Anda di halaman 1dari 85

VALIDASI & VERIFIKASI

METODE PENGUJIAN
Tangerang Selatan, 23-24 November 2015

Fasilitator:
Sujarwo
Fasilitator
Nama : Sujarwo (sujarwo86@gmail.com)

Instansi : Pusat Penelitian Kimia – LIPI

Pendidikan : S1 Kimia-FMIPA ITB

Pekerjaan :
- Peneliti Bidang Metrologi (Measurement Science) di LIPI
- Associate consultant di PT BMD Consulting

Pengalaman Training:
-Training statistika berdasarkan ISO 13528, Berlin, Jerman
-Training integrated lab. management system, Wolfen, Jerman
-Training ISO Guide 34, LGC-UK, EU project in Indonesia
-Training primary measurement system, NIMT, Bangkok, Thailand
-MEDEA attachment training, NIM China, Beijing, Tiongkok

Pengalaman Sebagai Fasilitator :


- Fasilitator training di PT BMD
-Fasilitator persiapan penerapan sistem mutu berbasis ISO/IEC 17025 di instansi
pemerintah maupun swasta
Pendahuluan: Pentingnya
Standardisasi
Pentingnya Standardisasi

No boundary tight competition


Pentingnya Standarisasi

Standardization is the Rule!!


Pentingnya Standardisasi

Quality is the Key!!!


Infrastruktur Mutu

MUTU (QUALITY)
STANDARDISASI

METROLOGI
AKREDITASI
Infrastruktur Mutu
STANDARD AKREDITASI METROLOGI

INTERNASIONAL

REGIONAL

NASIONAL

(Organisasi yang berhubungan dengan standar dan pengukuran)


Infrastruktur Mutu
CCQM/RMOs ILAC/ROs

Standards
NMIs Accreditation
Standards Akreditasi Bodies
Reference Labs

Standards Akreditasi
Field Labs
Guidance
Evidence
Traceable

International Trusted
Valid Measurement Measurement Result
RMO : Regional Metrologi Office
NMI : National Metrology Institute
RO : Regional Office
CCQM : Consultative Commite on Amount of Subtances (Metrology in Chemistry)
Infrastruktur Mutu
CCQM

RMO RMO RMO

NMI NMI NMI

Reference Labs Reference Labs Reference Labs

Field Labs Field Labs Field Labs


Revies SNI ISO/IEC 17025:2008
(Validasi Metode)
Review ISO/IEC 17025
• Persyaratan Validasi Metode:

1. ISO/IEC 17025: 2005


2. IUPAC Technical Report (2002)
3. ICH Guidelines (2005)
4. Joint AOAC/FAO/IAEA/IUPAC Food Standards
Programme (2003)
Review ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025: 2005
Klausul 5.4.2 (Pemilihan Metode)

•Laboratorium harus menggunakan metode dan prosedur


yang sesuai untuk semua pengujian dan/atau kalibrasi di
dalam lingkupnya. Metode yang digunakan lebih baik
merupakan standar yang dipublikasikan secara
internasional, regional, atau nasional.
•Metode yang dikembangkan laboratorium atau metode
yang diadopsi oleh laboratorium dapat juga digunakan bila
sesuai penggunaannya dan bila telah divalidasi.
•Pelanggan harus diberi informasi tentang metode yang
dipilih.
Review ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025: 2005
Klausul 5.4.5 (Validasi Metode)

•Laboratorium harus memvalidasi metode tidak baku,


metode yang didesain/dikembangkan laboratorium,
metode baku yang digunakan di luar ruang lingkup
yang dimaksud, dan penguatan (amplification) serta
metode baku yang dimodifikasi untuk mengkonfirmasi
bahwa metode itu sesuai untuk penggunaan yang
dimaksud.
•Validasi harus sesuai dengan kebutuhan penerapan
yang diterapkan atau bidang penerapan (fitness for
purpose).
Review ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025: 2005
Klausul 5.4.5 (Validasi Metode)

