Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM IPA

SMP...
Logo Sekolah

No. LAB/IPA /02 Revisi : 00 Tgl : 05 April 2019 Halaman

Contoh contoh SOP

A. Tujuan dan Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)


1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau
tim dalam organisasi atau unit kerja.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. 
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.
4. Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

B. Fungsi SOP
1.    Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2.    Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3.    Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4.    Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5.    Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

C. RUANG LINGKUP
1. Prosedur ini berlaku untuk kegiatan praktikum siswa di laboratorium di lingkungan
sekolah.
2. Prosedur ini berlaku untuk kegiatan praktikum rutin, penggunaan alat untuk
penelitian siswa maupun guru dan pengguna dari pihak lain.
D. DEFINISI
Alat adalah kumpulan peralatan/perkakas yang digunakan dalam menunjang kegiatan
praktikum di laboratorium.
E. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
1. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur ini.
2. Teknisi/Laboran bertanggung jawab atas perawatan, penyimpanan, pendistribusian
alat, dan pemeriksaan alat.
3. Siswa bertanggung jawab terhadap penggunaan alat dalam kegiatan praktikum dan
4. guru pembimbing mengawasi dan mengontrol penggunaan alat dalam kegiatan
praktikum.

.
F. PROSEDUR PENGGUNAAN DI LABORATORIUM
1. Sebelum Praktik
o Kepala laboratorium, teknisi dan analis/laboran mengadakan rapat membahas
kesiapan kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan praktikum untuk siswa
dilakukan;
o Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi/laboran mengecek kesiapan dan
kelayakan alat yang akan digunakan satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai.
o Kepala dan penanggung jawab laboratorium mengecek kesiapan LKS yang akan
digunakan untuk kegiatan praktikum;
o Laboran menyerahkan daftar bon alat kepada siswa/gosen untuk diisi alat apa yang
akan dipinjam; Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok siswa;
o Siswa (ketua kelompok)/dosen bersama dengan teknisi/analis/laboran bersama-sama
mengecek kelayakan alat yang dipinjam. Jika terjadi ketidaklayakan alat akan
dikembalikan kepada laboran/teknisi dan dicatat dalam buku kerusakan alat. Guru
praktikum diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang diketahui oleh
penanggungjawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.
2. Selama Praktik
o Sebelum masuk praktik siswa harus menggunakan jas praktik sesuai dengan ketentuan
dan tidak membawa tas masuk ke laboratorium.
o Siswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam praktik sampai
dengan selesainya praktik.
o Guru menjelaskan cara penggunaan alat kepada siswa praktikan baik yang standart
maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
o Siswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik dan diamati oleh
guru pembimbing.
3.   Selesai Praktik
o Siswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya kepada
teknisi/laboran;
o Teknisi/Laboran memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka teknisi/laboran      
mencatat sebagai alat yang ditinggalkan yang harus diganti oleh peminjam.
4.   Lain-Lain
o Sebelum menggunakan alat-alat praktikum,  siswa harus memahami petunjuk            
penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang diberikan atau    
disampaikan oleh penanggungjawab praktikum;
o Siswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang biasa tertera
pada badan alat;
o Siswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan          
menggunakan alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau            
peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya            
dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan;
o Siswa harus memahami spesifikasi dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan        
menggunakan alat-alat tersebut sesuai spesifikasi dan jangkauan kerjanya.    
Menggunakan alat praktikum di luar spesifikasi dan jangkauan kerjanya dapat            
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan;
o Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari benda/logam
tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut;
o Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau      
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan
SOP KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DI LABORATORIUM

A. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Laboratorium


1. Pengguna laboratorium wajib memakai jas laboratorium dan alas kaki atau sepatu
yang tertutup.
2. Pengguna laboratorium dilarang keras merokok, makan dan minum di dalam ruang
laboratorium.
3. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun
atau merangsang pernafasan, harus dilakukan di dalam almari asam.
4. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan cairan atau
terhirupnya uap selama bekerja.
5. Jauhkan semua senyawa organik yang mudah menguap, seperti: alkohol, eter,
kloroform, aseton, dan spirtus dari api secara terbuka karena bahan mudah terbakar.
Sebaiknya pemanasan dilakukan dengan menggunakan waterbath.
6. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan pembakar spirtus (bunsen)
dengan korek api biasa, jangan menyalakannya dengan pembakar spirtus lain yang
sudah menyala, untuk menghindari terjadinya letupan api.
7. Matikan api pada pembakar spirtus dengan menutup sumbunya, jangan mematikan
api dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakaran atau letupan api.
8. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari
mulut tabung reaksi. Namun, kipaslah terlebih dahulu uap ke arah muka.
9. Jangan sekali-sekali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam
atau basa kuat seperti: HNO3, HCl, H2SO4, Asam asetat glasial, NaOH, NH4OH, dan
lain-lain. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk memindahkan bahan-bahan
tersebut atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang akan digunakan.
10. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk
mencegah terjadinya inhalasi bahan-bahan.
11. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, di
meja kerja atau lantai. Bila hal ini terjadi, segera laporkan pada laboran atau petugas
laboratorium.
12. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan kimia berbahaya, korosif, atau beracun,
segera bilas dengan air sebanyak-banyaknya. Selanjutnya segera laporkan kepada
laboran atau petugas laboratorium.
13. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang mungkin
sudah terkontaminasi bahan kimia.
14. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan biologis,
seperti saliva, karena mungkin dapat terinfeksi kuman atau virus berbahaya seperti
hepatitis.
 Sebaiknya gunakan sarung tangan sekali pakai, terutama bila ada luka.
 Cuci segera tangan atau anggota badan lain yang kontak atau terpercik bahan
tersebut.
 Cuci alat-alat praktikum dengan sabun dan sterilisasi dengan merendamnya
dalam larutan Natrium hipoklorit 0,5% selama 30 menit.
 Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan Natrium
hipoklorit 0,5%.
15. Tampung cairan atau larutan yang telah selesai digunakan (limbah cair) di dalam
jerigen penampungan limbah sesuai dengan karakteristik limbah cairnya.
16. Tinggalkan meja dan alat kerja dalam keadaan bersih dan rapi seperti semula.

B. Bahaya-bahaya yang Mungkin Terjadi di Laboratorium


1. Bahaya Api
Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang
mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3
unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar, dan panas.
Akibat:
 Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat,
bahkan kematian.
 Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan:
 Konstruksi bangunan yang tahan api.
 Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar.
 Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran.
 Sistem tanda kebakaran
 Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya
dengan segera.
 Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis.
 Tersedia jalan untuk menyelamatkan diri.
 Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
 Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

2. Bahaya Listrik
 Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit
breaker) dan perhatikan cara menyala dan mematikannya.
Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan
pada laboran atau petugas laboratorium.
 Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang
terkelupas, dll.
 Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
 Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.
 Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas di laboratorium.
 Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti pengguna laboratorium jika hal itu
terjadi:
 Jangan panik.
 Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik.
 Bantu pengguna laboratorium yang tersengat arus listrik untuk
melepaskan diri dari sumber listrik.
 Beritahukan dan minta bantuan laboran atau orang di sekitar anda tentang
terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.

3. Bahaya Zat Kimia


Semua bahan kimia dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada
umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh
karena alergi (keton).
Bahan toksik (trikloroetana, tetraklorometana) jika tertelan, terhirup atau terserap
melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan
korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible
pada daerah yang terpapar.
Pencegahan:
 “Material Safety Data Sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada
untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
 Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
 Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek,
jas laboratorium) dengan benar.
 Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan
lensa.
 Menggunakan alat pelindung pernafasan (masker) dengan benar.

SOP PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM


1. Dosen pembimbing praktikum melakukan koordinasi dengan laboran dan asisten
praktikum terkait waktu pelaksanaan praktikum, kebutuhan dan fasilitas untuk kegiatan
praktikum.
2. Laboran menganalisis kebutuhan alat dan bahan praktikum.
3. Laboran membuat daftar kebutuhan alat dan bahan praktikum.
4. Asisten didampingi laboran mempersiapkan alat dan bahan praktikum.
5. Mahasiswa (praktikan) melaksanakan praktikum didampingi dosen pembimbing
praktikum dan asisten.
6. Setiap satu materi praktikum selesai diselenggarakan, maka mahasiswa (praktikan) wajib
membuat laporan praktikum dan mengumpulkan laporan pada minggu berikutnya.
7. Dosen pembimbing praktikum memeriksa dan menilai laporan mahasiswa (praktikan).
Jika laporan lengkap maka dinilai, jika tidak lengkap maka dikembalikan ke mahasiswa
(praktikan) yang bersangkutan.
8. Setelah praktikum selesai, mahasiswa (praktikan) membersihkan dan merapikan kembali
seluruh peralatan, bahan, dan fasilitas yang digunakan.
9. Mahasiswa (praktikan) menyerahkan kembali peralatan, bahan, dan fasilitas yang
digunakan kepada asisten untuk dilakukan pengecekan dan persiapan untuk praktikum
berikutnya.
10. Laboran mengecek alat, bahan, dan fasilitas yang telah selesai digunakan untuk
praktikum.
11. Jika ada kerusakan alat (pecah, dsb), mahasiswa (praktikan) wajib mengganti alat dengan
spesifikasi yang sama. Penggantian alat sebagai syarat keluarnya nilai praktikum.
12. Pada pertemuan terakhir diadakan responsi oleh dosen pembimbing praktikum dan/atau
asisten.
13. Responsi dinilai oleh dosen pembimbing praktikum dan/atau asisten sesuai dengan
kesepakatan.
14. Dosen pembimbing praktikum menentukan nilai praktikum yang dihitung berdasarkan
hasil perolehan nilai pretes, kinerja, laporan, dan responsi.

SOP PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


UNTUK MAHASISWA
1. Mahasiswa (praktikan) mengisi form peminjaman alat dan bahan praktikum sesuai
dengan praktikum yang akan dilaksanakan.
2. Laboran mendampingi asisten untuk menyiapkan peralatan dan bahan untuk kegiatan
praktikum sesuai dengan form peminjaman alat dan bahan.
3. Asisten melakukan cek atas alat dan bahan yang akan digunakan, sebelum diserahkan
kepada mahasiswa. Jika alat dalam keadaan rusak maka alat tidak boleh dipinjamkan dan
jika alat dalam keadaan baik maka alat boleh dipinjamkan.
4. Mahasiswa (praktikan) mengambil alat dan bahan yang telah dipinjam kepada asisten.
5. Setelah kegiatan praktikum selesai, mahasiswa (praktikan) membersihkan peralatan dan
sisa bahan yang digunakan dan mengembalikan peralatan kepada asisten.
6. Asisten praktikum melakukan cek atas peralatan yang dipinjam dan sisa bahan yang
digunakan dalam kegiatan praktikum, untuk memastikan kondisinya sama dengan saat
peralatan akan dipinjam. Jika kondisi alat rusak/hilang maka mahasiswa (praktikan)
harus mengganti dengan alat yang sama sebagai syarat keluarnya nilai. Jika alat dalam
keadaan baik maka diserahkan kepada laboran.
7. Laboran menyimpan alat dan bahan praktikum ke tempat semula.

SOP PENGGUNAAN LABORATORIUM UNTUK PENELITIAN


1. Peneliti membuat surat permohonan penggunaan laboratorium untuk penelitian (surat ijin
riset).
2. Peneliti menyerahkan surat ijin riset dan proposal penelitian kepada laboran.
3. Laboran menentukan jadwal penelitian.
4. Peneliti menerima jadwal pelaksanaan penelitian dari laboran.
5. Peneliti mengisi form peminjaman alat dan penggunaan bahan untuk penelitian kepada
laboran.
6. Laboran menerima form peminjaman alat dan penggunaan bahan yang sudah diisi oleh
peneliti.
7. Laboran mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian.
8. Peneliti melakukan penelitian sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9. Setelah penelitian selesai, peneliti mengembalikan alat kepada laboran.
10. Peneliti membayar biaya sewa alat dan penggunaan bahan.
11. Laboran memeriksa alat yang telah dikembalikan untuk memastikan kondisi alat. Jika
alat dalam keadaan baik maka diterima laboran, jika alat dalam keadaan rusak maka
dikembalikan ke peneliti untuk diganti.
12. Laboran menyimpan alat.

SOP PEMINJAMAN ALAT DAN BAHAN UNTUK PIHAK LUAR


1. Pihak luar mengajukan permohonan peminjaman alat dan penggunaan bahan kepada
Ketua Jurusan.
2. Ketua Jurusan menerima permohonan peminjaman alat dan penggunaan bahan dari pihak
luar.
3. Ketua Jurusan mengkoordinasikan permohonan peminjaman alat dan kebutuhan bahan
kepada laboran.
4. Laboran memeriksa kondisi alat dan bahan sesuai permohonan peminjaman alat dan
bahan yang diajukan pihak luar. Jika ada alat yang tidak sesuai maka laboran akan
menginformasikan kepada pihak luar. Jika alat sesuai dengan yang dibutuhkan/tidak
sedang digunakan maka boleh dipinjamkan.
5. Laboran menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan permohonan peminjaman alat dan
kebutuhan bahan.
6. Laboran menentukan jangka waktu peminjaman alat.
7. Laboran menyerahkan alat dan bahan yang dibutuhkan kepada pihak luar.
8. Pihak luar memeriksa alat dan bahan yang diterima. Jika tidak sesuai maka pihak luar
akan melaporkan kepada laboran. Jika sudah sesuai, maka alat dan bahan dapat dibawa.
9. Pihak luar mengembalikan alat sesuai jangka waktu yang ditentukan.
10. Laboran memeriksa kembali alat yang dipinjam. Jika kondisinya baik, maka diterima.
Jika kondisinya rusak (pecah, dll) atau hilang, maka pihak luar harus mengganti alat
tersebut dengan spesifikasi yang sama.
11. Pihak luar membayar biaya sewa alat dan biaya pembelian bahan.
12. Laboran menyimpan alat.
PROSEDUR PERAWATAN ALAT UKUR/INSTRUMENTASI DAN ALAT PRAKTEK
LAB/BENGKEL

1. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan perawatan alat ukur/instrumentasi dan alat
praktek Lab/bengkel.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup mekanisme perawatan alat ukur dan instrumentasi serta
alat praktek pada lab/bengkel dilingkungan Fakultas Teknik UNY.

3. DEFINISI
3.1. Perawatan
Kegiatan rutin terjadwal yang bertujuan memonitor kinerja alat.
3.2. Alat Ukur
Alat yang digunakan untuk mengungkap besaran non listrik.
3.3. Instrumentasi
Alat yang digunakan untuk mengungkap besaran listrik.
3.4. Alat Praktek
Alat atau mesin yang digunakan sebagai sarana mencapai kompetensi.
3.5. Manual Book (Buku Manual)
Buku petunjuk atau pedoman.
3.6. Teknisi
Pengelola alat di bengkel yang bertanggung jawab kepada ketua bengkel.
3.7. Laboran
Pengelola alat di lab yang bertanggung jawab kepada ketua lab.
3.8. Ketua Lab/Bengkel
Pengelola lab/bengkel yang bertanggung jawab kepada ketua jurusan.

4. TANGGUNG JAWAB
4.1. Ketua Lab/Bengkel bertanggung jawab dalam mengidentifikasi peralatan
yang harus dirawat dan menyesuaikan dengan buku manual.
4.2. Teknisi/Laboran bertanggung jawab dalam membantu Ketua Lab/Bengkel
dalam mengidentifikasi dan melakukan tindakan perawatan yang dilakukan.

5. RINCIAN PROSEDUR

AKTIVITAS REKAMAN / DOKUMEN KETERANGAN

Mulai

1)
Ketua Lab./Bengkel 1 Buku Manual
Mempelajari Manual Book

Ketua Lab./Bengkel/ 2)
2 Jadwal Perawatan
Teknisi/Laboran
Membuat tindakan dan
jadwal perawatan

3)
Ketua Lab./Bengkel/
3 Peta Perawatan
Teknisi/Laboran

Membuat peta perawatan

4)
Lembar Monitoring
Ketua Lab./Bengkel/
4
Teknisi/Laboran

Melakukan identifikasi alat


yang perlu perawatan

Ketua Lab./Bengkel/ 5)
5 Buku Kerusakan
Teknisi/Laboran
Mencatat alat yang perlu
perbaikan pada buku
kerusakan

Selesai

6. LAMPIRAN
Tidak ada.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LABORATORIUM

1.  SOP PELAKSANAAN PRATIKUM


1)      Sebelum  Praktikum
o Kepala laboratorium dan guru IPA mengadakan rapat membahas kesiapan
kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan praktikum untuk siswa
dilakukan;.
o Kepala Laboratorium mengecek kesiapan dan kelayakan alat yang akan
digunakan satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai.
o Kepala laboratorium mengecek kesiapan LKS yang akan digunakan untuk
kegiatan praktikum;
o Kepala laboratorium menyerahkan daftar bon alat
kepada guru praktikum untuk diisi alat apa yang akan dipinjam;
o Guru praktikum diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang
diketahui penanggungjawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.

2)      Selama Praktikum
o Sebelum masuk ke ruang praktikum siswa harus menggunakan jas lab.
o Siswa mengikuti tata tertib yang berlaku di laboratorium IPA
o Guru menjelaskan cara penggunaan alat kepada siswa sesuai dengan
fungsinya;
o Siswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktikum dan
diamati oleh guru  pembimbing.
o Guru menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang  sudah dilaksanakan
pada buku kegiatan   harian lab yang tersedia.

3)      Selesai Praktikum
o Siswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya
kepada             tempat semula
o Guru praktikum memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka dicatat dan
harus  Diganti

4)      Lain-Lain
o  Sebelum menggunakan alat-alat praktikum,  siswa
harus memahami petunjuk  penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang diberikan                      atau     disampaikan oleh
penanggungjawab praktikum;         
o Siswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang biasa
tertera          pada badan alat;         
o Siswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum
dan          menggunakan alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai
fungsi atau            peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi
atau peruntukannya           dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut
dan bahaya keselamatan praktikan;          
o Siswa harus memahami spesifikasi dan jangkauan kerja alat-alat praktikum
dan         menggunakan alat-alat tersebut sesuai spesifikasi dan jangkauan
kerjanya.    Menggunakan alat praktikum di luar spesifikasi dan jangkauan
kerjanya dapat            menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan;      
o Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/logam                   tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada                     alat tersebut;      
o ·Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan                   atau      sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang
digunakan.

2. SOP PEMINJAMAN ALAT LABOR


o Membuat Pengajuan Surat Permohonan Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan
Prasarana yang dimiliki oleh Sekolah kepada Kepala Laboratorium
o Permohonan Pinjaman yang ditujukan kepada Kepala Laboratorium akan
segera ditindaklanjuti
o Mengisi daftar peminjaman alat yang disediakan laboratorium
o Mengisi surat perjanjian peminjaman alat yang
o Penyerahan alat pinjaman dan melalukan pengecekan awal terhadap kondisi
alat sebelum dipinjamkan
o Mengembalikan alat pinjaman tersebut dan melakukan pengecekan akhir
terhadap semua barang pinjaman tersebut harus sesuai dengan kondisi awal
pada saat barang tersebut dipinjam
o Setiap peminjaman dikenakan biaya perawatan sesuai dengan ketentuan
laboratorium
o Pengisian Surat Pengembalian

3.  SOP PENGADAAN ALAT


o Kepala sekolah membentuk panitia pengadaan alat-alat lab
o Melakukan pengecekan ke labor untuk melihat alat-alat yang sudah ada, rusak
ataupun yang kurang untuk didata
o Ketua panitia melaksanakan rapat pembuatan rencana kerja (RKS) dan harga
perkiraan sendiri (HPS) serta alat-alat yang dibutuhkan dalam pratikum guna
mencapai tujuan pembelajaran
o Panitia menyerahkan hasil rapat (proposal pengadaan alat lab) ke kepala
sekolah untuk diminta persetujuan
o Setelah mendapat persetujuan, kemudian proposal disampaikan kepada kepala
dinas pendidikan setempat
o Dinas pendidikan mempelajari dan meneliti proposal yang diajukan pihak
sekolah kemudian menyetujui proposl tersebut
o Setelah proposal disetujui, dinas pendidikan memberitahukan kepala sekolah
bahwa proposal nya disetujui
o Setelah itu, dinas pendidikan mengirim alat-alat lab tersebut ke sekolah

4. SOP PENERIMAAN ALAT


o Barang yang tiba diperiksa kesesuaian barang dengan surat pesanan, kondisi
barang, dan kesesuaian supplier surat barang nya
o Barang yang tidak sesuai dengan pesanan dikembalikan ke supplier
o Catat barang yang memenuhi persyaratan didalam daftar penerimaan barang
sebagai serah terima barang
o Masukan barang kedalam tempat khusus yang terpisah dengan barang lama
o Catat dan pindahkan barang kedalam lemari penyimpanan dan kelompokkan
sesuai spesifikasinya masing-masing

5. SOP PEMELIHARAAN  ALAT
o Setiap alat yang telah digunakan pada pratikum, alat dibersihkan kembali dan
diletakkan pada rak nya
o Setiap pengguna yang merusak/menghilangkan alat akan dikenakan sanksi
denda dan sanksi lainnya
o Setiap pengguna wajib mematuhi tata tertib lab
o Setiap pengguan fasilitas lab wajib dikenakan biaya pemeliharaan yang
ditentukan oleh sekolah
o Pengelola wajib membuat jurnal bulanan yang dilaporkan kepada jurusan
setiap bulannya
o Jurnal bulanan memuat rincian aktifitas lab, jadwal penggunaan lab, jumlah
pengguna, lama penggunaan dan biaya pemasukan dan pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai