Anda di halaman 1dari 33

ESTIMASI KETIDAK PASTIAN

PENGUKURAN SECARA KUANTITATIF


DALAM PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
Mengapa ada ketidakpastian pengukuran ?
ISTILAH DAN DEFINISI
• Kata “uncertainty” artinya ragu/tidak-pasti
• Ketidakpastian pengukuran (uncertainty of
measurement ) artinya keraguan/ketidakpastian
terhadap keabsahan/validitas hasil pengukuran
• Ketidakpastian pengukuran (MU), didefinisikan
sebagai, parameter, gabungan hasil yang
mencirikan pengukuran dispersi dari nilai-nilai
yang layak dijadikan nilai besaran ukur
(measurand, jumlah koloni / gram )
ISTILAH DAN DEFINISI
Measurand,
adalah sejumlah tertentu atau konsentrasi dari subyek
pengukuran, misal: jumlah bakteri mesofil aerob
dalam makanan, jumlah koliform dan Escherichia coli
dalam air minum.
Contoh:
-Koloni/gram
-Koloni/mL
DEFINISI
• Ketidakpastian Baku (Standard Uncertainty)
suatu metode uji adalah ketidakpastian hasil yang
dinyatakan sebagai simpangan baku (standard
deviation/SD)
• Ketidakpastian Baku Gabungan (Combined
Standard Uncertainty) adalah hasil gabungan/
kombinasi komponen ketidakpastian
• Ketidakpastian Diperluas (Expanded Uncertainty)
adalah diperoleh dari perkalian Ketidakpastian
Baku Gabungan dengan Faktor Cakupan (k)
DEFINISI
• Faktor Cakupan (Coverage Factor), fator
numerik yang digunakan sebagaqi pengkali
Ketidakpastian Baku Gabungan agar memperoleh
Ketidakpastian Diperluas (k, biasanya nilai, 2 – 3)
• Sensitifitas (Sensitivity), persentase sampel yang
ditemukan positif benar
• Spesifisitas (Specificity), persentase sampel yang
ditemukan negatif benar
• Bias, perbedaan antara ekspektasi hasil uji
dengan nilai acuan yang diterima.
DEFINISI
• Repitabilitas (Repeatability), presisi pengukuran
dari kondisi pengujian yang sama, dimana
laboratorium, operator/analis, alat dan sampel
uji sama dan interval waktu singkat serta metode
uji sama
• Reprodusibilitas (Reproducibility), presisi
pengukuran dari kondisi pengujian yang berbeda,
dimana laboratorium, operator/analis, alat
berbeda dan sampel uji dan ulangan serta
metode uji sama
SUMBER KETIDAKPASTIAN

Dibagi 2 Tipe, yaitu:


1.Tipe A, kesalahan acak, variasinya tidak dapat
diprediksi, direduksi dengan jumlah
pengamatan
2.Tipe B, kesalahan sistematik, dapat diprediksi
KETIDAKPASTIAN TIPE A (STATISTIK)

• nilai rata rata (x) adalah nilai rata-rata x dari n kali


pengukuran
• simpangan baku (standard deviation) = u (xi)
menggambarkan dispersi (sebaran nilai xi di
sekitar nilai rata-ratanya
• simpangan baku rata-rata eksperimen (esdm)) = u
(x) adalah nilai yg menjadi ukuran seberapa
dekatnya nilai rata-rata (x) ke nilai sebenarnya
Ketidakpastian tipe B
Didapat dari ”scientifc judgement” dan
mengacu pd
• Data pengukuran / kalibrasi sebelumnya
• Karakter alat
• Spesifikasi alat
• Ketidak pastian yg berasal dari
buku/pustaka
KLASIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN

NO SOURCE TYPE
1 Work instruction to B
clean work area
2 pH meter
Calibration B
Specification B
Verification standard A
3 Conductivity
Specification B
Verification standard A
4 Balance B
5 Pipettes B
KLASIFIKASI SUMBER KETIDAK PASTIAN

NO SOURCE TYPE
6 Preparation of media
Volume of water A
Recovery of media A
7 Sample homogeneity A
8 Volume of Sample Dilution A
9 Sterile filter -
10 Vacuum contribution A
11 Incubator
Temperature B
Calibration B
Time B
sumber ketidakpastian secara umum
• SUMBER KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN:
 Definisi uji yang tidak lengkap – persyaratan tidak ditetapkan
dengan jelas, misal kisaran suhu inkubasi
 Pengaruh kondisi lingkungan pada proses pengukuran atau
pengukuran yang tidak sempurna dari kondisi lingkungan
 Bias personel/operator dalam membaca instrumen
 Resolusi instrumen atau treshold of discrimation
 Kesalahan dalam membaca graduasi skala
 Faktor kalibrasi
 Assigned value terhadap pengukuran standar (baik acuan dan baku
kerja) dan bahan acuan
 Adanya perubahan kinerja atau karakteristik bagian peralatan
setelah kalibrasi terakhir
 Kompetensi teknis personel dalam melakukan uji tersebut.
faktor-faktor yang berkontribusi secara spesifik dalam
mikrobiologi
• Kompetensi Teknis, Bias dan Pengalaman,
 Semua tingkatan proses dari sampel, operasi peralatan dan
pembacaan hasil uji baik kualitatif atau kuantitatif
 Variasi antar dan dalam diri personel/analis/teknisi/ operator
uji
• Sampel
 Homogeneitas sumber sampel asli
 Sampel yang dikirimkan ke Laboratoium
 Porsi uji digunakan dalam analisis subsampel
 Presisi dan akurasi timbangan dan peralatan volumetrik
 Distribusi mikroba antar subsampel atau bagian uji yang
tidak seragam
 Waktu, transportasi, kondisi penyimpanan dari sampling
sampai pengujian
faktor-faktor yang berkontribusi….

• Homogenisasi sampel
 Tingkat heterogeneitas suspensi yang dibuat
dari sampel
 Clumping mikroba (distribusi tidak merata)
 Distribusi mikroba yang tidak biasanya
 Mixing yang tidak baik (insufficient)
faktor-faktor yang berkontribusi….
• Pengenceran
• Akurasi volume yang diukur sebelumnya atau
bobot larutan pengencer
• Volume lar pengencer yang digunakan
• Tingkat mixing pada setiap tahap pengenceran
• Tahapan dalam serial pengenceran
• Presisi, akurasi dan perkiraan peralatan
pengencer yang dipergunakan
• Pipet volume yang digunakan
• Mikroba yang ada di pipet
faktor-faktor yang berkontribusi….
• Media dan pereaksi
 Kualitas dari bahan baku (media)
 Keakuratan dalam penimbangan media
 Kualitas air (akuades), yaitu: pH, konduktifitas
 Kesalahan analis dalam penyiapan dan pemakaian media
biakan (termasuk suhu media saat penambahan suplemen)
 Proses pemanasan dan kontrol
 Mixing yang homogen
 Tingkat kekeringan media padat
 Kinerja media dan pereaksi seperti selektifitas dan
sensitifitas
 Umur media dan pereaksi
faktor-faktor yang berkontribusi….

• Inokulasi Media
 Volume inokulum
 Peralatan uang digunakan dalam dispensing,
spreading dan filtering
 Suhu media agar cair saat penuangan dalam cawan
(pour plate techniques)
• Kondisi Inkubasi
 Durasi
 Suhu
 Kelembaban (humiditas)
faktor-faktor yang berkontribusi….
• Pembacaan dan Interpretasi Hasil
 Penetapan koloni target
 Jumlah koloni yang dihitung
 Pengencer yang dipilih untuk penghitungan
(satu pengencer atau lebih)
 Proporsi koloni yang dipilih
 Sifat media khususnya ketika memakai
penghitung otomatis
PRINSIP UMUM
Berdasarkan spesifikasi teknis ISO/TS 19036, 2006
o Pedoman untuk estimasi ketidakpastian pengukuran
(MU) dengan hasil kuantitatif, dinyatakan dengan cara
hitung koloni (a colony-count technique)
o ISO/TS 19036 , 2006 tidak dapat diterapkan untuk
analisis tingkatan mikroba rendah (< 10 koloni pada
sedikitnya 1 cawan Petri)
o ISO/TS 19036 , 2006. Amandemen 1 mengakomodir
pedoman untuk analisis tingkatan mikroba rendah
(misal : MPN)
PRINSIP UMUM
Ketidakpastian pengukuran (MU)
o Jumlah mikroba yang diperoleh dalam uji enumerasi
adalah hanya perkiraan jumlah mikroba yang aktual
o MU dinyatakan dengan jumlah koloni per gram atau
mL sampel
o MU menunjukkan seberapa baiknya hasil uji mewakili
nilai kuantitas yang diuji/diukur dalam porsi uji (misal
per gram atau mL atau 25 gram sampel)
o MU menunjukkan penilaian dari reliabilitas hasil uji
Tahapan penetapan estimasi ketidakpastian
pengukuran
Menetapkan
measurand  Menetapkan measurand, dg
melakukan pengujian
 Mengidentifikasi sumber ketidak
Mengidentifikasi sumber pastian, dengan mengacu pd
ketidak pastian “kotak hitam”
 Mengukur/menghitung
komponen ketidak pastian, dari
Mengukur setiap sumber ketidak-pastian
komponen  Menghitung ketidak pastian
ketidakpastian
gabungan, merupakan kompilasi
dari semua sumber ketidak-
Menghitung pastian
ketidakpastian
gabungan
PENDEKATAN GLOBAL UNTUK ESTIMASI MU

• Pendekatan global untuk estimasi MU adalah


pendekatan tahap demi tahap dalam hal
analisis mikrobiologi (pangan)
• Apakah berdasarkan pada variabilitas
keseluruhan dari proses analisis ?
• Dalam pengujian mikrobiologi sumber
ketidakpastian terbesar mulai dari sampling
sampai distribusi mikroba tidak homogen
dalam sampel
SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN DALAM UJI
MIKROBIOGI (TS/ISO 19036. 2006)
PENDEKATAN GLOBAL UNTUK ESTIMASI MU

Estimasi dari simpangan baku reproduksibilitas (sR)


Ada 3 kemungkinan :
 Simpangan baku reproduksibilitas hasil uji
banding antara personel dalam lab (intralab),
opsi tambahan untuk memperoleh MU
 Hasil uji banding antar lab (interlab study)
 Hasil uji profisiensi
Simpangan baku reproduksibilitas hasil uji banding antara
personel dlm lab (intralab),

Aturan umum estimasi sR :


- Untuk masing mikroba target
- Untuk masing-masing tipe matriks
- Sedikitnya 10 sampel
- Ulangan uji sesuai protokol pada hari berbeda
- Sampel yang terkontaminasi alami lebih disukai
- Sampel yang dipilih harus dapat mengcover
kisaran konsentrasi dalam pengujian rutin
Simpangan baku reproduksibilitas (intralab)

Sumber variasi ketidak pastian (kecuali sampling dan bias)


dipertimbang secara simultan tetapi tidak dapat dipisahkan
Simpangan baku reproduksibilitas (intralab)

Protokol pengujian
Simpangan baku reproduksibilitas (intralab)

Contoh Perhitungan sR
Simpangan baku reproduksibilitas (intralab)

Ekspresi Ketidak-pastian (MU) dalam Hasil Uji

Ketidak pastian baku


diperluas
Ketidak pastian baku ga Simpangan baku reproduksibilitas
bungan
Faktor cakupan

Hasil uji :
Simpangan baku reproduksibilitas (interlab)
Sumber variasi ketidak pastian (kecuali sampling, sub-sampling/pengenceran
awal dan matriks) dipertimbang secara simultan tetapi tidak dapat dipisahkan
Statistik Dasar
Beberapa parameter yang sering digunakan untuk
analisis statistik mikrobiologi:
a.Mean ( x ) : merupakan nilai rata-rata suatu data.
b.Range : nilai rentang suatu data antara nilai terbesar
dan terkecil.
c.Median: nilai tengah suatu data.
d.Varians sampel (s2) : merupakan estimasi dari suatu
varians populasi (σ2).
n = jumlah data
xi = data ke-i
= mean
Statistik Dasar
e. Derajat bebas (degree of freedom) : jumlah
pengamatan dikurangi satu (n-1).
f. Simpangan Baku (s atau SD) : merupakan
akar kuadrat dari varians ( )
g. Simpangan Baku Relatif (RSD) : rasio antara
simpangan baku dengan mean ( ) dikalikan
100.

Anda mungkin juga menyukai