Anda di halaman 1dari 22

Investigasi Sumber Kesalahan

pada Pengujian di Laboratorium


Julia Kantasubrata
Akurasi dan Presisi Hasil Uji
Perbedaan antara akurasi dan presisi hasil uji dapat
digambarkan sebagai berikut:

Akurasi diukur dalam bentuk “bias”


yaitu perbedaan antara hasil uji dengan nilai benar
Darimana nilai benar dapat laboratorium ketahui ?
Ilustrasi perbedaan antara “akurasi” dan “presisi”

Akurasi rendah, presisi rendah Akurasi rendah, presisi tinggi

Akurasi tinggi, presisi rendah Akurasi tinggi, presisi tinggi


Presisi diukur dalam bentuk standar deviasi/simpangan baku (s)
atau variansi (s2) atau standar deviasi relatif (RSD) atau koefesien
variasi (KV/CV) dari:

Replicability, Repeatability, Reproducibility

Replicability Repeatability Intra Inter


Reproducibility Reproducibility
Sampel sama sama sama sama
Sub-sampel sama/berbeda sama/berbeda berbeda berbeda
Laboratorium sama sama sama berbeda
Metode Uji sama sama sama/berbeda berbeda
Analis/Penguji sama sama berbeda berbeda
Alat sama sama sama/berbeda berbeda
Waktu/Hari sama sama berbeda berbeda
(skala waktu (skala waktu (skala waktu uji (skala waktu uji
uji pendek) uji pendek) panjang) panjang)
Sumber Kesalahan
 Hasil uji memiliki 2 jenis kesalahan yaitu:
 Kesalahan random (acak)
 Kesalahan sistematik (bias)

 Kesalahan dapat berasal dari:


1. Sampel
2. Sub-sampel
3. Sarana dan lingkungan Laboratorium
4. Metode Uji
5. Personil (analis/penguji)
6. Peralatan
7. Bahan kimia yang digunakan
Sumber kesalahan yang berasal dari Sampel
 Sampling yang dilakukan tidak representatif
 Pengambilan contoh untuk analisis laboratorium, tidak mudah
 Misal untuk sampel tanah; setiap jengkal tanah memiliki sifat yang
berbeda.
 Padahal contoh tanah yang diambil di lapangan harus representatif ,
artinya contoh tanah tersebut harus dapat mewakili suatu areal atau
luasan tertentu.
 Contoh yang tidak representatif selalu berakibat merugikan karena
hasil uji yang diterbitkan laboratorium tidak andal/absah
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Teknik Sampling
 Design/rancangan sampling yang dibuat akan menentukan besar
kecilnya ketidakpastian asam sampling
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Estimasi
Ketidakpastian Sampling
 Salah mengambil contoh
 Pada saat menguji kandungan Pb dalam air limbah elektroplating, yang
dilakukan menyaring air limbah, tanpa mengikut sertakan endapan
yang ada dalam air limbah tersebut.
Sumber kesalahan yang berasal dari Sampel (2)

 Masalah homogenitas sampel


 sampel sulit dibuat homogen
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik uji homogenitas
 Penyimpanan/pengawetan sampel yang tidak benar
 sampel air tidak diawetkan dengan asam
 sampel tidak disimpan dalam lemari es/cold room
 sampel untuk analisis vitamin ditaruh dalam wadah tembus cahaya
 Gangguan matriks sampel
 Tidak melakukan koreksi terhadap blanko contoh (blanko sampel)
Sumber kesalahan yang berasal dari Sub Sampel

 Sampel yang diterima di laboratorium untuk diuji umumnya belum


memenuhi syarat sebagai sampel analitik, dalam arti:
 memiliki homogenitas yang memadai
 langsung dapat ditimbang atau dipipet untuk keperluan uji
 Laboratorium menerima sampel dalam jumlah berlebih dari yang
dibutuhkan untuk keperluan uji
 Sejumlah kecil sampel harus dicuplik
 Teknik yang diterapkan untuk mencuplik sampel akan menentukan
keterwakilan bahan yang diuji
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Teknik Sub-Sampling
bahan padat & semi-padat, bahan airan dan bahan gas
 Jika sub sampel tidak mewakili sampel aslinya, data hasil uji menjadi
tidak akurat (bias)
Sumber kesalahan yang berasal dari Sarana dan Lingkungan
Laboratorium dapat terjadi karena:

 Pengaruh suhu di laboratorium


 Pada analisis HPLC:
 suhu dapat mempengaruhi waktu retensi komponen
 suhu berpengaruh terhadap baseline (garis dasar)
 Terhadap validitas kurva baku yang diukur pada suhu yang berbeda
dengan pengukuran sampel
 Terhadap pengukuran volume larutan terutama untuk pelarut organik
 Koefesien muai volum dari pelarut organik 2 kali lebih besar dari
koefesien muai volum air
 Pengaruh kelembaban
 Kelembaban berpengaruh terhadap
 Larutan (kehilangan air)
 Bahan kimia (menyerap air)
Sumber kesalahan yang berasal dari Sarana dan Lingkungan
Laboratorium dapat terjadi karena: (2)

 Pengaruh tegangan listrik


 Terhadap suhu oven, suhu inkubator dan suhu furnace
 Apabila tegangan turun, suhu akan turun, akibatnya
o Hasil analisis kadar air dan pengukuran viskositas akan salah
 Pengujian yang tidak kompatibel harus dipisahkan ruangannya
 Ruang untuk analisis residu pestisida harus dibuat terpisah dari ruang
analisis komponen lainnya
 Bahkan peralatan gelas untuk keperluan analisis residu pestisida
harus disediakan tersendiri
o akan muncul Ghost peak pada kromatogram
 Ruang untuk analisis logam dalam air harus terpisah dari analisis
logam dalam mineral
 Peralatan HPLC jangan diletakkan berdampingan dengan peralatan
GC
Sumber kesalahan yang berasal dari Metode Uji
 Kesalahan dalam memilih metode (metode yang dipilih hendaknya fit for
the purpose)
 Penetapan kandungan logam yang kecil dalam air dilakukan dengan
metode gravimetri/titrasi dan bukan AAS.
 Penetapan kandungan logam yang seharusnya menggunakan GF-AAS
atau ICP dilakukan menggunakan Flame AAS
 Jangan sampai laboratorium mempunyai metode “sapu jagat”
o Contoh: analisis Fe (besi) dalam mineral besi dan tepung
terigu.
 Metode tidak diikuti dengan benar
 Salah menerapkan metode analisis
 Terjadi kehilangan analit pada pengujian (losses), sebagian analit
menguap atau mengurai
Sumber kesalahan yang berasal dari Personil (Analis/Penguji)
dapat diperkecil melalui
 Training yang cukup memadai
 Supervisi oleh yang lebih berpengalaman
 Beban kerja pada analis/penguji yang tidak berlebihan
 Analis/Penguji harus mempunyai pengetahuan cukup tentang metode uji yang
digunakan terkait hal berikut ini:
 Kelemahan/keterbatasan metode
 Interferensi/gangguan dari matriks pada metode
 Cara mengatasi gangguan
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik:
o Pemilihan, Revisi dan Pemutakhiran Metoda Uji
o Trouble shooting untuk setiap metode (UV-Vis, AAS, GLC, HPLC dll)
 Masalah kontaminasi
 Apabila contoh diambil dengan wadah yang tidak bersih, akan terjadi
kontaminasi pada contoh
 Pada saat melakukan pengujian AAS, wadah tidak dibilas dulu dengan
HNO3 6N
 Dll
 Kestabilan sampel
 Recovery analit
Sumber kesalahan yang berasal dari Personil (Analis/Penguji) dapat diperkecil
melalui(2)
 Implementasi kontrol sampel dan kontrol chart pada setiap pengujian yang dilakukan
laboratorium
 Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Kontrol Sampel dan Kontrol Chart
 Keikutsertaan analis dalam uji profisiensi/uji banding antar lab
 Analis/penguji perlu memahami:
 Apa beda uji antara UP dan uji banding antar lab
 Kapan laboratorium memilih UP dan kapan memilih uji banding
 Bagaimana cara mengikuti uji profisiensi dengan baik
 Bagaimana laboratorium dinilai dalam UP
 Apa yang harus dilakukan apabila ternyata hasil yang diperoleh laboratorium
dari UP kurang baik
o Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Uji Profisiensi
 Keikutsertaan analis dalam uji banding intra lab (uji banding antar analis)
 Analis/penguji perlu memahami:
 Bagaimana merancang uji banding antar analis
 Perhitungan statistika apa yang harus digunakan
 Bagaimana membuat kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut.
o Di RCChem Learning Centre tersedia webinar dengan topik Design dan Perhitungan
Statistika Data Uji Banding Antar Analis
Sumber kesalahan yang berasal dari Peralatan atau Instrumen
 Kalibrasi peralatan/instrumen
 Peralatan harus dikalibrasi ke laboratorium kalibrasi terakreditasi
 Jadwal re-kalibrasi perlu ditentukan, disesuaikan dengan beban kerja alat
 Kalibrasi yang perlu dilakukan pihak luar (lab. kalibrasi terakreditasi)
 Neraca
 Oven
 Furnace
 Termometer
 Barometer
 Stopwatch
 Pengukur kuat tarik dan kuat tekan
 Refraktometer
 Viskometer
 Bagaimana dengan spektrofotometer, peralatan AAS, HPLC, GC; apakah
perlu juga dikalibrasikan ke lab kalibrasi terakreditasi?
 Kapan suatu neraca perlu di re-kalibrasi?
 Pada penggunaan neraca, kondisi keseimbangan suhu dan kelembaban
antara sampel yang ditimbang dengan neraca perlu diperhatikan
Sumber kesalahan yang berasal dari Peralatan atau Instrumen (2)
 Bagaimana halnya dengan peralatan gelas seperti labu takar, vol pipet, dan
buret? Apakah perlu juga dikalibrasi-kan ke lab kalibrasi terakreditasi atau
cukup diverifikasi oleh laboratorium uji?
 Pemanasan instrumen sebelum dipakai perlu dilakukan sampai mencapai
stabilitas yang memadai
 Jangan melakukan pengukuran diluar daerah kerja alat/instrumen
 Jangan melakukan pengukuran apabila baseline belum/tidak stabil
 Pengukuran antara standar dan sampel tidak terlalu jauh jarak waktunya
 Jangan memberi beban kerja berlebihan pada peralatan/instrumen
 Sesudah selesai digunakan, perlakukan peralatan/instrumen sebagaimana
mestinya
 Apabila instrumen bekerja tidak sesuai dengan kinerja yang seharusnya, maka
akibatnya
 Kepekaan berubah
 Presisi pengukuran menjadi tidak baik
 Pemeliharaan dan pengecekan instrumen
 sebagai upaya untuk mencegah kerusakan dan menjaga agar instrumen
tetap baik kinerjanya
Sumber kesalahan yang berasal dari Peralatan atau Instrumen (3)

 Pada pembuatan kurva kalibrasi, perlu dipilih jenis kurva yang tepat,
apakah:
 Kurva kalibrasi biasa
 Metode adisi standar
 Penggunaan standar internal
 Kurva kalibrasi harus linier
 Kurva kalibrasi harus digunakan pada daerah kerja
Sumber kesalahan yang berasal dari Bahan Kimia yang
digunakan
 Bahan kimia dibagi dalam beberapa tingkat kualitas (grade) mulai
dari yang paling tinggi hingga yang terendah
1. Primary Standards (standar primer), mempunyai nilai purity (kemurnian)
yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat analisis misalnya:
purity > 99,9 % ; 99.9999 %
2. Standard Reference Material (SRM), C(ertified)RM, RM, bahan acuan
primer dan bahan acuan sekunder
3. Analyzed Reagent, mempunyai kadar impurities (pengotor) yang
diketahui dari analisis
 Contoh:
 pro analisis (p.a.)
 analytical reagent, analytical grade, reagent grade
 Kadar pengotor dinyatakan dalam
 kadar maksimum (%, ppm)
 % atau ppm
Sumber kesalahan yang berasal dari Bahan Kimia yang
digunakan(2)
4. USP (US Pharmacopeia) Reference Standards
 Memiliki nilai kemurnian
 Biasanya bahan obat-obatan (drug)
5. Pure Standards, CP (chemically pure)
 Highest purity
 Pernyataan mutu secara kualitatif
6. Purified Standards, Practical Grade
 Untuk keperluan sintesa
 Kadang-kadang perlu dimurnikan lebih lanjut
7. Technical Grade
 Kemurniannya sangat bervariasi

 Untuk keperluan pengujian yang dipakai adalah


 Primary Standards (standar primer)
 Standard Reference Material (SRM), C(ertified)RM, RM, bahan acuan primer dan bahan
acuan sekunder
 Analyzed Reagen
 USP (US Pharmacopeia) Reference Standards
 Bahan tersebut biasanya dapat dipakai langsung tanpa dicek terlebih dahulu
Sumber kesalahan yang berasal dari Bahan Kimia yang
digunakan(3)
 Dalam hal-hal tertentu perlu dicek, dengan cara:
 Membandingkannya dengan yang sebelumnya sudah dipakai di laboratorium
tersebut
 Dilakukan treatment khusus misalnya
 Pengeringan pada 1050C
 Pengukuran blanko
 Pengukuran/analisis misal :
o untuk pelarut yang digunakan pada kromatografi, spektroskopi
o untuk analisis unsur renik (trace and ultratrace analysis)
 Untuk mencegah kesalahan:
 Catat tanggal pertama kali botol dibuka
 Lihat waktu kadaluarsa (expire date)
 Tutup rapat-rapat untuk mencegah pengaruh dari luar selama masa penyimpanan
 Bahan yang sudah dikeluarkan jangan dimasukkan kembali kedalam botol (pakai
seluruhnya atau dibuang saja)
 Ingat selalu status kestabilannya karena pengaruh
 suhu
 Sinar
 Kelembaban
 Bakteri
 Lama penyimpanan (kemungkinan terjadi hidrolisis atau dekomposisi)
Sumber kesalahan yang berasal dari Larutan Baku yang
digunakan
 Gunakan bahan standar yang sesuai
 Gunakan kualitas/grade tertinggi yang dapat diperoleh

 Dalam proses standarisasi larutan, perlu diperhatikan


 Kemungkinan terjadinya kesalahan hitung
 Kemungkinan terjadinya kesalahan analisis
 Kesalahan titrasi
 Penentuan titik akhir titrasi apabila digunakan indikator

 Suhu yang berbeda antara waktu standarisasi dengan waktu larutan


standar digunakan untuk keperluan titrasi contoh
 Kemungkinan terjadi perubahan larutan baku terhadap waktu akibat
 Penguapan pelarut
 Pengaruh udara (CO2, O2)
 Pengaruh bakteri dan jamur (misal untuk standar NH4+, nitrat dan Na-
tiosulfat). Perlu dilakukan standardisasi ulang
Sumber kesalahan yang berasal dari Larutan Baku yang
digunakan (2)
 Untuk mencegah terjadinya kesalahan
 Tugaskan pembuatan larutan standar kepada personil tertentu (khusus)
 Personil yang diberi tugas hendaknya menyimpan rekaman/catatan
pembuatan larutan standar
 Agar traceable (mudah tertelusur)
 Rekaman terdiri dari cara pembuatan, bahan yang dipakai, tanggal
dibuat dan proses standardisasi
 Cek standardisasi oleh orang kedua (standardisasi ulang)
 Bubuhkan Label
 Gunakan neraca dan peralatan volumetri yg terkalibrasi/terverifikasi.

 Jangan menggunakan suhu yang berbeda antara waktu standarisasi


dengan waktu larutan standar digunakan untuk keperluan titrasi contoh
Tahap Investigasi
1. Kumpulkan semua sumber kesalahan (penyebab) yang mungkin
terjadi.
2. Untuk memudahkan pakai Diagram sebab-akibat Ishikawa atau
Diagram Tulang Ikan.
3. Libatkan Tim dalam melakukan analisis penyebab.
4. Sebaiknya gunakan data dan fakta yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai