Anda di halaman 1dari 12

KAN K-01.

08 Revisi: 0

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv
1. Pendahuluan................................................................................................................... 1
2. Ruang Lingkup ............................................................................................................... 1
3. Acuan Normatif .............................................................................................................. 1
4. Istilah dan Definisi ......................................................................................................... 2
5. Persyaratan Akreditasi .................................................................................................. 3
5.1 Lingkup Produk Air ........................................................................................................ 3
5.2 Penulisan Parameter Uji pada Ruang Lingkup ....................................................... 5
5.3 Metode Uji ......................................................................................................................... 7
5.4 Pengambilan Sampel ..................................................................................................... 8
5.5 Jaminan Mutu Hasil Pengujian ................................................................................... 9
5.6 Evaluasi Ketidakpastian Pengujian ......................................................................... 10
5.7 Witness ........................................................................................................................... 10
5.8 Pelaporan Hasil ............................................................................................................. 10

Tanggal terbit: 2 September 2019 iv

Dokumen ini tidak dikendalikan jika diunduh / Uncontrolled when downloaded


KAN K-01.08 Revisi: 0

Persyaratan Tambahan Akreditasi


Laboratorium Pengujian Air

1. Pendahuluan
a. Bidang pengujian air mencakup:
- Bidang pengujian air yang diakomodir oleh regulasi atau peraturan terkait yaitu
air limbah, air sumur, air danau, air sungai, air muara, air rawa, air akuifer, air
situ, air mata air, air waduk, air tanah, air laut, air payau, air mineral, air
demineral, air mineral alami, air minum embun, air minum, air untuk keperluan
higiene sanitasi, air kolam renang, air solus per aqua, air pemandian umum
- Bidang pengujian air yang tidak diakomodir oleh regulasi atau peraturan
tertentu dan bukan bidang pengujian laboratorium klinik untuk lingkup akreditasi
ISO 15189
b. Catatan teknis ini harus dibaca bersama dengan dokumen KAN U-01 “Syarat dan
Aturan Akreditasi LPK” dan ISO/IEC 17025 “Persyaratan umum untuk kompetensi
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi”.

2. Ruang Lingkup
Persyaratan ini menetapkan persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh
laboratorium pengujian bidang air untuk memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC
17025:2017 dan laboratorium lingkungan sesuai Permen LH No. 06 Tahun 2009.

3. Acuan Normatif
Dokumen yang diacu untuk penerapan dokumen ini:
- ISO/IEC 17025:2017 General requirements for the competence of Testing and
calibration laboratories
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2009 Tentang
Laboratorium Lingkungan
- Peraturan Pemerintan Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah
- SNI 6964.8:2015 tentang Kualitas Air Laut-Bagian 8: Metode Pengambilan
Contoh Uji Air Laut

Tanggal terbit: 2 September 2019 1 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

- Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/11/2016 tentang


Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral
Alami, Air Minum Embun;
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum;
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air minum
- KAN-U-01 Syarat dan Aturan Akreditasi LPK
- Kebijakan dan Pedoman KAN
- https://www.epa.sa.gov.au/environmental_info/water_quality/threats/salinity
- https://www.eea.europa.eu/archived/archived-content-water-topic/wise-help-
centre/glossary-definitions/brackish-water

4. Istilah dan Definisi


a. Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
b. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
kecuali air laut dan air fosil.
c. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
d. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan
meneruskan air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomis.
e. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum
f. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan
kualitas air minum.
g. Kolam Renang adalah tempat dan fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi
air yang telah diolah yang dilengkapi dengan fasilitas kenyamanan dan
pengamanan baik yang terletak di dalam maupun di luar bangunan yang
digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air lainnya.
h. Solus Per Aqua yang selanjutnya disingkat SPA adalah sarana air yang dapat
digunakan untuk terapi dengan karakteristik tertentu yang kualitasnya dapat
diperoleh dengan cara pengolahan maupun alami.

Tanggal terbit: 2 September 2019 2 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

i. Air Laut adalah air dari laut atau samudera yang mempunyai salinitas 0,5 psu
sampai dengan 30 psu atau perairan yang mempunyai salinitas lebih dari 30 psu
j. Air Payau adalah air yang salinitasnya lebih tinggi dati air tawar tetapi lebih
rendah dari air laut, yang biasanya terjadi dari pencampuran air laut dengan air
tawar seperti air di muara. Air payau biasanya memiliki salinitas 3000-5000
mg/L;
k. Pemandian Umum adalah tempat dan fasilitas umum dengan menggunakan air
alam tanpa pengolahan terlebih dahulu yang digunakan untuk kegiatan mandi,
relaksasi, rekreasi, atau olahraga, dan dilengkapi dengan fasilitas lainnya.
l. Laboratorium lingkungan adalah laboratorium yang mempunyai sertifikat
akreditasi laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan dan
mempunyai identitas registrasi.
m. Laboratorium pengujian adalah laboratorium yang melaksanakan pengujian.

5. Persyaratan Akreditasi
5.1 Lingkup Produk Air
Bidang/produk pengujian air seperti dalam tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Produk Air


No. Produk Keterangan
1. Air limbah a. Mengacu pada:
- PerMen LH 05 tahun 2014 (pengganti KepMen LH
n0. 51/1995);
- Peraturan lain yang terkait dengan baku mutu air
limbah, tergantung dari jenis usaha/kegiatan. Tim
asesmen memastikan air limbah dari jenis
usaha/kegiatan apa yang diuji oleh laboratorium.
b. Air Proses dituliskan sebagai Air Limbah, sesuai
Permen LH 05 tahun 2014;
c. Jika laboratorium membandingkan hasil ujinya
dengan peraturan perundangan tertentu, maka tim
asesmen memastikan bahwa laboratorium
menggunakan peraturan yang masih berlaku, baik
peraturan pemerintah maupun peraturan daerah
2. - air sumur a. Definisi berdasarkan PP 82 tahun 2001, pasal 4:
- air danau a. sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;

Tanggal terbit: 2 September 2019 3 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

- air sungai b. mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
- air muara c. akuifer air tanah dalam.
- air rawa b. Jika laboratorium mengajukan parameter air tanah,
- air akuifer dan dibandingkan dengan baku mutu PP 82 tahun
- air situ 2001, maka tim asesmen harus memastikan jenis air
- air mata air yang diuji merupakan salah satu jenis air yang ada di
- air waduk peraturan tersebut.
c. Jika laboratorium mengajukan parameter air
permukaan, maka tim asesmen harus memastikan
jenis air yang diuji merupakan salah satu jenis air
yang ada di peraturan PP 82 tahun 2001.
3. Air Tanah Mengacu pada PP 43 tahun 2008
4. Air laut Peraturan yang diacu:
a. PP 19 tahun 1999;
b. Kepmen LH 51 tahun 2004.
5. Air Mineral a. Merupakan bidang pengujian pengganti produk
Air Demineral AMDK sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No.
Air Mineral Alami 78/M-IND/PER/11/2016;
Air Minum Embun b. Termasuk ke dalam SNI Wajib Industri;
c. Bukan merupakan bagian dari parameter lingkungan;
d. Cara uji dengan menggunakan SNI 3554:2015.
6. Air minum a. Produk ini mengacu pada Permenkes No. 492 tahun
2010;
b. Tidak termasuk lingkup laboratorium lingkungan.
7. Air untuk a. Produk ini mengacu pada PermenKes No. 32 tahun
Keperluan 2017;
Higiene Sanitasi b. Tidak termasuk lingkup laboratorium lingkungan.
8. Air Kolam Renang

9. Air Solus Per


Aqua (SPA)
10. Air Pemandian
Umum
11 Air payau Tidak bisa dibandingkan dengan PP 19 tahun 1999
maupun Kepmen LH 51 tahun 2004.
12. Air yang tidak Lingkup ini dapat diberikan sebagai lingkup akreditasi

Tanggal terbit: 2 September 2019 4 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

termasuk dalam ISO/IEC 17025, selama tidak dibandingkan dengan


produk butir 1 – standar kesehatan manusia. Jika hasil ujinya
11, misalnya air dibandingkan dengan pemenuhan standar kesehatan
hemodialisa, air manusia, maka akreditasi diberikan terhadap ISO 15189
untuk infus, dll

Catatan : jika ada perubahan regulasi, maka asesor akan menyesuaikan di lapangan.

5.2 Penulisan Parameter Uji pada Ruang Lingkup


Jika laboratorium membandingkan hasil ujinya dengan standar atau baku mutu
tertentu, maka tim asesmen harus mengecek kesesuaian implementasi di
laboratorium dengan peraturan tersebut sehingga rekomendasi ruang lingkup dari
asesor harus menyesuaikannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pengujian parameter logam ditentukan sebagai logam Total atau logam Terlarut,
disesuaikan dengan persyaratan baku mutu yang digunakan, dimana:
i. Pada umumnya parameter logam pada air limbah yang dinyatakan dalam
Permen LH No.5 tahun 2014 (pengganti Kepmen LH No.51 tahun 1995),
parameter logam sebagai diukur sebagai logam total, kecuali peraturan
mensyaratkan yang lain seperti Fe dan Mn di beberapa kegiatan.
Namun demikian, dalam beberapa peraturan perundangan bidang LH yang
mengatur tentang baku mutu air limbah, terdapat beberapa pengecualian
terhadap ketentuan ini seperti Mn Total dalam baku mutu air limbah bagi
usaha dan/atau kegiatan industri baterai kering (Permen LH no 5 tahun 2014,
lampiran 37), serta beberapa peraturan lainnya. Oleh karenanya, pengecekan
kesesuaian terkait pelaporan hasil uji yang membandingkan dengan baku
mutu LH harus dilakukan agar menggunakan peraturan yang sesuai;
ii. Pada umumnya parameter logam pada air sumur, air danau, air sungai, air
muara, air rawa, air akuifer, air situ, air mata air, air waduk, air laut, diukur
sebagai logam terlarut, kecuali peraturan mensyaratkan yang lain.
Catatan:
Beberapa peraturan terkait baku mutu air limbah telah diatur sesuai dengan jenis
usaha/kegiatannya, sebagai contoh PerMen LH untuk baku mutu air limbah
kegiatan tambang, dll. Asesor harus mengecek kesesuaiannya di lapangan

b. Pengujian parameter non logam yang hasilnya dibandingkan dengan peraturan


tertentu harus dilihat terhadap hal-hal berikut:

Tanggal terbit: 2 September 2019 5 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

Parameter Pelaporan Hasil Uji


Khrom khrom Total atau Krom
Heksavalen
Nitrat NO3 atau NO3-N
Nitrit NO2 atau NO2-N
Fosfat, Total Fosfat, Fosfat Terlarut, Ortofosfat PO4 atau PO4-P
Amonia, Amonia Bebas, Amonia Total, Amonium NH3, NH+, NH3-N, NH4-N
Belerang/ Sulfida S2- atau H2S
N Total, N Organik,TKN N
Sianida Total, Sianida bebas CN-

Tim asesmen akan memastikan kesesuaian teknik pengujian yang dilakukan di


laboratorium dengan penulisan laporan hasil uji serta parameter yang
dipersyaratkan oleh baku mutu.

c. Pengujian yang tidak dipersyaratkan pada Baku Mutu Lingkungan Hidup, maka
harus dikeluarkan dari parameter akreditasi laboratorium lingkungan, mengacu
pada PerMen LH 06 tahun 2009 pasal 3 (Pengujian yang dilakukan oleh
laboratorium lingkungan digunakan untuk mendukung pengelolaan lingkungan
hidup) dan Petunjuk Pelaksanaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan KLH-
2010. Untuk pengajuan akreditasi sebagai laboratorium penguji, laboratorium
diperbolehkan mengajukan parameter di luar baku mutu tersebut (selama
laboratorium tidak membandingkan dengan baku mutu/standar tertentu);

d. Jumlah minimum parameter yang akan diakreditasi Laboratorium Lingkungan


berdasarkan produk (sesuai Petunjuk Pelaksanaan Permen LH 06 tahun 2009) :
1. Produk air: minimal lima (5) parameter pengujian yang dipersyaratkan (1
parameter lapangan, 4 parameter laboratorium), dan/atau disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan lingkungan yang berlaku (PP 82/2001 dan
turunannya, PerMen LH 05 tahun 2014, dan beberapa peraturan LH lainnya);
2. Parameter uji pada media tanah untuk pengujian kerusakan tanah/lahan minimal
dua (2) parameter pengujian yang dipersyaratkan dan/atau disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan lingkungan yang berlaku (PP 150/2000);

Tanggal terbit: 2 September 2019 6 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

3. Parameter uji biologi minimal satu (1) parameter pengujian yang dipersyaratkan
dan/atau disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan lingkungan yang
berlaku.
Catatan:
Laboratorium yang mengajukan akreditasi sebagai laboratorium lingkungan tetapi
tidak memenuhi lingkup pengujian minimal sebagaimana butir 1 dan/atau butir 2
dan/atau butir 3 tersebut di atas, maka rekomendasi sebagai laboratorium lingkungan
tidak akan diberikan.

5.3 Metode Uji


a. Metode pengujian yang digunakan harus memberikan batas deteksi lebih rendah
dari baku mutu yang berlaku;
b. Catatan terkait limit deteksi metode untuk mendeteksi parameter pengujian baik
laboratorium lingkungan maupun laboratorium pengujian terutama untuk
konsentrasi kecil:
1. Pengujian kadar logam terlarut pada air minum dan air sumur, air danau, air
sungai, air muara, air rawa, air akuifer, air situ, air mata air, air waduk untuk
beberapa parameter logam tertentu seperti Cr, Cd dan Pb hanya dapat
dilakukan menggunakan peralatan yang lebih teliti seperti AAS jenis tungku
karbon (graphite furnace) atau AAS Flameless, atau ICP-MS, kecuali
laboratorium dapat membuktikan dengan data penentuan limit deteksi metode
nya berada di bawah baku mutu.
2. Metode pengujian di bawah ini tidak dapat digunakan untuk pengujian air yang
hasil ujinya dibandingkan dengan PP 82 tahun 2001:
Parameter Metode Acuan Rentang Baku Mutu
Metode
Minyak dan Lemak SNI 6989.10-2011 > 5 mg/L 1 mg/L
COD SNI 6989.73-2009 40-400 mg/L Kelas 1 : 10 mg/L
Kelas 2 : 25 mg/L
COD SNI 06.6989.15:2004 50-900 mg/L Kelas 1 : 10 mg/L
Kelas 2 : 25 mg/L
Krom Heksavalen SNI 6989.71:2009 0,1 – 1 mg/L 0,05 mg/L
Fenol SNI 06.6989.21: 2004 0,05-0,1 mg/L 0,001 mg/L

Catatan: Laboratorium yang memodifikasi rentang metode acuan tersebut


diperbolehkan, jika telah melakukan validasi metode dengan unjuk kerja yang
memenuhi kriteria keberterimaan, dan lingkup metode yang direkomendasikan
dinyatakan sebagai “In House Method”)

Tanggal terbit: 2 September 2019 7 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

c. Pengujian AMDK (yang saat ini telah diganti istilahnya menjadi air mineral, air
demineral, air mineral alami, dan air embun berdasarkan Peraturan Menteri
Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016) menggunakan metode uji SNI
3554:2015.
Catatan: Syarat mutu SNI wajib untuk air minum dalam kemasan adalah SNI
3553:2015 (Air Mineral); SNI 6241:2015 (Air Demineral); SNI 6242:2015 (Air
Mineral Alami); SNI 7812:2013 (Air Minum Embun)
d. Penulisan sub kelompok produk pada rekomendasi ruang lingkup (terkait
pemenuhan SNI wajib AMDK) harus disesuaikan dengan syarat mutu SNI,
sehingga asesor akan melakukan asesmen dengan seksama terhadap produk
yang diuji oleh laboratorium

5.4 Pengambilan Sampel


Terkait dengan pelaksanaan asesmen laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC
17025:2017:
a. Asesor melakukan pengecekan pelaksanaan pengambilan sampel air, baik
terhadap laboratorium yang mengajukan lingkup pengambilan sampel dalam form
A1 atau form A2, maupun laboratorium yang tidak mengajukan pengambilan
sampel dalam form A1 atau form A2 tetapi laboratorium melakukan pengambilan
sampel sebagai lingkupnya. Dalam hal ini, jika pengambilan sampel telah dinilai
kompeten oleh asesor, maka lingkup pengambilan sampel harus dituliskan dalam
rekomendasi ruang lingkup asesor seperti pada form berikut:

RUANG LINGKUP YANG DIREKOMENDASIKAN ASESOR


Nama Laboratorium :
Alamat :
Telepon :
Email :
Lingkup Akreditasi
Bahan atau Produk yang Jenis pengujian atau Sifat-Sifat
Metode Pengujian Keterangan
Diuji yang ukur
(e) (f)
(c) (d)
Kelompok Produk (a)
Sub Kelompok Produk (b)

Catatan :
Sampling air tanah : SNI 6989.58: 2008

Sampling air limbah : SNI 6989.59: 2008


Sampling air permukaan : SNI 6989.57: 2008

Sampling air laut : SNI 6964.8:2015

Tanggal terbit: 2 September 2019 8 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

b. Pengecekan kompetensi pengambilan sampel meliputi: metode, rencana,


rekaman, peralatan, dan kompetensi petugas pengambil sampel;
c. Penyaksian kegiatan pengambilan sampel (sesuai dengan rencana asesmen
yang ditetapkan oleh KAN) dan/atau witness;
d. Beberapa parameter lapangan harus diukur saat sampling sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh metode pengambilan sampel yang digunakan meskipun
parameter tersebut tidak diminta oleh pelanggan, dan harus dituliskan pada
rekaman data pengambilan sampel (misalnya pH, suhu, DHL, DO, klor bebas,
kekeruhan, dll);
e. Laboratorium yang mengajukan akreditasi laboratorium lingkungan, maka
lingkup pengambilan sampel harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
lingkup pengujian. Jika pengambilan sampel tidak dilakukan oleh laboratorium,
maka laboratorium harus menjamin ketertelusuran sampel yang diterima dengan
meminta rekaman data pengambilan sampel dari customer, sekurang-kurangnya
dokumen dan rekaman yang tercakup Lampiran 1 PerMenLH 06/2009 butir J, sub
butir 1 a. sampai dengan j;
f. Laboratorium yang mengajukan lingkup pengambilan sampel, maka pengukuran
parameter lapangan seperti pH, suhu, DHL, DO, klor bebas, kekeruhan, dll, tidak
wajib masuk dalam lingkup akreditasi juga;

5.5 Jaminan Mutu Hasil Pengujian


a. Jaminan mutu eksternal (uji profisiensi/uji banding) harus dilakukan oleh
laboratorium, jika relevan dan mengacu pada aturan KAN;

b. Terkait realisasi uji profisiensi agar dicantumkan pada formulir Proficiency Testing
Plan laboratorium, jika tidak tersedia agar diminta saat asesmen lapangan;

c. Jaminan mutu internal harus memperhatikan apa yang diminta oleh metode uji
yang digunakan termasuk kriteria keberterimaannya;

d. Jika laboratorium menggunakan control chart untuk memantau data jaminan


mutunya, perhatikan cara pembuatan control chart tersebut (harus berdasarkan
acuan yang tertelusur secara ilmiah) dan laboratorium harus melakukan evaluasi
terhadap kecenderungan data yang ada;

Tanggal terbit: 2 September 2019 9 dari 10


KAN K-01.08 Revisi: 0

e. Pengecekan kinerja alat ukur parameter lapangan, harus dilakukan di lapangan


sebelum digunakan.

5.6 Evaluasi Ketidakpastian Pengujian


a. Laboratorium harus bisa menghitung ketidakpastian pengukuran yang menjadi
lingkupnya, baik itu digunakan atau tidak

b. Laboratorium harus mengevaluasi ketidakpastian pengukuran sesuai dengan


prinsip – prinsip yang diberikan oleh ISO Guide to the expression of uncertainty
and measurement (ISO GUM);

c. Evaluasi ketidakpastian dapat dilakukan berdasarkan standar atau publikasi yang


memberikan panduan evaluasi ketidakpastian untuk aplikasi/sektor tertentu
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh masing – masing dokumen
tersebut, antara lain: EURACHEM Guide, CITAC, ISO 21748, ISO/TS 21749;

d. Untuk laboratorium lingkungan, pelaporan hasil pengujian harus mencantumkan


nilai estimasi ketidakpastian bila estimasi ketidakpastian mempengaruhi
pemenuhan kesesuaian nilai baku mutu lingkungan.

5.7 Witness
Aturan witness mengacu pada KAN U-01 dan KAN K-01.

5.8 Pelaporan Hasil


a. Laboratorium yang melakukan pengukuran di laboratorium terhadap parameter
lapangan (suhu, pH, daya hantar listrik, kekeruhan, oksigen terlarut, klorin
bebas, dll), maka laboratorium harus memberikan keterangan yang jelas pada
laporan/sertifikat hasil uji dan hasil uji tersebut tidak boleh dibandingkan dengan
baku mutu.
b. Aturan penggunaan logo KAN pada laboratorium hasil uji menggunakan aturan
KAN U-03 dan KAN-K.
c. Untuk laboratorium lingkungan, laboratorium harus memperhatikan pelaporan
hasil uji dengan menggunakan angka penting yang mempertimbangkan Baku
Mutu Lingkungan Hidup (Lampiran 1 PermenLH 06/2009 butir M).

Tanggal terbit: 2 September 2019 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai