Anda di halaman 1dari 68

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

TELEMETRI

Nama: ..............................................
NIM : ..............................................

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Buku Petunjuk Praktikum Telemetri disusun sebagai perangkat pembelajaran


mata praktikum Telemetri serta pegangan pelaksanaan praktikum bagi mahasiswa
praktikan maupun dosen pengampu di Laboratorium Telekomunikasi Terapan, Jurusan
Teknik Elektro Universitas Jember.

Jember, 30 Januari 2018

Penulis,

Dedy Wahyu Herdiyanto, S.T., M.T.


NRP 760017097

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Kepala Laboratorium
Universitas Jember Telekomunikasi Terapan

Dr. Ir. Entin Hidayah, M.UM. Dodi Setiabudi, S.T., M.T.


NIP 196612151995032001 NIP 198405312008121004

ii
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pertemuan 1 Kontrak Kuliah


BAB 1 SENSOR DAN PENGUAT
Pertemuan 2 Pengambilan Data 1
Pertemuan 3 Asistensi 1
BAB 2 MULTIPLEXER DAN ADC
Pertemuan 4 Pengambilan Data 2
Pertemuan 5 Asistensi 2
BAB 3 PENGOLAHAN DATA SENSOR
Pertemuan 6 Pengambilan 3
Pertemuan 7 Asistensi 3
BAB 4 INPUT OUTPUT DAN AKTUATOR
Pertemuan 8 Pengambilan Data 4
Pertemuan 9 Asistensi 4
BAB 5 MONITORING SUHU VIA BLUETOOTH
Pertemuan 10 Pengambilan Data 5
Pertemuan 11 Asistensi 5
BAB 6 TELEMETRI VIA INTERNET
Pertemuan 12 Pengambilan Data 6
Pertemuan 13 Asistensi 6
Pertemuan 14 Tugas Besar
UJIAN PRAKTIKUM

iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum dengan jadwal
sesuai SISTER
2. Dosen hadir pada pelaksanaan praktikum
3. Teknisi dan asisten laboratorium mengecek jadwal dan menyiapkan alat maupun bahan
praktikum
4. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum, penjadwalan
serta buku petunjuk praktikum
5. Tidak ada laporan resmi, laporan praktikum diganti dengan buku praktikum yang
berbentuk jobsheet/ LKS
6. Data praktikum yang berupa angka atapun huruf dapat ditulis pada buku petunjuk
praktikum
7. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel pada buku
petunjuk praktikum
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150 menit dengan
kapasitas 20 mahasiswa
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan antara lain Pre-
Test, Pengambilan Data, Post-Test, dan Asistensi
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan diluar jadwal praktikum
11. Berhasil atau tidak, selesai atau tidak, sebuah kegiatan praktikum tidak boleh diganti ke
jadwal lain atau diperpanjang dari waktu yang telah disediakan. Hal ini merujuk pada
poin (A.10) yakni tidak boleh ada kegiatan di luar jadwal serta agar tidak mengganggu
proses belajar mengajar yang lain.
12. Praktikum yang tidak terlaksana pengambilan datanya karena suatu hal seperti cuaca,
pemadaman listrik, kerusakan alat, tidak dapat diganti jadwal lain (A.10). Dosen
pengampu akan memberikan solusi lain mengenai pelaksanaan praktikum tersebut.
13. Jika terdapat tanggal merah, maka percobaan bisa dimampatkan dan presensi bisa diisi
dua kali

B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun tetap dalam
pengawasan dosen
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/ sanksi
3. Asisten laboratorium tidak diperkenankan melakukan penilaian, kecuali ada pemberian
amanah dari dosen dengan standard penilaian yang jelas
4. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil praktikum

C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum. Bagi mahasiswa
yang tidak menggunakan jas lab dilarang mengikuti kegiatan praktikum
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu mahasiswa
dilarang mengikuti kegiatan praktikum
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari kegiatan tersebut,
maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan data maupun
post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya kegiatan praktikum diluar
jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan (tidak wajib) memberikan tugas
pengganti/ tambahan kepada mahasiswa untuk mengganti kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian praktikum jika
memenuhi 75% kehadiran
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap tindakan
mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa seizin dosen pengampu
dapat disanksi nilai nol.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................... iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM ................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB 1 SENSOR DAN PENGUAT .................................................................... 1

BAB 2 MULTIPLEXER DAN ADC ................................................................... 11

BAB 3 PENGOLAHAN DATA SENSOR ......................................................... 21

BAB 4 INPUT OUTPUT DAN AKTUATOR ................................................... 30

BAB 5 MONITORING SUHU VIA BLUETOOTH .......................................... 44

BAB 6 TELEMETRI VIA INTERNET ............................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

v
1 SENSOR DAN PENGUAT

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
a. Mempelajari fungsi sensor suhu dalam sistem telemetri.
b. Mengetahui prinsip pengkodisian sinyal sebagai bagian akuisisi data dalam sistem
telemetri.
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Komponen Sistem Telemetri
Sebuah sistem telemetri sering dipandang sebagai dua komponen utama, yaitu
stasiun ukur dan stasiun pantau dan kendali. Tetapi keadaan yang sebenarnya ke dua
bagian dapat berada di udara atau dibumi. Saat ini banyak sistem telemetri yang dibuat
berupa produk-produk komersil. Masing-masing secara uniknya dibuat untuk
mendapatkan kebutuhan aplikasi yang khusus. Tetapi semuanya mempunyai banyak
elemen yang umum digunakan. Gambar 1.1 menunjukkan konfigurasi sistem telemetri
secara umum.

sensor Tampilan

Stasiun Stasiun

Gambar 1.1 Konfigurasi sistem telemetri

1 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Sistem akuisisi terdiri dari Alat Ukur, pengkondisi sinyal dan ADC (Analog to
Digital Converter). Sistem kontrol sekunder adalah sistem kontrol yang hanya
melakukan aksi/proses kontrol tertentu bergantung pada perintah dari kontrol primer,
yang ada pada sisi subyek ukur. Sistem kontrol sekunder ini dipakai untuk mengontrol
proses akuisisi data dan antarmuka dengan blok saluran transmisi. Komponen yang
umum digunakan untuk control sekunder adalah mikrokontroller.

1.2.2 Sistem Pengumpulan Data


Sistem pengumpulan data dapat terdiri dari sensor-sensor dan pengkondisi sinyal.
Perolehan data dimulai ketika sensor-sensor atau transduser-transduser mengukur suatu
besaran fisik dan mengubah nilai pengukuran menjadi suatu besaran teknik. Beberapa
sensor menghasilkan tegangan secara langsung seperti termokopel untuk temperatur atau
strain gage piezoelektric untuk akselerasi), sedangkan yang lainnya memerlukan eksitasi
seperti strain gage resistif, potensiometer untuk rotasi dan sebagainya. Sensor-sensor atau
transduser yang terkait dengan pengkondisi sinyal memberikan kehandalan bagi sensor-
sensor tersebut untuk beroperasi atau memodifikasi sinyal-sinyal agar kompatibel dengan
tahap akuisisi berikutnya.

1.2.3 Op Amp
Secara umum, aplikasi dari IC memerlukan pengetahuan tentang jalur yang
tersedia dari peralatan yang demikian, spesifikasi dan batasannya, sebelum dapat
diaplikasikan untuk masalah khusus. Terpisah dari IC-IC yang dikhususkan ada juga tipe
dari amplifier yang mendapatkan aplikasi yang luas seperti blok pembentuk dari aplikasi
pengkondisi sinyal. Peralatan ini, disebut operasi amplifier (op amp), telah ada selama
bertahun-tahun, awalnya dibuat dari tabung, kemudian transistor diskrit, dan sekarang
integrated circuit. Meski banyak jalur dari op amp dengan bermacam spesifikasi khusus
ada dari beberapa pabrik, semuanya memiliki karakteristik umum dalam operasi yang
dapat dipakai dalam rancangan dasar berkaitan dengan op amp umum.
Dengan sendirinya, op amp adalah amplifier elektronik yang sangat sederhana dan
nampak tak berguna. Dalam Gambar 1.2a kita dapat lihat simbol standar dari op amp
dengan penandaan input (+) dan input (-), dan output. Input (+) juga disebut input
noniverting (tidak membalik) dan (-)input inverting (membalik). Hubungan dari input op

2 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
amp dan output sungguh sangat sederhana, seperti yang terlihat dengan menganggap dari
deskripsi idealnya.

1.2.4 Op-Amp Ideal


Untuk menjelaskan respon dari op amp ideal, kita menamai V1 tegangan pada
input (+), V2 tegangan pada terminal input (-), dan V0 tegangan output. Idealnya, jika
V1-V2 adalah positif (V1>V2), maka V0 saturasi positif. Jika V1- V2 adalah negatif
(V2>V1), maka V0 saturasi negatif seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.2b. Input (-)
disebut input inverting. Jika tegangan dalam input ini adalah lebih positif dibandingkan
pada input (+), output saturasi negatif. Amplifier ideal ini mempunyai gain tak terbatas
karena perbedaan yang sangat kecil antara V1 dan V2 hasilnya adalah output saturasi.
Karakteristik lain dari op amp adalah (1) impedansi tak terhingga antar input-inputnya
dan (2) impedansi output zero. Pada dasarnya, op amp adalah peralatan yang mempunyai
hanya dua keadaan output, +Vsat dan –Vsat. Dalam prakteknya, peralatan ini selalu
digunakan dengan umpanbalik dari output ke input. Umpan balik seperti ini menghasilkan
implementasi dari berbagai hubungan khusus antara tegangan input dan output.

Gambar 1.2 Op amp. (a) Simbol. (b) Karakteristik ideal dari sebuah op amp

1.2.5 Pengkondisi Sinyal


Pengkondisi sinyal analog menyediakan operasi-operasi yang diperlukan untuk
mentransformasikan suatu keluaran sensor ke dalam suatu bentuk yang diperlukan untuk
interface dengan elemen proses lainnya. Efek pengkondisi sinyal sering dinyatakan
dengan fungsi alihnya (transfer function). Dengan istilah ini kita menghubungkan efek

3 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
yang ditimbulkan dengan sinyal input. Jadi, sebuah amplifier sederhana mempunyai
fungsi alih dari beberapa konstanta yang, bila dikalikan dengan tegangan input,
memberikan tegangan output.
Beberapa prinsip umum dari pengkondisi sinyal analog adalah sebagai berikut:
 Pengubahan level sinyal
 Linearisasi
 Konversi
 Filtering dan Impedance Matching

1.2.6 Sensor suhu LM35


Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip IC
dengan 3 kaki (3 pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu atau
temperature sekitar menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan. Sensor
suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan keluarannya naik
sebesar 10 mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150 °C.
Misalnya pada perancangan menggunakan sensor suhu LM35 kita tentukan keluaran adc
mencapai full scale pada saat suhu 100 °C, sehingga saat suhu 100 °C tegangan keluaran
(10mV/°C x 100 °C) = 1V.
Bentuk Fisik sensor Suhu LM35 adalah seperti ditunjukkan pada gambar 1.5 di
bawah ini

a. Bentuk fisik b. simbol


Gambar 1.5 Sensor suhu LM35

Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi
yang diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA

4 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 ºC pada suhu 25 ºC . Berikut ini adalah karakteristik dari sensor suhu LM35.
 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
 Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
 Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
 Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
 Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

1.3. Alat-alat dan Komponen


Alat yang diperlukan antara lain;
1. PC/Laptop
2. Software Proteus

1.4 Prosedur Percobaan


1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.
2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari 741, A700D107M00ATE018, LM35,
MINRES 100K, POT-HG, POWER, DC Voltmeter.
3. Merangkai rangkaian seperti Gambar 3.1 menggunakan software Proteus 7.
4. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan tegangan dari
setiap output.
5. Menghitung output tegangan op amp 1 dan 2 dengan rumus dan menghitung error
persen
𝑉 ( ) =− 𝑥𝑉 𝑉 ( ) =− 𝑥𝑉 ( )

𝐻𝑇 − 𝐻𝑃
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝐻𝑇

6. Membuat kesimpulan.
5 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
Gambar Rangkaian

Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan

6 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
1.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Hasil Percobaan Pengujian Sensor (peningkatan suhu)

Keluaran Hasil Keluaran Hasil


Keluaran
Suhu Op-Amp Perhitungan Op-Amp Perhitungan
Sensor
1 Op-Amp 1 E% 2 Op-Amp 2 E%
(oC)
(Volt) (Volt) (Volt)
(Volt) (Volt)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Data Gambar

7 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
8 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
1.6 Analisis Data dan Pembahasan

9 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
1.7 Kesimpulan

1.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

10 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
MULTIPLEXER DAN
2
ADC

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
a. Mempelajari pengukuran temperatur yang bersifat otomatis.
b. Mengetahui penggunaan sensor suhu (IC LM 35) sensor yang mendeteksi
besarnya suhu sekitar.
c. Mempelajari Analog to Digital Converter (ADC) yang berfungsi mengkonversi
data yang diterima.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memilih
salah satu diantara banyak masukan menjadi satu keluaran. Jumlah bit dari bagian pemilih
(selector) menentukan banyaknya jalur masukan yang bisa diterima. Rangkaian
multiplexer memiliki 2 bit selector dan 4 jalur input. Sebagai contoh jika kita
menginginkan 14 jalur masukan, maka jumlah bit dari selector minimal yang harus kita
penuhi adalah 4 bit. Dimana dengan selector 4 bit bisa mewakili 16 jalur masukan.
2.2.2 Multiplexer dengan IC 74HC4051
Salah satu IC dari keluarga TTL yang dapat gunakan untuk memenuhi fungsi
multiplexer adalah IC 74HC4051. Pada IC ini terdapat 8 buah jalur masukan (Y0 s/d Y7
dan 3 bit selector (S0,S1, S2) serta keluaran Z seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
Fungsi dari multiplexer ini adalah seperti ditunjukkan pada tabel 2.1

11 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Gambar 2.1 Susunan kaki (pin) IC multiplexer 74HC4051

Tabel 2.1 Tabel fungsi IC 74HC4051

2.2.3 Analog to Digital Converter (ADC)


Rangkaian pengkondisi sinyal konversi energi untuk interface digital dibutuhkan
bila membutuhkan pengolahan atau untuk pengiriman sinyal secara digital. Penggunaan
sistem komputer dalam pengukuran membutuhkan konversi sinyal analog ke digital
(ADC). Konversi sinyal analog biasanya membutuhkan penyesuaian pengukuran sinyal
analog untuk disesuaikan dengan masukan, sehingga membutuhkan ADC.
Contoh: sebuah sensor menyediakan sinyal suatu perubahan tegangan dari 30 - 80
mV. ADC diterapkan untuk menghasilkan tegangan antara 0-5 volt. Rangkaian konversi
sinyal dapat dikembangkan untuk interface keluaran pada masukan ADC yang
dibutuhkan
Keluaran data digital yang dihasilkan ADC hanyalah merupakan pendekatan
proporsional terhadap masukan analog. Hal ini karena tidak mungkin melakukan konversi
secara sempurna berkaitan dengan kenyataan bahwa informasi digital berubah dalam
12 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
step-step, sedangkan analog berubahnya secara kontinyu. Misalnya ADC dengan resolusi
8 bit menghasilkan bilangan 0 sampai dengan 255 (256 bilangan dan 255 step), dengan
demikian tidak mungkin menyajikan semua kemungkinan nilai-nilai analog. Jika
sekarang resolusinya menjadi 20 bit maka akan terdapat 1.048.575 step, semakin banyak
kemungkinan nilai-nilai analog yang bisa disajikan. Penting untuk diingat, bagaimanapun
juga pada sebuah step terdapat tak-terhingga kemungkinan nilai-nilai analog untuk
sembarang ADC yang dapat diperoleh di dunia ini. Sehingga apa yang dibuat manusia
(Human-made) tidak akan pernah bisa menyamai kondisi dunia-nyata. Keluaran ADC
akan dikirimkan ke mikrokontroller atau komputer. Pada praktikum ini menggunakan
ADC0804, yaitu ADC 8 bit dengan eror 1 bit LSB.
2.2.4 IC ADC0804

Gambar 2.2 Susunan kaki (pin) IC ADC 0804

2.2.5 Mikrokontroller
Mikrokontroler digunakan untuk membantu komputer mengkontrol transfer data
dari stasiun ukur ke stasiun pengolah data. Pengontrolan itu dimaksudkan untuk
mencegah terjadi kesalahan akibat ketidaksiapan alat untuk pengukuran sinyal yang
terus-menerus (kontinu). Sebelum stasiun ukur mengirimkan data pengukuran ke
stasiun pengolah data, komputer pada stasiun pengolah data melalui mikrokontroller
pada stasiun pengolah data akan mengirimkan sinyal yang menandakan stasiun
pengolah data telah siap untuk menerima kiriman data.
Setelah stasiun ukur menerima sinyal tersebut, kemudian stasiun ukur akan
mengirimkan data-data pengukuran tersebut. Stasiun ukur tidak akan mengirimkan data
13 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
ukur apabila belum menerima sinyal tanda siap dari stasiun pengolah data. Sinyal tanda
siap tersebut akan menge-set register RI pada mikrokontroller dan menyebabkan
mikrokontroller memberikan perintah agar stasiun ukur mengirim data-data ukur.

