotak

Sinus

Segitiga 30KΩ

Kotak

49
Tabel 6.4 Hasil Praktik Rangkaian Differensiator

Jenis RF Sinyal Input Sinyal OutPut


Sinyal

Sinus

Segitiga 20KΩ

Kotak

Sinus

Segitiga 30KΩ

Kotak

50
Kesimpulan

Integrator :
Suatu rangkaian yang menghasilkan output bentuk gelombang tegangan
yang merupakan jumlahan (integral) dari bentuk gelombang tegangan input disebut
dengan integrator atau penguat integrasi. Jadi saat percobaan praktikum integrator,
semakin frekuensi ditambah, semakin lebar pula jarak antar bukit dan lembah.

Differensiator :
Seperti namanya, aplikasi dari rangkaian tersebut adalah membentuk operasi
matematik dari diferensiasi, yaitu bentuk gelombang output merupakan derivative
(turunan) dari bentuk gelombang input. Sebaliknya dengan integrator, Jadi saat
percobaan praktikum differensiator, semakin frekuensi ditambah, semakin sempit pula
jarak antar bukit dan lembah.

51
53

Anda mungkin juga menyukai