INSTALASI DISTRIBUSI
NAMA : …………………..
NIM : …………………..
KELAS : …………………..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan modul praktikum ini dapat diselesaikan dengan lancar dan
tepat waktu.
Modul Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik ini merupakan bahan ajar yang
digunakan sebagai panduan pada Praktikum Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.
Modul ini menjelaskan perencanaan kontruksi jaringan distribusi yaitu dengan survey lokasi,
perencanaan kebutuhan material, dan kontruksi pentanahan tiang. .
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penyusunan modul praktikum ini, khususnya kepada tim asisten Laboratorium
Distribusi dan Pemanfaatan Tenaga Listrik (Lab. DPTL). Kami menyadari masih banyak
kekurangan baik dari isi materi maupun susunan kalimat. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala masukan bagi perbaikan modul praktikum ini agar kelak dapat dijadikan
sebagai bahan revisi untuk kesempurnaan modul praktikum ini.
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN
I. PESERTA WAJIB
1. Mendaftarkan diri sebagai peserta praktikum (tercantum dalam KRS)
2. Mengisi Pernyataan Mentaati Tata Tertib Laboratorium Distribusi dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik DPTL
3. Mengenakan tanda peserta praktikum/praktikan yang telah disiapkan oleh Laboran
Lab. DPTL.
4. Memiliki Buku Panduan Praktikum
5. Hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, jika terlambat diberikan toleransi selama
15 menit dari waktu yang telah ditentukan dan lebih dari 15 menit maka dianggap
tidak hadir.
6. Peserta praktikum harus menandatangani daftar hadir sebelum dan sesudah
praktikum dilaksanakan.
7. Bila sesuatu hal berhalangan hadir, peserta wajib melaporkan diri kepada Ka. Lab.
DPTL, untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya. Ketidakhadiran tanpa
sepengetahuan yang berwenang, maka peserta dianggap TIDAK LULUS.
8. Peserta praktikum boleh meninggalkan tempat praktikum hanya atas seijin
Ka.Lab/Laboran /Asisten Lab. DPTL
9. Berlaku sopan, bertanggung jawab, berinisiatif dan kreatif terhadap tugas-tugas yang
diberikan selama praktikum.
10. Tas dan barang lainnya yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan praktikum agar
diletakkan di tempat yang telah disediakan.
11. Menjaga kebersihan Laboratorium Distribusi dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
12. Mentaati peraturan dalam menggunakan alat dan bahan yang dipakai dalam
praktikum.
13. Merusak peralatan akibat kelalaian, maka peserta praktikum wajib mengganti,
memperbaiki dan sebagainya dan dinyatakan dalam Berita Acara Kerusakan.
14. Setelah selesai praktikum, peserta praktikum wajib melapor dan mengembalikan
semua fasilitas Laboratorium Distribusi dan Pemanfaatan Tenaga Listrik yang
digunakan kepada Laboran/Asisten Lab. DPTL dalam keadaan baik.
15. Peserta praktikum dianggap TIDAK LULUS apabila melakukan tindakan
indisipliner (melanggar aturan yang ditetapkan) dan hadir kurang dari 100%.
16. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib akan diatur kemudian dalam peraturan
yang lain.
2. Praktikum Lab. DPTL akan dimulai sesuai dengan jadwal perkuliahan Mata Kuliah
Praktikum yang sudah tertera di dalam jadwal kelas yang telah diberikan oleh
Program Studi Teknologi Listrik.
3. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, jika terlambat diberikan
toleransi selama 15 menit dari waktu yang telah ditentukan dan lebih dari 15 menit
maka dianggap tidak hadir.
4. Praktikan yang berhalangan hadir wajib menginformasikannya maksimal H-5
sebelum praktikum dilaksanakan dengan bukti dan keterangan yang jelas kepada
Ka.Lab/Dosen Praktikum/Asisten Lab. DPTL.
5. Pada saat mengikuti praktikum online, diharapkan praktikan fokus dan interaktif
dalam mengikuti praktikum online.
6. Tugas rumah praktikum Lab. DPTL dikumpulkan sebelum dimulai praktikum
pertama (modul 1) dan dikumpulkan ke dalam folder assignment di Microsoft
Teams.
7. Tugas rumah dikerjakan pada lembar kerja praktikan masing-masing dengan ditulis
tangan, dikumpulkan pada folder assignment di Microsoft Teams dalam format
PDF (dijadikan 1 file).
8. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan 1 modul tiap minggu.
9. Praktikan diharapakan mempersiapkan jaringan internet yang stabil demi kelancaran
praktikum online.
10. Praktikan akan melaksanakan Tes Awal pada saat praktikum modul pertama sesuai
dengan dengan kelas masing-masing, menggunakan folder assignment Microsoft
Teams untuk setiap kelasnya.
11. Pengumpulan jurnal maksimal H+6 setelah pertemuan. Bagi yang terlambat
mengumpulkan jurnal akan berlaku pengurangan nilai 1/7 per harinya. Dikumpulkan
dalam format PDF.
V. SANKSI-SANKSI
Pelanggaran-pelanggaran atas tata tertib selama praktikum dan pembuatan laporan akan
dikenakan sanksi sebagai berikut:
No JENIS SANKSI
1. Peringatan secara lisan/teguran.
2. Peringatan secara tertulis.
3. Pengurangan Nilai Praktikum.
4. Tidak Lulus Praktikum.
Nama :
NIM :
Kelas :
Tgl. Praktek :
Tgl. Presentasi :
Jurusan : D-III Teknologi Listrik
Asisten : Restu Ahmad Hidayat
VII.PENILAIAN
1. TUGAS RUMAH = 10 %
2. TES AWAL = 10 %
3. KETERAMPILAN DAN ETIKA = 20 %
4. TES AKHIR = 10 %
5. ARTIKEL ILMIAH/JURNAL = 20 %
6. PRESENTASI = 30 %
TOTAL = 100%
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
MODUL 1
SURVEY LOKASI
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat menentukan lintasan lokasi pemasangan konstruksi saluran distribusi
tegangan menengah / rendah melalui saluran udara
4. TEORI DASAR
4.1. Fungsi Survey
Fungsi utama dari survey adalah untuk menentukan route / lintasan konstruksi
dari suatu jaringan yang akan dipasang.
Ada beberapa hal hasil survey yang sudah berupa gambar rencana dapat
dimanfaatkan :
- Oleh Perencana :
Menentukan titik-titik tempat yang akan dipasang konstruksi serta jenis
konstruksinya dengan menyesuaikan arah lintasan maupun kondisi geografis
- Oleh Pelaksana :
Diperlukan bila titik - titik yang dibuat oleh perencana dengan memberi patok
ternyata hilang atau tidak ada, maka dengan menggunakan gambar rencana yang
sudah ada, titik-titik tersebut dapat dicari kembali
4.3.Peralatan survey
Banyak pilihan untuk penggunaan alat survey dari yang paling modern sampai
pada yang paling sederhana. Yang paling modern adalah dengan menggunakan
GPS ( Global ), yaitu dengan menggunakan alat berteknologi tinggi yang dapat
menentukan titik koordinat bumi berdasarkan satelit, selain itu ketinggian kultur
tanah pada titik juga dapat terdata dengan baik.
Cara yang lain menggunakan Teodolit atau sering disebut alat ukur tanah dengan
hasil titik-titik yang ditentukan sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai
dari titik awal, ketinggian kultur tanahpun disini juga terdata.
Sedangkan cara yang paling sederhana tetapi sebenarnya cukup efektip untuk
melakukan survey untuk lintasan jaringan distribusi, dimana jarak antara satu
titik ke titik lain tidak terlalu jauh dan ketinggian kultur tanah bias dicarikan
dengan selisih yang tidak terlalu ekstrim.
