Anda di halaman 1dari 53

VERIFIKASI

METODE PEMERIKSAAN LAB


MUTU ANALITIK SESUAI PERSYARATAN ISO 15189-
2012

• Memvalidasi metode yang dipakai


• Memverifikasi spesifikasi dari pabrik
• Memastikan mutu secara berkesinambungan ( PMI, PME/ Uji
banding, Uncertainty, Kalibrasi, Pemeliharaan)
VALIDASI
Validation confirmation, through the provision of objective evidence, that the requirements for a
specific intended use or application have been fulfilled.

• Proses untuk memastikan persyaratan untuk suatu penggunaan atau penerapan tertentu
terpenuhi dengan memberikan bukti-bukti objektif
• Validasi dilakukan bila metode yang dipakai:
• belum divalidasi
• tidak standard
• dikembangkan sendiri/ homebrew oleh lab
• dimodifikasi / diubah dari asli yang sudah divalidasi ( reagen, alat, waktu, suhu dll)
• dipakai untuk sampel/ tujuan yang berbeda dan belum pernah divalidasi
• Laboratorium harus mendokumentasikan proses yang dipakai untuk verifikasi dan
mencatat hasilnya
• Staf yang bertanggung jawab harus meninjau ulang dan mencatat proses tinjau ulang
ini.
VALIDATED PROCEDURES/ METHODE

• Prosedur yang tertulis dalam instruksi penggunaan reagen


• Kit yang dijual untuk diagnostic biasanya sudah divalidasi minta
buktinya
• Kit yang dijual untuk riset biasanya belum tervalidasi penuh
• Pastikan metode sudah divalidasi melalui pedoman yang sah / valid (
CLSI, ISO, FDA…..)
• Dipublikasi dalam textbook atau jurnal
• Konsensus, standard, pedoman
• Regulasi nasional/ lokal
VERIFICATION

• Digunakan untuk suatu pemeriksaan yang sudah tervalidasi.

• Verifikasi dilakukan SEBELUM suatu metode yang sudah divalidasi atau IVD
( invitro device) komersial digunakan untuk pemeriksaan rutin di
laboratorium TANPA MODIFIKASI ( baik kit, reagen atau alat)

• Prosedur yang sudah divalidasi dan digunakan tanpa modifikasi harus


diverifikasi secara independen oleh laboratorium sebelum digunakan untuk
pemakaian rutin

• Lab harus meminta informasi tentang spesifikasi performa prosedur terkait


dari manufaktur  presisi, bias, ketelusuran, MU,
VERIFIKASI ( KLAUSUL 5.5.1.2)
• Proses verifikasi tsb harus memastikan dengan bukti-bukti yang objektif
bahwa yang di klaim oleh manufaktur, atau literature, atau standard telah
terpenuhi
• Verifikasi sebaiknya meliputi lot reagent, calibrator, kondisi dan petugas
yang berbeda.
• Harus dituangkan dalam manual mutu dan SOP / IK dan didokumentasikan
buktinya .
• Laboratorium harus mendokumentasikan proses yang dipakai untuk
verifikasi dan mencatat hasilnya
• Staf yang bertanggung jawab harus meninjau ulang dan mencatat proses
tinjau ulang ini.
• Diulang bila ada pergantian : Formulasi, prosedur, Reagen, Kalibrator
• VALIDASI PENUH:
• Untuk metode yang baru dikembangkan
• Memastikan semua karakteristik performa
• Dilakukan bila tdk ada metode standard yang dapat digunakan sebagai pembanding
performa
• VALIDASI KOMPARATIF:
• Dilakukan bila metode yang sudah divalidasi dimodifikasi
• Dilakukan perbandingan kinerja metode yang dimodifikasi terhadap metode yang
sudah divalidasi/ standard
• VERIFIKASI:
• Dilakukan bila metode yang sudah divalidasi digunakan untuk penggunaan rutin
APA YANG DI VALIDASI /VERIFIKASI
• PRESISI  CV
• AKURASI  bias
• Linearitas
• Limit of detection, Limit of Quantification, Reportable range
• Interferensi / spesifisitas
• Nilai rujukan
• Ketidakpastian pengukuran ( Uncertainty of measurement)
• Carry over reagen dan sampel
PRESISI DAN AKURASI ( ISO 3534-1)
PRESISI
• Kesesuaian /kedekatan dari hasil pemeriksaan dengan kondisi yang
telah ditetapkan
• Hanya tergantung pada distribusi kesalahan acak (random errors)
• Tidak berkaitan/ ada hubungannya dengan “true value”.
• Dihitung sebagi SD/CV  SD makin besar artinya makin tidak
presisi

