Anda di halaman 1dari 7

Desain Validasi Metode Uji

Nama : Miqdad Rifa’i


NIM : 1520037
Kelas : 2E PMIP

Validasi Metode Uji Penetapan Kadar Natrium Klorida (NaCl) dalam


Garam Konsumsi Beriodium Secara Titrimetri

A. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan metode uji untuk garam konsumsi
beriodium.
Jenis Metode Uji: Pengujian Metode Absolut SNI 3556:2016

B. Cara Kerja
a. Prinsip

Pembentukan endapan AgCl menggunakan AgNO3 dengan petunjuk Kalium Kromat


dalam larutan netral atau sedikit basa.
b. Reaksi
Pengasaman
2NaCl + H2SO4  Na2SO4 + 2HCl

Penetralan
HCl + NaOH  NaCl + H2O

Titrasi
AgNO3 + NaCl  AgCl Putih + NaNO3
AgNO3 + K2CrO4  Ag2(CrO4) Merah Bata + KNO3
c. Peralatan
-Neraca Analitik (Ketelitian 0.1 mg)
-Buret (Ketelitian 0.1 mL)
-Erlenmeyer 250 mL
-Labu Ukur 500 mL
-Pipet Volumetrik 10 mL
-Gelas Piala
d. Bahan
-Air Suling
-Garam Konsumsi Beriodium
-Larutan Natrium Klorida (NaCl) 0.1 N
-Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0.1 N
-Larutan Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
-Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 1 N
-Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 4 N
-Larutan Indikatro Fenolftalin
e. Persiapan Uji
A) Preparasi Sampel
Timbang contoh uji ± 50 g, tambahkan air suling 200 mL, aduk kemudian saring
dan tampung dalam labu ukur 500 mL, bilas dengan air suling dan tepatkan
hingga tanda garis.
B) Pembuatan Larutan
 Larutan Natrium Klorida (NaCl) 0.1 N
3 g NaCl dilarutkan dalam 500 mL air suling
 Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0.1 N
17 g AgNO3 dilarutkan dalam 1000 mL air suling
 Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
5 g K2CrO4 dilarutkan dalam 100 mL air suling
 Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 1 N
Tuangkan sedikit demi sedikit 7 mL H2SO4 pekat (H2SO4 95-97%, bj
1.84) ke dalam gelas piala 300 mL yang berisi 100 mL air suling.
Pindahkan ke dalam labu ukur 250 mL dan encerkan sampai tanda garis.
 Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 4 N
160 g NaOH dilarutkan dengan air suling dalam gelas piala 300 mL.
Tuangkan ke dalam labu ukur 1000 mL, encerkan dengan air suling
sampai tanda garis dan kocok sampai homogeny.
 Larutan Indikator Fenolftalein
0.1 g Fenolftalein dilarutkan dengan alkohol 70% dalam labu ukur 100 mL
sampai tanda garis dan kocok sampai homogen.
f. Prosedur Uji
A) Prosedur Uji Standarisasi
 Dipipet Volume tertentu (tercatat) dari larutan NaCl 0.1 N yang telah
dibuat ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
 Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1 N sampai larutan bereaksi asam
terhadap Indikator Fenolftalein.
 Netralkan dengan NaOH 4 N.
 Encerkan dengan air suling sampai 100 mL.
 Tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 5%.
 Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N sampai terbentuk warna merah bata.
B) Prosedur Uji Penetapan Kadar Natrium Klorida (NaCl) dalam Garam konsumsi
beriodium.
 Pipet 2 mL larutan sampel yang telah dibuat ke dalam Erlenmeyer 250 mL
 Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1 N sampai larutan bereaksi asam
terhadap Indikator Fenolftalein.
 Netralkan dengan NaOH 4 N.
 Encerkan dengan air suling sampai 100 mL.
 Tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 5%.
 Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N sampai terbentuk warna merah bata.

Rumus:
Perhitungan Kadar NaCl bahan asal
𝑉 × 𝑁 × 𝑓𝑝 × 58.5
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑙 (%) = × 100
𝑊
Keterangan:
V adalah volume AgNO3 yang diperlukan pada penitaran, yang
dinyatakan dalam milliliter (mL)
N adalah Normalitas AgNO3, dinyatakan dalam Normalitas (N)
Fp adalah faktor pengenceran
58.5 adalah bobot molekul NaCl
W adalah bobot contoh uji, yang dinyatakan dalam milligram (mg)

Perhitungan Kadar NaCl atas dasar bahan kering


100 × 𝑋
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 (𝑎𝑑𝑏𝑘)(%) =
100 − 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟
Keterangan:
X adalah kadar NaCl bahan asal yang dinyatakan dalam persen (%)

C. Parameter dan Tahapan Validasi Metode Uji

No. Parameter Uji Syarat Bahan Uji Keterangan (sumber)


Keberterimaan
1. Presisi %RSD < 5% Sampel SNI 3551:2012
2. Akurasi %Recovery sampel + spike standar Riyanto,Ph.D.2014.Validasi
(97% - 105%) protein dan verifikasi metode
uji.Deepublish, Yogyakarta
3. MDL (Method Detection Larutan warna Blanko sampel + spike Candra Irawan .2009.
Limit) ungu standar protein Pengantar Kimia Organik
II.Politeknik AKA bogor
4. LOQ (Limit of %RSD < 5% Blanko sampel + spike SNI 3551:2012
Quantitation) standar protein
5. Robutness Fhitung < Ftabel Sampel Riyanto,Ph.D.2014.Validasi
thitung < ttabel dan verifikasi metode
uji.Deepublish, Yogyakarta
6. Estimasi ketidakpastian U < 10% Nilai Sampel Herawati. 2017.Desain
pengukuran uji Validasi Metode uji.
Politeknik AKA, Bogor

a. Prosedur pengujian presisi


Lakukan tujuh kali pengujian terhadap sampel sesuai prosedur uji, kemudian nilai %RSD
(Relative Standard Deviation) hasil pengujian dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut.

∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏

∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏

𝒔
%𝑹𝑺𝑫 = ̅ × 𝟏𝟎𝟎%
𝒙

Keterangan :
xi adalah kadar NaCl bahan asal yang dinyatakan dalam persen (%)
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar NaCl bahan asal yang dinyatakan dalam persen (%)
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar NaCl bahan asal yang
dinyatakan dalam %

Syarat keberterimaan presisi yaitu %RSD < 5%

1. Prosedur pengujian akurasi


 Sampel Garam Konsumsi ditetapkan kadar Natrium kloridanya sebanyak tujuh kali
ulangan sesuai prosedur uji, kadar yang didapat merupakan kadar sampel awal (C2)
 Sampel yang sama diujikan sebanyak tujuh kali yang sebelumnya ditambahkan
standar protein (BSA atau Bovine Serum Albumin) sebanyak 5% dari sampel, yang
dinyatakan sebagai kadar spike (C1), kemudian dianalisa dan kadar yang didapat
merupakan kadar sampel setelah diberi spike (C3)
 Nilai akurasi ditetapkan sebagai % recovery dengan rumus sebagai berikut

Rumus
(𝑪𝟑 −𝑪𝟏 )
%𝒓𝒆𝒄𝒐𝒗𝒆𝒓𝒚 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑪𝟐

Keterangan
C1 adalah kadar standar protein yang ditambahkan kedalam sampel, yang dinyatakan
dalam %
C2 adalah kadar protein dalam sampel, yang dinyatakan dalam %
C3 adalah kadar protein dalam sampel yang telah ditambahkan standar protein, yang
dinyatakan dalam %
Syarat keberterimaan akurasi yaitu (97% ≤ %recovery ≥ 105%)
2. Prosedur pengujian MDL (Method Detection Limit)
 Lakukan persiapan blanko sampel dengan ditambah standar protein (BSA atau Bovine
Serum Albumin) sebanyak 0,02%, 0,1% dan 1%.
 Lakukan 10 kali pengulangan untuk masing-masing kadar standar protein, kemudian
preparasi blanko standar yang telah ditambahkan standar.
 Tambahkan 2 mL larutan NaOH 10% dan 3 tetes larutan CuSO4 0,1%. Diamati warna
yang terbentuk.

Syarat keberterimaan dari pengujian MDL adalah terbentuk larutan berwarna


ungu

3. Prosedur pengujian LOQ (Limit of Quantitation)


lakukan penambahan standar protein (BSA atau Bovine Serum Albumin) sebanyak 1%
kedalam blanko sampel, kemudian lakukan tujuh kali pengujian seperti pada prosedur uji.
Kemudian nilai %RSD hasil pengujian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus

∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏

∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏

𝒔
%𝑹𝑺𝑫 = ̅ × 𝟏𝟎𝟎%
𝒙

Keterangan :
xi adalah nilai kadar protein dalam sampel yang didapat dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar protein dalam sampel dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel, yang
dinyatakan dalam %
Syarat keberterimaan LOQ yaitu %RSD < 5%

4. Prosedur pengujian Robutness


Lakukan penetapan kadar protein dalam mi instan dengan waktu penyulingan yang
divariasikan dengan 7 kali ulangan pada masing-masing kondisi pengujian. Kemudian
hasil uji dibandingkan dengan data penetapan kadar protein sesuai prosedur uji dan diolah
secara statistik untuk menentukan keberterimaan presisi dan akurasi yang. Uji F untuk
presisi dan uji t untuk akurasi, dengan rumus sebagai berikut.

Rumus

∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏

∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏
Uji-F
Hipotesis : H0 : Presisi metode diterima
H1 : Presisi metode tidak diterima
𝒔𝟏
𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝒔𝟐
𝒅𝒃 = 𝒏𝑨 − 𝟏; 𝒏𝑩 − 𝟏

Kriteria uji : tolak H0 jika Fhitung>Ftabel

Uji-t
Hipotesis : H0 : Akurasi metode diterima
H1 : Akurasi metode tidak diterima
̅𝟏 − 𝒙
𝒙 ̅𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝒔 𝟏 𝟏
√ +
𝒏𝟏 𝒏𝟐
(𝒏𝟏 −𝟏)𝒔𝟏 𝟐 +(𝒏𝟐 −𝟏)𝒔𝟐 𝟐
𝒔=√ (𝒏𝟏 +𝒏𝟐 −𝟐)
𝒅𝒃 = 𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐
𝟏
𝜶 = 𝟐𝜶
Kriteria uji : tolak H0 jika thitung>ttabel

Keterangan :
xi adalah nilai kadar protein dalam sampel yang didapat dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar protein dalam sampel dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel, yang
dinyatakan dalam %
s1 adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel dengan nilai
yang lebih besar dari s2, yang dinyatakan dalam %
s2 adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel dengan nilai
yang lebih kecil dari s1, yang dinyatakan dalam %

Syarat keberterimaan Robutness yaitu Fhitung < Ftabel; thitung < ttabel

5. Prosedur pengujian estimasi ketidakpastian pengukuran


Lakukan tujuh kali penetapan kadar protein dalam sampel mi instan dan evaluasi hasilnya
dengan estimasi ketidakpastian pengukuran kadar protein dalam mi instan. Lakukan
estimasi sesuai proses berikut.

a.

Anda mungkin juga menyukai