2.3. Alat-alat dan Komponen


Alat yang diperlukan antara lain;
a. PC/Laptop
b. Software Proteus dan CV AVR

2.4. Prosedur Percobaan


1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.
2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari ATMEGA16, BUTTON, CAP, CAP-POL,
CRYSTAL, LM016L, LM35, MINRES100K, POWER, GROUND, DC
VOLTMETER.
3. Merangkai rangkaian seperti Gambar 3.1 menggunakan software Proteus 7.
4. Memasukkan script di CV AVR
int SUHU;
char temp[8];
float suhu_celcius;

#include <mega16.h>
#include <stdlib.h>
#include <lcd.h>
#include <delay.h>

// Alphanumeric LCD Module functions


#asm
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC
#endasm

#define ADC_VREF_TYPE 0x40

// Read the AD conversion result


unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

14 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
// Delay needed for the stabilization of the ADC input
voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}

void main(void)
{
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1:
Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;

// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 750.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
// ADC Auto Trigger Source: None
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x84;

// LCD module initialization


lcd_init(16);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("D3Teknik Elektro");

lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("SENSOR SUHU LM35");
delay_ms(1000);

while (1)
{
lcd_clear( );
SUHU = read_adc(0);
suhu_celcius = (float)SUHU*500/1023;//rumus untuk
mengubah kedalam derajat celcius
15 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("D3Teknik Elektro");
ftoa(suhu_celcius,1,temp);//mengubah tipe data
float ke tipe data array yg akan ditampilkan di LCD
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(temp);

lcd_gotoxy(5,1);
lcd_putchar(0xdf);//menampilkan karakter derajat
lcd_putsf("C");
delay_ms(500);
};
}
5. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan tegangan dari
setiap output.
6. Menganalisa ADC data suhu di LM35 dengan LCD16x2.
7. Membuat kesimpulan.
Gambar Rangkaian

Gambar 2.3 Rangkaian Percobaan

16 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
2.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pengujian Sensor (peningkatan suhu)

Suhu LM35 Output LCD Tegangan Output


(oC) (oC) (Volt)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Gambar Hasil Percobaan

17 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
18 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
2.6 Analisis Data dan Pembahasan

19 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
2.7 Kesimpulan

2.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

20 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
PENGOLAHAN DATA
3
SENSOR

3.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
a. Mempelajari prinsip pengolahan data sensor untuk ditampilkan di seven segment.
b. Mempelajari prinsip pengkodean data untuk ditransmisikan ke seven segment.
3.2 Landasan Teori
Mikrokontroler digunakan untuk membantu komputer mengkontrol
transfer data dari stasiun ukur ke stasiun pengolah data. Pengontrolan itu dimaksudkan
untuk mencegah terjadi kesalahan akibat ketidaksiapan alat untuk pengukuran sinyal
yang terus-menerus (kontinu). Sebelum stasiun ukur mengirimkan data pengukuran ke
stasiun pengolah data, komputer pada stasiun pengolah data melalui mikrokontroller
pada stasiun pengolah data akan mengirimkan sinyal yang menandakan stasiun
pengolah data telah siap untuk menerima kiriman data.
Setelah stasiun ukur menerima sinyal tersebut, kemudian stasiun ukur akan
mengirimkan data-data pengukuran tersebut. Stasiun ukur tidak akan mengirimkan data
ukur apabila belum menerima sinyal tanda siap dari stasiun pengolah data. Sinyal tanda
siap tersebut akan menge-set register RI pada mikrokontroller dan menyebabkan
mikrokontroller memberikan perintah agar stasiun ukur mengirim data-data ukur.
Kemudian Seven segment adalah biasanya digunakan didalam elektronika sebagai
metoda dari mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistem desimal dengan operasi
yang internal tentang alat. Seven segment diatur sebagai segi empat panjang dari dua
segment yang vertikal pada (atas) masing – masing sisi dengan satu segment yang
horizontal dibagian atas dan bawah. Apalagi, segment yang ketujuh membagi dua bagian
segi empat panjang secara horizontal.
Secara sederhana, masing – masing LED adalah secara khas dihubungkan dengan satu
terminal ke pin yang sendiri dengan bagian luar dari paket dan LED terminal yang lain

21 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
dihubungkan secara umum dengan semua LED dialat, lalu diterbitkan persis sama
bersama pin. Pin yang bersama ini kemudian akan menyusun semua katoda (terminal
yang negatif) atau semua kutub positif (terminal yang positif) dari LED dialat dan
demikian akan jadi yang manapun “katoda yang umum” atau “kutub positif yang umum”
tergantung alat bagaimana dibangun. Karenanya suatu 7 paket segment yang lebih akan
hanya perlu sembilan pin untuk menyajikan dan dihubungkan.

3.3. Alat-alat dan Komponen


Alat yang diperlukan antara lain;
a. PC/Laptop
b. Software Proteus dan CV AVR

3.4 Prosedur Percobaan


1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.
2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari 7SEG-MPX1-CC, ATMEGA8535,
BUTTON, CAP, CAP-POL, CRYSTAL,LM3, RES.
3. Merangkai rangkaian seperti gambar menggunakan software Proteus 7.
4. Memasukkan script ke CV AVR.
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>

unsigned char
angka[10]={0x3f,0x06,0x5b,0x4f,0x66,0x6d,0x7d,0x07,0x7f,0x
6f};
int satuan,puluhan,ratusan,ribuan,data,data_temp,x;

#define ADC_VREF_TYPE 0x40

// Read the AD conversion result


unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input
voltage
22 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}

void ambil_data()
{
data_temp=data;
satuan=data_temp%10;
puluhan=(data_temp/10)%10;
ratusan=(data_temp/100)%10;
ribuan=(data_temp/1000)%10;
}

void tampilkan_seven_segment()
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=1;
PORTD.2=1;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[satuan];
delay_ms(1);

PORTD.0=1;
PORTD.1=0;
PORTD.2=1;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[puluhan];
delay_ms(1);

PORTD.0=1;
PORTD.1=1;
23 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
PORTD.2=0;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[ratusan];
delay_ms(1);

PORTD.0=1;
PORTD.1=1;
PORTD.2=1;
PORTD.3=0;;
PORTC=angka[ribuan];
delay_ms(1);
}

void main(void)
{
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;

PORTB=0xFF;
DDRB=0x00;

PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;

PORTD=0xFF;
DDRD=0xFF;

ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;


ADCSRA=0x84;
SFIOR&=0xEF;

while (1)
{

data=read_adc(0)*0.488;

24 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
for(x=0;x<100;x++)
{
ambil_data();
tampilkan_seven_segment();
}

};
}

5. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan seven
segment dari setiap output.
6. Menganalisa script program seven segment.
7. Membuat kesimpulan.

Gambar 3.1 Topologi Jaringan

25 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
3.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pengujian Sensor (peningkatan suhu)

Suhu LM35 Output Seven Segment


No
(oC) (oC)

1 0

2 10

3 20

4 30

5 40

6 50

7 60

8 70

9 80

10 90

11 100

Data Gambar

26 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
27 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
3.6 Analisis Data dan Pembahasan

28 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
3.7 Kesimpulan

3.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

29 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
INPUT OUTPUT DAN
4
AKTUATOR

4.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
1. Bagaimana merangkai rangkaian input output pada proteus?
2. Bagaimana program arduino yang digunakan pada rangkaian input output?
3. Bagaimana cara kerja Aktuator terhadap pergerakan potensiometer?
4. Bagaimana program arduino yang digunakan pada rangkaian aktuator?

4.2 Landasan Teori


A. Input Output
1. Inisialisasi variabel
Struktur dasar dari bahasa pemrograman Arduino itu sederhana hanya terdiri dari dua
bagian.
void setup( )
{
// Statement;
}
void loop( )
{
// Statement;
}
Dimana setup() bagian untuk inisialisasi yang hanya dijalankan sekali diawal
program, sedangkan loop() untuk mengeksekusi bagian program yang akan dijalankan
berulang-ulang untuk selamanya.

30 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Fungsi setup() hanya di panggil satu kali ketika program pertama kali di jalankan.
Ini digunakan untuk pendefinisian mode pin atau memulai komunikasi serial. Fungsi
setup() harus di ikut sertakan dalam program tersebut.
void setup()
{
pinMode(13,OUTPUT); // mengeset ‘pin’ 13 sebagai output
}
Setelah melakukan fungsi setup() maka secara langsung akan melakukan fungsi
loop() secara berurutan dan melakukan instruksi-instruksi yang ada dalam fungsi
loop().
void loop()
{
digitalWrite(13, HIGH); // nyalakan ‘pin’ 13
delay(1000); // pause selama 1 detik
digitalWrite(13, LOW); // matikan ‘pin’ 13
delay(1000); // pause selama 1 detik
}
Variabel adalah sebuah penyimpan nilai yang dapat digunakan dalam program.
Variabel dapat dirubah sesuai dengan instruksi yang kita buat. Ketika mendeklarasikan
variabel harus di ikut sertakan type variabel serta nilai awal variabel.
Type variable Name = 0;
Contoh
Int inputVariable = 0; // mendefinisikan sebuah variabel bernama input
variabel dengan nilai awal 0
inputVariable = analogRead(2); // menyimpan nilai yang ada di analog pin
2 ke input variabel
Sebuah variabel dapat dideklarasikan pada awal program sebelum void setup(),
secara local di dalam sebuah function, dan terkadang di dalam sebuah block statement
pengulangan. Sebuah variabel global hanya satu dan dapat digunakan pada semua block
function dan statement di dalam program. Variabel global dideklarasikan pada awal
program sebelum function setup(). Sebuah variabel local di deklarasikan di setiap

31 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
block function atau di setiap block statement pengulangan dan hanya dapat digunakan
pada block yang bersangkutan saja.
Function (fungsi) adalah blok pemrograman yang mempunyai nama dan mempunyai
statement yang akan dieksekusi ketika function di panggil. Fungsi void setup() dan
void loop() telah di bahas di atas dan pembuatan fungsi yang lain akan dibahas
selanjutnya. Caranya dari pendeklarasian function dijelaskan sebagai berikut.
type functionName(parameters)
{
// Statement;
}
Contoh:
int delayVal()
{
int v; // membuat variabel ‘v’ bertipe integer
v = analogRead(pot); // baca harga potensiometer
v /= 4; // konversi 0-1023 ke 0-255
return v; // return nilai v
}
Pada contoh di atas fungsi tersebut memiliki nilai balik int (integer), karena kalau tidak
menghendaki adanya nilai balik maka type function harus void.
a) { } Curly braces
Curly brace mendefinisikan awal dan akhir dari sebuah blok fungsi. Apabila ketika
memprogram dan programer lupa memberi curly brace tutup maka ketika di compile akan
terdapat laporan error.
b) ; Semicolon
Semicolon harus di berikan pada setiap statement program yang kita buat ini
merupakan pembatas setiap statement program yang di buat./*…*/ block comment.
Semua statement yang di tulis dalam block comments tidak akan dieksekusi dan tidak
akan di compile sehingga tidak mempengaruhi besar program yang dibuat untuk
dimasukan dalam board arduino.
c) // Line comment

32 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Sama halnya dengan block comments, line coments pun sama hanya saja yang
dijadikan komen adalah perbaris.
2. pinMode()
Digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input
atau output. Arduino digital secara default dikonfigurasikan sebagai input sehingga untuk
merubahnya harus menggunakan operator pinMode(pin, mode).
pinMode (pin, OUTPUT); // mengset pin sebagai output
digitalWrite(pin, HIGH); // pin sebagai source voltage digital Read
3. digitalWrite()
Digunakan untuk mengset pin digital. Pin digital arduino mempunyai 14 ( 0 sampai
13 ).
digitalWrite (pin, HIGH); // set pin to HIGH
4. digitalRead()
Membaca nilai dari pin yang kita kehendaki dengan hasil HIGH atau LOW.
Value = digitalRead(pin); // mengset ‘value’ sama dengan pin
5. delay()
Menghentikan program untuk sesaat sesuai dengan yang di kehendaki, satuannya
dalam ms.
delay(1000); // menunggu selama satu detik
6. if()
If Operator, if mengetes sebuah kondisi seperti nilai analog sudah berada di bawah
nilai yang kita kehendaki atau belum, apabila terpenuhi maka akan mengeksekusi baris
program yang ada dalam brackets kalau tidak terpenuhi maka akan mengabaikan baris
program yang ada dalam brackets.
if ( someVariable ?? value )
{
//DoSomething;
}

B. Aktuator
1. Inisialisasi servo
Untuk menginisialisasi Servo yang digunakan.
33 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
2. Servo myservo
Merupakan bentuk inisialisasi Servo pada Arduino.
3. myservo.attach()
Berfungsi memasang variabel Servo ke pin yang dipakai.
Sintak :
servo.attach (pin)
servo.attach (pin, min, max)
Parameter :
Servo: variabel jenis Servo
pin: jumlah pin Servo yang dipakai
min (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan minimum (0 derajat)
sudut pada Aervo (standarnya 544)
max (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan maksimum (180
derajat) sudut pada Servo (default 2400)
4. map()
Artinya, nilai akan dipetakan pada kisaran nilai tertentu. Fungsi map() berupa
bilangan bulat sehingga tidak akan menghasilkan pecahan,
Sintak :
y = peta (x, 1, 50, 50, -100);
Parameter :
Nilai: nomor untuk memetakan
fromLow: batas bawah dari kisaran nilai
fromHigh: batas atas kisaran nilai
toLow: batas bawah dari kisaran target nilai
toHigh: batas atas kisaran target nilai
5. myservo.write()
Berfungsi mengirim nilai ke Servo, mengendalikan poros yang sesuai pada input
yang diberikan. Pada Servo standar, ini akan mengatur sudut poros (dalam derajat).
Sintaksis :
servo.write (angle)
Parameter :
Servo: variabel jenis Servo

34 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
sudut: nilai untuk menggerakkan Servo, 0-180

4.3. Alat-alat dan Komponen


Alat yang diperlukan antara lain;
1. PC/Laptop
2. Software Proteus dan Arduino

4.4 Prosedur Percobaan


Percobaan 1 Input Output
1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.
2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari 10WATT470R, BUTTON, LED-BLUE,
POWER, GROUND.
3. Merangkai rangkaian seperti Gambar 3.1 menggunakan software Proteus 7.
4. Membuka software Arduino kemudian membuat script programnya.
5. Menganalisa script program input output untuk pengaruhnya di rangkaian.
int led1 = 8;
int led2 = 9;
int b1 = 2;
int b2 = 3;
int valueb1;
int valueb2;
void setup()
{
pinMode(led1,OUTPUT);
pinMode(led2,OUTPUT);
pinMode(b1,INPUT);
pinMode(b2,INPUT);
}
void loop()
{
valueb1 = digitalRead(b1);
digitalWrite(led1,valueb1);
valueb2 = digitalRead(b2);
digitalWrite(led2,valueb2);

35 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
}
6. Membuat kesimpulan.

3.2.1 Percobaan 2 Aktuator


1. Membuka software Proteus 7 yang sudah terinstal di PC/Laptop.
2. Menyiapkan komponen yang terdiri dari POT-HG, ARDUINO UNO R3,
LM016L, MOTOR-PWMSERVO, POWER, GROUND.
3. Merangkai rangkaian seperti Gambar 3.2 menggunakan software Proteus 7.
4. Membuka software Arduino kemudian membuat script programnya.
#include <LiquidCrystal.h>
#include <Servo.h>

LiquidCrystal lcd(13, 12, 11, 10, 9, 8);


Servo myservo;

int AnalogIn = 0;
int value;

void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Posisi");
myservo.attach(3);
}

void loop()
{
value = analogRead(AnalogIn);
value = map(value, 0, 1023, 0, 179);
myservo.write(value);

if(value > 100)


{

36 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
}

if(value < 100)


{
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print(" ");
}

if(value < 10)


{
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(value);
lcd.setCursor(1,1);
lcd.print(" ");
}

delay(15);
}
5. Menganalisa script program Aktuator untuk pengaruhnya di rangkaian.
6. Membuat kesimpulan.

37 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Rangkaian Input Output

Gambar 3.2 Rangkaian Aktuator

38 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
4.5 Data Hasil Percobaan

4.1.1 Percobaan 1
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Input Output

No Push Button 1 Kondisi LED Push Button 2 Kondisi LED

1 Terbuka Terbuka

2 Tertutup Tertutup

4.1.2 Percobaan 2
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Aktuator

No Potensiometer (%) Posisi LCD16x2 Motor Servo(derajat)

1 0

2 5

3 10

4 15

5 20

6 25

7 30

8 35

9 40

10 45

11 50

12 55

13 60

14 65

15 70

16 75

17 80

39 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
18 85

19 90

20 95

21 100

Data Gambar

40 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
41 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
4.6 Analisis Data dan Pembahasan

42 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
4.7 Kesimpulan

4.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

43 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
MONITORING SUHU VIA
5
BLUETOOTH

5.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
a. Memahami kinerja alat pengontrol suhu telemetri via Bluetooth?
b. Mampu membuat rangkaian dan memprogram Arduino dari alat telemetri via
Bluetooth.

5.2 Landasan Teori


1.1 Landasan Teori
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
dalam berbagai bidang. Hardware memiliki prosesor Atmel AVR dan software memiliki
bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer di seluruh dunia. Banyak
pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah
dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para hobbyist atau profesional pun ikut senang
mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan Arduino. Bahasa yang dipakai dalam
Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan
bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino.
Sensor suhu IC LM 35 merupkan chip IC produksi National Semiconductor yang
berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran
elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi
untuk mengubah perubahan temperatur yang diterima dalam perubahan besaran elektrik.
Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperatur menjadi perubahan
tegangan pada bagian output. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC
+5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µA dalam beroperasi. Bentuk fisik sensor suhu

44 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
LM 35 merupakan chip IC dengan kemasan yang bervariasi, pada umumnya kemasan
sensor suhu LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 5.1 pin LM35


Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya
memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin
output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk
Ground. Karakteristik Sensor suhu IC LM35 adalah :
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC seperti
terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC
pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan
jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan
karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan

45 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC
dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan
sebagai berikut :

Vout LM35 = Temperature º x 10 mV

Sensor suhu IC LM 35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut :


1. LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC.
2. LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperature -40ºC hingga
+110ºC.
3. LM35D memiliki range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC. LM35

Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara lain :


1. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC
2. Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
3. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
4. Rangkaian menjadi sederhana
5. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal

5.3. Alat-alat dan Komponen


Alat yang diperlukan antara lain;
a. PC/Laptop
b. Software Arduino
c. Arduino UNO
d. Kabel male-female
e. Sensor LM35
f. Smartphone Android
g. Software Android LM35

5.4 Prosedur Percobaan


1 Menyiapkan alat yang terdiri PC/Laptop yang sudah terinstal software Arduino,
Arduino UNO, Kabel male-female, sensor LM35, Smartphone Android dan Software
Android LM35.
2 Merakit alat-alat tersebut sesuai Gambar 3.1 dan 3.2.
46 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
3 Membuat program di software arduino sebagai berikut :
float temp; //Membuat hasil suhu dengan bilangan desimal
int temperaturePin = 0; //Mendefinisikan Output dari IC
LM35 ke Analog input
void setup() {
Serial.begin(9600); //Sesuaikan dengan Baudrate Modul
Bluetooth anda!
}
void loop()
{
temp = analogRead(temperaturePin);
temp = temp * 0.48828125; //Hasil LM35 dikali 0.48828125
(Dari Datasheet)
Serial.println(temp); //Tampilkan hasil suhu sebenarnya
delay(1000); //Pergantian hasil suhu setiap 1 detik
}

4 Memasukkan program tersebut ke Arduino.


5 Menyambungkan Bluetooth arduino dengan smartphone di software android LM35.

Gambar Rangkaian

Gambar 5.2 Rangkaian Arduino-Bluetooth

47 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Gambar 5.3 Rangkaian Arduino-LM35

5.5 Data Hasil Percobaan

4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Telemetri Via Bluetooth


No Pengukuran Derajat Celcius(oC)
1 Suhu ruangan
2 Suhu tubuh manusia
3 Air dingin
4 Air panas

Data Gambar

48 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
49 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
5.6 Analisis Data dan Pembahasan

50 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
5.7 Kesimpulan

5.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

51 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
TELEMETRI VIA
6
INTERNET

6.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini antara lain:
a. Mempelajari fungsi sensor suhu dalam sistem telemetri berbasis internet.
b. Mengetahui prinsip pengkodisian sinyal sebagai bagian akuisisi data dalam sistem
telemetri.
6.2 Landasan Teori
Sistem transmisi data merupakan komponen terpenting dalam proses pengiriman
dari sumber data ke penerima untuk mengetahui apa yang ada dalam suatu objek tertentu.
Data tersebut adalah informasi yang akan dipindahkan bisa berupa apa saja, teks, angka,
gambar, suara, video, atau kombinasi dari semuanya tetapi dalam transmisi data telemetri
ini yaitu berupa data teks dan angka untuk mengetahui tinggi muka air tanah apabila
mengalami gangguan pada pengolahan air dapat teratasi dengan baik dan benar. Telemetri
adalah proses pengukuran parameter suatu obyek (benda, ruang, kondisi alam), yang hasil
pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses pengiriman data dengan tanpa
menggunakan kabel (Jaringan nirkabel / wireless network), selanjutnya data tersebut
dapat dimanfaatkan langsung atau dianalisa untuk keperluan tertentu.
Dalam hal ini, akan dirancang sistem pengukuran ketinggian muka air tanah
menggunakan telemetri. Dengan menggunakan sistem telemetri diharapkan memberikan
kemudahan bagi manusia dalam sistem pengendalian dinamika ketinggian muka air
tanah. Desain dan realisasi sistem pengukuran dinamika muka air tanah menggunakan
sistem telemetri berbasis ip, dalam hal ini menggunakan modul komunikasi dan jaringan
nirkabel. Perangkat telemetri terdiri dari hardware dan software, dimana perangkat ini
terdapat dibagian pengirim dan penerima. Di bagian pengirim terdapat data controler
prog dari PC, roket M5 radio, antena roket dish kemudian ditransmisikan dikirimkan
dengan menggunakan jaringan nirkabel dan teknologi komunikasi internet protokol IP.

52 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Setelah ditransmisikan data telemetri, di bagian penerima akan diterima oleh dan
dihubungkan dengan PC. Pengontrolan muka air tanah dilakukan dibagian penerima,
dengan mengirimkan tinggi standar minimal untuk mengaktifkan. Pengujian sistem
dilakukan mulai dari blok sesuai alur perencanaan , sensor tinggi muka, blok pengiriman
data dan penerimaaan data aplikasi pada PC. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan
bahwa sistem dapat bekerja dengan baik.

6.2.1 Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Arduino juga merupakan platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa
saja yang ingin membuat purwarupa peralatan elektronik interaktif berdasarkan hardware
dan software yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler diprogram
menggunakan bahasa pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan
bahasa pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat mengunduh
skema hardware arduino dan membangunnya.
Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel
sebagai basis, namun ada individu/perusahaan yang membuat clone arduino dengan
menggunakan mikrokontroler lain dan tetap kompatibel dengan arduino pada level
hardware. Untuk fleksibilitas, program dimasukkan melalui bootloader meskipun ada
opsi untuk membypass bootloader dan menggunakan downloader untuk memprogram
mikrokontroler secara langsung melalui port ISP

Gambar 6.1 Arduino Uno


53 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
6.2.2 Sensor Suhu LM35
Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip IC
dengan 3 kaki (3 pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu atau
temperature sekitar menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan. Sensor
suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan keluarannya naik
sebesar 10 mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150 °C.
Misalnya pada perancangan menggunakan sensor suhu LM35 kita tentukan keluaran
ADC mencapai full scale pada saat suhu 100 °C, sehingga saat suhu 100 °C tegangan
keluaran (10mV/°C x 100 °C) = 1V.

Gambar 6.2 Skema LM35


Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi
yang diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA
hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

6.2.3 Modul Wifi EPS8266


ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan
mikrokontroler seperti Arduino agar dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat
koneksi TCP/IP. Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3V dengan memiliki tiga mode
54 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan
prosesor, memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266 yang
kita gunakan. Sehingga modul ini bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler
apapun karena sudah memiliki perlengkapan layaknya mikrokontroler.