Untuk uji coba survey akan digunakan peralatan yang sederhana yaitu :
- Kompas
Berfungsi untuk menunjukkan arah lintasan, yaitu dengan cara menentukan
sudut antara satu titik ke titik lainnya
- Rol meter / walking meter
Berfungsi untuk mengetahui jarak antara satu titik ke titik lainnya
- Jalon
Sebatang kayu atau logam yang digunakan sebagai titik untuk membidik sudut
C D
A
U B
10L03
40 m
10L02
44 m
10L01
42 m
07 08 09
01 02
B 06 10
03 05 40 m 38 m 35 m
04 35 m
36 m 35 m 42 m
40 m 38 m 42 m
10R01
46 m
10R02
48 m
U = 00
B = 2700 T = 900
S = 1800
Jarum Kompas
Mengukur Sudut Titik Penting
890 910
10L03 10R03
240
270
U
10
09
d. Pematokan
Cara yang sederhana pada pekerjaan pematokan bisa kita lakukan sebagai berikut
:
Contoh :
01 ===> 02 = 1000 sudut ini adalah sudut antara arah utara & arah jaringan
02 ===> 03 = 1000
03 ===> 04 = 1000
Dalam contoh sudut yang terbaca 73°, ini berarti bahwa antara titik a, b dan c
terjadi pembelokan ke arah kiri sebesar 100°- 73° = 27° (lihat gambar)
Dengan langkah yang sama maka dapat kita gambarkan seluruh rencana jaringan
yang kita inginkan Pengukuran jarak dapat kita gunakan dengan rol meter atau
walking meter.
Bila gambar jaringan telah diketahui sudut belok, jarak dan tempat-tempat yang
harus menggunakan tiang panjang / pendek serta titik - titik penting, maka dengan
mudah kita menentukan pemilihan konstruksi dengan bantuan standar yang berlak
E 10L0
80
10L0
80
10L0
C
A 0 0 D 0 80
0 0 B 0
0 0 0 73 97 97
10 73 97
10 10 73 18
10R0
18
10R0
18
F
10R0
10L03
40 m
10L02
44 m
10L0
240 09 890
01 0640 m 07 38 0 10
35 m 35 m
02 05 40 m
36 m 03 04 40 m
35 m 910
40 m 270
42 m
10R01
46 m
10R02
48 m
10R03
e. Hasil Survey
Data yang dihasilkan dari survey adalah gambar rencana yang berisi antara lain :
f. Kontruksi distribusi
Yang dimaksud dengan material pada konstruksi distribusi adalah beberapa barang
yang terangkai pada suatu macam konstruksi .
Untuk mengetahui nama barang, spesifikasi dan jumlahnya dapat dilihat dari
standar konstruksi. Untuk memudahkan penghitungannya , yang pertama dilakukan
adalah merekapitulasi jumlah konstruksi dan selanjutnya dari data tersebut dapat
dihitung jumlah masingmasing material dari keseluruhan konstruksi pada saluran
atau jaringan yang akan dibangun.
5. LANGKAH PRAKTIKUM
5.1 Percobaan 1. Survey lokasi
• Menentuan titik-titik arah lintasan antara dimulai konstruksi pertama sam pai
dengan yang terakhir
• Mengukur jarak lintasan dengan menggunakan walking meter atau rol meter
sesuai yang ditentukan standar konstruksi
• Mengukur Sudut Lintasan antara satu titik dengan titik lainnya dengan
menggunakan kompas
• Melaksanakan pematokan titik yang akan dipasang tiang konstruksi saluran udara
( Set )
6. TUGAS AKHIR
1. Buatlah gambar skema dari data hasil pengukuran dengan skala yang dapat
digambar pada kertas ukuran A3
2. Jelaskan tujuan pelaksanaan survey lokasi dalam perancangan jaringan sistem
tenaga listrik!
3. Jelaskan perbedaan antara jaringan JTM dengan JTR!
4. jelaskan langkah-langkah pelaksaan survey lokasi ! (berdasarkan pemahaman
sendiri!
