Anda di halaman 1dari 7

I.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1.1. Pendahuluan
Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja laboratorium melakukan
eksperimen atau interaksi dengan bahan kimia, peralatan gelas, dan instrumen lainnya. Penyebab
utama kecelakaan kerja di laboratorium adalah kelalaian atau kecerobohan. Karenanya perlu
dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut dengan pembinaan dan
pengembangan kesadaran (awareness) akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
laboratorium.

Informasi mengenai K3 di laboratorium perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan)


dan relevan, agar mahasiswa dan para peneliti mengetahui sumber bahaya di laboratorium, akibat
yang ditimbulkan, serta cara penanggulangannya. Berikut ini adalah beberapa upaya untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium:
1. Penyediaan Informasi K3 dan sosialisasinya.
Setiap laboratorium harus memiliki dokumen tentang lembar data keamanan bahan kimia
(Material Safety Data Sheet), atau dalam bentuk lain yang praktis berupa poster/label dari
produsen bahan kimia. Hal ini merupakan informasi acuan untuk penanganan dan
pengelolaan bahan kimia berbahaya (B3) di laboratorium.. Berikut ini adalah
karakteristik bahan-bahan kimia dapat berada yang ada setiap di laboratorium:
a. Bahan mudah meledak (explosive substances)
b. Bahan mudah teroksidasi (oxidizing substances)
c. Bahan mudah menyebabkan korosif (corrosive substances)
d. Bahan mudah terbakar (flammable substances)
e. Bahan yang tidak boleh dibuang ke lingkungan (potentially hazardous
substances)
f. Bahan berbahaya (harmful substances)
g. Bahan bersifat infeksi (infectious substances)
h. Bahan bersifat korosif (corrosive substances)

1
Pada Gambar 1 dapat dilihat simbol-simbol bahan kimia berbahaya.

Gambar 1. Simbol bahan kimia berbahaya.

2. Penyediaan aturan umum bekerja di laboratorium.


Setiap laboratorium harus memiliki peraturan bekerja di laboratorium. Hal-hal yang
DILARANG DILAKUKAN di Laboratorium adalah:
 Makan dan minum
 Tidur,
 Merokok
 Memasak, apalagi menggunakan peralatan laboratorium
 Banyak berbicara sewaktu bekerja

Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan, Namun banyak
mahasiswa yang mengabaikan resikonya, sehingga tidak mau menggunakan alat-alat pengaman
meskipun telah tersedia. Laboratorium adalah ruang yang mempunyai resiko yang cukup besar,
karena terdapat banyak B3. Di antara sifat B3 antara lain: mudah meledak, mudah terbakar,
beracun, reaktif, infeksius, dan korosif. Di samping itu di laboratorium juga terdapat alat-alat

2
yang mudah pecah, serta instrumen elektronik yang berhubungan dengan listrik. Oleh karena itu,
para mahasiswa harus waspada dalam bekerja di laboratorium.

1.2. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium


1.2.1. Persyaratan laboratorium yang baik
Laboratorium yang baik mencerminkan kondisi tata ruang yang memudahkan mahasiswa,
peneliti dan karyawan melaksanakan kegiatan praktikum, penelitiannya dengan baik, serta
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut yang mendukung kesehatan dan keselamatan
kerja:
 Memiliki peralatan keselamatan kerja dan informasi nomer telpon unit pemadam
kebakaran dan instansi medis.
 Mempunyai sistem ventilasi yang baik guna mencegah terakumulasinya gas-gas
berbahaya.
 Menjaga agar ruang laboratorium senantiasa bersih dan rapi guna mendukung mutu data
dan mempermudah penggunaan fasilitas yang ada.
 Alat keselamatan kerja, kotak P3K, dan alat pemadam api, senantiasa dalam keadaan baik
dan mudah dijangkau.
 Mempunyai jalur evakuasi berupa sekurang-kurangnya dua pintu dengan jarak yang
cukup jauh.
 Menempatkan bahan kimia beresiko di tempat khusus dan diberi simbol yang jelas.
 Memiliki sistem pengelolaan limbah B3 yang berfungsi dengan baik.

1.2.2. Peraturan/Tata Tertib Keselamatan Kerja di Laboratorium

Ketentuan umum bagi mahasiswa dan peneliti tentang keselamatan kerja di laboratorium:

 Selalu menggunakan jas laboratorium ketika bekerja di laboratorium.


 Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat dan bahan dalam laboratorium tanpa
seizin petugas laboratorium.
 Orang yang tidak berkepentingan dilarang memasuki laboratorium guna menghindarkan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
 Menggunakan alat serta bahan sesuai dengan panduan praktikum atau penelitian.

3
 Jangan melakukan percobaan apabila belum memahami informasi tentang bahaya bahan
kimia, alat-alat, serta prosedur penggunaannya.
 Bertanyalah bila merasa sangsi atau tidak memahami prosedur percobaan.
 Mengenal dan dapat mengoperasikan semua jenis peralatan keselamatan kerja serta
letaknya, guna memudahkan pemberian pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan
kerja.
 Memahami prosedur penggunaan alat-alat untuk mengatasi bahaya dan kecelakaan kerja,
seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, serta alat keselamatan kerja yang
lain.
 Bila terjadi kerusakan alat atau kecelakaan, secepatnya melaporkannya ke petugas
laboratorium.
 Selalu berhati-hati apabila bekerja dengan asam kuat, reagen korosif, reagen-reagen yang
mudah menguap, serta mudah terbakar.
 Memahami langkah-langkah P3K.
 Membuang sampah dan limbah kimia pada tempat yang sesuai.
 Upayakan tidak bekerja sendirian di laboratorium, agar apabila terjadi kecelakaan ada
yang membantu.
 Jangan bermain-main dan bercakap-cakap berlebihan di dalam laboratorium.
 Melakukan latihan keselamatan kerja di laboratorium secara periodik.
 Tidak merokok, makan, minum, dan masak di laboratorium.

1.2.3. Penyediaan alat keselamatan kerja

Prosedur keselamatan kerja di laboratorium harus didukung dengan penyediaan alat keselamatan
kerja, yaitu:

1. Safety shower, berfungsi sebagai sarana pengaliran air untuk mengatasi kondisi kritis
tertentu.
2. Bak cuci, berfungsi sebagai sarana pencucian peralatan dan pekerja.
3. Lemari asam, berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pencampuran bahan kimia
berbahaya. Sistem ventilasi pada lemari asam harus pada kondisi ‘’ON’’ pada saat
digunakan, agar gas berbahaya yang terbentuk secepatnya dikeluarkan..

4
4. Eye washer, merupakan fasilitas pengaliran air pada mata pekerja yang terkena bahan
kimia. Air yang dialirkan harus memenuhi standar air bersih
5. Perlengkapan kerja, terdiri atas: jas laboratorium, kacamata pengaman, sepatu tertutup,
sarung tangan, masker.
6. Exhaust fan, diperlukan guna memastikan tidak terakumulasinya uap bahan kimia
berbahaya di tempat penyimpanan bahan kimia, atau di ruang laboratorium.
7. Pemadam kebakaran, selain alat pemadam kebakaran ringan (APAR) yang merupakan
media pemadam kebakaran dalam tabung bertekanan. Alat bantu pemadam kebakaran
lain yang dapat digunakan adalah karung goni basah, pasir dan baju tahan api.
8. Alarm, berfungsi sebagai komunikasi bahaya
9. Petunjuk arah keluar ruangan laboratorium, merupakan tanda yang dapat
memberikan informasi untuk keluar dengan selamat apabila terjadi bahaya di
laboratorium.
10. Kotak P3K, berisi obat-obatan standar untuk luka bakar, plester, kapas, bahan antiseptik,
kain kassa dll.

1.2.4. Simbol keselamatan kerja di laboratorium

Gambar simbol keselamatan kerja yang ada di laboratorium harus diperhatikan serta dipahami
agar mahasiswa mengetahui bahaya yang potensial ada pada bahan kimia dan peralatan. Pada
Gambar 2 dapat dilihat simbol-simbol keselamatan kerja di laboratorium dan penjelasannya.

5
Gambar 2. Simbol keselamatan kerja di laboratorium.

Keterangan:

 .Animal hazard, yaitu bahaya yang berasal dari hewan percobaan yang telah di-treatment
dengan bahan beracun.

 Sharp instrument hazard, yaitu bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam.
 Heat hazard, yaitu bahaya yang datang dari benda yang panas. Gunakan pelindung
tangan bila mengangkat bahan yang sedang dipanaskan..
 Glassware hazard. yaitu bahaya yang berasal dari alat laboratorium yang mudah pecah.
Misalnya: pipet ukur, gelas kimia, labu ukur, dsb
 Chemical hazard, yaitu bahaya yang berasal dari bahan kimia. Beberapa jenis bahan
kimia itu dapat menimbulkan gatal pada kulit serta iritasi.
 Electrical hazard, yaitu bahaya yang datang dari benda-benda yang keluarkan listrik.
Hati-hati dalam memakainya agar tak tersengat listrik.
 Eye & face hazard, yaitu bahaya yang datang dari benda-benda yang dapat menimbulkan
iritasi pada mata serta wajah. Gunakan masker atau pelindung mukasebelum memakai
bahan tersebut.
 Fire hazard, yaitu bahaya yang berasal dari bahan yang mudah terbakar. Misalnya yaitu
petroleum ether, heksana, spiritus.
 Biohazard, yaitu bahaya yang berasal berbahan biologis. Bahan itu dapat bisa
mengakibatkan terjadinya infeksi penyakit menular. Misalnya biakan mikroba yang
sudah tidak digunakan lagi.
 Laser radiation hazard, yaitu bahaya yang datang dari sinar laser.
 Radioactive hazard, yaitu bahaya yang berasal dari bahan radioaktif. Bahan ini dapat
mengeluarkan radiasi apabila terpapar terlampau lama, dan dapat membahayakan
kesehatan manusia.
 Explosive hazard, yaitu bahaya yang datang dari benda yang mudah meledak. Jauhkan
benda itu dari api.

Prosedur K3 di laboratorium perlu memperhatikan karakteristik bahan kimia yang digunakan,


potensi bahaya yang diakibatkan, serta prosedur penggunaan, hingga pembuangannya.

6
1.2.5. Pengelolaan limbah kimia

Bahan kimia sisa percobaan atau penelitian ditempatkan dalam wadah tertentu yang disediakan.
Perhatikan dengan baik sifat limbah kimia yang dihasilkan dan simbol limbah kimia pada setiap
wadah, agar tidak melakukan kesalahan dalam pewadahan dan pembuangan. Petugas
laborotarium selanjutnya melakukan pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah kimia
berdasarkan peraturan perundangan tentang pengelolaan limbah B3 yang berlaku.

1.2.6. Penanganan kecelakaan kerja

Kecelakaan pada waktu bekerja di laboratorium dapat terjadi, meskipun mahasiswa sudah
bekerja dengan hati-hati. Hal yang penting untuk dilakukan adalah jangan merasa cemas
berlebihan, dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang benar. Carilah petugas laboratorium
untuk membantu memberi pertolongan. Jika perlu, panggillah petugas medis atau pemadam
kebakaran. Anda dapat berpartisipasi mendukung keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium, dengan melakukan hal-hal berikut ini:

a. Ikut memperhatikan kesehatan dan keselamatan orang lain yang bekerja di laboratorium.
b. Ikut mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di
laboratorium.
c. Ikut mengkontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
d. Ikut mengkontrol pelepasan gas berbahaya dan berbau ke udara, agar tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan.

ooOoo

Anda mungkin juga menyukai