AKURASI
• Kesesuaian/ kedekatan antara hasil pemeriksaan dengan nilai
rujukan
• Mencakup komponen : random error and systematic error / bias
(SD /CV+ Bias)
PRESISI DAN AKURASI

• AKURASI – seberapa kecil beda


hasil dengan hasil sebenarnya
• PRESISI – seberapa dekat
hasil tersebut satu sama lain
DISTRIBUSI DATA
PRESISI
REPEATABILITY
• Presisi hasil pemeriksaan yang diperiksa dengan metode dan alat yang sama, oleh operator yang
sama di lab yang sama dalam kurun waktu yang singkat / within run  biasanya dalam 8 jam
• Dilaporkan sebagai repeatability SD atau repeatability CV
• Repeatability limit (r): nilai < perbedaan absolut antara 2 hasil yang diperoleh pada uji
repeatability dengan probabilitas 95%

REPRODUCIBILITY
• Presisi hasil pemeriksaan yang diperiksa dengan metode yang sama, oleh operator yang berbeda
dengan lot dan kalibrator yang berbeda dalam kurun waktu yang lebih lama ( between run )
• Dilaporkan sebagai reproducibility SD atau reproducibility CV
• Reproducibility limit (R): Nilai < perbedaan absolut antara 2 hasil yang diperoleh pada uji
reproducibility dengan probabilitas 95%
BIAS
BIAS:
• Perbedaan antara hasil pemeriksaan dengan nilai rujukan yang diakui
=Total systematic error ( Bias lab + Bias metode)
LABORATORY BIAS
Perbedaan antara hasil pemeriksaan yang diharapkan di suatu laboratorium dengan nilai
rujukan yang diakui
• Tergantung kondisi pemeriksaan masing-masing lab
• Dapat tidak sama pada kadar yang berbeda
• Dibandingkan terhadap lab lainnya
BIAS OF THE MEASUREMENT METHOD
• Perbedaan antara hasil pemeriksaan yang diharapkan yang diperoleh
dari semua laboratorium yang menggunakan metode tsb dengan
nilai rujukan yang diakui
• Tidak sama pada kadar yang berbeda
PRESISI
• Material :
• = matriks sampel pemeriksaan
• sampel pasien, materi referens , kalibrator, bahan PME, bahan kontrol PMI.
• Min 2 level yang bermakna secara klinis
• Waktu :
• Within run
• Within day
• Between day

• CLSI EP15-A2: 2 levels, lakukan 3x/ hari selama 5 hari


• Kalkulasi : Mean, SD, CV
• Bandingkan CV dengan claim manufaktur atau persyaratan clinical outcome
atau biological variation atau State of the art
AKURASI

• Perbedaan hasil pemeriksaan lab dengan “true result”  bias


• Prosedur:
• Menggunakan bahan yang mempunyai assigned value
• Menggunakan CRM (National Institute of Standards and Technology atau Joint Committee for
Traceability in Laboratory Medicine, ), bahan uji profisiensi/PME yang sudah diketahui nilainya ,
nilai bahan peer group QC
• Jangan menggunakan nilai target dari bahan PMI
• 2 level, min 20 sampel ( CLSI-EP15-A2),
• Kalkulasi :
• Perbedaan antar mean.
• Total Error : 2xCV + Bias < TEA
• Korelasi  Linear regression
• Target keberterimaan :
• Westgard : https://www.westgard.com/biodatabase1.htm
• CLIA : http://www.clinlabnavigator.com/clia-acceptable-test-performance-criteria.html
• https ://www.datainnovations.com/allowable-total-error-table
• Textbook
TARGET
• Clinical requirement
• Intra individual Biological variation component
• TEA
• Current State of the art
CLINICAL DECISION LEVEL
TOTAL ERROR ALLOWABLE
BIOLOGICAL VARIATION

http;//westgard.com/biodatabase1.htm
LINEARITAS

• Batas kadar atas dan bawah dimana kurve kalibrasi masih linier
• Biasanya ditentukan dari pabrik
• Harus diverifikasi oleh lab
• Makin lebar rentang lineritas makin baik
• Dilakukan uji linearitas bila :
• Alat atau metode baru
• Perbaikan major/ penggantian sparepart utama
LINEARITAS REAGEN
UJI LINEARITAS

• Dilakukan uji linearitas dengan bahan standard


• > 3 standard
• Matrix = specimen yang akan diperiksa,
• Kadar termasuk nilai rendah dan tinggi, dan kadar bahan standard > kadar yang sering
dijumpai
• Dapat digunakan serum pasien yang mempunyai kadar yang tinggi
• Lakukan pengenceran bertingkat
• Lakukan triplo  hitung rerata
• Plot pada grafik lihat apakah terbentuk garis linear ( slope 1 dan Y intercept 0)
• Slope : indikator % recovery  bila slope 0.94 artinya recovery 94%.
• Linearitas dapat diterima bila slope 1.00 +/- 0.03 dan Y intercept 0 +/-, presisi within run
< 10% CV pada tiap level
Detection range

Detection range
Working range = Calibration
range
Linear range
Analytical range /Reportable
range
KARAKTERISTIK SUATU METODE
• Rentang pemeriksaan (analytical measuring range, limit of quantification)
• Adalah rentang konsentrasi analit dimana hasil pengukuran masih
dalam toleransi bias dan impresisi metode dan masih dalam batas
lineriatas
• =Nilai yang dapat dilaporkan

• Limit of detection
• Nilai terendah yang secara bermakna melebihi nilai blanko
• Biasanya +2-3 SD dari pengukuran blanko
RENTANG YANG DAPAT DILAPORKAN
• = Rentang pemeriksaan (analytical measuring range, limit of quantification)
• Nilai atas :
• Konsentrasi standard tertinggi yang pada pemeriksaan menunjukkan linearitas, akurasi dan
presisi yang baik
• Nilai bawah :
• Konsentrasi standard terendah yang pada pemeriksaan menunjukkan linearitas, akurasi dan
presisi yang baik
• Tidak boleh melebihi nilai yang dicantumkan pabrik
• Hasil pasien yang melebihi rentang yang dapat dilaporkan harus diencerkan / dilaporkan lebih
dari…
• Bahan/ diluen untuk melakukan pengenceran serta batas maksimal pengenceran sesuai
instruksi pabrik
• Bila hasil pasien lebih rendah dari rentang yang dapat dilaporkan --> dilaporkan kurang dari ….
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS

• Sensitivitas:
• Kemampuan suatu metode untuk mendeteksi adanya variasi
konsentrasi yang kecil
• Tergantung dari presisi metode
• Spesifisitas
• Kemampuan suatu prosedur untuk mendeteksi/menghitung secara
spesifik konsentrasi analit yang diperiksa tanpa dipengaruhi substansi
penganggu/ interference ( lisis, lipemik, obat dll) dalam spesimen
• Reaksi silang
SENSITIVITAS ( LOD)
• =lower detection limit
• Bahan : Materi blanko ( NaCl, Aquadest
Sampel kadar rendah / Bahan QC kadar rendah yang mendekati nilai yang
diclaim oleh pabrik
• Proses :
1. Tentukan nilai blank
2. Tentukan nilai “low level positive samples”
• Low level positive samples: =/ sedikit diatas manufacturer’s claim detection limit.
• CLSI EP17-A :
–periksa 20 blanks; bila < 3 melebihi nilai blank yang telah ditetapkan
`  nilai blank tersebut diterima/ verified
– Periksa 20 low level positive patient samples; < 3 dibawah nilai
blank, detection of limit ( LOD) diterima/ verified
RENTANG RUJUKAN
• Dibedakan berdasarkan:
• Usia,
• Jenis kelamin
• Spesimen
• Metode
• Dilakukan tinjau ulang nilai normal setiap tahun atau bila metode
berubah
• Dokumentasi sumbernya
• Membuat nilai normal lab sendiri  minimal 120 subjek
untukmasing-masing nilai normal
• Verifikasi nilai normal yang ada dengan 20 subjek
RENTANG RUJUKAN NORMAL
RENTANG RUJUKAN
HCG
INTERFERENSI
• Menetapkan interferensi yang mempengaruhi pemeriksaan :
literature, manufaktur
• Hemolysis, lipemia, icterus,antikoagulan, substansi/ obat
TRACEABILITY=KETELUSURAN
MASALAH KITA SEHARI-HARI