5. jelaskan bagaimana menghitung sudut lintasan dari titik lintasan yang
didapatkan ketika melakukan praktek! (7 perhitungan
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PRAKTIKUM INSTALASI DISTRIBUSI
MODUL 2
PEMELIHARAAN SUTM
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui standar prosedur cara memelihara SUTM dan mampu
melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi SUTM.
4. TEORI DASAR
4.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang
digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar
telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton. Penggunaan
penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait
dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum yang harus
dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau dengan bangunan
atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia. Termasuk dalam kelompok
yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar yang digunakan adalah
penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core). Penggunaan
penghantar ini tidak menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang
dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya
akibat sentuhan tanaman
5. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pemeliharaan saluran udara
tegangan menengah.
2. Gunakan Alat keselamatan kerja dan pelindung diri sebelum melakukan
pemeliharaan saluran udara tegangan menengah .
3. Mulai lakukan proses pemeliharaan saluran udara tegangan menengah sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan
6. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan macam macam pemeliharaan yang dilakukan pada sistem distribusi tenaga
listrik!
2. Jelaskan peran dan tujuan pelaksanaan pemeliharaan jaringan sutm!
3. Jelaskan langkah-langkah pemeliharaan sutm yaitu penggantian isolator (menurut
bahasa pemahaman sendiri)!
STANDAR KONSTRUKSI
SALURAN UDARA TEGANGAN
MENENGAH
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PRAKTIKUM INSTALASI DISTRIBUSI
MODUL 3
PEMELIHARAAN SUTR
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui standar prosedur cara memelihara SUTR dan mampu
melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi SUTR.
4. TEORI DASAR
4.1 Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem
tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para
pemanfaat / pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi
ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka
selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi
persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan.
5. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pemeliharaan saluran udara
tegangan rendah.
2. Gunakan Alat keselamatan kerja dan pelindung diri sebelum melakukan
pemeliharaan saluran udara tegangan rendah.
3. Mulai lakukan proses pemeliharaan saluran udara tegangan rendah sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan
6. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan peran dan tujuan pelaksanaan pemeliharaan jaringan sutr!
2. Jelaskan langkah-langkah pemeliharaan sutr yaitu penggantian klem buaya
(menurut bahasa pemahaman sendiri)!
3. Mengapa perlengkapan APD dan pemakaiannya harus diperhatikan dengan benar ?
jelaskan alasannya!
STANDAR KONSTRUKSI
SALURAN UDARA TEGANGAN
RENDAH
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PRAKTIKUM INSTALASI DISTRIBUSI
MODUL 4
PEMASANGAN KONTRUKSI SALURAN UDARA
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat melaksanakan pemasangan konstruksi saluran udara tegangan menengah /
tegangan rendah sesuai standar konstruksi dan prosedur pemasangannya
5. TEORI DASAR
Gambar skema dari refencana pemasangan konstruksi saluran udara merupa bagian
awal untuk bekerja, yaitu memastikan titik-titik tempat pemasangan konstruksi di
lapangan. Titik-titik tersebut sebaiknya diber patok yang cukup kuatagar tidak
hilang selama belum mulai dikerjakan pemasangan konstruksinya.
Hampir semua tahapan pemasangan konstruksi saluran udara tegangan menengah /
tegangan rendah mempunyai potensi bahaya yang tinggi, maka kehati-hatian harus
selalu diterapkan.
PELAKSANAAN PRAKTEK
Peletakan tiang
LUBANG GALIAN
Pemadatan Tiang
5. Pemasangan kawat
Harus meperhatikan :
• Andongan :
Jarak antara posisi terendah dari kawat yang terbentang dengan posisi dimana kawat
tersebut
ditopang / disangga, digantungkan oleh tiang. Dipengaruhi oleh bahan kawat, ukuran
kawat,
suhu sekitar., lebar gawang.
Kuat tarik pada saat penarikan kawat dipengaruhi oleh : bahan kawat, ukuran kawat, suhu
sekitardan lebar gawang.
Kuat tarik pada kawat dapat diukur dengan menggunakan dinamo meter
• Lebar gawang :
Jarak antara tiang ke tiang untuk lebar gawang yang tidak sama pada satu seksi, maka nilai
lebar gawang ekivalennya adalah :
Jarak aman :
Jarak minimum yang diperbolehkan antara jaring bertegangan dengan jaring lain atau benda
lain
5. Semua tiang (tiang terminal, sudut dan afspannya) harus memakai schoor sebelum
menggela
6. Minimal 2 arm rollers pada tiang-tiang pada waktu penggelaran penarikan.
7. Pada waktu menggelar diharuskan agar kawat ditarik dari bagian tengah tiang afspan.
8. Agar posisi traverse tidak mudah berubah sehingga kawat hanya dipotong menurut
panjang yang diperlukan.
9. Penarikan kedua kawat pinggir harus dilaksanakan bersama dan balance running
blocks atau rollers selalu dipakai sampai pada waktu kawat-kawat diberi tensi dan
lendutan tertentu
10. Harus menyediakan tenaga yang cukup untuk kontrol kecepatan putar dari drum kabel
Cara penegangan :
1. Mula-mula 2 ( dua ) penghantar bagian luar atau bila memungkinkan semua
penghantar ditarik bersama-sama supaya seimbang dengan menggunakan takel oleh
seorang petugas yang berada pada salah satu ujung kawat.
2. Seorang petugas memeriksa lendutan dengan menggunakan papan bidik
4. Cara lain untuk mengukur besarnya lendutan dapat dilakukan dengan cara mengukur
besarnya gaya tarik pada waktu penegangan dengan menggunakan Dinamo-meter
yang dilakukan oleh petugas pengangan.
6. LANGKAH PRAKTIKUM
1 / 6 panjang tiang
Kemiringan 45
7. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan apa saja hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
persiapan pendirian tiang!
2. Jelaskan langkah pendirian tiang berdasarkan pemahaman masing masing
praktikan!
3. Jelaskan apa saja kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pelakanaan
pendirian tiang!
4. Jelaskan langkah penurunan tiang berdasarkan pemahaman masing masing
praktikan!
5. Mengapa diameter lubang galian untuk tiang harus 2 kali lipat diameter
tiang konstruksi? jelaskan alasannya!
STANDAR
KONSTRUKSI PENAHAN
TIANG
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PRAKTIKUM INSTALASI DISTRIBUSI
MODUL 5
1. Tujuan Praktikum
3. Alat Kerja
1. Tool Kit
2. Micro ohm meter
3. Meger 5.000 s/d 10.000
4. Multi Tester
5. Grounding Set
6. Tester 20 kV
5. Teori Dasar
Pemutus Tenaga ( PMT ) dan Pemutus Beban ( PMB atau sehari-hari disebut deangan
LBS = Load Break Switch ), keduanya merupakan alat hubung yang dapat dimasukkan dan
dikeluarkan dalam keadaan berbeban, bahkan khusus PMT dapat digunakan untuk
memutus beban pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
Pemutusan sirkit berbeban menimbulkan busur listrik pada saat pisau alat hubung
membuka bahkan menutup sekalipun. Busur listrik tersebut dapat dipadamkan oleh media
peredam, misalnya semprotan minyak isolasi, ruang hampa udara dan yang saat ini paling
banyak digunakan berupa gas SF 6.
Namun demikian keterlambatan salah satu atau bahkan ketiga alat hubung dalam membuka
atau menutup, dapat menyebabkan terjadinya busur listrik yang lebih besar dari semestinya
secara normal, ini sangat merusak dan membahayakan bagi personel maupun alat itu
sendiri.
Selain itu kondisi isolasi isolasi yang menurun dan kondisi alat hubung yang kurang baik
juga mempunyai dampak yang sama seperti bahasan sebelumnya.
Untuk menghindar hal tersebut perlu diadakan beberapa pemeriksaan dan pengujian pada
alat hubung berupa :
6. Pelaksanaan Praktikum
Untuk diketahui alat hubung baru biasanya ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik
pembuat adalah minimal 5.000 Mega Ohm, tetapi oleh pengguna biasanya ditetapkan
pada SOP yang nilainya lebih kecil dibanding yang ditetapkan pabrik pembuat alat
hubung tersebut
Tabel Pengukuran
1 2 3
A1 - A2 A = MΩ
A1 - A3 = MΩ
A2 - A2 = MΩ B
A1 – BODY = MΩ
A2 - BODY = MΩ
A3 – BODY = MΩ
B1 - B2 = MΩ
B1 - B3 = MΩ
B2 - B3 = MΩ
B1 – BODY = MΩ
B2 - BODY = MΩ
B3 - BODY = MΩ
A1 - B1 = MΩ
A2 - B2 = MΩ
A3 - B3 = MΩ
Cara pengujian :
Posisi menutup
✓ Fasa R = mili-detik
✓ Fasa S = mili-detik
✓ Fasa T = mili-detik
Posisi membuka
✓ Fasa R = mili-detik
✓ Fasa S = mili-detik
✓ Fasa T = mili-detik
Cara pengujian :
1.Lepaskan semua kabel dan rel penghubung
2.Hubungkan terminal positip alat uji pada fasa yang diuji
3.Hubungkan kedua fasa yang tidak diuji dengan grounding
4.masukkan tegangan uji sebesar 50 KV selama 1 menit
5.Lakukan hal serupa untuk kedua fasa lainnya
Tabel pengujian
Fasa R = mA
Fasa R = mA
Fasa T = mA
Cara pemeriksaan
Cara pengerjaannya
Tujuan Pemeriksaan
Agar kontak baik sehingga tidak menimbulkan panas saat dihungkan dengan sumer
listrik dan beban
Cara pengerjaannya
1. Masukkan saklar pentanahan
2. Buka tutup dan pintu kubikel
3. Lepaskan kontak dengan busbar dan kabel
4. Bersihkan kotoran / debu pada terminal kubikeldengan busbar dan sepatu kabel
keluar menggunakan Sabut plastik hijau
5. Bersihkan permukaan kontak dengan was-bensin atau WD 40
6. Oleskan vaselin-elektrik pada permukaan bagian kontak
7. Pasang kembali busbar dan kabel keluar
8. Kencangkan mur-baut pengikat
9. Pasang kembali tutup dan pintu kubikel
10. Lepas kembali saklar pentanahan
Tujuan Pemeriksaan
Agar kerangka tidak berkarat dan baut-baut penguat terhadap body terpasang semua dengan
baik
Cara pemeriksaan
Cara Pengerjaannya
1. Pemeriksaan kondisi pisau-pisau kontaknya.
2. Pengencangan pada baut-baut pengikat sambungan yang kendor.
3. Pemeriksaan pada bushing.
4. Pemeriksaan pada pegas-pegas kontaknya.
5. Percobaan keluar masuk.
LABORATORIUM DISTRIBUSI
DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2021
PRAKTIKUM INSTALASI DISTRIBUSI
MODUL 6
PENGUJIAN TRANSFORMATOR
1. Tujuan Praktikum
Dapat melaksanakan pengujian Trafo Daya /Tenaga untuk mengetahui kondisi isolasi
pada tegangan kerja dan jika terjadi gangguan tegangan lebih
1. Transformator
3. Alat Kerja
1.Tool Kit
2.Meger 5.000 s/d 10.000
3.Multi Tester
4.Grounding Set
5.Tester 20 kV
5. Teori Dasar
Ketidak sesuaian salah satu dari tiga hal di atas berarti trafo dinyatakan rusak
6. Pelaksanaan Praktikum
Alat penguji yang digunakan adalah Meger dengan tegangan 1.000 s/d 5000 V DC.Cara
pengukurannya adalah menghubungkan kebel ukur dari Meger ke terminal trafo antara
primer dengan skunder, primer dengan body/kerangka trafo dan sekunder dengan body
/ kerangka trafo masing-masing selama 1 ( satu ) menit
C x E
Ris pada suhu t ° c ≥ ------------------- ……………….MΩ
KVA x Ks
Tabel pengujian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kondisi isolasi
Pengujian tegangan tembus minyak isolasi menggunakan perangkat ukur, berupa dua sela
bola tegangan jarak 2,5 mm, dan tegangan yang dapat menaikan sebesar 2 kv / sec. Sesuai
standart iec 156 tahun 1995.
Minyak yang akan diuji diambil dari katup pembuangan trafo, ditaruh dalam botol yang
bersih botol harus penuh dengan minyak, caranya setelah botol terisi, putarlah secara
perlahan-lahn hingga posisi terbalik. Amati adanya udara dan bila ternyata ada, botol diisi
lagi dan ulangi membalik posisi botol.
Bila perangkat penguji berada dekat trafo, pengujian dapat langsung dilaksanakan, tetapi
bila jaraknya jauh, pengujiannya menunggu 15 - 20 menit setelah minyak tiba di tempat
• Pelaksanaan pengujian
1. Ambil minyak trafo dari kran drainer sebanyak isi cawan penguji
2. Atur jarak sela bola sebesar 2,5 mm dengan alat kalibrasi
3. Minyak yang akan diuji, dituang kedalam cawan sampai 5 mm dibawah tutup cawan
4. Biarkan / tunggu selama 1 menit
5. Aduk minyak dengan alat pengaduk selama 1 menit
6. Matikan alat pengaduk dan biarkan minyak selama beberapa saat
7. Masukan tegangan uji dengan pilihan kenaikan tegangan 2 kv / sec. Kenaikan tegangan
akan berhenti bila tercapai tegangan tembusnya
8. Catat besarnya tegangan tembus
9. Lakukan pengujian sampai 6 (enam) kali dengan tahapan yang sama (pengadukan 1
menit, menunggu beberapa saat
TABEL PENGAMATAN
V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6
Tegangan tembus rata-rata = ----------------------------------------
6
10.Hitung nilai tegangan tembus rata-rata sela isolasi 2,5 mm yaitu :
11.Menentukan nilai tegangan tembus minyak pada jarak 1 cm dengan menggunakan
grafik pembanding
Kesimpulan :
Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa trafo akan bekerja dengan tegangan
keluaran yang seimbang, bila tegangan masukkan seimbang. Trafo dengan kondisi
kurang baik keseimbangan tegangan dapat terjadi disebabkan adanya :
– Jumlah belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada pembuatannya
– Ukuran penampang belitan sisi primer dan atau skunder tidak sama pada
pembuatannya
– Adanya hubung singkat pada belitan primer dan atau skunder
Perlakuan pengujian perbandingan transformasi dilakukan pada trafo baru, pemeriksaan
rutin trafo yang sedang beroperasi dan trafo setelah direparasi.
• Cara pengujian :
TABEL PENGAMATAN
TERMINAL TEGANGAN-
SADAPAN TEGANGAN TINGGI TEGANGAN RENDAH
U-V U-W V–W u-v u-w v–w
1
KESIMPULAN :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
• Cara pengujian :
1. Hubung singkatkan ke tiga terminal tegangan rendah.
2. Masukkan tegangan 231 / 400 v pada terminal tegangan tinggi
3. Atur sadapan trafo.
4. Ukur arus pada masing-masing fasa sisi primer dengan menggunakan tiang - amper
meter.
220 / 380 V
U V W
n r s t
ARUS
SADAPAN
FASA 1 FASA 2 FASA 3
1
KESIMPULAN :
……………………………………………………………………………………………