Anda di halaman 1dari 35

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

S1 FISIKA

PENGUKURAN KOMPONEN DENGAN AVOMETER DAN OSILOSKOP


RANGKAIAN THEVENIN-NORTON
POWER SUPPLY DC
PENGUAT OP AMP I
KARAKTERISTIK DIODA DAN LED
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN PENGUAT COMMON EMITER
PROJEK
PRACTICE TEST

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul Praktikum Fisika Elektronika Dasar I untuk mahasiswa Program
Studi Fisika Universitas Sumatera Utara ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
Elektronika Dasar II yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Fisika disetiap program
studi. Penuntun ini mengalami perubahan isi dari penuntun sebelumnya dan perubahan ini
dilakukan untuk tujuan mempertegas apa yang hendak dicapai mahasiswa/i melalui setiap
percobaan.
Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan dan
melaksanakan praktikum di Laboratorium Elektronika Dasar I FMIPA-USU dengan lebih baik,
terarah, dan terencana. Modul ini terdiri dari beberapa percobaan, yaitu: Pengukuran Komponen
Dengan Avometer Dan Osiloskop, Rangkaian Thevenin-Norton, Power Supply Dc, Penguat Op
Amp I, Karakteristik Dioda Dan Led, Karakteristik Transistor Dan Penguat Common Emiter.
Untuk setiap jenis praktikum diberikan tujuan, teori yang relatif singkat, prosedur eksperimen,
dan tugas persiapan yang harus diserahkan sebelum praktikum.
Pada penulisan laporan (jurnal) mahasiswa tidak harus mengikuti apa yang tercantum
pada modul ini, tetapi bergantung pada kenyataan yang dijumpai dalam melakukan praktikum.
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam modul ini, oleh
sebab itu kami tim penyusun dengan tangan terbuka selalu menerima saran-saran yang bersifat
membangun dan membantu perbaikan penuntun ini untuk penerbitan selanjutnya.
Akhirnya, ucapan terima kasih kepada rekan rekan yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan penuntun ini.

Medan, Februari 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Judul hal
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
TATA TERTIB iv
PENGUKURAN KOMPONEN DENGAN AVOMETER DAN 1
RANGKAIAN THEVENIN-NORTON 8
POWER SUPPLY DC 11
PENGUAT OP AMP I 14
KARAKTERISTIK DIODA DAN LED 18
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN PENGUAT COMMON EMITER 21
PROJEK 27
PRACTICE TEST 28
DAFTAR PUSTAKA 29

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

1. Praktikan harus mendaftarkan diri di bagian administrasi Laboratorium Elektronika dasar


2. Praktikan wajib hadir selambat-lambatnya 15 menit sebelum praktikum dimulai
3. Sebelum memasuki Laboratorium:
a. Praktikan wajib mempelajari buku penuntun dan teori yang berhubungan dengan
percobaan yang akan dilakukan serta cara kerja alat yang akan digunakan pada
percobaan tersebut
b. Setiap praktikan wajib memakai jas praktikum dan sepatu kets lengkap dengan kaos
kaki dengan batas mata kaki harus tertutup (tidak dibenarkan memakai sandal)
 Laki-laki;
 Memakai celana panjang hitam keper dan kemeja lengan panjang,
 Rambut dipangkas rapi (dipotong pendek), Tidak memakai perhiasan.
 Perempuan;
 Memakai rok panjang hitam dan baju kemeja lengan panjang,
 Jilbab hitam. Bagi yang tidak memakai jilbab, rambut diikat rapi dan tidak
mengenakan poni,
 Tidak memakai perhiasan.
c. Praktikan wajib membawa:
 Buku penuntun praktikum
 Jurnal praktikum setengah jadi untuk pertama kali masuk dan seterusnya
membawa jurnal jadi dan setengah jadi.
 Kartu absensi yang telah ditulis judul dan tanggal percobaan
 Kain lap/serbet
 Tissue
 Alat tulis
 Kalkulator dan perlengkapan lain yang dianggap perlu
4. Di dalam Laboratorium:
a. Sebelum memulai percobaan, praktikan harus:

iv
 Menyerahkan tugas persiapan yang telah dikerjakan di rumah pada asisten yang
bersangkutan dan apabila tidak siap/diserahkan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum
 Mengikuti responsi
 Memeriksa peralatan yang akan digunakan dalam percobaan bersama asisten yang
bersangkutan sebelum memulai praktikum (apakah lengkap dan layak digunakan)
b. Selama melakukan percobaan, praktikan tidak dibenarkan :
 Meninggalkan percobaan masing-masing tanpa izin dari asisten yangbersangkutan
(berjalan-jalan, keluar masuk ruangan praktikum)
 Pinjam-meminjam alat tulis sesama siapapun
 Mengganggu praktikan yang lain
 Merokok
 Membuat Keributan
c. Setelah selesai melakukan percobaan, praktikan harus melaporkan data percobaan
yang diperoleh kepada asisten dan data tersebut harus ditanda tangani oleh asisten
yang bersangkutan.
d. Setelah selesai percobaan, praktikan tidak dibenarkan pulang sebelum waktunyaselesai
e. Sebelum dan sesudah percobaan, praktikan harus membersihkan peralatan
f. Kerusakan alat yang disebabkan kelalaian praktikan, harus diganti atas nama
kelompok yang bersangkutan dan praktikan tidak dibenarkan mengikuti praktikum
selanjutnya sebelum alat yang rusak tersebut diganti
5. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit, harus mengirimkan surat dokter ke
Koordinator Lab. Elektronika Dasar I selambat-lambatnya 2 hari setelah praktikum
dilaksanakan (surat hanya berlaku pada satu judul saja)
6. Bagi praktikan yang tidak patuh pada tata tertib praktikum ini tidak dibenarkan mengikuti
praktikum
7. Bagi praktikan yang melanggar peraturan 1 s/d 7, praktikan akan mendapat sanksi berupa:
a. Tidak diperbolehkan mengikuti praktikum atau dipulangkan
b. Dikeluarkan dan harus melengkapi atau harus mempelajari referensi
c. Dapat pemotongan nilai ½ dari nilai laporan praktikum

