Anda di halaman 1dari 3

11.

ANALISA SISA KLOR (KLOR AKTIF)

11.1. Tujuan Pengujian


Mengetahui besarnya klor aktif dalam sampel uji.

11.2. Dasar Teori


Analisa-analisa khusus, seperti metoda iodometri dan metoda DPD-FAS dapat
digunakan untuk menganalisa setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan
tersedia terikat. Analisa iodometri agak sederhana tetapi tidak sepeka metoda
DPD-FAS. Selain itu ada juga metoda kasar yang biasanya digunakan di lapangan,
yaitu memakai alat komparator dengan ortotolidin.
Analisa Sisa Klor yang digunakan dalam percobaan ini adalah Metoda
Iodometri.

11.3. Prinsip Pengujian Sisa Klor (Metoda Iodometri)


Klor aktif akan membebaskan iodin dari kelarutan kalium iodida (KI) jika pH
kurang dari 8. Kanji digunakan sebagai indikator yang merubah warna larutan yang
mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor yang aktif, iodin
yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standart
Natrium Thiosulfat. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru
larutan.

11.4. Bahan
1. Air bebas mineral
2. Larutan Kalium Iodide (KI) 10%
Larutkan 10 gram KI dalam aquadest 100 mL
3. Larutan Asam Asetik (CH3COOH) (1+1)
Larutkan 50 mL asam asetik gracial dengan 50 mL aquadest
4. Indikator amilum
Larutkan 2 gr amilum dan 0,2 gr asam salisilat, HOC6H4COOH sebagai pengawet
dalam air suling 100 ml yang dipanaskan (mendidih selama 5 menit)
5. Larutan Natrium Sulfit (Na2SO3) 0,025 N
Larutkan 1,575 gram Na2SO3 dengan 1 liter aquades.

XI - 1
6. Larutan Kalium Dikromat (K2Cr2O7) 0,1 N
Larutkan 4,904 gr K2Cr2O7 (p.a) dalam air suling dan larutkan dengan aquadest
sampai volume 1000 mL. Simpan dalam botol tertutup.

11.5. Peralatan
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Buret 25 mL atau 50 mL
3. Pipet volume 5 mL, 25 mL
4. Pipet tetes
5. pH meter
6. Pipet pump

11.6. Prosedur Pengujian


11.6.1. Penetapan Larutan Natrium Sulfit
a. Masukkan kedalam erlemeyer 80 ml aquadest, 10 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N,
1 ml H2SO4 pekat dan 10 mL larutan KI 10%, aduk dan simpan larutan selama
6 menit
b. Titrasi dengan larutan Na2SO3 yang digunakan sampai warna bening.
c. Catat volume Na2SO3 dan hitung Normalitasnya
11.6.2. Penetapan sisa chlor
a. Ambil 50 mL contoh uji ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 5 mL larutan KI
c. Tambahkan 5 mL larutan asam asetik 1+1
d. Tambahkan 3 – 4 tetes amilum, sehingga menghasilkan warna biru.
e. Titrasi dengan larutan Na2SO3 0,025 N sampai warna biru hilang. Catat
volume titrasi (a ml).
f. Jika setelah ditambahkan amilum, larutan tidak berwarna biru, maka
larutan tersebut tidak ada sisa klornya. Sehingga tidak perlu melakukan
titrasi.

11.7. Perhitungan
a
Sisa Klor (mg/lt) = x NNa-thio x 1000 x 35,45
vol.sampel

XI - 2
11.8. Pengendalian mutu pengujian
1. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
2. Gunakan alat instrument dan alat gelas yang terkalibrasi
3. Lakukan analisis blanko untuk control kontaminasi
4. Kadar khlorida dalam contoh uji harus lebih kecil dari 300 mg/L
5. Lakukan analisis duplo sebagai control ketelitian analisis dengan nilai
RPD ≤ 5 - 10 %

Persen RPD

Keterangan :
X1 : konsentrasi zat padat total penentuan pertama
X2 : konsentrasi zat padat total penentuan kedua

11.9. Rekomendasi
Lakukan control akurasi dengan membuat control chart untuk akurasi analisis
menggunanakan larutan CRM (certified reference material)

11.10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Cara uji yang ditetapkan menggunakan bahan kimia berbahaya. Untuk mengurangi
resiko kecelakaan kerja di Laboratorium, maka diperlukan :
a. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan ruang lingkup
pekerjaan
b. Penanganan bahan kimia secara aman mengacu kepada lembar data
keselamatan bahan yang terdapat pada Safety Data Sheet (SDS)

XI - 3

Anda mungkin juga menyukai