Anda di halaman 1dari 31

Uji Profisiensi

Uji Profisiensi
Serangkaian kegiatan pengujian
untuk mengidentifikasi unjuk kerja
laboratorium yang turut serta dalam
kegiatan pengujian tersebut melalui
cara uji banding antar laboratorium
Manfaat Uji Profisiensi/Uji Banding
Laboratorium
• Menentukan dan memonitor kesinambungan
unjuk kerja laboratorium dalam pengujian
tertentu
• Mengidentifikasi masalah dalam berbagai
laboratorium dan menginisiasi tindakan
perbaikan yang diperlukan
• Menentukan unjuk kerja dari suatu metode
pengujian (yang lama dan yang baru),
komparabilitas antar metode
JENIS UJI PROFISIENSI
1. Perbandingan Pengukuran (Measurement
Comparison Schemes)
Bahan yang diuji diedarkan berturut-turut
dari laboratorium peserta yang satu ke yang
berikutnya, yang akhirnya kembali kepada
laboratorium rujukan yang menetapkan
“Assigned Value”.
Metode Uji : perbandingan pengukuran
JENIS UJI PROFISIENSI
2. Pengujian Antar Laboratorium
(Interlaboratory Testing Schemes)
Bahan uji yang serupa didistribusikan kepada
semua laboratorium peserta dan diuji secara
serentak. Hasil uji dikumpulkan oleh
koordinator, diolah secara statistika dan
hasilnya dibandingkan terhadap “Assigned
Value” untuk dapat menentukan unjuk kerja
masing-masing laboratorium pekerja
Metode Uji : pengujian antar lab.
JENIS UJI PROFISIENSI
3. Pengujian Contoh Terbelah (Split-Sample
Testing Schemes)
Merupakan bentuk khusus uji profisiensi yang
sering digunakan oleh klien laboratorium,
termasuk diantaranya badan-badan regulasi
JENIS UJI PROFISIENSI
4. Pengujian Kualitatif (Qualitative Schemes)
Dalam pengujian dilakukan evaluasi
kemampuan laboratorium untuk
mengkarakterisasi suatu bahan tertentu secara
kualitatif
JENIS UJI PROFISIENSI
5. Pengujian Dengan Nilai Tengah (Known Value
Schemes)
Dalam pengujian ini bahan uji dibuat sehingga
kadar komponennya diketahui (assigned value)
dengan pasti, dan ini digunakan untuk menguji
kemampuan laboratorium peserta yang
jumlahnya satu atau lebih
JENIS UJI PROFISIENSI
6. Proses Parsial (Partial Process Schemes)
Merupakan bentuk khusus uji profisiensi yang
melibatkan evaluasi kemampuan laboratorium
untuk melaksanakan sebagian dari keseluruhan
proses pengujian/pengukuran
TATA CARA PELAKSANAAN
• Perencanaan:
Meliputi pemilihan bahan uji, jenis pengujian,
jumlah laboratorium peserta, jadwal
pelaksanaan dan biaya pelaksanaan

• Penyiapan Contoh:
Meliputi pengadaan contoh uji dan uji
homogenitas
TATA CARA PELAKSANAAN
• Pengemasan:
Bagian contoh dikemas dalam kemasan yang
sesuai, diberi kode, diberi tanda-tanda
seperlunya untuk menjamin agar contoh sampai
di laboratorium tanpa terjadi kerusakan
TATA CARA PELAKSANAAN
• Pengiriman:
Contoh beserta petunjuk dikirim paling lambat
dua seminggu sebelum pengujian dilaksanakan
dengan maksud agar laboratorium dapat
mempelajarinya sebelum melakukan pengujian
TATA CARA PELAKSANAAN
• Pengujian
Pengujian dilakuakn serentak di semua
laboratorium peserta pada tanggal yang
ditentukan dengan mengikuti petunjuk yang
diberikan

• Evaluasi
Hasil uji dievaluasi secara statistik untuk
menilai unjuk kerja laboratorium
TATA CARA PELAKSANAAN
• Penyampaian Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi disampaikan kepada semua
laboratorium peserta dengan menjaga
kerahasiaan identitas masing-masing peserta
dalam bentuk laporan proficiency testing
Pengertian (menurut ISO Guide 43)

Uji Profisiensi
=
Serangkaian kegiatan pengujian untuk
mengidentifikasi unjuk kerja laboratorium
dengan cara
uji banding antar laboratorium
Tujuan Uji Profisiensi
1. Memberikan perangkat jaminan mutu bagi
laboratorium
2. Membandingkan kinerja laboratorium sejenis,
melakukan tindakan yang diperlukan, serta
peningkatan kinerja
3. Menginvestigasi sistem manajemen laboratorium yang
sedang dijalankan.

PENTING!!!
Pernyataan kompetensi laboratorium
Perlu diperhatikan ….
• Kemampuan koordinator untuk melakukan pengujian
• Metode yang digunakan oleh masing-masing
laboratorium peserta uji profisiensi
• Kemampuan peserta untuk melakukan pengujian
dengan alat dan metode yang ditentukan
• Homogenitas sampel
Batasan Uji Profisiensi
1. Uji profisiensi tidak bisa menggantikan peran QC
rutin.
2. Uji profisiensi hanya memberikan indikasi adanya
masalah dalam pengujian, tidak memberikan
pemecahan masalah.
3. Keberhasilan laboratorium dalam uji profisiensi suatu
analit tidak mengindikasikan bahwa laboratorium
tersebut juga kompeten untuk jenis analit yang lain.
Assigned Value = Nilai sampel
• Merupakan tanggung jawab laboratorium koordinator
• Cara mendapatkan nilai sampel:
▫ Formulasi  mencampur bahan yang diketahui
▫ CRM  certified reference material
▫ RM  reference material
▫ Laboratorium ahli
▫ Peserta uji
Parameter Statistik
• Parameter Statistik dipengaruhi oleh data-data outlier
Contoh: Mean

• Robust Statistik  tidak dipengaruhi oleh data-data


outlier
Contoh: Median, nIQR

Robust parameter lebih disarankan penggunaannya dalam


uji Profisiensi.
z – score - kriteria
 Dapat diterima (inlier)
Kriteria : |Z| < 2  inlier.

 Straggler/warning limit
Kriteria : 2< |Z| <3 straggler.
Hasil pengujiannya perlu lebih diperhatikan diberi
tanda §

 Outlier
Kriteria : |Z|> 3  outlier
Diberi tanda §§.
Penyajian Data
Hasil Uji Profisiensi
Grafik Z-score
Diagram Youden
Grafik Z-score within laboratory
menggambarkan presisi dari pengujian

Outlier

Straggler

Outlier
Grafik Z-score between laboratory
menggambarkan akurasi pengujian

Outlier

Straggler
Diagram Youden

Kesalahan sistematik

Kesalahan acak
Tanggapan thd hasil uji profisensi
Tindakan perbaikan apabila hasil uji mengindikasikan
nilai |z| > 3 :

1. Cek apakah staf pelaksana memahami dan mengikuti


prosedur pengukuran.
2. Cek apakah semua detail prosedur pengukuran sudah
benar.
3. Cek kalibrasi alat dan komposisi reagen
4. Lakukan uji banding operator, peralatan, dan atau
reagen dengan laboratorium lain
Identifikasi masalah

Anda mungkin juga menyukai