S1 FISIKA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul Praktikum Fisika Elektronika Dasar I untuk mahasiswa Program
Studi Fisika Universitas Sumatera Utara ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
Elektronika Dasar II yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Fisika disetiap program
studi. Penuntun ini mengalami perubahan isi dari penuntun sebelumnya dan perubahan ini
dilakukan untuk tujuan mempertegas apa yang hendak dicapai mahasiswa/i melalui setiap
percobaan.
Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan dan
melaksanakan praktikum di Laboratorium Elektronika Dasar I FMIPA-USU dengan lebih baik,
terarah, dan terencana. Modul ini terdiri dari beberapa percobaan, yaitu: Pengukuran Komponen
Dengan Avometer Dan Osiloskop, Rangkaian Thevenin-Norton, Power Supply Dc, Penguat Op
Amp I, Karakteristik Dioda Dan Led, Karakteristik Transistor Dan Penguat Common Emiter.
Untuk setiap jenis praktikum diberikan tujuan, teori yang relatif singkat, prosedur eksperimen,
dan tugas persiapan yang harus diserahkan sebelum praktikum.
Pada penulisan laporan (jurnal) mahasiswa tidak harus mengikuti apa yang tercantum
pada modul ini, tetapi bergantung pada kenyataan yang dijumpai dalam melakukan praktikum.
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam modul ini, oleh
sebab itu kami tim penyusun dengan tangan terbuka selalu menerima saran-saran yang bersifat
membangun dan membantu perbaikan penuntun ini untuk penerbitan selanjutnya.
Akhirnya, ucapan terima kasih kepada rekan rekan yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan penuntun ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul hal
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
TATA TERTIB iv
PENGUKURAN KOMPONEN DENGAN AVOMETER DAN 1
RANGKAIAN THEVENIN-NORTON 8
POWER SUPPLY DC 11
PENGUAT OP AMP I 14
KARAKTERISTIK DIODA DAN LED 18
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN PENGUAT COMMON EMITER 21
PROJEK 27
PRACTICE TEST 28
DAFTAR PUSTAKA 29
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
iv
Menyerahkan tugas persiapan yang telah dikerjakan di rumah pada asisten yang
bersangkutan dan apabila tidak siap/diserahkan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum
Mengikuti responsi
Memeriksa peralatan yang akan digunakan dalam percobaan bersama asisten yang
bersangkutan sebelum memulai praktikum (apakah lengkap dan layak digunakan)
b. Selama melakukan percobaan, praktikan tidak dibenarkan :
Meninggalkan percobaan masing-masing tanpa izin dari asisten yangbersangkutan
(berjalan-jalan, keluar masuk ruangan praktikum)
Pinjam-meminjam alat tulis sesama siapapun
Mengganggu praktikan yang lain
Merokok
Membuat Keributan
c. Setelah selesai melakukan percobaan, praktikan harus melaporkan data percobaan
yang diperoleh kepada asisten dan data tersebut harus ditanda tangani oleh asisten
yang bersangkutan.
d. Setelah selesai percobaan, praktikan tidak dibenarkan pulang sebelum waktunyaselesai
e. Sebelum dan sesudah percobaan, praktikan harus membersihkan peralatan
f. Kerusakan alat yang disebabkan kelalaian praktikan, harus diganti atas nama
kelompok yang bersangkutan dan praktikan tidak dibenarkan mengikuti praktikum
selanjutnya sebelum alat yang rusak tersebut diganti
5. Praktikan yang berhalangan hadir karena sakit, harus mengirimkan surat dokter ke
Koordinator Lab. Elektronika Dasar I selambat-lambatnya 2 hari setelah praktikum
dilaksanakan (surat hanya berlaku pada satu judul saja)
6. Bagi praktikan yang tidak patuh pada tata tertib praktikum ini tidak dibenarkan mengikuti
praktikum
7. Bagi praktikan yang melanggar peraturan 1 s/d 7, praktikan akan mendapat sanksi berupa:
a. Tidak diperbolehkan mengikuti praktikum atau dipulangkan
b. Dikeluarkan dan harus melengkapi atau harus mempelajari referensi
c. Dapat pemotongan nilai ½ dari nilai laporan praktikum
v
d. Mengulang percobaan di hari yang lain (kesepakatan asisten dengan praktikan)apabila
alasan ketidakhadiran :
Karena sakit
Karena keluarga dekat sakit (orang tua atau saudara kandung) Karena kegiatan
akademis oleh Fakultas/Universitas
Dengan ini, kami seluruh mahasiswa Fisika Universitas Sumatera Utara menyetujui seluruh
peraturan yang tertera diatas. Apabila kami melanggar peraturan diatas, maka kami bersedia
menerima sanksi dari Kepala Laboratorium Elektronika Dasar .
Menyetujui
__________________________ __________________________
Mengesahkan;
Kepala Lab. Elektronika Dasar.
_________________________
vi
PENGUKURAN KOMPONEN DENGAN AVOMETER DAN OSILOSKOP
1. Tujuan
Untuk mengetahui fungsi, batas kemampuan dan baik buruknya beberapa komponen
Untuk mempelajari teknik pengukuran menggunakan avometer dan osiloskop
Mempratekkan penggunaan osiloskop untuk mengukur besaran sinyal listrik berupa:
Besaran tegangan puncak puncak
Periode/frekuensi
Bentuk gelombang
2. Teori
2.1. Avometer
Berdasarkan pengoperasiannya maka komponen dibedakan menjadi komponen aktif dan
komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen yang pada pengoperasiannya membutuhkan
daya. Dan komponen pasif tidak memerlukan daya.
Gambar. AVOmeter
Untuk penentuan baik buruknya suatu komponen dapat dilakukan dengan sebagai dengan
pengukuran. Diantaranya adalah menggunakan alat ukur AVOmeter. Sedangkan untuk melihat
dan mengukur respon suatu komponen dapat dimonitoring dengan osiloskop.
Sedangkan untuk menentukan besa dan kemampuan suatu komponen biasanya sudah
tertulis sendiri pada datasheet nya, namun sebagian komponen dapat dilihat dibadan komponen
tersebut.
2.2. Osiloskop
Banyak pengukuran yang besarannya tergantung terhadap waktu sesaat sehingga harus
diukur meggunakan osiloskop. Untuk sinyal ber-frekuensi (-0,5Hz) biasanya dipakai chat
1
recorder, namun untuk frekuensi tinggi (10MHz) dipakai osiloskop biasa dan untuk frekuensi
(GHz) dipakai osiloskop yang khusus seperti osiloskop storage.
Inti dari osiloskop ialah tabung sinar katoda (CRT) dimana sinyal tampak sebagai
bayangan pada layar fosforen. Berkas electron yang dihasilkan oleh meriam electron mengalami
penyimpangan kearah vertikal dan horizontal didalam CRT sesuai dengan input vertikal (Y) dan
horizontal (X).
Gambar. Osiloskop
Fungsi utama osiloskop adalah mengukur besarnya sinyal dan frekuensi suatu perangkat
elektronik.
Beberapa fungsi lain dari osiloskop, yaitu:
Alat ukur sinyal yang terisolasi
Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik dan realisasinya terhadap waktu
Untuk membantu membedakan arus listrik AC dan arus listrik DC
Untuk mengecek sinyal dalam suatu rangkaian elektronik
Untuk mengecek noise suatu rangkaian elektronik
Menghitung perubahan aliran phase dalam sinyal input
Mengukur amplitudo radiasi dari generator pemancar radio atau pembangkit sinyal
lainnya
bagian-bagian dari osiloskop, yaitu:
Volt atau Div: mengeluarkan arus AC
CH 1 atau Input X: memasukkan gelombang atau sinyal yang akan diukur
AC-DC: memilih tingkat besaran yang akan diukur
2
Ground: memilih besaran gelombang yang akan diukur
Posisi Y: mengatur garis pada layar (ke atas atau ke bawah)
Variabel: kalibrasi osiloskop agar tetap akurat
Selector: pemilihan channel
Layar: menampilkan hasil pengukuran
Intent: mengatur tingkat kecerahan
Rotation: mengatur letak garis dalam layar
Fokus: mengatur tingkat ketajaman grafik
Posisi X: mengatur garis (kanan dan kiri)
Sweep Time Div: mengubah periode waktu dan frekuensi
Mode: memilih jenis mode
Level: menghentikan gerakan grafik
Exi Trigger: trigger di luar osiloskop
Cal 0,5 vp-p: melakukan kalibrasi awal
Ground Osiloskop: komponen perangkat elektronik yang sedang diukur
CH Input Y: membaca hasil analisis gelombang yang diukur
Karakteristik Pengukuran Osiloskop
Osiloskop dapat digunakan untuk membaca nilai amplitudo dan karakteristik sinyal listrik.
Karakteristik pengukurannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Karakteristik Pengukuran Berdasarkan Waktu
Perhitungan berdasarkan waktu dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria, yaitu:
Frekuensi dan periode
Siklus kerja
Perubahan sinyal
2. Karakteristik Pengukuran Berdasarkan Tegangan
Perhitungan berdasarkan tegangan, yaitu:
Amplitudo
Tegangan maksimum dan tegangan minimum
Tegangan rata-rata
3
Cara Kalibrasi Osiloskop
Berikut ini cara melakukan kalibrasi dan cara menggunakan osiloskop, yaitu:
Kalibrasi harus dilakukan agar hasil pengukuran yang dihasilkan tetap akurat. Bagaimana cara
melakukan kalibrasi osiloskop? Cara yang harus dilakukan untuk kalibrasi, yaitu:
Masukkan kabel penghubung ke channel 1 dan channel 2
Tekan tombol power
Atur titik fokus gambar
Atur bolt dan div
Hubungkan salah satu ujung probe pada tempat kalibrasi
Atur gelombang center pada titik tengah layar atau putar skala V/div
Cara Menggunakan Osiloskop
Bagaimana cara menggunakan osiloskop? Bagaimana cara mengukur tegangan bolak balik (AC)
menggunakan osiloskop?
Aktifkan osiloskop dengan menekan power atau tombol on
Putar time/div sehingga menunjukkan angka 5 msec
Putar volt/div hingga 5 Volt
Pasangkan probe dengan terminal yang akan diukur
Hitung tegangan AC berdasarkan gelombang yang ditampilkan pada layar
3. Prosedur Percobaan
3.1. Pengukuran dengan AVOmeter
Untuk menghindari kerusakan alat ukur , misalnya AVOmeter, maka praktikan sebelum
melakukan suatu pengukuran harus menyesuaikan apa yang hendak diukur dan dicocokkan
rangenya. Jika masih ragu diharuskan meminta penjelasan ke asisten.
3.1.1. Peralatan dan Komponen
Resistor
Kapasitor
Dioda
Trafo
Kabel
AVOmeter
4
3.1.2. Prosedur percobaan
Sebelum memulai praktek, periksalah terlebih dahulu peralatan ukur dan komponen satu
persatu dengan seksama.
1. Pengukuran dan pengujian resistor (R)
Buatlah tabel pengukuran dan pengujian seperti berikut :
5
4. Atur pumpun focus
5. Gerakkan bintik dengan memutar knop, osilator sumbu waktu. Untuk keperluan
ini sumbu waktu ditaruh pada posisi INT atau disetel saklar sweeptime/div nya
sehingga dilayar tampak garis horizontal
6
4. Data Percobaan
4.1 Pengukuran resistor menggunakan AVOmeter
No R-Praktek (Ohm) R-Kode warna (Ohm) %Ralat Kondisi
5. Analisa Data
1. Menghitung % Ralat Resistor Praktek 10 K Ohm, 1300 Ohm, 5600 Ohm.
2. Cara Menggunakan AVOmeter untuk mengukur resistansi
3. Prinsip Pemakaian Multitester
4. Menghitung puncak gelombang, frekuensi dan tegangan
7
RANGKAIAN THEVENIN DAN NORTHON
1. Tujuan
Untuk Menganalisa perilaku suatu untaian rangkaian setara.
Untuk Membandingkan nilai Rth dan Vth secara teori dan praktik.
Untuk Mengetahui aplikasi Teorema Thevenin dan Norton.
2. Teori
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan hambatan yang disusun
seri dengan sumber tegangan. Sedangkan rangkaian setara Norton merupakan rangkaian setara
dengan hambatan yang disusun paralel dengan sumber arus. Dengan rangkaian setara tersebut,
kita dapat melakukan pengukuran pada keluaran suatu rangkaian kompleks. Oleh karena itu
pada praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian setara Thevenin dan
Norton. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari kita telah menggunakan hasil dari
rangkaian ini, baik itu rangkaian setara Thevenin maupun rangkaian setara Norton. Khususnya
pada orang-orang yang bekerja dibidang elektronika seperti jasa tukang servis alat-alat
elektronik. Ketika mereka kekurangan besar resistor untuk merangkai suatu alat maka
digunakan rangkaian setara untuk mengganti kekurangan besar resistor tersebut. Teorema
Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban dapat diganti
dengan sirkuit yang hanya mengandung satu sumber tegangan listrik independen dengan sebuah
resistor yang terhubung secara seri. Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan
listrik tertentu kecuali beban dapat diganti dengan sirkuit ekivalen yang hanya mengandung
suatu sumber arus listrik independen dan dengan sebuah resistor yang terhubung secara parallel
dalam rangkaian listrik, sehingga apabila nilai resistor beban itu diubah-ubah, kita tidak perlu
berusaha menganalisa rangkaian secara menyeluruh. Menurut teorema Thevenin, rangkaian
linier pada Gambar 2.1 (a) dapat diganti dengan yang pada Gambar 2.1 (b). (Beban pada Gambar
2.1 mungkin resistor tunggal atau sirkuit lain.) Sirkuit di sebelah kiri terminal pada Gambar 2.1
(b) dikenal sebagai rangkaian ekivalen Thevenin; itu dikembangkan pada tahun 1883 oleh M.
Leon Thevenin (1857–1926), seorang Prancis insinyur telegraf
Gambar 2.1 Mengganti sirkuit dua terminal linier dengan padanan Thevenin nya: (a) asli
sirkuit, (b) setara Thevenin sirkuit.
Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linier dapat diganti dengan
rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber tegangan V Th inseri dengan resistor RTh, di mana VTh
adalah tegangan rangkaian terbuka pada terminal dan RTh adalah input atau resistansi setara di
terminal ketika sumber independen dimatikan.
8
3. Peralatan dan Komponen
Multimeter
Sumber Tenaga (Power Supply)
Kabel jumper
Resistor
Protoboard
4. Prosedur percobaan
9
3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai.
4. Di ukur tegangan pada R3.
5. Di ukur tegangan pada In.
Di Ulangi percobaan dengan menvariasikan R1, R2, R3 dan R4.
5. Data Percobaan
a. Rangkaian Thevenin
VTH V (Volt)
b. Rangkaian Norton
I I (mA)
6. Analisa Data
1. Mencari Nilai Tegangan Secara teori dan praktek serta ralat
2. Menentukan arus secara teori dan praktek serta ralat
10
POWER SUPPLY DC
1. Tujuan
2. Teori
Umumnya, semua perangkat elektronika dicatu dengan suplay arus searah, DC (Direct
Current) yang harus stabil agar perangkat elektronika yang digunakan dapat berfungsi dengan
baik. Batterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik tetapi tidak selamanya
tersedia arus akan cepat terkuras. Untuk mengatasi hal ini di butuhkan suatu sumber daya yang
besar dan stabil yang diambil dari sumber daya bolak balik dari pembangkit PLN dengan
menggunakan penyearah, dapat mengubah arus AC menjadi arus DC.
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana adalah menggunakan dioda.
Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala jala ke kumparan primernya
dan secara induksi masuk ke kumparan skundernya namun masih dalam bentuk sinyal arus bolak
balik. Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) dapat dibuat dengan
transformator center tap (CT), atau dengan diode yang dirangkai sesuai dengan rangkaian
jembatan.
11
Besar tegangan DC untuk penyearah gelombang penuh seperti pada Gambar 1 adalah :
2.Vp
Vdc=
π
Filter , umumnya keluaran penyearah gelombang penuh tidak dapat digunakan untuk
peralatan elektronika karena tegangan keluarannya tidak stabil namun untuk tujuan tertentu dapat
dipertimbangkan. Dengan demikian, untuk mendapatkan suatu gelombang DC yang rata maka
pada keluaran tegangan setengah gelombang dipasang filter atau tapis. Salah satu filter yang
banyak digunakan adalah tapis RC dan LC.
Tegangan yang teregulasi cukup bagus jika tegangan ripple nya kecil. Jika tegangan PLN
naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun.untuk beberapa aplikasi perubahan
tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi
tegangan keluaran ini menjadi stabil. Saat ini sudah dikenal IC regulator, seperti IC regulator seri
78XX untuk tegangan positif dan seri 79XX untuk tegangan negatif. Bahkan komponen ini
sudah dilengkapi dengan pembatas arus dan juga pembatas suhu.
Multimeter
Projectboard
Kabel jumper
Penjepit buaya
Dioda 1N4002
Kapasitor
Resistor
Trafo 3A/ trafo CT 3A
Kapasitor 0.01µF
IC regulator 7805, 7812, 7905, 7912
12
4. Prosedur percobaan
5. Data Percobaan
6. Analisa Data
1. Jelaskan Prinsip Kerja Power Supply
2. Menghitung % Deviasi tegangan
13
PENGUAT OP-AMP I
1. Tujuan
Untuk mempelajari rangkaian dan prinsip kerja inverting amplifier
Untuk mempelajari rangkaian dan prinsip kerja non inverting amplifier
Untuk mempelajari perbedaan inverting amplifier dengan non inverting amplifier
Untuk mengetahui aplikasi dari OP-AMP
2. Teori
Operational amplifier adalah perangkat amplifier dengan imdansi tinggi di terminal input
(Zi = ∞Ω), dan impedansi rendah di terminal output (Zo = 0 Ω).
Vout = A. Vi
Penguat OP-AMP merupakan penguat diferensial dengan dua masukkan dan satu
keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang sangat tinggi. Dengan penguatan yang
sangat tinggi tersebut maka penguat ini dirangkai dengan rangkaian feedback, agar dapat diatur
penguatannya.
Pada umumnya, OP-AMP menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda
tegangan diantara kedua masukannya, OP-AMP ini disebuat dengan OP-AMP biasa. Penguat
operasional biasa adalah suatu penguat dengan coupling arus searah yang memiliki gain sangat
besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional ini biasanya tersedia dalam
bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.
Disamping itu, ada juga yang dikenal dengan OP-AMP Norton, LM 3900, yang
menghasilkan tegangan dari perbedaan arus masukan, juga ada OP-AMP yang dikenal dengan
OP-AMP transkonduktans, OTA, CA 3080, yang mengasilkan arus keluaran sebanding dengan
beda tegangan pada kedua masukannya, beberapa sifat OP-AMP biasa, seri 741 :
Penguat lingkar terbuka tak terhingga
Hambatan keluaran terbuka hampir nol
14
Hambatan masukan lingkar terbuka tak terhingga
Lebar pita tak terhingga
Nisbah penolakan modus bersama tidak terhinga
OP-AMP dipergunakan sebagai komparator, yaitu membandingkan dua buah tegangan
masukan dan mengubah tegangan keluarannya menjadi lebih tinggi, tergantung penguatan yang
dibuat
Vout={¿
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka rangkaian penguat OP-AMP harus terlebih
dahulu diatur tegangan offsetnya. Untuk hal ini, maka dibuat rangkaian sebagai berikut
15
−Rf Pen
Vout = x Vin
R1
guat non pembalik
(non inverting) :
(
Vout=Vin 1+
Rf
R1 )
3. Peralatan dan komponen
OP AMP trainer: CPE-EO2240
Protoboard
Sinyal generator
Osiloskop
Power suplly double polarity
Multimeter
Komponen disesuaikan dengan gambar rangkaian masing masing percobaan
IC LM 741
Resistor 220 Ω, 100 Ω
Potensiometer
16
4. Prosedur percobaan
4.1. Inverting Amplifier
1. Disipakan peralatan
2. Rangkailah rangkaian inverting amplifier sesuai dengan gambar
3. Ukur tegangan output nya dan tabulasikan hasil percobaan dan bandingkan dengan hasil
perhiungan teori.
4. Ulangi langkah diatas dengan menvariasikan R1 dan Rf
4.2. Non Inverting Amplifier
1. Disiapkan peralatan
2. Rangkailah rangkaian non inverting amplifier sesuai dengan gambar
3. Ukur tegangan output nya dan tabulasikan hasil percobaan dan bandingkan dengan hasil
perhiungan teori
4. Ulangi langkah diatas dengan menvariasikan R1 dan Rf
5. Data Percobaan
a. Inverting Amplifier
No R1 (ohm) Rf(ohm) Vout Teori Vout praktek
1
2
…
6. Analisa Data
1. Menghitung besar ralat (% deviasi)
2. Sebutkan sumber-sumber ralat
3. Apa perbedaan Inverting amplifier dan Non Inverting amplifier
17
KARAKTERISTIK DIODA DAN LED
1. Tujuan
Untuk mengambil kesimpulan yang didapat dari tegangan yang diperoleh dari percobaan
Untuk mengetahui karateristik statik dioda
Untuk mengetahui penyusun dasar dioda
Untuk mengetahui jenis-jenis dioda
Untuk mengetahui aplikasi dioda
2. Teori
Dioda adalah salah satu komponen yang terbuat dari bahan senikonduktor yang terdiri
dari dua buah kutub, yaitu anoda (+) dan kutun katoda (-). Pada dasarnya dioda hanya digunakan
untuk mengalirkan arus listrik satu arah saja, forward bias. Namun dengan kemajuan teknologi
dibidang semikonduktor maka telah dibuat juga aplikasi lain yaitu berfungsi sebagai regulator,
zener dan sebagai pemancar cahaya. Tetapi konsep dasar tetap sama dimana pada keadaan bias
maju sangatlah kecil, yaitu sebesar 20-an Ohm. Dan sebaliknya, pada bias mundur, arus sukar
melaluinya karena hambatannya sangat besar, yaitu sekitas mega ohm. Selain itu dioda juga
digunakan sebagai sensor, pelipat tegangan dan sebagainya.
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya, maka banyak dipergunakan diberbagai rangkaian
missal pada penyearah gelombang arus AC menjadi arus DC, regulator, pendisplay dan
sebagainya. da beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada
aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan,
atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, dioda laser dan dioda MOSFET.
18
dioda dan dioda tersebut tidak dapat digunakan lagi. Besar knee voltage pada dioda bergantung
dari bahan semikonduktor yang digunakan, untuk dioda yang terbuat dari unsur silikon nila knee
voltage ialah sekitar 0,7 V dan untuk dioda yang terbuat dari unsur germanium nilai knee voltage
ialah sekitar 0,3 V.
19
4. Prosedur Percobaan
5. Data Percobaan
6. Analisa Data
1. Menentukan tegangan ambang LED dan dioda Si
2. Menentukan grafik IF vs Vf untuk LED dan dioda Si
3. Menentukan Karakteistik LED dan dioda Si
20
KARAKTERISTIK TRANSISTOR DAN COMMON EMITTER
1. Tujuan
2. Teori
Konfigurasi common emitter lebih banyak digunakan dari pada common base dan
common collector, karena common emitter arus, tegangan, dan penguatan daya.
Pengetahuan tentang karakterisktik umum elektronika dari transistor common emitter adalah
sangat penting. Transistor adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor untuk pertama kalinya ditemukan dan diciptakan oleh 3 orang yang
memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat yaitu William Shockley, John Bardeen, dan Walter
Bratain. Ketiga Ilmuwan tersebut menemukan transistor lebih tepatnya transistor jenis bipolar
pada tahun 1947. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis
(B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian- rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.Transistor dibuat dari bahan semi konduktor. Bahan
semi konduktor yang terpenting adalah Silikon dan Germanium.
Silikon lebih banyakdigunakan sebagai bahan semikonduktor dibanding Germanium
karena Silikon mempunyai sifat-sifat yang lebih disukai disbandingdengan Germanium.
Komponen ini mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat,
switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll. Bahkan seiring dengan
perkembangan teknologi yang saat ini semakin pesat, transistor saat ini juga telah mengalami
perkembangan di segi fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai memory, dan
pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor komputer. Bukan hanya itu,
transistor juga telah mengalami perkembangan dilihat dari segi bentuk, karena saat ini satu buah
transistor telah berhasil diciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano
mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).
21
Gambar 2.1 Bentuk fisik transistor
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk
penguat transistor bisa juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang
cukup besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor
dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat pensaklaran seperti ini
transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL
yaitu Transistor Transistor Logic.
Transistor dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang dipakai
sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), (c) stabilisasi
tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya
(FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Fungsi tansistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam
sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik,
Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3 kaki, yang
masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor (E).
Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat
(amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator),
modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya. Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian
analog adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian
digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan
sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory. Cara kerja transistor yang tidak serumit
komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang
secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi
pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika.
Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas
sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan disatukan dari
beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompak yang dalam dunia
elektronika biasa disebut dengan Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara
kerja dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas
sehingga tidak banyak memakan tempat. Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya
berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital
dalam sebuah rangkaian elektronika. Pada dasarnya jenis transistor dibagi menjadi 2, yaitu
transistor bipolar dan transistor efek medan . Kedua jenis transistor ini memiliki perbedaan yang
signifikan. Hal ini bisa terlihat dari bias input dan output saat menggunakan transistor ini. Pada
jenis transistor bipolar, komponen ini dapat terbagi lagi menjadi dua tipe, yaitu: NPN (Negative-
22
Positive-Negative), PNP (Positive-Negative-Positive). Pada jenis transistor field effect,
komponen ini dapat terbagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu: JFET, MOSFET, dan UJT. Pada gambar
di bawah dapat menjelaskan dari simbol dari transistor bipolar dan transistoe efek medan.
Simbol transistor jenis NPN dan PNP hampir sama, yang membedakan ada di arah panah.
Transistor pertemuan dwikutub (BJT) adalah salah satu jenis dari transistor. Ini adalah
peranti tiga-saluran yang terbuat dari bahan semikonduktor terkotori. Dinamai dwikutub karena
operasinya menyertakan patut elektron maupun lubang elektron
Jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor), adalah jenis transistor dengan
pengendalian konduktifitasnya menggunakan aliran listrik. Aliran listrik tersebut berupa
tegangan yang akan diberikan pada terminal Gate (G). Selanjutnya, aliran listrik pada
terminal Gate (G) akan dapat mengendalikan tegangan yang ada di terminal Drain (D)
ke Source (S). Jadi pada transistor efek medan terdapat tiga buah terminal yang saling terhubung
fungsinya. Field Effect Transistor (FET) juga sering disebut sebagai transistor unipolar karena
proses kerjanya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawanya. Muatan pembawa dari
transistor ini dapat berupa electron maupun hole.
23
3. Peralatan dan komponen
CPE-EO2200
Kabel jumper
Multimeter
Kabel Penghubung
Resistor (100 ko, 10 k2, 1 km2)
Transistor C 1815
Potensiometer
4. Prosedur percobaan
1. Hubungkan electronic design experiment tetapi telah yakin kita bahwa semua unit dalam
keadaan off
24
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas. Hubungkan rangkaian tersebut dengan Vcc
sebesar 15V. Gunakan potensiometer 100KΩ (R1) untuk mengatur arus basis (Ib) , dan
gunakan potensiometer 1KΩ (R4) untuk mengatur tegangan pada kolektor-emiter (Vce).
3. Hidupkan electronic design experimenter
4. Diatur arus basis (Ib) hinga bernilai 10µA. lakukan dengan memutar potensiometer
secara perlahan sampai tegangan yang melalui R2 sama dengan 0.1V. berdasarkan
hukum ohm, arus yang melalui R2 akan sama dengan nilai 0.1V dibagi dengan 10KΩ
yaitu 0.1µA. setelah itu arus akan melewati basis transistor. Ib harus bernilai 10 µA.
5. Tanpa mengganggu R1, atur potensiometer 1KΩ (R4) hingga tegangan pada Vce bernilai
1V
6. Sekarang gunakan voltmeter untuk mengukur tegangan pada R3. Gunakan tegangan pada
R3 untuk menghitung arusnya berdasarkan hukum ohm. Hitung besar arus yang mengalir
pada kolektor (Ic). Ulangi percobaan dengan mengganti nilai Vce sesuai dengan tabel
7. Lengkapi tabel berikut dengan mengatur nilai Vce dan tentukan nilai arus colektor nya
(Ic) seperti pada langkah 5
Ib = 10 µA
Vce (Volt) 1 2 3 4 5 6
Ic(mA)
8. Sekarang atur arus pada basis kolektor hingga bernilai 20µA. lakukan dengan memutar
potensiometer 100KΩ (R4) sampai tegangan yang melalui R2 bernilai 0.2V.
9. Ulangi langkah 5-7
25
5. Data Percobaan
Ib = 10 Μa
Vce (Volt)
Ic (mA)
6. Analisa Data
Ic
Gain =
Ib
26
PROJEK
Yang dimaksud dengan projek adalah suatu tugas yang dibuat oleh praktikan yang
bertujuan untuk mengetahui kompetensi praktek praktikan setelah melalui praktikum. Disamping
itu , agar para praktikan terbiasa dengan merangkai suatu rangkaian elektronika, mengukur dan
menganalisanya, dan mampu menyusun suatu laporan yang bernuansa ilmiah serta dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan terciptanya suatu kreatifitas yang inovatif.
Bentuk pembuatan projek yang dimaksud ialah, masing masing dari group praktikan
membuat suatu sistem elektronik yang sederhana dengan dasar praktikum yang telah
diselesaikan , terdiri dari :
1. Power supply
2. Sensor
3. Penguat
4. Indicator
5. Peraga
Contoh projek
1. Sistem deteksi cahaya menggunakan sensor cahaya dengan peraga lampu
2. Sistem peringatan dini
3. Sistem bel
4. Sitem amplifier speaker aktif
5. Sistem charger adapter
6. Atau kreatifitas lainnya
Sistem penilaian
Hasil projek akan diuji di laboratorium dan dinilai berdasarkan performasinya.
Pelaksanaan
Pelaksanaannya dilakukan per-group setelah selesai semua judul praktek dan diharapkan
selesai selama 2 minggu.
Bentuk laporan
Bentuk laporan projek dapat diacu dengam jurnal praktikum atau disesuaikan dengan suatu
bentuk paper.
27
REFRESHING TEST
Yang dimaksud dengan refreshing test adalah suatu test yang dilakukan setelah semua
praktikum berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui dan menilai kompetensi teori praktek
setelah mengikuti setelah mengikuti semua judul praktikum yang telah dilalui. Selain itu agar
praktikan tetap mengingat teori dan percobaan yang telah dijelaskan oleh asisten.
Bentuk refreshing test yang dimaksud adalah, masing masing perorangan akan
mengerjakan soal yang dibuat oleh asisten berdasarkan judul yang telah dilalui praktikan.
Sistem pengerjaan
Praktikan mengerjakan soal secara perorangan, praktikan tidak diperkenankan saling
kerja sama dan menggunakan gadget
Sistem penilaian
Hasil refreshing test akan diperiksa dan dinilai oleh setiap asisten dilaboratorium
elektronika dasar. Dan hasil penilaian akan dikembalikan kepraktikan untuk tranparansi nila.
Pelaksanaan
Pelaksanaannya dilakukan perorangan setelah praktikan selelsai melalui semua judul
praktikum. Dan soal dikerjakan sesuai waktu yang diberikan oleh asisten laboratorium
elektronika dasar.
28
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Charles K. dan Matthew N.O. Sadiku. 2009. Fundamentals of Electrical Circuit 4th
Edition. New York: Mc-Graw Hill Companies, Inc.
Boylestad, R., and Nashelsky, L. Electronics Devices and Circuits: Theory. Seventh Edition.
Prentice Hall.
Floyd, T. L. 2012. Electronics Devices. Prentice Hall.
Rahmawati, E., Sucahyo, I., dan Kholiq, A. 2017. Hand out Elektronika Dasar
Rahmawati, E., Sucahyo, I., dan Kholiq, A. 2017. Panduan Praktikum Elektronika Dasar
Sutrisno. 1978. Elektronika Teori dan Penerapannya. Penerbit ITB Bandung
Tooley, M. 2006. Electronics Circuit: Fundamentals and Applications. Third Edition.
Elesevier Ltd.
29