Anda di halaman 1dari 28

JAMINAN MUTU

METODE ANALISIS
Tahapan dalam analisis secara
umum
Sampling, memilih suatu sampel yang
mewakili dari bahan yang dianalisis.

Mengubah analit menjadi suatu bentuk


sediaan yang sesuai untuk pengukuran.

Pengukuran.

Perhitungan dan penafsiran pengukuran.


Jaminan mutu
1. Duplo/triplo
2. Uji banding
3. Uji profisiensi
4. Jaminan Kompetensi analis
5. Jaminan Kenerja Alat
6. Temu balik / recovery
7. Reagen yg digunakan
8. Validasi / verifikasi metode
Teknik pengambilan sampel

Filosofi
 Tidak ada pengukuran - Tidak ada data
 Tidak ada data - Tidak ada informasi
 Tidak ada informasi - tidak ada manajemen
 Tidak ada manajemen - Tidak ada kebijakan
Syarat Sampel
1) Sampling hrs dapat menjamin bahwa sampel yang
diperoleh bersifat :
a) representatif / mewakili
b) homogen.
c) Dapat dipertanggungjawabkan
d) Bermanfaat ( dapat diukur / dianalisis , tidak ada
kesalahan perlakuan thd sampel )

2) Cara pengambilan sampel yang salah meskipun


metode analisis yang digunakan tepat dan teliti
hasilnya tidak akan memberikan hasil yang
benar.
Pengambilan sampel lingkungan
A. Pertimbangan umum mengenai pengambilan sampel
lingkungan
B. Perencanaan pengambilan sampel
C. Persiapan pengambilan sampel
D. Lokasi dan titik pengambilan sampel
E. Penjaminan dan pengendalian mutu pengambilan
sampel
Doktrin Pengambilan sampel

Benar
Sejak awal
Pertimbangan umum mengenai pengambilan sampel
lingkungan

1) Sampling uji parameter lingkungan – tidak


mudah - polutan bersifat dinamis – bermigrasi
– kondisi lingkungan
2) Aspek yg hrs dipertimbangkan :
a) Lokasi ( titik sampling)
b) Parameter kualitas lingkungan
c) Ukuran, jumlah, volume sampel
d) Homogenitas sampel
e) Jumlah titik sampling
f) Wktu pengambilan sampel
Perencanaan / persiapan pengambilan sampel

1) Memastikan dan menegaskan kembali tujuan


sampling
2) Memutuskan cara pengambilan sampel
3) Menyiapkan sumber daya
4) Menghindari kesalahan
5) Peralatan, wadah, pengawet, K3
6) Personil pengambil sampel : kompeten, ada
pengalaman, , bias mendemonstrasikan ,
dibekali asuransi dan K3
7) Lengkapi dokumen pengambilan sampel
 Pengambilan sampel dapat secara :
 Pengambilan sampel random (Cara pengambilan
sampel dilakukan terhadap bahan yang sama
homogen atau dianggap sama, contoh : larutan
sejati, batch tablet, ampul, dsb.)
 Pengambilan sampel representatif (Jika bahan
yang dianalisa tidak homogen. Sampel diambil
dari bagian yang berbeda dari setiap wadah,
Contoh : sampel dalam jumlah besar)
Sampel oficial / representatip
 Jika jumlah sampel besar, perlu direduksi hingga diperoleh
sampel ofisial (representatif).
Penjaminan dan pengendalian
pengambilan sampel lingkungan
a) Tanggung jawab mendasar pengambil sampel
lingkungan adalah : merencanakan, menjamin, dan
mengendalikan mutu pengambilan sampel shg
diperoleh data yg valid
b) Tujuan adalah memastikan bahwa tahapan
pengambilan sampel dapat berjalan secara efektip
dan efisien dg mengantisipasi kesalahan
c) Komponen penjaminan mutu : organisasi,
pelatihan, dokumentasi , blangko lapangan,
dll
Penyimpanan sampel
• Sampel - representatif jika tidak segera dilakukan analisis, -
label dan disimpan dalam tempat yang sesuai.
• hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel
• kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang
volatil, degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi.
• suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang
kelarutannya rendah.
• perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan
meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis.
• radiasi UV akan menginduksi reaksi fotokimia,
fotodekomposisi, atau polimerasi.
• Oksidasi oleh udara akan merusak sampel yang sensitif
terhadap oksidasi.
Sample pretreatment
• Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk
mengkondisikan sampel sehingga siap untuk dilakukan
analisis dengan metode tertentu.

