Anda di halaman 1dari 12

Pengertian GAP Analysis

Gap analysis merupakan suatu metode peengukuran untuk


mengetahui kesenjangan (gap) antara kinerja suatu variable
dengan harapan konsumen terhadap variable tersebut.
Fungsi Gap Analysis

Menjelaskan metode yang digunakan

Membandingkan metode yang akan digunakan

Menentukan kekuatan dan kelemahan

Membantu menciptakan proses yang lebih baik


Langkah Menetukan Gap Analysis

Identifikasi
Identifikasi
Identifikasi keadaan Identifikasi
Menetukan kesenjangan
metode yang laboratorium cara
tujuan antara metode
akan yang akan menyelesaikan
pengujian dan kondisi
digunakan dilakukan masalah
laboratorium
pengujian
CONTOH GAP ANALYSIS PENETAPAN KADAR
MINYAK DAN LEMAK SECARA GRAVIMETRI
BERDASARKAN METODE SNI 06-6989.10:2004
DENGAN SNI TERBARU SNI 06-7989.10:2011
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Metode Gravimetri Geravimetri Sama
Scope Metoda ini termasuk penanganan emulsi Cara Uji ini digunakan menentukan kandungan minyak dan Terdapat perbedaan pada:
tertentu, zat yang tidak menguap, zat lain yang lemak, minyak nabati, minyak mineral dalam air dan air 1. jenis contoh uji yang
terekstraksi oleh pelarut dari contoh uji yang limbah secara gravimetri. Cara uji ini dapat digunakan untuk menjadi ruang lingkup
diasamkan seperti senyawa belerang, pewarna mengukur fraksi yang mempunyai titik didih di bawah 85°C. metode
organik tertentu dan klorofil. Metoda ini tidak Cara uji ini dapat digunakan untuk contoh uji yang 2. Titik didih fraksi contoh uji
dapat digunakan untuk mengukur fraksi yang mengandung minyak nabati dan minyak mineral lebih besar 3. batas deteksi metode
mempunyai titik didih lebih kecil dari 70 0C bila dari 5 mg/L.
menggunakan pelarut trichlorotri- flouroethane
atau bila menggunakan pelarut campuran n-
hexana dengan methyl tert buthyl ether (80 :
20) pada titik didih di bawah 85ºC. Metoda ini
dapat digunakan untuk contoh uji yang
mengandung minyak dan lemak lebih besar
dari 10 mg/L
Prinsip Minyak dan lemak dalam contoh uji air Minyak nabati dan minyak mineral dalam contoh uji air Terdapat perbedaan pada:
diekstraksi dengan pelarut organik dalam diasamkan pH lebih kecil dari 2 diekstraksi dengan n-heksana 1. pada SNI baru contoh uji
corong pisah dan untuk menghilangkan air yang dalam corong pisah dan untuk menghilangkan air yang masih diasamkan sampai pH < 2
masih tersisa digunakan Na2SO4 anhidrat. tersisa digunakan natrium sulfat anhidrat. Ekstrak minyak 2. pada SNI baru contoh uji
Ekstrak minyak dan lemak dipisahkan dari nabati dan minyak mineral dipisahkan dari pelarut organik diekstraksi dengan n-
pelarut organik secara destilasi. Residu yang secara destilasi. Residu yang tertinggal pada labu destilasi heksana sedangkan pada SNI
tertinggal pada labu destilasi ditimbang sebagai ditimbang sebagai minyak dan lemak atau jumlah minyak lama hanya dituliskan
minyak dan lemak. nabati dan mineral. Untuk menentukan minyak mineral, dengan pelarut organik
residu yang tertinggal dilarutkan kembali dengan n-heksana
ditambahkan secara proporsional sejumlah silika gel (biasanya
3 gr silika gel/100 mg total minyak dan lemak) untuk
menyerap material polar atau minyak nabati. Ekstrak
didestilasi lagi untuk memisahkan minyak mineral dari
pelarut. Residu yang tertinggal pada labu destilasi ditimbang
sebagai minyak mineral. Selisih berat antara minyak dan
lemak dengan minyak mineral adalah minyak nabati
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Bahan - Asam khlorida atau asam sulfat (1 : 1) - HCl 1:1 atau H2SO4 1:1 Terdapat beberapa perbedaan bahan
- Pelarut organik yang sebaiknya tidak - n-heksana yang digunakan
meninggalkan residu pada proses destilasi - Na2SO4 anhidrat
- n-heksan dengan titik didih 69 0C - Acetone
- Methyl tert buthyl ether (MTBE) titik didih - Heksadekana (C16H34) purity min. 98%
55 0C sampai dengan 56 0C - Stearic acid (C17H35CO2H) purity min.
- Kristal natrium sulfat (Na2SO4 anhidrat), 98%
- Campuran pelarut, 80% n-heksan: 20% - Silika gel
MTBE v/v - Standar heksadekana:asam stearat
- Pelarut lain: petroleum benzene atau n- 1:1 w/w (konsentrasi 2 mg/mL dalam
heksan atau petroleum ether atau dichloro aseton)
methane (DMC).

Peralatan - neraca analitik - Oven Terdapat beberapa perbedaan bahan


- corong pisah 2000 mL - Neraca analitik (ketelitian 0.1 mg) yang digunakan
- labu destilasi 125 mL - Neraca teknis (ketelitian 10 mg)
- corong gelas - Labu ukur 100 mL
- kertas saring, diameter 11 cm - Pipet volumetrik 10 mL
- alat sentrifugal, yang mampu mencapai - Corong pisah 2 L (tutup teflon)
putaran sampai 2400 rpm - Corong
- pompa vakum - Kertas saring ukuran pori 0.25 µm
- adapter destilasi dengan drip tip - Penangas air
- penangas air - Desikator
- wadah buangan pelarut - Alat destilasi
- desikator
- botol gelas mulut lebar.
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Persiapan dan Contoh uji sebanyak 500 mL sampai dengan 1000 Botol gelas mulut lebar dengan Sama
pengawetan contoh uji mL yang mewakili ke dalam botol gelas mulut lebar kapasitas 1 L diawetkan dengan HCL
yang telah bersih. Awetkan contoh uji dengan 1:1 atau H2SO4 (1:1) sampai pH lebih
mengasamkan contoh uji sampai pH 2 atau lebih kecil dari 2. Contoh uji disimpan pada
kecil dengan 1 : 1 HCl atau 1:1 H2SO4. Contoh uji pendingin 4 0C dengan waktu simpan
disimpan pada pendingin 4 0C dengan waktu 28 hari.
simpan 28 hari.
Sumber gangguan Setelah ekstraksi, emulsi yang tak dapat dipisahkan Tidak ada pada SNI baru
diatasi melalui sentrifugasi. Saat pelarut ekstraksi
dari contoh uji ini dikeringkan dengan natrium
sulfat, bila kapasitas pengeringan dari natrium
sulfat terlampaui, maka hal tersebut dapat
melarutkan natrium sulfat dan masuk ke dalam
labu. Setelah pengeringan, kristal natrium sulfat
akan terlihat dalam labu. Natrium sulfat yang ikut
masuk dalam labu akan mengganggu dalam
penentuan dengan metode gravimetri ini. Jika
terlihat kristal dalam labu setelah pengeringan,
larutkan lagi minyak-lemak dengan 30 mL pelarut
organik dan keringkan pelarut melalui corong yang
terdapat kertas saring yang telah dibasahi dengan
pelarut ke dalam labu bersih. Cuci labu pertama
sebanyak 2 kali, selanjutnya gabungkan semua
pelarut dalam labu yang baru, tangani sebagai
contoh uji yang diekstrak
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Perhitungan Pada SNI baru terapat tambahan untuk
menghitung minyak mineral

Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia pro analisa (pa) Pada SNI baru tidak terdapat jaminan
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi mutu
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
d) Gunakan air suling bebas organik untuk
pembuatan blanko dan larutan kerja
e) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
f) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak
melampaui waktu simpan maksimum
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Prosedur a) Pindahkan contoh uji ke corong pisah. Tentukan volume contoh a) Pindahkan contoh uji ke corong pisah. Tentukan Terdapat perbedaan proses pada point
uji seluruhnya (tandai botol contoh uji pada meniskus air atau volume contoh uji seluruhnya (tandai botol contoh yang diberi tanda berbeda dan pada SNI
timbang berat contoh uji). Bilas botol contoh uji dengan 30 mL uji pada meniskus air atau timbang berat contoh baru terdapat tambahan penetapan
pelarut organik dan tambahkan pelarut pencuci ke dalam uji). Bilas botol contoh uji dengan 30 mL pelarut minyak mineral
corong pisah. organik dan tambahkan pelarut pencuci ke dalam
b) Kocok dengan kuat selama 2 menit. Biarkan lapisan memisah, corong pisah
keluarkan lapisan air. b) Kocok dengan kuat selama 2 menit. Biarkan lapisan
c) Keluarkan lapisan pelarut melalui corong yang telah dipasang memisah, keluarkan lapisan air
kertas saring dan 10 g Na2SO4 anhidrat, yang keduanya telah c) Keluarkan lapisan pelarut melalui corong yang telah
dicuci dengan pelarut, ke dalam labu bersih yang telah dipasang kertas saring dan 10 g Na2SO4 anhidrat,
ditimbang. yang keduanya telah dicuci dengan n-heksana
d) Jika tidak dapat diperoleh lapisan pelarut yang jernih (tembus d) Pisahkan fasa air dan lapisan fasa n-heksana
pandang), dan terdapat emulsi lebih dari 5 mL, lakukan ditampung kedalam labu destilasi (Wo)
sentrifugasi selama 5 menit pada putaran 2400 rpm. Pindahkan e) Masukan kembali fasa air dan destruksi sebanyak 2
bahan yang disentrifugasi ke corong pisah dan keringkan lapisan kali dengan 30 mL n-heksana
pelarut melalui corong dengan kertas saring dan 10 g Na2SO4, f) Gabungkan ekstrak dalam labu destilasi pada suhu
yang keduanya telah dicuci sebelumnya, ke dalam labu bersih 70 0C Saat terlihat kondensasi pelarut berhenti,
yang telah ditimbang. pindahkan labu dari penangas air dan oven dengan
e) Gabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam suhu 70 0C ± 2 °C selama 30-45 menit
corong pisah. Ekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap g) Dinginkan dalam desikator selama 30 menit pastikan
kalinya, sebelumnya cuci dahulu wadah contoh uji dengan tiap labu kering dan timbang sampai diperoleh berat
bagian pelarut. tetap (W1)
f) Ulangi langkah pada butir e) jika terdapat emulsi dalam tahap h) Menghitung kadar lemak dan minyak
ekstraksi berikutnya. i) Menambahkan 85-90 mL n-heksana kedalam labu
g) Gabungkan ekstrak dalam labu destilasi yang telah ditimbang, destilasi
termasuk cucian terakhir dari saringan dan Na2SO4 anhidrat j) Tambahkan 3 gr silica gel untuk setiap 100 mg dan
dengan tambahan 10 mL sampai dengan 20 mL pelarut. minyak dan lemak kedal labu destilasi dan aduk
h) Destilasi pelarut dalam penangas air pada suhu 85°C. Untuk selama 5 menit
memaksimalkan perolehan kembali pelarut lakukan destilasi k) Saring silica gel dan pindahkan filtrate kedalam labu
i) Saat terlihat kondensasi pelarut berhenti, pindahkan labu dari destilasi yang diketahui beratnya (W2)
penangas air. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit l) Lakukan destilasi dengan penangas air pada suhu
pastikan labu kering dan timbang sampai diperoleh berat tetap. 700C
Uraian SNI 6989.10 : 2004 (lama) SNI 6989.10 : 2011 (Baru) Keterangan
Pengendalian mutu Pada SNI baru terdapat
tambahan unutk menentukan
uji temu balik minyak dan
lemak serta hidrokarbon

Anda mungkin juga menyukai