A. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan metode uji untuk garam konsumsi
beriodium.
Jenis Metode Uji: Pengujian Metode Absolut SNI 3556:2016
B. Cara Kerja
a. Prinsip
Penetralan
HCl + NaOH NaCl + H2O
Titrasi
AgNO3 + NaCl AgCl Putih + NaNO3
AgNO3 + K2CrO4 Ag2(CrO4) Merah Bata + KNO3
c. Peralatan
-Neraca Analitik (Ketelitian 0.1 mg)
-Buret (Ketelitian 0.1 mL)
-Erlenmeyer 250 mL
-Labu Ukur 500 mL
-Pipet Volumetrik 10 mL
-Gelas Piala
d. Bahan
-Air Suling
-Garam Konsumsi Beriodium
-Larutan Natrium Klorida (NaCl) 0.1 N
-Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0.1 N
-Larutan Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
-Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 1 N
-Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 4 N
-Larutan Indikatro Fenolftalin
e. Persiapan Uji
A) Preparasi Sampel
Timbang contoh uji ± 50 g, tambahkan air suling 200 mL, aduk kemudian saring
dan tampung dalam labu ukur 500 mL, bilas dengan air suling dan tepatkan
hingga tanda garis.
B) Pembuatan Larutan
Larutan Natrium Klorida (NaCl) 0.1 N
3 g NaCl dilarutkan dalam 500 mL air suling
Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0.1 N
17 g AgNO3 dilarutkan dalam 1000 mL air suling
Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
5 g K2CrO4 dilarutkan dalam 100 mL air suling
Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 1 N
Tuangkan sedikit demi sedikit 7 mL H2SO4 pekat (H2SO4 95-97%, bj
1.84) ke dalam gelas piala 300 mL yang berisi 100 mL air suling.
Pindahkan ke dalam labu ukur 250 mL dan encerkan sampai tanda garis.
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 4 N
160 g NaOH dilarutkan dengan air suling dalam gelas piala 300 mL.
Tuangkan ke dalam labu ukur 1000 mL, encerkan dengan air suling
sampai tanda garis dan kocok sampai homogeny.
Larutan Indikator Fenolftalein
0.1 g Fenolftalein dilarutkan dengan alkohol 70% dalam labu ukur 100 mL
sampai tanda garis dan kocok sampai homogen.
f. Prosedur Uji
A) Prosedur Uji Standarisasi
Dipipet Volume tertentu (tercatat) dari larutan NaCl 0.1 N yang telah
dibuat ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1 N sampai larutan bereaksi asam
terhadap Indikator Fenolftalein.
Netralkan dengan NaOH 4 N.
Encerkan dengan air suling sampai 100 mL.
Tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 5%.
Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N sampai terbentuk warna merah bata.
B) Prosedur Uji Penetapan Kadar Natrium Klorida (NaCl) dalam Garam konsumsi
beriodium.
Pipet 2 mL larutan sampel yang telah dibuat ke dalam Erlenmeyer 250 mL
Asamkan dengan beberapa tetes H2SO4 1 N sampai larutan bereaksi asam
terhadap Indikator Fenolftalein.
Netralkan dengan NaOH 4 N.
Encerkan dengan air suling sampai 100 mL.
Tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 5%.
Titrasi dengan larutan AgNO3 0.1 N sampai terbentuk warna merah bata.
Rumus:
Perhitungan Kadar NaCl bahan asal
𝑉 × 𝑁 × 𝑓𝑝 × 58.5
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑙 (%) = × 100
𝑊
Keterangan:
V adalah volume AgNO3 yang diperlukan pada penitaran, yang
dinyatakan dalam milliliter (mL)
N adalah Normalitas AgNO3, dinyatakan dalam Normalitas (N)
Fp adalah faktor pengenceran
58.5 adalah bobot molekul NaCl
W adalah bobot contoh uji, yang dinyatakan dalam milligram (mg)
∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏
𝒔
%𝑹𝑺𝑫 = ̅ × 𝟏𝟎𝟎%
𝒙
Keterangan :
xi adalah kadar NaCl bahan asal yang dinyatakan dalam persen (%)
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar NaCl bahan asal yang dinyatakan dalam persen (%)
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar NaCl bahan asal yang
dinyatakan dalam %
Rumus
(𝑪𝟑 −𝑪𝟏 )
%𝒓𝒆𝒄𝒐𝒗𝒆𝒓𝒚 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑪𝟐
Keterangan
C1 adalah kadar standar protein yang ditambahkan kedalam sampel, yang dinyatakan
dalam %
C2 adalah kadar protein dalam sampel, yang dinyatakan dalam %
C3 adalah kadar protein dalam sampel yang telah ditambahkan standar protein, yang
dinyatakan dalam %
Syarat keberterimaan akurasi yaitu (97% ≤ %recovery ≥ 105%)
2. Prosedur pengujian MDL (Method Detection Limit)
Lakukan persiapan blanko sampel dengan ditambah standar protein (BSA atau Bovine
Serum Albumin) sebanyak 0,02%, 0,1% dan 1%.
Lakukan 10 kali pengulangan untuk masing-masing kadar standar protein, kemudian
preparasi blanko standar yang telah ditambahkan standar.
Tambahkan 2 mL larutan NaOH 10% dan 3 tetes larutan CuSO4 0,1%. Diamati warna
yang terbentuk.
Rumus
∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏
𝒔
%𝑹𝑺𝑫 = ̅ × 𝟏𝟎𝟎%
𝒙
Keterangan :
xi adalah nilai kadar protein dalam sampel yang didapat dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar protein dalam sampel dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel, yang
dinyatakan dalam %
Syarat keberterimaan LOQ yaitu %RSD < 5%
Rumus
∑𝒏
𝒊=𝟏 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊=𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔= √
𝒏−𝟏
Uji-F
Hipotesis : H0 : Presisi metode diterima
H1 : Presisi metode tidak diterima
𝒔𝟏
𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝒔𝟐
𝒅𝒃 = 𝒏𝑨 − 𝟏; 𝒏𝑩 − 𝟏
Uji-t
Hipotesis : H0 : Akurasi metode diterima
H1 : Akurasi metode tidak diterima
̅𝟏 − 𝒙
𝒙 ̅𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝒔 𝟏 𝟏
√ +
𝒏𝟏 𝒏𝟐
(𝒏𝟏 −𝟏)𝒔𝟏 𝟐 +(𝒏𝟐 −𝟏)𝒔𝟐 𝟐
𝒔=√ (𝒏𝟏 +𝒏𝟐 −𝟐)
𝒅𝒃 = 𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐
𝟏
𝜶 = 𝟐𝜶
Kriteria uji : tolak H0 jika thitung>ttabel
Keterangan :
xi adalah nilai kadar protein dalam sampel yang didapat dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
n adalah banyaknya pengulangan
𝑥̅ adalah nilai rata-rata kadar protein dalam sampel dari penetapan, yang dinyatakan
dalam %
s adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel, yang
dinyatakan dalam %
s1 adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel dengan nilai
yang lebih besar dari s2, yang dinyatakan dalam %
s2 adalah nilai simpangan baku dari penetapan kadar protein dalam sampel dengan nilai
yang lebih kecil dari s1, yang dinyatakan dalam %
Syarat keberterimaan Robutness yaitu Fhitung < Ftabel; thitung < ttabel
a.