• Contoh-contoh pra-perlakuan sampel :


• memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit
tahan panas untuk menghilangkan pengaruh variasi
kandungan air.
• menimbang sampel sebelum dan sesudah
pemanasan.
• memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi,
ekstraksi, dsb).
• menghilangkan komponen pengganggu.
• memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-
presipitasi, ekstraksi, elektrolisis, dsb).
Pengawetan sampel
a) Preservasi HNO3 sampai pH 2, dinginkan 4oC : untuk
analisa logam , logam berat
b) Preservasi H2SO4 sampai pH 2, dinginkan 4oC : COD,
amoniak, minyak lemak, phenol
c) Tanpa pengawet dinginkan 5oC : pestisida, TSS, TDS,
keruh, nitrit, silikat, Cr(VI)
d) Dalam botol BOD gelap : untuk inkubasi BOD pada
20oC selama 5 hr
e) Preservasi NaOH sampai pH 12, dinginkan 4oC : untuk
analisa CN
f) Dalam botol steril ( 100 ml) , dinginkan 4oC : unt
bakteri coliform
Pengukuran langsung di lapangan
a) Suhu ( air, udara)
b) Kecerahan / kelembapan
c) pH
d) DO
e) Warna
f) Benda terapung
g) salinitas
Pemilihan metode analisis

• Berbagai metode analisis baku telah banyak


dipublikasikan.
• Hal-hal yang harus diperhatikan :
• Tujuan analisis, biaya, dan waktu .
• level analit yang diharapkan.
• macam sampel dan pretreatment yang diperlukan.
• jumlah sampel yang dianalisis.
• ketepatan dan ketelitian yang diinginkan.
• ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-
bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan.
• Peralatan yang tersedia.
• kemungkinan gangguan yang dapat terjadi.
Kriteria Metode analisis yang baik

a) Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk menetapkan


kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
b) Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang
sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.
c) Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang
sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
d) Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya
senyawa lain.
e) Kasar (ruggrudness), perubahan komposisi pelarut / variasi
lingkungan tidak menyebabkan perubahan hasil.
f) Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak
memerlukan waktu dan biaya.
Kesalahan analisis
• Kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil
pengukuran (nilai perhitungan) dengan nilai sebenarnya.
• Semakin banyak langkah dalam melakukan tahapan analisis,
maka kesalahan yang akan terjadi semakin besar.

• Jenis kesalahan :
• kesalahan gamblang (gross error)  kesalahan sudah jelas
mengakibatkan kesalahan yang besar
• kesalahan acak (random error)  kesalahan yang tidak
dapat diramalkan serta nilainya berfluktuasi
• kesalahan sisitemik (systematic error)  kesalahan yang
memiliki nilai definitif / tertent
• Kesalahan acak akan berpengaruh pada presisi, sedangkan
kesalahan sistemik berpengaruh pada akurasi.
Kesalahan analisis

• Kesalahan acak sering terjadi akibat adanya


variasi yang tidak dapat dikontrol dalam
pelaksanaan prosedur analisis.
• Kesalahan acak dapat digambarkan sebagai kurva
normal (Gaussian curve).
• Kesalahan sistemik mengakibatkan
penyimpangan tertentu dari rata-rata (mean).
• Beberapa faktor yang memepengaruhi kesalahan
sistemik :
• kesalahan personil dan operasi
• kesalahan alat dan pereaksi
• kesalahan metode
• Untuk memeperkecil kesalahan sistemik :
• kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai
• dilakukan penetapan blanko
Parameter hasil analisis

• Mean
• Median
• Modus
• SD
• CV
• CI
• Recoveri
Parameter hasil analisis

• Standar deviasi (SD) banyak digunakan sebagai


ukuran kuantitatif ketepatan atau presisi.
• Semakin kecil nilai SD dari serangkaian
pengukuran, maka metode yang digunakan
semakin tepat.
Parameter hasil analisis

• Standar deviasi relatif (RSD) atau dikenal juga dengan


kefisien variasi (CV) merupakan ukuran ketepatan
relatif dan umumnya dinyatakan dalam persen.
• Semakin kecil nilai RSD dari serangkaian pengukuran
maka metode yang digunakan semakin tepat.
Parameter hasil analisa

Karena hasil analisis selalu mengandung unsur


kesalahan, untuk menyatakan hasil akhir analisis
kimia selain mean disebutkan juga batas
kesalahannya (limit of error).
Daftar harga t (tes dua sisi)

n-1 T pada 90% T pada 95% T pada 99%


1 6.3 12.7 63.7
2 2.9 4.3 9.9
3 2.35 3.2 5.8
4 2.13 2.78 4.6
5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71
7 1.90 2.37 3.50
8 1.86 2.31 3.36
9 1.83 2.26 3.25
Diskusi
• Seorang mahasiswa melakukan pembakuan larutan baku
untuk titrimetri. Hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut : 0,0991 N; 0,0980 N; 0,0982 N; dan 0,0985 N.
• Hitunglah rata-rata dan simpangan baku relatifnya ?
• Tentukan hasil akhir perhitungan dengan mean dan
limit of error-nya ?
• Sampel baku serum darah manusia dinyatakan
mengandung 42,0 g albumin per liter-nya. Lima buah
laboratorium (A, B, C, D, dan E) masing-masing
menentukan kadar albumin pada hari yang sama dan
diperoleh hasil albumin (g/L) sebagai berikut :
laborator Hasil
ium

A 42,5 41,6 42,1 41,9 41,1 42,2

B 39,8 43,6 42,1 40,1 43,9 41,9

C 43,5 42,8 42,8 43,1 42,7 43,3

D 35,0 43,0 43,0 40,5 36,8 42,2

E 42,2 41,6 41,8 41,8 42,6 39,0

Anda mungkin juga menyukai