Anda di halaman 1dari 18

Estimasi Ketidakpastian

Pengukuran pada Pengujian


Mikrobiologi
Istilah dan Definisi
1. Ketidakpastian pengukuran (uncertainty of measurement ) artinya keraguan/ketidakpastian terhadap keabsahan/
validitas hasil pengukuran atau bias juga didefinisikan sebagai, parameter, gabungan hasil yang mencirikan
pengukuran dispersi dari nilai-nilai yang layak dijadikan nilai besaran ukur.
2. Ketidakpastian Baku (Standard Uncertainty) suatu metode uji adalah ketidakpastian hasil yang dinyatakan
sebagai simpangan baku (standard deviation/SD)
3. Ketidakpastian Baku Gabungan (Combined Standard Uncertainty) adalah hasil gabungan/ kombinasi komponen
ketidakpastian
4. Ketidakpastian Diperluas (Expanded Uncertainty) adalah diperoleh dari perkalian Ketidakpastian Baku
Gabungan dengan Faktor Cakupan (k)
5. Faktor Cakupan (Coverage Factor), faktor numerik yang digunakan sebagai pengkali Ketidakpastian Baku
Gabungan agar memperoleh Ketidakpastian Diperluas (k, biasanya nilai, 2 – 3)
6. Sensitifitas (Sensitivity), persentase sampel yang ditemukan positif benar
7. Spesifisitas (Specificity), persentase sampel yang ditemukan negatif benar
8. Bias, perbedaan antara ekspektasi hasil uji dengan nilai acuan yang diterima.
9. Repitabilitas (Repeatability), presisi pengukuran dari kondisi pengujian yang sama, dimana laboratorium,
operator/analis, alat dan sampel uji sama dan interval waktu singkat serta metode uji sama
10. Reprodusibilitas (Reproducibility), presisi pengukuran dari kondisi pengujian yang berbeda, dimana laboratorium,
operator/analis, alat berbeda dimana sampel uji dan ulangan serta metode uji sama
Ketidakpastian Baku
1. TIPE A
Hasil dari Pengujian atau Percobaan
Dihitung dari serangkaian pengujian atau pengukuran berulang dan data diolah secara statistik
Contoh: simpangan baku (standard deviation)

2. TIPE B
Hasil Perkiraan atau Bersumber dari sertifikat (kalibrasi) atau buku referensi, atau manual alat
Contoh:
• hasil kalibrasi alat (U/2 )
• manual alat (rectangular Mpe/√3)(triangular Mpe/ √6)
Faktor-faktor Yang Berkontribusi Secara
Spesifik Terhadap Ketidakpastian Dalam
Mikrobiologi
1. Kompetensi Teknis, Bias dan Pengalaman,
a. Semua tingkatan proses dari sampel, operasi peralatan dan pembacaan hasil uji baik
kualitatif atau kuantitatif
b. Variasi antar dan dalam diri personel/analis/teknisi/ operator uji
2. Sampel
a. Homogeneitas sumber sampel asli
b. Sampel yang dikirimkan ke Laboratoium
c. Porsi uji digunakan dalam analisis subsampel
d. Presisi dan akurasi timbangan dan peralatan volumetrik
e. Distribusi mikroba antar subsampel atau bagian uji yang tidak seragam
f. Waktu, transportasi, kondisi penyimpanan dari sampling sampai pengujian
Faktor-faktor Yang Berkontribusi Secara
Spesifik Terhadap Ketidakpastian Dalam
Mikrobiologi
3. Media dan pereaksi
a. Kualitas dari bahan baku (media)
b. Keakuratan dalam penimbangan media
c. Kualitas air (akuades), yaitu: pH, konduktifitas
d. Kesalahan analis dalam penyiapan dan pemakaian media biakan (termasuk suhu media saat
penambahan suplemen)
e. Mixing yang tidak homogen
f. Tingkat kekeringan media padat
g. Kinerja media dan pereaksi seperti produktifitas, selektifitas dan sensitifitas
h. Umur media dan pereaksi
Faktor-faktor Yang Berkontribusi Secara
Spesifik Terhadap Ketidakpastian Dalam
Mikrobiologi
4. Inokulasi Media
a. Volume inokulum
b. Peralatan uang digunakan dalam dispensing, spreading dan
c. filtering
d. Suhu media agar cair saat penuangan dalam cawan (pour plate techniques)
5. Kondisi Inkubasi
e. Durasi
f. Suhu
g. Kelembaban (humiditas)
h. Kondisi ruangan
Memperkirakan Ketidakpastian
Terdapat 2 cara untuk memperkirakan ketidakpastian:
1. Cara “bottom-up”: diperoleh dengan menggabungkan seluruh error yang berkaitan
dengan tiap tahapan/langkah yang dilakukan dalam proses analisis hingga diperoleh
combined standard uncertainty suatu metode.

2. Cara “top-down”: diperoleh dengan analisis statistika suatu data yang diperoleh dari
suatu metode baik yang dilakukan oleh satu laboratorium atau beberapa laboratorium.
ISO 19036:2019
Ada tiga komponen ketidakpastian yang berbeda, yaitu:

1. Ketidakpastian Teknis (technical uncertainty )

2. Ketidakpastian Matriks (matrix uncertainty )

3. Ketidakpastian Distribusional (distribusional uncertainty )


Ketidakpastian Teknis (utech )
Ketidakpastian teknis muncul dari variabilitas operasional dan diestimasi, menggunakan pendekatan global, dari suatu
simpangan baku reprodusibilitas (SR) hasil akhir dari proses pengukuran (pengujian)
Pendekatan global artinya bahwa estimasi ketidakpastian teknis yang berasal dari hasil uji akhir bukan dengan
penghitungan menggunakan estimasi ketidakpastian pada setiap tingkatan/tahapan uji individual.

U tech

Contoh :
Ketidakpastian Matriks (umatrik )

Ketidakpastian matriks diestimasi dari pengujian ganda porsi uji dari sampel (matriks) yang sama dalam kondisi
repitabilitas (analis sama, peralatan sama, bets media biakan sama dilaksanakan dalam periode waktu singkat).

U matrik

Ketidakpastian matriks dapat diterima apabila hasil uji nya, sbb:


1. Teknik hitung koloni, sedikitnya 30 koloni terhitung (30 – 250/300 koloni/cawan)
2. Metode termasuk konfirmasi parsial, sedikitnya setengah dari koloni uji terkonfirmasi
3. Metode berdasarkan MPN/APM, sedikitnya 5 hasil uji positif

Pengalaman menunjukkan bahwa cairan (larutan encer dan tidak kental) dianggap sebagai homogen dan mempunyai
ketidakpastian matriks relatif rendah, secara khusus Umatriks = 0,1 log 10 cfu/g atau mL,
Ketidakpastian Distribusi (u distribusi)

Ketidakpastian distribusi, terdiri dari:


a. ketidakpastian Poisson
b. ketidakpastian konfirmasi
Ketidakpastian Distribusi (U distribusi)
1. Teknik Hitung Koloni – Ketidakpastian Poisson
Untuk metode berdasarkan teknik hitung koloni, ada kontribusi ketidakpastian distribusi
minimum bergantung pada jumlah total koloni terhitung yang digunakan dalam penghitungan
hasil, ƩC
Apabila ƩC=0, artinya tidak ada koloni yang dihitung, UPoisson= 0,343

Tabel Nilai uPoisson dari nilai ƩC dari 1 – 40


Ketidakpastian Distribusi (U distribusi)
2. Teknik Hitung Koloni – Ketidakpastian Konfirmasi dipilih dari jumlah koloni yang diuji (n p) dan
jumlah koloni
terkonfirmasi (nc)
Teknik ini digunakan untuk metode berdasarkan teknik hitung koloni memberikan jumlah
mikroba presumtif. Uji konfirmasi kemudian digunakan untuk mengkoreksi jumlah presumtif
dengan mengestimasi proporsi jumlah koloni terpilih yang dikonfirmasi sebagai organisme
target menggunakan uji yang sesuai.
a. np (number presumtif), diuji dan dikonfirmsi,
b. nc (number confirmation) jumlah relatif yang berhasil (dikonfirmasi),
untuk angka lainnya dapat dihitung dari
formula sebagai berikut :
Ketidakpastian Baku Gabungan

1. Metode hitung koloni, tanpa konfirmasi parsial

2. Metode hitung koloni, dengan konfirmasi parsial


Ketidakpastian Baku Diperluas

U 95 =

• Ketidakpastian baku gabungan


• Faktor (nilai sekitar 2 pada confidence level 95%) cakupan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai