Anda di halaman 1dari 50

Cilegon, 23 Mei 2013

F. Nasyir, MM.PHR

PENGUKURAN, KALIBRASI &


KETIDAKPASTIAN
Istilah-istilah dalam Pengukuran
 Manfaat Pengukuran
 Sarana untuk mendapatkan data guna mengambil keputusan
perlu/tidaknya meng-adjust proses manufaktur.
 Saranan untuk menentukan keterkaitan antara 2 variabel atau lebih (mis.
Temperatur tuang alumunium dengan porositas)

 Kualitas Data Pengukuran


 Bias
 Variance

 Sistem Pengukuran
 Sekumpulan aktifitas, proseur, alat ukur, software dan orang yang bertujuan
mendapatkan data pengukuran terhadap karakteristik yang sedang diukur
Konsep Pengukuran
 Terminologi
Berbagai istilah penting yang diberikan di sini adalah istilah yang
diambil dari standar Internasional. Istilah-istilah tersebut kebanyakan
mempunyai pengertian dan aplikasi khusus dibandingkan dengan
definisi umum yang terdapat dalam kamus, dengan demikian berbagai
definisi yang diberikan lebih ditekankan untuk memperjelas
penggunaan atau memperlancar komunikasi dan kesamaan pengertian

 Metrologi (Metrology)
Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengukuran
Instrumentasi dan Pengukuran
 Instrumentasi
Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup perancangan,
pembuatan, penggunaan instrumen/alat fisika atau sistem instrumen
untuk keperluan deteksi, penelitian, pengukuran dan pengolahan data

 Pengukuran (measurement)
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu
besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur adalah suatu
proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat
objek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian
yang diukur
Instrumentasi dan Pengukuran
 Ketelitian (accuracy)
Kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan
terhadap harga sebenarnya dari objek yang diukur

 Ketepatan (precision)
Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar
nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual dari
nilai rata-ratanya
Alat ukur yang mempunyai presisi yang bagus tidak menjamin bahwa alat
ukur tersebut mempunyai akurasi yang bagus
Instrumentasi dan Pengukuran
 Repeatability
Kemampuan alat ukur untu menunjukkan hasil yang sama dari proses pengukuran
yang dilakukan berulang-ulang dan identik

 Kesalahan
Beda aljabar antara nilai ukuran yang terbaca dengan nilai “sebenarnya” dari
objek yang diukur.
Perubahan pada reaksi alat ukur dibagi oleh perubahan aksinya

 Resolusi
Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan arti dua tanda
harga atau skala yang paling berdekatan dari besaran yang ditunjukkan
Instrumentasi dan Pengukuran
 Kalibrasi (calibration)
Serangkaian kegiatan untuk menetukan kebenaran konvensional penunjukan alat
ukur atau menunjukkan nilai yang diabadikan bahan ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar ukur yang tertelusur ke standar nasional
dan/atau internasional

 Koreksi (correction)
Suatu hargayang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk
mengkompensasi penambahan kesalahan sistematik

 Ketertelusuran
Terkaitnya hasil pengukuran pada standar nasional / internasional melalui peralatan
ukur yang kinerjanya diketahui, standar-standar yang dimiliki laboratorium tempat
pengukuran dilakukan dan kemampuan personil laboratorium tersebut
Instrumentasi dan Pengukuran
 Kehandalan (reliability)
Kesanggupan alat ukur untuk melaksanakan fungsi yang disyaratkan untuk suatu
periode yang ditetapkan

 Ketidakspastian Pengukuran (uncertainty)


Perkiraan atau taksiran rentang dari nilai pengukuran dimana nilai sebenarnya dari
besaran objek yang diukur (measurand) terletak

 Tranduscer
Bagian dari alat ukur untuk mengubah atau mengkonversikab suatu bentuk energi
atau besaran fisik yang diterimanya (sensing element) ke dalam bentuk energi atau
besaran fisik lainnya, sehingga ,udah diolah oleh peralatan berikutnya
Instrumentasi dan Pengukuran
 Sensor
Bagian / elemen dari alat ukur yang secara langsung berhubungan
dengan objek yang terukur (elemen perasa)

 Rentang ukur
Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas

 Jangkauan
Beda modulus dua batas rentang nominal dari alat ukur
Contoh: rentang nominal -10V s/d 10V, jangkauan 20V
Sistem Standard
 Standar Internasional (international standard)
Standar yang ditetapkan oleh persetujuan internasional sebagai
dasar untuk menetapkan suatu harga atau besaran bagi semua
standar lain dari besaran yang ada

 Standar Nasional (national standard)


