Anda di halaman 1dari 5

Estimasi Ketidakpastian Pengukuran

22.56 LANSIDA 2 comments


Beberapa waktu lalu telah saya paparkan mengenai pengenalan sistem kalibrasi
yang berisi konsep, sumber daya hingga institusi pelaku kalibrasi alat laboratorium.
Kini saya coba buka mengenai estimasi ketidakpastian pengukuran alat pada
laboratorium.
Pengetahuan mengenai ketidakpastian pengukuran ini bertujuan agar personal yang
berkompetensi mengenal konsep dasarnya. Disamping itu, dapat mengetahui juga
batasan-batasan (range) yang diperlukan dalam melakukan perhitungan, baik itu
oleh laboratorium penguji ataupun laboratorium kalibrasi.
Memang peran ketidakpastian pengukuran sangat penting guna menjaga mutu hasil
uji agar penyajian data terukur betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih
lagi bagi laboratorium penguji/kalibrasi yang telah menggunakan sistem
manajemen mutu laboratorium ISO/IEC 17025:2008 dan ISO 15189.

Konsep Dasar Ketidakpastian Pengukuran


1). Pengukuran Kuantitatif
Sesungguhnya nilai yang diperoleh pada pengukuran kuantitatif merupakan suatu
perkiraan terhadap nilai benar (true value) dari sifat yang diukur.
2). Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada penyimpangan nilai benar :
Ketidaksempurnaan alat uji / alat ukur
Ketidaksempurnaan metode pengujian/pengukuran
Pengaruh personil (operator)
Kondisi lingkungan
3). Hasil pengukuran kuantitatif merupakan perkiraan saja, namun demikian
berguna untuk mengecek mutu produk.
4). Hasil analisis kuantitatif harus dapat diterima oleh semua pengguna.

5). Untuk meningkatkan mutu hasil analisis harus ada indikator mutu yang
memenuhi syarat antara lain :

Dapat diterapkan secara universal

Tetap / sesuai

Dapat diukur

Mempunyai arti yang jelas


Dari beberapa konsep diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator yang
memenuhi syarat tersebut adalah ketidakpastian.
Ketidakpastian
Definisi ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang
nilai yang didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur.
Jadi bisa diartikan bahwa hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan
sebagai satu angka atau nilai tunggal, misalnya pH = 3,7.
Dari hasil pengukuran tersebut kita tidak yakin bahwa nilai tersebut benar, namun
akan lebih yakin jika nilai tersebut adalah nilai perkiraan .
Jika customer yang mengujikan menghendaki pada nilai benar maka cara yang
terbaik adalah dengan melaporkan rentang nilai yang merupakan batas-batas
perkiraan yang mana nilai benar tersebut berada dalam rentang itu.
Nah, dari maksud inilah didalam menentukan dan menghitung rentang nilai disebut
menentukan nilai ketidakpastian.
Kesalahan (error)
Definisi dari kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual dengan
nilai benar.
Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui dengan
pasti. Dalam hal ini ketidakpastian dan kesalahan adalah dua konsep yang sangat
berbeda.
Berdasarkan penggolongannya, kesalahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu kesalahan
acak dan kesalahan sistematik.
1. Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang bersumber dari variasi
yang bersifat acak dan dapat terjadi diluar kendali personil yang melakukan
pengukuran. Faktor kesalahan acak ini sebenarnya dapat dikurangi dengan
melakukan banyak pengulangan pengukuran.
2.

Kesalahan Sistematik (systematic error) atau 'bias' sifatnya konstan atau


dapat bervariasi yang dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi
dengan cara pengulangan pengukuran. Walau dapat dikoreksi, tetapi tidak
bisa tepat atau eksak. Pada prinsipnya kita tidak bisa mengelak dari adanya
ketidakpastian pada kesalahan sistematis ini. Jika kita mengetahui faktor
kesalahan ini, sangatlah bermanfaat karena dapat digunakan untuk koreksi
hasil pengukuran yang juga harus diperkirakan. Nah, dari perkiraan itu dapat
digunakan untuk perhitungan ketidakpastian.

Akurasi dan Presisi


Akurasi adalah kedekatan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai benar
dari kuantitas yagg diukur. Akurasi ini menyatakan ukuran seberapa dekat hasil
pengukuran terhadap nilai benar yang diperkirakan.
Sedangkan presisi adalah kedekatan suatu rangkaian pengukuran berulang satu
sama lain. Presisi merupakan ukuran penyebaran / dispersi suatu kumpulan hasil
pengukuran. Disamping itu presisi diterapkan pada pengukuran berulang tanpa
menghiraukan letak nilai rata-rata terhadap nilai benar.
Presisi sendiri diukur dalam bentuk replicability, repeatability, reproducibility.

Variabel
Sub spl
Sampel
Analis
Alat
Hari
Lab

1)
2)
3)
4)
5)

replicability
S/B
S
S
S
S
S

repeatability
S/B
S
1 B&
2S
S

reproducibility
S/B
S
B
B
S/B
B

Estimasi Ketidakpastian
Melalui pendekatan sistematik, garis besar estimasi/evaluasi ketidakpastian adalah
mengkuantitasikan kesalahan dan mengkombinasikan (menggabungkan) kesalahankesalahan tadi.
Proses estimasi sendiri meliputi 5 tahapan :
Penetapan spesifik
Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian
Menentukan ketidakpastian baku
Penggabungan ketidakpastian baku dan
Perhitungan ketidakpastian yang diperluas
1). Penetapan spesifikasi
Maksudnya adalah kuantitas yang diukur atau diuji didefinisikan, artinya diberi
spesifikasi dalam bentuk formula atau persamaan.
Misalnya : konsentrasi = berat / volume larutan

2). Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian


Ketidakpastian pengukuran bersumber dari :
Kesalahan acak
Kesalahan sistematik
Uraian dari 2 hal tersebut telah dipaparkan diatas.
Sumber-sumber ketidakpastian harus diidentifikasi secara individual, sebelum
menentukan ketidakpastian pengukuran secara menyeluruh.
Jika kita masuk pada bab estimasi (kuantifikasi) ketidakpastian yang bersumber
dari individual maka estimasi ini akan melalui 2 tipe evaluasi yaitu evaluasi tipe A
dan evaluasi tipe B.

Evaluasi tipe A.
Merupakan evaluasi komponen acak (random)
Nilai ketidakpastian diperoleh dari pengukuran berulang (via eksperimen)
Nilai ketidakpastian baku = = deviasi standar

Evaluasi tipe B
Merupakan evaluasi komponen random + sistematik
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
Nilai ketidakpastian diperoleh dari sumber informasi, misal :
Sertifikat kalibrasi
Spesifikasi alat / bahan
Handbook
Catalog

3). Penentuan Nilai ketidakpastian baku


a). = Quoted Ucertainty / faktor cakupan,
Jika QU sebagai faktor cakupan x deviasi standar
b). = QU/2
Jika Q.U. dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 %, populasi data memiliki
distribusi normal
c). =QU/3
jika kita yakin bahwa kesalahan yang lebih besar lebih mungkin terjadi, populasi
data memiliki distribusi rectangular.
d). =QU/6
jika yakin bahwa kesalahan yang lebih kecil lebih mungkin terjadi populasi data
memiliki distribusi triangular.
4). Kombinasi (penggabungan) ketidakpastian baku
Semua ketidakpastian baku dari masing-masing sumber individual
dikombinasikan/digabungkan agar didapat nilai ketidakpastian yang menyeluruh.
Terdapat 3 aturan untuk melakukan proses penggabungan :
Aturan 1
Untuk penjumlahan atau pengurangan
Model : Y = a + b + c (a,b,c bisa positif atau negatif)
Model : Y = a + b + c (a,b,c dapat positip atau negatip)
Ketidakpastian baku gabungan :
y = [ a2 + b2 + c2 ]
Contoh :
Y=a+b+c
a = 9,27
a = 0,011
b = -2,33
b = 0,013
c = 5,11
c = 0,012
y = [ a2 + b2 + c2 ]
Y = 9,27 + (-2,33) + 5,11 = 12,05
y = [0,0112 + 0,0132 + 0,0122]
= [0,000121 + 0,000169 + 0,000144]
= 0,000434
= 0,020833
Y = 12,05 0,02

Aturan 2
Perkalian atau pembagian
Y = a.b.c atau Y = a/b.c
Ketidakpastian baku gabungan :
y = Y [ (a /a)2 + (b/b)2 + (c /c)2 ]
Contoh :
Y = a.b.c.
y = Y [ (a /a)2 + (b/b)2 + (c /c)2 ]
Y = 9,27 X 2,33 X 5,11 = -110,3714
y =
-110,3714 [(0,011 /9,27)2+(0,013/-2,33)2+(0,012 /5,11)2 ]
y = 0,6808

Y = -110,37 0,68

Aturan 3
Pangkat :
Y = an ( a = yang diukur, n = bil tetap)
Ketidakpastian baku gabungan :
y = (nY a ) / a
Persamaan Umum
Jika tidak dapat menggunakan ketiga aturan di atas, maka digunakan persamaan :
y = [ (dy /dp)2 x (b/Y)2 + (dy /dq)2 x(Q /Y)2 ]
5). Ketidakpastian Yang Diperluas
U = C x k
k : faktor cakupan
Nilai k = 2
(ini yang umum digunakan, distribusi normal 95%)
Posted in: Kalibrasi

Anda mungkin juga menyukai