•Laboratorium harus merekam hasil yang diperoleh,


prosedur yang digunakan untuk validasi dan pernyataan
bahwa metode tersebut tepat untuk penggunaan yang
dimaksud.
•Validasi dapat mencakup prosedur pengambilan contoh
(sample), penanganan dan transportasi.
Review ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025: 2005
Klausul 5.4.5 (Validasi Metode)

•Rentang ukur dan akurasi nilai yang diperoleh dari metode


yang divalidasi (misalnya ketidakpastian hasil, batas
deteksi, selektivitas metode, linieritas, batas dari
repitabilitas dan/atau reproduksibilitas, kehandalan
(robustness) terhadap pengaruh eksternal dan/atau
sensitivitas silang terhadap gangguan dari matriks contoh
(sample)/barang yang diuji) sebagaimana yang diases
untuk penggunaan yang dimaksudkan harus relevan
dengan kebutuhan pelanggan.
•Validasi selalu merupakan keseimbangan antara
kemungkinan biaya, resiko dan kemungkinan teknis.
Review ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025: 2005
Klausul 5.4.2

Teknik yang digunakan untuk menentukan unjuk kerja suatu


metode sebaiknya merupakan salah satu, atau kombinasi
dari hal-hal berikut:
1.Kalibrasi menggunakan standar atau bahan acuan
2.Pembandingan hasil yang diperoleh dengan metode lain
3.Uji banding antar laboratorium
4.Asesmen sistematis pada faktor yang mempengaruhi hasil
5.Asesmen ketidakpastian hasil berdasarkan pemahaman
ilmiah dari prinsip teoritis metode dan pengalaman praktis
Validasi & Verifikasi
Metode
Validasi dan Verifikasi
Definisi Validasi Metode

Method validation is basically the process of defining an analytical


requirement, and confirming that the method under consideration
has capabilities consistent with what the application requires.
(EURACHEM Guide MV 2014)
Validasi dan Verifikasi
Pentingnya Validasi dan Verifikasi Metode

1. Pentingnya Data Hasil Pengujian

Pengujian
Validasi dan Verifikasi
Pentingnya Validasi dan Verifikasi Metode
2. Pengembangan Metode
Validasi dan Verifikasi
Pentingnya Validasi dan Verifikasi Metode

3. Menambah Percaya Diri


Validation gives the laboratory and its employees a greater
confidence in their own results.

4. Kepercayaan Pelanggan (customer)


Validasi dan Verifikasi
Kapan Validasi dan Verifikasi Metode Dilakukan
1. Metode yang digunakan bukan standar (non-standard
methods)
2. Metode yang didesain/dikembangkan laboratorium
3. Metode standar yang digunakan di luar ruang lingkup
4. Penguatan (amplifications) dan modifikasi metode standar
Validasi dan Verifikasi
Tools Melakukan Validasi dan Verifikasi Metode
1. Blanko

(Eurachem Guide MV 2014)


Validasi dan Verifikasi
Tools Melakukan Validasi dan Verifikasi Metode
2. Routine tests sample (sampel rutin)

3. Spiked materials/solutions

4. Incurred materials/QC materials

5. Measurement standards

6. Statistics
Validasi dan Verifikasi
Validasi vs Verifikasi
Karakteristik Kunci Validasi Verifikasi
1. Konfirmasi identitas √
2. Selektivitas √
3. Limit Deteksi (LOD) √ √
4. Limit Kuantifikasi (LOQ) √ √
5. Rentang Linieritas √ √
6. Sensitivitas √ √
7. Presisi √ √
8. Trueness (Bias, Akurasi, √ √
Recovery)
9. Robustness/ruggedness √
10. Measurement uncertainty √
Validasi dan Verifikasi

1. Konfirmasi Identitas
Konfirmasi adalah suatu proses analitis di mana
pengukuran dilakukan oleh lebih dari satu
teknik, untuk mengkonfirmasi kehadiran dari suatu analit.

CITAC/Eurachem Guide to Quality in Analytical Chemistry: An


Aid to Accreditation (2002)
Validasi dan Verifikasi

2. Selektivitas
Selectivity of a method is the accuracy of its
measurements in the presence of interferences.
(NATA Technical Note 17-2006)

Analytical selectivity relates to “the extent to which the


method can be used to determine particular analytes in
mixtures or matrices without interferences from other
components of similar behaviour”
(IUPAC Recommendation 2001)
Validasi dan Verifikasi
2. Selektivitas

Courtesy: Eric Stauffer


Validasi dan Verifikasi
2. Selektivitas
Validasi dan Verifikasi
2. Selektivitas
Analit Pengganggu
Ca Al, Si
Cd Ca, Si, Ti
Cr Fe, Ni
Cu Al, Si, Ti
Fe Si, Ti
Mg Al, Si
Mn Si
Mo Fe, Mn, Ni, Cr
Ni Ti
Pb Fe, Ti
Sr Al, Si
Zn Al, Ca, Fe, Si
Validasi dan Verifikasi
3. Limit Deteksi (LOD)
Limit of Detection (LoD) of a method is the smallest
amount or concentration of an analyte that can be
reliably distinguished from zero with a specified level
of confidence.

LoD is the lowest value measured by a method that


han the uncertainty associated with it.

NATA Technical Note 17 (2006)


Validasi dan Verifikasi
3. Limit Deteksi (LOD)
Validasi dan Verifikasi
3. Limit Deteksi (LOD)

m = jumlah pengukuran sampel


n = jumlah pengulangan pengukuran
nb = jumlah pengulangan pengukuran
blanko
Validasi dan Verifikasi
3. Limit Deteksi (LOD)
Pengukuran Absorban 1 Absorban 2
ke-
1 0.0030 0.0029
2 0.0028 0.0030
3 0.0027 0.0028
4 0.0028 0.0031
5 0.0032 0.0029
6 0.0029 0.0031
7 0.0027 0.0028
8 0.0031 0.0026
9 0.0028 0.0033
10 0.0033 0.0031
Validasi dan Verifikasi
4. Limit Kuantifikasi (LOQ)

The LOQ is the lowest level of analyte that can be


determined with acceptable performance.

(‘Acceptable performance’ is variously considered by


different guidelines to include precision, precision and
trueness, or measurement uncertainty

(Eurachem Guide MV 2014)


Validasi dan Verifikasi
4. Limit Kuantifikasi (LOQ)
Validasi dan Verifikasi
5. Rentang Linieritas
The ‘working range’* is the interval over
which the method provides results with an
acceptable uncertainty.

The lower end of the working range is bounded by the limit


of quantification LOQ. The upper end of the working range
is defined by concentrations at which significant anomalies
in the analytical sensitivity are observed.

(Eurachem Guide MV 2014)


Validasi dan Verifikasi
5. Rentang Linieritas
Validasi dan Verifikasi
5. Rentang Linieritas
Validasi dan Verifikasi
5. Rentang Linieritas
Validasi dan Verifikasi
5. Rentang Linieritas
Validasi dan Verifikasi
6. Sensitivitas
• Analytical sensitivity is the change in instrument
response which corresponds to a change in the
measured quantity (for example an analyte
concentration), i.e. the gradient of the response
curve. (Eurachem Guide MV 2014)
• Analit yang berbeda, kepekaannya juga berbeda
• Semakin besar sensitifitas instrumen (semakin besar
slope) maka semakin baik kinerja instrumen untuk
menentukan perubahan sekecil apapun dari
konsetransi analit
Validasi dan Verifikasi
6. Sensitivitas
• Perhitungan Sensitifitas, ada 2 versi
A. Kepekaan alat: C1
S  0,0044
A1
(Konsentrasi analit yang memberikan A=0,0044 atau %T=1,0)
diterima bila: S ≤ 1,25 x dari spesifikasi pabrik.
(S makin besar maka alat makin kurang sensitif)

B. Kepekaan slope kurva kalibrasi


Persamaan kurva kalibrasi : A1 = aC1 + b
Kepekaan: a=A1-b/C1
Bila kurva kalibrasi lewat titik nol, b = 0, maka kepekaan S= A1/C1
atau respon alat per unit konsentrasi.
Validasi dan Verifikasi
6. Sensitivitas
Gb. 1 Pada Gambar 1, C1 memberikan respon
A
sebesar A1 sehingga kepekaan dapat
dihitung

A1 Tangen β = A1/C1

β Pada Gambar 2, dengan konsentrasi


C1 C yang sama C1 alat memberikan respon
Gb. 2 A A2 dimana A2 < A1 sehingga kepekaan
dapat dihitung
Tangen ε = A2/C1
Kepekaan 1 lebih besar daripada
A2 kepekaan 2.
ε Hal ini menunjukkan bahwa kondisi alat
C1 C pada keadaan 2 kinerjanya sudah
Validasi dan Verifikasi
7. Presisi
• Precision (measurement precision) is a measure of how close
results are to one another.
• It is usually expressed by statistical parameters which describe
the spread of results, typically the standard deviation (or
relative standard deviation), calculated from results obtained by
carrying out replicate measurements on a suitable material
under specified conditions.
• Repeatability, expected to give the smallest variation in
results, is a measure of the variability in results when a
measurement is performed by a single analyst using the same
equipment over a short timescale.*
• Reproducibility, expected to give the largest variation in
results, is a measure of the variability in results between
laboratories.
(Eurachem Guide VM 2014)
Validasi dan Verifikasi
7. Presisi
Validasi dan Verifikasi
7. Presisi
Validasi dan Verifikasi
7. Presisi
Validasi dan Verifikasi
7. Presisi
• Limit Presisi:

2 = merefleksikan perbedaan dua pengukuran


t = nilai t-student (pada derajat kebebasan tertentu)
sr = standar deviasi repitibilitas
• Umumnya, pada tingkat kepercayaan 95%, t =2 sehingga

• Pengujian dikatakan presisi jika SD < r


Validasi dan Verifikasi
Terompet Horwitz 7. Presisi
Validasi dan Verifikasi
Horwitz Function 7. Presisi

SDHorwitz = CVHorwitz(%) x Assigned value

• Pengujian dikatakan presisi jika

RSD(%) < 0.3 CVHorwitz (%)


Validasi dan Verifikasi
7. Presisi

Kadar Protein (%)


No.
ke-1 ke-2
Pengujian
1 5.23 5.31
2 5.41 5.38
3 5.33 5.28
4 5.29 5.32
5 5.31 5.29
6 5.26 5.34
7 5.36 5.28
8 5.28 5.31
9 5.35 5.29
10 5.37 5.33
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
• Akurasi merupakan pernyataan yang
menunjukkan kedekatan antara nilai yang
diperoleh dari hasil pengukuran dengan nilai
benar (true value) JCGM 200:2008 (VIM)
• Untuk menguji akurasi dilakukan dengan
mengukur suatu material yang telah diketahui
nilainya (certified reference materials)
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
• Evaluasi Penggunaan CRM
(ISO Guide 33: 2000) “Uses of certified reference materials”

-2  X -   2 pada tingkat kepercayaan 95% (k  2)


-3  X -   3 pada tingkat kepercayaan 99,6% (k  3)
2
S
  Sb2  W  uCRM
2

n

• X = rata-rata nilai pengukuran CRM  = nilai presisi pengukuran
• Sb = standard deviasi between (SDHorwitz ) CRM
• µ = nilai dalam sertifikat CRM
• Sw = standard deviasi within
• n = jumlah pengukuran CRM
• uCRM = nilai ketidakpastian baku CRM
Validasi dan Verifikasi
8. Akurasi
No. RM value
Measurement (mg/L)
1 1.26
Bias
2 1.28
3 1.17
4 1.20 value

5 1.22 Mean laboratory Value from


RM value certificate
6 1.14
1.215 mg/L 1.25±0.03 mg/L
7 1.16
8 1.23
9 1.20
10 1.29
Mean value 1.215
Validasi dan Verifikasi
Akurasi vs Presisi

Accuracy Accuracy &


(Trueness) Precision Precision
Validasi dan Verifikasi
9. Recovery
Recovery is the fraction of analyte added to a test sample
(fortified or spiked sample) prior to analysis that is recovered after
analysis.

Eurachem Guide Fitness for Purpose of Analytical Methods –


Glossary A19

What do we analyse?
• Matrix blanks or samples unfortified and fortified with the analyte of
interest at a range of concentrations. We can also run a CRM

What do we do with the data?


• Recovery (%) = (C1-C2)/C3 x 100
where: C1 = concentration determined in fortified sample
C2 = concentration determined in unfortified sample
C3 = concentration of fortification
Validasi dan Verifikasi
10. Robustness/ruggedness
Robustness of an analytical procedure is a measure of its
capacity to remain unaffected by small, but deliberate
variations in method parameters and provides an indication
of its reliability during normal usage

Eurachem Guide Fitness for Purpose of Analytical


Methods – Glossary A25.2
Validasi dan Verifikasi
10. Robustness/ruggedness
Ruggedness testing is an intra-laboratory study to study the
behaviour of an analytical process, when small changes
are made in the environmental and/or operating conditions
are made, akin to those likely to arise in different test
environments

It allows information to be obtained on effects of minor


changes in a quick and systematic manner

Eurachem Guide Fitness for Purpose of Analytical Methods –


Glossary A25.1
Validasi dan Verifikasi
Plackett-Burman Method Design for Ruggedness Testing
Determination of
Factor A B C D E F G quinolones
Method (-) Null
Factors
Altered (+) Null
A: Rotation time
Sample
B: Turbovap
1 + - - + - + + temperature
2 + + - - + - + C: Volume after
3 + + + - - + - evaporation

4 - + + + - - + D: Vortexing after
evaporation
5 + - + + + - -
E: SPE cartridge
6 - + - + + + - recycling
7 - - + - + + + F: Concentration of
8 - - - - - - - aqueous NaOH
G: Null
Ketidakpastian Pengujian
(Measurement Uncertainty)
Ketidakpastian Pengujian

• Ketidakpastian adalah : parameter yang menetapkan rentang


(interval) nilai pengujian/pengukuran (di dalamnya terletak
Nilai Benar).
• Ketidakpastian pengukuran BUKAN menyatakan keraguan
(doubt) atas hasil yang valid atau absah, tapi sebaliknya:
• Ketidakpastian menyatakan PENINGKATAN KEYAKINAN
(confidence) dari keabsahan suatu hasil.
Nilai Pengukuran
-U X +U

Rentang nilai
Ketidakpastian Pengujian
Kesalahan (error)
•Definisi dari  kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil individual
dengan nilai benar.
•Sebenarnya nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak
diketahui dengan pasti.
•Berdasarkan penggolongannya, ‘kesalahan’ dapat dibagi menjadi 2
yaitu kesalahan acak dan kesalahan sistematik.
1.Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang bersumber
dari variasi yang bersifat acak dan dapat terjadi diluar kendali personil
yang melakukan pengukuran.
2.Kesalahan Sistematik (systematic error) atau 'bias' sifatnya konstan
atau dapat bervariasi yang dapat diramalkan. Kesalahan ini tidak dapat
dikurangi dengan cara pengulangan pengukuran.
•Mengestimasi ketidakpastian adalah mengkuantitasikan kesalahan dan
mengkombinasikan (menggabungkan) kesalahan-kesalahan tersebut.
Ketidakpastian Pengujian
Jenis Ketidakpastian

1. Ketidakpastian baku (u)


yaitu unsur/komponen (nilai) penyumbang ketidakpastian.

2.Ketidakpastian baku gabungan atau Combined Standard Uncertainty = uC


yaitu gabungan dari semua komponen ketidakpastian baku di atas.

3.Ketidakpastian yang diperluas atau bentangan atau Expanded Standard


Uncertainty = U
U = k uC
dimana : k = faktor pencakupan (coverage factor)
Ketidakpastian Pengujian
Estimasi Ketidakpastian

• Data ketidakpastian yang berasal dari masing-masing sumber perlu


dikonversi terlebih dahulu menjadi ketidakpastian baku (u) agar
dapat digunakan dalam perhitungan ketidakpastian akhir.
• Melakukan prosedur evaluasi ketidakpastian:
(i) Evaluasi Type A
untuk mengevaluasi efek random
(ii) Evaluasi Type B
untuk mengevaluasi efek random dan bias
Ketidakpastian Pengujian
Estimasi Ketidakpastian
Penggunaan : Evaluasi Type A
Evaluasi type A dapat diterapkan untuk mengestimasi :
• Efek personel (pengulangan penimbangan; pemipetan, titrasi,
pengujian, pengukuran dengan alat, dan sebagainya).
• Kinerja alat (presisi hasil pengukuran)
• Kinerja metode (presisi hasil uji menggunakan metode terkait)
• Evaluasi komponen ketidakpastian menggunakan cara statistik
Catatan : apabila dilakukan n pengukuran/ engujian, maka ketidakpastian
baku yang disumbangkan ialah = SD
n
Ketidakpastian Pengujian
Estimasi Ketidakpastian

Evaluasi Type B

Mengevaluasi efek random dan bias


Digunakan untuk mengestimasi ketidakpastian baku dari misalnya :
- Nilai acuan dari standar (bahan acuan/CRM)
- Volume labu volumetrik, pipet, gelas ukur, buret, piston burette,
piknometer dan lain-lain.
- Variasi suhu ruang pengujian (misal  4C); suhu oven ( 4 C)
- Hasil kalibrasi alat pengukuran (Neraca, termometer, pressure
gauge, stopwatch, piston burette dan sebagainya).
Ketidakpastian Pengujian
Ketidakpastian Baku

Standar
deviasi (s) s/n

Rentang 99% X/3,0


kepercayaan Ketidakpastian
95% X/1,96
baku u
( )

Asumsi pola Rectangular X/3


distribusi data
Triangular X/6

Cara
konversi
Ketidakpastian Pengujian
Ketidakpastian Baku Gabungan

Aturan Hubungan antara measurand dengan Perhitungan ketidakpastian


Penggabungan komponen ketidakpastian gabungan, uX

Aturan 1 a = b + c, atau a=b-c ua  (ub )2  (uc )2

2 2
u  u 
Aturan 2 a  b*c atau a  b ua  a  b    c 
c b c

Aturan 3 q  Bx ; B adalah konstanta uq  Bu x

u q  n  u x 
Aturan 4 q  xn 
q x
Ketidakpastian Pengujian
Diagram Fish-bone
m2 m1

Presisi Kalibrasi
Kalibrasi Presisi
Lin Bias
Lin Bias
U(d)

Kalibrasi
Presisi
Efek Temperatur

V
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
1. Model • Informasi:
- Banyaknya logam Cd yang ditimbang 100.28 mg
- Purity (kemurnian) logam Cd 99.99±0.01%
- Digunakan labu volumetrik 100 mL±0.1 mL
(20oC) dengan standar deviasi repitabilas sepuluh
kali pengulangan 0.02 mL
- Sertifikat kalibrasi neraca analitik memiliki
U=0.1 mg (k=2 pada tingkat kepercayaan 95%)
- Penimbangan dilakukan pada 24oC dengan
koefisien muai volume 2.1x10-4 oC-1

2. Formula
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
3. Diagram Fishbone
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
4. Estimasi ketidakpastian baku
(i) Purity
99.99±0.01% = 0.9999± 0.0001
0.0001
u(P) = = 0.000058
3
(ii) Massa
2 2
 0.1   0.1 
u(M)  
2  
2  = 0.07 mg
   
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
4. Estimasi ketidakpastian baku
(iii) Volume
0.1
- Kalibrasi u= = 0.058 mL
3
0.02 = 0.006 mL
- Repitabilitas u=
10

- Variasi temperatur = 100 x 4 x 2.1x10-4 = 0.084 mL


0.084
u= = 0.054 mL
3
0.058   0.006 
2 2
u(V)   (0.054)2 = 0.079 mL
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
5. Perhitungan ketidakpastian baku gabungan

1000 x100.28 x 0.9999


CCd   1002.7 mgL1
100

u(CCd )  1002.7x0.001 mgL1  1.0 mgL1


Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Pembuatan Larutan Standar Kadmium (Cd)
6. Perhitungan ketidakpastian diperluas (expanded uncertainty)

u(CCd )  1002.7x0.001 mgL1  1.0 mgL1

Maka U(CCd ) = 1.0 mgL-1 x 2 = 2.0 mgL-1

Sehingga CCd  1002.7  2.0 mgL1 pada tingkat kepercayaan 95% k=2
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Titrimetri: Standarisasi NaOH menggunakan Kalium
Hidrogen Pthalate (KHP)
1. Model • Informasi:
- Sertifikat kalibrasi timbangan 0.1 mg (k=2)
- Massa KHP (C8H5O4K) yang ditimbang 0.3888 g; Purity KHP
100±0.05%
- Massa molar KHP 204.2212 g.mol -1
- Titrasi dilakukan pada suhu 23oC menggunakan buret 25mL
± 0.03 mL (k=2) (20oC)
- Volume titrasi 18.64 mL

2. Formula
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Bilangan Asam dalam Minyak

Formula N=
A - B x M x 56.1
W
N = Bilangan asam (mg KOH per gram sampel)
A = volume larutan KOH untuk titrasi sample (mL)
B = volume larutan KOH untuk titrasi blanko (mL)
M = Molaritas larutan KOH (mol /L)
W = Berat sampel (gram)
56,1 = Berat molekul KOH

Uraikan rumus di atas menjadi dua bagian, disebut P dan Q :


P = A-B
Q = (M x 56,1)/W

Hasil akhir : N = P x Q
A = 3,35 mL u(A) = + 0,0196
B = 0,15 mL u(B) = + 0,0196
M = 0,1004 mol/L u(M) = + 0,0000675
W = 4,9978 gram, u(W) = + 0,0000866
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Bilangan Asam dalam Minyak
Untuk bagian pertama, gunakan Aturan 1
P = A – B = 3,35 – 0,15 = 3,20
u(P)= u(A)2 +u(B)2

Untuk bagian kedua, gunakan Aturan 2

2 2
 u(M)   u(W) 
u(Q) = Q x  M  + W 
   
Ketidakpastian Pengujian
Penentuan Ketidakpastian Bilangan Asam dalam Minyak
Hasil akhir :
N =PxQ
= 3,2 x 1,126984
= 3,60635
2 2
 u(P)   u(Q) 
u(N) = N x  P  + Q 
   

U = 0.03 x 2 = 0.06 pada tingkat kepercayaan 95% (k=2)


Hasil (dengan melaporkan ketidakpastian diperluas):
N = 3,61 + 0,06 pada tingkat kepercayaan 95% (k=2)
Referensi:
- B. Magnusson and U. Ornemark (eds.) Eurachem
Guide: The Fitness for Purpose of Analytical Methods – A
Laboratory Guide to Method Validation and Related Topics,
(2nd ed. 2014). ISBN 978-91-87461-59-0.
Available from www.eurachem.org.
- Eurachem/CITAC Guide (2012) Quantifying Uncertainty in
Analytical Measurement 3rd Edition, Eurachem-CITAC WG
- ISO Guide 33: 2000
- SNI ISO/IEC 17025:2008
- Anaytical Method Validation-Training course, National Measurement
Institute, Australia

Anda mungkin juga menyukai