Standar yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah sebagai
dasar untuk menetapkan harga atau besaran dalam suatu
negara, untuk semua standard lain dari besaran yang ada
Sistem Standard..
 Standar Primer (primary standard)
Standar yang mempunyai kualitas paling tinggi pada suatu besaran
terstentu
Catatan:Konsep standar primer berlaku baik untuk satuan dasar atau satuan
turunan

 Standar Sekunder (secondary standard)


Standar yang memiliki harga / nilai tertentu dibandingkan dengan standar
primer

 Standar Kerja (working standard)


Standar yang dikalibrasi oleh standar reference dan digunakan terus
menerus untuk mengkalibrasi dan mengecek alat ukur atau material yang
diukur
Konfigurasi & Karakteristik Alat Ukur
Pengukuran memberikan arti penting bagi manusia untuk menggambarkan
berbagai fenomena alam dalam bentuk kuantitatif atau angka.

Lord Kelvin menyatakan:”Bila anda dapat mengukur apa yang anda bicarakan
serta menyatakan dalam bentuk angka, maka anda mengerti apa yang anda
bicarakan. Tetapi bila anda tidak dapat mengukur dan tidak menyatakan nya
dalam bentuk angka, maka penegetahuan anda memuaskan atau mengecewakan”.

Yang sering menjadikan masalah dalam tingkat kesalahan yang terjadi dalam
pengukuran sangat diperlukan, untuk mengerti karakteristik operasional alat ukur
dan cara pengujian, kinerja yang ditentukan.

Untuk melakukan studi lebih lanjut berikut diberikan klarifikasi tentang alat ukur
berdasarkan berbagai kriteria maupun berdasarkan bentuk keluarannya
Konfigurasi & Karakteristik Alat Ukur..
Fungsi alat ukur ayang banyak digunakan di industri maupun di laboratorium
pengujian antara lain alat ukur suhu, alat ukur tekanan, alat ukur gaya, alat ukur
massa dan lain-lain, harus mampu secara akurat mendeteksi setiap perubahan

Untuk memperoleh unjuk kerja optimum, sejumlah karakteristik dasar harus


diperhatikan. Karakteristik alat ukur tersebut harus dapat diekspresikan dalam
bentuk kuantitatif

Akurasi pengukuran adalah salah satu atribut utama dari karakteristik statik yang
banyak digunakan sebagai petunjuk penting untuk pemilihan alat ukur. Dalam
pengukuran, akurasi setiap alat ukur sangat dipengaruhi oleh sensitifitas rentang
kerja, ketidaklinearan dan sifat-sifat dari tranduser.

Berikut diberikan berbagai parameter yang pada umumnya banyak ditemukan di


setiap lembaran data pada setiap alat ukur
Akurasi atau Ketelitian
Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. Akurasi
didefinisikan sebagai beda atau kedekatan (closeness) antara nilai yang terbaca
dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperimen, nilai sebenarnya yang
tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara
konvensional

Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada
kondisi operasi tertentu dan dapat diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau
presentase dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Semua
alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang berbeda-beda,
tergantung akurasinya

Sedang akurasi dari sebuah sistem tergantung pada akurasi individual elemen
pengindera primer, elemen sekunder dan alat manipulasi yang lain
Akurasi atau Ketelitian..
 Setiap unit mempunyai kontribusi terpisah dengan batas
tertentu. Jika ±a1,±a2,±a3 adalah batas akurasi
individual, maka akurasi total dari sistem dapat
diekspresikan sebagai berikut: A=±(a1+a2+a3).....
 Dalam praktek ada juga yang mengekspresikan
akurasi sistem dengan penjumlahan kuadrat:
A=±√(a1²+a2²+a3²).....
16

Ketidakpastian dalam Pengukuran


Pendahuluan
 Dalam era perdagangan bebas, parameter keberterimaan
17 suatu produk ditentukan oleh suatu spesifikasi yang berlaku
universal
• Kesesuaian terhadap spesifikasi tersebut ditentukan oleh suatu batas
tertentu disekitar nilai yang diinginkan, yang kemudian disebut
dengan ketidakpastian
• Perbedaan metode penaksiran ketidakpastian menyebabkan
ditolaknya suatu komoditi ke negara lain yang mempunyai metode
yang berbeda
• Untuk mencegah hambatan perdagangan tersebut, beberapa
organisasi internasional sepakat untuk menyusun suatu pedoman
yang berlaku universal
• Pedoman tersebut kemudian disebut sebagai ISO “Guide to The
Expression of Uncertainty In Measurement” yang diterbitkan pertama
kali pada tahun 1993
Pengukuran dan Kesalahan

18
 Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur
• Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai besaran ukur
• Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran
selalu mengandung kesalahan
• Terdapat dua komponen kesalahan pengukuran, yaitu:
Kesalahan acak; dan
Kesalahan sistematik
• Kesalahan acak timbul dari besaran berpengaruh yang tidak
terduga
• Kesalahan sistematik timbul dari besaran berpengaruh yang
dapat diduga berdasarkan model besaran ukur
KONSEP DASAR

Definisi Kesalahan Acak


19
• Hasil satu pengukuran dikurangi dengan nilai rata-rata dari
sejumlah besar pengukuran berulang terhadap besaran ukur
yang sama dalam kondisi pengukuran tertentu
e1
e3
e4
e6
e2
e5
x1 x4 x2  x5 x6 x3

• Nilai kesalahan acak tidak dapat dikoreksi karena bervariasi dari


satu pengukuran ke pengukuran lainnya
KONSEP DASAR
Definisi Kesalahan Sistematik

20
• Nilai rata-rata dari sejumlah besar pengukuran berulang
terhadap besaran ukur yang sama dalam kondisi pengukuran
tertentu dikurangi nilai benar besaran ukur tersebut
esistematik

xtrue x
• Dalam pengukuran, taksiran nilai benar diberikan oleh nilai
dalamm sertifikat kalibrasi alat ukur atau standar pengukuran
• Taksiran nilai kesalahan sistematik dapat dihitung dari pengaruh
besaran yang dapat dikenali selama proses pengukuran
sehingga taksiran kesalahan sistematik ini dapat dikoreksi
dengan suatu nilai koreksi atau faktor koreksi
KONSEP DASAR

 Nilai benar besaran ukur dan kesalahan pengukuran merupakan


21 suatu nilai yang tidak dapat diketahui
• Hasil pengukuran hanya dikatakan lengkap bila disertai dengan
suatu taksiran rentang dimana nilai benar dari besaran ukur
tersebut diyakini berada di dalamnya
• Parameter yang menyatakan suatu rentang dimana nilai benar
dari besaran ukur tersebut diyakini berada di dalamnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu disebut dengan KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
• Ketidakpastian pengukuran dapat ditaksir berdasarkan hasil
pengamatan terhadap perilaku besaran ukur selama proses
pengukuran dilakukan
KONSEP DASAR

Akurasi
22
• Akurasi didefinisikan sebagai kedekatan dari kesesuaian antara
hasil pengukuran dengan nilai benar besaran ukur
• Akurasi merupakan suatu konsep kualitatif

Nilai benar Nilai benar


KONSEP DASAR

Presisi
23
• Presisi adalah kedekatan dari kesesuaian antar hasil pengukuran
bebas yang dilakukan dalam kondisi tertentu.
• Presisi berhubungan dengan distribusi kesalahan acak, tidak
berhubungan dengan kedekatan terhadap nilai benar

Nilai benar Nilai benar


KONSEP DASAR
Ilustrasi
AB = 101 cmCD = 100 cm
24
EF = 102 cm
BERAPAKAH
PANJANG MEJA ??

TIDAK SAMA!!

A
SEMUA
B
PENGUKURAN
C
D
TIDAK PASTI
E F
KONSEP DASAR
Definisi Ketidakpastian Pengukuran
25
 Ketidakpastian pengukuran didefinisikan sebagai suatu
parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang
menyatakan sebaran nilai yang secara beralasan dapat diberikan
kepada besaran ukur
• Apabila taksiran nilai besaran ukur dinyatakan dengan
x, dan ketidakpastian pengukuran untuk tingkat
kepercayaan tertentu dinyatakan dengan U, maka nilai
dari besaran ukur tersebut, yaitu X diyakini berada
dalam rentang:
x- U < X < x + U
SUMBER KETIDAKPASTIAN
26
 Standar atau acuan

• Benda ukur

• Peralatan
• Metode pengukuran

• Kondisi lingkungan
• Personil pelaku pengukuran
SUMBER KETIDAKPASTIAN

27
• Sumber-sumber lain yang timbul dari
definisi besaran ukur yang tidak memadai,
nilai tetapan yang digunakan dalam perhitungan
keterbatasan teknik perhitungan
perbedaan hasil pengamatan berulang pada
kondisi yang sama
• Kesalahan pemakaian alat ukur, kesalahan program
komputer, kesalahan pemindahan data, kesalahan model
besaran ukur bukan merupakan sumber ketidakpastian
melainkan penyebab hasil pengukuran yang SALAH
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

28
Populasi dan Sampel

Populasi
Sampel
n n

N
X : Nilai rata - rata sampel
s 2 : Varian dari sampel
 : Nilai rata - rata populasi
 2 : Varian dari populasi
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Taksiran Varian dari Nilai rata-rata sampel


29

• Nilai rata-rata sampel untuk besaran ukur Xk sejumlah n


1 n
X   Xk
n k 1
• Varian sampel n
1
s (Xk ) 
2

n  1 k 1
( X k  X )2

• Taksiran Varian dari nilai rata-rata sampel


s2 ( X k ) 1 n
s (X ) 
2

n
 
n(n  1) k 1
( X k  X )2
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Ketidakpastian
30
• Dalam suatu proses pengukuran ketidakpastian ditaksir dari
pengamatan terhadap n sampel besaran ukur Xk
• Dari n sampel besaran ukur Xk, ketidakpastian baku dapat
dihitung dengan:
u ( X ) = s ( X ) = s / √n
s ( X ) adalah simpangan baku rata-rata eksperimental
STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan
31
Distribusi Normal

  2    2
Batas tingkat kepercayaan 95% Batas tingkat kepercayaan 95%

Interval kepercayaan 95%


STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

32 Distribusi Segiempat (rectangular)

Rentang
Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(30.5)


STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

33 Distribusi Segitiga (triangular)

Rentang
Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(60.5)


STATISTIK DALAM PENAKSIRAN KETIDAKPASTIAN

Distribusi Kemungkinan

34 Distribusi Bentuk-U (U-shape)

Rentang
Setengah rentang (a)

Simpangan bakunya dihitung dengan s=a/(20.5)


KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

35
Berdasarkan teknik evaluasinya, komponen ketidakpastian pengukuran dapat diklasifikasikan
menjadi komponen ketidakpastian Tipe-A dan komponen ketidakpastian Tipe-B:

Komponen Ketidakpastian Tipe-A


• Dievaluasi dengan analisis statistik dari sekumpulan data
pengukuran, yang antara lain meliputi:
Simpangan baku rata-rata eksperimental
Simpangan baku eksperimental pooled
Regresi linier dan teknik statistik lainnya
KLASIFIKASI KOMPONEN KETIDAKPASTIAN

Komponen Ketidakpastian Tipe-B


36
• Dievaluasi dengan metode selain analisis statistik dari
sekumpulan data pengukuran, biasanya berdasarkan
penetapan ilmiah menggunakan informasi yang relevan,
Data pengukuran
antara sebelumnya
lain meliputi:
Pengalaman dan pengetahuan
Spesifikasi pabrik
Data dari sertifikat kalibrasi
Ketidakpastian yang ditetapkan berdasarkan databook
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU
Ketidakpastian baku adalah ketidakpastian dari hasil
37
pengukuran yang dinyatakan sebagai satu simpangan baku
Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe A
1 n
X   Xk
• Nilai rata-rata dari n sampel n k 1
n

(X i  X )2
• Simpangan baku sampel s i 1
n 1
s
• Simpangan baku dari Nilai
rata-rata sampel n
s
u
• Ketidakpastian baku n
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE A

Ilustrasi
Panjang meja:
38
AB = 101 cm;
SIMPANGAN BAKU CD = 100 cm; NILAI RATA-RATA
=1 cm EF = 102cm =101 cm

KETIDAKPASTIAN BAKU
TIPE A=0.58 cm
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU

Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe B


39
Distribusi Normal
Dalam sertifikat kalibrasi anak timbangan standar tercantum nilai
ketidakpastian untuk tingkat kepercayaan 95% adalah 0.01 mg
dengan faktor cakupan k = 2
Dari data dalam sertifikat kalibrasi standar tersebut maka
ketidakpastian baku dapat ditaksir dengan
u = (0.01 mg)/ 2 = 0.005 mg
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

40
Distribusi Segiempat
Resolusi timbangan yang digunakan untuk menimbang sampel
obat adalah 0.01 mg

0.01 mg
0.005 0.01 0.015
-a +a
a = + (0.01 mg)/ 2 = + 0.005 mg
u = a / (30.5) = + 0.0017 mg
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

Distribusi Segitiga
41

Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa


suhu ruangan tersebut selalu berada dekat dengan pusat dari
rentang 20 + 2 0C
Sehingga setengah rentang
diberikan oleh a = + 20C
-a +a
u = a / (60.5) = + 1.15 0C 20-2 20 20+2
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU TIPE B

42 Distribusi Bentuk-U
Dalam pemantauan suhu ruangan kalibrasi tercatat bahwa
suhu ruangan tersebut selalu berada pada daerah batas dari
rentang 20 + 2 0C
Sehingga setengah rentang
diberikan oleh a = + 20C
-a +a
20-2 20 20+2
u=a/ (20.5) = + 1.41 0C
KOEFISIEN SENSITIFITAS
43
Dalam suatu proses pengukuran sering dijumpai keadaan
dimana besaran yang diukur merupakan fungsi dari besaran
masukan lainnya
Koefisien sensitifitas menunjukkan laju perubahan besaran
yang diukur setiap satu satuan besaran masukan
Koefisien sensitifitas memberikan faktor konversi untuk
mengubah satuan dari besaran masukan ke dalam satuan
besaran yang diukur
KOEFISIEN SENSITIFITAS

Evaluasi Koefisien Sensitifitas


44
Secara matematis laju perubahan besaran yang diukur
terhadap besaran masukannya dapat dievaluasi dengan
turunan parsial
Nilai dari koefisien sensitifitas sangat bergantung pada model
matematis yang menunjukkan relasi antara besaran yang
diukur dengan besaran masukannya
Secara eksperimental koefisien sensitifitas dapat dievaluasi
dari data pengamatan terhadap besaran yang diukur
dengan mengubah nilai salah satu besaran masukan dan
mempertahankan nilai besaran masukan lainnya
EALUASI KOEFISIEN SENSITIFITAS

45
Model Matematis

Jika relasi antara besaran yang diukur y, terhadap besaran-


besaran masukan x1, x2, xs dinyatakan dengan:
y = f (x1, x2, x3)
Koefisien sensitifitas dari masing-masing besaran masukan
dapat dinyatakan dengan:
y y y
; ;
x1 x 2 x3
EALUASI KOEFISIEN SENSITIFITAS
Ilustrasi

46
LUAS BIDANG = A (cm2)
l (cm)
A=pxl
A A
 p l
l p p (cm)

Bila panjang segi empat berubah sebesar )mc( p


Maka luas segiempat akan berubah sebesar A  lp(cm )
2

Bila panjang segi empat berubah sebesar )mc( l


Maka luas segiempat akan berubah sebesar A  pl (cm 2 )
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BAKU GABUNGAN
Apabila suatu besaran ukur y dapat dinyatakan sebagai
47
fungsi dari besaran masukan x1, x2, …, xn
Maka ketidakpastian baku gabungan dari besaran ukur y, yaaitu
uc(y) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari ketidakpastian baku
dari masing-masing besaran masukan, u(x1), u(x2), … u(xn)
dengan relasi sebagai 2berikut: 2 2
 y   y   y 
uc ( y )  
 x u ( x )
1 
  
 x u ( x )
2 
  ...  
 x u ( x )
n 

 1   2   n 

Bila masing-masing besaran masukan tersebut tidak berkorelasi


EVALUASI KETIDAKPASTIAN BENTANGAN
Ketidakpastian bentangan dari besaran ukur, yaitu U dapat
48
dinyatakan sebagai fungsi dari ketidakpastian baku gabungan
dengan relasi
U = k x uc(y)
Dimana k merupakan faktor cakupan yang diperlukan untuk
mencapai tingkat
Apabila fungsi kepercayaan
rapat tertentu
kemungkinan dari besaran ukur
diasumsikan memiliki bentuk distribusi normal, maka
k = 1, untuk tingkat kepercayaan 68,3 %
k = 2, untuk tingkat kepercayaan 95 %; dan
k = 3, untuk tingkat kepercayaan 99%
EVALUASI KETIDAKPASTIAN BENTANGAN

Dalam sertifikat kalibrasi biasanya digunakan pelaporan


49
ketidakpastian bentangan pada tingkat kepercayaan 95%
artinya:
terdapat 5 kemungkinan dari seratus pengukuran
mempunyai nilai diluar rentang ketidakpastian bentangan
yang dilaporkan
Dalam dalam sertifikat
sertifikat kalibrasi standar pengukuran atau alat ukur
harus dicantumkan tingkat kepercayaan dan faktor cakupan
yang digunakan dalam perhitungan ketidakpastian bentangan
ILUSTRASI HASIL PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIANNYA
Nilai Variansi
Pengamatan tak terkoreksi
50 Rata-rata dari pengamatan
tak terkoreksi
Taksiran koreksi untuk
semua gejala sistematik
yang dapat diketahui
Hasil pengukuran
(tidak termasuk ketidakpastian
karena definisi besaran ukur yang
tidak lengkap)yang tidak
Kesalahan
diketahui (tidak bisa diketahui)
Nilai besaran ukur (tidak bisa
diketahui)
Nilai besaran ukur dengan
definisi yang tidak lengkap
Hasil akhir pengukuran

Anda mungkin juga menyukai