Disusun Oleh:
Dadiek Pranindito., S.T., M.T
MODUL
MATA KULIAH PRAKTIKUM SWITCHING
Materi :
Modul 1 : Simulasi Switching Digital
Modul 2 : Multi Protocol Label Switching (MPLS)
Modul 3 : Pengenalan IP Multimedia Subsystem (IMS)
Disusun Oleh:
Dadiek Pranindito., S.T., M.T
ii
Tata Tertib Laboratorium
1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam resmi yang telah ditentukan IT Telkom dan
memakai sepatu.
2. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan ruang Laboratorium dan membuang sampah
pada tempatnya.
3. Mahasiswa menggunakan fasilitas yang disediakan Laboratorium untuk aktivitas
praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang
berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan,
tanpa seijin Ka.Ur. Laboratorium.
4. Selama berada di dalam Laboratorium, mahasiswa dilarang :
a. Membawa makanan atau minuman dan makan atau minum;
b. Mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang disediakan Laboratorium,
tanpa seijin Officer Laboran.
5. Mematuhi segala tata tertib dan aturan yang ditentukan oleh Ka.Ur. Laboratorium.
A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan wajib :
a. Menunjukkan Kartu Peserta Praktikum yang sudah diisi dan dilengkapi dengan
foto berwarna terkini.
b. Menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
c. Menguasai dasar teori dari unit modul praktikum yang akan dilakukan.
d. Membawa buku panduan praktikum, baik dalam bentuk hardcopy ataupun
softcopy.
e. hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila
keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan.
2. Praktikan akan briefing pada saat Pre-Test oleh Dosen Praktikum.
3. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah
konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah
disediakan.
B. Selama Praktikum
1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh
diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten.
2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum
yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen
pengampu.
3. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja
praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten.
4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan,
setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor
kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau
arus tanpa seijin asisten.
iii
5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat
tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang
bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu
setelah terjadinya kerusakan.
6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada Dosen
Praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat
alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter
(terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada
pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan
praktikum susulan.
7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan
praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan
terhadap para asisten atau dosen pengampu.
8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang
meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu
praktikum.
9. Asisten praktikum berwenang memberikan tindakan terhadap Praktikan yng
melanggar aturan, dengan sepengetahuan Dosen Praktikum.
C. Setelah Praktikum
1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten,
bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah.
2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3. Praktikan akan diberi pos-test oleh Dosen Praktikum dibantu oleh asisten praktikum.
D. Ketentuan Lain
1. Praktikum susulan diselenggarakan hanya untuk mahasiswa yang berhalangan hadir
pada saat praktikum dikarenakan sakit, menikah, orang tua/wali atau saudara
kandung meninggal, dan dispensasi mengikuti kegiatan dari kampus.
2. Praktikum susulan akan terselenggara, jika mahasiswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan surat keterangan resmi, seperti : Surat Keterangan Sakit dari dokter
dan Surat Dispensasi dari bagian Akademik.
3. Penyelenggara praktikum susulan hanya diperbolehkan atas seijin Dosen Praktikum
dan Ka.Ur. Laboratorium.
iv
Modul 1 Simulasi Switching Digital (SSD)
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari sentral telepon digital
2. Mahasiswa mampu merakit sebuah sentral telepon digital
3. Mahasiswa mampu menganalisa cara kerja dari sentral telepon digital
4. Mahasiswa dapat mengerti tentang proses pembangunan dan pemutusan suatu hubungan
dalam telekomunikasi.
5. Mengerti struktur multifrekuensi dan jalannya proses registrasi dan konversi saat dialing
information.
6. Praktikan dapat mengerti tentang penggabungan beberapa kanal bicara ke dalam suatu
sinyal yang dimultiplex berdasarkan waktu dan sebaliknya.
7. Memahami konsep Time Division Switching (TDS) dan Space Division Switching (SDS).
DASAR TEORI
Sebuah sistem telekomunikasi yang handal harus didukung oleh subsistem telekomunikasi di
dalamnya. Sub sistem telekomunikasi yang ada adalah terminal pelanggan, jaringan telepon,
sentral telepon. Pada modul SSD ini akan disimulasikan proses terjadinya hubungan telepon
antara 2 user (2 terminal telepon). Untuk dapat terwujudnya suatu panggilan, dibutuhkan
beberapa komponen, yang dibagi menjadi 4 modul (4 bagian), yaitu Subscriber Matching
Unit (SMU), Multifrequency Reciever (MR), Multiplexer / Demultiplexer (MUX/DEMUX),
dan Switching Network (SN). Pada masing masing modul ini, kita dapat memilih bagaimana
prosesnya akan berlangsung, secara continue (CONT.) yaitu semua tahap berjalan otomatis
sampai semua tahap selesai, atau secara step by step (STEP) dimana setiap stepnya dapat kita
atur kapan dimulai dan diakhiri atau dilanjutkan ke step selanjutnya. Pada percobaan ini,
digunakan dua telepon untuk integrasi standar dan empat telepon untuk integrasi lengkap.