v
d. Mengulang percobaan di hari yang lain (kesepakatan asisten dengan praktikan)apabila
alasan ketidakhadiran :
 Karena sakit
 Karena keluarga dekat sakit (orang tua atau saudara kandung) Karena kegiatan
akademis oleh Fakultas/Universitas
Dengan ini, kami seluruh mahasiswa Fisika Universitas Sumatera Utara menyetujui seluruh
peraturan yang tertera diatas. Apabila kami melanggar peraturan diatas, maka kami bersedia
menerima sanksi dari Kepala Laboratorium Elektronika Dasar .

Medan, Febuari 2023

Menyetujui

a.n mahasiswa Fisika USU Koordinator Lab. Elektronika Dasar

__________________________ __________________________

Mengesahkan;
Kepala Lab. Elektronika Dasar.

_________________________

vi
PENGUKURAN KOMPONEN DENGAN AVOMETER DAN OSILOSKOP

1. Tujuan
 Untuk mengetahui fungsi, batas kemampuan dan baik buruknya beberapa komponen
 Untuk mempelajari teknik pengukuran menggunakan avometer dan osiloskop
 Mempratekkan penggunaan osiloskop untuk mengukur besaran sinyal listrik berupa:
 Besaran tegangan puncak puncak
 Periode/frekuensi
 Bentuk gelombang

2. Teori
2.1. Avometer
Berdasarkan pengoperasiannya maka komponen dibedakan menjadi komponen aktif dan
komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen yang pada pengoperasiannya membutuhkan
daya. Dan komponen pasif tidak memerlukan daya.

Gambar. AVOmeter
Untuk penentuan baik buruknya suatu komponen dapat dilakukan dengan sebagai dengan
pengukuran. Diantaranya adalah menggunakan alat ukur AVOmeter. Sedangkan untuk melihat
dan mengukur respon suatu komponen dapat dimonitoring dengan osiloskop.
Sedangkan untuk menentukan besa dan kemampuan suatu komponen biasanya sudah
tertulis sendiri pada datasheet nya, namun sebagian komponen dapat dilihat dibadan komponen
tersebut.
2.2. Osiloskop
Banyak pengukuran yang besarannya tergantung terhadap waktu sesaat sehingga harus
diukur meggunakan osiloskop. Untuk sinyal ber-frekuensi (-0,5Hz) biasanya dipakai chat

1
recorder, namun untuk frekuensi tinggi (10MHz) dipakai osiloskop biasa dan untuk frekuensi
(GHz) dipakai osiloskop yang khusus seperti osiloskop storage.
Inti dari osiloskop ialah tabung sinar katoda (CRT) dimana sinyal tampak sebagai
bayangan pada layar fosforen. Berkas electron yang dihasilkan oleh meriam electron mengalami
penyimpangan kearah vertikal dan horizontal didalam CRT sesuai dengan input vertikal (Y) dan
horizontal (X).

Gambar. Osiloskop
Fungsi utama osiloskop adalah mengukur besarnya sinyal dan frekuensi suatu perangkat
elektronik.
Beberapa fungsi lain dari osiloskop, yaitu:
 Alat ukur sinyal yang terisolasi
 Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik dan realisasinya terhadap waktu
 Untuk membantu membedakan arus listrik AC dan arus listrik DC
 Untuk mengecek sinyal dalam suatu rangkaian elektronik
 Untuk mengecek noise suatu rangkaian elektronik
 Menghitung perubahan aliran phase dalam sinyal input
 Mengukur amplitudo radiasi dari generator pemancar radio atau pembangkit sinyal
lainnya
bagian-bagian dari osiloskop, yaitu:
 Volt atau Div: mengeluarkan arus AC
 CH 1 atau Input X: memasukkan gelombang atau sinyal yang akan diukur
 AC-DC: memilih tingkat besaran yang akan diukur

2
 Ground: memilih besaran gelombang yang akan diukur
 Posisi Y: mengatur garis pada layar (ke atas atau ke bawah)
 Variabel: kalibrasi osiloskop agar tetap akurat
 Selector: pemilihan channel
 Layar: menampilkan hasil pengukuran
 Intent: mengatur tingkat kecerahan
 Rotation: mengatur letak garis dalam layar
 Fokus: mengatur tingkat ketajaman grafik
 Posisi X: mengatur garis (kanan dan kiri)
 Sweep Time Div: mengubah periode waktu dan frekuensi
 Mode: memilih jenis mode
 Level: menghentikan gerakan grafik
 Exi Trigger: trigger di luar osiloskop
 Cal 0,5 vp-p: melakukan kalibrasi awal
 Ground Osiloskop: komponen perangkat elektronik yang sedang diukur
 CH Input Y: membaca hasil analisis gelombang yang diukur
Karakteristik Pengukuran Osiloskop
Osiloskop dapat digunakan untuk membaca nilai amplitudo dan karakteristik sinyal listrik.
Karakteristik pengukurannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Karakteristik Pengukuran Berdasarkan Waktu
Perhitungan berdasarkan waktu dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria, yaitu:
 Frekuensi dan periode
 Siklus kerja
 Perubahan sinyal
2. Karakteristik Pengukuran Berdasarkan Tegangan
Perhitungan berdasarkan tegangan, yaitu:
 Amplitudo
 Tegangan maksimum dan tegangan minimum
 Tegangan rata-rata

3
Cara Kalibrasi Osiloskop
Berikut ini cara melakukan kalibrasi dan cara menggunakan osiloskop, yaitu:
Kalibrasi harus dilakukan agar hasil pengukuran yang dihasilkan tetap akurat. Bagaimana cara
melakukan kalibrasi osiloskop? Cara yang harus dilakukan untuk kalibrasi, yaitu:
 Masukkan kabel penghubung ke channel 1 dan channel 2
 Tekan tombol power
 Atur titik fokus gambar
 Atur bolt dan div
 Hubungkan salah satu ujung probe pada tempat kalibrasi
 Atur gelombang center pada titik tengah layar atau putar skala V/div
Cara Menggunakan Osiloskop
Bagaimana cara menggunakan osiloskop? Bagaimana cara mengukur tegangan bolak balik (AC)
menggunakan osiloskop?
 Aktifkan osiloskop dengan menekan power atau tombol on
 Putar time/div sehingga menunjukkan angka 5 msec
 Putar volt/div hingga 5 Volt
 Pasangkan probe dengan terminal yang akan diukur
 Hitung tegangan AC berdasarkan gelombang yang ditampilkan pada layar

3. Prosedur Percobaan
3.1. Pengukuran dengan AVOmeter
Untuk menghindari kerusakan alat ukur , misalnya AVOmeter, maka praktikan sebelum
melakukan suatu pengukuran harus menyesuaikan apa yang hendak diukur dan dicocokkan
rangenya. Jika masih ragu diharuskan meminta penjelasan ke asisten.
3.1.1. Peralatan dan Komponen
 Resistor
 Kapasitor
 Dioda
 Trafo
 Kabel
 AVOmeter

4
3.1.2. Prosedur percobaan
Sebelum memulai praktek, periksalah terlebih dahulu peralatan ukur dan komponen satu
persatu dengan seksama.
1. Pengukuran dan pengujian resistor (R)
Buatlah tabel pengukuran dan pengujian seperti berikut :

No R Prakter (Ohm) R kode warna (Ohm) %Ralat kondisi


1
2
...

2. Pengukuran dan pengujian beberapa jenis trafo


 Ukur hubungan kaki ke kaki pada kumparan primer, sekunder dan antara
primer dan sekunder
 Tabulasikan hasilnya
3. Pengukuran dan pengujian beberapa jenis dioda (D)
 Ukur hubungan kutub anoda dan katoda, juga sebaliknya
 Tabulasikan hasilnya
4. Pengukuran dan pengujian beberapa jenis kapasitor (C)
 Ukur besar resistansi diantara kutub kutubnya dan catat berapa lama
waktunya hingga ke nol ohm
 Tabulasikan hasilnya

3.2. Pengukuran dengan osiloskop


3.2.1. Peralatan
1. Osiloskop
2. Fungtion generator
3. Power supply
4. Baterai
3.2.2. Prosedur pemakaian
1. Hidupkan osiloskop dan tunggu hingga cukup stabil
2. Atus saklar AC-DC pada posisi ground
3. Putar tombol INT ke kanan agar muncul bibtik terang di layar

5
4. Atur pumpun focus
5. Gerakkan bintik dengan memutar knop, osilator sumbu waktu. Untuk keperluan
ini sumbu waktu ditaruh pada posisi INT atau disetel saklar sweeptime/div nya
sehingga dilayar tampak garis horizontal

3.2.3. Prosedur Pengukuran


Perhatikanlah diagram blok pengukuran dengan osiloskop berikut ini.

Gambar 1. Rangkaian Praktek Osiloskop

1. Aturlah osiloskop sedemikian rupa sehinga beroperasi dengan semestinya, tanyakan ke


asisten
2. Masukkan sinyal sinusoidal ke input dari fungsi generator
3. Variasikan frekuensi dari 50Hz-100KHz dan catat, tabulasikan beberapa kondisi
frekuensi dengan membaca harga Vpp, perioda atau frekuensinya
4. Seperti pada poin 2dan3, namun untuk sinyal lain
5. Lukis bentuk gelombang pada saat saat kritis

6
4. Data Percobaan
4.1 Pengukuran resistor menggunakan AVOmeter
No R-Praktek (Ohm) R-Kode warna (Ohm) %Ralat Kondisi

4.2 Pengukuran resistor menggunakan Osiloskop


No Vpp Frekuensi Teori T. praktek Frekuensi % Ralat
(periode) praktek

5. Analisa Data
1. Menghitung % Ralat Resistor Praktek 10 K Ohm, 1300 Ohm, 5600 Ohm.
2. Cara Menggunakan AVOmeter untuk mengukur resistansi
3. Prinsip Pemakaian Multitester
4. Menghitung puncak gelombang, frekuensi dan tegangan

7
RANGKAIAN THEVENIN DAN NORTHON

1. Tujuan
 Untuk Menganalisa perilaku suatu untaian rangkaian setara.
 Untuk Membandingkan nilai Rth dan Vth secara teori dan praktik.
 Untuk Mengetahui aplikasi Teorema Thevenin dan Norton.

2. Teori
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan hambatan yang disusun
seri dengan sumber tegangan. Sedangkan rangkaian setara Norton merupakan rangkaian setara
dengan hambatan yang disusun paralel dengan sumber arus. Dengan rangkaian setara tersebut,
kita dapat melakukan pengukuran pada keluaran suatu rangkaian kompleks. Oleh karena itu
pada praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian setara Thevenin dan
Norton. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari kita telah menggunakan hasil dari
rangkaian ini, baik itu rangkaian setara Thevenin maupun rangkaian setara Norton. Khususnya
pada orang-orang yang bekerja dibidang elektronika seperti jasa tukang servis alat-alat
elektronik. Ketika mereka kekurangan besar resistor untuk merangkai suatu alat maka
digunakan rangkaian setara untuk mengganti kekurangan besar resistor tersebut. Teorema
Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban dapat diganti
dengan sirkuit yang hanya mengandung satu sumber tegangan listrik independen dengan sebuah
resistor yang terhubung secara seri. Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan
listrik tertentu kecuali beban dapat diganti dengan sirkuit ekivalen yang hanya mengandung
suatu sumber arus listrik independen dan dengan sebuah resistor yang terhubung secara parallel
dalam rangkaian listrik, sehingga apabila nilai resistor beban itu diubah-ubah, kita tidak perlu
berusaha menganalisa rangkaian secara menyeluruh. Menurut teorema Thevenin, rangkaian
linier pada Gambar 2.1 (a) dapat diganti dengan yang pada Gambar 2.1 (b). (Beban pada Gambar
2.1 mungkin resistor tunggal atau sirkuit lain.) Sirkuit di sebelah kiri terminal pada Gambar 2.1
(b) dikenal sebagai rangkaian ekivalen Thevenin; itu dikembangkan pada tahun 1883 oleh M.
Leon Thevenin (1857–1926), seorang Prancis insinyur telegraf

Gambar 2.1 Mengganti sirkuit dua terminal linier dengan padanan Thevenin nya: (a) asli
sirkuit, (b) setara Thevenin sirkuit.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linier dapat diganti dengan
rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan V Th inseri dengan resistor RTh, di mana VTh
adalah tegangan rangkaian terbuka pada terminal dan RTh adalah input atau resistansi setara di
terminal ketika sumber independen dimatikan.

8
3. Peralatan dan Komponen
 Multimeter
 Sumber Tenaga (Power Supply)
 Kabel jumper
 Resistor
 Protoboard

4. Prosedur percobaan

4.1. Percobaan Thevenin


1. Rangkailah Dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Di rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar :

3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai.


4. Di ukur tegangan pada R3.
5. Di ukur tegangan pada Vth.
6. Di Ulangi percobaan dengan menvariasikan R1, R2, R3 dan R4.

4.2. Percobaan Northon


1. Rangkailah Dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Di rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar :

9
3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai.
4. Di ukur tegangan pada R3.
5. Di ukur tegangan pada In.
Di Ulangi percobaan dengan menvariasikan R1, R2, R3 dan R4.

5. Data Percobaan

a. Rangkaian Thevenin

VTH V (Volt)

b. Rangkaian Norton

I I (mA)

6. Analisa Data
1. Mencari Nilai Tegangan Secara teori dan praktek serta ralat
2. Menentukan arus secara teori dan praktek serta ralat

10
POWER SUPPLY DC

1. Tujuan

 Untuk membuat rangkaian power supply dengan regulator


 Untuk mengetahui aplikasi dioda sebagai penyearah
 Untuk menganalisa tegangan keluaran regulator
 Untuk mengetahui perata tegangan DC dengan kapasitor

2. Teori
Umumnya, semua perangkat elektronika dicatu dengan suplay arus searah, DC (Direct
Current) yang harus stabil agar perangkat elektronika yang digunakan dapat berfungsi dengan
baik. Batterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik tetapi tidak selamanya
tersedia arus akan cepat terkuras. Untuk mengatasi hal ini di butuhkan suatu sumber daya yang
besar dan stabil yang diambil dari sumber daya bolak balik dari pembangkit PLN dengan
menggunakan penyearah, dapat mengubah arus AC menjadi arus DC.
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana adalah menggunakan dioda.
Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala jala ke kumparan primernya
dan secara induksi masuk ke kumparan skundernya namun masih dalam bentuk sinyal arus bolak
balik. Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) dapat dibuat dengan
transformator center tap (CT), atau dengan diode yang dirangkai sesuai dengan rangkaian
jembatan.

Gambar 1. Rangkaian penyearah gelombang penuh

11
Besar tegangan DC untuk penyearah gelombang penuh seperti pada Gambar 1 adalah :
2.Vp
Vdc=
π
Filter , umumnya keluaran penyearah gelombang penuh tidak dapat digunakan untuk
peralatan elektronika karena tegangan keluarannya tidak stabil namun untuk tujuan tertentu dapat
dipertimbangkan. Dengan demikian, untuk mendapatkan suatu gelombang DC yang rata maka
pada keluaran tegangan setengah gelombang dipasang filter atau tapis. Salah satu filter yang
banyak digunakan adalah tapis RC dan LC.
Tegangan yang teregulasi cukup bagus jika tegangan ripple nya kecil. Jika tegangan PLN
naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun.untuk beberapa aplikasi perubahan
tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi
tegangan keluaran ini menjadi stabil. Saat ini sudah dikenal IC regulator, seperti IC regulator seri
78XX untuk tegangan positif dan seri 79XX untuk tegangan negatif. Bahkan komponen ini
sudah dilengkapi dengan pembatas arus dan juga pembatas suhu.

3. Peralatan dan Komponen

 Multimeter
 Projectboard
 Kabel jumper
 Penjepit buaya
 Dioda 1N4002
 Kapasitor
 Resistor
 Trafo 3A/ trafo CT 3A
 Kapasitor 0.01µF
 IC regulator 7805, 7812, 7905, 7912

12
4. Prosedur percobaan

7. Rangkailah percobaan seperti pada gambar dibawah ini

8. Hubungkan rangkaian pada arus PLN


9. Amatilah dengan multimeter tegangan keluarannya
10. Catat hasil pengamatan yang terukur dengan multimeter
11. Ulangi prosedur diatas dengan mengganti IC regulator/C/R

5. Data Percobaan

IC Regulator V teori V praktek

6. Analisa Data
1. Jelaskan Prinsip Kerja Power Supply
2. Menghitung % Deviasi tegangan

13
PENGUAT OP-AMP I

1. Tujuan
 Untuk mempelajari rangkaian dan prinsip kerja inverting amplifier
 Untuk mempelajari rangkaian dan prinsip kerja non inverting amplifier
 Untuk mempelajari perbedaan inverting amplifier dengan non inverting amplifier
 Untuk mengetahui aplikasi dari OP-AMP

2. Teori
Operational amplifier adalah perangkat amplifier dengan imdansi tinggi di terminal input
(Zi = ∞Ω), dan impedansi rendah di terminal output (Zo = 0 Ω).
Vout = A. Vi
Penguat OP-AMP merupakan penguat diferensial dengan dua masukkan dan satu
keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang sangat tinggi. Dengan penguatan yang
sangat tinggi tersebut maka penguat ini dirangkai dengan rangkaian feedback, agar dapat diatur
penguatannya.

Pada umumnya, OP-AMP menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda
tegangan diantara kedua masukannya, OP-AMP ini disebuat dengan OP-AMP biasa. Penguat
operasional biasa adalah suatu penguat dengan coupling arus searah yang memiliki gain sangat
besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional ini biasanya tersedia dalam
bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.
Disamping itu, ada juga yang dikenal dengan OP-AMP Norton, LM 3900, yang
menghasilkan tegangan dari perbedaan arus masukan, juga ada OP-AMP yang dikenal dengan
OP-AMP transkonduktans, OTA, CA 3080, yang mengasilkan arus keluaran sebanding dengan
beda tegangan pada kedua masukannya, beberapa sifat OP-AMP biasa, seri 741 :
 Penguat lingkar terbuka tak terhingga
 Hambatan keluaran terbuka hampir nol

14
 Hambatan masukan lingkar terbuka tak terhingga
 Lebar pita tak terhingga
 Nisbah penolakan modus bersama tidak terhinga
OP-AMP dipergunakan sebagai komparator, yaitu membandingkan dua buah tegangan
masukan dan mengubah tegangan keluarannya menjadi lebih tinggi, tergantung penguatan yang
dibuat
Vout={¿
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka rangkaian penguat OP-AMP harus terlebih
dahulu diatur tegangan offsetnya. Untuk hal ini, maka dibuat rangkaian sebagai berikut

Perhatikanlah rangkaian penguat pembalik (inverting) berikut :

15
−Rf Pen
Vout = x Vin
R1
guat non pembalik
(non inverting) :

(
Vout=Vin 1+
Rf
R1 )
3. Peralatan dan komponen
 OP AMP trainer: CPE-EO2240
 Protoboard
 Sinyal generator
 Osiloskop
 Power suplly double polarity
 Multimeter
 Komponen disesuaikan dengan gambar rangkaian masing masing percobaan
 IC LM 741
 Resistor 220 Ω, 100 Ω
 Potensiometer

16
4. Prosedur percobaan
4.1. Inverting Amplifier
1. Disipakan peralatan
2. Rangkailah rangkaian inverting amplifier sesuai dengan gambar
3. Ukur tegangan output nya dan tabulasikan hasil percobaan dan bandingkan dengan hasil
perhiungan teori.
4. Ulangi langkah diatas dengan menvariasikan R1 dan Rf
4.2. Non Inverting Amplifier
1. Disiapkan peralatan
2. Rangkailah rangkaian non inverting amplifier sesuai dengan gambar
3. Ukur tegangan output nya dan tabulasikan hasil percobaan dan bandingkan dengan hasil
perhiungan teori
4. Ulangi langkah diatas dengan menvariasikan R1 dan Rf

5. Data Percobaan
a. Inverting Amplifier
No R1 (ohm) Rf(ohm) Vout Teori Vout praktek
1
2

b. Non Inverting Amplifier


No R1 (ohm) Rf(ohm) Vout Teori Vout praktek
1
2

6. Analisa Data
1. Menghitung besar ralat (% deviasi)
2. Sebutkan sumber-sumber ralat
3. Apa perbedaan Inverting amplifier dan Non Inverting amplifier

17
KARAKTERISTIK DIODA DAN LED

1. Tujuan
 Untuk mengambil kesimpulan yang didapat dari tegangan yang diperoleh dari percobaan
 Untuk mengetahui karateristik statik dioda
 Untuk mengetahui penyusun dasar dioda
 Untuk mengetahui jenis-jenis dioda
 Untuk mengetahui aplikasi dioda

2. Teori
Dioda adalah salah satu komponen yang terbuat dari bahan senikonduktor yang terdiri
dari dua buah kutub, yaitu anoda (+) dan kutun katoda (-). Pada dasarnya dioda hanya digunakan
untuk mengalirkan arus listrik satu arah saja, forward bias. Namun dengan kemajuan teknologi
dibidang semikonduktor maka telah dibuat juga aplikasi lain yaitu berfungsi sebagai regulator,
zener dan sebagai pemancar cahaya. Tetapi konsep dasar tetap sama dimana pada keadaan bias
maju sangatlah kecil, yaitu sebesar 20-an Ohm. Dan sebaliknya, pada bias mundur, arus sukar
melaluinya karena hambatannya sangat besar, yaitu sekitas mega ohm. Selain itu dioda juga
digunakan sebagai sensor, pelipat tegangan dan sebagainya.
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya, maka banyak dipergunakan diberbagai rangkaian
missal pada penyearah gelombang arus AC menjadi arus DC, regulator, pendisplay dan
sebagainya. da beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada
aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan,
atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, dioda laser dan dioda MOSFET.

Gambar. Kurva Karakteristik arus tegangan


Berdasarkan gambar diketahui bahwa pada daerah forward region arus akan mengalir
pada dioda apabila besar tegangan yang diberikan lebih besar dari knee voltage. Pada daerah
reserve region arus tidak akan mengalir pada dioda. Keadaan breakdown dicapai apabila dioda
berada pada reserve region dengan nilai tegangan leboh besar dari toleransi maksimum dari

18
dioda dan dioda tersebut tidak dapat digunakan lagi. Besar knee voltage pada dioda bergantung
dari bahan semikonduktor yang digunakan, untuk dioda yang terbuat dari unsur silikon nila knee
voltage ialah sekitar 0,7 V dan untuk dioda yang terbuat dari unsur germanium nilai knee voltage
ialah sekitar 0,3 V.

Gambar. Simbol skematika dari dioda

Karakteristik arus–tegangan dari dioda, atau kurva I–V, berhubungan dengan


perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pengosongan
(hole) yang terdapat pada pertemuan p-n di antara semikonduktor. Ketika pertemuan p-n dibuat,
elektron pita konduksi dari daerah N menyebar ke daerah P di mana terdapat banyak lubang yang
menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang ada, baik lubang dan elektron bebas
yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan positif pada sisi-N dan akseptor bermuatan
negatif pada sisi-P. Daerah disekitar pertemuan p-n menjadi dikosongkan (hole) dari pembawa
muatan dan karenanya berlaku sebagai isolator.
Walaupun begitu, lebar dari daerah pengosongan tidak dapat tumbuh tanpa batas. Untuk
setiap pasangan elektron-lubang yang bergabung, ion pengotor bermuatan positif ditinggalkan
pada daerah terkotori-n dan ion pengotor bermuatan negatif ditinggalkan pada daerah terkotori-p.
Saat penggabungan berlangsung dan lebih banyak ion ditimbulkan, sebuah medan listrik
terbentuk di dalam daerah pegosongan yang memperlambat penggabungan dan akhirnya
menghentikannya. Medan listrik ini menghasilkan tegangan tetap dalam pertemuan.

3. Peralatan dan komponen


 Trainer – ECST: CPE-2200
 Osiloskop
 Multimeter
 Catu daya
 Protoboard
 Dioda 1N4001, Dioda zener (2V7 atau 6V2),
 Resistor 47KΩ, 1KΩ,
 Kapasitor (0.1µF, 1µF, 10µF,)
 Potensiometer (1KΩ, 50KΩ, 100KΩ)

19
4. Prosedur Percobaan

1. Dipersiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan


2. Dihubungkan kutub positif PSA pada kutub anoda dan negatif digroundkan
3. Dihubungkan kutub positif multimeter pada anoda dan negatif pada katoda untuk
mengukur Vab
4. Dihubungkan kutub positif multimeter pada anoda dan negatif digraundkan untuk
mengukur tegangan PSA
5. Diberikan tegangan 5 V oleh PSA kemudian dilihat hasil dari Vab padamultimeter
6. Dilihat multimeter untuk mengukur tegangan Vab
7. Dicatat hasil pengukurannya
8. Dilakukan percobaan yang sama pada nomor 6 dengan tegangan masukan 9 V dan 15 V
9. Dihubungkan kutub (+) multimeter pada anoda dan kutub (-) pada katoda untuk
mengukur Vbc
10. Diberi tegangan sebesar 9 V
11. Dilihat hasil pengukuran yang terjadi pada multimeter untuk tegangan Vbc
12. Diulangi percobaan yang sama yaitu dengan menghubungkan kutub (+) multimeter pada
anoda dan kutub (-) pada katoda untuk mengukur Vac
13. Diberikan tegangan sebesar 15 V
14. Dicatat hasilnya pengukurannya
Dimatikan semua peralatan baik PSA dan multimeter dioffkan/dinolkan

5. Data Percobaan

IF (mA) VF(V) =LED VF(V) = Si

6. Analisa Data
1. Menentukan tegangan ambang LED dan dioda Si
2. Menentukan grafik IF vs Vf untuk LED dan dioda Si
3. Menentukan Karakteistik LED dan dioda Si

20
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN COMMON EMITTER

1. Tujuan

 Untuk mengetahui prinsip kerja transistor pada penguat


 Untuk mengetahui penguatan transistor
 Untuk mengetahui karakteristik penguat common emitter
 Untuk mengetahui prinsip kerja penguat common emitter

2. Teori
Konfigurasi common emitter lebih banyak digunakan dari pada common base dan
common collector, karena common emitter arus, tegangan, dan penguatan daya.
Pengetahuan tentang karakterisktik umum elektronika dari transistor common emitter adalah
sangat penting. Transistor adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor untuk pertama kalinya ditemukan dan diciptakan oleh 3 orang yang
memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat yaitu William Shockley, John Bardeen, dan Walter
Bratain. Ketiga Ilmuwan tersebut menemukan transistor lebih tepatnya transistor jenis bipolar
pada tahun 1947. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis
(B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian- rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.Transistor dibuat dari bahan semi konduktor. Bahan
semi konduktor yang terpenting adalah Silikon dan Germanium.
Silikon lebih banyakdigunakan sebagai bahan semikonduktor dibanding Germanium
karena Silikon mempunyai sifat-sifat yang lebih disukai disbandingdengan Germanium.
Komponen ini mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat,
switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll. Bahkan seiring dengan
perkembangan teknologi yang saat ini semakin pesat, transistor saat ini juga telah mengalami
perkembangan di segi fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai memory, dan
pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor komputer. Bukan hanya itu,
transistor juga telah mengalami perkembangan dilihat dari segi bentuk, karena saat ini satu buah
transistor telah berhasil diciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano
mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).

21
Gambar 2.1 Bentuk fisik transistor

Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk
penguat transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang
cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor
dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti ini
transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL
yaitu Transistor Transistor Logic.
Transistor dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang dipakai
sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), (c) stabilisasi
tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya
(FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Fungsi tansistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam
sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik,
Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3 kaki, yang
masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor (E).
Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat
(amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator),
modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya. Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian
analog adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian
digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan
sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory. Cara kerja transistor yang tidak serumit
komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang
secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi
pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika.
Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas
sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan disatukan dari
beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompak yang dalam dunia
elektronika biasa disebut dengan Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara
kerja dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas
sehingga tidak banyak memakan tempat. Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya
berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital
dalam sebuah rangkaian elektronika. Pada dasarnya jenis transistor dibagi menjadi 2, yaitu
transistor bipolar dan transistor efek medan . Kedua jenis transistor ini memiliki perbedaan yang
signifikan. Hal ini bisa terlihat dari bias input dan output saat menggunakan transistor ini. Pada
jenis transistor bipolar, komponen ini dapat terbagi lagi menjadi dua tipe, yaitu: NPN (Negative-
22
Positive-Negative), PNP (Positive-Negative-Positive). Pada jenis transistor field effect,
komponen ini dapat terbagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu: JFET, MOSFET, dan UJT. Pada gambar
di bawah dapat menjelaskan dari simbol dari transistor bipolar dan transistoe efek medan.
Simbol transistor jenis NPN dan PNP hampir sama, yang membedakan ada di arah panah.

Gambar 2.2 Simbol Transistor

Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah salah satu jenis dari transistor. Ini adalah
peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor terkotori. Dinamai dwikutub karena
operasinya menyertakan patut elektron maupun lubang elektron

Gambar 2.3 Jenis Transistor Bipolar (Bipolar Junction Transistor)

Jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor), adalah jenis transistor dengan
pengendalian konduktifitasnya menggunakan aliran listrik. Aliran listrik tersebut berupa
tegangan yang akan diberikan pada terminal Gate (G). Selanjutnya, aliran listrik pada
terminal Gate (G) akan dapat mengendalikan tegangan yang ada di terminal Drain (D)
ke Source (S). Jadi pada transistor efek medan terdapat tiga buah terminal yang saling terhubung
fungsinya. Field Effect Transistor (FET) juga sering disebut sebagai transistor unipolar karena
proses kerjanya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawanya. Muatan pembawa dari
transistor ini dapat berupa electron maupun hole.

Gambar 2.4 Jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

23
3. Peralatan dan komponen
 CPE-EO2200
 Kabel jumper
 Multimeter
 Kabel Penghubung
 Resistor (100 ko, 10 k2, 1 km2)
 Transistor C 1815
 Potensiometer

4. Prosedur percobaan

1. Hubungkan electronic design experiment tetapi telah yakin kita bahwa semua unit dalam
keadaan off

24
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas. Hubungkan rangkaian tersebut dengan Vcc
sebesar 15V. Gunakan potensiometer 100KΩ (R1) untuk mengatur arus basis (Ib) , dan
gunakan potensiometer 1KΩ (R4) untuk mengatur tegangan pada kolektor-emiter (Vce).
3. Hidupkan electronic design experimenter
4. Diatur arus basis (Ib) hinga bernilai 10µA. lakukan dengan memutar potensiometer
secara perlahan sampai tegangan yang melalui R2 sama dengan 0.1V. berdasarkan
hukum ohm, arus yang melalui R2 akan sama dengan nilai 0.1V dibagi dengan 10KΩ
yaitu 0.1µA. setelah itu arus akan melewati basis transistor. Ib harus bernilai 10 µA.
5. Tanpa mengganggu R1, atur potensiometer 1KΩ (R4) hingga tegangan pada Vce bernilai
1V
6. Sekarang gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan pada R3. Gunakan tegangan pada
R3 untuk menghitung arusnya berdasarkan hukum ohm. Hitung besar arus yang mengalir
pada kolektor (Ic). Ulangi percobaan dengan mengganti nilai Vce sesuai dengan tabel
7. Lengkapi tabel berikut dengan mengatur nilai Vce dan tentukan nilai arus colektor nya
(Ic) seperti pada langkah 5

Ib = 10 µA
Vce (Volt) 1 2 3 4 5 6
Ic(mA)
8. Sekarang atur arus pada basis kolektor hingga bernilai 20µA. lakukan dengan memutar
potensiometer 100KΩ (R4) sampai tegangan yang melalui R2 bernilai 0.2V.
9. Ulangi langkah 5-7

25
5. Data Percobaan

Ib = 10 Μa

Vce (Volt)

Ic (mA)

6. Analisa Data

1. Menghitung Nilai Gain

Ic
Gain =
Ib

2. Grafik Vce - vs - Gains

26
PROJEK

Yang dimaksud dengan projek adalah suatu tugas yang dibuat oleh praktikan yang
bertujuan untuk mengetahui kompetensi praktek praktikan setelah melalui praktikum. Disamping
itu , agar para praktikan terbiasa dengan merangkai suatu rangkaian elektronika, mengukur dan
menganalisanya, dan mampu menyusun suatu laporan yang bernuansa ilmiah serta dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan terciptanya suatu kreatifitas yang inovatif.
Bentuk pembuatan projek yang dimaksud ialah, masing masing dari group praktikan
membuat suatu sistem elektronik yang sederhana dengan dasar praktikum yang telah
diselesaikan , terdiri dari :
1. Power supply
2. Sensor
3. Penguat
4. Indicator
5. Peraga
Contoh projek
1. Sistem deteksi cahaya menggunakan sensor cahaya dengan peraga lampu
2. Sistem peringatan dini
3. Sistem bel
4. Sitem amplifier speaker aktif
5. Sistem charger adapter
6. Atau kreatifitas lainnya
Sistem penilaian
Hasil projek akan diuji di laboratorium dan dinilai berdasarkan performasinya.
Pelaksanaan
Pelaksanaannya dilakukan per-group setelah selesai semua judul praktek dan diharapkan
selesai selama 2 minggu.
Bentuk laporan
Bentuk laporan projek dapat diacu dengam jurnal praktikum atau disesuaikan dengan suatu
bentuk paper.

27
REFRESHING TEST

Yang dimaksud dengan refreshing test adalah suatu test yang dilakukan setelah semua
praktikum berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui dan menilai kompetensi teori praktek
setelah mengikuti setelah mengikuti semua judul praktikum yang telah dilalui. Selain itu agar
praktikan tetap mengingat teori dan percobaan yang telah dijelaskan oleh asisten.
Bentuk refreshing test yang dimaksud adalah, masing masing perorangan akan
mengerjakan soal yang dibuat oleh asisten berdasarkan judul yang telah dilalui praktikan.
Sistem pengerjaan
Praktikan mengerjakan soal secara perorangan, praktikan tidak diperkenankan saling
kerja sama dan menggunakan gadget
Sistem penilaian
Hasil refreshing test akan diperiksa dan dinilai oleh setiap asisten dilaboratorium
elektronika dasar. Dan hasil penilaian akan dikembalikan kepraktikan untuk tranparansi nila.
Pelaksanaan
Pelaksanaannya dilakukan perorangan setelah praktikan selelsai melalui semua judul
praktikum. Dan soal dikerjakan sesuai waktu yang diberikan oleh asisten laboratorium
elektronika dasar.

28
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Charles K. dan Matthew N.O. Sadiku. 2009. Fundamentals of Electrical Circuit 4th
Edition. New York: Mc-Graw Hill Companies, Inc.
Boylestad, R., and Nashelsky, L. Electronics Devices and Circuits: Theory. Seventh Edition.
Prentice Hall.
Floyd, T. L. 2012. Electronics Devices. Prentice Hall.
Rahmawati, E., Sucahyo, I., dan Kholiq, A. 2017. Hand out Elektronika Dasar
Rahmawati, E., Sucahyo, I., dan Kholiq, A. 2017. Panduan Praktikum Elektronika Dasar
Sutrisno. 1978. Elektronika Teori dan Penerapannya. Penerbit ITB Bandung
Tooley, M. 2006. Electronics Circuit: Fundamentals and Applications. Third Edition.
Elesevier Ltd.

29

Anda mungkin juga menyukai