Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI

Institut Teknologi Telkom


Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 27 Maret 2018

MODUL MATA KULIAH


PRAKTIKUM SWITCHING

Disusun Oleh:
Dadiek Pranindito., S.T., M.T

PROGRAM STUDI S1 – TEKNIK TELEKOMUNIKASI


INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128
PURWOKERTO
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL
MATA KULIAH PRAKTIKUM SWITCHING

Materi :
Modul 1 : Simulasi Switching Digital
Modul 2 : Multi Protocol Label Switching (MPLS)
Modul 3 : Pengenalan IP Multimedia Subsystem (IMS)

Telah disetujui dan disahkan untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan


praktikum di Laboratorium

Disusun Oleh:
Dadiek Pranindito., S.T., M.T

Purwokerto, 27 Maret 2018


Mengesahkan,

Ketua Program Studi Kaur. Laboratorium


S1 - Teknik Telekomunikasi Switching & Transmisi

Norma Amalia., S.T., M.Eng Fauza Khair, S.T., M.Eng

ii
Tata Tertib Laboratorium

1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam resmi yang telah ditentukan IT Telkom dan
memakai sepatu.
2. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan ruang Laboratorium dan membuang sampah
pada tempatnya.
3. Mahasiswa menggunakan fasilitas yang disediakan Laboratorium untuk aktivitas
praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang
berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan,
tanpa seijin Ka.Ur. Laboratorium.
4. Selama berada di dalam Laboratorium, mahasiswa dilarang :
a. Membawa makanan atau minuman dan makan atau minum;
b. Mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang disediakan Laboratorium,
tanpa seijin Officer Laboran.
5. Mematuhi segala tata tertib dan aturan yang ditentukan oleh Ka.Ur. Laboratorium.

Tata Tertib Praktikum di Laboratorium

A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan wajib :
a. Menunjukkan Kartu Peserta Praktikum yang sudah diisi dan dilengkapi dengan
foto berwarna terkini.
b. Menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
c. Menguasai dasar teori dari unit modul praktikum yang akan dilakukan.
d. Membawa buku panduan praktikum, baik dalam bentuk hardcopy ataupun
softcopy.
e. hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila
keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan.
2. Praktikan akan briefing pada saat Pre-Test oleh Dosen Praktikum.
3. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah
konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah
disediakan.

B. Selama Praktikum
1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh
diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten.
2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum
yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen
pengampu.
3. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja
praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten.
4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan,
setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor
kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau
arus tanpa seijin asisten.

iii
5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat
tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang
bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu
setelah terjadinya kerusakan.
6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada Dosen
Praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat
alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter
(terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada
pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan
praktikum susulan.
7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan
praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan
terhadap para asisten atau dosen pengampu.
8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang
meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu
praktikum.
9. Asisten praktikum berwenang memberikan tindakan terhadap Praktikan yng
melanggar aturan, dengan sepengetahuan Dosen Praktikum.

C. Setelah Praktikum
1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten,
bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah.
2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3. Praktikan akan diberi pos-test oleh Dosen Praktikum dibantu oleh asisten praktikum.

D. Ketentuan Lain
1. Praktikum susulan diselenggarakan hanya untuk mahasiswa yang berhalangan hadir
pada saat praktikum dikarenakan sakit, menikah, orang tua/wali atau saudara
kandung meninggal, dan dispensasi mengikuti kegiatan dari kampus.
2. Praktikum susulan akan terselenggara, jika mahasiswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan surat keterangan resmi, seperti : Surat Keterangan Sakit dari dokter
dan Surat Dispensasi dari bagian Akademik.
3. Penyelenggara praktikum susulan hanya diperbolehkan atas seijin Dosen Praktikum
dan Ka.Ur. Laboratorium.

iv
Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

MODUL 1 - SIMULASI SWITCHING DIGITAL (SSD)

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari sentral telepon digital
2. Mahasiswa mampu merakit sebuah sentral telepon digital
3. Mahasiswa mampu menganalisa cara kerja dari sentral telepon digital
4. Mahasiswa dapat mengerti tentang proses pembangunan dan pemutusan suatu hubungan
dalam telekomunikasi.
5. Mengerti struktur multifrekuensi dan jalannya proses registrasi dan konversi saat dialing
information.
6. Praktikan dapat mengerti tentang penggabungan beberapa kanal bicara ke dalam suatu
sinyal yang dimultiplex berdasarkan waktu dan sebaliknya.
7. Memahami konsep Time Division Switching (TDS) dan Space Division Switching (SDS).

ALAT DAN BAHAN


1. Unit traineer praktikum sentral digital buatan Leybold
2. Modul Subscriber Matching Unit (SMU)
3. Modul Multifrequncy Reciever (MR)
4. Modul Multiplexer / Demultiplexer (MUX / DEMUX)
5. Modul Switching Network (SN)

DASAR TEORI

Sebuah sistem telekomunikasi yang handal harus didukung oleh subsistem telekomunikasi di
dalamnya. Sub sistem telekomunikasi yang ada adalah terminal pelanggan, jaringan telepon,
sentral telepon. Pada modul SSD ini akan disimulasikan proses terjadinya hubungan telepon
antara 2 user (2 terminal telepon). Untuk dapat terwujudnya suatu panggilan, dibutuhkan
beberapa komponen, yang dibagi menjadi 4 modul (4 bagian), yaitu Subscriber Matching
Unit (SMU), Multifrequency Reciever (MR), Multiplexer / Demultiplexer (MUX/DEMUX),
dan Switching Network (SN). Pada masing masing modul ini, kita dapat memilih bagaimana
prosesnya akan berlangsung, secara continue (CONT.) yaitu semua tahap berjalan otomatis
sampai semua tahap selesai, atau secara step by step (STEP) dimana setiap stepnya dapat kita
atur kapan dimulai dan diakhiri atau dilanjutkan ke step selanjutnya. Pada percobaan ini,

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 1


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

digunakan dua telepon untuk integrasi standar dan empat telepon untuk integrasi lengkap.
Saat percobaan berlangsung dapat diamati proses-proses yang terjadi, yang meliputi :

1. Call Setup.
2. Call Processing.
3. Call Ending.
Pembicaraan telepon secara real time dapat dilakukan setelah proses call setup terjadi.

Langkah-Langkah Praktikum :
• Inisialisasi
1. Aktifkan power supplynya tetapi tidak pada mode STEP-nya, “lamp test” secara
otomatis akan menyala selama 5 detik. Seluruh LED dan tampilan seven segmen
harus menyala.
2. Pada telepon akan terdengar suara ringing.
3. Sistem mulai beroperasi, keempat time slot dari state inisialisasi berjalan
berkelanjutan (siklus).
4. Angkat gagang pada pelanggan 1, nada dial akan mengalir pada kawat a/b dari
pelanggan 1.

• Dialing
1. Multi Frequency Receiver (MFR) aktif ketika pelanggan 1 mendial digit pertama.
2. MFR memproses dan mendefinisikan digit-digit nomor telepon tujuan dan
mengembalikannya ke Subscriber Matching Unit (SMU), dimana setiap digit
ditempatkan sementara sampai seluruh nomor panggilan selesai di dial.

• Pemilihan Jalur Bicara


Setelah MFR mendefinisikan nomor telepon tujuan, lalu nomor tersebut dikirim ke Control Unit
untuk penginisialisasian dalam pemilihan jalur bicara.
1. Pertama-tama ringing outgoing dari hubungan di kalkulasi. Ditunjukkan bahwa time
slot ke 2 kosong.
2. Setelah dilakukan kalkulasi, data untuk control memori di bufferkan untuk kemudian
dikirimkan ke Switching Network (Speech Path Latching).
3. Setelahnya, rute kembali ditentukan di control unit.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 2


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

4. Pada Time slot ke 3, data dari control memori juga dibufferkan dan dikirimkan ke
switching network.
• Pemanggilan Pelanggan 2
1. Lamanya waktu panggil tergantung dari status keseluruhan system.
2. Ketika pelanggan dipanggil, pada kawat a/b pelanggan yang dipanggil tersebut
mengalir arus ringing dan pada kawat a/b pelanggan pemanggil mengalir tone ringing.

• Pelanggan 2 Mengangkat Telepon


Ketika pelanggan yang dituju mengangkat telepon, arus ringing dan tone ringing diputus.
Rute datang dan kembali telah tersedia untuk pengiriman kode bicara bagi kedua arah
tersebut.
1. Kode bicara dari pelanggan 1 dikirimkan dari output SMU, ketika time slot 1 sampai
ke switching network selama siklus pengiriman timeslot.
2. Kemudian kode bicara dikirimkan melalui Multiplexer hingga ke input dari time stage
di switching network.
3. Kode bicara kemudian disimpan di information memori, selanjutnya informasi yang
dibuffer pada time slot 2 di kirimkan ke time stage outgoing melalui Space Stage.
Pada time slot yang sama, informasi dibaca pada time stage outgoing dan dikirimkan
ke subscriber matching unit melalui Demultiplexer. Dengan cara ini kode bicara
sampai ke pelanggan 2.
4. Pada arah sebaliknya, kode bicara dari pelanggan 2 dikirimkan ketika time slot 2 telah
sampai. Kode tersebut dikirimkan melalui Multiplexer dan dibufferkan pada
information memori.

• Pemutusan Pembicaraan
Ada 2 kemungkinan untuk mengakhiri pembicaraan, yaitu:
1. Pelanggan 2 (terpanggil) menutup telepon lebih dulu.
Power supply bagi pelanggan 2 diputus dari Subscriber Matching Unit. Walaupun
kode bicara dari pelanggan 1 masih ada, tetapi kode tersebut tidak dapat diteruskan ke
pelanggan 2. Pada Subcriber Matching Unit, sinyal busy dikirimkan ke pelanggan
pemanggil. Proses ini terus berlanjut hingga pelanggan 1 memutuskan hubungan.
2. Pelanggan 1 (pemanggil) menutup telepon lebih dulu.
Power supply bagi pelanggan 1 diputus dari SMU. Pemutusan ini diinformasikan ke

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 3


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

control, kemudian control unit memutuskan hubungan. Pertama, rute outgoing


diputuskan. Control memori, yang berhubungan dengan hubungan harus dihapus.
Proses ini dapat dilihat dari control unit yang mengeluarkan instruksi “dashes” yang
diteruskan ke switching network.
Proses tersebut juga terjadi pada rute kembali, jadi pada akhirnya kedua arah akan
dalam posisi idle.
Fungsi masing-masing Bagian :
1. Modul Subscriber Matching Unit (SMU)

Gambar 1.1 Modul Subscriber Matching Unit (SMU)

Fungsi blok-blok pada modul SMU adalah :


• Subcriber Line Interface Circuit (SLIC) merupakan representasi dari sirkuit pelanggan.
• Blok HY atau Hybrid untuk memisahkan jalur bicara dua kabel pada system analog
menjadi jalur incoming dan outgoing.
• Blok A/D dan D/A merupakan converter dari analog ke digital dan sebaliknya.
• Tone Generator (TG) untuk memberikan nada (tones) seperti halnya nada bunyi pada
telepon konvensional.
• Ringing Generator (RG) untuk memberikan nada panggil ke telepon yang dipanggil.
• Pulse Dialing (PD) untuk menkonversi digit yang dikirim pemanggil yang diperlukan

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 4


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

untuk pembangunan hubungan.


Cara mencobanya alat ini yaitu dengan mengaktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED
merah) pada panel SMU. Sambungkan Power Supply +12 V ke +12 V, ground ke ground,
+28 V tidak digunakan.
1. Aktifkan power supply. Semua LED dan layar seven segment menyala dan setelah 5
detik akan mati kembali. Setelahnya, seven segment menampilkan tanda strip/garis.
2. Subscriber Line Matching Unit dijalankan dengan cara menekan tombol STEP tahap
demi tahap.

Langkah-Langkah Praktikum :

1. Tekan tombol STEP


Proses LEDs wire a/b pelanggan 1 dan pada battery B blok SLIC
menyala.
Penjelasan Pelanggan satu mengangkat handset. Sentral mengenali
pelanggan tersebut lalu mensupply arus untuk telepon set
pelanggan.
2. Tekan tombol STEP
Proses LED antara tone generator dan SLIC dari pelanggan 1
menyala.
Penjelasan Setelah sentral siap untuk operasi, dial tone dikirimkan ke
pelanggan.
3. Tekan tombol STEP
Proses LED antara TG dan SLIC mati, sedangkan LED antara blok
SLIC dan PD serta keluaran yang berada disebelah kanan
menyala.
Penjelasan Saat pelanggan mulai men-dial, dial tone dimatikan dan jalur
dialing information sudah dapat digunakan. Semua
pelanggan dihubungkan sesuai dengan data sambungan mereka
(nomor telepon, tipe telepon, dsb) yang disimpan di memori
SMU. SMU menentukan apakah multifrequency receiver (MR)
harus dihubungkan ke circuit atau harus mengaktifkan
komponen penerima pulse dialing signals.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 5


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

4. Tekan tombol STEP


Proses Layar seven segment S menunjukkan angka 1.
Penjelasan Agar proses switching dapat terjadi, switching network harus
mempunyai informasi tentang input (pemanggil), harus
dihubungkan dengan output (dipanggil). S=1 menunjukkan
bahwa pelanggan 1 sebagai source (pemanggil) yang
selanjutnya informasi tersebut dimasukkan ke memori.
5. Tekan tombol STEP
Proses Layar seven segment 1 sampai 4 menunjukkan angka 7482.
Penjelasan Pemanggil menghubungi pelanggan dengan nomor 7482.
Sumber dan tujuan panggilan dari suatu hubungan ditetapkan
dan selanjutnya akan dikirimkan ke control unit.
6. Tekan tombol STEP
Proses LED antara SLIC dan PD begitu juga antara PD dan
keluarannya mati.
Penjelasan Jalur data dilepaskan setelah sumber dan tujuan panggilan
ditransmisikan.
7. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur outgoing dari pelanggan 1 dan jalur incoming
pelanggan 2 menyala. Green LED di jalur outgoing
pelanggan 1 menyala.
Penjelasan Hubungan antara pelanggan 1 dan pelanggan 2 telah
ditetapkan melalui switching network (SN).
8. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur pelanggan 2, antara blok RG dan SLIC dari
pelanggan 2 dan antara blok TG dan SLIC dari pelanggan 1
berkedip.
Penjelasan Pelanggan yang dituju dipanggil. Ringing current generator
menyalakan bel pelanggan 2.
9. Tekan tombol STEP
Proses LED berhenti berkedip, sedangkan LED di jalur a/b ke
pelanggan 2 dan pada battery B blok SLIC pelanggan 2
menyala.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 6


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

Penjelasan Pelanggan yang dipanggil menjawab panggilan.


10. Tekan tombol STEP
Proses LED di jalur outgoing dari pelanggan 2 dan jalur incoming
pelanggan 1 menyala. Green LED pada pelanggan 2 dan 1
menyala.
Penjelasan Jalur antara pelanggan 2 ke pelanggan 1 telah dibangun.
Hubungan antara pelanggan 1 dan pelanggan 2 telah
terjadi. Digitalisasi sinyal bicara telah dapat ditransmisikan
secara dua arah melalui sentral digital.
11. Tekan tombol STEP
Proses LEDs di jalur pelanggan 2 dan di battery B blok SLIC dari
pelanggan 2 mati.
Penjelasan Pelanggan 2 menutup pesawat telepon. Arus yang di supply
oleh sentral diputuskan seiring dengan ditutupnya pesawat
telepon.
12. Tekan tombol STEP
Proses Green LED pada jalur outgoing dan incoming dari pelanggan
2 dan pelanggan 1 mati.
Penjelasan Hubungan komunikasi antara kedua pelanggan telah
berakhir.
13. Tekan tombol STEP
Proses LED antara TG dan SLIC dari pelanggan 1 berkedip
Penjelasan Sinyal sibuk yang diberikan oleh tone generator menandakan
bahwa pelanggan 2 telah menutup pesawat telepon.
14. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur pelanggan 1 dan pada battery B blok SLIC
dari pelanggan 1 mati.
Penjelasan Pelanggan 1 menutup pesawat telepon. Arus yang di supply
oleh sentral diputuskan seiring dengan ditutupnya pesawat
telepon.
15. Tekan tombol STEP
Proses LED Pada jalur incoming dan outgoing dari kedua pelanggan
mati.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 7


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

Penjelasan Jalur bicara antara kedua pelanggan telah putus.


16. Tekan tombol STEP
Proses Layar seven segment menunjukkan tanda strip. Kondisi
semula telah tercapai.
Penjelasan Hubungan pada SMU telah putus. Pelanggan dianggap tidak
ada yang melakukan komunikasi. Jika menekan kembali
tombol STEP, maka proses yang sama akan terulang.

2. Multifrequency Receiver (MR)

Gambar 1.2 Modul Multifrequency receiver (MR)

Selain metode push button pulse dialing untuk mengkonversikan informasi dial yang ditekan
pelanggan pada telepon konvensional, dikenal pula metode dual-tone multifrequency
(DTMF). Pada DTMF, masing-masing digit yang ditekan merupakan kombinasi dua
frekuensi, dimana setiap frekuensi terdiri dari grup frekuensi sebanyak 4 jenis (2*1 dari 4-
code). Multifrequency receiver (MR) disini berfungsi untuk menkonversi kombinasi 2
frekuensi tersebut menjadi nomor atau huruf (informasi) yang di-dial oleh pelanggan, yang
selanjutnya diteruskan ke modul SMU. Prosesnya adalah memberikan 2 filter (HPF dan LPF)
untuk mendapatkan 2 frekuensi yang dimaksud, lalu oleh blok control kedua frekuensi

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 8


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

tersebut dikodekan menjadi nomor atau huruf. Setelah didapatkan kodenya, maka akan
disimpan dimemori lalu diteruskan ke SMU agar dapat mengevaluasi proses dialing
information dalam pembangunan suatu hubungan. Multifrequency receiver dapat
dihubungkan via contacts (switch) dengan SMU untuk satu atau dua subscriber circuit.
Cara mencobanya Aktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED merah) pada panel.
Sambungkan power supply +12 V ke +12 V, dan groundnya. Sambungkan Y input osiloskop
dengan SIG soket yang ada pada training panel.

Langkah-Langkah Praktikum :
1. Tekan tombol STEP
Proses LED pada contact sebelah kiri dari line coming SMU
menyala
Penjelasan Pelanggan siap melakukan panggilan. Multifrequency
receiver disambungkan ke circuit pelanggan.
2. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output kedua filter menyala. LED yang berwarna
hijau pada penerima telepon menyala pada posisi 852 Hz dan
1209 Hz dengan delay waktu tertentu. LED pada CTRL blok
dan layar untuk angka 7 menyala setelah beberapa saat.
Penjelasan Pelanggan men-dial angka pertama. Filter membagi
frekuensi rendah dan tinggi menjadi dua kelompok. Penerima
mengenali dua frequency yaitu 852 Hz dan 1209 Hz.
Ketika kedua frequency diterima, CTRL mengkodekan
gabungan frequency tersebut menjadi angka 7.
3. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output filter dan CTRL mati, setelah beberapa
lama LED pada MEM input menyala. Angka „7‟ tampak
pada posisi pertama dari memori. Lalu angka 7 pada layar
dan LED pada input MEM akan mati.
Penjelasan Pengenalan angka 7 dan pembufferan.
4. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output buffer akan menyala.
Penjelasan Buffer mentransmisikan angka 7 ke SMU.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 9


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

*Step selanjutnya merupakan pengulangan dari proses diatas dengan angka yang berbeda*

3. Multiplexer dan Demultiplexer (MUX dan Demux)

Gambar 1.3 Modul Multiplexer dan Demultplexer.

Multiplexer (MUX) adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital dan
menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi
output. Sedangkan multiplexing adalah rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1
output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input
tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak
melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1
saluran komunikasi).
Demultiplexer (DEMUX )adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Seleksi data-data input
dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari Demultiplexer tersebut. Pada
panel MUX/DEMUX dapat kita lihat line L1-k, L2-k, L3-k, L4-k, yang merupakan input
Multiplexer yang datang dari arah pelanggan. Sedangkan L1-g, L2-g, L3-g, L4-g, merupakan

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 10


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

line keluaran DEMUX ke arah pelanggan. Pengamatan dari MUX dan DEMUX dilakukan
melalui clock (CLK) dari control unit (CTR). Keluaran Multiplexer berupa time multiplex
signal dengan 4 time slot

Langkah- langkah praktikum :


1. Tekan tombol STEP
Proses 4 buah LED berwarna hijau time slot 1 sampai 4 pada input
DEMUX akan menyala.
Penjelasan Time multiplex signal, berisi Code word dari switching
network datang sebagai input dari Demultiplexer yang
selanjutnya akan dipisah menjadi line tunggal yang
merepesentasikan satu pelanggan.
2. Tekan tombol STEP
Pada Multiplexer
Proses LED pada jalur L1-k dan jalur H1 menyala. Beberapa saat
kemudian Green LED pada time slot 1 menyala. Lalu LED
pada jalur L1-k dan jalur H1 Mati.
Penjelasan Input 1 disambungkan ke output H1 pada Multiplexer. Code
word yang berasal dari pelanggan 1 diproses dan tampak
pada time slot 1 dari time multiplex signal (H1).
Pada Demultiplexer
Proses LED pada jalur H2 dan jalur L1-g menyala. Setelah beberapa
saat Green LED CW2 (Code Word) menyala dan Green
LED pada time slot 1 pada jalur H2 mati. LED CW2 mati
setelah beberapa saat. LED pada jalur H2 dan jalur L1-g mati
setelah beberapa saat.
Penjelasan Input H2 disambungkan dengan output 1 pada
Demultiplexer. Code word pada time slot 1 dari time
multiplex signal diproses untuk pelanggan 1.
3. Tekan tombol STEP
Pada Multiplexer
Proses LED pada jalur L2-k dan jalur H1 menyala. Beberapa saat
kemudian Green LED pada time slot 2 menyala. Lalu LED

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 11


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

pada jalur L2-k dan jalur H1 mati.


Penjelasan Input 2 disambungkan ke output H1 pada Multiplexer. Code
word yang berasal dari pelanggan 2 diproses dan tampak
pada time slot 2 dari time multiplex signal.
Pada Demultiplexer
Proses Led pada jalur H2 dan jalur L2-g menyala. Setelah beberapa
saat Green LED CW4 menyala dan Green LED pada time
slot 1 pada jalur H2 mati. LED CW4 mati setelah beberapa
saat. LED pada jalur H2 dan jalur L2-g mati setelah beberapa
saat.
Penjelasan Input H2 disambungkan dengan output 2 pada
Demultiplexer. Code word pada time slot 2 dari time
multiplex signal diproses untuk pelanggan 2.
4. Tekan tombol STEP
Pada Multiplexer
Proses LED Pada jalur L3-k dan jalur H1 menyala. Beberapa saat
kemudian Green LED pada time slot 3 menyala. Lalu LED
pada jalur L3-k dan jalur H1 mati.
Penjelasan Input 3 disambungkan ke output H1 pada Multiplexer. Code
word yang berasal dari pelanggan 3 diproses dan tampak
pada time slot 3 dari time multiplex signal.
Pada Demultiplexer
Proses LED pada jalur H2 dan jalur L3-g menyala. Setelah beberapa
saat Green LED CW6 menyala dan Green LED pada time
slot 3 pada jalur H2 mati. LED CW6 mati setelah beberapa
saat. Led pada jalur H2 dan jalur L3-g mati setelah beberapa
saat.
Penjelasan Input H2 disambungkan dengan output 3 pada
Demultiplexer. Code word pada time slot 3 dari time
multiplex signal diproses untuk pelanggan 3.
5. Tekan tombol STEP
Pada Multiplexer
Proses LED Pada jalur L4-k dan jalur H1 menyala. Beberapa saat

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 12


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

kemudian Green LED pada time slot 4 menyala. Lalu LED


pada jalur L4-k dan jalur H1 mati
Penjelasan Input 4 disambungkan ke output H1 pada Multiplexer. Code
word yang berasal dari pelanggan 4 diproses dan tampak
pada time slot 4 dari time multiplex signal.
Pada Demultiplexer
Proses LED pada jalur H2 dan jalur L4-g menyala. Setelah beberapa
saat Green LED CW8 menyala dan Green LED pada time
slot 4 pada jalur H2 mati. LED CW8 mati setelah beberapa
saat. Led pada jalur H2 dan jalur L4-g mati setelah beberapa
saat.
Penjelasan Input H2 disambungkan dengan output 4 pada
Demultiplexer. Code word pada time slot 4 dari time
multiplex signal diproses untuk pelanggan 4.
6. Tekan tombol STEP
Proses Semua LED akan mati, jika tombol STEP ditekan maka akan
terjadi pengulangan proses.

4. Switching Network
Setelah melewati proses mux/demux, data yang telah dikalkulasikan untuk control memori di
bufferkan kemudian dikirimkan ke Switching Network. Setiap Time slot data percakapan
antara pelanggan diproses lalu dirutekan di Switching Network sesuai dengan tujuannya.
Suatu time slot kosong dibutuhkan untuk membangun suatu hubungan, dimana nantinya time
slot ini akan independent ditinjau dari posisi waktu pada saat kanal mengalami proses di
jaringan. Posisi time slot tersebut harus dijaga sehingga pada output Switching Network time
slot sesuai dengan pengalamatan yang diinginkan.
Time Stage dilakukan sebelum Space Stage, berfungsi sebagai optimalisator. Time Stage
menyeleksi kemungkinan adanya time slot yang kosong atau mengandung kode bicara untuk
kemudian di switch ke Space Stage. Karakteristik dari Space Stage di Switching Network
ditentukan berdasarkan fakta bahwa kanal (kode bicara 8 bit) tidak dapat merubah posisinya
berdasarkan waktu selama proses switching.
Space Stage berfungsi untuk menjaga posisi dari time slot. Space Stage juga melakukan
pengalamatan tentang tujuan dari time slot. Pengalamatan ini menunjukkan ke lokasi mana

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 13


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

time slot ditujukan.Output dari Space Stage adalah sinyal time multiplex, berupa kanal-kanal.
Sebelum kanal-kanal ini dikirim lebih lanjut, harus dihasilkan urutan-urutan yang
memberikan identitas dari pelanggan. Urutan ini dihasilkan oleh Time Stage yang ada setelah
Space Stage. Setiap proses switch di Time Stage, control memori memberikan instruksi time
slot mana yang harus dibaca.
Alat ini adalah suatu TST Switching Network, dimana Space Stage terdiri dari 2 Space
Switch. Input dari Space Stage, H3 dan H4, terhubung secara seri dengan 2 Time Switch
incoming TSI, dimana hanya satu yang ditampilkan. Output dari Space Stage, H5 dan H6,
terhubung denga 2 Time Switch outgoing, dan juga hanya satu yang ditampilkan.

Gambar 1.4 Switching Network

Langkah-langkah praktikum :
Pada percobaan, akan dilakukan tiga operasi. Operasi pertama terdapat hubungan melalui rute
H3 (input 0) dari Space Stage ke pelanggan yang terhubung pada rute H2 (outgoing). Rute
incoming menghubungkan input H1 ke output H6 melalui rute H4 (input 1) di Space Stage.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 14


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

I. Operasi Pertama Time slot 1


1. Tekan tombol STEP
Proses LED pada rute H1 menyala.
Penjelasan Time slot pertama sampai input TS 1 (rute H1). Time slot ini
kosong (diindikasikan oleh LED pada time slot 1 tidak
menyala), sehingga tidak ada informasi yang ditempatkan
pada lokasi pertama dari Information Memori.
2. Tekan tombol STEP
Proses [1]

Penjelasan Control memori ke 3 pada TS1 ditempatkan pada time slot 1.


Code word yang telah disimpan pada frame sebelumnya
dibaca dari lokasi memori ke 3 dari Information Memori.
Code word akan tampil sebagai output pada time slot 1. Pada
layar akan tampak bahwa input dari TS1 yang berasal dari
time slot 3 digeser ke time slot 1 pada output.
Proses [2]

Penjelasan Control memori dari SS0 akan menempatkan time slot 1


pada H4 ke time slot 1 pada H6.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 15


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

3. Tekan tombol STEP


Proses [1]

Penjelasan Control memori dari SS1 akan menempatkan time slot 1


pada H3 ke time slot pada H5.
Proses [2]
Penjelasan Code word sebagai input dari TS0 pada time slot 1.

(jalur H5) lalu dimasukkan ke lokasi penyimpanan 1 dari


memori informasi dan akan tetap berada di tempat tersebut
sampai bisa ditransmisikan ke pelanggan yang dituju.
4. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur H2 menyala dan tampilan dari time slot 1
pada Control Memori berupa strip/garis.
Penjelasan Lokasi pertama dari Control Memori pada TS0 kosong.
Operasi Pertama Time slot 2
5 – 8 Tekan tombol STEP
Proses Hanya LED pada jalur H1 yang menyala pada input TSI.
Control Memori pada Space Stage menampilkan tanda
strip/garis, begitu pula dengan Control Memori dari TSO.
LED pada jalur H2 (output TSO) menyala.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 16


Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)

Penjelasan Time slot 2 pada input terisi. Time slot ke 2 pada Control
Memori kosong karena tidak ada masukan. Switching dari
Code word tidak terjadi.

II. Operasi Pertama Time slot 3


9. Tekan tombol STEP
Proses

Penjelasan Control memori dari TS0 berisi digit 1 pada time slot ke 3.
Informasi yang sebelumnya menjadi input lokasi ke 1 pada
Information Memori di switch ke pelanggan ke 3 yang
merupakan pelanggan yang dihubungi.
III. Operasi Pertama Time slot 4
13. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur H1 menyala.
Penjelasan Time slot ke 4 dari incoming frame kosong, tidak ada data
masukan.
14 – 16. Tekan tombol STEP
Proses Control Memori pada Space Stage dan TSO menampilkan
strip/garis.
Penjelasan Control memori kosong, tidak ada yang di switch.

Laboratorium Switching Dan Transmisi IT Telkom Purwokerto 17

Anda mungkin juga menyukai