Saat percobaan berlangsung dapat diamati proses-proses yang terjadi, yang meliputi :
1. Call Setup.
2. Call Processing.
3. Call Ending.
Pembicaraan telepon secara real time dapat dilakukan setelah proses call setup terjadi.
Langkah-Langkah Praktikum :
• Inisialisasi
1. Aktifkan power supplynya tetapi tidak pada mode STEP-nya, “lamp test” secara
otomatis akan menyala selama 5 detik. Seluruh LED dan tampilan seven segmen
harus menyala.
2. Pada telepon akan terdengar suara ringing.
3. Sistem mulai beroperasi, keempat time slot dari state inisialisasi berjalan
berkelanjutan (siklus).
4. Angkat gagang pada pelanggan 1, nada dial akan mengalir pada kawat a/b dari
pelanggan 1.
• Dialing
1. Multi Frequency Receiver (MFR) aktif ketika pelanggan 1 mendial digit pertama.
2. MFR memproses dan mendefinisikan digit-digit nomor telepon tujuan dan
mengembalikannya ke Subscriber Matching Unit (SMU), dimana setiap digit
ditempatkan sementara sampai seluruh nomor panggilan selesai di dial.
4. Pada Time slot ke 3, data dari control memori juga dibufferkan dan dikirimkan ke
switching network.
• Pemanggilan Pelanggan 2
1. Lamanya waktu panggil tergantung dari status keseluruhan system.
2. Ketika pelanggan dipanggil, pada kawat a/b pelanggan yang dipanggil tersebut
mengalir arus ringing dan pada kawat a/b pelanggan pemanggil mengalir tone ringing.
• Pemutusan Pembicaraan
Ada 2 kemungkinan untuk mengakhiri pembicaraan, yaitu:
1. Pelanggan 2 (terpanggil) menutup telepon lebih dulu.
Power supply bagi pelanggan 2 diputus dari Subscriber Matching Unit. Walaupun
kode bicara dari pelanggan 1 masih ada, tetapi kode tersebut tidak dapat diteruskan ke
pelanggan 2. Pada Subcriber Matching Unit, sinyal busy dikirimkan ke pelanggan
pemanggil. Proses ini terus berlanjut hingga pelanggan 1 memutuskan hubungan.
2. Pelanggan 1 (pemanggil) menutup telepon lebih dulu.
Power supply bagi pelanggan 1 diputus dari SMU. Pemutusan ini diinformasikan ke
Langkah-Langkah Praktikum :
Selain metode push button pulse dialing untuk mengkonversikan informasi dial yang ditekan
pelanggan pada telepon konvensional, dikenal pula metode dual-tone multifrequency
(DTMF). Pada DTMF, masing-masing digit yang ditekan merupakan kombinasi dua
frekuensi, dimana setiap frekuensi terdiri dari grup frekuensi sebanyak 4 jenis (2*1 dari 4-
code). Multifrequency receiver (MR) disini berfungsi untuk menkonversi kombinasi 2
frekuensi tersebut menjadi nomor atau huruf (informasi) yang di-dial oleh pelanggan, yang
selanjutnya diteruskan ke modul SMU. Prosesnya adalah memberikan 2 filter (HPF dan LPF)
untuk mendapatkan 2 frekuensi yang dimaksud, lalu oleh blok control kedua frekuensi
tersebut dikodekan menjadi nomor atau huruf. Setelah didapatkan kodenya, maka akan
disimpan dimemori lalu diteruskan ke SMU agar dapat mengevaluasi proses dialing
information dalam pembangunan suatu hubungan. Multifrequency receiver dapat
dihubungkan via contacts (switch) dengan SMU untuk satu atau dua subscriber circuit.
Cara mencobanya Aktifkan tombol switch ke posisi STEP (ke LED merah) pada panel.
Sambungkan power supply +12 V ke +12 V, dan groundnya. Sambungkan Y input osiloskop
dengan SIG soket yang ada pada training panel.
Langkah-Langkah Praktikum :
1. Tekan tombol STEP
Proses LED pada contact sebelah kiri dari line coming SMU
menyala
Penjelasan Pelanggan siap melakukan panggilan. Multifrequency
receiver disambungkan ke circuit pelanggan.
2. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output kedua filter menyala. LED yang berwarna
hijau pada penerima telepon menyala pada posisi 852 Hz dan
1209 Hz dengan delay waktu tertentu. LED pada CTRL blok
dan layar untuk angka 7 menyala setelah beberapa saat.
Penjelasan Pelanggan men-dial angka pertama. Filter membagi
frekuensi rendah dan tinggi menjadi dua kelompok. Penerima
mengenali dua frequency yaitu 852 Hz dan 1209 Hz.
Ketika kedua frequency diterima, CTRL mengkodekan
gabungan frequency tersebut menjadi angka 7.
3. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output filter dan CTRL mati, setelah beberapa
lama LED pada MEM input menyala. Angka „7‟ tampak
pada posisi pertama dari memori. Lalu angka 7 pada layar
dan LED pada input MEM akan mati.
Penjelasan Pengenalan angka 7 dan pembufferan.
4. Tekan tombol STEP
Proses LED pada output buffer akan menyala.
Penjelasan Buffer mentransmisikan angka 7 ke SMU.
*Step selanjutnya merupakan pengulangan dari proses diatas dengan angka yang berbeda*
Multiplexer (MUX) adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data digital dan
menyeleksi salah satu dari input tersebut pada saat tertentu, untuk dikeluarkan pada sisi
output. Sedangkan multiplexing adalah rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1
output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input
tertentu kepada outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak
melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1
saluran komunikasi).
Demultiplexer (DEMUX )adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Seleksi data-data input
dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan input dari Demultiplexer tersebut. Pada
panel MUX/DEMUX dapat kita lihat line L1-k, L2-k, L3-k, L4-k, yang merupakan input
Multiplexer yang datang dari arah pelanggan. Sedangkan L1-g, L2-g, L3-g, L4-g, merupakan
line keluaran DEMUX ke arah pelanggan. Pengamatan dari MUX dan DEMUX dilakukan
melalui clock (CLK) dari control unit (CTR). Keluaran Multiplexer berupa time multiplex
signal dengan 4 time slot
4. Switching Network
Setelah melewati proses mux/demux, data yang telah dikalkulasikan untuk control memori di
bufferkan kemudian dikirimkan ke Switching Network. Setiap Time slot data percakapan
antara pelanggan diproses lalu dirutekan di Switching Network sesuai dengan tujuannya.
Suatu time slot kosong dibutuhkan untuk membangun suatu hubungan, dimana nantinya time
slot ini akan independent ditinjau dari posisi waktu pada saat kanal mengalami proses di
jaringan. Posisi time slot tersebut harus dijaga sehingga pada output Switching Network time
slot sesuai dengan pengalamatan yang diinginkan.
Time Stage dilakukan sebelum Space Stage, berfungsi sebagai optimalisator. Time Stage
menyeleksi kemungkinan adanya time slot yang kosong atau mengandung kode bicara untuk
kemudian di switch ke Space Stage. Karakteristik dari Space Stage di Switching Network
ditentukan berdasarkan fakta bahwa kanal (kode bicara 8 bit) tidak dapat merubah posisinya
berdasarkan waktu selama proses switching.
Space Stage berfungsi untuk menjaga posisi dari time slot. Space Stage juga melakukan
pengalamatan tentang tujuan dari time slot. Pengalamatan ini menunjukkan ke lokasi mana
time slot ditujukan.Output dari Space Stage adalah sinyal time multiplex, berupa kanal-kanal.
Sebelum kanal-kanal ini dikirim lebih lanjut, harus dihasilkan urutan-urutan yang
memberikan identitas dari pelanggan. Urutan ini dihasilkan oleh Time Stage yang ada setelah
Space Stage. Setiap proses switch di Time Stage, control memori memberikan instruksi time
slot mana yang harus dibaca.
Alat ini adalah suatu TST Switching Network, dimana Space Stage terdiri dari 2 Space
Switch. Input dari Space Stage, H3 dan H4, terhubung secara seri dengan 2 Time Switch
incoming TSI, dimana hanya satu yang ditampilkan. Output dari Space Stage, H5 dan H6,
terhubung denga 2 Time Switch outgoing, dan juga hanya satu yang ditampilkan.
Langkah-langkah praktikum :
Pada percobaan, akan dilakukan tiga operasi. Operasi pertama terdapat hubungan melalui rute
H3 (input 0) dari Space Stage ke pelanggan yang terhubung pada rute H2 (outgoing). Rute
incoming menghubungkan input H1 ke output H6 melalui rute H4 (input 1) di Space Stage.
Penjelasan Time slot 2 pada input terisi. Time slot ke 2 pada Control
Memori kosong karena tidak ada masukan. Switching dari
Code word tidak terjadi.
Penjelasan Control memori dari TS0 berisi digit 1 pada time slot ke 3.
Informasi yang sebelumnya menjadi input lokasi ke 1 pada
Information Memori di switch ke pelanggan ke 3 yang
merupakan pelanggan yang dihubungi.
III. Operasi Pertama Time slot 4
13. Tekan tombol STEP
Proses LED pada jalur H1 menyala.
Penjelasan Time slot ke 4 dari incoming frame kosong, tidak ada data
masukan.
14 – 16. Tekan tombol STEP
Proses Control Memori pada Space Stage dan TSO menampilkan
strip/garis.
Penjelasan Control memori kosong, tidak ada yang di switch.