Gambar 6.3 Modul Wifi ESP8266

6.2.4 Thing Speak


Thing Speak adalah aplikasi open source Internet of Thing (IoT) dan API untuk
menyimpan dan mengambil data dari berbagai hal yang menggunakan protocol HTTP
melalui internet atau melalui Local Area Network. Thing Speak awalnya diluncurkan oleh
ioBridge pada tahun 2010 sebagai layanan untuk mendukung aplikasi IoT. Dengan Thing
Speak, pengguna dapat membuat aplikasi pencatatan data sensor, aplikasi pelacak lokasi,
dan dari hal-hal mengenai jaringan social dengan memperbaharui status. Fitur dari Thing
Speak antara lain yaitu Open API, koleksi data secara Real-time, data geolokasi,
pengolahan data, visualisasi data, pesan status dari sebuah perangkat, dan plugin. Thing
Speak dapat diintegerasikan dengan Arduino, Raspberry Pi, ioBridge.io, Imp Electric,
aplikasi mobile/web, jaringan social dan analisis data dengan MATLAB.

Gambar 6.4 Modul Wifi ESP8266

55 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
6.3. Alat-alat dan Komponen
Alat yang diperlukan antara lain;
1. PC/Laptop
2. Software Arduino
3. Arduino UNO
4. Modul Wifi ESP8266
5. Kabel male-female
6. Sensor LM35
7. Thing Speak
8. Project Board

6.4 Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan alat yang terdiri PC/Laptop yang sudah terinstal software Arduino,
Arduino UNO, Kabel male-female, sensor LM35, Aplikasi Thing View dan Thing
Speak.
2. Merakit alat-alat tersebut sesuai Gambar 3.1.
3. Membuat akun Thing Speak yang digunakan untuk menampilkan data keluaran dari
sensor suhu LM35.
4. Merakit alat-alat tersebut sesuai Gambar 3.2.
5. Membuat program di software Arduino sebagai berikut :
#include <SoftwareSerial.h>
#include <stdlib.h>

int ledPin = 13;


int lm35Pin = A0;
String apiKey = "T5F04MERQ7UHH4VJ"; // Ubah dengan API
Key ente bro!
SoftwareSerial ser(10, 11); // RX, TX

void setup() {
pinMode(ledPin, OUTPUT);
Serial.begin(115200);

56 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
ser.begin(115200);
ser.println("AT+RST");
}
void loop() {

digitalWrite(ledPin, HIGH);
delay(200);
digitalWrite(ledPin, LOW);

int val = 0;
for(int i = 0; i < 10; i++) {
val += analogRead(lm35Pin);
delay(500);
}
float temp = val*50.0f/1023.0f;
char buf[16];
String strTemp = dtostrf(temp, 4, 1, buf);
Serial.println(strTemp);

String cmd = "AT+CIPSTART=\"TCP\",\"";


cmd += "184.106.153.149"; // api.thingspeak.com
cmd += "\",80";
ser.println(cmd);

if(ser.find("Error")){
Serial.println("AT+CIPSTART error");
return;
}

String getStr = "GET /update?api_key=";


getStr += apiKey;
getStr +="&field1=";
getStr += String(strTemp);
57 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
getStr += "\r\n\r\n";

cmd = "AT+CIPSEND=";
cmd += String(getStr.length());
ser.println(cmd);

if(ser.find(">")){
ser.print(getStr);
}
else{
ser.println("AT+CIPCLOSE");
Serial.println("AT+CIPCLOSE");
}
delay(2000);
}
6. Mengupload program ke dalam Arduino.
7. Mengamati hasil keluaran pada Thing Speak.
8. Membuat pembahasan dan kesimpulan.

Gambar Rangkaian

Gambar 6.5 Rangkaian Arduino-ESP8266

58 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
Gambar 6.6 Rangkaian Monitoring Suhu via Internet

6.5 Data Hasil Percobaan


Data Percobaan

Tabel 6.1 Data Hasil Percobaan Monitoring Suhu

No Objek Pengukuran Kondisi Motor Servo Hasil Pengukuran

1 Suhu Dingin

2 Suhu Ruangan

3 Suhu Tubuh

4 Suhu Panas

Data Gambar

59 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
60 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
6.6 Analisis Data dan Pembahasan

61 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
6.7 Kesimpulan

1.8 Lembar Evaluasi


No Kegiatan Keterangan Nilai TTD/tanggal

1 Pre-Test

Pengambilan
2
Data

3 Asistensi

4 Post-Test

62 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri
DAFTAR PUSTAKA

Aldrin, Muhammad. 2011. Membuat Rangkaian Pengkondisi Sinyal | Rangkaian


Penguat. [serial online]. http://all-thewin.blogspot.co.id/2011/10/membuat-
rangkaian-pengkondisi-sinyal.html. [28 Januari 2018].
Perdana, Guntur. 2016. Temperature Display 7 Segment / Penampil Suhu 7 Segment.
[serial online]. http://www.gpinstrument.com/2016/03/temperature-display-7-
segment-penampil.html. [28 Januari 2018].
Prasetyo, Muhammad Andi. 2015. Konfigurasi ESP8266 sebagai Client dan Access
Point. [serial online]. http://www.boarduino.web.id/2015/08/konfigurasi-
esp8266-sebagai-client-dan.html. [28 Januari 2018]
Prasetyo, Muhammad Andi. 2015. Monitoring Suhu Melalui Internet dengan ESP8266.
[serial online]. http://www.boarduino.web.id/2015/08/monitoring-suhu-
melalui-internet-dengan.html. [28 Januari 2018]
Suker, Amiruddin. 2015. Pengkondisi Sinyal Analog dan Digital. [serial online].
http://share-ilmu-ilmu.blogspot.co.id/2015/08/pengkondisi-sinyal-analog-dan-
digital.html. [12 April 2017].

63 Buku Petunjuk Praktikum


Telemetri

Anda mungkin juga menyukai