• Pria, 40 th, BB 50 kg,


• LABORATORIUM A : Creatinin 1.25 mg/dL ( 1.1-1.2)
• LABORATORIUM B : Creatinin 1.10 mg/dL (1.1 -1.2)

• Apakah terjadi perbaikan dari penyakitnya ?


MENGAPA LAB PERLU TRACEABILITY

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan REAGEN dan ALAT yang berbeda
seharusnya harus comparable walapun dikerjakan di Lab, RS, Kota atau
Negara yang berbeda, sehingga pasien dapat memperoleh DIAGNOSA dan
PENGOBATAN yang TEPAT dimanapun dia berobat

 Ketelusuran pada suatu standard rujukan yang mengacu ke unit


Sistem International
TRACEABILITY=KETELUSURAN

• Traceability adalah ketelusuran suatu hasil laboratorium atau bahan


kalibrator / kontrol terhadap suatu bahan standard rujukan nasional /
internasional melalui suatu proses yang berkesinambungan yang
masing –masing mempunyai nilai ketidakpastian pengukuran
(International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology
/VIM 1993)
MENGAPA LAB PERLU TRACEABILITY
HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
IMPLEMENTASI TRACEABILITY DI LABORATORIUM

• Seringkali tidak memungkinkan atau tidak cost effective untuk menggunakan standard
primer untuk kalibrasi
• Laboratorium harus memastikan bahwa pemeriksaan dan kalibrasi yang dilakukan
tertelusuri melalui rantai yang tidak terputuskan sampai ke suatu standard nasional /
internasional  SI
• Merupakan kewajiban suatu perusahaan diagnostik untuk memastikan bahwa bahan
kalibrator / bahan kontrol yang mereka sediakan tertelusuri ke suatu Certified Reference
material dan Reference Measurement Procedure
Perusahaan diagnostik harus dapat memberikan data/dokumen traceability dari
kalibrator dan kontrol yang digunakan
• Daftar Certified Reference Material (CRM) atau Procedure (RMP) dapat dilihat di
www.bipm.org/jctlm atau http://www.ifcc.org
JOINT COMMITTEE ON
TRACEABILITY OF LABORATORY MEDICINE

 2002 : CIPM, IFCC, WHO, ILAC membentuk JCTLM ( Joint Committee on


Traceability of Laboratory Medicine)  untuk memastikan standardisasi hasil
pengukuran

 Terdapat lebih dari 200 CRM dan 125 RMP


• Calibrator Value
• Uncertainty of
Measurement
• Reference Material
• Reference Method
• Calibrator Value
• Uncertainty of
Measurement
• Reference Material
• Reference Method
• Calibrator Value
• Uncertainty of
Measurement
• Reference Material
• Reference Method
PERLUNYA TRACEABILITY

• Pengawasan/kontrol kualitas dari produk yang digunakan


• Mewujudkan Harmonisasi hasil laboratorium secara walaupun dikerjakan
dengan reagen atau alat yang berbeda
• Memberikan keyakinan akan trueness ( kebenaran) hasil pemeriksaan
• Memenuhi persyaratan ISO 15189

Anda mungkin juga menyukai